ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 11 NO.11,NOVEMBER, 2022

I—λ Idirectoryof OPEN ACCESS

I_J <JΛAU JOURNALS


Diterima: 2021-12-29 Revisi: 2022-08-28 Accepted: 25-09-2022

HUBUNGAN SMARTPHONE ADDICTIONTERHADAP TEXT NECK SYNDROMEPADA MAHASISWA PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANAANGKATAN 2019 DAN 2020

  • A. A. Ayu Widya Laksmi1, I Nyoman Gede Wardana2*, I Gusti Ayu Widianti2, Muliani2

  • 1Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Bali, Indonesia

  • 2Departemen Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Bali, Indonesia *Korespondensi: [email protected]

ABSTRAK

Text neck syndrome pada abad ke-21 ini memiliki risiko untuk menjadi kondisi yang perlu perhatian lebih. Perkembangan teknologi seperti komputer, laptop, dan smartphone menyebabkan timbulnya keluhan text neck syndrome tersebut. Penggunaan yang intens yang disertai dengan postur yang tidak baik saat menggunakan smartphone, yaitu kondisi flexi pada leher dapat mengindikasi nyeri dan kaku pada leher yang bersifat berulang. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi text neck syndrome dan smartphone addiction serta hubungan antara smartphone addiction dengan text neck syndrome pada Mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2019 dan 2020. Rancangan penelitian ini adalah potong lintang deskriptif analitik. Pengambilan menggunakan teknik purposive sampling dengan sampel sebanyak 489 responden yang merupakan mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter angkatan 2019 dan 2020. Pengambilan data dilakukan secara online melalui pengisian google from yang disertai dengan kuesioner NDI dan SAS-SV. Uji analisis yang digunakan adalah uji Chi Square dan data diolah dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 26. Hasil penelitian didapatkan prevalensi text neck syndrome adalah 183 orang (37,4%), sedangkan prevalensi smartphone addiction adalah 339 (69,3%). Uji chi square antara smartphone addiction dengan text neck syndrome adalah p=0,000 (PR= 3,670, IK 95%; 2,3105,832), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara smartphone addiction dengan text neck syndrome.

Kata kunci : smartphone addiction., text neck syndrome., disabilitas leher

ABSTRACT

Text neck syndrome in the 21st century has the risk of becoming a condition that needs more attention. The development of technology, such as computers, laptops, and smartphones, causes the text neck syndrome to arise. The use of smartphones is one of the important factors causing text neck syndrome. Intense smartphone use accompanied by poor posture when using a smartphone can indicate repetitive neck pain and stiffness. Based on those background, aim of this study is to determine the prevalence of text neck syndrome, smartphone addiction and relationship between smartphone addiction and text neck syndrome in students medicine graduate program of the Faculty of Medicine, Udayana University batch 2019 and 2020. This study was a descriptive analytic crosssectional study. Sampling using purposive sampling technique. There are 489 respondents who are students of the 2019 and 2020 Bachelor of Medicine and Doctoral Profession Study Program. Data collection is done online through google from which is accompanied by NDI and SAS-SV questionnaires. Data analyzed, by Chi Square test and was processed using SPSS version 26. The results show prevalence of text neck syndrome are 183 (37.4%) and prevalence for smartphone addiction are 339 (69.3%). Chi square tests of smartphone addiction and text neck syndrome showed p=0.000 (PR=3.670, CI 95%; 2.310-5.832), it can be concluded that there is a correlation between smartphone addiction and text neck syndrome.

Keywords : smartphone addiction., text neck syndrome., neck disability

PENDAHULUAN

Nyeri leher merupakan salah satu gangguan pada sistem muskuloskeletal yang sering dikeluhkan oleh masyarakat. Perkembangan teknologi yang pesat, seperti komputer, laptop, terutama smartphone menyebabkan timbulnya keluhan pada leher yang disebut text neck syndrome. Keadaan saat terjadinya degenerasi pada struktur muskuloskeletal leher, yang dikarenakan oleh tekanan saat leher berada pada posisi flexi terkait penggunaan smartphone khususnya saat mengetik pesan disebut text neck syndrome.1

Berdasarkan data beberapa tahun terakhir, text neck syndrome pada abad ke-21 ini memiliki risiko untuk menjadi kondisi yang perlu perhatian lebih, karena terkait dengan kasus keluhan nyeri leher yang semakin bertambah dan dampak dari text neck syndrome apabila tidak ditatalaksana dengan baik, dapat menyebabkan gangguan seperti peradangan pada otot hingga saraf, arthritis serta perubahan pada kurva leher. Prevalensi dari kondisi nyeri leher pada populasi penduduk dewasa di dunia berada pada rentang 16,7% to 75,1%.2 Data di Indonesia terkait kejadian nyeri leher ini, pada penduduk dewasa tercatat sekitar 16,6% setiap tahunnya.3

Text neck syndrome disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penggunaan smartphone, gerakan yang berulang pada leher, posisi tidur dan trauma leher.4 Penggunaan smartphone adalah salah satu faktor penting penyebab text neck syndrome.5

Penggunaan smartphone yang intens dapat berkaitan dengan kondisi smartphone addiction, karena pengguna smartphone menghabiskan durasi yang lama dan frekuensi yang tinggi dalam menggunakan smartphone dan didukung kondisi psikologis yang menunjukan kondisi ketergantungan atas penggunaan smartphone tersebut. Berdasarkan penelitian, yang dilakukan di Al Jouf University, Saudi Arabia penggunaan smartphone yang intens menyebabkan nyeri dan kaku pada leher, dengan angka kejadian sebanyak 71,2% dari 396 subjek penelitian.6 Selain itu, dengan kondisi smartphone addiction yang disertai dengan postur yang tidak baik saat menggunakan smartphone, yaitu kondisi flexi pada leher dapat mengindikasi adanya gangguan pada leher apabila terjadi pada waktu yang lama yang sifatnya berulang.7

Merujuk pada kondisi pandemi akibat infeksi Covid-19 yang terjadi sekarang, masyarakat diharuskan untuk melakukan aktivitas secara daring. Salah satu contoh aktivitas terdampak oleh pandemi ini adalah proses pembelajaran pada semua jenjang pendidikan, termasuk di universitas.8

Para mahasiswa misalnya mahasiswa kedokteran dengan porsi kuliah yang cukup padat, melaksanakan proses pembelajaran secara daring, sehingga secara tidak langsung kebutuhan untuk menggunakan media elektronik seperti smartphone menjadi meningkat dan hal ini berisiko menyebabkan terjadinya smartphone addiction. Sehingga berlatar belakang atas kasus nyeri leher pada era ini yang

memerlukan perhatian dan tindakan lebih lanjut serta diikuti dengan penggunaan smartphone terutama di masa pandemi ini, maka penulis memilih untuk membahas mengenai pengaruh smartphone addiction terhadap text neck syndrome pada mahasiswa kedokteran, dalam hal ini mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Angkatan 2019 dan 2020.

BAHAN DAN METODE

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Angkatan 2019 dan 2020 sesuai dengan kriteria inklusi yaitu merupakan mahasiswa aktif Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2019 dan 2020 dan bersedia berpartisipasi dalam penelitian melalui informed consent yang terdapat dalam kuesioner. Mahasiswa yang mengalami nyeri leher, trauma dan cedera leher selama periode penelitian dilaksanakan dieksklusi selama penelitian. Jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah sebanyak 84 orang.

Definisi operasional variabel sudah ditentukan sedemikian rupa dalam penelitian, mulai dari smartphone addiction adalah bentuk perilaku yang menunjukan penggunaan yang bersifat kompulsif pada suatu alat, dalam hal ini adalah smartphone, dan dapat menyebabkan masalah secara psikologis, fisik atau sosial.9 Pengukuran smartphone addiction pada penelitian ini menggunakan kuesioner, yaitu Smartphone Addiction Scale-Short Version (SAS-SV) yang sudah divalidasi dalam Bahasa Indonesia.10

Hal yang dinilai dalam kuesioner SAS-SV antara lain penarikan diri, orientasi pada dunia maya, penggunaan yang berlebih, antisipasi yang bersifat positif, gangguan pada kehidupan sehari-hari, dan rasa toleransi. Responden memberikan pendapat dari setiap pernyataan, sesuai dengan kondisi responden berupa sangat setuju (SS), setuju (S), sedikit setuju (DS), sedikit tidak setuju (DTS), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS), sesuai dengan kondisi yang dialami oleh responden. Pada perhitungan poin, dari sangat tidak setuju (STS) sampai (SS) memiliki rentangan poin 1 sampai 6. Cutt off point laki-laki yaitu ≥ 31, sedangkan untuk Perempuan ≥ 33.11

Selanjutnya untuk text neck syndrome merupakan rasa tegang dan tekanan pada leher yang terjadi secara berulang-ulang dan dalam jangka waktu cukup lama terkait penggunaan smartphone.12

Pada penelitian ini, pengukuran text neck syndrome dilakukan dengan melihat dampak disabilitas pada leher dengan menggunakan kuesioner Neck Disability Index (NDI). Kuesioner ini sendiri sudah tervalidasi sehingga bisa digunakan di Indonesia untuk mengukur derajat disabilitas leher yang berhubungan dengan text neck syndrome.13

Pada NDI menilai sepuluh aspek yaitu intensitas dari nyeri, pemeliharaan diri, kemampuan dalam mengangkat beban, bekerja, nyeri kepala, konsentrasi, tidur, mengemudi, membaca dan rekreasi. Setiap aspek telah dilengkapi dengan

enam pernyataan, responden memilih sesuai dengan kondisi yang dialami. Setiap pernyataan memiliki rentang poin 0-5. Poin diakumulasi, sehingga didapatkan kategori 0-4 termasuk tidak ada disabilitas, 5-14 sama dengan disabilitas ringan, 15-24 dikelompokkan menjadi disabilitas sedang, 25-34 adalah disabilitas berat, >34 artinya disabilitas total.14 Sedangkan mahasiswa angkatan 2019 merupakan mahasiswa yang terdaftar pada tahun 2019, dan mahasiswa angkatan 2020 merupakan mahasiswa yang terdaftar pada tahun 2020.

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, mulai dari bulan Februari sampai Juli 2021. Pengambilan data dilaksanakan secara online, yaitu kuesioner dimuat dalam aplikasi google form dan disebarkan kepada responden. Penelitian ini sendiri telah mendapat keterangan laik etik oleh pihak Komisi Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar dengan nomor 348/UN14.2.2.VII.14/LT/2021. Data dari kuesioner yang terisi secara otomatis tersimpan dalam google drive yang sudah disiapkan untuk selanjutnya diolah menggunakan SPSS versi ke-26. Data yang didapatkan terlebih dahulu dijabarkan secara deskriptif untuk mengetahui prevalensi dari smartphone addiction dan text neck syndrome. Data dianalisis dengan uji chi square untuk mendapatkan hubungan atau korelasi pada variabel penelitian.

HASIL

Berdasarkan data yang didapatkan untuk umur responden, responden umur 17 tahun sebanyak 3 orang (0,6%), umur 8 tahun sebanyak 94 orang (19,2%), umur 19 tahun sebanyak 221 orang, (45,2%), umur 20 tahun sebanyak 152 orang (31,1%), umur 21 tahun sebanyak 16 orang (3,3%), umur 22 tahun sebanyak 2 orang (0,4%) dan umur 23 tahun 1 (0,2%), dalam presentasi data untuk memudahkan analisis maka karakteristik umur dikelompokkan menjadi kelompok umur 17-20 tahun dan 21-23 tahun, adapun jumlah responden yang berada pada usia 17-20 tahun sebanyak 470 orang (96,1%), sedangkan yang berada pada usia 21-23 tahun sebanyak 19 orang (3,9%).

Tabel 1. juga menunjukkan jumlah responden laki-laki sebanyak 190 orang (38,9%) sedangkan jumlah responden perempuan sebanyak 299 orang (61,1%). Responden yang termasuk angkatan 2019 sebanyak 245 orang (50,1%) dan 2020 sebanyak 244 orang (49,9%).

Pada variabel durasi menggunakan smartphone, dibagi menjadi dua kelompok, yaitu responden yang menggunakan smartphone ≤ 4,62 dalam sehari, didapatkan sebanyak 80 orang (16,4%) dan yang menggunakan > 4,62 sebanyak 409 (83,6%). Posisi responden saat menggunakan smartphone dilihat dari posisi flexi leher dan diukur dalam bentuk derajat. Posisi penggunaan smartphone 00 didapatkan sebanyak 37 orang (7,6%), 150 sebanyak 166 orang (33,9%), 300 sebanyak 194 orang (39,7%), 450 sebanyak 75 orang (15,3%) dan 600 sebanyak 17 orang (3,5%). Karakteristik penggunaan smartphone selanjutnya dikategorikan menjadi dua kelompok, dengan tujuan untuk memudahkan analisis data yaitu menjadi 0-300, didapatkan sebanyak 397 orang (81,2%) sedangkan 31-600 sebanyak 92 orang (18,8%).

Tabel 1. Distribusi karakteristik responden

Karakteristik

Frekuensi (N)

Persentase (%)

Umur (tahun)

17-20

470

96,1%

21-23

19

3,9%

Jenis kelamin

190

38,9%

Laki-laki Perempuan Angkatan

299

61,1%

2019

245

50,1%

2020

244

49,9%

Durasi penggunaan smartphone

(jam)

≤ 4,62

80

16,4%

> 4,62

409

83,6%

Posisi

penggunaan smartphone

0-300

397

81,2%

31-600

92

18,8%

Total

489

100%

Tabel 2. menunjukkan prevalensi text neck syndrome yang dilihat dari disabilitas leher yang telah dikategorisasi ulang menjadi ada disabilitas dan tidak ada disabilitas untuk memudahkan analisis data. Pada kelompok umur 17-20 tahun sebanyak 173 orang (36,8%), pada kelompok umur 21-23 tahun sebanyak 10 orang (52,6%). Responden yang tidak mengalami disabilitas leher pada kelompok umur 1720 tahun sebanyak 297 orang (63,2%), sedangkan pada kelompok umur 21-23 tahun sebanyak 9 orang (47,4%).

Tabel 3. menunjukkan responden yang mengalami disabilitas leher pada penggunaan smartphone selama ≤ 4,62 jam sebanyak 27 orang (33,8%) dan yang tidak mengalami disabilitas leher sebanyak 53 orang (66,3%).

Tabel 2. Prevalensi text neck syndrome berdasarkan karakteristik umur, jenis kelamin, dan angkatan responden


Sedangkan responden yang mengalami disabilitas leher pada penggunaan smartphone selama > 4,62 jam sebanyak 156 orang (38,1%) dan yang tidak mengalami disabilitas leher sebanyak 306 orang (62,6%). Pada karakteristik posisi penggunaan smartphone, tercatat responden yang mengalami disabilitas pada posisi 0-300 sebanyak 147 orang (37%) dan yang tidak mengalami disabilitas leher sebanyak 250 (63%). Responden yang mengalami disabilitas leher pada posisi penggunaan smartphone 31-600 sebanyak 36 orang (39,1 %) dan responden yang tidak mengalami disabilitas leher sebanyak 56 orang (60,9%).

Karak-teristik

Disabilitas leher

Ada Disabilitas

Tidak ada disabilitas

Total

Umur (tahun)

17-20

173(36,8%)

297(63,2%)

470(100%)

21-23

10(52,6%)

9(47,4%)

19(100%)

Total

183(37,4%)

306(62,6%)

489(100%)

Jenis kelamin

Laki-laki

56(29,5%)

134(70,5%)

190(100%)

Perempuan

127(42,5%)

172(57,5%)

299(100%)

Total

183(37,4%)

306(62,6%)

489(100%)

Angkatan

2019

70(28,6%)

175(71,4%)

245(100%)

2020

113(46,3%)

131(53,7%)

244(100%)

Total

183(37,4%)

306(62,6%)

489(100%)

Tabel 1. Prevalensi text neck syndrome berdasarkan karakteristik durasi dan posisi penggunaan smartphone pada responden

Disabilitas

Karak-teristik                                 leher                                    Total

Ada dis-abilitas        Tidak ada dis-abilitas

Durasi penggunaan

smartphone(jam)

≤ 4,62                    27(33,8%)

> 4,62                   156(38,1%)

Total                  183(37,4%)

53(66,3%)                 80(100%)

253(61,%)                409(100%)

306(62,6%)               489(100%)

Posisi penggunaan

smartphone

0-300                     147(37%)

31-600                    36(39,1%)

Total                  183(37,4%)

250(63%)                397(100%)

56(60,9%)                 92(100%)

306(62,6%)               489(100%)

Prevalensi smartphone addiction pada dapat dilihat

pada Tabel 4. didapatkan sebanyak 328 orang (69,8%) pada        Berdasarkan Tabel 5. prevalensi smartphone addiction

umur 17-20 tahun, mengalami smartphone addiction   pada durasi penggunaan smartphone selama ≤ 4,62 jam

sedangkan pada umur 21-23 tahun sebanyak 11 orang   sebanyak 52 orang (65%), sedangkan pada penggunaan >

(57,9%). Pada responden laki-laki sebanyak 134 orang    4,62 jam sebanyak 287 orang (70,2%). Responden yang

(70,5%) mengalami smartphone addiction dan pada   mengalami smartphone addiction pada posisi penggunaan

perempuan sebanyak 205 orang (68,6%). Responden   0-300 sebanyak 282 orang (71%) dan pada posisi 31-600

angkatan tahun 2019 mengalami smartphone addiction   sebanyak 57 orang (62%). Total responden mengalami

sebanyak 151 orang (61,6%) dan angkatan 2020 sebanyak    smartphone addiction, 339 orang (69,3%).

188 orang (77%).

Tabel 4. Prevalensi smartphone addiction berdasarkan karakteristik umur, jenis kelamin dan angkatan responden

Karakteristik

Smartphone addiction

Umur (tahun) 17-20 21-23 Total

328(69,8%) 11(57,9%) 339(69,3%)

Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Total

Angkatan 2019 2020 Total

134(70,5%) 205(68,6%) 339(69,3%)

151(61,6%) 188(77,0%) 339(69,3%)

http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum doi:10.24843.MU.2022.V11.i11.P05

27

Tabel 5. Prevalensi smartphone addiction berdasarkan karakteristik durasi dan posisi penggunaan smartphone pada responden

Karakteristik

Smartphone addiction

Durasi penggunaan smartphone (jam) ≤ 4,62 > 4,62 Total

52(65%) 287(70,2%) 339(69,3%)

Posisi penggunaan

smartphone

0-300                                        282(71%)

31-600                                        57(62%)

Total                                     339(69,3%)

Tabel 6. menunjukkan hasil uji chi square antara disabilitas p yang didapatkan 0,004 (<0,05), antara angkatan dengan leher yang mewakili kejadian text neck syndrome dengan    disabilitas didapatkan nilai p 0,000 (<0,05). Berdasarkan

karakteristik umur, jenis kelamin dan angkatan dari    data dari nilai p, dapat dinyatakan terdapat hubungan antara

responden. Nilai p untuk umur dan disabilitas leher adalah   jenis kelamin dan angkatan responden terhadap disabilitas

0,162 (>0,05), untuk jenis kelamin dan disabilitas leher nilai leher. Sedangkan pada umur tidak ditemukan hubungan.

Tabel 2. Hubungan text neck syndrome dengan karakteristik umur, jenis kelamin dan angkatan responden

Karakteristik

Dis

abilitas

Nilai leher                       Total

Ada dis-           Tidak                                    p

abilitas         ada dis-abilitas

Umur(tahun)

17-20

21-20

Total

173(36,8%)     297(63,2%)          470(100%)

10(52,6%)    9(47,4%)             19(100%)

183(37,4%)   306(62,6%)         489(100%)                    0,162

Jenis kelamin

Laki-Laki

56(29,5%)

134(70,5%)

190(100%)

Perem-puan

127(42,5%)

172(57,5%)

299(100%)

O 004

Total

183(37,4%)

306(62,6%)

489(100%)

,

Angkatan

2019

70(28,6%)

175(71,4%)

245(100%)

O OOO

2020

113(46,3%)

131(53,7%)

244(100%)

,

Total

183(37,4%)

306(62,6%)

489(100%)

Berdasarkan Tabel 7. didapatkan nilai p dari hasil uji chi square antara durasi penggunaan smartphone dan disabilitas leher yaitu 0,458 (>0,05) sedangkan untuk nilai p yang didapatkan antara posisi penggunaan smartphone dengan disabilitas leher adalah 0,707 (>0,05), sehingga

dapat juga diartikan bahwa tidak terdapat hubungan antara durasi penggunaan smartphone maupun antara posisi leher saat menggunakan smartphone dengan terjadinya text neck syndrome.

Tabel 3. Hubungan text neck syndrome dengan karakteristik durasi dan posisi penggunaan smartphone pada responden

Dis-

Karakteristik

abilitas

Nilai

leher                             Total

Tidak                                       p

Ada disabilitas

ada disabilitas

Durasi penggunaan smartphone(jam) ≤ 4,62 > 4,62 Total

27(33,8%)        53(66,3%)              80(100%)           0,458

156(38,1%)      253(61,9%)            409(100%)

183(37,4%)      306(62,6%)           489(100%)

Posisi penggunaan smartphone 0-300 31-600 Total

147(37,0%)       250(63%)              397(100%)           0,707

36(39,1%)       56(60,9%)             92(100%)

183(37,4%)      306(62,6%)            489(100%)

Berdasarkan Tabel 8. hasil dari uji chi square antara juga diketahui nilai p=0,000, yang artinya p<0,05 sehingga smartphone addiction terhadap text neck syndrome jumlah bisa dikatakan terdapat hubungan antara smartphone responden yang mengalami disabilitas leher pada kelompok addiction dengan text neck syndrome, PR= 3,670 (CI 95%; smartphone addiction yaitu 155 orang (45,7%). Pada tabel 2,310-5,832)

Tabel 4. Uji chi square smartphone addiction (SA) terhadap text neck syndrome (TNS)

TNS

SA

Ti-              Nilai                                     IK

Ya                                     PR

dak            p                             95%

Ya         155(45,7%)

28(18,7%)

Tidak

184(54,3%)

0,000            3,670              2,310-5,832

PR: Prevalence Ratio; IK: Interval Kepercayaan

PEMBAHASAN

Prevalensi dari text neck syndrome adalah 183 orang (37,4%), sedangkan untuk smartphone addiction sebanyak 339 orang (69,3%). Kejadian dari text neck syndrome ini, berdasar hasil penelitian memiliki hubungan terhadap jenis kelamin dan angkatan responden karena nilai p yang didapat <0,05, sedangkan umur, durasi dan posisi penggunaan smartphone tidak menunjukkan adanya hubungan dengan text neck syndrome berdasarkan nilai p yang >0,05. Berdasarkan dari hasil penelitian, terdapat hubungan antara smartphone addiction dengan text neck syndrome, hal ini dapat dijelaskan dengan nilai p=0,000 jadi nilai p kurang dari 0,05. Interpretasi berdasarkan uji chi square, bila nilai p<0,05 artinya terdapat hubungan antara variabel bebas dan variable terikat yang diuji, dalam hal ini adalah smartphone addiction dengan text neck syndrome. Merujuk pada hipotesis penelitian dimana Ho berarti tidak terdapat

hubungan dari smartphone addiction terhadap text neck syndrome, dengan hasil dari p<0,05 maka Ho ditolak.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Shah & Sheth 2018, dimana dalam penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan dengan tingkat moderat antara smartphone addiction dengan text neck syndrome. Penelitian tersebut melibatkan sebanyak 100 responden yang merupakan mahasiswa fisioterapi yang berstatus sehat dan menempuh pendidikan Ahmedabad. Penelitian oleh Shah & Sheth tersebut juga menyimpulkan bahwa dengan penggunaan smartphone yang berkepanjangan mempengaruhi sistem muskuloskeletal pada leher dan tangan yang pada akhirnya berperan dalam terjadinya disabilitas leher.15

Penelitian oleh Alsiwed dkk juga menunjukkan terdapat hubungan bersifat positif dengan tingkat moderat antara SAS-SV dengan NDI dimana hal ini mewakili kejadian smartphone addiction dengan text neck syndrome. Penelitian oleh Alsiwed dkk. dilakukan pada responden yaitu mahasiswa kedokteran sebanyak 428 orang dengan

rata-rata usia 22,11 tahun. Penelitian ini mendapatkan bahwa disabilitas leher yang terjadi pada responden berasosiasi atau berhubungan dengan text neck syndrome dan penggunaan smartphone dimana hal ini disertai dengan ditemukannya posisi yang kurang tepat dalam menggunakan smartphone dan penggunaan yang berkepanjangan pada sebagian besar responden.16

Namun, pada penelitian yang dilakukan oleh Hijab dkk, memiliki hasil yang berlawanan dengan penelitian sebelumnya, yaitu tidak terdapat hubungan yang signifikan antara smartphone addiction and text neck syndrome, penelitian ini melibatkan responden yaitu mahasiswa kedokteran Universitas Lahore sebanyak 170 orang, dalam penelitian ini menghasilkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara smartphone addiction dengan text neck syndrome dan juga tidak senada dengan penelitian lain terutama dalam hal posisi menunduk dan flexi pada leher saat menggunakan smartphone dapat menyebabkan nyeri leher dan perubahan pada postur leher.17

Berdasarkan penelitian sebelumnya memang terdapat hasil yang berbeda, apabila dikelompokkan jadi terdapat kelompok penelitian yang setuju bahwa terdapat hubungan antara smartphone addiction dengan text neck syndrome dan terdapat kelompok penelitian yang tidak setuju bahwa kedua variabel tersebut berhubungan, namun bila melihat dari sisi text neck syndrome sendiri terdapat faktor-faktor dan kondisi komorbid yang bisa mempengaruhi terjadinya text neck syndrome melihat bahwa kondisi ini sendiri merupakan hasil dari proses yang progresif dan kronis. Faktor-faktor tersebut dapat berupa nyeri kepala dan bahu yang menyertai serta faktor penting lainnya adalah posisi kepala yang condong kedepan saat menggunakan smartphone (forward head posture).11 Sehingga hasil yang berbeda dari penelitian yang dilaksanakan dipengaruhi oleh faktor yang dibawa oleh masing-masing responden, seperti durasi dan frekuensi dalam menggunakan smartphone, tingkat adiksi, serta faktor muskuloskeletal seperti posisi saat menggunakan smartphone yang pada akhirnya memberi pengaruh pada penelitian yang dilakukan

SIMPULAN DAN SARAN

Prevalensi text neck syndrome terjadi sebanyak 37,4%, sedangkan smartphone addiction sebanyak 69,3%. Karakteristik meliputi jenis kelamin serta angkatan ditemukan memiliki hubungan dengan terjadinya text neck syndrome, sedangkan umur, durasi dan posisi saat menggunakan smartphone tidak ditemukan memiliki hubungan dengan text neck syndrome. Selain itu disimpulkan pula bahwa terdapat hubungan antara smartphone addiction dengan text neck syndrome pada Mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Angkatan 2019 dan 2020

Berdasarkan hasil yang didapat, mahasiswa dan masyarakat diharapkan menjadi semakin bijak saat

menggunakan smartphone dan diharapkan mampu melakukan prevensi dari gangguan muskuloskeletal akibat penggunaan smartphone. Saran untuk penelitian lain yang ingin melakukan studi tentang hubungan smartphone addiction dengan text neck syndrome yaitu nantinya lebih memperdalam tentang tingkat kekuatan hubungan antara smartphone addiction dengan text neck syndrome, serta faktor-faktor yang mungkin berpengaruh terhadap terjadinya text neck syndrome. Selain itu mengenai kondisi smartphone addiction, diharapkan peneliti selanjutnya melakukan studi yang memperdalam tentang pengelompokan durasi penggunaan smartphone.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    David, D., Giannini, C., Chiarelli, F., Mohn, A.. “Text neck syndrome in children and adolescents”. International Journal of Environmental Research and Public Health,2021;18(4):1565.

  • 2.    Genebra, C.V.D.S., Maciel, N.M., Bento, T.P.F., Simeão, S.F.A.P., Vitta, A. De.. “Prevalence and factors associated with neck pain: a population-based study”.     Brazilian     Journal     of     Physical

Therapy,2017;21(4):274–280.

  • 3.    Arsyad, A. “Analysis risk factors for neck pain complaints in production workers at PT Maruki international Indonesia”. Nusantara Medical Science Journal,2017:7–13.

  • 4.    Curtis, S. 2017. Neck pain causes, diunduh darihttps://www.spinehealth.com/conditions/neck-pain/neck-pain-causes, pada 19 Nov 2021.

  • 5.    Kokiwar, P., Shruthi, C., Manognya, K., Ghouse, Sajid, S.. “Original article prevalence and risk factors of text neck syndrome among medical students”. MRIMS - Journal of Health Sciences,2020;8(1):10–13.

  • 6.    Alzarea, B.K., and Patil, S.R.. “Mobile phone head and neck pain syndrome: proposal of a new entity”. Ohdm,2015;14(5):313–317.

  • 7.    Jeon-Hyeong, L., and Seo, K.C.. “The comparison of cervical repositioning errors according to smartphone addiction grades”. Journal of Physical Therapy Science,2014;(26)4:595–598.

  • 8.    Haerunnisa, P.A., and Firmansyah, R..  “Peranan

smartphone dalam dunia pendidikan di masa pandemi covid-19”. TEMATIK - Jurnal Teknologi Informasi Dan Komunikasi,2020;7(2):140–146.

  • 9.    Ting, C.H., and Chen, Y.Y.. “Smartphone addiction”. Practical Resources for the Mental Health Professional, 2020;8:215–240.

  • 10.    Arthy, C., Effendy, E., Amin, M., Loebis, B., Camellia, V., Husada, M.. “Indonesian version of addiction rating scale of smartphone usage adapted from smartphone addiction scale-short version (SAS-SV) in junior high school”. Open Access Macedonian Journal of Medical Sciences,2019;7:691.

  • 11.    Kwon, M., Kim, D.J., Cho, H., Yang, S.. “The

smartphone addiction scale:   development and

validation of a short version for adolescents”. PLOS ONE - Public Library of Science,2014;

8(12):83558.

  • 12.    Vijayakumar, M., Mujumdar, S., Dehadrai, A.. “Assessment of co-morbid factors associated with textneck  syndrome among  mobile phone  users”.

Ijsrst,2018;4(9):38–46.

  • 13.    Putra,  I.P.M.,  Nugraha,  M.H.,  Tianing,  N.W.,

Primayanti, I.D.A.I.D.. “Uji validitas dan reliabilitas adaptasi lintas budaya kuesioner neck disability index versi indonesia pada mechanical neck pain”. Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia,2020;8(3):34.

  • 14.    Vernon, H., and Mior, S.. “The neck disability index: a study of reliability and validity”. Journal of Manipulative           and           Physiological

Therapeutics,1991;14(7):409–415.

  • 15.    Shah,P.P., and Sheth,   M.S..   “Correlation of

smartphone use addiction with text neck syndrome and SMS thumb in physiotherapy students”. International Journal Of Community Medicine And Public Health, 2018;5(6):2512.

  • 16.    Alsiwed, K.T., Alsarwani, R.M., Alshaikh, S.A., Howaidi, R.A., Aljahdali, A.J.. “The prevalence of text neck syndrome and its association with smartphone use among medical students in Jeddah , Saudi Arabia”. J Musculoskelet Surg Res,2021;1–7.

  • 17.    Hijab, A., Fatima, A., Suleman, T., Naseer, R.. “Association of smartphone addiction with text neck syndrome among medical students of Lahore”. Pakistan    Journal    of    Physical    Therapy

(PJPT),2019;2(03):1–5.

http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

doi:10.24843.MU.2022.V11.i11.P05

31