ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 10 NO.7,JULI, 2021


Diterima: 2021-06-05. Revisi: 24 -06- 2020 Accepted: 08-07-2021

KARAKTERISTIK KLINIKOPATOLOGI PASIEN SQUAMOUS INTRAEPITHELIAL LESION (SIL) DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015-2019

Jonathan Yoshua Patuan1, Ni Putu Sriwidyani2, Luh Putu Iin Indrayani Maker2, Ni Made Mahastuti2

1Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar, Bali

2Departemen/KSM Patologi Anatomi, FK UNUD/RSUP Sanglah, Denpasar, Bali e-mail: yoshuasimanjuntak@yahoo.com

ABSTRAK

Kanker serviks merupakan penyakit ganas yang menyerang serviks uteri. Sebelum fase kanker, akan diawali dengan lesi prakanker atau Squamous Intraepithelial Lesion (SIL), yang sering tidak memunculkan keluhan ataupun gejala. Sebab itu, skrining yang teratur dibutuhkan guna mendeteksi lesi prekanker. Salah satu program skrining yang paling banyak dipakai yaitu menggunakan metode pap smear. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui karakteristik klinikopatologi pasien SIL di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2015 – 2019. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian potong-lintang. Dilakukan total sampling dengan mengumpulkan data sekunder pasien yang tercatat di arsip formulir dan hasil pemeriksaan histopatologi biopsi serviks uteri yang ada di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Sanglah Denpasar tahun 2015 – 2019. Data pasien yang dikumpulkan berupa usia, indikasi biopsi, dan derajat SIL. Sampel yang terkumpul pada penelitiain ini sebanyak 177 sampel pasien SIL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 177 sampel pasien SIL yang diteliti ditemukan kasus terbanyak di kategori usia 41 – 50 tahun yaitu 73 orang (41,2%) dengan rerata usia pasien LSIL 41,5 tahun dan HSIL 39,7 tahun. Temuan hasil pap smear abnormal sebelumnya sebagai indikasi biopsi ditemukan paling banyak yaitu sejumlah 73 orang (41,3%), dan derajat SIL terbanyak yang ditemukan adalah HSIL yaitu 94 orang (53,1%).

Kata kunci : Lesi prakanker, serviks, SIL, RSUP Sanglah Denpasar

ABSTRACT

Cervical cancer is a malignant disease that attacks the cervix uteri. Before the cancer phase, it will begin with precancerous lesions or Squamous Intraepithelial Lesion (SIL), which often do not cause complaints or symptoms. Therefore, regular screening is needed to detect precancerous lesions. One of the most widely used screening programs is the Pap smear method. The purpose of this study was to determine the clinicopathological characteristics of SIL patients at Sanglah Hospital Denpasar in 2015 – 2019. This study was a descriptive study with a crosssectional design. Total sampling was carried out by collecting secondary patient data recorded in the form archives and the results of the histopathological examination of uterine cervical biopsies at the Anatomical Pathology Laboratory of Sanglah Hospital Denpasar in 2015 – 2019. The patient data collected were in the form of age, biopsy indications, and the degree of SIL. The samples collected in this study were 177 samples of SIL patients. The results showed that from 177 samples of SIL patients studied, the most cases were in the 41-50 years age category, namely 73 people (41.2%) with an average age of 41.5 years for LSIL patients and 39.7 years for HSIL. The most previously found abnormal pap smear results as an indication for biopsy were 73 people (41.3%), and the highest degree of SIL found was HSIL, which was 94 people (53.1%).

Keywords: precancerous lesions, cervix, SIL, Sanglah Hospital Denpasar

  • 1.    PENDAHULUAN

Kanker adalah penyebab kematian paling sering di dunia. Kanker adalah penyakit yang disebabkan karena pertumbuhan jaringan tubuh abnormal, menyebar, dan menyerang jaringan tubuh lainnya sehingga merusak organ tubuh. Kanker tidak hanya menyerang satu jaringan tubuh, tetapi hampir seluruh jaringan tubuh bisa terkena kanker.1

Kanker serviks merupakan penyakit ganas yang menyerang serviks pada uterus wanita. Kanker serviks akan didahului dengan lesi prakanker atau Squamous Intraepithelial Lesion (SIL). SIL adalah fase awal sebelum kanker serviks. Prevalensi SIL di negara maju seperti Amerika Serikat pada wanita yang melakukan pemeriksaan kanker serviks ditemukan sebesar 4 persen untuk low grade squamous intraepithelial lesion (LSIL) dan 5 persen untuk high grade intraepithelial lesion (HSIL). LSIL paling sering didiagnosis pada kelompok usia 25 sampai 35 tahun, berbeda dengan kanker serviks yang banyak ditemukan setelah usia 40. Kanker serviks biasanya berkembang dalam 8 sampai 13 tahun setelah ditemukan HSIL. Pada negara seperti Nigeria usia rata-rata untuk SIL adalah 37,6 tahun. LSIL menyumbang 3,6% dan HSIL menyumbang 0,4%. Total Prevalensi SIL di Nigeria adalah 48 per 1000 kasus.2

Kanker serviks menduduki urutan keempat kanker umum di kalangan wanita setelah kanker payudara, paru –paru dan kolarektal dengan insidens sebesar 6,6% dari 8.622.539 kasus kanker. Pada tahun 2018, 570.000 wanita mengidap kanker serviks dan 311.000 perempuan diantaranya meninggal. Di Indonesia, kanker serviks berada pada urutan kedua dari 10 kanker terbanyak menurut penelitian dari Globocan tahun 2018 dengan insidens sebesar 17,2% dari 188 231 kasus.3

Kanker serviks adalah penyakit yang dalam tahap prakanker serta kanker awal tidak memunculkan keluhan ataupun gejala. Sebab itu, skrinning secara terus menurut dibutuhkan guna mengetahui sejak dini adanya kanker serviks. Salah satu program skrining yang paling banyak dipakai yaitu skrining menggunakan metode pap smear. Pemeriksaan pap smear dilaksanakan guna mengetahui perubahan – perubahan prakanker yang memungkinkan dapat terjadi di serviks uteri. Pemeriksaan Pap smear bukan hanya berguna mendeteksi kanker serviks di stadium rendah, namun efektif juga untuk mengetahui lesi prakanker dan bisa digunakan untuk menurunkan mortalitas akibat kanker serta meningkatkan angka kesempatan hidup.4

Pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan pendeteksian dini atau screening. Pendeteksian dini juga dapat membantu diagnosis lebih awal sehingga terapi dapat diberikan lebih cepat dan memberi angka kesembuhan yang lebih baik.5 Dalam Penelitian ini, peneliti berharap dapat memperoleh data mengenai karakteristik klinikopatologi pasien dengan lesi SIL di RSUP Sanglah Denpasar periode 2015-2019.

  • 2.    BAHAN DAN METODE

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian desktiprif menggunakan metode cross-sectional restrospective (potong lintang retrospektif) yakni penelitian dengan melaksanakan pengambilan data atas kejadian di masa lalu menggambarkan karakteristik klinikopatologi pasien SIL di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2015 hingga 2019. Penelitian dilaukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Sanglah Denpasar selama bulan Oktober 2020 – Maret 2021. Studi ini telah mendapatkan kelaikan etik dari Komisi Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dengan rincian No:2528/UN14.2.2.VII.14/LT/2020.

Sampel yang digunakan adalah selutuh pasien yang terdiagnosis SIL di RSUP Sanglah Denpasar dari 1 Januari 2015- 31 Desember 2019. Teknik pengumpulan data yang dipakai yaitu total sampling, teknik pengambilan sampel dengan memakai populasi yang tersedia sebagai sampel sampai jangka waktu yang sudah ditetapkan. Data diperoleh dari data sekunder yang terdapat pada arsip formulir dan hasil histopatologi di RSUP Sanglah tahun 2015 – 2019. Data yang dipakai pada penelitian ini meliputi usia, indikasi biopsi yang dikategorikan menjadi temuan klinis(informasi hasil hasil dari anamnesis, keluhan dan hasil pemeriksaan fisik) dan hasil pap smear yang abnormal, dan derajat SIL. Data yang telah terhimpun akan diolah memakai SPSS versi 22.0, dilakukan analisa secara dekriptif, dan disajikan menggunakan tabel distribusi frekuensi.

  • 3.    HASIL

Data yang dipakai dalam penelitian yaitu data sekunder, yakni data pasien yang terdiagnosis SIL di RSUP Sanglah Denpasar. Data yang diambil berada pada kurun waktu lima tahun, yakni dari 1 Januari 2015 – 31 Desember 2019.

Teknik pengumpulan data penelitian ini memakai teknik total sampling, jumlah sampel yang didapat sejumlah 177 sampel. Data ditulis dalam kertas tabel lalu dipindahkan dan diolah menggunakan software SPSS ver. 22.0 untuk

memperoleh karakteristik klinikopatologi pasien yang terdiagnosis Squamous Intraepithelial lesion berdasarkan usia, indikasi biopsi dan derajat SIL. Karakteristik klinikopatologi pasien akan ditampilkan dalam tabel dan diberi penjelasan.

Distribusi data penelitian yang menunjukan kelompok usia pasien SIL ditunjukkan seperti berikut.

Tabel 1. Distribusi Pasien SIL di RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2015-2019 Berdasarkan Kelompok Usia

Usia

Frekuensi (n=177)

Persentase (%)

≤20 tahun

2

1,1

21-30 tahun

26

14,7

31-40 tahun

55

31,1

41-50 tahun

73

41,2

>50 tahun

21

11,9

Tabel 1 menjelaskan jumlah pasien SIL paling banyak di rentan usia 41 – 50 tahun dengan jumlah 73 orang (41,2%), selanjutnya rentan usia 31-40 tahun sebanyak 55 orang (31,1%). Kemudian rentan usia 21 – 30 tahun yaitu sejumlah 26 orang (14,7%). Sebanyak 21 orang (11,9%) tercatat pada kelompok usia >50 tahun. Kelompok usia dengan jumlah pasien SIL terdikit adalah kelompok usia ≤20 tahun, yaitu sejumlah 2 orang (1,1%).

Distribusi data penelitian yang menunjukkan indikasi biopsi pasien SIL ditunjukkan seperti berikut.

Tabel 2. Distribusi Pasien SIL RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2015-2019 Berdasarkan Indikasi Biopsi

Indikasi Biopsi

Frekuensi (n=177)

Persentase (%)

Temuan Klinis

104

58,8

Keputihan

49

27,7

Perdarahan Pervaginam

23

13

•   Flek Pervagina

16

9

•   Erosi

6

3,4

•   Nyeri

5

2,8

•   Suspek

karsinoma

5

2,8

Hasil Pap Smear

73

41,2

Abnormal

Tabel 2 menjelaskan bahwa jumlah pasien SIL dengan temuan klinis sebagai indikasi biopsi lebih banyak (104 orang = 58,8%) dibandingkan dengan pasien SIL dengan hasil pap smear abnormal sebagai inidikasi biopsi (73 orang = 41,2%).

Kelompok keluhan dapat dibagi menjadi keputihan, perdarahan pervaginam, erosi, nyeri dan suspek karsinoma. Pasien SIL dengan keluhan keputihan tercatat paling banyak yaitu berjumlah 49 orang (27,7%). Pasien SIL dengan keluhan perdarahan pervaginam tercatat sebanyak 23 orang (13%), pasien SIl dengan keluhan flek pervagina tercatat sebanyak 16 orang (9%) dan pasien SIL dengan keluhan erosi tercatat sebanyak 6 orang (3,4%), nyeri sejumlah 5 orang (2,8%), dan carcinoma sejumlah 5 orang (2,8%). Kelompok pasien SIL dengan hasil pap smear abnormal sebagai indikasi biopsi sebanyak 73 orang (41,2%),

Distribusi data penelitian yang menunjukan derajat SIL ditunjukkan seperti berikut.

Tabel 3. Distribusi Pasien SIL RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2015-2019 Berdasarkan Derajat SIL

Derajat SIL

Frekuensi (n=177)

Persentase (%)

Low Grade

Intraepithelial Lesion

83

46,9

(LSIL)

High Grade

Intraepithelial Lesion

94

53,1

(HSIL)

Berdasarkan Tabel 3, derajat SIL dibedakan menjadi dua yaitu Low Grade Intraepipithelial Lesion (LSIL) dan High Grade Intraepihtelial Lesion (HSIL). HSIL ditemukan dengan jumlah terbanyak yaitu 94 orang (53,1%) dengan rentang usia terbanyak berada pada dua kelompok usia, yaitu pada kelompok usia 41 – 50 tahun (36 orang = 20,3%) dan 31 – 40 tahun (36 orang = 20,3%) dan rata – rata usianya adalah 39,7. Low Grade Intraepithelial Lesion (LSIL) ditemukan dengan jumlah yang tidak beda jauh yaitu 83 orang (46,9%) dengan rentang usia terbanyak ada pada kelompok usia 41 – 50 tahun (37 orang = 20,9%) dan rerata usianya adalah 41,5.

  • 4.    PEMBAHASAN

Tabel 1 menunjukkan karakteristik klinikopatologi pasien SIL di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2015-2019 berdasarkan kelompok terbabnyak pada kelompok usia 41 – 50 tahun sejumlah 73 orang (41,2%) dan terendah yaitu 2 orang (1,1%) pada kelompok usia ≤20 tahun. Hasil diatas menunjukan kecocokan dengan penelitian sebelumnya di RSUP Sanglah Denpasar mengenai karakteristik klinikopatologi penderita kanker serviks uteri tahun 2011 – 2015 yang menyatakan bahwa pasien kanker serviks terbanyak ditemukan

pada kelompok usia 40 – 49 tahun yaitu 216 orang (39,1%) dan terendah yaitu 16 orang (2,9%) pada kelompok usia 20 – 29 tahun.6 Menurut sebuah literature, usia merupakan faktor risiko terjadinya kanker serviks. Semakin bertambah usia, semakin bertambah risiko ditemukannya kanker serviks uteri. Wanita berusia 35 tahun mengalami perpindahan letak epitel Squamocolumnar Junction menjadi di dalam kanalis serviks uteri, yang sebelumnya berada di serviks bagian luar, yang akan memudahkan terjadinya proliferasi, tanpa penanganan akan menjadi displasia sel yang nantinya bisa menuju terhadap keganasan sel. Umumnya, kanker serviks akan terdiagnosis pada usia 35 hingga 55 tahun. Data diatas menunjukkan bahwa ada kasus SIL dengan wanita berusia dibawah <20 tahun, walau jumlahnya yang sedikit. Maka dari itu, skrinning pap smear sangat penting dilakukan bagi wanita yang telah melakukan kontak seksual.7

Tabel 2 menunjukan bahwa jumlah pasien SIL dengan temuan klinis sebagai indikasi biopsi lebih banyak (104 orang = 58,8%) dibandingkan dengan pasien SIL dengan hasil pap smear abnormal sebagai inidikasi biopsi (73 orang = 41,2%). Data penelitian indikasi biopsi pasien SIL mencatat dari seluruh pasien SIL, sebagian kasus dilakukan biopsi karena adanya temuan klinis pasien, sedangkan sebagian lainnya karena berdasarkan hasil pap smear abnormal dan dilanjutkan dengan biopsi. Berdasarkan hasil tabulasi, indikasi biopsi terbanyak adalah lesi abnormal dari hasil pap smear sebanyak 73 orang (41,2%) sedangkan indikasi biopsi paling sedikit ada dua yaitu, berdasarkan diagnosis klinis suspek karsinoma (5 orang = 2,8%) dan keluhan nyeri (5 orang = 2,8%). Data diatas bisa menjelaskan bahwa kesadaran masyarakat terhadap pap smear masih perlu diperhatikan karena temuan hasil pap smear abnormal sebagai indikasi klinis masih di angka 41,2%. Angka tersebut masih belum mencapai setengah indikasi biopsi dari semua kasus SIL. Padahal menurut sebuah literature, pasien SIL biasanya tidak menunjukkan gejala, maka dari itu diperlukan skrinning untuk mendeteksi SIL, literature diatas bisa menjelaskan alasan indikasi biopsi pasien SIL terbanyak karena temuan hasil pap smear abnormal. Maka dari itu, diperlukan perhatian khusus terhadap pentingnya skrinning pap smear lebih dini.8

Tabel 3 menunjukan karakteristik klinikopatologi pasien SIL di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2015 – 2019 berdasarkan derajat SIL. HSIL ditemukan dengan jumlah terbanyak yaitu 94 orang (53,1%). LSIL ditemukan dengan jumlah yang tidak beda jauh yaitu 83 orang

(46,9%). Data di negara Amerika Serikat ditemukan pada perempuan yang melakukan pemeriksaan kanker serviks didapatkan hasil sebesar 4 persen untuk LSIL dan 5 persen untuk HSIL.2 Berbeda dengan hasil penelitian oleh Pradnyana Dkk9 ditemukan HSIL memiliki persentase yang lebih rendah (0,34%) dibandingkan dengan LSIL (0,51%). Menurut sebuah literature, kebanyakan orang tidak rutin melakukan deteksi dini yang menyebabkan keterlambatan dalam penanganan lesi prakanker. Keterlambatan penanganan menyebabkan pengembangan lesi menjadi lebih ganas. Teori ini bisa dipakai untuk menjelaskan lebih banyaknya kasus HSIL yang ditemukan dibandingkan kasus LSIL.10 Penelitian yang berjudul Karakteristik Klinikopatologi pasien SIL di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2015 – 2019 memiliki kelemahan yaitu kurang jelas keterangan klinis yang tercantum pada arsip formulir dan hasil pemeriksaan histopatologi. Terkhusus di bagian indikasi biopsi.

  • 5.    SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian karakteristik klinikopatologi pasien SIL di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2015 – 2019, diperoleh simpulan yaitu pasien yang terdiagnosis SIL di RSUP Sanglah Denpasar terbanyak ditemukan pada rentan usia 41 – 50 tahun yaitu 73 orang (41,2%) dan rerata usia pasien LSIL 41,5 Tahun, sedangkan pasien HSIL 39,7 Tahun. Pasien yang terdiagnosis SIL di RSUP Sanglah Denpasar paling banyak dilakukan biopsi dengan indikasi temuan hasil pap smear abnormal sebelumnya yaitu 73 orang (41,3%). Pasien yang terdiagnosis SIL di RSUP Sanglah Denpasar berdasarkan derajat SIL, paling banyak ditemukan High Grade Squmous Intraepithelial lesion (HSIL) sebanyak 94 orang (53,1%).

Saran dari penulis yaitu hasil penelitian ini belum sempurna dan tidak dapat digunakan sebagai data yang representative dalam menggambarkan populasi pasien yang terdiagnosis SIL di Denpasar ataupun Bali secara keseluruhan karena penelitian ini hanya dilakukan berdasarkan data dari satu rumah sakit saja, Maka dari itu, untuk mendapatkan data yang lebih representative sebaiknya penelitian seperti ini lebih banyak dilakukan dan dilakukan di rumah sakit atau yayasan – yayasan lainnya yang ada di bali. Perlu diberikan perhatian khusus terhadap pendeteksian dini terhadap prakanker serviks, dan pentingnya melakukan skrinning pap smear.

DAFTAR PUSTAKA

6.

  • 1.     Kurman RJ, Carcangiu ML, Harrington

CS, Young RH. WHO classifications of tumours of female reproductive organs. Agency for Research on   Cancer.

2014;7:172-175

  • 2.      Adekunle OO. Cervical Intraepithelial

Neoplasia (CIN) (Squamous Dysplasia).

In:        Intraepithelial        Neoplasia. 7.

2012;1(12):279-310

  • 3.     World Health Organization. Indonesia

Sources GLOBOCAN 2018. International Agency for Research on Cancer. 2019; 858:1-2

  • 4.      Siagian     E.     Faktor-faktor     yang 8.

Berhubungan     dengan     Motivasi

Pemeriksaan Pap Smear pada Karyawati. J

Sk Keperawatan. 2015;1(1):52-56             9.

  • 5.    Yusuf F. KPKN - KOMITE

PENANGGULANGAN     KANKER

NASIONAL INDONESIA [Internet].

Kanker.kemkes.go.id. 2021 [cited 20 April

2021].          Available          from:

http://kanker.kemkes.go.id/guidelines_read     10.

.php?id=2&cancer=2

Oktaviani BD, Sriwidyani NP, Sumadi IWJ.     Karakteristik    Klinikopatologi

Penderita Kanker Servik Uteri Berdasarkan Data di Laboratorium Patologi Anatomo RSUP Sanglah Denpasar Tahun 20112015.     E-Jurnal    Med     [Internet].

2018;7(8):1–6.      Available      from:

http:/ojs.unud.ac.index/index.php/eum

Wardhan HA, Moetmainnah S, Yazid N. Hubungan Kejadian Carcinoma Cervicis Uteri dengan Usia, Status Perkawinan, dan Paritas di RSUP Dr Kariadi Semarang Periode Januari - Maret 2011. J Kedokt Muhammadiyah. 2013; 1(2):42-48

Kumar , Abbas AK, Aster JC. Robbins and Cotrans Basic Pathology of Disease, 9th ed. Elsevier Saunders. 2015;22:1003-1007 Pradnyana PRY, Susraini AAAN, Dewi IGASM. Karakteristik gambaran sitologi pap-smear sebagai tes skrining untuk lesi pra-kanker serviks di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali. Intisari Sains Medis. 2019; 3(10):2089-9084

Sulastri, omadani DI, Andari IAA. Efektifitas Promosi Kesehatan sebagai Deteksi Dini Kanker Servik untuk Menurunkan Angka Kematian. Pros Semin Nas Keperawatan.Jurnal Universitas Muhammadiyah Semarang. 2014;1(1):149-154


https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

doi:10.24843.MU.2020.V10.i7.P07

39