TINGKAT PENGETAHUAN PADA KECEMASAN REMAJA TERHADAP COVID-19 DI SMPN 16 KERINCI
on

ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 11 NO.7,JULI, 2022

Diterima: 2022-06-18. Revisi: 28 -06- 2022 Accepted: 25-07-2022
TINGKAT PENGETAHUAN PADA KECEMASAN REMAJA TERHADAP COVID-19 DI
SMPN 16 KERINCI
Putri Minas Sari*1, Siti Aisyah Nur2, Honesty Diana Morika3, Meldafia Idaman4, Dini Suryani5 1 ,4 Program Studi S1 Keperawatan, Stikes Syedza Saintika, 5Universitas Adiwangsa Jambi
*email : [email protected]
ABSTRAK
Covid-19 telah menjadi penyakit pandemi seluruh dunia. Di Indonesia, setiap tahunnya angka kecemasan terus meningkat diperkirakan 20% dari populasi dunia dan sebanyak 47,7% remaja merasa cemas. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan terhadap covid 19 pada remaja di SMPN 16 kerinci. Jenis penelitian adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Penelitian dilaksanakan di SMPN 16 Kerinci pada tanggal 22 Juni 2021. Populasi penelitian adalah semua siswa kelas VII dan VIII di SMPN 16 Kerinci dengan menggunakan teknik proportional random sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner dianalisis melalui analisis univariat dan bivariat. Remaja yang tingkat pengetahuan cukup dan sedang memiliki nilai yang sama yaitu 34% dan tingkat kecemasan sedang dan tidak ada gejala memiliki nilai yang sama yaitu 34%. Hasil uji Chi-square didapatkan adanya hubungan tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan terhadap Covid-19 pada remaja di SMPN 16 Kerinci (p value 0,019 < 0,05). Diharapkan kepada kepala sekolah SMPN 16 Kerinci agar dapat membentuk tim satgas Covid-19 di sekolah agar lebih bisa waspada terhadap Covid-19.
Kata Kunci: Kecemasan., Covid-19., Pengetahuan., Remaja
ABSTRACT
Covid-19 has become a worldwide pandemic disease. In Indonesia, every year the anxiety rate continues to increase, estimated at 20% of the world's population and as many as 47.7% of adolescents feel anxious. The purpose of the study was to determine the relationship between knowledge levels and anxiety levels against covid 19 in adolescents at SMPN 16 Kerinci. This type of research is descriptive-analytic with a cross-sectional design. The research was conducted at SMPN 16 Kerinci on June 22, 2021. The study population was all students of grades VII and VIII at SMPN 16 Kerinci using proportional random sampling techniques. Data collection using questionnaires was analyzed through univariate and bivariate analysis. Adolescents whose knowledge level was sufficient and moderate had the same value, which was 34% and the level of moderate anxiety and no symptoms had the same value, which was 34%. The results of the Chi-square test found a relationship between the level of knowledge and the level of anxiety about Covid-19 in adolescents at SMPN 16 Kerinci (p-value 0.019 < 0.05). It is hoped that the principle of SMPN 16 Kerinci can form a Covid-19 task force team in schools to be more
vigilant about Covid-19.
Keywords: Anxiety., Covid-19., Knowledge., Adolescent
PENDAHULUAN
Corona virus Disease 2019 (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi pada manusia sebelumnya. Covid-19 menjadi ancaman serius di Indonesia bahkan di seluruh dunia, sehingga sudah
disebut menjadi pandemi global. Setiap harinya angka korban positif Covid-19 masih terus meningkat, menyerang setiap orang tanpa memandang jenis kelamin dan usia. Tidak terkecuali pada masa transisi atau masa peralihan, yaitu masa remaja covid-19 sangat mempengaruhi konsep diri setiap remaja. 1
Kondisi yang datang tiba-tiba ini membuat masyarakat tidak siap menghadapinya baik secara fisik ataupun psikis.2 Diantara kondisi psikologis yang dialami oleh masyarakat adalah rasa kecemasan apabila tertular.3 Kecemasan ini juga dialami oleh para remaja4, karena usia remaja dapat dikatakan usia yang masih labil dalam menghadapi kondisi-kondisi yang tidak terduga.5 Kondisi emosi remaja akan mudah terguncang seperti, kecemasan yang berlebihan, ketakutan akan tertular virus ini dan sebagainya.6 Dani dan Mediantara mengungkap tentang kondisi kecemasan yang dialami oleh remaja pada masa pandemic covid 19.
Kecemasan dipicu oleh berbagai macam faktor, salah satunya ialah pengetahuan.7 Pengetahuan merupakan dasar dari tindakan seseorang, sehingga menstimulus seseorang untuk melakukan sesuatu. Pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai sumber, salah satunya orangtua. Pengetahuan yang diperoleh dari orangtua mampu mengurangi kecemasan remaja dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi.8 Karena keluarga adalah unit kelompok terkecil pertama yang dikenal dan dipercayai oleh remaja, sehingga peran orangtua dalam meningkatkan pengetahuan remaja sangat penting.9 Selain orangtua, remaja juga dapat menemukan sumber informasi dari tenaga kesehatan, yaitu melalaui pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan yang dilakukan di sekolah merupakan upaya yang paling efektif di antara 10 unit masyarakat yang lain. 0
Purwanto11, menjelaskan bahwa dalam menjalani masa pandemi, remaja mengalami beberapa kesulitan diantaranya yaitu selama proses pembelajaran. Hal ini tentunya dirasakan remaja saat menempuh pendidikan secara online. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya penguasaan teknologi, tambahan biaya internet komunikasi dan sosialisasi antar remaja maupun komunikasi dan interaksi dengan guru. Adanya pembelajaran jarak jauh yang di terapkan dalam masa pandemik ini membutuhkan adaptasi dari remaja karena selama ini mereka bertemu dengan tatap muka di sekolah dan dapat berinteraksi dengan lebih leluasa, namun saat pembelajaran jarak jauh ini remaja memerlukan waku untuk beradaptasi dengan perubahan baru yang juga berpengaruh pada kemampuan memahami materi serta pembelajaran. 11
Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa covid 19 telah menjadi penyakit pandemi seluruh dunia.12 Wabah covid ditetapkan WHO sebagai sebagai pandemi global dengan peningkatan http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum doi:10.24843.MU.2022.V11.i7.P07
13 kali lipat dalam jumlah kasus yang dilaporkan di China lebih dari seminggu. Dan telah mempengaruhi dari 2,3 juta orang dari 185 negara di dunia. Perkembangan informasi covid 19 yang mengarah ke negatif tak pernah luput dari pemberitaan di seluruh media massa sehingga memberikan cukup keresahan di tengah kehidupan masyarakat khususnya remaja dengan kondisi mental yang masih belum stabil. Covid-19 yang terjadi akan menambah badai dan tekanan pada remaja, bahkan dapat menimbulkan kecemasan.
Di Indonesia, setiap tahunnya angka kecemasan terus meningkat, diperkirakan 20% dari populasi dunia dan sebanyak 47,7% remaja merasa cemas.13 Pada masa pandemic hingga new normal ini para remaja mengelami perubahan yang sangat mendadak dari semua aspek kehidupan. Ketika individu mengalami kecemasan yang terus menurus maka akan mengganggu aktivitasnya dalam kegiatan sehari-sehari contohnya seperti sekolah.
Penelitian yang dilakukan oleh Purwanto11 tentang kecamasan remaja pada masa pandemi Covid 19 yang lakukan di padang menyatakan bahwa tingkat kecemasan remaja 54% berada pada kategori tinggi. Hal ini memungkinkan besar disebabkan karena kurangnya informasi yang diperoleh remaja terkait dengan pandemi covid 19 ini.
Berdasarkan data yang di dapatkan himpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) meneliti mengenai perkembangan psikologis reamaja pada saat pandemi covid 19 menunjukkan 64,3% dari 1.522 responden mengalami kecemasan yang merupakan dampak dari bahaya pandemi ini.4 Berdasarkan survey pendahuluan peneliti memilih SMPN 16 Kerinci sebagai tempat penelitian karena SMPN 16 Kerinci merupakan SMP yang berprestasi di bandingkan SMP lainnya. SMPN 16 Kerinci merupakan sekolah dengan akreditasi yang sangat baik. Peneliti melakukan pada tanggal 12 Januari 2021 di SMPN 16 Kerinci dengan melakukan wawancara terhadap 10 orang siswa siswi, didapatkan bahwa 7 orang remaja siswa siswi tidak tau apa itu covid 19 dan 3 diantara nya tidak tau akibat covid 19 dan sulit untuk disembuhkan. Sebanyak 8 orang siswa siswi SMP 16 Kerinci mengatakan merasa cemas dan takut terhadap covid 19 yang semakin hari semakin bertambah pasiennya. Mereka juga mengatakan takut untuk beraktifitas diluar rumah jika tidak ada keperluan sekolah. Mereka juga takut berkumpul dengan banyak orang serta selalu memakai masker dan 42
cuci tangan. Jika ada keperluan di sekolah mereka tetap menjaga protokol kesehatan. Namun dengan terus meningkat nya covid 19 membuat mereka merasa khawatir dan cemas untuk melakukan kegiatan sekolah dengan tatap muka karena takut tertular covid 19. Diantara mereka ada yang melakukan sekolah dirumah saja karena tidak di izinin orang tua untuk sekolah tatap muka. Sedangkan 2 orang diantara nya ada siswa yang merasa tidak cemas dan takut terhadap covid 19. Mereka mengatakan bahwa covid 19 tidak sebahaya yang orang lain pikirkan serta mereka juga jarang memakai masker jika beraktifitas diluar rumah seperti di sekolah. Proses pembelajaran siswa siswi dilakukan secara bergantian ada yang tatap muka sebagian dan ada yang daring sebagiannya. Akibat adanya covid 19 ini mempengaruhi prestasi belajar siswa siswi banyak siswa siswi yang merasa kurang paham dan mengerti mengenai materi pembelajaran sehingga menyebabkan nilainya turun.
HEADING
Covid-19
Covid merupakan penyakit akibat virus corona jenis baru yang muncul akhir 2019 pertama kali di wuhan, china yang saat ini menyebabkan pandemi hampir di seluruh dunia. Covid 19 adalah varian dari virus-virus yang pernah melanda di dunia seperti SARS, flu burung, flu babi, MERS. Namun yang memendakan adalah mudah menular, transparansi informasi, kekurangan pasokan bagi tenaga medis, masalah inkubasi virus dk jelas, karantina berskala besar, dan “infodemic” yang unik, banyaknya informasi di sosial media yang menyebabkan pengaruh psikologis pada banyak orang. 14
Gejala covid 19 yang paling umum adalahdemam, batuk kering, dan kelelahan. Gejala lain yan kurang umum dan dapat mempengaruhi beberapa psien termasuk sakit dan nyeri, hidung tersumbat, sakit kepala, konjungtivis, sakit tenggorokan, diare, kehilangan rasa atau bau, ruam pada kulit atau perubahan warna jari tangan dan kaki. Gejala-gejala ini biasanya ringan dan mulai secara bertahap. Beberapa orang menjadi terinfeksi tetapi hanya memilki gejala yang sangat ringan.
Remaja
Remaja atau “aldolescense” (inggris) berasal dari bahasa latin “aldolescare” dapat diartikan sebagai tumbuh kearah kematangan, yang memiliki arti sangat luas, mencangkup kematangan mental, emosional,
sosial dan fisik. Adapun World Health Organization (WHO) memberikan definisi secara konseptual. 15 Menurut Muhammad (1994) di dalam Natoatmodjo16 yang mengemukakan bahwa remaja adalah anak yang berusia 13-25 tahun, dimana pada usia 13 tahun merupakan batas usia puberitas yang secara biolgis sudah mengalami kematangan seksual dan pada usia 25 tahun adalah usia dimana mereka pada umumnya secara sosial psikologis mampu mandiri.
Kecemasan
Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability), keprebadian masih utuh (tidak mengalami keretakan keprebadian), perilaku dapat terganggu tetapi dalam batas normal. 17
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pasca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. 18 Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pasca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendirinya. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi tersebut objek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.19
BAHAN DAN METODE
Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan crossectional. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 16 Kerinci dengan sampel 47 orang. Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu: bersedia menjadi responden, berada dikelas VII dan VIII dan kriteria ekslusi yaitu: tidak hadir serta tidak mengisi kuisioner dengan penuh. Penelitian ini sudah mendapatkan persetujuan etik dari Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
HASIL
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan
Pada Siswa Siswi SMP Negeri 16 Kerinci
Tiuskat Pengetahuan |
f |
% |
Baik |
15 |
31,9 |
Cukup |
16 |
34,0 |
Kurang |
16 |
34,0 |
Total |
47 |
100,0 |
yaitu sebanyak 6 orang (5,1 %), responden dengan tingkat pengetahuan kurang memiliki nilai yang sama antara tingkat kecemasan sedang dan tidak ada kecemasan yaitu sebanyak 5 orang (5,4%). Hasil statistik menggunakan uji chi-square didapatkan nilai p value 0,019 (p value< 0, 05) maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya adanya hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan terhadap covid 19 pada remaja di SMP Negeri 16 Kerinci.
Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 47 orang siswa siswi terdapat 34 % (16 orang) dengan tingkat pengetahuan kurang dan cukup memiliki nilai yang sama dan 31% (15 orang) dengan tingkat pengetahuan baik.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan
Pada Siswa Siswi SMP Negeri 16 Kerinci
Tingkat Kecemasan |
f |
% |
Kecemasanringan |
15 |
31,9 |
Kecemasan sedang |
16 |
34,0 |
Tidak ada kecemasan |
16 |
34,0 |
Total |
47 |
100,0 |
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 47 orang siswa siswi, terdapat 34% (16 orang) dengan kecemasan sedang dan tidak ada kecemasan yang memiliki nilai yang sama dan 31,9% (15 orang) dengan tingkat kecemasan ringan.
Tabel 3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan
No |
TiiigkatKeceiiiasaii | |||||||||
Tingkat Pengetahuan |
Kecemasan Iiiigaii f % |
Kecemasan sedang f « |
Tidak ada kecemasan f « |
Tatal / |
% |
P Ikliw | ||||
1. |
Baik |
7 |
4,8 |
7 |
5,1 |
1 |
5,1 |
15 |
15,0 |
0,019 |
2. |
Cukup |
2 |
5,1 |
4 |
5,4 |
10 |
5,4 |
16 |
16,0 | |
3. |
Kurang |
6 |
5,1 |
5 |
5,4 |
5 |
5,4 |
16 |
16,0 |
Pada tabel 3 di lihat bahwa proporsi responden dengan tingkat pengetahuan kurang terjadi pada responden yang memiliki tingkat kecemasan ringan http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum doi:10.24843.MU.2022.V11.i7.P07
PEMBAHASAN
Tingkat Pengetahuan
Hasil penelitian yang peneliti lakukan terhadap 47 orang siswi siswi di SMP Negeri 16 Kerinci, terdapat 31,9% (15 orang) dengan tingkat pengetahuan baik, 34% (16 orang) memiliki nilai yang sama antara tingkat pengetahuan cukup dan tingkat pengetahuan kurang.
Penelitian Yanti20 tentang Community
Knowledge, Attitudes, And Behavior Toward Sosial Distancing Policy as Prevention Transmission Of Covid 19 In Indonesia menyebutkan 99% masyarakat indonesia mempunyai pengetahuan yang baik sebanyak 59%. Tingkat pengetahuan yang tinggi ini juga didukung dengan tingkat pendidikan yang cukup layak. Diharapkan semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin mudah untuk mendapatkan akses informasi mengenai suatu permasalahan dalam hal ini termasuk permasalah kesehatan. Karena pengetahuan merupakan dasar dari tindakan seseorang, sehingga menstimulasi seseorang untuk melakukan sesuatu. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang peneliti lakukan sebagian responden mempunyai pengetahuan baik dan sebagian masih kurang. Pengetahuan dapat di peroleh dari sumber yang berbeda-beda dan pengetahuan yang cukup memampukan seseorang mengurangi kecemasan dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi. 8
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pasca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.16 Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pasca indra 44
manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendirinya. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi tersebut objek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.19 Menurut asumsi peneliti sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan kurang. Hal ini terlihat dari pernyataan responden pada kuesioner penelitian yaitu sebagian besar responden tingkat pengetahuan kurang dan cukup memiliki nilai yang sama sebanyak (34,0%), dan responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik sebanyak (31,9%). Kurang nya paparan informasi tentang covid 19 itu dapat dilihat dari kuesioner penelitian banyak siswa siswi yang tidak bisa menjawab pertanyaan nomor 5 yaitu tentang apa yang dapat kita lakukan untuk mencegah penyebaran penularan covid 19. Remaja adalah individu yang mampu menangkap informasi dengan cepat, namun cara yang digunakan dalam menangkap informasi tersebut berbeda-beda. Sehingga perlu diketahui cara apa yang paling tepat yang dapat memaksimalkan remaja dalam memperoleh pengetahuan.21 Kemudian pengetahuan yang diberikan kepada remaja harus dipastikan merupakan informasi yang tepat, karena informasi yang tidak tepat dapat menimbulkan kecemasan. 22
Tingkat Pengetahuan
Hasil penelitian yang peneliti lakukan terhadap 47 orang siswi siswi di SMP Negeri 16 Kerinci, terdapat 31,9% (15 orang) dengan tingkat kecemasan ringan, 34% (16 orang) memiliki nilai yang sama antara tingkat kecemasan sedang dan tidak ada kecemasan.
Penelitian Purnama A, Ardi23 tentang Manajemen Kecemasan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid 19 menyatakan kecemasan dapat disebabkan oleh berbagai hal diantaranya karena ketidakpastian akan masa depan, pikiran-pikiran negatif, hingga ketidak stabilan situasi dan kondisi. Utamanya dalam kondisi pandemi covid 19 banyak sekali terjadi ketidakstabilan. Dengan melibatkan 8.031 responden yang berasal dari 34 provinsi yang ada di indonesia di dapatkan hasil bahwa lebih dari 50% responden mengalami kecemasan, dengan kategori cemas dan sangat cemas. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan peneliti di dapatkan bahwa sebagian responden mengalami cemas ringan dan sedang karena adanya covid 19.
Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability), keprebadian masih utuh (tidak mengalami keretakan keprebadian), perilaku dapat terganggu tetapi dalam batas normal.17 Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Cemas dialami secara subjektif dan dikomunikasikan secara interpersonal. cemas berbeda dengan rasa takut. Cemas adalah respon emosional terhadap penilaian intelektual akan bahaya. Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat cemas yang berat tidak sejalan dengan kehidupan. Cemas merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari. Kecemasan pada individu merupakan pengalaman yang subjektif, dapat memberikan motivasi untuk mencapai sesuatu dan sumber penting dalam usaha memelihara keseimbangan hidup. 24
Menurut asumsi peneliti sebagian besar responden memiliki tingkat kecemasan sedang. Hal ini terlihat dari pernyataan responden pada kuesioner penelitian yaitu sebagian besar responden memiliki nilai yang sama antara tingkat kecemasan sedang dan tingkat ada kecamasan sebanyak (34,0%) dan responden yang memiliki tingkat kecemasan ringan sebanyak (31,9%). Dari 14 pertanyaan yang diberikan responden menunjukkan banyak gejala pada poin nomor 1 itu dikarena kan kurangnya paparan tentang covid 19. Pada poin no 14 responden menunjukkan sedikit gejala. Menurut Hawari17, tiap tingkatan kecemasan mempunyai karakteristik atau manifestasi yang berbeda satu sama lain. Manifestasi kecemasan yang terjadi bergantung pada kematangan pribadi, pemahaman dalam menghadapi ketegangan, harga diri dan mekanisme koping yang digunakannya.
Hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan
Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan bahwa proporsi respondendengan hasil statistik menggunakan uji chi-square didapatkan nilai p value 0,019 (p value < 0, 05) maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya adanya hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan terhadap covid 19 pada
remaja di SMP Negeri 16 Kerinci ini dapat dilihat dari kuesioner yang di isi oleh responden.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Purwanto11 tentang hubungan pengetahuan dan perilaku dengan tingkat kecemasan remaja terhadap covid 19 pada siswa di pesantren pancasila kota bengkulu tahun 2020 menyatakan bahwa tingkat kecemasan pada remaja 15,6% berada pada kategori tinggi. Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena kurangnya informasi yang diperoleh remaja terkait dengan pandemi covid 19 ini. Yang ada pada pikiran remaja adalah virus corona sangat berbahaya. 8
Menurut asumsi peneliti adanya hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan terhadap covid 19 pada remaja di SMP Negeri 16 Kerinci. Karena tingkat pengetahuan dengan tingkat kecamasan berpengaruh terhadap covid 19, semakin baik tingkat pengetahuan yang dimiliki responden, maka semakin kecil tingkat kecemasan responden. Tingkat pengetahuan yang kurang menyebabkan tingkat kecemasan pada siswa siswi menjadi tinggi terhadap covid 19 itu dapat dilihat dari hasil kuesioner yang di isi pada poin no 5 banyak siswa siswi yang tidak bisa menjawab pertanyaannya. Dari 14 pertanyaan tingkat kecemasan siswa siswi menunjukkan banyak gejala pada poin no 1 dan terdapat sedikit gejala pada poin no 14 itu dapat dilihat pada kuesioner penelitian. Karena kurangnya informasi tentang covid 19 menyebabkan rasa cemas itu muncul. Menurut Erda dan Nurhayati tahun 2020 semakin tinggi pengetahuan responden dalam mengetahui apa itu covid, tanda gejala, penyebab, penularan, dn pencegahan covid 19 maka semakin baik kecemasan siswa siswi.
Hal ini dibuktikan pada kuesioner pengetahuan bahwa banyak siswa siswi yang tidak mengerti bagaimana pencegahan covid 19 dan pada kuesioner kecemasan siswa siswi banyak menunjukkan banyak gejala yang dirasakan pada pandemi covid 19 ini.
SIMPULAN DAN SARAN
Remaja yang tingkat pengetahuan cukup dan sedang memiliki nilai yang sama, tingkat kecemasan sedang dan tidak ada gejala memiliki nilai yang sama. Di dapatkan adanya hubungan tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan terhadap Covid-19 pada remaja di SMPN 16 Kerinci. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan sebagai data awal dalam melakukan penelitian selanjutnya dengan http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum doi:10.24843.MU.2022.V11.i7.P07
menggunakan variabel dan tempat yang berbeda tentang covid 19.
DAFTAR PUSTAKA
-
1 . Wulandari. Hubungan Karakteristik Individu dengan Pengetahuan tentang Pencegahan Coronavirus Disease 2019 pada Masyarakat di Kalimantan Selatan. J Kesehat Masy Indones. 2020.
-
2 . Sabir A, Phil M. Gambaran Umum persepsi masyarakat terhadap bencana di Indonesia. J Ilmu Ekon dan Sos. 2018.
-
3 . Fitria. Cognitive Behavior Therapy Counseling Untuk Mengatasi Anxiety Dalam Masa Pandemi Covid-19. AL-IRSYAD. 2020.
-
4 . Ananda, Apsari. Mengatasi Stress Pada Remaja saat Pandemi Covid 19 Dengan Teknik Self Talk. Pros Penelit Pengabdi Kpd Masy. 2020.
-
5 . Tambaru R. Pengaruh Kecemasan Pandemi Covid 19 Terhadap Pengeluaran Asi Ibu Post Partum Di Bidan Praktik Mandiri Hj. Rusmawati Di Muara Badak. 2020.
-
6 . Dani JA, Mediantara Y. Covid-19 dan Perubahan Komunikasi Sosial. Persepsi Commun J. 2020.
-
7 . Y UAP. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan Remaja Dalam Menghadapi Menarche Pada Siswi Kelas V Dan Vi Di Sd Negeri 1 Ceper Klaten. J Keperawatan. 2019.
-
8 . Mukhoirotin D. Hubungan Pengetahuan dengan Kecemasan Siswa SMA Swasta Advent Pematang Siantar terhadap Covid 19. Fak Ilmu Kesehat. 2018.
-
9 . Rochmania. Sikap Remaja Putri Dalam Menghadapi Perubahan Fisik Masa Pubertas. J Promkes. 2018.
-
10 .Nadeak. Efektivitas promosi kesehatan melalui media audiovisual mengenai HIV AIDS terhadap peningkatan pengetahuan remaja tentang hiv aids. J Kesehat. 2018.
-
11 .Purwanto. Studi Eksploratif Dampak Pandemi Covid 19 Terhadap Proses Pembelajaran Online Disekolah. J Kesehat. 2020.
-
12 .Klinenberg E. We Need Socizl Solidarity, Not Just Sosial Distancing. 2020.
-
13 . Hasibuan S., Riyandi T. Pengaruh Tingkat Gejala Kecemasan Terhadap Indeks Prestasi Akademik Pada Mahasiswa Angkatan 2016 Fakultas Kedokteran. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. 2019.
-
14 .L D, Bouey J. Public Mental Health Crisis During Covid 19 Pandemic. Cina: Emerging Confection Oiseoses. 2020.
-
15 .Lumonga. Perkembangan Remaja. Jakarta. 2018.
-
16 .Notoadmojo. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2018.
-
17 .Hawari, Dadang. Menajemen Stres Cemas Dan Depresi. Jakarta: FKUI. 2018.
-
18 .Notoadmojo. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2018.
-
19 .Wawan, Dewi. Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. 2018.
-
20 .Yanti. Community Knowledge, Attitudes, And Behavior Toward Sosial Distancing Policy as Prevention Transmission Of Covid 19 In Indonesia. JAKI (Jurnal Adm Kesehat Indones. 2020.
-
21 .Natalia R, Malinti E, Elon Y. Kesiapsiagaan Remaja Dalam Menghadapi Wabah Covid-19. J Ilm Kesehat Diagnosis. 2020.
-
22 .Setiawan. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus. Urecol. 2018.
-
23 .Purnama A, Ardi. Manajemen Kecemasan Masyarakat Dalam Menghadapi Pandemi Covid 19. IAIN Surakarta. 2020.
-
24 .Sulistyowati FS. Pengaruh Lingkungan Sekolah dan Pengetahuan terhadap Perilaku Kekerasan di Kalangan Pelajar. Universitas Sebelas Maret. 2014.
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
doi:10.24843.MU.2022.V11.i7.P07
47
Discussion and feedback