JMU

Jurnal medika udayana



ISSN: 2597-8012 JURNAL


MEDIKA UDAYANA, VOL. 11 NO.7,JULI, 2022


I—∖<∖ λ Idirectoryof ∖ OPEN ACCESS

I_/O∕^V-√ JOURNALS

Diterima: 2022-01-09.



Revisi: 28 -06- 2022 Accepted: 25-07-2022


PROFIL KLINIKOPATOLOGI LESI PRE KURSOR KARSINOMA KOLOREKTAL (KKR) DI RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE TAHUN 2018-2020

I Wayan Oka Semara Jaya1), Herman Saputra 2), Ni Putu Ekawati 2), I Wayan Juli Sumadi 2)

  • 1.    Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar, Bali

  • 2.    Departemen Patologi Anatomi, Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar, Bali e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Lesi pre kursor Karsinoma Kolorektal (KKR) merupakan pertumbuhan jaringan abnormal pada kolon dan rektum yang tidak terkendali namun belum memiliki kapasitas untuk menginvasi jaringan sekitar. Penatalaksanaan yang baik apabila tertunda dalam jangka panjang menyebabkan lesi berkembang menjadi karsinoma kolorektal yaitu suatu kondisi malignansi yang terjadi pada daerah kolon dan rektum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran klinikopatologi lesi pre kursor karsinoma kolorektal di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2018-2020. Penelitian menggunakan data sekunder secara potong lintang (cross sectional) dengan teknik total sampling yaitu menggunakan data rekam medis pasien di Instalasi Patologi Anatomi RSUP Sanglah Denpasar. Jumlah data yang diperoleh selama periode penelitian sebagai pasien yang terdiagnosis sebagai lesi pre kursor KKR sebanyak 55 sampel yang kemudian diolah menggunakan software SPSS ver 26. Hasil dari penelitian didapatkan profil karakteristik klinikopatologi lesi pre kursor KKR di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2018-2020 temuan terbanyak adalah adenoma low grade dysplasia sebanyak 26 kasus (47,3%), terjadi pada kelompok usia 60-69 sebanyak 15 kasus (27,3%), mengalami manifestasi klinis adanya darah pada saat BAB dengan jumlah sebanyak 18 kasus (26,9%), dan paling banyak ditemukan pada rektum sebanyak 29 kasus (52,7%). Temuan ini bermanfaat karena dapat memberikan wawasan mengenai profil karakteristik klinikopatologi lesi pre kursor KKR di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2018-2020. Perlu dilakukan penelitian analitik lebih lanjut guna mencari hubungan antara berbagai variabel.

Kata kunci: profil., lesi pre kursor., karsinoma kolorektal

ABSTRACT

Colorectal Carcinoma (CRC) precursor lesions are abnormal tissue growths in the colon and rectum that are not controlled but do not have the capacity to invade surrounding tissues. Good management if delayed in the long term causes the lesion to develop into colorectal carcinoma, a malignant condition that occurs in the colon and rectum. The purpose of this study was to determine the clinicopathological description of pre-cursor colorectal carcinoma lesions at Sanglah Hospital Denpasar in 2018- 2020. The study used secondary data by cross sectional (cross sectional) with a total sampling technique using data from the patient's medical record at the Anatomical Pathology Installation at Sanglah Hospital Denpasar. The number of data obtained during the study period as patients diagnosed as precursor TRC lesions were 55 samples which were then processed using SPSS ver 26 software. The results of the study obtained a profile of the clinicopathological characteristics of pre-cursor TRC lesions at Sanglah Hospital Denpasar in 2018- 2020 the most findings were adenoma low grade dysplasia as many as 26 cases (47.3%), occurring in the age group 60-69 as many as 15 cases (27.3%), experiencing clinical manifestations of blood during defecation with a total of 18 cases (26.9%), and most commonly found in the rectum as many as 29 cases (52.7%). This finding is useful because it can provide insight into the profile of the clinicopathological characteristics of pre-cursor CRC lesions at Sanglah Hospital Denpasar in 2018-2020. Further analytical research is needed to find the relationship between various variables.

Keywords: profile., precursor lesion., colorectal carcinoma

proporsi kejadian KKR dari negara maju menuju negara berkembang. Pergeseran ini didasari oleh adopsi dari gaya hidup dan pola makan negara-negara maju. Gaya hidup dan pola makan mempengaruhi sekitar 80-90 % KKR. Obesitas, mengkonsumsi daging berupa daging merah/daging olahan, dan mengkonsusmsi alkohol dapat meningkatkan risiko KKR. Aktivitas fisik dan makanan berserat dapat mengurangi risiko KKR2. Selain itu, faktor genetik atau herediter juga mempengaruhi sebagian kecil dari kasus KKR3. Bentuk umum KKR herediter adalah Hereditary Nonpolyposis Colorectal Cancer (HNPCC, Lynch

PROFIL KLINIKOPATOLOGI LESI PRE KURSOR KARSINOMA KOLOREKTAL (KKR) DI RSUP SANGLAH.. I Wayan Oka Semara Jaya1), Herman Saputra 2), Ni Putu Ekawati 2), I Wayan Juli Sumadi 2)

Syndrome) dan Familial Adenomatous Polyposis Coli (FAP)4.

Kejadian KKR umum terjadi diseluruh belahan dunia dimana pada tahun 2012 sekitar 9,7% kasus karsinoma disebabkan oleh KKR dengan 746.000 kasus terjadi pada laki-laki dan 614.000 kasus terjadi pada perempuan5. Tingkat insiden dan mortalitas KKR bervariasi di berbagai daerah. Pada daerah dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tinggi, tingkat insiden dan mortalitas meningkat dengan pesat6.

Perkembangan lesi pre kursor KKR dijelaskan dalam 2 jalur melalui suppressor pathway dan serrated pathway. Perkembangan adenoma konvensional menjadi karsinoma dikenal sebagai suppressor pathway. Lesi awal yang terdeteksi adalah adenoma konvensional: tubular (TAs), villous (VA), dan adenoma tubular-villous (TVAs)7. Perkembangan dari urutan adenoma bergerigi ke karsinoma digambarkan sebagai serrated pathway. Menurut Who tahun 2010, jalur ini telah diakui dalam sessile serrated lesion yaitu Hyperplastic Polyps (HP), Traditional Serrated Adenomas (TSA) dan sessile serrated adenomas/polyps (SSA / Ps)8.

Screening dan deteksi awal merupakan tindakan yang tepat untuk dilakukan sebagai pencegahan primer KKR. Program screening atau deteksi awal secara rutin telah berdampak pada rendahnya tingkat kematian yang memungkinkan identifikasi awal dan operasi pengangkatan lesi pre kursor pasien7. Melihat betapa pentingnya identifikasi lesi pre kursor dalam deteksi awal KKR sebagai langkah pencegahan primer, maka penulis tertarik untuk meneliti profil karakteristik klinikopatologi lesi pre kursor KKR di RSUP Sanglah Denpasar periode tahun 2018-2020.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif potong lintang pada periode 1 Januari 2018-31 Desember 2020. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penderita yang terdiagnosis dengan lesi pre kursor KKR yang tercatat di Instalasi Patologi Anatomi RSUP Sanglah pada periode 1 Januari 2018-31 Desember 2020. Jumlah sampel yang diperoleh selama periode sebanyak 55 sampel. Data karakteristik pasien berdasarkan variabel tertentu kemudian disusun dan diolah dengan menggunakan SPSS statistic 26 kemudian dilakukan analisis secara deskriptif dalam bentuk tabel.

  • 3.    HASIL

Jumlah sampel yang diperoleh selama periode penelitian sebanyak 55 sampel yaitu pasien yang terdiagnosis secara histopatologi sebagai lesi pre kursor KKR di RSUP Sanglah Denpasar periode Januari 2018 – Desember 2020 yang memenuhi kriteria inklusi. Penelitian menggunakan data sekunder secara potong lintang dengan teknik total sampling yaitu menggunakan data rekam medis pasien di Instalasi Patologi Anatomi RSUP Sanglah Denpasar. Data kemudian dikelompokkan menjadi beberapa variabel untuk diolah sehingga mendapat hasil berupa karakteristik pasien lesi pre kursor KKR yang dilihat dari beberapa aspek. Hasil tersebut akan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

Tabel 1 menunjukkan klinikopatologi sampel penderita lesi pre kursor KKR di RSUP Sanglah Denpasar berdasarkan tipe histopatologi terbanyak yaitu adenoma low grade dysplasia sebanyak 26 kasus (47,3%) dan temuan terendah adalah villous adenonma sebanyak 4 kasus (7,3%).

Tabel 1 Distribusi Penderita Lesi Pre Kursor KKR Berdasarkan Tipe Histopatologi di RSUP Sanglah Denpasar Tahum 20182020

Tipe Histopatologi

Frekuensi (n=55)                      Persentase (%)

Adenoma low grade dysplasia

High grade dysplasia Tubulovillous adenoma

Villous adenoma

Serrated & sessile serrated adenoma

Total

26                                 47,3

7                                    12,7

12                                 21,8

4                                     7,3

6                                    10,9

55                                 100,0

Diagram 2 menunjukkan distribusi usia penderita lesi pre kursor KKR di RSUP Sanglah Denpasar terbanyak berusia 60-69 tahun dengan jumlah 15 kasus (27,3%) dan kasus paling sedikit terjadi pada pasien dengan usia ≥80 tahun dengan jumlah 2 kasus (3,6%).

Diagram 2 Distribusi Penderita Lesi Pre Kursor KKR Berdasarkan usia di RSUP Sanglah Denpasar Tahun 20182020


Tabel 3 menunjukkan klinikopatologi penderita lesi pre kursor KKR di RSUP Sanglah Denpasar berdasarkan manifestasi klinis yang paling banyak ditemukan yaitu BAB darah sebanyak 19 orang (34,5%) dan manifestasi klinis yang paling sedikit ditemukan yaitu flatus, berat badan turun, change bowel habit, prolapse rektum, konstipasi, badan lemas, dan BAB berlendir sebanyak 1 kasus (1,8%). Tabel 3 Distribusi Penderita Lesi Pre Kursor KKR Berdasarkan Manifestasi Klinis di RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2018-2020

Manifestasi Klinis

Frekuensi (n=55)

Persentase (%)

BAB darah

19

34,5

Benjolan di anus

4

7,3

Perut kembung

3

5,5

Nyeri perut

6

10,9

Flatus

1

1,8

Berat badan

1

1,8

turun

Sulit BAB

16

29,1

Changing bowel

1

1,8

habit

Prolapse rektum

1

1,8

Konstipasi

1

1,8

Badan lemas

1

1,8

BAB berlendir

1

1,8

Total

55

100,0

Tabel 4 menunjukkan klinikopatologi penderita lesi pre kursor KKR di RSUP Sanglah Denpasar berdasarkan lokasi lesi yang paling banyak ditemukan yaitu pada rektum sebanyak 29 kasus (52,7%) dan paling sedikit pada kolon ascenden dan caecum sebanyak 2 kasus (3,6%).

Tabel 4 Distribusi Penderita Lesi Pre Kursor Karsinoma Kolorektal Berdasarkan Lokasi Lesi di RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2018-2020

Lokasi Lesi

Frekuensi (n=55)

Persentase (%)

Rektum

29

52,7

Kolon ascenden

2

3,6

Kolon

5

9,1

trasnversum

Kolon

9

16,4

descenden

Kolon sigmoid

8

14,5

Caecum

2

3,6

Total

55

100,0

grade dysplasia sebanyak 26 kasus (47,3%) dan temuan terendah adalah villous adenoma sebanyak 4 kasus (7,3%).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agazzi S (2020) pada tahun 2015-2018 menunjukkan hasil tipe histopatologi terbanyak yang ditemukan adalah low grade dysplasia sebanyak 202 kasus (84,8%) dan temuan terendah adalah villous adenoma sebanyak 35 kasus (14,7%). Penelitian yang telah dilaksanakan di RSUP Sanglah pada tahun 2015-2017 didapatkan hasil dari total 308 kasus yang terdata, jenis lesi pre kursor yang paling banyak ditemukan adalah adenoma sebanyak 74 kasus (24,3%) sementara temuan terendah yaitu inflammatory polyps sebanyak 2 kasus (0,65%)9.

Berdasarkan karakteristik usia yang dibedakan menjadi kategori usia <40, 40-49, 50-59, 60-69, 70-79, dan ≥80, temuan terbanyak ditemukan pada usia 60-69 sebanyak 15 kasus (27,3%) dan temuan paling sedikit pada usia ≥80 tahun sebanyak 2 kasus (3,6%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agazzi S (2020) pada tahun 2015-2018 dengan usia ≥40 tahun sebanyak 1089 kasus (61,3%). Penelitian yang telah dilaksanakan di RSUP Sanglah pada tahun 2015-2017 menunjukkan hasil dominan pada kelompok usia 50-59 tahun sebanyak 89 kasus (28,9%)9. Usia 40-49 tahun memiliki risiko tinggi untuk berkembangnya suatu lesi pre kursor KKR. American Cancer Society pada tahun 2018 menurunkan usia ideal untuk screening KKR dari usia 50 tahun menjadi 45 tahun dikarenakan adanya peningkatan kasus KKR dengan onset dini. Program screening dapat menurunkan risiko dari KKR dengan cara deteksi dan menghilangkan lesi dan meningkatkan tingkat kelangsungan hidup serta kesembuhan dengan diagnosis awal10.

Jika dilihat berdasarkan manifestasi klinis dengan mayoritas ditemukan yaitu BAB darah sebanyak 19 kasus (34,5%) dan manifestasi klinis yang paling sedikit ditemukan yaitu flatus, berat badan turun, change bowel habit, prolapse rektum, konstipasi, badan lemas, dan BAB berlendir sebanyak 1 kasus (1,8%). Penelitian yang dilakukan oleh Agazzi S (2020) pada tahun 2015-2018 menyebutkan bahwa dari 1778 sampel yang digunakan, sebanyak 560 kasus (31,5%) pasien melakukan kolonoskopi dikarenakan adanya gejala pendarahan seperti pendarahan di rektum, hematokezia, anemia, atau meunjukkan hasil positif pada feccal occult blood test. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang telah dilaksanakan di RSUP Sanglah pada tahun 2015-2017 menunjukkan hasil BAB darah sebagai kasus tertinggi sebanyak 101 kasus (49,5%) dengan kasus terendah yang ditemukan yaitu BAB berlendir sebanyak 9 kasus (4,4%)9.

Berdasarkan lokasi lesi paling banyak ditemukan pada rektum sebanyak 29 kasus (52,7%) dan paling sedikit ditemukan pada kolon ascenden dan caecum sebanyak 2 kasus (3,6%). Penelitian yang dilakukan oleh Agazzi S (2020) pada tahun 2015-2018 menunjukkan hasil temuan adenoma lebih banyak terdapat di bagian kolon terutama kolon descending sebanyak 97 kasus (40,8%) sementara perkembangan menjadi suatu adenokarsinoma lebih banyak ditemukan di rektum 13 kasus (48,2%). Hasil ini

I Wayan Oka Semara Jaya1), Herman Saputra 2), Ni Putu Ekawati 2), I Wayan Juli Sumadi 2)

mendukung hipotesis peningkatan kasus karsinoma kolorektal dengan onset dini lebih sering terjadi pada rektum dibandingkan dengan kolon. Data pada penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilaksanakan di RSUP Sanglah pada tahun 2015-2017 dengan distribusi pasien berdasarkan lokasi lesi terbanyak ditemukan di rektum yaitu 187 kasus (60,7%) dan terendah ditemukan di kolon ascenden-transversum dan caecum-kolon ascenden sebanyak 1 kasus (0,3%)9.

  • 4.    SIMPULAN DAN SARAN

Pada penelitian digambarkan profil klinikopatologi pasien lesi pre kursor KKR di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2018-2020 yang dilihat dari beberapa aspek yaitu tipe histopatologi, usia, manifestasi klinis, dan lokasi lesi. Berdasarkan keseluruhan sampel diperoleh bahwa pasien lesi pre kursor KKR di RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2018-2020 berdasarkan tipe histopatologi didapatkan temuan terbanyak adenoma low grade dysplasia sebanyak 26 kasus (47,3%), paling banyak terjadi pada kelompok usia 60-69 sebanyak 15 kasus (27,3%), paling banyak mengalami manifestasi klinis adanya darah pada saat BAB dengan jumlah sebanyak 18 kasus (26,9%), dan paling banyak ditemukan pada rektum sebanyak 29 kasus (52,7%).

Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan untuk dilakukannya penelitian lebih lanjut guna mencari hubungan antara setiap variable dengan kejadian lesi pre kursor KKR. Perlu dilakukan penambahan karakteristik pada penelitian selanjutnya seperti menambahkan jenis kelamin, riwayat keluarga, etnis, dan gaya hidup seperti riwayat merokok serta konsumsi alkohol.

UCAPAN TERIMAKASIH

Dalam penelitian kali ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh dosen pembimbing maupun pihak lain yang terlibat dalam penulisan penelitian ini. Serta kepada Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang sudah memfasilitasi serta memberikan bantuan dalam pelaksanaan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.     Feo F. Preneoplastic Lesions BT - Encyclopedia of

Cancer. In: Schwab M, editor. Berlin, Heidelberg: Springer Berlin Heidelberg; 2016. p. 2977–84. Available from: https://doi.org/10.1007/978-3-642-16483-5_4724

  • 2.     Pischon T, Nimptsch K. Obesity and risk of cancer:

an introductory overview. In: Obesity and Cancer. Springer; 2016. p. 1–15.

  • 3.     Rattray NJW, Charkoftaki G, Rattray Z, Hansen JE,

Vasiliou V, Johnson CH. Environmental influences in the etiology of colorectal cancer: the premise of metabolomics. Current pharmacology reports. 2017;3(3):114–25.

  • 4.      Costrini N v. Clearing of the Clouds in

Inflammatory Bowel Disease Management. Digestive diseases and sciences. 2020 Oct;1–7.

  • 5.      Fathmawati, Fachiroh J, Gravitiani E, Sarto, Husodo

AH. Nitrate in drinking water and risk of colorectal cancer in Yogyakarta, Indonesia. Journal of Toxicology and Environmental Health, Part A. 2017;80(2):120–8.

  • 6.     Paramita IA, Maulahela H, Winston K. Colorectal

Cancer: Epidemiological Trends, Screening, and Inheritability. The Indonesian Journal of Gastroenterology, Hepatology, and Digestive Endoscopy. 2018;19(3):163.

  • 7.     de Maio G, Zama E, Rengucci C, Calistri D. What

influences preneoplastic colorectal lesion recurrence? Oncotarget. 2017;8(7):12406.

  • 8.     Patai Á v, Molnár B, Tulassay Z, Sipos F. Serrated

pathway: alternative route to colorectal cancer. World journal of gastroenterology:   WJG.

2013;19(5):607.

  • 9.     Julia Chandra Dewi P, Sriwidyani NP, Ekawati NP.

Karakteristik Klinikopatologi Pasien Tumor Kolorektal yang Menjalani Biopsi Kolonoskopi di RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2015-2017. Jurnal Medika Udayana. 2020;9.

  • 10.    Agazzi S, Lenti M v, Klersy C, Strada E, Pozzi L, Rovedatti L, et al. PREVALENCE AND RISK FACTORS FOR PRENEOPLASTIC AND NEOPLASTIC LESIONS OF THE COLON AND RECTUM IN PATIENTS UNDER 50 REFERRED FOR COLONOSCOPY. Endoscopy. 2020;52(S 01):ePP72.

http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

doi:10.24843.MU.2022.V11.i7.P08

51