KARAKTERISTIK PENYAKIT GASTROENTERITIS AKUT PADA PASIEN DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2018
on
ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL.10 NO.4,APRIL, 2021
Diterima:05-07-2021 Revisi:14-07-2021 Accepted: 26-07-2021
KARAKTERISTIK PENYAKIT GASTROENTERITIS AKUT PADA PASIEN DI
RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2018
Wayan Arlis Saputra1, I Ketut Mariadi2, Gde Somayana2
1Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
2Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar, Bali
e-mail: arlissaputra@student.unud.ac.id
ABSTRAK
Gastroenteritis Akut adalah peradangan pada lambung dan usus yang menimbulkan gejala berupa diare, mual dan muntah yang berlangsung kurang dari 14 hari. Penyakit ini masih menjadi masalah utama di masyarakat yang sulit untuk ditanggulangi baik pada negara berkembang maupun negara maju, dengan prevalensi yang masih cukup tinggi di Indonesia khususnya di Provinsi Bali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik penyakit gastroenteritis akut pada pasien di RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2018 dengan karakteristik berdasarkan usia, jenis kelamin, etiologi dan status gizi. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian potong-lintang deskriptif, dengan melakukan pengambilan data melalui rekam medis, data tersebut akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan program SPSS ver.25. Berdasarkan jumlah keseluruhan sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yaitu sebanyak 71 kasus dan selanjutnya dianalisis secara deskriptif sehingga diperoleh karakteristik penyakit gastroenteritis akut paling banyak ditemukan pada kelompok umur dewasa (41-60 tahun) (36,6%), secara umum distribusi paling banyak juga ditemukan pada jenis kelamin perempuan (54,9%), etiologi infeksi bakteri (71,8%) dan status gizi overweight (39,4%). Jika dilakukan tabulasi silang antara etiologi dengan distribusi paling banyak, maka diperoleh kelompok umur dewasa yang infeksi bakteri (76,9%), perempuan yang infeksi bakteri (76,9%) dan status gizi overweight yang infeksi bakteri (71,4%).
Kata Kunci : Gastroenteritis akut, karakteristik gastroenteritis akut, dewasa
ABSTRACT
Acute gastroenteritis is inflammation of the stomach and intestines that causes symptoms of diarrhea, nausea and vomiting that lasts less than 14 days. This disease is still a major problem in society that is difficult to overcome both in developing and developed countries, with a prevalence that is still quite high in Indonesia, especially in the Province of Bali. This study studied the characteristics of acute gastroenteritis in patients at Sanglah Hospital Denpasar in 2018 with characteristics based on age, sex, etiology and nutritional status. This study uses a descriptive cross-sectional study design, by taking data through medical records, the data will be processed and analyzed using the SPSS program ver.25. Total number of samples that met the inclusion and exclusion criteria were 71 cases and subsequently analyzed descriptively obtained characteristics of acute gastroenteritis were most found in the adult group (41-60 years) (36.6%). many were also found in female sex (54.9%), the etiology of bacterial infection (71.8%) and excessive nutritional status (39.4%). If cross tabulation between etiology with the most distribution is obtained, the adult age group that is infected with bacteria (76.9%), women with
bacterial infection (76.9%) and the nutritional status of overweight infected with bacteria (71.4%).
Keywords: Acute gastroenteritis, characteristics of acute gastroenteritis, adult
PENDAHULUAN
Permasalahan mengenai penyakit di era globalisasi ini tidak ada henti-hentinya, walaupun zaman semakin canggih dengan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi akan tetapi berbanding terbalik dengan keadaan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Salah satunya penyakit yang dapat dicegah namun prevalensi kejadiannya cukup tinggi yaitu Gastroenteritis dalam hal ini yaitu gastroenteritis akut, dimana sampai saat ini masih menjadi masalah utama di masyarakat yang sulit untuk ditanggulangi baik pada negara berkembang maupun negara maju. Gastroenteritis akut adalah peradangan pada lambung dan usus dengan gejala diare, mual dan muntah kurang dari 14 hari.1 Dilihat dari keadaan disekitar kita, bahwa gejala-gejala dari gastroenteritis akut seperti, mual, muntah dan diare itu sangat sering terjadi pada balita dan anak-anak dan itu semua membuat orang tua menjadi khawatir dan bukan hanya terjadi pada anak-anak saja, ini juga bisa dialami disemua kalangan umur dan sangat mempengaruhi aktifitas sehari-hari.
Gastroenteritis akut merupakan penyakit yang memiliki prevalensi kejadian cukup tinggi baik dinegara maju maupun berkembang. Ini dibuktikan dengan epidemiologi dari gejala gastroenteritis akut yaitu diare, dimana diperkirakan diseluruh dunia tercatat tiga sampai lima miliar kasus setiap tahunnya.2 Walaupun negara maju memiliki tingkat kesehatan yang tergolong baik dengan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai, namun gejala diare dari penyakit gasroentritis akut ini tetap menjadi masalah serius yang mengakibatkan sekitar 150 hingga 300 kematian pada anak-anak usia dibawah 5 tahun.3 Padahal diare ini mayoritas kasusnya terjadi dinegara berkembang dengan 1,3 juta kematian pada anak-anak dibawah usia lima tahun sejak tahun 2008.4
Kejadian gastroenteritis akut di Provinsi Bali paling tinggi di temukan di kabupaten Buleleng antara 10,6% sampai 12,7%.5 Selain itu diperkuat dengan data yang lain bahwa sebanyak 26.860 jiwa di sembilan kabupaten/kota di Bali terserang diare dari total jumlah penduduk 3.737.567 jiwa selama tujuh bulan periode Januari-Juli 2014. Dari data tersebut juga tercatat ada sebanyak 4.947 jiwa di Kabupaten Buleleng menderita diare, menyusul kota Denpasar (4.394),
Kabupaten Gianyar (4.121), Tabanan (3.613), Badung (2.584), Karangasem (2.737) dan Bangli (1.779).6
Berdasarakan beberapa data yang telah diperoleh mengenai penyakit gastroenteritis akut, bahwa angka kejadian masih tinggi, baik di Indonesia maupun di seluruh negara didunia. Jadi, dalam penelitian ini penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai Karakteristik Penyakit Gastroenteritis Akut pada Pasien di RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2018.
BAHAN DAN METODE
Jenis penelitian ini adalah potong-lintang deskriptif dengan melakukan pengambilan data dan pengukuran variabel melalui data rekam medis pasien. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Desember 2019 di sub bagian Gastroentero-Hepatologi Penyakit Dalam RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2018. Populasi target dalam penelitian ini adalah semua pasien gastroenteritis yang datang ke RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2018 dan Populasi terjangkaunya adalah semua pasien yang terdiagnosis menderita gastroenteritis akut di RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2018 sedangkan sampel pada penelitian ini adalah populasi terjangkau yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah pasien yang datang dengan rentang usia (18-40 tahun), (41-60 tahun), (>60 tahun) dan di diagnosis gastroenteritis akut serta tercatat pada data di sub bagian Gastroentero-Hepatologi Penyakit Dalam RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2018 sedangkan kriteria eksklusi adalah pasien dengan gastroenteritis akut yang tidak memiliki data lengkap mencakup usia, jenis kelamin, etiologi dan status gizi.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Total Sampling, dimana besar sampel yang digunakan adalah sama dengan jumlah populasi yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sehingga jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 71 kasus. Variabel terikat (dependent variable) pada penelitian ini adalah gastroenteritis akut dan variabel bebas (independent variable) meliputi usia, jenis kelamin, etiologi dan status gizi. Usia didefinisikan sebagai lama hidup yang dihitung dari tahun kelahiran pasien yang diperoleh dari data rekam medis pasien gastroenteritis akut di RSUP Sanglah Denpasar
Tahun 2018. Data usia yang diperoleh dinyatakan dalam tahun dan kemudian ditransformasikan menjadi data kategorikal ke dalam tiga kelompok usia yaitu dewasa muda (18-40 tahun) dewasa (4160 tahun) dan lansia (>60 tahun). Jenis Kelamin didefinisikan sebagai identitas seksual yaitu kategori laki-laki dan perempuan yang diperoleh dari data rekam medis pasien gastroenteritis akut di RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2018. Etiologi didefinisikan sebagai penyebab atau asal penyakit yang dibedakan menjadi infeksi bakteri dan non-infeksi. Dikatakan infeksi bakteri jika hasil lab White Blood Cell (WBC) diatas 10,0 x 109/L dan dengan pemberian antibiotik. Sedangkan untuk yang non-infeksi, hasil lab WBC dibawah 10,0 x 109/L dan tidak dengan pemberian antibiotik. Semua data tersebut diperoleh dari data rekam medis pasien gastroenteritis akut di RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2018. Status Gizi didefinisikan sebagai suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang terhadap makanan yang dikonsumsi baik kualitas maupun kuantitas, yang diperoleh dari data antropometri yaitu Indeks Massa Tubuh (IMT) yang diperoleh dari data rekam medis pasien gastroenteritis akut di RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2018. Data IMT yang diperoleh dalam bentuk data numerik dan kemudian ditransformasikan menjadi data kategorikal ke dalam 4 kelompok status gizi yaitu Underweight (<18,5), Normal (18,5-22,9), Overweight (23-24,9) dan Obesity (≥25). Gastroenteritis akut didefinisikan sebagai suatu keadaan seseorang yang mengalami buang air besar cair lebih dari tiga kali sehari dalam waktu kurang dari 14 hari, yang diperoleh dari data rekam medis pasien gastroenteritis akut di RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2018.
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder pasien gastroenteritis akut yang tercatat di sub bagian Gastroentero-Hepatologi Penyakit Dalam RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2018. Sebelum melakukan pengambilan data penelitian ini sudah dinyatakan laik etik oleh Komisi Etik Penelitian (KEP) Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar dengan nomor surat 2069/UN14.2.2.VII.14/LP/2019. Instrumen yang digunakan berupa lembar pengumpulan data yang terdiri dari nomor rekam medis, nama, usia, jenis kelamin, etiologi dan status gizi. Setelah sampel terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisis secara deskriptif serta dikelompokkan berdasarkan variabel penelitian dan disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi frekuensi dan grafik.
HASIL
Tabel 1. Distribusi Penyakit Gastroenteritis Akut berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Etiologi dan Status Gizi.
|
Karakteristik |
Frekuensi (n = 71) |
Distribusi (%) |
|
Kelompok Umur | ||
|
Dewasa Muda (18-40 |
20 |
28,2 |
|
tahun) | ||
|
Dewasa (41-60 |
26 |
36,6 |
|
tahun) | ||
|
Lansia (>60 tahun) |
25 |
35,2 |
|
Jenis Kelamin | ||
|
Laki-Laki |
32 |
45,1 |
|
Perempuan |
39 |
54,9 |
|
Etiologi | ||
|
Infeksi Bakteri |
51 |
71,8 |
|
Non Infeksi |
20 |
28,2 |
|
Status Gizi | ||
|
Underweight |
8 |
11,3 |
|
Normal |
25 |
35,2 |
|
Overweight |
28 |
39,4 |
|
Obesity |
10 |
14,1 |
Total 71 kasus yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, dilihat dari tabel 1 maka diperoleh distribusi penyakit gastroenteritis akut berdasarkan usia, jenis kelamin, etiologi dan status gizi. Berdasarkan karakteristik usia maka usia dikelompokan menjadi tiga kelompok kategori umur yaitu dewasa muda (18-40 tahun) dewasa (41-60 tahun) dan lansia (>60 tahun).7 Dari kelompok umur tersebut distribusi paling banyak ditemukan pada kelompok umur dewasa (41-60 tahun) yaitu sebanyak 26 kasus (36,6%). Setelah distribusi kasus terbanyak pada kelompok umur dewasa, selanjutnya juga ditemukan distribusi kasus terendah yaitu kelompok umur dewasa muda (18-40 tahun) yaitu 20 kasus (28,2%).
Distribusi penyakit gastroenteritis akut berdasarkan jenis kelamin maka diperoleh distribusi laki-laki sebanyak 32 kasus (45,1%) dan perempuan sebanyak 39 kasus (54,9%).
Distribusi penyakit gastroenteritis akut berdasarkan etiologi paling banyak ditemukan pada infeksi bakteri yaitu sebanyak 51 kasus (71,8%) atau hampir mencapai 75% dari total keseluruhan kasus.
Status gizi dapat dikelompokan menjadi empat kategori yaitu underweight, normal, overweight dan obesity. Berdasarkan kategori tersebut maka diperoleh distribusi penyakit gastroenteritis akut berdasarkan status gizi paling banyak ditemukan pada overweight yaitu sebanyak 28 kasus (39,4%) dan yang terendah yaitu pada status gizi underweight sebanyak 8 kasus (11,3%).
Tabel 2. Distribusi Etiologi berdasarkan Karakteristik Kelompok Umur
|
Kelompok Umur |
Etiologi |
Total (%) | |
|
Infeksi Bakteri (%) |
Non Infeksi (%) | ||
|
Dewasa Muda |
15 |
5 |
20 |
|
(18-40 tahun) |
(75,0) |
(25,0) |
(100,0) |
|
Dewasa (41-60 |
20 |
6 |
26 |
|
tahun) |
(76,9) |
(23,1) |
(100,0) |
|
Lansia (>60 |
16 |
9 |
25 |
|
tahun) |
(64,0) |
(36,0) |
(100,0) |
|
Total |
51 |
20 |
71 |
|
(71,8) |
(28,2) |
(100,0) | |
Distribusi kasus berdasarkan karakteristik kelompok umur paling banyak ditemukan pada kelompok umur dewasa (41-60 tahun) 26 kasus, jika ditinjau dari segi etiologi berdasarkan tabel 2 distribusi kelompok umur dewasa yang infeksi bakteri sebanyak 20 kasus (76,9%) dan yang non-infeksi sebanyak 6 kasus (23,1%). Berdasarkan hasil analisis data ditemukan adanya distribusi kasus paling rendah yaitu pada kelompok umur dewasa muda (18-40 tahun) 20 kasus. Pada kelompok umur dewasa muda tersebut yang mengalami infeksi bakteri sebanyak 15 kasus (75,0%) dan yang non-infeksi sebanyak 5 kasus (25,0%).
Tabel 3. Distribusi Etiologi berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin
|
Jenis Kelamin |
Etiologi |
Total (%) | |
|
Infeksi Bakteri (%) |
Non Infeksi (%) | ||
|
Laki-Laki |
21 |
11 |
32 |
|
(65,6) |
(34,4) |
(100,0) | |
|
Perempuan |
30 |
9 |
39 |
|
(76,9) |
(23,1) |
(100,0) | |
|
Total |
51 |
20 |
71 |
|
(71,8) |
(28,2) |
(100,0) | |
Berdasarkan karakteristik jenis kelamin diperoleh bahwa distribusi paling banyak ditemukan pada jenis kelamin perempuan 39 kasus. Dari distribusi jenis kelamin perempuan tersebut yang infeksi bakteri sebanyak 30 kasus (76,9%) dan yang non-infeksi sebanyak 9 kasus (23,1%), sedangkan untuk yang laki-laki dengan 32 kasus yang mengalami infeksi bakteri sebanyak 21 kasus
(65,6%) dan non-infeksi sebanyak 11 kasus (34,4%).
Tabel 4. Distribusi Etiologi berdasarkan Karakteristik Status Gizi
|
Status Gizi |
Etiologi |
Total (%) | |
|
Infeksi Bakteri (%) |
Non Infeksi (%) | ||
|
Underweight |
5 |
3 |
8 |
|
(62,5) |
(37,5) |
(100,0) | |
|
Normal |
18 |
7 |
25 |
|
(72,0) |
(28,0) |
(100,0) | |
|
Overweight |
20 |
8 |
28 |
|
(71,4) |
(28,6) |
(100,0) | |
|
Obesity |
8 |
2 |
19 |
|
(80,0) |
(20,0) |
(100,0) | |
|
Total |
51 |
20 |
71 |
|
(71,8) |
(28,2) |
(100,0) | |
Dilihat dari hasil distribusi gastroenteritis akut berdasarkan status gizi, distribusi paling banyak ditemukan pada status gizi overweight dan paling rendah ditemukan pada status gizi underweight. Jika status gizi overweight ditinjau dari segi etiologi maka diperoleh dari total 28 kasus overweight yang infeksi bakteri sebanyak 20 kasus (71,4%) dan yang non-infeksi sebanyak 8 kasus (28,6%). Distribusi yang paling rendah yaitu pada status gizi underweight sebanyak 8 kasus maka diperoleh yang infeksi bakteri sebanyak 5 kasus (62,5%) dan yang non-infeksi sebanyak 3 kasus (37,5%).
PEMBAHASAN
Berdasarakan tabel 1 dari kelompok umur, distribusi kejadian penyakit gastroenteritis akut yang tertinggi ditemukan pada kelompok umur dewasa (41-60 tahun) dan yang terendah pada kelompok umur dewasa awal (18-40 tahun). Hasil tersebut sebanding dengan penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan oleh olehhLopman, Ben A, dkk8 pada tahun 2011, dari penelitian tersebut diperoleh adanya peningkatan kejadian gastroenteritis akut dari semua pasien rawat inap terutama pada kelompok umur dewasa dan lansia pada tahun 1996 hingga 2007. Pada kelompok umur dewasa menuju lansia atau lanjut usia, pada umumnya telah terjadi penurunan kemampuan fisik dan fisiologis yang signifikan. Pada proses penuaan ini dapat terlihat adanya perubahan dalam penampilan, penurunan fungsional panca indera,
dan tentunya adanya penurunan sistem imun yang akan mengakibatkan terjadinya peningkatan kerentanan terhadap penyakit tertentu yang terkait dengan penambahan usia. Pada dewasa juga sering terjadinya penyakit-penyakit komorbid yaitu adanya dua atau lebih penyakit yang timbul secara bersamaan. Prevalensi penyakit-penyakit komorbid di Indonesia cukup tinggi, dimana satu dari tiga jenis penyakit menular yaitu diare merupakan penyakit yang paling sering terjadi pada dewasa dan lansia, ini dikarenakan buruknya prilaku hidup bersih dan sehat serta kondisi sosial ekonomi yang rendah.9
Distribusi kejadian penyakit gastroenteritis akut berdasarkan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan yang tertinggi ditemukan pada jenis kelamin perempuan. Hasil ini sebanding dengan penelitian yang dilakukan oleh Grace dan El Azar tahun 2009 dimana jenis kelamin perempuan memiliki proporsi lebih tinggi dari pada laki-laki.10 Hasil ini sedikit bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmi Hidayanti yang menunjukan tidak adanya perbedaan yang cukup signifikan antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan terhadap kejadian gastroenteritis akut.11 Kejadian penyakit gastroenteritis akut antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan sebenarnya tidak ada perbedaaan, baik antara laki-laki dan perempuan memiliki peluang yang sama mengalami penyakit gastroenteritis akut, walaupun memiliki peluang yang sama tapi dari penelitian ini distribusi penyakit gastroenteritis akut lebih tinggi pada perempuan hanya sebesar 9,8% dari jenis kelamin laki-laki, ini mungkin disebabkan, dimana perempuan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kesehatan diri dan keluarganya, sehingga perempuan lebih banyak melakukan pengobatan dan cenderung lebih memilih untuk berkonsultasi terlebih dahulu kedokter terhadap keluhan yang dialami, sehingga kasus yang tercatat lebih banyak pada perempuan. Hasil ini juga sebanding dengan penelitian yang dilakukan pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Swasta Provinsi Banten, yang menunjukan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan, dimana terdapat 52 kasus (49,52%) pada laki-laki dan 53 kasus (50,48%) pada perempuan.12
Distribusi penyakit gastroenteritis akut jika dilihat dari etiologi atau penyebabnya yang memiliki distribusi paling tinggi adalah infeksi bakteri. Hasil ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan di RSUP Dr Kariadi Semarang pada tahun 2012 dari hasil pemeriksaan penunjang berupa kultur feses diperoleh etiologi
infeksi bakteri lebih tinggi.13 Kejadian infeksi dan non-infeksi ini sangat tergantung dari masing-masing individu, mulai dari kondisi kesehatan umum individu seperti orang-orang yang terinfeksi HIV dan orang-orang yang menjalani kemoterapi sehingga lebih mudah mengalami penyakit infeksi komorbid lainnya seperti gastroenteritis akut, penggunaan obat-obatan kemoterapi dan sistem imun yang lemah akibat HIV, ini akan mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan flora normal usus, salah satunya yaitu E. coli. Bakteri ini akan menjadi patogen jika jumlahnya meningkat didalam saluran pencernaan dan menghasilkan enterotoksin sehingga muncul keluhan berupa diare. Kebersihan pribadi dan sanitasi lingkungan yang kurang serta kebiasaan mengkonsumsi makanan atau minuman dari sumber yang kurang bersih ini merupakan faktor risiko terjadinya penyakit gastroenteritis akut akibat infeksi.
Dilihat dari distribusi penyakit gastroenteritis akut berdasarkan status gizi yang memiliki distribusi paling tinggi adalah tatus gizi overweight. Hasil tersebut berbeda dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Palupi A dkk14 di ruang rawat inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2009 dimana semakin rendah status gizi seseorang maka kejadian gastroenteritis akut akan meningkat. Hasil ini juga berbeda dari penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Dekawati pada tahun 2014 di Puskesmas Musuk I Boyolali hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa ada sebanyak 87,5% lansia dengan status gizi tidak baik cenderung rentan mengalami gastroenteritis akut.15 Pada orang-orang dengan status gizi overweight atau kelebihan berat badan cenderung mengkonsumsi makanan lebih banyak dan tidak terkontrol seperti makanan atau minuman tertentu yang sulit untuk dicerna, seperti makanan dengan kadar lemak, asam, gula atau karbohidrat yang tinggi sehingga ini menjadi peluang terganggunya sistem pencernaan seperti halnya malabsorbsi lemak yang akan menjadi penyebab terjadinya penyakit gastroenteritis akut. Selain hal tersebut kemungkinan untuk terjadinya penularan agen-agen infeksi akibat makanan yang terkontaminasi juga akan semakin meningkat.
Berdasarkan hasil dari tabel 2 diperoleh distrubisi terbanyak yaitu kelompok umur dewasa, ternyata dari kelompok umur dewasa tersebut kejadian gastroenteritis akut akibat infeksi bakteri lebih tinggi dibandingkan yang non-infeksi. Ini dikarenakan proses metabolisme tubuh mengalami penurunan termasuk sintesis protein yang nantinya akan berpengaruh pada sistem imunitas. Jika imunitas menurun kemungkinan untuk terinfeksi akan lebih mudah.16 Dilihat dari aspek yang lain
dimana kelompok umur dewasa tentunya selain mengalami penurunan sistem imun, dewasa juga mengalami penyakit-penyakit degeneratif, ini terjadi akibat bertambahnya usia sehingga fungsi jaringan dan organ tubuh semakin mengalami penurunan. Akibat dari penyakit degeneratif tersebut dewasa akan mencari pengobatan dari penyakit yang dialaminya ke pusat-pusat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, biasanya pengobatan dan durasi perawatannya bersifat jangka panjang, hal ini menjadi risiko dewasa untuk mengalami penyakit gastroenteritis akut akibat infeksi nosokomial, yang didapat dari rumah sakit atau tempat perawatan lainnya. Dari penelitian lain yang dilakukan oleh Xiao-Huan Gong di Shanghai China pada tahun 2012-2016 juga menunjukan hasil yang sama dimana penelitian tersebut menjelaskan bahwa adanya hubungan antara gastroenteritis akut akibat infeksi dengan usia pasien, secara umum usia pasien anatara 30 dan 59 tahun lebih cenderung mengalami gastroenteritis akut akibat infeksi bakteri sebanyak 25,79%.17
Berdasarkan tabel 3 distribusi etiologi penyakit gastroenteritis akut pada pasien di RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2018 berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin, yang paling tinggi adalah jenis kelamin perempuan dari jenis kelamin perempuan tersebut ternyata kejadian gastroenteritis akut akibat infeksi bakteri juga lebih tinggi dibandingkan yang non-infeksi. Kemungkinan hal tersebut bisa terjadi karena perempuan memiliki risiko lebih tinggi dari pada laki-laki terhadap kejadian gastroenteritis akut yaitu berupa prilaku maupun paparan yang dialami oleh perempuan. Perempuan lebih banyak melakukan kegiatan rumah tangga seperti memasak, membersihkan rumah, serta aktivitas lainnya yang menjadi sumber paparan patogen dalam rumah tangga.10 Penelitian lain juga menjelaskan bahwa wanita yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga akan melahirkan bayi yang memilki risiko lebih tinggi mengalami kejadian gastroenteritis akut akibat infeksi terutama pada bayi perempuan, namun apakah risiko tersebut akan berlanjut hingga dewasa, masih belum ada penelitian yang menjelaskan hal tersebut.18
Berdasarkan Karakteristik Status Gizi, dilihat dari tabel 4 diperoleh distribusi paling tinggi yaitu pada status gizi overweight, dari yang overweight ternyata kejadian gastroenteritis akut akibat infeksi bakteri juga lebih tinggi dibandingkan yang non-infeksi. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sumon Kumar Das yang dilakukan di Rumah Sakit Bangladesh, ditemukan bahwa kejadian
gastroenteritis akut akibat infeksi ini berkaitan dengan overweight dan obesitas, dimana salah satu dari agen infeksinya adalah Vibrio cholera dan Rotavirus ditemukan meningkat signifikan pada sampel dengan status gizi overweight dan obesitas. Dari penelitian tersebut juga menjelaskan bahwa diantara individu yang status gizinya normal dan overweight tingkat kejadian infeksi Rotavirus yang menjadi penyebab gastroenteritis akut diperoleh lebih tinggi, ini kemungkinan terkait dengan keadaan sel epitel yang sehat pada saluran pencernaan yang diperlukan untuk perlekatan dan perkembangan patogen.19
SIMPULAN
Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa karakteristik penyakit gastroenteritis akut pada pasien di RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2018 paling banyak ditemukan pada kelompok umur dewasa (41-60 tahun), pada jenis kelamin perempuan dengan etiologi infeksi bakteri dan pada status gizi overweight.
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara etiologi dengan distribusi paling banyak yaitu kelompok umur dewasa, jenis kelamin perempuan dan status gizi overweight ternyata infeksi bakteri lebih sering terjadi dibandingkan yang non-infeksi.
SARAN
Adapun saran dalam penelitian ini, karena penelitian ini hanya deskriptif maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut khususnya penelitian analitik untuk mencari hubungan antara karakteristik pada penelitian ini dengan kejadian gastroenteritis akut secara lebih spesifik dan untuk penelitian deskriptif selanjutnya disarankan untuk menambah variabel karakteristiknya seperti lama perawatan, derajat dehidrasi dan tidak hanya terbatas pada kelommpok umur dewasa.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kepada dr. I Ketut Mariadi, Sp.PD-KGEH, FINASIM dan dr. Gde Somayana, Sp.PD di RSUP Sanglah Denpasar yang telah membimbing dan memberikan banyak masukan dan saran khususnya dalam pembuatan jurnal ini, serta semua pihak yang juga ikut membantu dalam pembuatan jurnal ini.
DAFTAR PUSTAKA
-
1. Diskin, Arthur., Emergent Treatment of Gastroenteritis Medication;2015. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/775277 -medication, pada 29 Juni 2017.
-
2. Elliott, EJ., "Acute Gastroenteritis in Children.". BMJ (Clinical Research Ed),2007,12:334-35.
-
3. Singh, A., and Fleurat, M., "Pediatric
Emergency Medicine Practice Acute Gastroenteritis - An Update"Emergency Medicine Practice,2010;7(7):2-23.
-
4. Black, RE., dkk. Child Health Epidemiology Reference Group of WHO and, UNICEF "Global regional and national causes of child mortality in 2008” a systematic analysis,2010;375(9730):1969-87.
-
5. Soendoro, Triono., Buku Laporan Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007 Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan
RI;2007.h.72-74.
-
6. Merdeka., 26.860 Orang di Bali terserang
diare: Jatmiko Adhi Ramadhan. 2014. Diunduh dari
https://www.merdeka.com/peristiwa/26860-orang-di-bali-terserang-diare.html, pada 8 Juli 2017.
-
7. Jannah M., Yacob F., Julianto., Rentang Kehidupan Manusia (Life Span Development) dalam Islam,2017;3(1):108-114.
-
8. Lopman, Ben A, dkk., Increasing Rates of Gastroenteritis Hospital Discharges in US Adults and the Contribution of Norovirus, 1996-2007. Clinical Infectious
Diseases,2011;52:466-74.
-
9. Anorital., Morbiditas dan Multi Morbiditas Pada Kelompok Lanjut Usia di Indonesia. Jurnal Biotek Medisiana Indonesia,2016;4:77-88.
-
10. Grace E, El Azar., Effect of Womens Perceptions and Household Practices on Childrens Waterborne Illnes in Low Income Community.EcoHealth,2009;6(2):167-79.
-
11. Hidayanti R., Faktor Risiko Diare di Kecamatan Cisarua, Cigudeg dan
Megamendung Kabupaten Bogor Tahun 2012. Tugas Akhir Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok. 2012.h.53-65.
-
12. Sari, C.P., Indriani, H.Y., Febrianti, Y., Respon Pengobatan Pada Pasien Diare Spesifik Rawat Inap di Rumah Sakit Swasta Provinsi Banten. Jurnal Ilmiah Farmasi. Universitas Islam Indonesia (Islamic University of Indonesia),2018;14:35-45.
-
13. Adyanastri F., Etiologi Dan Gambaran Klinis Diare Akut Di Rsup Dr Kariadi Semarang. Laporan Hasil. PPSK FK Universitas Diponegoro.2012.h.44-54.
-
14. Palupi A, Hadi H, Soenarto S S., Status Gizi dan Hubungannya dengan Kejadian Diare pada Anak Diare Akut di Ruang Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Jurnal Gizi Klinik Indonesia,2009;6(1):1-7.
-
15. Dekawati W., Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Ispa Dan Diare Pada Lansia Di Puskesmas Musuk I Boyolali. Naskah
Publikasi. Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah: Surakarta.
2014.h.1-12.
-
16. Fatmah., Gizi Usia Lanjut. Erlangga : Jakarta. 2010.
-
17. X. Gong, Wu. H, Li. J, Xiao. W, dkk., Epidemiology, Etiology and Seasonality of Infectious Diarrhoea in Adult Outpatients Through Active Surveillance in Shanghai, China, 2012–2016: a cross-sectional study. BMJ Open,2018;8:9-11.
-
18. R. Naved., Violence Against Women and Increases in the Risk of Diarrheal Disease and Respiratory Tract Infections in Infancy. American Medical Association. Arch Pediatr Adolesc Med,2009;163(10):931-36.
-
19. DassS.K, ChistiMM.J, Huq.SS, dkk., Clinical Characteristics, Etiology and Antimicrobial Susceptibility among Overweight and Obese Individuals with Diarrhea: Observed at a Large Diarrheal Disease Hospital, Bangladesh. PLoS ONE,2013;8:1-9.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
doi:10.24843.MU.2021.V10.i7.P17
97
Discussion and feedback