Hubungan Self-esteem dan Dukungan Suami dengan Body Image Perception pada Ibu Pasca-persalinan Pervaginam Primipara di Praktek Mandiri Bidan Delima Denpasar
on
JMU ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 12 NO.4,APRIL, 2023
I I—Λ I DIRECTORY OF
Jurnal medika udayana J I J V J JOURNAL^55
Diterima: 2022-12-15 Revisi: 2023-02-30 Accepted: 25-04-2023
HUBUNGAN SELF-ESTEEM DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN BODY IMAGE PERCEPTION PADA IBU PASCA-PERSALINAN PERVAGINAM PRIMIPARA DI PRAKTEK MANDIRI BIDAN DELIMA DENPASAR
Ignasius Yulianus Jagkson Bomba1, Cok Bagus Jaya Lesmana2, Ni Ketut Sri Diniari2 Departemen/KSM Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah,
Denpasar1,2
Email: [email protected]
ABSTRAK
Persalinan merupakan suatu peristiwa besar yang membahagiakan bagi seorang ibu. Pada ibu pasca-persalinan dapat terjadi perubahan fisik dan perubahan psikis. Dilaporkan bahwa terdapat 50% hingga 70% ibu pasca-persalinan mengalami gangguan psikologis, salah satunya dimana seorang ibu merasa tidak nyaman dengan perubahan body image perseption dimana hal ini dapat berakibat dari perasaan kurangnya dukungan suami. Body image perception sendiri dapat sebab akibat dari perubahan self-esteem pada ibu pasca-persalinan. Tujuan peneltian ini yaitu menganalisis hubungan antara self-esteem dan dukungan suami dengan body image perception antara ibu primipara pasca-persalinan normal. Penelitian ini adalah penelitian bersifat studi analitik observasional dengan pendekatan cross sectional pada pasien pasca-persalinan di Praktek Mandiri Bidan Delima Denpasar. Tehnik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling di Praktek Mandiri Bidan Delima Denpasar dengan instrumen menggunakan kuesioner self-esteem Rosenberg, kuesioner Revised Dyadic Adjustment Scale (R-DAS) dan kuesioner The Multidimensional Body- Self Relations Questinnaire Appearance Scales (MBSRQ-AS). Hasil penelitian dari 30 sampel inklusi didapatkan uji analisis statistik menyatakan hubungan yang bermakna antara selfesteem dengan body image perception primipara (r= 0,591 p= 0,001), hubungan dukungan suami dengan body image perception primipara (r= - 0,570 p= 0,001), hubungan dukungan suami dengan self- esteem primipara (r= 0,464 p= 0,010) pada ibu pasca-persalinan pervaginam di Praktek Mandiri Bidan Delima Denpasar
Kata Kunci : Self-esteem, dukungan suami, body image perception, primipara.
ABSTRACT
Background: In postpartum there may be physical changes and psychological changes. It has been reported that 50% to 70% of post- partum mothers experience psychological disorders, one of them is where a mother feels uncomfortable with the change in her body image perception where this can be a result from the feeling of less support from their husband. Body image perception itself can be the cause of the changes of self-esteem in postpartum mother. Objective To analyze the correlation between self-esteem and husband support with body image perception on postpartum primiparous. This study is using observational analytic with cross sectional design in postpartum patient at Praktek Mandiri Bidan Delima Denpasar. Sampling technique using consecutive sampling. The research instrument used the Rosenberg self-esteem questionnaire, the Revised Dyadic Adjustment Scale (R-DAS) questionnaire and the Multidimensional Body-Self Relations Questinnaire Appearance Scales (MBSRQ-AS) questionnaire. Result there are 30 subjects who met the inclusion criteria. The statistical analysis test revealed a significant correlation between self- esteem with body image perception in primiparous (r = 0.591 p = 0.001), significant negative correlation between husband support with body image perception in primiparous (r = -0.570 p = 0.001), significant correlation between husband support with self-esteem in primiparous (r = 0.464 p = 0.010) in postpartum at Praktek Mandiri Bidan Delima Denpasar.
Keywords: self-esteem, husband support, body image perception, primiparous
PENDAHULUAN
Kehamilan adalah proses yang sangat didambakan oleh seorang perempuan yang telah menikah, oleh karena kehamilan dapat dikatakan sebagai ekspresi rasa perwujudan diri dan identitas sebagai seorang
perempuan. Selama masa kehamilan, seorang ibu akan mengalami berbagai perubahan baik dalam perubahan fisiologis dan psikologis. Terutama perubahan pada psikologis, dapat berlanjut ke masa pasca-persalinan.
Dilaporkan sekitar 50-70% ibu pasca-persalinan akan mengalami gangguan psikologis. Hal ini terjadi jika pada ibu tidak didapatkan dukungan yang baik dari suami, keluarga dan lingkungan serta tidak didapatkan penanganan yang baik. Dukungan yang minim pada seorang ibu yang baru melahirkan dapat mengakibatkan berbagai gangguan.Pada penelitian ini akan dibahas mengenai gangguan psikologis ibu yaitu gangguan selfesteem serta body image perception (persepsi citra tubuh) selama pasca-persalinan. Self-esteem seorang ibu pasca-persalinan, memainkan peranan yang sangat penting untuk menentukan perilaku ibu dalam menjalani masa nifasnya dan penerimaan terhadap dirinya. Self-esteem seorang ibu akan berkaitan apakah dirinya pantas, berharga, berguna dan mampu dalam melakukan tugas sebagai seorang ibu dan istri. Pengalaman hidup atau “life event” sangat berpengaruh terhadap perubahan psikologis dan perubahan selfesteem pada seorang ibu pasca-persalinan. Terbentuknya self- esteem yang baik tidak dapat berdiri dengan sendiri, diperlukan peranan dukungan suami, keluarga dan lingkungan. Walaupun yang sangat berperan penting adalah dukungan suami sebagai partner dalam kehidupan sang ibu.
Peran pasangan terutama pada ibu pasca-persalinan menjadi semakin penting untuk mengurangi dan mencegah adanya gangguan psikologis pada ibu. Oleh karena itu, hubungan pernikahan yang stabil, membantu orang tua baru menyesuaikan diri dengan tuntutan pernikahan, bayi, dan keluarga. Terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa hubungan pernikahan yang buruk adalah prediktor psikososial, yang paling konsisten dari gangguan mental pasca melahirkan seperti postnatal depresi, dan tinjauan terhadap faktor risiko psikososial antenatal dan psikososial pasca BAHAN DAN METODE
Penelitian ini adalah penelitian bersifat studi analitik observasional dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui hubungan self-esteem dan dukungan suami dengan Body Image Perception pada ibu pasca-persalinan pervaginam primipara di Praktek Mandiri Bidan Delima Denpasar. Metode utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei subjek menggunakan kuesioner tanpa adanya perlakuan. Pemilihan subjek dilakukan secara acak dengan tujuan mencari hubungan HASIL
Sebanyak 30 responden yang telah memenuhi kriteria inkulsi dan eksklusi, tidak didapatkan kriteria drop out pada responden dengan didapatkan karakteristik responden penelitian yaitu usia rata-rata pada primipara http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum doi:10.24843.MU.2023.V12.i4.P12
melahirkan yang buruk. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa gangguan mental pasca-persalinan seperti kurangnya penerimaan diri yang berkaitan dengan self-esteem hingga terjadinya postnatal depresi. Hal ini sangat terkait dengan penyesuaian pernikahan yang buruk dan stresor baru dalam kehidupan. Selfesteem rendah pada seorang ibu pasca-persalinan, dapat mempengaruhi kepuasan fsik dan dapat berlanjut terhadap perubahan body image perception (persepsi citra tubuh), sehingga berdampak rasa tidak puas terhadap tubuhnya. Didapatkan populasi ibu pasca-persalinan diduga sangat rentan terhadap masalah body image perception. Selain faktor massa tubuh yang memiliki peran besar dalam menanamkan standar kerampingan tubuh pada wanita umumnya, faktor penyesuaian bentuk tubuh pada masa pasca-persalinan dirasakan lebih sulit dibandingkan perubahan pada masa kehamilan. Jika dilihat dari pendekatan sosial, pada ibu multipara dianggap lebih baik body image perception dibandingkan dengan ibu primipara oleh karena harapan-harapan yang tidak realistik pada ibu primipara.Kepuasan terhadap body image perception dapat memberikan berbagai dampak, bila seorang ibu merasa memiliki body image perception yang negatif maka kecil kemungkinan untuk menyusui bayinya dan beberapa sikap negatif. Sikap negatif ibu dapat berupa kurangnya kepekaan dalam pengasuhan anak, perasaan terganggu dalam pengasuhan dan dapat menimbulkan perasaan takut dan stres pada bayi.Oleh karena selfesteem, dukungan suami yang dinilai dengan kepuasan pernikahan dan body image perception sangat berkaitan dengan kesehatan mental pada ibu pasca melahirkan, maka penelitian ini dilakukan agar dapat meningkatkan kepuasan hubungan pernikahan dan kesejahteraan mental dan fisik seseorang.
antara variabel bebas (elf-esteem dan dukungan suami) dan variabel tergantung (body image perception) dengan melakukan penilaian pada waktu yang bersamaan. Data dikumpulkan dan diolah dalam bentuk tabel-tabel distribusi kemudian akan disajikan lebih lanjut dalam bentuk diagram menurut sebaran masing-masing. Bila sebaran data normal maka dilakukan uji korelasi Pearson, namun bila sebaran data tidak normal maka dilakukan uji Spearman.
adalah 24 tahun, pendidikan terakhir terbanyak yaitu tamat SMA 15 responden (50%) dan Diploma 14 responden (46,7%) , serta SMP 1 responden (3,3%), sebanyak 16 orang (53,3%) bekerja sedangkan 14 orang 72
(46,7%) tidak bekerja, Konflik pernikahan yang terjadi pada responden hanya 6 orang (20,0%) pada primipara yang memiliki konflik dalam pernikahannya dan 24
orang (80,0%) yang tidak memiliki konflik dalam pernikahan.
Tabel 1. Karakteristik demografi responden | ||
Primipara |
% | |
Usia Rerata |
24,733 |
100 |
(21-40 Tahun) SB |
2,558 |
100 |
Paritas | ||
Primipara |
% | |
Pendidikan SMP |
1 |
3,3 |
SMA |
15 |
50,0 |
SARJANA |
14 |
46,7 |
Bekerja Ya |
16 |
53,3 |
Tidak |
14 |
46,7 |
Konflik Ya |
6 |
20,0 |
Pernikahan Tidak |
24 |
80,0 |
Penilaian skor self-esteem terhadap paritas menggunakan kuesioner Rosenberg pada responden, didapatkan responden primipara sebanyak 1 orang (3,3%) yang mengalami low self-esteem dan 29 orang (96,7%) memiliki self-esteem yang normal, penilain dukungan suami pada ibu pasca-persalinan menggunakan kuesioner Revised Dyadic Adjusment Scale (RDAS) didapatkan 17 orang (56,7%) mengalami distres dalam hubungan pernikahan yang berakibat
merasa tidak mendapat dukungan dari suami pada ibu pasca-persalinan dan didapatkan cukup banyak yang mendapat dukungan suami yaitu 13 orang responden (43,3%), penilaian body image perception terhadap paritas menggunakan kuesioner MBSRQ-AS dilakukan per-dimensi dimana kuesioner ini memiliki 5 dimensi dimana dimensi kelima dipisahkan menjadi dua (2) yaitu kategori ukuran tubuh 1 dan 2.
Tabel 2. Karakteristik body image perception terhadap paritas
MBSRQ-AS |
Primipara | |
Evaluasi Penampilan Fisik |
Positif |
29 (96,6%) |
Negatif |
1 (3,3%) | |
Orientasi Penampilan Fisik |
Positif |
29 (96,6%) |
Negatif |
1 (3,3%) | |
Skala Kepuasan Area Tubuh |
Positif |
27 (90%) |
Negatif |
3 (10%) | |
Kecemasan Terhadap |
Positif |
22 (73,3%) |
Kegemukan |
Negatif |
8 (26,6%) |
Sangat Kurus |
3 (110%) | |
Kurus |
5 (16,6%) | |
Ideal |
13 (43,3%) | |
Kategori Ukuran Tubuh 1 |
Gemuk |
8 (26,6%) |
Sangat Gemuk |
1 (3,3%) | |
Sangat Kurus |
2 (6,6%) | |
Kurus |
7 (23,3%) | |
Kategori Ukuran Tubuh 2 |
Ideal |
10 (33,3%) |
Gemuk 11 (36,6%)
Sangat
Gemuk 0 (0%)
Hubungan self-esteem dengan evaluasi penampilan fisik mendapatkan hasil yang bermakna dengan harga p 0,001 dan untuk 4 dimensi lainnya tidak didapatkan
hubungan yang bermakna (tidak signifikan) dengan harga p > 0,05
Tabel 3. Hasil analisa hubungan self-esteem dengan body image perception pada primipara
Body image perception |
Primipara r p |
Evaluasi Penampilan Fisik Orientasi Penampilan Fisik Skala Kepuasan Area Tubuh Kecemasan Terhadap Kegemukan Kategori Ukuran Tubuh 1 Kategori Ukuran Tubuh 2 |
0,591 0,001* -0,356 0,053 0,166 0,380 -0,048 0,801 0,015 0,936 0,198 0,294 |
Dilihat dari tabel diatas bahwa hubungan Self-esteem dengan body image perception dalam dimensi evaluasi penampilan fisik memiliki hubungan yang kuat. Bila nilai self-esteem ibu primipara tinggi maka body image perception memiliki nilai yang positif.
Hasil analisa hubungan dukungan suami dengan persepsi body image pada primipara didapatkan
nilai-nilai yang bermakna pada dukungaan suami dengan skor total terdapat pada dimensi orientasi penampilan fisik dengan nilai r -0,570 dan p 0,001, yang berarti dukungan suami berbanding terbalik terhadap nilai positif orientasi penampilan fisik untuk dimensi lain didapatkan hasil tidak bermakna dengan nilai p > 0,05
Tabel 4. Analisis hubungan dukungan suami dengan body image perception pada primipara
Persepsi body image |
Dukungan suami | |||||||
Total |
Kesepakatan |
Kepuasan |
Kesesuaian | |||||
Evaluasi Penampilan |
r |
0,007 |
r |
0,085 |
r |
0,202 |
r |
-0,147 |
Fisik |
p |
0,972 |
p |
0,656 |
p |
0,284 |
p |
0,439 |
Orientasi Penampilan |
r |
-0,570 |
r |
-0,525 |
r |
-0,528 |
r |
-0,421 |
Fisik |
p |
0,001* |
p |
0,003* |
p |
0,003* |
p |
0,021* |
Skala Kepuasan Area |
r |
0,158 |
r |
0,247 |
r |
0,130 |
r |
0,052 |
Tubuh |
p |
0,406 |
p |
0,189 |
p |
0,495 |
p |
0,784 |
Kecemasan Terhadap |
r |
-0,343 |
r |
-0,296 |
r |
-0,153 |
r |
-0,370 |
Kegemukan |
p |
0,064 |
p |
0,112 |
p |
0,418 |
p |
0,044* |
Kategori Ukuran |
r |
0,023 |
r |
0,010 |
r |
-0,017 |
r |
0,043 |
Tubuh 1 |
p |
0,903 |
p |
0,959 |
p |
0,928 |
p |
0,823 |
Kategori Ukuran |
r |
-0,061 |
r |
-0,039 |
r |
0,031 |
r |
-0,105 |
Tubuh 2 |
p |
0,750 |
p |
0,836 |
p |
0,870 |
p |
0,581 |
Dari hasil analisa tersebut didapatkan hubungan yang bermakna (signifikan) pada dimensi kepuasan dengan harga p 0,010. Dari hasil statistik, dukungan suami tidak memiliki pengaruh yang kuat terhadap self-esteem ibu
primipara, tetapi bila dilihat dari dimensi kepuasaan dalam dukungan suami memiliki hubungan yang kuat terhadap sefl-esteem seorang ibu.
Tabel 5. Hasil analisis hubungan self-esteem dengan dukungan suami pada primipara | ||
Dukungan suami |
Primipara | |
r |
P | |
Skor total |
0,201 |
0,286 |
Kesepakatan |
0,164 |
0,387 |
Kepuasan |
0,464 |
0,010* |
Kesesuaian |
-0,137 |
0,471 |
DISKUSI
Tingkat pendidikan merupakan faktor yang mendasari pengambilan keputusan dalam menikah, risiko memiliki anak dan pengetahuan tentang kesehatan. Ibu yang memiliki status pendidikan tinggi pada umumnya cenderung merencanakan jumlah anak, pendidikan yang tinggi seringkali mendorong kesadaran orangtua untuk tidak memiliki banyak anak, jumlah anak tidak berhubungan signifikan dengan konflik pernikahan. Perbedaan antara mitos dan kenyataan (harapan dan pengalaman), dapat membuat ibu merasa tidak dapat memahami pengalamannya, yang menyebabkan perasaan putus asa, perasaan terjebak, dan rendahnya self-esteem.
Pada pasca-persalinan, selain ibu, pasangan atau suami juga mengalami masa penyesuaian. Hubungan pernikahan yang stabil akan membantu orangtua baru SIMPULAN
Terdapat hubungan positip antara self-esteem dengan body image perception pada ibu pasca-persalinan pervaginam primipara, terdapat hubungan dukungan suami dengan body image perception pada ibu pasca-persalinan pervaginam primipara, secara statistik tidak DAFTAR PUSTAKA
-
1. Dahlan, M. S. Menentukan besar sampel. Dalam Langkah-langkah membuat proposal penelitian bidang kedokteran dan kesehatan Edisi 2;Jakarta:CV Agung Seto;2018.h. 80-98
-
2. Itryah. Hubungan Antara Citra tubuhdengan Penerimaan Diri Pada Ibu Pasca Melahirkan Di Puskesmas
Kelurahan Talang Ratu Palembang. Jurnal Ilmiah Pscyche. 2015;1(1);
menyesuaikan diri terhadap tuntutan pernikahan, kehadiran anak dan terciptanya keluarga baru. Hubungan pernikahan yang buruk adalah prediktor psikososial yang paling konsisten terhadap perubahan mood ibu pasca-persalinan. Sehingga dukungan suami dapat dicerminkan dalam skala kepuasan pernikahan. Seorang ibu yang memiliki banyak tuntutan sering mengesampingkan penghargaan untuk dirinya baik dalam body image maupun yang lainnya sehingga seorang ibu akan lebih fokus terhadap kebutuhan sang bayi dan keluarga dibanding kebutuhan dirinya.Secara teori disebutkan bahwa dukungan suami yang baik akan meningkatkan nilai positif body image perception seorang perempuan, tetapi hal ini belum tentu berlaku terhadap kondisi ibu pasca-persalinan
didapatkan hubungan dukungan suami terhadap selfesteem pada hubungan dukungan suami dengan selfesteem pada ibu pasca-persalinan pervaginam primipara.
-
3. Kaplan HI, Sadock BJ & Grebb JA. Sinopsis Psikiatri Jilid 2. Edisi ke-11. Terjemahan Widjaja Kusuma. Jakarta: Binarupa Aksara;2017.h.102-108
-
4. Sockol L.E & Battle C.L. Maternal Attitude, Depression, And Anxiety In Pregnant And Postpartum Multiparous Women. Arch Women Ment Health.Spinger-Verlag Wien;2015. DOI 10.1007/00737-105-0511-6
-
5. Kujawa-Myles S, Noel-Weiss J, Dunn S, Peterson WE &Cotterman KJ. Maternal intravenous fluids and postpartum breast changes: a pilot observational study.
International Breastfeeding Journal;BioMedCentral;2015.10-18.
-
6. Lee S.H & Lee S.A. Dyadic Adjustment and Sense of Mastery of Pregnant Women Protect Against Prenatal Depression. International Journal of Bio-Science and Bio-Technology. 2016:3(8);193-20
-
7. Widiasti NLR. Profil Citra Tubuh (Body Image) Pada Remaja dan Implikasinya Bagi Bimbingan dan Konseling, Universitas Pendidikan Indonesia, Repository.upi.edu;2016.h.80-87
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
doi:10.24843.MU.2023.V12.i4.P12
76
Discussion and feedback