Jurnal medika udayana


JMU

I—><Λ λ Idirectoryof

I ∕ ∖ OPEN ACCESS

IJOURNALS


ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL.10 NO.4,APRIL, 2021

Diterima:03-05-2021 Revisi:17-05-2021 Accepted: 25-05-2021

KARAKTERISTIK PASIEN MENINGITIS DEWASA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR JANUARI 2018-SEPTEMBER 2019

Nanda Yulinda Lestari, AAA Suryapraba, Kumara Tini, I Gst. Ngr. Ketut Budiarsa 1Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran,

Universitas Udayana, Denpasar, Bali

  • 2Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar, Bali Email: [email protected]

ABSTRAK

Meningitis merupakan peradangan yang terjadi pada lapisan selaput pembungkus jaringan otak (arakhnoid, piamater) dan sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur. Tujuan penelitian untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik pasien meningitis dewasa di RSUP Sanglah Bali Periode Januari 2018-September 2019. Metode deskriptif retrospektif dengan desain penelitian potong lintang (cross-sectional). Populasi yang digunakan yaitu pasien yang terdata pada rekam medis dan menggunakan teknik pengumpulan total sampling. Diperoleh responden sebanyak 70 orang dengan distribusi terbanyak pada kelompok usia 18-31 (28,6%), laki-laki (74,3%), pegawai swasta (38,6%) dan berdomisili di Denpasar (35,7%). Etiologi terbanyak yaitu tuberkolosis (42,2%). Manifestasi klinis yaitu panas (85,7%), nyeri kepala (75,7%), dan kaku kuduk (75,57%). Hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap WBC menunjukan rerata 14,6±7,2 103/µL (leukositosis). Skor GCS 15 (35,7%). Pemeriksaan kultur mikrobiologi terbanyak No growth (58.6%) diikuti Streptococus Suis (12,9%). Analisa Cairan Serebrospinal dengan rerata jumlah sel 459,8±728,4 Cell/µL , MTP 333,6±189,1 mg/dL, glukosa 49.5±35,2 % dan nonne pandy keruh +++ (25,7%). Hasil CT Scan kepala tersering yaitu edema serebri (50%) dan kondisi pulang membaik (65,7%). Sebagian besar pasien meningitis dewasa berusia 18-31 tahun dengan mayoritas laki-laki, pegawai swasta dan berdomisili di Denpasar. Manifestasi klinis yang tersering yaitu panas, nyeri kepala , kaku kuduk. Hasil CT Scan sebagian besar yaitu edema serebri dan pulang dengan kondisi membaik

Kata kunci : meningitis, dewasa, karakteristik

ABSTRACT

Meningitis is inflammation that occurs in the lining of the membrane that coveringbrain tissue (arachnoid, pammamater) and spinal cordncaused by bacteria, viruses and fungi with. The purpose of this study was to obtain information about the characteristics of adult meningitis patients in Sanglah Hospital in the January 2018-September 2019 period. A retrospective descriptive method with a cross-sectional study design. The study population was patients recorded in the medical record and used total sampling collection techniques. Respondents were obtained as many as 70 people with the most distribution in the age group 18-31 (28.6%), men (74.3%), private employees (38.6%) and domiciled in Denpasar (35.7%). The most etiology is tuberculosis (42.2%). Clinical manifestations are fever (85.7%), headache (75.7%), and neck stiffness (75.57%). WBC complete blood laboratory examination results showed an average of 14.6 ± 7.2 103 / µL (leukocytosis). Most GCS scores 15 (35.7%). The highest number of microbiological cultures was No growth (58.6%) followed by Streptococus Suis (12.9%). Analysis of cerebrospinal fluid showed an average cell count of 459.8 ± 728.4 Cell / µL, MTP 333.6 ± 189.1 mg / dL, Glucose 49.5 ± 35.2% and nonne pandy turbid +++ (25.7%). The most common CT head scan results were cerebral edema (50%) and the outome is mproved (65.7%). Most adult meningitis patients are aged 18-31 years with a majority of men, private employees and domiciled in Denpasar. The most common clinical manifestations are heat, headache, neck stiffness. Most of the CT scan results are cerebral edema and outcome with improved conditions

Keywords: meningitis, adult, characteristic

PENDAHULUAN

Infeksi susunan saraf pusat, salah satunya meningitis, penyakit infeksi yang berat dan sangat berbahaya.1

Meningitis merupakan peradangan yang terjadi pada selaput pembungkus otak yaitu arakhnoid, piamater dan sumsum tulang belakang disebabkan oleh virus, bakteri dan jamur. Gejala utama yang menunjukkan meningitis yaitu trias klasik demam, nyeri kepala dan kaku kuduk. Apabila yang terkena adalah parenkim otak terjadi penurunan kesadaran, defisit neurologis fokal,kejang, dan tekanan intrakranial meningkat.2

Meningitis masih merupakan infeksi yang menakutkan karena menyebabkan mortalitas dan morbiditas yang tinggi terutama di negara berkembang. Mortalitas meningitis mencapai 5-10% dan morbiditas mencapai 50 % dengan kecacatan neurologis jangka panjang.2 Di Indonesia angka kematian dilaporkan belum diketahui secara pasti dan bervariasi. Kasus meningitis yang terjadi pada tahun 2010 dimana jumlah laki-laki 12.010 dan wanita sekitar 7.371, dan 1.025 meninggal dunia.3

Meningitis merupakan beban kesehatan dikarenakan biaya perawatannya yang tinggi. Selain itu biaya vaksin untuk meningitis terbilang cukup tinggi. Faktor risiko yang menyebabkan meningitis yaitu orang yang melewatkan vaksinasi. Sebagian besar kasus meningitis tinggi pada usia anak kurang dari 5 tahun dan dewasa tua usia lebih dari 60 tahun.4 Tinggal di lingkungan komunitas dapat berisiko lebih besar mengalami meningitis dikarenakan bakteri tersebut dapat menyebar dengan cepat lewat jalur pernafasan. Orang yang menderita AIDS, sering minum alkohol, diabetes, operasi pengangkatan limpa menggunakan obat imunosupresan dan yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh juga menjadi faktor risiko timbulnya meningitis.5

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah merupakan rumah sakit rujukan dan merupakan rumah sakit pendidikan dimana tempat peneliti menimba ilmu. Berdasarkan data tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Karakteristik Pasien Meningitis Dewasa di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar periode Januari 2018-September 2019. Diharapkan data dari hasil penelitian yang diperoleh dapat digunakanuntuk memperbaiki kualitas pelayanan rumah sakit promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif mengenai meningitis untuk masyarakat umum.

BAHAN DAN METODE

Pada penelitian ini merupakan penelitian dengan deskriptif retrospektif yang menggunakan desain penelitian potong lintang (cross-sectional), dimana pada proses pengambilan data hanya dilakukan satu kali pada tiap responden. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah meningitis dewasa yang terdata di bagian Rekam Medis RSUP Sanglah Denpasar periode Januari 2018-September 2019.Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang didapatkan pada data rekam medis dan menggunakan metode total sampling, dimana semua subjek yang memenuhi krteria pemilihan akan dimasukkan ke dalam penelitian dalam batas waktu yang ditentukan.

Peneliti menggunakan alat ukur berupa lembar pengumpul data untuk mencatat rekam medis pasien RSUP Sanglah Denpasar. Penelitian ini telah mendapat izin dari Komisi Etik Penelitian dengan nomor:286/UN14.2.2VII.14/LP/2019.

HASIL

Responden yang diperoleh yaitu 70 sampel pada penelitian ini dengan menggunakan data rekam medis pasien meningitis dewasa di RSUP Sanglah Bali periode Januari 2018-September 2019 Karakteristik dasar responden dikelompokkan berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin , pekerjaan, domisili , etiologi, anamnesis, pemeriksaan neurologi, hasil laboratorium darah lengkap, kimia, kultur dan sensivitas, analisa CSS, CT Scan, dan kondisi pulang

Berdasarkan tabel 1 didapatkan kelompok usia 18-30. tahun memiliki proporsi paling tinggi yaitu sebesar 28,6% dibandingkan kelompok usia yang lain. Mayoritas pasien berjenis kelamin laki-laki dengan proporsi 74,3%. Pegawai swasta memiliki proporsi paling tinggi dibandingkan pekerjaan yang lain yaitu sebesar 38,6%. Pasien yang berasal dari Denpasar memiliki proporsi tertinggi yaitu sebesar 35,7%

Tabel 1 Karakteristik Data demografi

Variabel

N

%

Jenis Kelamin

Laki-laki

52

74,3

Perempuan

18

25,7

Umur

18-30

20

28,6

31-40

13

18,6

41-50

15

21,4

51-60

15

17,1

>60

10

14,3

Pekerjaan

Pegawai swasta

27

38,6

Lain-lain

13

18,0

Pelajar

8

11,4

Wiraswasta

8

11,4

Tidak bekerja

7

10,0

Petani

4

5,7

Domisili

Denpasar

25

35,7

Karangasem

11

15,3

Gianyar

10

14,3

Badung

9

12,9

Luar Bali

8

11,4

Tabanan

3

4,3

Bangli

2

2,9

Singaraja

1

1,4

Jembrana

1

1,4

Klungkung

0

0

Tabel 2 Karakteristik Manifestasi Klinis

Variabel

N

%

Manifestasi klinis pasien

Panas

60

85,7

Nyeri kepala

53

75,7

Kaku kuduk

53

75,5

Gangguan kesadaran

48

68,6

Mual muntah

28

40,0

Riwayat infeksi THT

23

32,9

Berat badan turun

22

31,4

Kejang

20

28,6

Anoreksia

12

17,1

Riwayat infeksi paru

17

24,3

Gejala neurologi lainnya

21

30,0

GCS n=64

15

25

35,7

12-14

16

22,8

8-11

22

31,4

<8

1

1,4

Etiologi

Tuberkolosis

30

42,9

Bakteri

29

41,4

Viral

9

12,9

Jamur

2

2,9

Berdasarkan tabel 2 menurut hasil anamnesis yang menunjukan manifestasi klinis yang paling banyak dijumpa yaitu panas dengan proporsi sebesar 85,7% nyeri kepala 75,7% dan kaku kuduk 75,57% . Hasil pemeriksaan GCS 15 yaitu sebesar 35,7% dengan GCS compos mentis Berdasarkan etiologi penyebab terbesar yaitu tuberkolosis dengan proporsi 42,9% .

Hasil pemeriksaan laboratorium kimia dengan rerata SGPT yaitu 53,2±69,9 U/L , SGOT yaitu 37,4±33,5 U/L, BUN yaitu 19,3±17,9 mg/dL, SC yaitu 0,8±0,3 mg/dL, NA yaitu 134,2±9,0 mmol/L dan K yaitu 3,9±0,90 mmol/L.

Tabel 3 Karakteristik Pemeriksaan Laboratorium

Variabel

Rerata±SB     Satuan

Darah Lenkap

WBC

RBC

HCT

HGB

PLT

Neu

Lym

14,6±7,2        103/µL

4,8±.7,2         103/µL

41,9±6,3        %

13,3±2,0        g/dL

276,7±115,9     103/µL

79,7±14,8      %

11,2±9,4        %

Kimia SGPT SGOT BUN SC NA K

53,2±69,9          U/L

37,4±33,5       U/L

19,3±17,9       mg/dL

0,8±0,3           mg/dL

134,2±9,0       mmol/L

3,9±0,90        mmol/L

N

%

Nonne Pandy

-     tidak keruh

9

12,9

+    berkabut

13

18,6

++   keruh

18

25,7

+++ sangat keruh

21

30,0

++++ keruh seperti susu/endapan

8

11

Kultur

No Growth

41

58,6

Streptococus suis

9

12,9

Lainnya

8

11,2

Bacillus sp

4

5,7

S. Thoracentesis

3

4,2

Stapylococus cohnii

2

2,8

Stapylocucus hemolyticus

2

2,8

Berdasarkan tabel 3 hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap dengan rerata WBC menunjukan leuositosis yaitu 14,6±7,2 103/µL, RBC yaitu 4,8±.7,2 103/µL , HCT yaitu 41,9±6,3 % , HGB yaitu 13,3±2,0 g/dL, PLT yaitu 276,7±115,9 103/µL, Neutrofil yaitu 79,7±14,8 %, dan Lymfosit yaitu 11,2±9 %.

Hasil pemeriksaan kultur yaitu sebagian besar No growth yaitu 58,6%, dikarenakan membutuhkan media khusus dan kedua terbanyak yaitu Streptococus suis dengan 12,9 %. Dari pemeriksaan analisa LCS dengan hasil rerata jumlah sel yaitu 459,8±728,4 Cell/µL, MTP yaitu 335,6±189,1 mg/dL, dan glukosa

sebesar 49,5±35,2% serta hasil pemeriksaan Nonne Pandy terbanyak yaitu +++ (sangat keruh) sebesar 30%. CT Scan menunjukan

Tabel 4 Karakteristik Kondisi Pulang

jumlah sel imun dan intensitas responsnya. Hal ini juga disebabkan berbagai paparan seperti alkohol, rokok, stress dan pola hidup yang tidak sehat menyebabkan pria lebih rentan terkena infeksi.

Variabel

N

%

Kondisi Pulang

Membaik

46

65

Meninggal

12

17,1

Stabil

7

10

edema serebri dengan proporsi terbanyak yaitu sebesar 50%. Berdasarkan tabel 4 mayoritas pasien

pulang dengan kondisi membaik dengan proporsi 65,7%

PEMBAHASAN

Meningitis merupakannkasus neurologi yang bersifat kegawatdaruratan. Prevalensi meningitis masih cukup tinggi di negara berkembang dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi . Mortalitas meningitis mencapai 510% dan morbiditas jangka panjang yang berupa sekuel neurologis mencapai 50 %.2 Terdapat 70 kasus meningitis dewasa yang didapatkan pada penelitian ini . Didapatkan umur 18-30 tahun memiliki proporsi paling tinggi yaitu sebesar 28,6% dibandingkan kelompok usia yang lain. Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Taylor, dkk tahun 2012 di Vietnam dari 262 pasien memiliki usia rerata 34,5 (dengan rentang 1385) tahun.6 Penelitian yang dilakukan oleh Masfiyah, dkk tahun 2013 di RSUP dr. Kariadi Semarang dengan umur sampel rerata yaitu 39,59 ± 15,7 tahun, dimana sistem imun berada dalam puncak kematangannya. 7

Mayoritas pasien meningitis yang dirawat di RSUP Sanglah berjenis kelamin laki-laki dengan rasio perbandingan laki-laki dan perempuan adalah 74,3% dan 25,7%. Penelitian yang dilakukan oleh Zeina, 2009 pasien meningitis sebanyak 55 orang laki-laki dan perempuan sebanyak 38 orang.8 Di Indonesia pada tahun 2010 menurut Menkes RI tahun 2011 dimana jumlah pasien laki-laki 12.010 dan wanita sekitar 7.371 pasien.3 Penelitian yang dilakukan oleh Elizabeth,dkk 9

tahun 2002 menyebutkan bahwa hormon testosteron pria cenderung meredam respons imun, hormon estrogen wanita meningkatkan

Pegawai swasta memiliki proporsi paling tinggi dibandingkan pekerjaan yang lain yaitu sebesar 38,6%. Penelitian yang dilakukan Susilawathi, dkk tahun 2019 pada pasien

Meningitis Streptococus Suis menunjukan bahwa dari 71 orang, pegawai swasta sebagai pekerjaan dengan proporsi terbanyak yaitu 56,8% .10

Berdasarkan asal daerah, Denpasar memiliki proporsi tertinggi yaitu 35,7% dibandingkan dengan daerah lainnya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Susilawathi, dkk tahun 2019 asal daerah tertinggi yaitu 63,6% dari 71 pasien. Hal ini disebabkan karena Kota Denpasar merupakan Ibu kota Provinsi Bali yang mengalarni perkembangan yang cukup pesat dan merupakan kota terpadat di Bali.10

Menurut hasil anamnesis sebagian besar kasus yang masuk ke RSUP Sanglah memiliki gejala klinis yaitu panas 85,7% nyeri kepala 75,7% dan kaku kuduk dengan pemeriksaan neurologi tanda perangsangan meningeal 75,57% dan gangguan kesadaran 68,6%. Penelitian yang dilakukan oleh Taylor dkk , 2012 di Vietnam dari 262 orang secara keseluruhan, demam 96,9% dan sakit kepala 96,2% dan kaku kuduk dengan proporsi sebanyak 83,2%.6 Hal ini sesuai dengan empat gejala utama pada pasien meningitis yaitu trias klasik (demam, sakit kepala, dan kaku kuduk) dan perubahan kesadaran. 11

Hasil GCS awal masuk didapatkan terbanyak yaitu dengan score 15 (compos mentis) 35,7%. Pada penelitian Handojo tahun 2014 di RSUP Sanglah dengan kesadaran GCS 15 pada 13 orang (24,07%), dan sisanya mengalami penurunan GCS 12-14 (18,51%), GCS 8-11 (18,51%), dan GCS < 8 sebanyak 4 orang. 12

Berdasarkan etiologi penyebab terbesar yaitu tuberkolosis dengan proporsi

  • 42,9%. Penelitian yang dilakukan oleh Setiani, dkk tahun 2016 di RSUP Sanglah dengan proporsi terbanyak yaitu 41 pasien (58,6%) meningitis tuberculosis dan 26 pasien (37,15%) meningitis non tuberculosis.13 Meningitis tuberkulosis merupakan salah satu komplikasi dari Tuberkolosis Primer dimana penyakit ini sering ditemukan di negara berkembang, salah satunya di Indonesia.14 Menurut Depkes RI pada tahun 2006, Indonesia mendapat urutan ketiga terbanyak di dunia setelah dengan jumlah sekitar 10% dari jumlah keseluruhan penderita. 15

Hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap dengan rata-rata WBC menunjukan leukositosis yaitu 14,6±7,2 103/µL. Penelitian yang dilakukan oleh Handojo, dkk tahun 2013 di RSUP Sanglah dengan rerata sel darah putih 13,245±6.940 , sebanyak 34 orang (62,96%) mempunyai kadar sel darah putih ≥ 10.000 mg/dl.13 Hal ini disebabkan oleh sitokin dan kemokin menginduksi perubahan dinding kapiler dalam perubahan otak darah di sawar otak darah (BBB) yang menyebabkan ekspresi reseptor leukosit lebih banyak, yang meningkatkan pengikatan dan ekstravasasi sel darah putih. 16

Hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap dengan rerata RBC yaitu 4,8±.7,2 103/µL , HCT yaitu 41,9±6,3 % , HGB yaitu 13,3±2,0 g/dL, PLT yaitu 276,7±115,9 103/µL, Neutrofil yaitu 79,7±14,8 %, dan Lymfosit yaitu 11,2±9 %. Dari pemeriksaan laboratorium kimia dengan hasil rerata SGPT yaitu 53,2±69,9 U/L , SGOT yaitu 37,4±33,5 U/L. Hasil rata-rata BUN yaitu 19,3±17,9 mg/dL, SC yaitu 0,8±0,3 mg/dL, K yaitu 3,9±0,90 mmol/L.

Hasil rata-rata NA yaitu 134,2±9,0 mmol/L. Penelitian yang dilakukan oleh Handojo, dkk tahun 2013 dengan rerata kadar natrium di RSUP Sanglah adalah 134 ± 8,79, sebanyak 23pasien (50%) memiliki kadar natrium < 135 mg/dl.13

Pemeriksaan kultur mikrobiologi yaitu sebagian besar No growth yaitu 58,6%, dikarenakan membutuhkan media khusus untuk pertumbuhannya. Hasil kultur kedua terbanyak yaitu Streptococus suis dengan 12,9 %. Hal ini dikarenakan di RSUP Sanglah tidak dilakukan dikarenakan membutuhkan media khusus untuk pertumbuhan.

Dari pemeriksaan analisa CSS dengan rerata hasil jumlah sel yaitu 459,8±728,4 Cell/µL. Penelitian yang dilakukan oleh Setiani, dkk14 di RSUP Sanglah 2016 jumlah sel meningkat (65 pasien,92,9%), dengan rerata 851,4 (SB±1,65). Hasil penelitian Janis, dkk17 pada tahun 2006 di RS dr Cipto

Mangunkusomo dengan rata-rata jumlah sel CSS 395,51 cell/µL.

Hasil rata-rata MTP yaitu 335,6±189,1 mg/d Penelitian yang dilakukan di RSUP Sanglah 2016 oleh Setiani, dkk14 bahwa MTP meningkat (47 pasien , 67,1%).

Glukosa sebesar 49,5±35,2% . Penelitian yang dilakukan oleh Handojo, 2014 di RSUP Sanglah Nilai rerata kadar glukosa pada LCS yaitu 54,85 ± 4,91, sebanyak 22 pasien (45,8%) dengan kadar glukosa LCS < 40 mg/dl.13 Menurut penelitian yang dilakukan oleh Janis, dkk17 tahun 2006 di RSUP Cipto Mangunkusumo rerata glukosa CSS adalah 47,10 mg/dl.

Hasil pemeriksaan Nonne Pandy ter banyak yaitu +++ (sangat keruh) dengan proporsi sebesar 30%. Penelitian yang dilakukan oleh Setiani, dkk14 di RSUP Sanglah pada tahun 2016 nilai Nonne dan Pandy terbanyak +++ (26 pasien, 37,1%). Hasil CT Scan menunjukan edema serebri dengan proporsi terbanyak yaitu sebesar 50% .Penelitian yang dilakukan oleh Handojo,dkk13 tahun 2013 di RSUP Sanglah gambaran CT-Scan kepala dengan 23 orang (42,59%) menunjukkan normal, 18 orang (33,33%) edema serebri, 5 orang (9,25%) dengan hidrosefalus, 3 orang (5,56%) gabungan hidrosefalus dan edema serebri ddan 5 orang (9,25%) gambaran ct-scan lainnya. Hal tersebut sesuai kepustakaan bahwa kerusakan lebih lanjut pada meninges dan sel endotel meningkatkan produksi spesies oksigen reaktif sitotoksik, yang merusak patogen dan sel di dekatnya. Secara kolektif, perubahan ini menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial (ICO), edema serebral, iritasi meningeal dan kematian neuronal.16

Kondisi pulang sebagian besar yaitu pasien membaik dengan proporsi 65,7% Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dini tahun 2009 di RSUP Fatmawati Jakarta pada pasien meningitis didapatkan keadaan hidup sebanyak 60 orang (64,5%) dan meninggal 33 orang (35,5%). Hal ini dikaitkan dengan prognosis yang dipegnaruhi oleh waktu pengobatan, komplikasi, keadaan umum pasien. 8

SIMPULAN

Berdasarkannhasil penelitian diperoleh responden sebanyak 70 orang, dengan mayaroitas pasien dengan kelompok usia 18-31 tahun , laki-laki, Pegawai swasta dan pasien berdomisili di Denpasar.

Berdasarkan etiologi terbanyak yaitu tuberkolosis . Manifestasi klinis terbanyak

yaitu panas, nyeri kepala , dan kaku kuduk. Hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap WBC menunjukan leukositosis). Hasil CT Scan kepala dengan kontras tersering yaitu edema serebri. Mayoritas kondisi pulang pasien dengan keadaan membaik

SARAN DAN UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapkan terimakasih peniliti haturkan kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu .

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ini, peneliti berharap adanya penelitian lebih lanjut tentang perubahan trend yang terjadi saat ini mengenai karakteristik pasien meningitis dewasa

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    Andarsari. M.R. Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Meningoensafalitis (skripsi). Universitas Airlangga; 2011.

  • 2.    Kurniawati A. Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Dewasa Meningitis Bakterial di RSUD Dr. Soetomo Surabaya (skripsi). Universitas Katolik Widya Mandala; 2013.

  • 3.    Kemenkes RI, 2011 diunduh dari http://www.depkes.go.idindex.phptxtKey word=meningitis+&act=searchaction&pgn umber=0&charindex=&strucid=&fullcont ent=&CALL=1&C1=1&C2=1&C3=1&C4 =1&C5=1 (diakses pada 9 Desember 2017)

  • 4.    Hasbun R, 2017 diunduh dari tanggal http://emedicine.medscape.com/article/23 2915-over view#showall (diakses pada 20 Oktober 2017)

  • 5.    Adriani K.S., Brouwer M.C., Van de Beek. Risk factors for community-acquired bacterial meningitis in adults. Neth J Med. 2015;73(2):53-60.

  • 6.    Taylor W, Nguyen K, dkk.The Spectrum of Central Nervous System Infections in an Adult Referral Hospital in Hanoi, Vietnam August 2012. PLOS One. 2012;7(8):1-8.

  • 7.    Masfiyah, Bintoro A, dkk. Gambaran Definitif Meningitis Tuberkulosa di RSUP dr. Kariadi Semarang. Sains Medika. 2013;5(2):62-67.

  • 8.    Zeina N. Prevalensi Meningitis pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta pada bulan Agustus 2006 sampai Juli 2009 (skripsi) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta; 2009

  • 9.    Elizabeth J.K and Kelly A.N. Messingham. Influence of Alcohol and Gender on Immune Response.2002 26(4), 257-263

  • 10.    Susilawathi N, dkk. Streptococcus suis– Associated       Meningitis,       Bali,

Indonesia,2014–2017. Emerging Infectious Diseases

2019 ;25(12) 2235-2241

  • 11.    Meisadona G, Soebroto AD, Estiasari E. Diagnosis dan Tatalaksana Meningitis Bakterialis.2015;42(1):15-19

  • 12.    Handojo W, Sudewi R , Budiarsa I, Susilawathi. Karakteristik mortalitas pasien Meningitis yang dirawat di RSUP Sanglah Denpasar Bulan Juli 2013 – Juli 2014.      2014      diunduh      dari

https://repositori.unud.ac.id/protected/stor age/upload/repositori/e194062ac27743787 4428b80f68c4d1f.pdf (diakses pada 9 September 2019)

  • 13.    Setiani P, Susilawathi N, Sudewi R. Profil Analisa Cairan Serebrospinalis Pasien Meningitis Di RSUP Sanglah Denpasar Periode Januari-Desember 2016 diunduh dari

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pen elitian_1_dir/b15f29690fe785f2f0ad08c4f c194f01.pdf (diakses pada 10 Oktober 2019)

  • 14.    Huldani. Diagnosis dan penatalaksanaan Meningitis Tuberkolosis. Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Kedokteran Banjarmasin. 2012.

  • 15.    Departemen    Kesehatan    Republik

Indonesia.      Pedoman      Nasional

Penanggulangan Tuberkulosis. Edisi ke-2. 2006.

  • 16.    Montgromery K. 2012. Meningitis diunduh dari

(http://www.pathophys.org/author/kmontg omery/, (diakses tanggal 10 Januari 2019)

  • 17.    Jannis j, Hendrik F. Meningitis mortality in Neurology Ward of Dr. Cipto Mangunkusumo hospital Jakarta. Med J Indones.2006;15(4): 236-241

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

doi:10.24843.MU.2021.V10.i5.P11

65