HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI X DI DENPASAR TENTANG SUPLEMEN KESEHATAN DAN OBAT TRADISIONAL DENGAN PENGUNAANNYA SELAMA PANDEMI COVID-19
on
ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 11 NO.9,SEPTEMEBER, 2022
Diterima: 2022-01-05 Revisi: 2022-07-28 Accepted: 25-09-2022
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI X DI DENPASAR TENTANG SUPLEMEN KESEHATAN DAN OBAT TRADISIONAL DENGAN PENGUNAANNYA SELAMA PANDEMI COVID-19
Jessica Rosalinda1, Desak Ketut Ernawati 2, Bagus Komang Satriyasa 2, Ida Ayu Alit Widhiartini2
-
1. Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
-
2. Departemen Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Coronavirus disease (COVID – 19) adalah penyakit infeksi yang baru muncul dan belum ditemukman obatnya namun masyarakat dapat melakukan aksi preventif dengan menjaga imun tubuh melalui konsumsi suplemen kesehatan dan obat tradisional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan tentang suplemen dan obat tradisional dengan pengunaannya selama pandemi COVID–19 serta jenis suplemen dan obat tradisional yang dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan. Penelitian ini merupakan penelitian cross–sectional deskriptif analitik dengan menggunakan teknik convenience sampling.
Proses pengambilan sampel dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dalam bentuk link google form kepada 14 kelas yang terdapat di SDN X Denpasar melalui group whatsapp orang tua murid dan didapatkan sebanyak 192 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Setelah pengumpulan data dari sampel selesai, peneliti melakukan analisis di program SPSS dengan binary logistic regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik tentang suplemen memiliki kecenderungan 2,274 kali lipat lebih tinggi untuk mengkonsumsi zinc dibandingkan responden yang memiliki pengetahuan rata - rata (p-value = 0,026). Selain itu, ditemukan juga bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik tentang obat tradisional memiliki kecenderungan untuk mengkonsumsi rimpang–rimpangan sebesar 4,415 kali lipat lebih tinggi dibandingkan responden dengan pengetahuan rata - rata (p-value = 0,001).
Kata kunci : Suplemen., Obat Tradisional., Pengetahuan Suplemen., Pengetahuan Obat Tradisional., COVID – 19
ABSTRACT
Coronavirus disease (COVID – 19) is a newly discovered infectious disease with no current medication but acts of prevention such as maintain immunity by consuming supplements and traditional medicine can be done. The purpose of the study is to find the correlation between knowledge of supplements and traditional medicine towards its usage during the COVID – 19 pandemic and also to find which supplements and traditional medicine are influenced by the level of knowledge. This study is a desctiptive analytical cross sectional study which used convenience sampling as a method to collect the subjects.
A google form questionnaire was given out to 14 classes of the Public Elementary School through the parents’ whatsapp goup resulting in as much as 192 subjects who fit in the inclusion criteria. After data collection, the researcher then conducted an analysis using binary logistic regression in the SPSS program. The study showed that subjects that have higher knowledge of supplements have a 2.274 to consume zinc more thatn those who have average knowledge (p-value = 0,026). On the other hand, subjects who have higher knowledge on traditional medicine have a 4.415 tendency to consume mixed rhizomes than those who have average kowlegde (p-value = 0.001).
Keywords: Supplements., Traditional Medicine., Knowledge of Supplements., Knowledge of Traditional Medicine., COVID – 19
PENDAHULUAN
Coronavirus disease (COVID – 19) adalah penyakit infeksi akibat stran coronavirus yang baru saja ditemukan. Penyakit ini dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO pada tanggal 11 Maret 202012. Penyakit ini awalnya diidentifikasi di Wuhan pada Desember 2019 dan mengalami penyebaran yang cepat. COVID – 19 ditularkan melalui droplets atau kontak langsung dengan pasien yang terinfeksi serta memiliki masa inkubasi 2 – 14 hari. Penangan untuk COVID – 19 sementara ini hanyalah berdasarkan gejalan klinis dan bersifat suportif. Hingga saat ini belum ada pengobatan yang pasti untuk menangani COVID – 1911.
Penanganan utama untuk mengatasi COVID – 19
adalah dengan cara edukasi, pencegahan, mengurangi penyebaran, dan penanganan pasien yang terinfeksi. Pengurangan penyebaran bisa dilakukan dengan tetap berada di rumah dan meminimalkan kontak dengan orang; menjaga jarak dengan orang terutama di tempat keramaian; mencuci tangan secara berkala dengan sabun atau hand sanitizer dengan kandungan alkohol minimal 60%; hindari menyentuh hidung, mata, dan mulut sebelum mencuci tangan; menggunakan masker; dan melakukan disinfeksi permukaan benda secara berkala. Saat ini vaksin untuk COVID – 19 masih dalam fase clinical trial4.
Aksi preventif lain yang bisa dilakukan dalam penanganan penyakit ini adalah dengan menjaga imunitas tubuh. Respon imun adaptif tubuh yang spesifik memiliki peran yang besar pada masa inkubasi virus dan fase gejala ringan yaitu memiliki peranan dalam mengeliminasi virus yang masuk dan mencegah terjadinya progresi terjadinya manifestasi gejala buruk. Untuk mendukung kondisi ini, kondisi tubuh host, dalam hal ini adalah manusia, harus sehat secara umum dan memiliki latar belakang genetik yang bisa merangsang terjadinya imunitas terhadap virus secara spesifik10.
Nutrisi yang adekuat memiliki hubungan dengan menjaga imunitas tubuh. Keseimbangan antara vitamin dan mineral dapat memberikan pelindungan dari beberapa infeksi dan inflamasi. Bagi orang yang tidak mengkonsumsi makanan yang beragam kemungkinan terjadinya defisiensi nutrisi essensial dapat terjadi. Suplemen tambahan dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi essensial1. Dengan terjadinya pandemi yang disebabkan oleh virus baru dan belum tersedianya obat atau vaksin khusus untuk melawan virus ini, masyarakat cenderung melakukan langkah – langkah preventif untuk melawan penyakit ini. Hal ini tercerminkan dari perubahan pola hidup masyarakat yang dianjurkan untuk memakai masker dan membawa hand sanitizer bila berpergian. Penulis ingin mengetahui apakah masyarakat mengambil langkah preventif dengan menjaga imun tubuh dengan cara melakukan pembelian suplemen selama masa pandemi COVID – 19.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan orang tua murid SD X tentang suplemen kesehatan dan obat tradisional dengan http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum doi:10.24843.MU.2022.V11.i9.P03
pengunaannya selama pandemic COVID – 19.
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilakukan dengan jenis rancangan penelitian deskriptif analitik yang menggunakan pendekatan cross – sectional study (potongan lintang) untuk mengetahui jenis suplemen dan obat tradisional yang dikonsumsi oleh orang tua siswa SD8 Dauh Puri Klod di Denpasar selama pandemi COVID – 19. Penelitian ini akan menggunakan kuesioner pada responden untuk mengumpulkan data. Selain itu, penelitian ini dilakukan tanpa memberikan perlakuan atau intervensi terhadap sampel penelitian. Studi ini telah mendapatkan kelayakan etik dari Komisi Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dengan
rincian No:
B/1017/UN14.2.2.V.1/PT.01.04/2021
Pengambilan sampel untuk penelitian ini akan dilakukan di salah satu Sekolah Dasar Negri di Kota Denpasar, Bali dari bulan Mei 2021 hingga bulan Oktober 2021. Teknik penentuan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah convenience sampling dimana nantinya dibutuhkan
165 sampel yang diambil dari orang tua murid masing – masing kelas.
Data sampel diambil melalui kuesioner dalam bentuk link google form yang disebarkan ke grup whatsapp paguyuban kelas melalui wali kelas yang kemudian diisi oleh orang tua murid. Kriteria inklusi sampel penelitian ini adalah orang tua siswa di Sekolah Dasar Negri X di Kota Denpasar yang bersedia menjadi subjek penelitian. Kriteria eksklusi sampel adalah orang tua siswa yang mengisi kuesioner tidak lengkap.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah link google form. Variabel penelitian tingkat pengetahuan orang tua murid tentang suplemen dan obat tradisional diukur dari 10 pertanyaan masing – masing kategori yang meliputi definisi, indikasi pengunaan, dan cara kerja suplemen dan obat tradisional. Kategori tingkat pengetahuan suplemen dan obat tradisional ditentukan dengan mengambil nilai rerata dari kuesioner. Kategori pengetahuan suplemen kesehatan dan obat tradisional ditentukan dengan rumus yang disebutkan di buku ‘Penyusunan Skala Psikologi edisi 2’ yang kemudian disintesisi menjadi 2 kategori yaitu baik dan rata – rata2.
Jenis suplemen kesehatan dan obat tradisional yang diteliti merupakan jenis suplemen dan obat tradisional yang dianjurkan oleh BPOM untuk dikonsumsi sebagai immune booster selama pandemi COVID – 19. Suplemen kesehatan yang tercantum di penelitian ini meliputi vitamin C, vitamin D, vitamin E, probiootik, selenium, dan zinc. Obat tradisional yang tercantum dalam penelitian ini meliputi kunyit, jahe, temulawak, sambiloto, meniran, dan jambu biji yang kemudian diperinci menjadi rebusan rimpnag jahe, rebusan rimpang kunyit, rebusan rimpang temulawak, campuran rimpang – rimpangan, rebusan meniran, rebusam samiloto, olahan jambu biji, jamu gendong, dan olahan sambiloto.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan diolah dalam excel spreadsheet dari hasil rekapan kuesioner dengan binary logistic regression. Hubungan yang diteliti dalam penelitian ini merupakan antara pengunaan masing – masing jenis suplemen dan ibat tradisional dengan pengetahuan tentang suplemen kesehatan dan obat tradisional. Data yang telah didapatkan akan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik untuk mendapatkan persentase terkait tingkat pengetahuan, usia, jenis kelamin, pekerjaan, pembelian suplemen, dan pembelian obat tradisional pada orang tua siswa sekolah X Denpasar, Bali.
HASIL
Proses penyebaran link kuesioner penelitian ini mendapatkan sebanyak 192 sampel yang memenuhi kriterian inklusi. Karakterisitik responden penelitian dapat dilihat pada gambar 1, gambar 2, dan gambar 3.
Pekerjaan Responden
Gambar 3. Distribusi Pekejaan Responden
■ Perempuan ■ Laki - laki
Distribusi sampel berdasarkan kategori pengetahuan suplemen yang didapatkan dari hasil rerata skor kuesioner tentang suplemen dapat dilihat pada tabel 1
Tabel 1. Kategori pengetahuan tentang suplemen
Gambar 1. Distribusi Jenis Kelamin Responden
Distribusi sampel berdasarkan kategori pengetahuan
Jenis |
Kategori Pengetahuan Suplemen |
Total |
Kelamin |
Rata – Baik rata (skor = (skor ≤ 9) 10) |
Usia Responden
Perempuan |
121 (79.6%) |
31 (20.4%) |
152 (100%) |
Laki - laki |
32 |
8 |
40 |
(80%) |
(20%) |
(100%) | |
Total |
153 |
39 |
192 |
(79.7%) |
(20.3%) |
(100%) |
obat tradusuinal yang didapatkan dari hasil rerata skor kuesioner tentang obat tradisional dapat dilihat pada tabel 2
Gambar 2. Distribusi Usia Responden
Tabel 2. Kategori Pengetahua Obat Tradisional
Jenis Kelamin |
Kategori Pengetahuan Obat Tradisional |
Total | |
Rata – rata (Skor < 8) |
Baik (Skor > 8) | ||
Perempuan |
110 (72,4%) |
42 (27,6%) |
152 (100%) |
Laki - laki |
32 (80%) |
8 (20%) |
40 (100%) |
Total |
142 (74%) |
50 (26%) |
192 (100%) |
Distribusi jenis suplemen yang dikonumsi oleh sampel selama pandemi COVID – 19 dapat dilihat pada tabel 3
Tabel 3. Distribusi Pengunaan Suplemen
Jenis Suplemen |
Pengunaan | |||
Ya |
Tidak | |||
N |
% |
N |
% | |
Vitamin C |
184 |
95,8 |
8 |
4,2 |
Vitamin D |
112 |
58,3 |
80 |
41,7 |
Vitamin E |
77 |
40,1 |
115 |
59,9 |
Probiotik |
56 |
29,7 |
135 |
70,3 |
Selenium |
16 |
8,3 |
176 |
91,7 |
Zinc |
84 |
43,8 |
108 |
56,2 |
Lainnya | ||||
1. Magneisum |
1 |
0,5 |
191 |
99,5 |
2. Omega 3 |
2 |
1 |
190 |
99 |
3. B12 |
3 |
1,5 |
180 |
98,5 |
4. Vitamin B Kompleks |
3 |
1,5 |
189 |
98,5 |
5. Vitamin A |
1 |
0,5 |
191 |
99,5 |
6. Propoelix HDI |
1 |
0,5 |
191 |
99,5 |
7. Imboost |
1 |
0,5 |
191 |
99,5 |
8. Glutathione |
1 |
0,5 |
191 |
99,5 |
Distribusi bentuk sediaan suplemen yang dikonsumsi sampel selama pandemi COVID – 19 dapat dilihat pada tabel 4
Tabel 4. Distribusi Bentuk Sediaan Suplemen yang Dikonsumsi
Bentuk Sediaan |
Jumlah | |
N |
% | |
Tablet |
149 |
78,49 |
Bubuk |
19 |
10 |
Cair |
66 |
33,2 |
Kapsul |
104 |
54,7 |
Distribusi jenis obat tradisional yang dikonsumsi sampel selama pandemi COVID – 19 dapat dilihat pada tabel 5
Tabel 5. Distribusi Penunaan Obat Tradisional
Jenis Obat Tradisional |
Pengunaan | |||
Ya |
Tidak | |||
N |
% |
N |
% | |
Rebusan Rimpang Jahe |
158 |
83,2 |
34 |
16,8 |
Rebusan Rimpang Kunyit |
100 |
52,6 |
92 |
47,4 |
Rebusan Rimpang Temulawak |
47 |
24,7 |
145 |
75,3 |
Campuran Rimpang – rimpangan |
28 |
14,7 |
164 |
85,3 |
Rebusan Meniran |
4 |
2,1 |
188 |
97,9 |
Rebusan Sambiloto |
22 |
11,6 |
170 |
88,4 |
Olahan Jambu Biji |
84 |
44,2 |
108 |
55,8 |
Jamu Gendong |
52 |
27,4 |
140 |
92,6 |
Olahan Sambiloto |
11 |
5,8 |
181 |
94,2 |
Lainnya | ||||
1.Perasan lemon + bunga teleng |
1 |
0,5 |
191 |
99,5 |
2.Rebusan Sereh |
2 |
1 |
190 |
99 |
3.Rebusan jahe + sereh + cengkeh + jeruk nipis |
1 |
0,5 |
191 |
99,5 |
4.Madu |
2 |
1 |
192 |
99 |
5.Teh lemon madu |
1 |
0,5 |
191 |
99,5 |
6.Olahan bawang putih |
1 |
0,5 |
191 |
99,5 |
7.Rebusan akar bajakah |
1 |
0,5 |
191 |
99,5 |
Distribusi bentuk sediaan obat tradisional yang dikonsumsi sampel selama pandemi COVID – 19 dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Distribusi Bentuk Sediaan Obat Tradisional yang Dikonsumsi
Bentuk Sediaan |
Jumlah | |
N |
% | |
Tablet |
32 |
17 |
Bubuk |
22 |
11,7 |
Cair |
69 |
36,7 |
Kapsul |
28 |
14,9 |
Rebusan |
136 |
72,3 |
Herba Segar |
1 |
0,5 |
Hasil analisa uji logistic biner antara variabel dependen dan variabel independen di program spss menunjukkann adanya hubungan antara pengetahuan suplemen dengan konsumsi zinc. Hubungan antar variabel tersebut dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Hubungan Antara Pengetahuan Suplemen dengan Konsumsi Zinc
Pengetahu an Tentang Suplemen |
Konsumsi Zinc |
OR (IK95% ) |
p-value | |
Ya |
Tidak | |||
N |
N | |||
Rata – rata |
61 |
92 |
2,274 (1,101 – 4,695) |
0,026 |
Baik |
23 |
16 |
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p-value 0,026. Hal ini berarti p-value < 0,05 yang dapat diartikan terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan tentang suplemen dengan konsumsi zinc. Dari hasil uji analisis didapatkan hasil OR = 2,274, yang berarti responden yang memiliki pengetahuan baik tentang suplemen memiliki kecenderungan untuk mengkonsumsi zinc sebesar 2,274 kali dibandingkan responden yang memiliki pengetahuan rata – rata terhadap suplemen
Hasil analisa dengan logistik biner juga menemukan adanya hubungan antara pengetahuan tentang obat tradisional dengan konsumsi campuran rimpang – rimpangan. Hubungan antar variabel tersebut dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. Hubungan Antara Pengetahian Tentang Obat Tradisional dengan Konsumsi Campuran Rimpang – rimpangan
Pengetahuan Tentang Suplemen |
Konsumsi Zinc |
OR (IK95% ) |
p-valu e | |
Ya |
Tidak | |||
N |
N | |||
Rata – rata |
13 |
129 |
4,415 (1,871 – 10,420) |
0,00 1 |
Baik |
15 |
35 |
Berdasarkan hasil uji statistik ditemukan hasil p-value adalah 0,001. Hal in berarti p-value < 0,05, yang memiliki makna adanya hubungan signifikan antara pengetahuan tentang obat tradisional dengan konsumsi campuran rimpang – rimpangan. Dari hasil analisis ditemukan nilai OR = 4,415, yang memiliki arti bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik tentang obat tradisional memiliki kecenderungan mengkonsumsi campuran rimpangan – rimangan sebesar 4,415 kali lipat lebih tinggi daripada responden yang memiliki pengetahuan rata – rata tentang obat tradisional.
PEMBAHASAN
Hingga sekarang masih belum ditemukan pengobatan yang spesifik untuk menangani COVID – 19, penanganan hanya berdasarkan gejala klinis dan bersifat suportif.1 Salah satu penangann utama untuk mengatasi COVID -19 adalah dengan aksi pencegahan.2 Menjaga pola hidup yang sehat sangat penting dalam masa pandemic. Makanan dan minuman yang kita konsumsi dapat berdampak pada kemampuan tubuh untuk mencegah, melawan, dan pulih dari infeksi13. Beberapa suplemen bila dikonsumsi dapat memberikan efek meningkatkan kesehatan secara menyeluruh7. Selain suplemen, masyarakat juga
menggunakan obat tradisional yang memilki tujuan untuk menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh, prevensi penyakit, atau pengobatan sakit fisik dan mental14.
Pada penelitian ini dari 192 responden ditemukan jenis suplemen terbanyak yang dikonsumsi selama pandemi COVID – 19 adalah vitamin C (95,8%), vitamin D (58,3%), vitamin E (40,1%), probiotik (29,7%), dan zinc (43,8%). Hal ini berbeda dengan sebuah penelitian yang menemukan bahwa suplemen yang paling sering dikonsumsi adalah multivitamin (71%), omega–3(33%), kalsium (32%), vitamin D (32%), dan vitamin C (32%)3. Namun, ada persamaan antara penelitian ini dengan sebuah penelitian yang dilakukan pada orang dewasa di Amerika yang menemukkan bahwa vitamin D merupakan jenis suplemen tertinggi kedua yang dikonsumsi oleh masyarakat5.
Penelitian ini juga menemukan jenis obat tradisional secara berurutan dari yang paling banyak dikonsumsi adalah rebusan rimpang jahe (83,2%), rebusan rimpang kunyit (52,6%), olahan jambu biji (44,2%), jamu gendong (27,4%), rebusan rimpang temulawak (24,7%), campuan rimpang – rimpangan (14,7%), rebusan samniloto (11,6%), olahan sambioto (5,8%), dan rebusan meniran (2,1%).
Sebuah penelitian di warga Kebonsari Surabaya menunjukkan bahwa ada kaitan antara pengetahuan terkait suplemen dengan perilaku pengunaan suplemen kessehatan di masa pandemic COVID – 196. Hal ini mendukung
penemuan penelitian yang menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan dengan pengunaan suplemen zinc dengan responden yang memiliki pengetahuan diatas rata – rata tentang suplemen memiliki kecenderungan mengkonsumsi suplemen zinc sebesar 2,274 kali lipat dibandingkan responden yang memiliki pengetahuan rata – rata tentang suplemen (p-value = 0,026; CI: 1,101 – 4,695). Namun, sebuah penelitianmenunjukkan hasil bahwa masyarakat lebih banyak menggunakan suplemen zinc dalam pengobatan diare atau peningkatan gizi pada balita dibandingkan untuk mencegah COVID – 198.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan antara pengunaan obat tradisional dengan pengetahuan campuran rimpang rimpangan. Ditemukan bahwa responden yang memiliki pengetahuan diatas rata – rata tentang obat tradisional memiliki kecenderungan http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum doi:10.24843.MU.2022.V11.i9.P03
mengkonsumsi campuran rimpang – rimpangan sebesar 4,415 kali dibandingkan responden yang memiliki pengetahuan rata – rata tentang obat tradisional (p-value = 0,001; CI: 1,871 – 10,4200. Hal ini didukung dengan sebuah penelitian yang dilakukan di Kota Pontianak pada Januari 20219. Penelitian tersebut mencari hubungan antara tingkat pengetahuan dan pola pengunaan obat tradisional terhadap kuallitas kesehatan. Dengan menggunakan metode chi – square hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan masyarakat kota Pontianak dengan frekuensi pengunaan obat tradisional (p = 0,035).
Penelitian ini menunjukkan bahwa salah satu upaya edukasi dan aksi prevensi pencegahan COVID – 19 yang dilakukan oleh pemerintah telah diterapkan oleh masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan dengan sebagian besar responden yang menggunakan suplemen dan obat tradisional yang telah dianjurkan oleh BPOM dapat dikonsumsi dalam rangka mempertahankan imun tubuh. Hanya saja, penelitian ini tentu memiliki beberapa keterbatasan. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah kemungkinan terjadinya information bias dikarenakan saat pengisian kuesioner dilakukan secara online sehingga dapat terjadi kemungkinan maksud pertanyaan tidak tersampaikan dengan jelas kepada responden. Oleh karena itu, peneltian selanjutnya dapat dilanjutkan dengan memperoleh informasi dari responden secara langsung. Selain itu, keterbatasan dalam penelitian ini adalah dalam pengunpulan informasi yang kurang efisien dan kesulitan dalam melakukan follow – up dikarenakan kuesioner yang disebarkan dalam bentuk link sehingga tidak semua populasi target paham cara melakukan pengisian kuesione
SIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden (79,7%) memiliki tingkat pengetahuan rata – rata terhadap suplemen. Selain itu, sebagain besar responden (74%) memiliki tingkat pengetahuan rata – rata terhadap obat tradisional. Hasil analisis memberikan hasil bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan tentang suplemen dan pengunaan zinc, yaitu responden yang memiliki pengetahuan baik tentang suplemen memiliki kecenderungan sebesar 2,274 kali lebih untuk mengkonsumsi zinc dibandingkan responden yang memiliki pengetahuan rata – rata tentang suplemen. Ditemukan pula ada hubungan antara pengetahuan tentang obat tradisional dengan campuran rimpang – rimpangan, yaitu responden yang memiliki pengetahuan baik tentang obat tradisional memiliki kecenderungan sebesar 4,415 kali untuk mengkonsumsi campuran rimpang – rimpangan dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan rata – rata tentang obat tradisional.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan pada penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa saran yakni dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih banyak, mencakup populasi yang lebih luas sehingga dapat menghasilkan data yang lebih representatif.
Untuk masyarakat dapat diberikan sosialisasi terkait suplemen dan obat tradisional agar menambah wawasan sehingga dapat mengkonumsi keduanya sesuai indikasi agar menjaga kemanan dan mendapatkan hasil yang maksimal. DAFTAR PUSTAKA
-
1. Alpert, P. 2017. The Role of Vitamins and Minerals on the Immune System. Home Health Care Management & Practice, 29(3), pp.199-202
-
2. Azwar, S. 2012. Penyusunan Skala Psikologi edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
-
3. Dickinson, A., Blatman, J., El-Dash, N. dan Franco, J. 2014. Consumer Usage and Reasons for Using
Dietary Supplements: Report of a Series of Surveys. Journal
of the American College of Nutrition. 33(2); pp.176-182.
-
4. Lotfi, M., Hamblin, M. and Rezaei, N. 2020. COVID-19: Transmission, Prevention, and Potential Therapeutic Oportunities. Clinica Chimica Acta, 508, pp.254-266
-
5. Mishra, S., Stierman, B., Gahche, J.J., and Potischman, N. 2021. Dietary Supplement Use Among Adults: United States, 2017 – 2018.. [Internet] Diakses dari:
https://www.cdc.gov/nchs/products/databriefs/db399.htm [Diakses pada tanggal 11 November 2021]
-
6. Mukti, A.W. 2020. Hubungan Pengetahuan terhadap Perilaku Pengunaan Suplemen Kesehatan Warga
Kebonsari Surabaya di Masa Pandemi Covid – 19. Jurnal Sains Farmasi Vol 1 (1).
-
7. National Cancer Institute. 2020. Vitamin B Complex. NCI Dictionary of Cancer Terms. [Internet] Diakses dari:
https://www.cancer.gov/publications/dictionaries/cancer-
terms/def/vitamin-b-complex [Diakses pada tanggal 8 November 2020].
-
8. Putri, D. W.B., Wintariani, N. P., Apsari, D. P.,
Suryaningsih, N. P. A. 2021. Edukasi Pengunaan
Suplemen Kesehatan Pada Ibu – Ibu PKK di Masa Pandemi COVID – 19 Wilayah Desa Pemecutan Kaja,
Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar.
Program Studi Farmasi Klinis, fakulast Ilmu Kesehatan, Universitas Bali Internasional, Denpasar,
Bali, Indonesia; vol 5 no 1.
-
9. Samudra, N. E., Untri, E.K., and Wahdaningsih,
S. 2021. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Pola
Pengunaan Obat Tradisional Terhadap Kualitas Kesehatan Masyarakat. Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN. Vol 5;no (1).
Shi, Y., Wang, Y., Shao, C., Huang, J., Gan,
-
10. J., Huang, X., Bucci, E., Piacentini, M., Ippolito, G. and Melino, G. 2020. COVID-19 infection: the perspectives on immune responses. Cell Death & Differentiation, 27(5), pp.1451-1454
-
11. Singhal, T. 2020. A Review of Coronavirus Disease-2019 (COVID-19). The Indian Journal of Pediatrics. 87(4), pp.281-286..
-
12. WHO. 2020. Coronavirus. [Internet] Diakses dari:
topics/coronavirus#tab=tab_1 [Diakses pada tanggal 12 November 2020].
-
13. WHO. 2021a. #HealthyAtHome. [Internet] Diakses
dari: https://www.who.int/campaigns/connecting-the-
world-to-combat-coronavirus/healthyathome/healthyathome---healthy-diet [Diakses pada tanggal 11 November 2021].
-
14. WHO. 2021b. Traditional, Complementary, and Integrative Medicine. [Internet] Diakses dari: https://www.who.int/health-topics/traditional complementary-and- integrative-medicine#tab=tab_1
[Diakses pada tanggal 11 November 2021)
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum doi:10.24843.MU.2022.V11.i9.P03
Discussion and feedback