KARAKTERISTIK DAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PASANGAN USIA SUBUR MENGENAI PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI PUSKESMAS DENPASAR UTARA III
on
JMU ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 9 NO.3,MARET, 2020
Jurnal medika udayana ∕ ∩∩Δ °⅛¾c.⅛ς≡≡≡
X JOURNALS SINTA 3
Diterima:09-02-2020 Revisi:12-02-2020 Accepted: 21-02-2020
KARAKTERISTIK DAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PASANGAN USIA SUBUR MENGENAI PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI PUSKESMAS DENPASAR UTARA III
Putu Eka Buana Sari1), Ni Putu Ekawati2), I Wayan Juli Sumadi2)
-
1) Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, JL. PB. Sudirman, Denpasar, Bali, Indonesia
-
2) Bagian Patologi Anatomi, RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Indonesia JL. Pulau Nias, Denpasar, Bali, Indonesia
ABSTRAK
Pap Smear merupakan skrining kanker serviks yang efektif, murah, dan sederhana. Berdasarkan International Agency for Research on Cancer (IARC) 2012, angka kejadian kanker serviks 17 per 100.000 wanita. Pada tahun 2012 ada 266.000 kematian akibat kanker serviks di dunia dan 87% diantaranya kematian tersebut diakibatkan oleh kanker serviks yang sebagian besar terjadi di negara berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden (umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan) dan tingkat pengetahuan wanita pasangan usia subur (PUS) mengenai deteksi dini Pap Smear di Puskesmas Denpasar Utara III. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif crosssectional terhadap 70 sampel. Pengumpulan data dilakukan mulai bulan April-Juni 2016 menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan program Microsoft Excel versi 2007. Hasil penelitian didapatkan bahwa wanita PUS di Puskesmas Denpasar Utara III paling banyak berumur ≥ 35 tahun sebanyak 67,1% (47 responden), tingkat pendidikan menengah, tamat SLTA sebanyak 70% (49 responden), bekerja sebanyak 64,3% (45 responden), dan keluarga berpenghasilan tinggi (≥ Rp. 1.104,000 per bulan) sebanyak 98,57% (69 responden) memiliki tingkat pengetahuan rendah yaitu sebanyak 81,43% (57 responden). Penelitian ini menyimpulkan bahwa wanita PUS di Puskesmas Denpasar Utara III paling banyak berusia ≥ 35 tahun (risiko tinggi), tingkat pendidikan paling banyak menengah (tamat SLTA), lebih banyak yang bekerja, dan lebih banyak yang berpenghasilan keluarga tinggi, namun tingkat pengetahuan mereka rendah.
Kata kunci: karakteristik, pengetahuan, Pap Smear.
ABSTRACT
Pap Smear is a cervical cancer screening is effective, inexpensive, and simple. Based The International Agency for Research on Cancer (IARC) in 2012, the incidence of cervical cancer is 17 per 100,000 women. In 2012 there are 266 000 deaths from cervical cancer in the world and 87% of cervical cancer deaths occur in developing countries. This study aimed to determine characteristics (age, education, occupation, income) and level of knowledge of women of fertile couples (PUS) on a Pap Smear test in North Denpasar Health Center III. This research method is a descriptive cross-sectional study with a sample size of 70 respondents. The data collection was collected from April to June 2016 using a questionnaire. Data analysis using Microsoft Excel 2007 version. The results showed that women of fertile couples (PUS) in North Denpasar Health Center III at most aged ≥ 35 years of as much as 67.1% (47 respondents), the level of secondary education, high school graduation were 70% (49 respondents), work as much as 64.3% (45 respondents ), and high-income families (≥ Rp. 1.104 million per month) as much as 98.57% (69 respondents) have a low level of knowledge that is as much as 81.43% (57
respondents). This study concluded that women of fertile couples (PUS) in North Denpasar Health Center III at most aged ≥ 35 years (high risk), level of education at most secondary (completed high school), more of the work, and more income families is high, but they have a level of knowledge the low one.
Keywords: characteristics, knowledge, Pap Smear.
PENDAHULUAN
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan yang sehat secara keseluruhan yang mencakup dari fisik, mental sampai kehidupan sosial yang erat kaitannya dengan fungsi reproduksi seseorang. Menurut Ida Bagus Gde Manuaba, kesehatan reproduksi yaitu suatu kemampuan yang dimiliki seorang wanita untuk dapat memanfaatkan alat reproduksi dengan benar dan mengatur kesuburannya (fertilitas) sehingga dapat menjalani suatu kehamilan dan persalinan yang nantinya dilakukan secara aman dan mendapatkan bayi tanpa risiko kecacatan atau well health mother dan well born baby lalu selanjutnya kesehatannya dapat kembali dengan normal.1
Masalah dari kesehatan reproduksi yang sering dihadapi oleh kaum wanita dewasa ini adalah meningkatnya angka kejadian infeksi pada organ reproduksi yang nantinya dapat menimbulkan suatu keganasan. Salah satu keganasan yang saat ini menjadi momok di kalangan wanita adalah kanker serviks yang menyebabkan kematian nomor dua di dunia pada wanita.2
Kanker serviks adalah suatu keganasan pada leher rahim yang sebagian besar disebabkan oleh infeksi virus HPV (Human Papilloma Virus) yang mengubah sel epitel serviks menjadi sel ganas. Infeksi HPV ini menyerang wanita aktif secara seksual yang merupakan faktor risiko terbesar terjadinya kanker serviks.3
Kanker serviks menyebabkan kematian terbanyak akibat penyakit kanker pada wanita. Berdasarkan estimasi International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2012, angka kejadian kanker serviks 17 per 100.000 wanita. Pada tahun 2012, ada sekitar 266.000 kematian akibat kanker serviks di dunia. Angka kejadian kanker serviks 90% lebih sering terjadi di negara berkembang dan hampir sembilan dari sepuluh (87%) kematian karena kanker serviks juga terjadi di negara berkembang. Kanker serviks menempati peringkat ketiga insiden kanker terbanyak di dunia dari semua jenis kanker yang menyerang kaum wanita yaitu sebanyak 7,9%. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki jumlah penderita kanker serviks dengan peringkat enam di Asia.4
Kejadian kanker serviks sebenarnya dapat dicegah dengan deteksi dini (skrining) lesi prakanker. Skrining lesi prakanker dapat mencegah dari lesi prakanker agar tidak berlanjut menjadi kanker serviks
jika segera dilakukan tindakan. Hal ini telah dibuktikan oleh negara-negara maju yang telah mengalami penurunan angka kejadian kanker serviks. Sebagai contohnya di Amerika Serikat, dalam 50 tahun terakhir angka kejadian kanker serviks menurun sebanyak 70% yang dikarenakan dilakukannya program skrining dengan baik.4 Fakta ini juga sejalan dengan penelitian Peirson tahun 2013 yang menunjukkan bahwa skrining lesi prakanker dapat menurunkan angka kejadian kanker serviks dan menurunkan mortalitas yang disebabkan oleh kanker serviks.5
Pap Smear adalah salah satu metode pemeriksaan ginekologi pada serviks yang aman dan dapat dilakukan dengan cepat, non invasif, murah dan dengan hasil yang akurat. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi perubahan abnormal dari sel serviks yang kemungkinan dapat berkembang menjadi kanker serviks. Pap Smear dilakukan wanita usia subur yang aktif melakukan hubungan seksual yang memiliki risiko kanker serviks lebih tinggi.6
Di Indonesia, program skrining hanya mencakup sekitar 5% yang melakukan Pap Smear tersebut. Alasan dari para wanita tidak melakukan Pap Smear biasanya karena masalah psikologis seperti rasa takut akan mengetahui jika mereka menderita kanker, sehingga mereka sering memutuskan untuk tidak mengetahuinya saja padahal deteksi dini sangat penting untuk dilakukan namun pengetahuan yang rendah menyebabkan deteksi dini ini tidak diindahkan. Selain faktor pengetahuan, faktor sosial ekonomi pun juga dapat mempengaruhi rendahnya deteksi dini kanker serviks khususnya pada golongan ekonomi rendah.7 Tetapi sampai saat ini belum ada penelitian epidemiologi tentang persentase wanita PUS yang melakukan pemeriksaan Pap Smear di Bali.
Beberapa hasil penelitian terdahulu seperti yang dilakukan di Italia tahun 2013 menyatakan bahwa masyarakat dengan pendidikan yang rendah dan masalah ekonomi memiliki tingkat cakupan yang lebih rendah untuk melakukan deteksi dini.8 Penelitian yang dilakukan Wilopo tahun 2010 juga mengatakan bahwa kesempatan untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear pada masyarakat yang sosial ekonominya rendah tersebut kurang atau belum terjangkau meskipun pemeriksaan ini dikatakan tergolong murah. Tentunya hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang Pap Smear pada masyarakat tersebut.9 Dari permasalahan tersebut dan hasil penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa karakteristik masyarakat pada daerah tertentu berbeda-beda terhadap pemeriksaan Pap Smear pada wanita PUS. Penelitian ini diharapkan dapat menjawab permasalahan bagaimana karakteristik dan tingkat pengetahuan wanita PUS terhadap pemeriksaan Pap Smear dan peneliti berniat melakukan penelitian ini di Puskesmas Denpasar Utara III.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif potong lintang (Descriptive Cross-Sectional Study) untuk mendeskripsikan gambaran terhadap objek yang diteliti pada satu waktu yang telah ditentukan dengan cara pengumpulan data, dimana subjek akan diwawancara dan dikumpulkan datanya.
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Denpasar Utara III yang berada di Jalan Ahmad Yani. Lokasi penelitian yang digunakan dipilih karena belum terdapat penelitian lainnya yang menilai karakteristik dan tingkat pengetahuan wanita pasangan usia subur mengenai pemeriksaan Pap Smear. Mobilisasi penduduk pada daerah sekitar puskesmas ini juga tinggi karena merupakan daerah perkotaan dengan karakteristik yang bermacam-macam.
Pengumpulan data dilakukan mulai bulan April – Juni 2016.
Penelitian ini menggunakan populasi wanita pasangan usia subur (PUS) yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Denpasar Utara III.
Penelitian ini menggunakan sampel wanita pasangan usia subur (PUS) yang mengunjungi Puskesmas Denpasar Utara III saat penelitian dilakukan yang memenuhi kriteria inklusi yaitu wanita pasangan usia subur (PUS) dengan rentang usia 15-59 tahun di wilayah kerja Puskesmas Denpasar Utara III, bisa baca tulis dan bersedia menjadi responden, dan tidak memenuhi kriteria eksklusi yaitu sakit saat penelitian dilakukan dan tidak datang ke tempat penelitian.
Besar sampel ditetapkan berdasarkan rumus Snedecor G & Cochran. Dari total 49.210 jumlah penduduk terdapat kurang lebih 12.300 wanita PUS di wilayah kerja puskesmas tersebut. Jumlah sampel minimal pada penelitian ini 70 wanita PUS yang mengunjungi puskesmas saat penelitian dilakukan.
Variabel dari penelitian ini antara lain karakteristik (umur, tingkat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan) dan tingkat pengetahuan.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan yang adalah kuesioner. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya akan dihitung dengan program Microsoft Excel versi 2007 dan disajikan dalam bentuk persentase. Penelitian ini mendapat kelaikan etik dari Komisi Etik Penelitian Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana/Rumah Sakit Sanglah Denpasar No. 328/UN.14.2/Litbang/2016.
HASIL
Tabel di bawah ini menggambarkan karakteristik (umur, tingkat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan) dan tingkat pengetahuan wanita pasangan usia subur (PUS) mengenai pemeriksaan Pap Smear di Puskesmas Denpasar Utara III.
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Wanita Pasangan Usia Subur di Puskesmas Denpasar Utara III
Umur |
Frekuensi |
Persentase (%) |
< 35 tahun |
23 |
32,9 |
≥ 35 tahun |
47 |
67,1 |
Total |
70 |
100 |
Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Wanita Pasangan Usia Subur di Puskesmas Denpasar Utara III
Persentase | ||
Tingkat Pendidikan Frekuensi |
(%) | |
Dasar, tamat SD s/d |
18 |
25,71 |
SLTP | ||
Menengah, tamat |
49 |
70 |
SLTA | ||
Tinggi, tamat Akademi/Perguruan |
3 |
4,29 |
Tinggi Total |
70 |
100 |
Pekerjaan Wanita Pasangan Puskesmas Denpasar Utara III |
Usia |
___________1 Subur di |
Pekerjaan Frekuensi |
Persentase (%) | |
Tidak bekerja 25 |
35,7 | |
Bekerja 45 |
64,3 | |
Total 70 |
100 |
Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Wanita Pasangan Usia Subur di Puskesmas Denpasar Utara III
Penghasilan |
Frekuensi |
Persentase (%) |
Rendah (< Rp. 1.104,000 per bulan) |
1 |
1,43 |
Tinggi (≥ Rp. 1.104,000 per bulan) |
69 |
98,57 |
Total |
70 |
100 |
Tabel 5. Tingkat Pengetahuan Responden Mengenai Pemeriksaan Pap Smear
Tingkat Pengetahuan |
Frekuensi |
Persentase (%) |
Tinggi, ≥ 76% |
13 |
18,57 |
Rendah, < 76% |
57 |
81,43 |
Total |
70 |
100 |
DISKUSI
Berdasarkan hasil penelitian tentang karakteristik dan tingkat pengetahuan PUS mengenai pemeriksaan Pap Smear secara umum diperoleh bahwa dari 70 responden, karakteristik dari wanita PUS di wilayah kerja Puskesmas Denpasar Utara III, yang pertama dari segi umur, tertinggi pada responden berumur ≥ 35 tahun yaitu sebanyak 67,1% (47 responden). Yang kedua, dari segi tingkat pendidikan, tertinggi pada responden dengan tingkat pendidikan menengah, tamat SLTA yaitu sebanyak 70% (49 responden). Yang ketiga, dari segi pekerjaan, tertinggi pada responden yang bekerja atau memiliki pekerjaan yaitu 64,3% (45 responden). Yang keempat, dari segi penghasilan, tertinggi pada responden yang keluarganya memiliki penghasilan tinggi (≥ Rp. 1.104,000 per bulan) yaitu 98,57% (69 responden). Penelitian ini mendapatkan hasil yang berbanding lurus dengan penelitian yang dilakukan oleh Martini tahun 2013 di Sukawati, Gianyar. Didapatkan bahwa dari 50 responden, kelompok terbesar responden berumur ≥ 35 tahun yaitu 28 responden (56%), pendidikan menengah 38 responden (76%), sebagian besar bekerja 35 responden (70%) dengan penghasilan keluarga yang tinggi 31 responden (62%). Penelitian yang dilakukan oleh Moegni tahun 2016 di Jakarta juga mendapatkan bahwa dari 102 responden, sebagiannya berusia 21 sampai 39 tahun (85,3%) dan berpendidikan menengah (47,1%). Perbedaanya adalah pada penelitian Moegni tahun 2016, kebanyakan responden tidak bekerja (53,9%) dan berpenghasilan keluarga menengah rendah (63,7%).10
Hasil penelitian berdasarkan tingkat pengetahuan wanita PUS mengenai pemeriksaan Pap Smear secara umum diperoleh bahwa dari 70 responden, 57 responden (81,43%) memiliki tingkat pengetahuan rendah dan hanya 13 responden (18,57%) yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai pemeriksaan Pap Smear. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lantu tahun 2013 di Gorontalo, didapatkan bahwa dari 215 responden, 161 responden (74,9%) paling banyak memiliki pengetahuan kurang dan hanya 54 responden (25,1%) memiliki pengetahuan baik mengenai Pap Smear.11 Hasil serupa juga ditemukan pada penelitian oleh Moegni tahun 2016 yang mengatakan bahwa dari
102 responden hanya 2,9% yang memiliki pengetahuan baik mengenai Pap Smear.10
Berbeda halnya dengan penelitian oleh Hanisch R dkk di Columbia, Amerika Serikat yang dilakukan pada tahun 2008 yang dikutip dari Huda tahun 2011 didapatkan hasil sebagian besar responden yaitu sebanyak 76,3% memiliki pengetahuan yang baik mengenai pemeriksaan Pap Smear.12 Perbedaan hasil penelitian ini terjadi karena karakteristik dari wanita pasangan usia subur (PUS) yang menjadi responden berbeda-beda di setiap wilayah atau negara.
Hal yang menjadi pertimbangan pada hasil penelitian ini adalah dengan usia wanita PUS yang memiliki risiko tinggi kanker serviks yaitu ≥35 tahun, dengan pendidikan yang cukup baik yaitu rata-rata tamat SLTA dan mempunyai pekerjaan dengan jumlah penghasilan yang tinggi maka tingkat pengetahuan dari masyarakat di daerah tersebut terutama para wanita pasangan usia subur (PUS) seharusnya tinggi pula. Namun penelitian ini membuktikan bahwa dengan cukup baiknya tingkat pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan yang dimiliki wanita PUS di wilayah kerja Puskesmas Denpasar Utara III tersebut tidak berbanding lurus dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh mereka. Maka dari itu perlu adanya upaya lebih untuk meningkatkan tingkat pengetahuan masyarakat.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa wanita PUS yang ada Puskesmas Denpasar Utara III paling banyak berusia ≥ 35 tahun dengan risiko tinggi kanker serviks, dengan tingkat pendidikan yang cukup baik yaitu paling banyak menengah (tamat SLTA), lebih banyak yang bekerja, dan lebih banyak yang berpenghasilan keluarga tinggi, namun tingkat pengetahuan yang mereka miliki masih rendah.
DAFTAR PUSTAKA
-
1. Manuaba, I.B.G., Manuaba, I.C., dan Manuaba, I.B.G.F. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta: EGC; 2007. 10-21.
-
2. Nelwatri, H. Kesehatan Reproduksi Pada Etnis Minangkabau. Kafaah: Journal of Gender Studies. 2014; 4(1): 71-79.
-
3. Hyacinth, H.I., Adekeye, O.A., Ibeh, J.N., and Osoba, T. Cervical cancer and pap smear awareness and utilization of pap smear test among Federal civil servants in North Central Nigeria; 2012.
-
4. IARC. Estimated Cancer Incidence, Mortality and Prevalence Worldwide in 2012. Globocan 2012: WHO; 2012.
-
5. Peirson, L., Fitzpatrick-Lewis, D., Ciliska, D., and Warren, R. Screening for cervical cancer: a systematic review and meta-analysis. Syst Rev. 2013; 2(35): 1-14.
-
6. Wijaya, D. Pembunuh ganas itu bernama kanker serviks. Sinar Kejora; 2010.
-
7. Martini, N.K. Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, dan Sikap Wanita Pasangan Usia Subur dengan Tindakan Pemeriksaan Pap Smear di Puskesmas Sukawati II (Doctoral dissertation, Tesis. Tidak diterbitkan, Program Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar); 2013.
-
8. Jia, Y., Li, S., Yang, R., Zhou, H., Xiang, Q., Hu, T., Zhang, Q., Chen, Z., Ma, D., and Feng, L. Knowledge about cervical cancer and barriers of screening program among women in Wufeng County, a high-incidence region of cervical cancer in China; 2013.
-
9. Wilopo, S.A. Kesehatan Perempuan Prioritas Agenda Pembangunan Kesehatan di Abad ke 21. Yogyakarta: Pusat Kesehatan Reproduksi; 2010.
-
10. Moegni, E.M. Penilaian Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Pasien Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Tentang Pap Smear. Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology. 2016; 30(4).
-
11. Lantu, N. “Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pap Smear” (skripsi). Gorontalo:
Universitas Negeri Gorontalo; 2013.
-
12. Huda, Gina. Gambaran Pengetahuan Ibu
Mengenai Kanker Serviks Dan Pap Smear Di Kelurahan Campaka Tahun 2011 Serta Faktor-Faktor Yang Berhubungan. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta; 2011.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
doi:10.24843.MU.2020.V9.i3.P11
62
Discussion and feedback