GAMBARAN TINGKAT PEMAHAMAN MENGENAI SEKSUALITAS DIKALANGAN SISWA-SISWI SMA DI DENPASAR
on

Jurnal medika udayana
JMU
ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 10 NO.9,SEPTEMBER, 2021
SINTA 3
Diterima: 2021-06-07 Revisi: 2021-07-31Accepted: 15-09-2021
GAMBARAN TINGKAT PEMAHAMAN MENGENAI SEKSUALITAS DI KALANGAN SISWA-SISWI SMA DI DENPASAR
Havea Pranata1, Putu Aryani2, Putu Cintya Denny Yuliyatni2 1Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana,
Denpasar, Bali
2Departemen KMKP Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali e-mail: pranatahavea@gmail.com
ABSTRAK
Pada fase remaja terjadi banyak perubahan, termasuk perubahan organ seksual dan hormonal yang mempengaruhi perkembangan psikologis remaja. Perubahan ini seringkali mendorong remaja untuk berperilaku seksual tidak aman apabila tidak mendapatkan perhatian, pendampingan dan pengawasan. Misalnya hubungan seksual usia dini/pranikah, penularan penyakit seksual, bahkan yang sering kita hadapi adalah masalah kehamilan pada usia muda. Salah satu upaya dalam menurunkan permasalahan ini yaitu dengan memberi pemahaman seksual yang baik kepada siswa-siswi. Sehingga diperlukannya pemberian pemahaman seksual yang baik pada remaja. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui pemahaman mengenai seksualitas pada siswa-siswi SMA di Denpasar. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif cross-sectional, melibatkan 100 responden yang dipilih dari siswa dan siswi SMA di Denpasar. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden itu sendiri pada satu waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 69% responden memiliki pemahaman yang kurang baik mengenai informasi seksualitas. Sebanyak 97% reponden menggunakan internet sebagai salah satu sumber dalam mencari informasi yang berkaitan dengan seksual. Secara umum dapat disimpulkan bahwa kecenderungan siswa dan siswi SMA di Denpasar masih memiliki pemahaman yang kurang baik mengenai seksualitas dan sebagian besar menggunakan internet sebagai sumber informasi seksual. Diharapkan adanya intervensi berupa pendidikan seksualitas dari orang tua maupun di sekolah untuk pengetahuan seksualitas yang kurang di kalangan siswa-siswi SMA di Denpasar, Bali, sehingga dapa mengurangi dampak buruk yang merusak masa depan mereka.
Kata Kunci : pemahaman , perilaku seksual, sumber informasi
ABSTRACT
A lot of changes happen in adolescent phase, including in sexual organ and hormonal that affect psychological development of adolescent. Without attention, assistance, and supervision, these changes may lead them to doing unsafe sex, for example, sex intercourse before marriage, sexual transmitted disease and the most frequent cases is pregnancy at a young age. One of effort to decrease this problem is to provide a good knowledge about sexual to students. Therefore, it is necessary to provide good sexual knowledge. The purpose of this study is to determine level of sexual knowledge in high school student in Denpasar. This study used a cross sectional descriptive method and involved 100 respondents of high school student in Denpasar. Data was collected using questionnaire that were filled out by respondents themselves at one time. The results of this study showed that 69% of respondent have lack of sexual knowledge, and 97% use internet as sexual information sources. We can conclude that high school students in Denpasar lack of sexual knowledge and most of them used internet as one of sexual information sources. Author hoped that there will be interventions regarding their lack of sexual knowledge from their parents and school in order to reduce the negative impact that affect their future.
Keywords: knowledge, sexual behavior, information sources.
PENDAHULUAN
Suatu individu dapat dikatakan memasuki fase remaja jika sudah pada usia 10 hingga 19 tahun1. Pada fase remaja akan mengalami perubahan-perubahan pada dirinya, baik perubahan fisik, psikologik dan sosial1,2. Pada saat inilah hormon seksual mulai berfungsi yang mampu mempengaruhi remaja untuk melakukan hal-hal perilaku seksual1.
Perilaku seksual pada fase ini cenderung masuk dalam praktik yang tidak aman. Hal ini disebabkan oleh kurangnya informasi dan komunikasi, yang diperburuk dengan mitos di masyarakat. Lalu, perasaan penasaran dan pelaksanaan akan pengalaman baru ini mendorong remaja dalam mengambil keputusan yang gegabah sehingga dapat menyebabkan situasi yang berisiko3.
Perilaku seksual yang tidak aman ini dapat menyebabkan masalah dikemudian hari. Masalah yang dapat ditimbulkan seperti bertambahnya kasus penyakit menular seksual4. Berdasarkan WHO diperkirakan disetiap 25 orang di dunia setidaknya memiliki satu dari penyakit seksual, dan sebanyak 376 kasus tambahan setiap tahunnya. Berdasarkan Global School Health Survey menyatakan bahwa sebanyak 3,3% remaja yang berusia 15 hingga 19 tahun mengidap AIDS, dimana sebanyak 9,9% perempuan dan 10,6% laki-laki memiliki pemahaman yang cukup mengenai HIV/AIDS4,5. Di Indonesia, kasus HIV sendiri sudah mencapai 398.784 orang dan bertambah setiap tahunnya, ditemukan dengan 4,3% merupakan remaja6.
Kasus kehamilan remaja di negara berkembang diperkirakan sekitar 16 juta remaja perempuan berusia 16 hingga 19 tahun dan sekitar 2,5 juta anak perempuan berusia dibawah 16 tahun hamil dan melahirkan dalam satu tahun. Di Indonesia, diperkirakan kehamilan remaja pada usia 15 hingga 18 tahun mencapai 9% dari jumlah remaja perempuan7. Kehamilan pada usia muda ini memiliki risiko pendarahan, gangguan pada kehamilan, hingga menyebabkan kematian bagi janin dan ibu, gangguan pada tumbuh kembang janin, bayi lahir premature dan berat badan lahir rendah8.
Pemberian pemahaman seksual yang benar kepada siswa-siswi merupakan salah satu cara untuk dapat meningkatkan pemahanan seksual siswa siswi. Isi dari pemahaman seksual meliputi nilai-nilai dan norma, pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi9.
Arus informasi dari media massa yang sangat pesat dapat mempercepat terjadinya perubahan salah satunya pada perilaku seksual10. Kecanggihan yang diberikan oleh media massa ini memudahkan https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum doi:10.24843.MU.2020.V10.i9.P02
remaja dalam mengakses berbagai hal, salah satunya seksual. Penyajian informasi yang tidak wajar cenderung vulgar dan menyesatkan ini memerlukan adanya pemberian pemahaman seksual yang baik melalui pendidikan seksual, namun hal ini masih sering menimbulkan kontroversi di masyarakat9,11.
Berdasarkan pendahuluan ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Tingkat Pemahaman Seksual Pada Siswa SMA di Denpasar”. Hal ini bertujuan untuk melihat tingkat pemahaman yang dimiliki oleh remaja mengenai seksual.
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini mengunakan rancangan deskriptif cross-sectional dengan tujuan menggambarkan pemahaman seksual pada remaja SMA. Penelitian ini dilakukan sejak bulan Desember 2019 hingga bulan Januari 2020 di Denpasar. Populasi penelitian adalah siswa-siswi SMA di Denpasar. Besar sampel yang ikut serta dalam penelitian ini sebanyak 100 responden yang dipilih dari 4 sekolah. Lalu tiap-tiap sekolah memberikan perwakilan sebanyak 25 responden untuk mengikuti penelitian ini.
Pada penelitian ini, kriteria inklusi merupakan siswa-siswi kelas 3, belum menikah, serta bersedia menjadi responden. Sementara kriteria eksklusi responden yaitu yang tidak lengkap menjawab kuesioner yang telah diberikan.
Pengumpulan data dilakukan menggunakan penyebaran kuesioner kepada responden secara langsung dan diisi oleh responden itu sendiri. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama memuat 20 pertanyaan seputar organ reproduksi, kesehatan alat reproduksi, penyakit menular seksual, kehamilan pada usia dini serta dampak sosial jika terjadi kehamilan dini. Untuk jawaban salah akan diberikan skor 0 sedangkan jawaban benar akan diberikan skor 1. Bagian kedua berisi mengenai sumber yang digunakan remaja dalam mengakses pemahaman seksual. Seluruh data dianalisis secara univariate.
Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dengan nomor surat 721/UN14.2.2.VII.15/LT/2020.
HASIL
Penelitian ini diikuti oleh 100 responden, dimana karakteristik responden dijabarkan pada tabel 1. Berdasarkan data menunjukkan persentase pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 51%. Berdasarkan agama, didapatkan persentase
terbanyak pada agama Hindu sebnyak 50%. Berdasarkan status pernikahan orang tua, ditemukan persentase terbanyak yaitu masih menikah sebanyak 88%.
Tabel 1. Gambaran Karakteristik Responden
Karakteristik |
Frekuensi |
Persentase (%) |
Jenis Kelamin | ||
Laki-laki |
51 |
51 |
Perempuan |
49 |
49 |
Agama | ||
Hindu |
50 |
50 |
Islam |
35 |
35 |
Kristen |
7 |
7 |
Katolik |
5 |
5 |
Budhha |
3 |
3 |
Status Pernikahan | ||
Orang Tua | ||
Masih Menikah |
88 |
88 |
Sudah Bercerai |
12 |
12 |
Pada penelitian ini menunjukkan gambaran tingkat pemahaman seksual pada responden yang dijabarkan pada tabel 2.
Tabel 2 Gambaran Tingkat Pemahaman Seksualitas
Kategori |
Frekuensi |
Persentase (%) |
Baik |
31 |
31 |
Kurang |
69 |
69 |
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa tingkat pemahaman seksual pada responden yaitu sebanyak 69% termasuk dalam kategori kurang baik dan sebanyak 31% termasuk dalam kategori baik.
Pada penelitian ini ditemukan bahwa responden masih memiliki pemahaman yang kurang dalam hal perbedaan waktu kematangan fungsi seksual pada laki-laki dan perempuan. Hal ini ditunjukkan dari 70 % siswa-siswi yang menjawab salah. Persepsi yang salah juga masih ditemukan mengenai mitos yang terdapat dimasyarakat, di mana 25% responden menjawab bahwa berenang pada kolam yang tercemar sperma dapat menyebabkan kehamilan, dan sebanyak 14% menyatakan berciuman dapat menyebabkan kehamilan. Lalu, sebanyak 76% responden menjawab bahwa hubungan seksual yang hanya sekali saja tidak dapat menimbulkan kehamilan. Pada dampak kehamilan di usia muda 97% menjawab bahwa kehamilan di usia muda berpengaruh pada lingkungan sosial dan sebanyak 96% responden menyadari bahwa kehamilan yang
tidak diinginkan di usia muda dapat menghampat dalam meraih masa depan . Pemahaman yang sudah cukup baik yaitu pada aspek ciri-ciri seksual pada remaja, dampak perilaku seksual tidak aman terhadap kehamilan, dampak kehamilan di usia muda dan aspek penyakit menular seksual (di atas 90%).
Adapun sumber informasi yang digunakan dalam memperoleh pemahaman seksual dijabarkan pada tabel 3.
Tabel 3 Frekuensi dari Sumber Informasi
Sumber Informasi |
Frekuensi |
Persentase (%) |
Internet |
97 |
97 |
Sekolah |
92 |
92 |
Teman |
91 |
91 |
Film dan video |
89 |
89 |
Televisi |
65 |
65 |
Buku bacaan |
58 |
58 |
Brosur |
40 |
40 |
Poster |
33 |
33 |
Koran |
29 |
29 |
Majalah |
24 |
24 |
Berdasarkan tabel 3, sebagian besar remaja memperoleh pemaham seksual melalui internet (97%), sementara sangat jarang yang memperoleh informasi dari majalah (24%).
PEMBAHASAN
Secara umum, kecendrungan responden memiliki pemahaman yang kurang mengenai seksual. Pengetahuan tentang seksual pada penelitian ini meliputi mengenai pubertas, perkembangan dan fungsi dari organ seksual, cara penularan dan penyakit yang diakibatkan oleh seksual, dan dampak dari kehamilan di usia muda dan dampak sosial yang dapat mereka terima di masyarakat. Pada penelitian yang dilakukan Dewi12 pada tahun 2017 menunjukkan hasil yang bertolak belakang, dimana menemukan pemahaman yang baik. Hal ini juga bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Usfinit13 pada tahun 2017 yang menunjukkan bahwa remaja memiliki pemahaman yang baik.
Pada pertanyaan tentang waktu kematangan pubertas, ditemukan kecenderungan responden menjawab dengan salah. Pubertas pada remaja perempuan biasanya lebih awal dibandingkan remaja laki-laki. Percepatan pertumbuhan pada perempuan terjadi pada awal pubertas, sedangkan pada remaja laki-laki terjadi pada akhir pubertas yang menyebabkan remaja perempuan lebih cepat matang dibandingkan remaja laki-laki14.
Pada penelitian ini, terdapat beberapa pertanyaan mengenai hal-hal yang dapat menyebabkan kehamilan dikalangan remaja. Ditemukan kecenderungan responden menyatakan bahwa berenang pada kolam yang sudah tercemar oleh sperma tidak dapat menyebabkan kehamilan. Lalu juga kecenderungan responden menjawab bahwa berciuman tidak dapat menyebabkan kehamilan. Pada pernyataan hubungan seks yang dilakukan hanya sekali dapat menyebabkan kehamilan, ditemukan kecenderungan responden menyatakan benar.
Pada remaja yang hamil, biasanya dikeluarkan dari sekolah. Mereka memiliki edukasi yang kurang dan sedikitnya memiliki peluang pekerjaan, sehingga akan meningkatnya ketergantungan terhadap bantuan publik15. Pada penelitian ini ditemukan kecenderungan responden menyatakan kehamilan pada usia muda berpengaruh di lingkungan sosial dan menyatakan kehamilan yang tidak diinginkan mampu menghambat dalam meraih masa depan.
Pada penelitian ini ditemukan dalam memperoleh informasi mengenai seksual, sebanyak 97% mendapatkan informasi melalui internet. Pada zaman yang telah modern ini, dengan perkembangan teknologi dan media yang amat pesat, peralihan dari sumber informasi dari teman mulai bergeser pada internet yang dianggap lebih gampang untuk diperoleh dimana saja dan kapan saja. Pada penelitian yang dilakukan oleh Andriani16 pada tahun 2016 ditemukan bahwa remaja cenderung menggunakan internet untuk memperoleh pengetahuan seksual. Hal ini juga didukung dengan temuan pada penelitian yang dilakukan oleh Dewi12 pada tahun 2017 menyebutkan bahwa sumber informasi yang paling banyak digunakan oleh remaja adalah media elektronik (televisi, radio) dan pengunaan internet.
SIMPULAN
Pemahaman responden mengenai seksualitas masih cenderung kurang, yaitu ditemukan sebanyak 69% memiliki pemahaman yang kurang. Sebanyak 97% dari responden menggunakan internet sebagai dalah satu sumber informasi mengenai seksual.
SARAN
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran siswa dan siswi dalam memperhatikan informasi-informasi pemahaman seksual yang benar dan baik. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan intervensi mengenai pemahaman seksual di masyarakat, terutama siswa dan siswi. https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum doi:10.24843.MU.2020.V10.i9.P02
UCAPAN TERIMA KASIH
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Tuhan yang Maha Esa, orang tua, dr. Putu Aryani, S.Ked, MIH, dr Putu Cintya Denny Yuliyatni, MPH dan Dr. Luh Seri Ani, S.KM.,M.Kes, serta kepada seluruh pihak yang sudah bersedia membantu pelaksanaan penelitian ini sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.
PUSTAKA ACUAN
-
1. Mahmudah, Yaunin Y, Lestari Y. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Seksual Remaja di Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 2016.
-
2. Purnama LC, Sriati A, Maulana I. Gambaran Perilaku Seksual Pada Remaja. Holistik Jurnal Kesehatan. 2020.
-
3. Almeida RAAS, Correa RGCF, Rolim ILTP, et al. Knowledge of adolescents regarding sexually transmitted infections and pregnancy. 2017.
-
4. Andika F, Husna A, Marniati. Analisis
Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Remaja Tentang Pemberantasan Penyakit Menular Seksual di Wilayah Kerja
Puskesmas Batoh Kota Banda Aceh.
Journal of Healthcare Technology and Medicine. 2020.
-
5. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Pemuda Rumuskan
Keterlibatan Bermakna Dalam
Pembangunan Kesehatan. 2019.
-
6. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Laporan Perkembangan HIV AIDS & Penyakit Infeksi Menular Seksual (PIMS) Triwulan II Tahun 2020. 2020.
-
7. Thalita T. Pengaruh Program Kesehatan Seksual dan Reproduksi Berbasis Pendidikan Terhadap Tingkat Kehamilan Remaja di Indonesia. Jurnal kebijakan Kesehatan Indonesia. 2020.
-
8. Budiharjo DN. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kehamilan Remaja Pada Remaja Putri di Wilayah Kerja Puskesmas Saptosari Kabupaten Gunungkidul tahun 2017. 2017.
-
9. Faswita W, Suarni L. Hubungan Pendidikan Seks dengan Perilaku Seksual pada Remaja Putri di SMA Negeri 4 Binjai Tahun 2017. Jurnal JUMANTIK. 2017.
-
10. Rahma M. Hubungan antara Pengetahuan Seksualitas dengan Perilaku Seksual Remaja di SMA Negeri 1 Subang. Jurnal Bidan. 2018.
-
11. Rasyid PS, Claudia JG, Podungge Y. Pengaruh Penggunaan Gadget Terhadap Perilaku Seks Remaja. Jurnal Ilmiah Bidan. 2020.
-
12. Dewi NLPR, Wirakususma IB. Pengetahuan dan Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja SMA di Wilayah Kerja Puskesmas Tampaksiring I. Directory of Open Access Journals. 2017.
-
13. Usfinit MR, Kusuma FHD, Widiani E. Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Seks dengan Perilaku Seksual pada Remaja di SMA Kristen Setia Budi Malang. 2017.
-
14. Dewi NAK. Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Perkembangan Seksualitas pada Remaja Awal SMPIT Anugerah Insani Bogor. 2012.
-
15. Moisan C, Baril C, Muckle G. and Belanger, R. 2016. Teen pregnancy in Inuit communities – gaps still needed to be filled. International Journal of Circumpolar Health. 2016
-
16. Andriani H, Yasnani, Arum.
HubunganPengetahuan, Akses Media Informasi dan Peran Keluarga Terhadap Perilaku Seksual pada Siswa SMK Negeri 1 Kendari Tahun 2016. 2016
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
doi:10.24843.MU.2020.V10.i9.P02
11
Discussion and feedback