ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 9 NO.12,DESEMBER, 2020



Diterima:03-12-2020 Revisi:14-12-2020 Accepted: 23-12-2020

PREVALENSI ANGGOTA SEKAA TERUNA-TERUNI DENGAN KETERGANTUNGAN NIKOTIN DI DESA TEGALLALANG, KECAMATAN TEGALLALANG, KABUPATEN GIANYAR, BALI

Ni Made Yuli Lestari1, I Gusti Kamasan Nyoman Arijana2

1Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2Divisi Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Koresponding : Ni Made Yuli Lestari yulilestari024@gmail.com

ABSTRAK

Survei yang diadakan oleh WHO di seluruh dunia pada tahun 2012 menunjukan bahwa Indonesia menempati peringkat tertinggi untuk kategori prevalensi merokok pada laki-laki usia di atas 15 tahun dengan persentase sebesar 71,8%.1 Minimnya data mengenai prevalensi merokok di setiap provinsinya, membuat penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan. Penelitian ini diadakan untuk mengetahui prevalensi merokok wilayah di Bali khususnya anggota Sekaa Teruna-Teruni Putra Wijaya Kusuma, Desa Tegallalang, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional deskriptif yang menggunakan rancangan cross-sectional yang dilaksanakan pada tanggal 22 sampai dengan 23 Oktober 2016. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling. Prosedur yang dilaksanakan adalah pembagian dan pengisian kuisioner fagerstrom test for nicotine dependence (FTND). Jumlah seluruh sampel adalah sebanyak 39, termasuk ketergantungan sangat rendah terhadap nikotin sebanyak 35,90%, termasuk ketergantungan sangat tinggi terhadap nikotin sebanyak 23,10%, termasuk ketergantungan tinggi terhadap nikotin sebanyak 15,90%, termasuk ketergantungan rendah terhadap nikotin sebanyak 15,40%, dan termasuk ketergantungan sedang terhadap nikotin sebanyak 7,70%.

Kata kunci: Merokok, Tingkat Ketergantungan Nikotin, Kuisioner FTND

ABSTRACT

A survey conducted by WHO worldwide in 2012 showed that Indonesia has the highest prevalence for smoking in men aged over 15 years with a percentage of 71.8%.1 Descriptive study about nicotine dependence in Indonesia is still limited, that is why it becomes important to be discussed. This study was conducted to understand the prevalence of smoking areas in Bali, especially members of Sekaa Teruna-Teruni Putra Wijaya Kusuma, Tegallalang Village, District Tegallalang, Gianyar, Bali. This research is a descriptive observational research that used cross-sectional design that held on 22 until 23 October 2016. Sampling technique in this study using snowball sampling technique. The procedure is by distributing and filling the fagerstrom test for nicotine dependence (FTND) questionnaire. Total number of the sample is 39, 35.90% samples with very low dependence on nicotine, 23.10% samples with very high dependence on nicotine, 15.90% samples with high dependence on nicotine, 15.40% samples with a low dependence on nicotine, and 7.70% sample with moderate dependence on nicotine. Keywords: Smoking, Nicotine Dependence Level, FTND Questionnaires

PENDAHULUAN

Merokok merupakan penyebab utama dari berbagai penyakit yang seharusnya bisa dicegah dan penyebab kematian dini di United States dan berbagai negara.2,3,4 Merokok tidak hanya menjadi masalah bagi negara maju namun juga negara berkembang seperti Indonesia. Survei yang diadakan oleh WHO di seluruh dunia pada tahun 2012 menunjukan bahwa Indonesia menempati peringkat tertinggi untuk kategori prevalensi merokok pada laki-laki usia di atas 15 tahun dengan persentase sebesar 71,8%. Sedangkan untuk data tahun 2007 hingga 2014 menunjukan bahwa prevalensi merokok pada laki-laki usia 13 sampai dengan 15 tahun sebesar 36,2%. Persentase tersebut juga berada di atas rerata dibandingkan dengan persentase dari negara-negara lainnya.1

Namun tidak ada data pasti mengenai prevalensi merokok di setiap provinsinya, khususnya di Bali. Data yang telah tersedia baik tingkat nasional atau internasional sebagian besar hanya memberikan gambaran bahaya yang ada pada rokok. Maka perlu diadakan suatu penelitian untuk mengetahui prevalensi merorok di setiap wilayah di Bali. Oleh karena itu penulis terdorong untuk mengadakan penelitian tentang prevalensi anggota Sekaa Teruna-Teruni dengan ketergantungan nikotin di Desa Tegallalang, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional deskriptif dengan rancangan cross-sectional yang dilaksanakan di Balai Banjar Br. Tengah Tegallalang, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali pada hari Sabtu sampai dengan Minggu, tanggal 22 sampai dengan 23 Oktober 2016. Sampel pada penelitian ini adalah anggota Sekaa Teruna-Teruni Putra Wijaya Kusuma Br. Tengah Tegallalang yang telah memenuhi kriteria inklusi serta tidak memenuhi kriteria eksklusi maupun drop out.

Kriteria inklusi pada penelitian ini antara lain : (1) berstatus sebagai perokok aktif, yaitu orang yang secara langsung mengonsumsi rokok batang; (2) bersedia menjadi responden dengan memberikan persetujuan berupa penandatangan informed consent. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah sampel yang mengonsumsi nikotin yang berasal dari sumber lain selain rokok batang secara rutin. Sedangkan kriteria drop out pada penelitian ini adalah tidak

mengisi kuisioner penelitian secara lengkap. Besar sampel pada penelitian ini ditentukan melalui pendekatan statistika yaitu dengan menggunakan rumus Slovin.5

_ n

n- i+N^

Hasil perhitungan berdasarkan rumus tersebut jumlah sampel minimum adalah 38 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik snowball sampling dan didapatkan sampel sebanyak 39 orang. Sampel pada penelitian ini adalah bagian dari populasi terjangkau yaitu anggota Sekaa Teruna-Teruni Putra Wijaya Kusuma Br. Tengah Tegallalang Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali yang telah memenuhi kriteria inklusi serta tidak memenuhi kriteria eksklusi maupun drop out.

Keseluruhan sampel berjenis kelamin laki-laki. Data dikumpulkan dengan cara pengisian kuisioner oleh sampel. Data yang diambil berupa data sosiodemografi sampel dan jawaban atas pertanyaan dalam kuisioner FTND. Data tersebut kemudian diolah dengan SPSS for windows versi 22 dan disajikan secara deskriptif. Penelitian ini telah dinyatakan layak secara etik dengan nomor protokol 203.01.1.2016.

HASIL

  • 1.    Data Demografi Anggota Sekaa TerunaTeruni Putra Wijaya Kusuma, Br. Tengah Tegallalang, Gianyar, Bali

Tabel 1. Data Frekuensi Usia Sampel

Kelompok usia

Frekuensi

Persentase (%)

16-20 tahun

14

35,9

21-25 tahun

14

35,9

26-30 tahun

10

25,6

>30 tahun

1

2,6

Total

39

100

Table 1 menunjukkan bahwa pada pengolahan data menggunakan SPSS for windows ver. 22 data usia sampel dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu kelompok usia 16 sampai dengan 20 tahun, kelompok usia 21 sampai dengan 25 tahun, kelompok usia 26 sampai dengan 30 tahun, dan kelompok usia yang lebih dari 30 tahun. Frekuensi kelompok usia 16 sampai dengan 20 tahun sebanyak 14 kali atau 35,9% dari keseluruhan sampel. Frekuensi kelompok usia 21

sampai dengan 25 tahun sebanyak 14 kali atau 35,9% dari keseluruhan sampel. Selanjutnya frekuensi kelompok usia 26 sampai dengan 30 tahun sebanyak 10 kali atau 25,6% dari keseluruhan sampel. Dan frekuensi kelompok usia >30 tahun adalah 1 kali atau 2,6% dari keseluruhan sampel.

Tabel 2. Data Frekuensi Tingkat Pendidikan Sampel

Tingkat Pendidikan

Frekuensi

Persentase (%)

SMA

20

51,3

PT

19

48,7

Total

39

100

Tabel 2 menunjukan bahwa pada penelitian ini didapatkan variasi pendidikan terakhir sampel yaitu SMA dan perguruan tinggi. Dari keseluruhan 39 sampel penelitian 20 orang atau 51,3% dengan pendidikan terakhir SMA. Sedangkan 19 orang atau 48,7% dengan pendidikan terakhir perguruan tinggi.

  • 2.    Data Tingkat Ketergantungan Nikotin Anggota Sekaa Teruna-Teruni Putra Wijaya Kusuma, Br. Tengah Tegallalang, Gianyar, Bali

Tabel 3. Data Frekuensi Tingkat Ketergantungan Nikotin Sampel

Tingkat Ketergantungan

Nikotin

Frekuensi

Persentase (%)

Sangat rendah

14

35,9

Rendah

6

15,4

Sedang

3

7,7

Tinggi

7

17,9

Sangat tinggi

9

23,1

Total

39

100

Tabel 3 menunjukkan bahwa dari keseluruhan 39 sampel didapatkan 14 orang atau 35,9% termasuk dalam ketergantungan sangat rendah terhadap nikotin, 6 orang atau 15,4% termasuk dalam ketergantungan rendah terhadap nikotin, 3 orang atau 7,7% termasuk dalam ketergantungan sedang terhadap nikotin, 7 orang atau 17,9% termasuk dalam ketergantungan tinggi terhadap nikotin, dan 9 orang atau 23,1% termasuk dalam ketergantungan sangat tinggi terhadap nikotin.

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini semua sampel merupakan warga ras Bali, belum menikah, tinggal di Br. Tengah Tegallalang, Gianyar, Bali, dan berjenis kelamin laki-laki. Sehingga penelitian ini hanya menggunakan dua jenis variabel dari data demografi yaitu usia dan tingkat pendidikan.

Frekuensi merokok tertinggi pada kelompok usia 16 sampai dengan 20 tahun dan kelompok usia 21 sampai dengan 25 tahun yaitu 35,9%. Selanjutnya frekuensi merokok tertinggi kedua yaitu kelompok usia 26 sampai dengan 30 tahun dengan persentase 25,6% dari keseluruhan sampel. Frekuensi merokok terendah adalah pada kelompok usia >30 tahun dengan persentase 2,6% dari keseluruhan sampel.

Hal ini menunjukkan bahwa anggota Sekaa Teruna-Teruni Putra Wijaya Kusuma, Br. Tengah Tegallalang, Gianyar, Bali sudah mengonsumsi nikotin yang berasal dari rokok batang sejak usia dini. Bahkan kelompok usia yang memiliki frekuensi tertinggi adalah usia 16 sampai dengan 20 tahun dan usia 21 sampai dengan 25 tahun yang termasuk dalam usia remaja awal hingga usia remaja akhir. Merokok pada usia ini berkaitan dengan peningkatan risiko ketergantungan terhadap nikotin.6

Sebuah penelitian yang dilakukan pada 175 laki-laki dan 69 perempuan kembar monozigot, dari setiap pasangan, salah satu dimasukkan ke kelompok early onset dan yang lainnya dimasukkan kelompok late onset. Sampel yang termasuk kelompok early onset terpapar nikotin minimal 2 tahun lebih awal dari pada kelompok late onset. Saat sample memasuki periode merokok yang paling berat, dilakukan tes dengan menggunakan kuisioner FTND. Hasil tes menyatakan bahwa sample yang termasuk dalam early onset memiliki skor FTND yang secara signifikan lebih tinggi daripada kelompok late onset baik pada kelompok laki-laki maupun perempuan.

Persentase sampel dengan pendidikan terakhir SMA lebih besar yaitu sebanyak 51,30% jika dibandingkan dengan sampel dengan pendidikan terakhir perguruan tinggi yaitu sebesar 48,70%.

Perbandingan persentase tiap derajat ketergantungan nikotin pada sampel. Jika diurutkan dari persentase tertinggi sampai terendah maka didapatkan persentase tertinggi sebanyak 35,90% pada sampel dengan ketergantungan sangat rendah terhadap nikotin.

Selanjutnya sampel dengan ketergantungan sangat tinggi terhadap nikotin sebanyak 23,10%. Pada urutan ketiga sampel dengan ketergantungan tinggi terhadap nikotin dengan persentase 15,90%. Pada urutan keempat sampel dengan ketergantungan rendah terhadap nikotin dengan persentase sebanyak 15,40%. persentase terendah yaitu 7,70% pada sampel dengan ketergantungan sedang terhadap nikotin.

SIMPULAN

Berdasarkan   penelitian didapatkan

tingkat ketergantungan nikotin anggota Sekaa Teruna-Teruni Putra  Wijaya Kusuma, Br.

Tengah Tegallalang,  Gianyar, Bali dengan

persentase tertinggi sebanyak 35,90% pada sampel dengan ketergantungan sangat rendah terhadap nikotin.

Daftar Pustaka

  • 1.    World Health Organization. Global Report on Trends in Prevalence of Tobacco Smoking: WHO.  2015 [Online] Tersedia melalui:

http://www.who.int/ [diakses pada 26 November 2015]

  • 2.    Benowitz, N. Pharmacology os Nicotine: Addiction, Smocking induce disease, and therapeutic, Annu Rev. Pharmacol. Toxicol. 2009;49(1):57-71.

  • 3.    Benowitz, N. Nicotine Addiction. The New England     Journal     of     Medicine.

2010;362(24):2295-2303

  • 4.    Chávez, J.J.E., Delgado, C.L.D., Cruz, I.M.R. Targeting Nicotine Addiction: The Possibility of a Therapeutic Vaccine. [online] Dove Medical Press. 2011. Tersedia melalui: http://www.pubmedcentral.nih.gov/ [diakses 18 Desember 2015].

  • 5.    Sastroasmoro, S., dan Ismael, S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. 2014;5:45-7

  • 6.    D’Souza, M.S., & Markou, A. Neuronal

Mechanisms Underlying Development of

Nicotine Dependence: Implications for Novel Smoking Cessation Treatments. Addiction Science and Clinical Practice. 2011;6(1):4-16.            Tersedia            melalui:

http://www.pubmedcentral.nih.gov/articleren der.fcgi?artid=318885&tool=pmcentrez&ren dertypr=abstract

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

doi:10.24843.MU.2020.V9.i12.P16

97