ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 9 NO.3,MARET, 2020



Diterima:09-02-2020 Revisi:12-02-2020 Accepted: 21-02-2020

KARAKTERISTIK PENDERITA OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR

PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014

Taufan Hendra Wirawan1, I Made Sudipta2, Sari Wulan Dwi Sutanegara2

1Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

E-mail: aryatama3@gmail.com

2Bagian/SMF Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/ RSUP Sanglah Denpasar

Koresponding author: Taufan Hendra Wirawan E-mail: wulan_tht@yahoo.com

ABSTRAK

Otitis media supuratif kronik (OMSK) merupakan salah satu penyakit yang umum ditemukan pada praktik otorhinolaryngology. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran karakteristik penderita otitis media supuratif kronik di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar periode Januari sampai Desember 2014. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap; 1) Pengumpulan data sekunder yang dilakukan dengan pencatatan data rekam medik di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah berdasarkan kriteria inklusi dan eklusi penelitian, 2) Data sekunder yang telah diperoleh akan diolah dengan menggunakan aplikasi software SPSS dan kemudian hasilnya akan dianalisa secara deskriptif. Dari 144 sampel yang didapatkan, diperoleh data bahwa umur penderita OMSK yang terbanyak adalah pada umur 10-20 tahun yaitu sebesar 25,7% dan umur yang paling jarang menderita adalah umur lebih dari 60 tahun yaitu sebesar 4,9%. Penderita dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 51,4% dan wanita sebanyak 48,6%. Tipe OMSK yang paling banyak diderita adalah tipe benigna sebesar 93,8% dan tipe maligna sebesar 6,2%. Gejala yang paling banyak dialami oleh penderita OMSK adalah gejala otore sebanyak 97,2% dan yang paling jarang adalah gejala vertigo sebanyak 3,5%. Pasien OMSK tipe benigna di RSUP Sanglah tahun 2014 tidak ada yang mengalami komplikasi dan semua pasien OMSK tipe maligna mengalami komplikasi. Dapat disimpulkan bahwa jumlah total penderita OMSK di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar tahun 2014 adalah sebanyak 144 orang. Pasien OMSK berdasarkan usia penderita terbanyak adalah pada umur 10-20 tahun, jenis kelamin terbanyak yaitu laki-laki, tipe OMSK tersering yaitu tipe benigna, gejala klinis terbanyak adalah otore dan pasien OMSK jarang mengalami komplikasi.

Kata kunci: karakteristik, OMSK, RSUP Sanglah

ABSTRACT

Chronic suppurative otitis media is one of the common diseases in otorhinolaryngology practice. This study was conducted to describe the characteristics of patients with chronic suppurative otitis media in the General Hospital Center Sanglah the period January to December 2014. This research was conducted in two stages; 1) Secondary data collection is done by recording the data in the medical record General Hospital Sanglah based on inclusion and exclusion criteria for the study, 2) secondary data that have been obtained will be processed using SPSS software application and then the results will be analyzed descriptively. From 144 samples obtained, data showed that patient age chronic suppurative otitis media that most are in the 10-20 year age that is equal to 25.7% and the most rarely

suffer age is over 60 years of age is 4.9%. Patients with male sex as much as 51.4% and as much as 48.6% of women. Chronic suppurative otitis media types are the most common type of benign amounted to 93.8% and 6.2% malignant type. Symptoms most commonly experienced by sufferers are the symptoms otorrhoea chronic suppurative otitis media as much as 97.2% and the most rarely are symptoms of vertigo as much as 3.5%. Patients chronic suppurative otitis media benign type in Sanglah 2014 experienced no complications and all patients chronic suppurative otitis media types of malignant complications. It can be concluded that the total number of patients in the chronic suppurative otitis media General Hospital Sanglah 2014 was 144 people. Chronic suppurative otitis media patients based on patient age is the highest in the 10-20 year age, sex, most are males, the most common type is the type of benign chronic suppurative otitis media, clinical symptoms and most are otorrhoea chronic suppurative otitis media patients rarely have complications.

Keywords: characteristics, chronic suppurative otitis media, Sanglah

PENDAHULUAN

Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah radang kronik pada mukosa telinga tengah dan kavum mastoid yang ditandai dengan perforasi membran timpani dan riwayat keluarnya cairan dari liang telinga (otore) lebih dari dua bulan, baik terus menerus atau hilang timbul, bening atau berupa nanah. Otitis media supuratif kronik (OMSK) di dalam masyarakat Indonesia dikenal dengan istilah congek, teleran atau telinga berair. Kebanyakan penderita OMSK menganggap penyakit ini merupakan penyakit biasa yang nantinya akan sembuh dengan sendirinya.1

Otitis media supuratif kronik (OMSK) dapat dibagi atas dua jenis, yaitu OMSK tipe jinak (tipe mukosa atau benigna) dan OMSK tipe ganas (tipe tulang atau maligna). Pada OMSK tipe jinak jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya dan tidak terdapat kolesteatom. Sedangkan pada OMSK tipe ganas selalu terdapat kolesteatom dan dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya.2 OMSK dapat terjadi karena adanya infeksi akut pada telinga tengah yang gagal mengalami penyembuhan sempurna. Menurut WHO pada tahun 2004, OMSK dapat dibedakan dengan otitis media akut (OMA) melalui pemeriksaan bakteriologi. Pada OMA dapat disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenza, dan Micrococcus    catarrhalis.3    Pada    OMSK

menunjukkan etiologi yang berasal dari infeksi campuran bakteri Gram-negatif, Gram-positif, aerob, dan bakteri anaerob. Beberapa penelitian di seluruh dunia telah melaporkan bahwa mikroorganisme yang paling umum terisolasi dari pemeriksaan adalah Pseudomonas spp dan Staphylococcus  aureus,

diikuti oleh bakteri Gramnegatif seperti Proteus spp, Klebsiella spp, Escherichia spp, dan Haemophilus influenza. Yang paling sering terisolasi adalah organisme anaerob Bacteroides spp dan Fusobacterium spp.4

Gejala otitis media supuratif kronis antara lain otorrhoe yang bersifat purulen atau mukoid, https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum doi:10.24843.MU.2020.V9.i3.P09

terjadi gangguan pendengaran, otalgia, tinitus, rasa penuh di telinga, dan kadang-kadang vertigo. OMSK dapat menyebabkan gangguan pendengaran sehingga menimbulkan dampak yang serius terutama bagi anak -anak, karena dapat menimbulkan pengaruh jangka panjang pada kemampuan komunikasi anak, perkembangan bahasa, proses pendengaran, psikososial, dan perkembangan kognitif serta kemajuan pendidikan. Komplikasi intrakranial yang serius lebih sering terlihat pada eksaserbasi akut dari OMSK berhubungan dengan kolesteatom seperti abses ekstradural, abses subdural, tromboflebitis, meningitis, abses otak, dan hidrosefalus otitis.5

Otitis media supuratif kronik (OMSK) merupakan  salah  satu penyakit yang umum

ditemukan  pada  praktik otorhinolaryngology.

OMSK lebih sering terjadi pada negara-negara berkembang. Prevalensi OMSK di dunia adalah sekitar 65-330.000.000/tahun.6 Otitis media supuratif kronik dianggap sebagai salah satu penyebab tuli yang terbanyak, terutama di negara-negara berkembang, dengan prevalensi antara 146%. Di Indonesia antara 2,10-5,20%, Korea 3,33%, dan Madras India 2,25%. Prevalensi tertinggi didapat pada penduduk Aborigin diAustralia dan bangsa Indian di Amerika Utara.2 Angka kejadian OMSK di negara berkembang sangat tinggi dibandingkan dengan negara maju. Hal ini disebabkan oleh faktor higiene yang kurang, faktor sosioekonomi, gizi yang rendah, kepadatan penduduk, serta masih adanya kesalahpahaman masyarakat terhadap penyakit ini sehingga mereka tidak berobat sampai tuntas.7 Dari survei pada 7 propinsi di Indonesia pada tahun 1996 ditemukan insiden otitis media supuratif kronik sebesar 3% dari penduduk Indonesia. Dengan kata lain dari 220 juta penduduk Indonesia diperkirakan terdapat 6,6 juta penderita OMSK.5 Prevalensi OMSK di Indonesia pada tahun 2002 secara umum adalah 3,8% dan pasien OMSK merupakan 25% pasien yang berobat di poliklinik THT rumah sakit di Indonesia. Penderita OMSK di RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta sebanyak 90 pasien pada Oktober Desember 2004, di RSUP Dr. Kariadi Semarang sebanyak 30 44

pasien pada Maret-Juni 2008, dan penderita OMSK di RS Dr. Sardjito Yogyakarta sebanyak 460 pasien pada tahun 2002.8 Sampai saat ini masih sedikit data mengenai penderita OMSK di RSUP Sanglah Denpasar selama kurun beberapa tahun terakhir dan penulis merasa perlu untuk dilakukan penelitian untuk mengetahui hal tersebut. Oleh karena itu penyusun ingin melakukan penelitian untuk mengetahui gambaran karakteristik penderita otitis media supuratif kronik di RSUP Sanglah pada periode Januari-Desember 2014.

BAHAN DAN METODE

Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan desain cross sectional bersifat retrospective pada pasien otitis media supuratif kronis (OMSK) di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah masing-masing karakteristik pasien pada variabel berikut : Jumlah penderita total, Umur, Jenis kelamin, Tipe OMSK, Gejala klinis dan Komplikasi.

Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah semua pasien di RSUP Sanglah yang sudah didiagnosis mengalami OMSK dan tercatat di rekam medik pada Januari sampai Desember 2014 dan pada rekam medis terdapat variabel yang akan diteliti. Kriteria eksklusi dari penelitian ini yaitu pasien OMSK di RSUP Sanglah dengan rekam medis yang tidak memiliki data terhadap variabel yang akan diteliti. Pengumpulan data dilaksanakan mulai dari bulan Maret sampai September 2015. Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Jadi sampel dari penelitian ini diambil dari populasi target, yaitu seluruh pasien OMSK di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar pada Januari sampai Desember 2014. Data sekunder yang telah diperoleh akan diolah dengan menggunakan aplikasi software SPSS 16.0 dan kemudian hasilnya akan dianalisa secara deskriptif. Data akan disajikan dalam bentuk narasi dan tabel distribusi proporsi.

HASIL

Pada penelitian ini berdasarkan dari hasil pengumpulan data sekunder, peneliti mendapatkan sampel berjumlah 144 orang yaitu penderita otitis media supuratif kronik yang berobat di Poliklinik THT-KL RSUP Sanglah Denpasar dari tanggal 1 Januari sampai 31 Desember 2014.

Berdasarkan keseluruhan sampel yang ada, diperoleh gambaran mengenai karakteristik mencakup tipe OMSK, jenis kelamin, umur, gejala klinis dan ada tidaknya komplikasi.

Tabel 1. Distribusi Subjek Berdasar Umur

Umur (tahun)

Frekuensi (n)

Persentase (%)

0 – 10

10

6,9

>10-20

37

25,7

>20-30

33

22,9

>30-40

29

20,1

>40-50

15

10,4

>50-60

13

9,0

>60

7

4,9

Total

144

100

Pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 144 penderita otitis media supuratif kronik, proporsi penderita yang terbesar terjadi pada kelompok umur 10-20

tahun sebanyak 25,7%, diikuti kelompok umur 2030 tahun sebanyak 22,9% dan umur 30-40 tahun sebanyak 20,1%. Lalu pada kelompok umur 40-50 tahun sebanyak 10,4% manakala pada kelompok umur 50-60 tahun sebanyak 9 % dan pada penderita umur 0-10 tahun sebanyak 6,9 %. Sementara proporsi terkecil ditemukan pada kelompok umur lebih dari 60 tahun sebanyak 4,9%.

Tabel 2. Distribusi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Laki-laki

74

51,4

Perempuan

70

48,6

Total

144

100.0

Berdasarkan dari hasil penelitian, didapat bahwa kejadian otitis media supuratif kronik di RSUP Sanglah Denpasar yang lebih besar terdapat pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 74 penderita (51,4%) sedangkan pada perempuan didapatkan sebanyak 70 penderita (48,6%).

Tabel 3. Distribusi Subjek Berdasarkan Tipe OMSK

Tipe OMSK

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Benigna

135

93,8

Maligna

9

6,2

Total

144

100.0

Berdasarkan dari hasil penelitian mengenai tipe OMSK, tipe OMSK yang lebih banyak diderita oleh penderita otitis media supuratif kronik adalah tipe benigna sebanyak 135 penderita (93,8%) sedangkan tipe maligna sebanyak 9 penderita (6,2%).

Tabel 4. Distribusi Subjek Berdasarkan Gejala Klinis

Gejala Klinis

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Otore

140

97,2

Gangguan

65

45,1

Pendengaran

Nyeri Telinga

60

41,7

Tinitus

34

23,6

Vertigo

5

3,5

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa keluhan yang terbanyak diderita oleh penderita otitis media supuratif kronik adalah keluhan otore sebanyak 97,2 %, keluhan gangguan pendengaran sebanyak 45,1 %, keluhan nyeri telinga sebanyak 41,7 % dan keluhan tinnitus sebanyak 23,6%. Keluhan yang paling sedikit diderita oleh penderita otitis media supuratif kronik adalah keluhan vertigo sebanyak 3,5 %.

Tabel 5. Distribusi Subjek Berdasarkan Komplikasi

Tipe OMSK

Komplikasi

Ada

Tidak Ada

Frekuensi (n)

Persent ase (%)

Frekuens i

(n)

Persen tase (%)

Benigna

0

0

135

100

Maligna

9

100

0

0

Berdasarkan dari hasil penelitian, terlihat bahwa penderita OMSK tipe benigna di RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2014 jarang mengalami komplikasi, hal ini terlihat dari hasil penelitian yang menunjukan bahwa dari 135 penderita OMSK tipe beningna tidak ada yang mengalami komplikasi dari OMSK. Sedangkan penderita dengan tipe maligna sering mengalami komplikasi.

PEMBAHASAN

Berdasarkan dari hasil penelitian pada Tabel 1, terlihat bahwa proporsi penderita otitis media supuratif kronik terbanyak pada kelompok umur 10-20 tahun sebanyak 25,7 %. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di RS Haji Adam Malik Medan pada tahun 2009, dari 65 penderita otitis media supuratif kronik, 35,4 %

adalah kelompok umur 11-20 tahun.5 Selain itu, Hasil penelitian ini sama dengan yang ditemukan oleh Boesoirie S pada tahun 2007, menurutnya proporsi penderita otitis media supuratif kronik terbesar ada pada kelompok umur 11-20 tahun dan https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum doi:10.24843.MU.2020.V9.i3.P09

sudah terbukti dalam banyak penelitian.9 Tetapi hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Arvina S pada tahun 2011 selama 1 tahun di RSUD Dr Pirngadi Medan, yang mana didapatakan dengan proporsi penderita terbanyak adalah umur 1-9 tahun.8

Tingginya insidensi OMSK pada anak dan dewasa muda disebabkan oleh anatomi tuba eustachius yang relatif pendek dan lurus, status ekonomi yang rendah, hygiene dan perilaku sehat yang kurang baik, status imun yang rendah, tinggal di pemukiman yang padat, dan terpaparnya anak -anak oleh asap rokok.10

Berdasarkan Tabel 2, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Varatheraju pada tahun 2014, dengan hasil penelitian yang dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan selama 3 tahun, jenis kelamin yang terbanyak menderita OMSK adalah laki -laki sebesar 59,5%.11 Menurut Srivastava pada tahun 2010, menyatakan bahwa laki-laki lebih sering menderita OMSK disebabkan karena laki-laki memiliki kebiasaan bekerja di luar rumah, sehingga laki-laki lebih sering terpapar terhadap kontaminan dan penularan.12

Berdasarkan Tabel 3, hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Varatheraju pada tahun 2014, dimana tipe benigna sebanyak 88 ,5%.11 OMSK tipe maligna merupakan komplikasi dari OMSK benigna yang berlangsung lama. Rendahnya tingkat kejadian OMSK tipe maligna disebabkan oleh tingginya tingkat kesadaran pasien OMSK dengan tipe benigna untuk mencari pengobatan awal, sehingga mengurangi angka terjadinya komplikasi.13

Berdasarkan Tabel 4, dari hasil penelitian, terlihat bahwa gejala klinis yang paling banyak diderita oleh penderita otitis media supuratif kronik di RSUP Sanglah Denpasar adalah gejala klinis otore sebanyak 140 penderita (97,2%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kurniadi pada tahun 2011 di RSUP Haji Adam Malik Medan yaitu gejala klinis yang terbanyak diderita oleh penderita OMSK adalah keluhan telinga berair sebanyak 100%.5 Hal ini berkaitan dengan produksi cairan yang meningkat sebagai respon infeksi pada telinga tengah.

Berdasarkan pada Tabel 5, Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arvina S pada tahun 2011 di RSUD Dr Pirngadi Medan yaitu penderita OMSK yang paling banyak mengalami komplikasi merupakan penderita dengan tipe maligna.8 Hal ini dapat dikaitkan dengan tipe OMSK yang paling banyak diderita yaitu tipe benigna yang jarang menimbulkan komplikasi dan juga dari segi patolofisiologinya bahwa pada tipe maligna terdapat kolesteatom yang dapat menyebabkan erosi tulang yang terkena.14

SIMPULAN

Simpulan yang dapat diambil dari penelitian Karakteristik penderita OMSK di RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2014 bahwa jumlah total penderita otitis media supuratif kronik (OMSK) di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar tahun 2014 adalah sebanyak 144 orang. Pasien OMSK berdasarkan usia penderita terbanyak adalah pada umur 10-20 tahun. Pasien OMSK berdasarkan jenis kelamin terbanyak yaitu laki-laki. Pasien OMSK berdasarkan tipe OMSK tersering yaitu tipe benigna. Pasien OMSK berdasarkan gejala klinis terbanyak adalah otore. Pasien OMSK tipe benigna jarang mengalami komplikasi.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    Nursiah S. Pola Kuman Aerob Penyebab OMSK Dan Kepekaan Terhadap Beberapa Antibiotika Di Bagian THT FK USU / RSUP.H. Adam Malik Medan. Medan : Univesitas Sumatera Utara. 2001. h. 1, 11, 17-18

  • 2.    Edward Y., Mulyani S. Penatalaksanaan Otitis Media Supuratif Kronik Tipe Bahaya. Padang : Universitas Andalas. 2011. h. 1, 4.

  • 3.    WHO. Chronic suppurative otitis media ;Burden of Illness and Management Options. 2004. h. 10

  • 4.    Mwalutende A, Mshana S E, Mirambo M M. Two cases of chronic suppurative otitis media caused by Kerstersia gyiorum in Tanzania:   is it an underappreciated

pathogen in chronic otitis media. International Journal of Infectious Diseases. 2014; 29: 251-253

  • 5.    Kurniadi A. Karakteristik Penderita Otitis Media Supuratif Kronis di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik pada tahun 20082009. Medan : Universitas Sumatera Utara. 2011. h.1

  • 6.    Chandrashe Kharayya S.H., Kavitha M M, Riyas Mohmed. To Study the Level of Awareness About Complications of Chronic Suppurative Otitis Media (CSOM) in CSOM Patients. Journal of Clinical and Diagnostic Research. 2014; 8: 59

  • 7.    Dewi N. P., Zahara D. Gambaran Pasien Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) di RSUP H. Adam Malik Medan. Medan : Universitas Sumatera Utara. 2013. h. 2

  • 8.    Arvina S. Karakteristik Penderita Otitis Media Supuratif Kronik Rawat Jalan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010. Medan : Universitas Sumatera Utara. 2011. h. 2

  • 9.    Boesoire, T.S, Lasminingrum,L. Perjalanan klinis dan penatalaksaan otitis media supuratif. 2007

  • 10.    Smith-Vaughan Heidi, Marsh Robyn, Leach Amanda. Otitis Media : an Ongoing Microbial Challenge. In: Microbiology Australia Official Journal of the Australian Society for Microbiology Incorporation. 2009; 30: 181 -184

  • 11.    Varatheraju S. Karakteristik Penderita Otitis Media Supuratif Kronis di RSUP Haji AdamMalik Medan Pada Tahun 20112013. Medan : Universitas Sumatera Utara. 2014. h. 24-28

  • 12.    Srivastava, A, Singh R. K, Varshney S. Microbiological Evaluation of Active Tubotympanic Type of Chronic Suppurative Otitis Media. Nepalese Journal of ENT Head & Neck Surgery. 2010 ; 1: 14-16.

  • 13.    Wijaya, WN. Proporsi dan Karakteristik Pasien Penderita Otitis Media Supuratif Kronis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2010 -2011. Medan: Universitas Sumatera Utara. 2012

  • 14.    Wulandarri Y. Perbedaan Kadar Interleukin-1α Serum Darah Vena Antara Penderita OtitisMedia Supuratif Kronis Tipe Jinak Dan Tipe Bahaya. Surakarta : Universitas Negeri Sebelas Maret. 2010. h. 12-14

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

doi:10.24843.MU.2020.V9.i3.P09

47