JMU

Jurnal medika udayana



ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 9 NO.2,FEBRUARI, 2020

Il—> <Λ Λ Idirectoryof                                      ^^≡BB^⅛pV

L)UZXJ JOURNAL^55                                       SIlNTA 3

Diterima:05-01-2020 Revisi:17-01-2020 Accepted: 27-01-2020

GAMBARAN KARAKTERISTIK ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA IBU HAMIL DI RSUP SANGLAH TAHUN 2017

Putu Ayu Krisna Cahyaning Putri1, A.A Ngurah Subawa2, A.A Wiradewi Lestari.3

1Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2Departemen/SMF Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah

Denpasar

Koresponding author: Putu Ayu Krisna Cahyaning Putri

Email: [email protected]

ABSTRAK

Proporsi peningkatan volume plasma yang lebih besar dibandingkan dengan pembentukan eritrosit sering kali menyebabkan anemia pada ibu hamil. Dari berbagai jenis anemia, anemia defisiensi besi (ADB) paling sering terjadi pada ibu hamil. Tingginya morbiditas ibu hamil dengan anemia defisiensi besi di negara berkembang seperti Indonesia masih menjadi permasalahan kesehatan yang tergolong berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik anemia defisiensi besi pada ibu hamil di RSUP Sanglah tahun 2017 yang merupakan penelitian deskriptif-retrospektif dengan rancangan penelitian cross sectional. Subjek penelitian adalah 25 ibu hamil dengan ADB di RSUP Sanglah tahun 2017. Pengambilan data dari rekam medis pasien dilakukan bulan Mei sampai Juni 2018. Hasil penelitian menunjukan ibu hamil dengan anemia defisiensi besi paling banyak ditemukan pada trimester III sebanyak 21 (84%), dengan derajat anemia yang terbanyak adalah anemia ringan sebanyak 15 (60%). Ibu hamil paling banyak mengalami ADB pada umur 20-35 tahun dengan persentase 21 (84%). Tingkat pendidikan akhir terbanyak adalah SMA sebanyak 19 (76%) dan anemia paling sering terjadi pada kehamilan multigravida sebanyak 16 (64%). Sedangkan distribusi derajat anemia terhadap usia kehamilan, umur ibu, tingkat pendidikan dan paritas paling sering ditemukan pada derajat anemia ringan yaitu sebanyak 13 (65%) pada trimester III, 13 (61,9%) pada kelompok usia 20-35 tahun, 12 (63,1%) pada pendidikan akhir SMA dan 10 (62,5%) pada paritas kehamilan multigravida.

Kata Kunci: Anemia, Defisiensi Besi, Ibu Hamil

ABSTRACT

The greater proportion of plasma volume compared to erythrocyte formation often causes anemia in pregnant women. The various types of anemia, iron deficiency is the common illness occur in pregnant woman. High morbidity of pregnant women with iron deficiency anemia in developing countries such as Indonesia is still a severe health problem. This study aims to describe the characteristics of iron deficiency anemia in pregnant women at Sanglah Hospital in 2017 which is a retrospective descriptive study with a cross sectional study design. The research subjects were 25 pregnant women with iron deficiency anemia at Sanglah General Hospital in 2017. The data collection from the patient's medical record was carried out from May to June 2018. The results showed that pregnant women with iron-deficiency anemia were mostly found in the third trimester of

21 (84%), with the highest degree of anemia is mild anemia of 15 (60%). Most pregnant women experience ADB at the age of 20-35 years with a percentage of 21 (84%). The highest level of education is high school as many as 19 (76%) and anemia most often occurs in multigravida pregnancies as many as 16 (64%). While the distribution of anemia degrees to gestational age, maternal age, education level and parity is most often found in mild anemia, which is 13 (65%) in the third trimester, 13 (61.9%) in the 20-35 year age group, 12 ( 63.1%) in late high school education and 10 (62.5%) in multigravida pregnancy parity.

Keywords: Anemia, Iron Deficiency, Pregnant Woman

PENDAHULUAN

Anemia merupakan salah satu kondisi yang sering terjadi pada ibu hamil akibat hemodelusi. Hemodelusi merupakan kompensasi tubuh untuk dapat meningkatkan volume darah melalui peningkatan volume plasma dan eritrosit.1 Pada ibu hamil, peningkatan volume plasma terjadi pada proporsi yang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan eritrosit.1 Kondisi tersebut yang menyebabkan terjadinya penurunan konsentrasi hemoglobin pada ibu hamil hingga mengalami anemia.

Dari berbagai macam anemia, anemia defisiensi besi (ADB) paling rentan dialami oleh wanita hamil.1 Wanita hamil dikatakan berisiko tinggi mengalami ADB karena kebutuhan zat besi meningkat secara signifikan selama kehamilan.1 Menurut CDC (1998) kriteria anemia pada kehamilan yaitu ketika hemoglobin (Hb) dalam darah untuk trimester pertama dan ketiga kurang dari 11 gr/dL dan untuk timester kedua kurang dari 10,5 gr/dL.1 Di Bali prevalensi anemia pada ibu hamil pada tahun 2013 telah mencapai angka 37,1%.2 Tingginya prevalensi anemia ≥ 40 persen telah mendekati masalah kesehatan masyarakat yang tergolong berat (severe public health problem).2

Penegakan diagnosis penyakit ADB selama kehamilan, dapat dilakukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan untuk dapat menkonfirmasi diagnosis. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan antara lain : pemeriksaan hemoglobin, indeks eritrosit berupa MCV, MCH dan MCHC, luas distribusi sel darah merah dan serum iron (SI).3   Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui gambaran karakteristik pasien anemia defisiensi besi pada Ibu hamil Tahun 2017 di RSUP Sanglah.

BAHAN DAN METODE

Potong lintang deskripstif retrospektif dipilih sebagai metode rancangan penelitian yang https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum doi:10.24843.MU.2020.V9.i2.P07

dilakukan. Dimana pengambilan data untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien dilakukan di RSUP Sanglah/FK Unud, Denpasar pada bulan Maret 2018 hingga Juli 2018. Data sekunder yang digunakan diperoleh dari rekam medis pasien Ibu hamil dengan ADB di RSUP Sanglah tahun 2017. Data yang telah diperoleh, selanjutnya akan dianalisis melalui bantuan perangkat lunak SPSS untuk mengetahui distribusi sampel bersasarkan usia kehamilan, derajat anemia, umur ibu, tingkat pendidikan dan paritasnya.

HASIL

Penelitian yang telah dilakukan pada bulan Maret hingga Juli 2018 diperoleh sampel sebanyak 25 pasien ibu hamil mengalami ADB di RSUP Sanglah pada tahun 2017.

Tabel 1. Karakteristik Dasar Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil di RSUP Sanglah Tahun 2017.

Variabel

Kaus

N = 25

Usia Kehamilan

Trimester  I  (1-12

0 (0%)

minggu)

Trimester II (13-27

4 (16%)

minggu)

Trimester III (28-40

21 (84%)

minggu)

Rata-Rata      Usia

31,8 ± 6,2

Kehamilan

Derajat Anemia

Ringan Sekali (10-11

3 (12%)

gr/dL)

Ringan (8-9,9 gr/dL)

15 (60%)

Sedang (6-7,9 gr/dL)

5 (20%)

Berat (< 6 gr/dL)

2 (8%)

Rerata       Derajat

8,5 ± 1,5

Anemia

Umur Ibu < 20 tahun

1 (4%)

20-35 tahun

21 (84%)

>35 tahun

3 (12%)

Rerata Umur Ibu

27,3 ± 6,4

Tingkat Pendidikan

SD

0 (0%)

SMP

5 (20%)

SMA

19 (76%)

Perguruan    Tinggi

1 (4%)

(S1)

Paritas

Primigravida

9 (36%)

Multigravida

16 (64%)

Berdasarkan Tabel 1 menunjukan dari 25 orang ibu hamil yang mengalami ADB, didapatkan hasil berdasarkan karakteristik usia kehamilan paling banyak ditemukan pada trimester ketiga (28-40 minggu) dengan proporsi 21 (84%) sampel. Karakteristik sampel penelitian berdasarkan derajat anemia atau kadar hemoglobin paling banyak terjadi pada derajat anemia ringan (8-9,9gr/dl) dengan persentase 15 (60%) sampel, dan yang paling sedikit terjadi pada derajat anemia berat (< 6gr/dl) dengan persentase sebanyak 2 (8%) sampel. Karakteristik sampel penelitian berdasarkan umur ibu yang mengalami ADB di RSUP Sanglah tahun 2017 paling banyak ditemui pada usia 20-35 tahun dengan proporsi 21 (84%) sampel. Berdasarkan tingkat pendidikan paling dominan terjadi pada pendidikan akhir SMA dengan persentase 19 (76%) sampel. Berdasarkan karakteristik paritasnya paling banyak terjadi pada kehamilan multigravida dengan proporsi 16 (64%) sampel dibandingkan kehamilan primigravida dengan persentase 9 (36%) sampel.

Tabel 2 Tabulasi Silang Derajat Anemia berdasarkan Usia Kehamilan, Umur Ibu, Tingkat Pendidikan, Paritas.

Varia bel Peneli tian

Derajat Anemia N (%)

Usia

Rin

Ring

Seda

Ber

Tota

Keha

gan

an

ng

at

l

milan

Sek

(8-

(6-

(<

ali

9,9g

7,9g

6gr/

(10-

r/dL

r/dL

dL)

11gr

)

)

/dL)

Trimes

-

-

-

-

0

ter I

(0%)

Trimes

2

2

1

-

5

ter II

(40

(40%

(20%

(100

%)

)

)

%)

Trimes ter III

1

(5%)

13 (65% )

4 (20% )

2 (10 %)

20 (100 %)

Total

3

15

5

2

25

(12

(60%

(20%

(8%

(100

%)

)

)

)

%)

Umur

Ibu

<  20

1

-

-

-

1

tahun

(100

(100

%)

%)

20-35

2

13

5

1

21

tahun

(9,5

(61,9

(23,8

(4,8

(100

%)

%)

%)

%)

%)

>35

-

2

-

1

3

tahun

(66,7

(33,

(100

%)

3%)

%)

Total

3

15

5

2

25

(12

(60%

(20%

(8%

(100

%)

)

)

)

%)

Tingk

at

Pendi

dikan

SD

-

-

-

-

0

(0%)

SMP

1

3

1

-

5

(20

(60%

(20%

(100

%)

)

)

%)

SMA

1

12

4

2

19

(5,2

(63,1

(21%

(9,5

(100

%)

%)

)

%)

%)

Pergur

1

-

-

-

1

uan

(100

(100

Tinggi

%)

%)

Total

3

15

5

2

25

(12

(60%

(20%

(8%

(100

%)

)

)

)

%)

Parita

s

Primig

2

5

1

1

9

ravida

(22,

(55,6

(11,1

(11,

(100

2%)

%)

%)

1%)

%)

Multig

1

10

4

1

16

ravida

(6,2

(62,5

(25%

(6,2

(100

5%)

%)

)

5%)

%)

Total

3

15

5

2

25(1

(12

(60%

(20%

(8%

00%)

%)

)

)

)

Berdasarkan penelitian derajat anemia terhadap gambaran sosiodemografi pasien ibu hamil dengan ADB didapatkan hasil pada usia kehamilan trimester III paling banyak mengalami anemia derajat ringan dengan proporsi sebanyak 13 (65%) sampel.

Berdasarkan umur ibu, paling banyak mengalami anemia dengan derajat ringan pada rentang usia 20-35 tahun sebanyak 13 (60%) sampel dan pada usia > 35 tahun

dengan persentase sebanyak 2  (66,7%)

sampel. Berdasarkan tingkat pedidikan paling banyak ditemukan pada tingkat pendidikan akhir SMA dengan derajat anemia derajat ringan yaitu sebanyak 12 (63,1%) sampel. Berdasarkan paritasnya, paling banyak ditemukan pada kehamilan multigravida dengan derajat anemia ringan yaitu sebanyak 10 (62,5%) sampel dibandingkan kehamilan primigravida sebanyak 5 (55,6%) sampel.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian sosiodemografi pasien ibu hamil dengan ADB berdasarkan usia kehamilan paling banyak terjadi pada trimester III (28-40 minggu) dengan persentase sebanyak 21  (84%) sampel.

Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Mutiara Sabrina yaitu kasus anemia paling banyak ditemukan pada trimester ketiga sebanyak 57 (76%) sampel.4

Berdasarkan derajat anemia paling banyak ditemukan pada derajat ringan (8-9,9 gr/dl) yaitu sebanyak 15 (60%) sampel. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Indira Pratiwi di RSUP Sanglah tahun 2015 juga menunjukan proporsi yang sama, dimana ibu hamil dengan ADB paling banyak ditemukan pada derajat ringan yaitu sebanyak 14 (82,4%) sampel.5

Berdasarkan umur ibu, pada penelitian ini dikategorikan menjadi 3 kelompok usia. Proporsi paling banyak pada penelitian ini adalah kelompok usia 20-35 tahun sebanyak 21  (84%) sampel. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh paendong et al. dimana proporsi ibu hamil yang mengalami ADB paling banyak ketika usia 20-35 tahun yaitu sebnayak 38,5%.6 Hal tersebut disebabkan karena usia reproduksi terbaik berada pada rentang usia 20-35 tahun. Sehingga populasi ibu hamil yang menderita anemia defisiensi besi paling banyak ditemukan pada usia ini.6

Menurunnya tingkat pendidikan di Indonesia pada tahun 2011 menurut UNDP (United Nation Development Programe) juga berdampak pada rendahnya pengetahuan ibu akan pentingnya mendapat pelayanan kesehatan untuk mencegah terjadinya anemia. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Paendong et al. dan Ahmad et al. menunjukan hal yang sama yaitu ibu hamil dengan https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum doi:10.24843.MU.2020.V9.i2.P07

pendidikan akhir SMA, lebih sering menderita anemia defisiensi besi dibandingkan dengan ibu hamil di tingkat pendidikan yang lain.6 Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian ini yaitu ibu hamil dengan dengan pendidikan akhir SMA paling banyak mengalami anemia dengan persentase sebesar 19 (76%) sampel.

Pada penelitian ini ditemukan kehamilan multigravida memiliki kasus yang lebih banyak mengalami ADB dibandingkan dengan primigravida. Hasil penelitian ini juga didukung oleh Mutiara Sabrina yang menemukan hasil yang sama yaitu pada kehamilan multigravida paling banyak mengalami anemia sebanyak 50 (66,6%) sampel.4 Seiring meningkatnya gravida, semakin meningkat pula kejadian anemia yang terjadi. Dimana pada kehamilan multigravida cadangan besi semakin berkurang akibat penggunaan untuk kehamilan sebelumnya belum cukup untuk memenuhi kebutuhan kehamilan sekarang.7

Distribusi derajat anemia berdasarkan berdasarkan usia kehamilan, umur Ibu hamil, tingkat pendidikan dan paritas pada penelitian ini ditemukan kehamilan pada trimester III paling banyak mengalami anemia derajat ringan yaitu sebanyak 13 (65%) sampel. Pada derajat anemia sedang, kehamilan trimester II dan III memiliki persentase yang sama yaitu 20%. Penelitian lain yang dilakukan Mutiara Sabrina, 2017 menyebutkan Ibu hamil dengan ADB paling banyak ditemukan pada trimester ketiga dengan derajat anemia sedang sebanyak 36 (48%) sampel.4 Perbedaan hasil penelitian ini dapat disebabkan karena berbedanya cut-off point yang digunakan untuk diagnosis anemia pada kehamilan dalam masing-masing penelitian, sehingga data yang diperoleh menjadi berbeda.8

Distribusi derajat anemia berdasarkan usia ibu hamil, pada penelitian ini ditemukan usia ibu hamil < 20 tahun cenderung mengalami anemia derajat ringan sekali dengan proporsi 1 (100%) sampel. Sebuah penelitian di Turki pada tahun 2017 juga mendapatkan hasil yang sama dimana derajat anemia ringan sekali paling banyak terjadi pada usia <20 tahun dengan persentase 18,2%.9 Pada penelitian ini kelompok usia 2035 tahun paling banyak mengalami anemia derajat ringan dengan persentase sebesar 13 (61,9%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Çelik Kavak E dimana ibu hamil pada usia 20-35 tahun paling banyak mengalami anemia derajat

ringan dengan persentase sebesar 34 (38%) sampel.9

Pada penelitian ini anemia derajat ringan paling banyak ditemukan pada pendidikan akhir SMA dengan persentase 12 (63,1%) sampel yang diikuti dengan pendidikan akhir SMP dengan persentase 3 (60%) sampel. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan di India yaitu pada pendidikan akhir SMP dan SMA cendrung mengalami anemia derajat ringan dengan persentase 86,9%.10

Berdasarkan paritas, pada kehamilan multigravida paling dominan mengalami anemia derajat ringan dengan persentase 10 (62,5%) sampel. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Çelik Kavak yang mendapatkan hasil yang sama dimana kehamilan multigravida lebih dominan mengalami anemia derajat ringan dengan persentase 34 (37%) sampel.9

SIMPULAN

Hasil penelitian menunjukan ibu hamil dengan anemia defisiensi besi paling banyak ditemukan pada trimester III, umur 20-35 tahun, pendidikan akhir SMA dan dominan terjadi pada kehamilan multigravida. Sedangkan distribusi derajat anemia terhadap usia kehamilan, umur ibu, tingkat pendidikan dan paritas paling sering ditemukan pada derajat anemia ringan yaitu sebanyak 13 (65%) pada trimester III, kelompok usia 2035 tahun dengan proporsi 13 (61,9%), pada pendidikan akhir SMA sebanyak 12 (63,1%) dan terhadap paritas kehamilan multigravida dengan persentase 10 (62,5%).

SARAN

Perlunya penelitian lebih lanjut mengenai prevalensi ADB yang terjadi pada ibu hamil berdasarkan sosiodemografi pasien di RSUP Sanglah karena masih sedikitnya penelitian mengenai ibu hamil dengan ADB di RSUP Sanglah. Serta peningkatan kelengkapan data rekam medis di RSUP Sanglah juga diperlukan untuk memudahkan peneliti agar data yang terkumpul menunjukan hasil yang lebih baik dan menghindari adanya data yang bias atau kurang lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

infants than their mothers in Bhaktapur, Nepal. European Journal of Clinical Nutrition. 2016; 70: 456–462.

  • 2.    Fatkhiyatur Rizki, Dwi Atmono Agus Widodo, dan Sri Pingit Wulandari. Faktor Risiko Penyakit Anemia Gizi Besi pada Ibu Hamil di Jawa Timur Menggunakan Analisis Regresi Logistik. Jurnal Sains dan Seni ITS. 2015; 4(2):2337-3520.

  • 3.    Threesa Serepina Sinurat. Hubungan Anemia Defisiensi Besi dengan Usia Kehamilan Trimester I,II,dan III pada Ibu Hamil di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008-2009. (Skripsi). Medan : Universitas Sumatera Utara. 2010.

  • 4.    Sabrina, C.R., Serudji, J., Almurdi. Gambaran Anemia Pada Kehamilan Di Bagian Obstetri Dan Ginekologi RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode 1 Januari 2012 sampai 31 Desember 2012. Jurnal Kesehatan Andalas. 2017; 6(1): 142-146.

  • 5.    Pratiwi, I.G.A Indira. 2016. Prevalensi Bayi Berat Lahir Rendah pada Ibu Anemia Defisiensi Besi di RSUP Sanglah Tahun 2015. (Skripsi). Denpasar: Universitas Udayana. 2016.

  • 6.    Paendong, Florencia T., Eddy Suparman, Hermie M. M. Tendean. Profil zat besi (Fe) pada Ibu Hamil di Puskesmas Bahu Manado. Jurnal e-Clinic (eCl). 2016; 4(1) : 369-374.

  • 7.    Vijaynath, Patil Ramesh S, Jitendra, Patel Abhishek. Prevalence of anemia in pregnancy. The Indian Journal in press. 2013;12B:15.

  • 8.    Uche EO, Jacinto S, Burnett M, Clapperton M, David Y, Durga S, et al. Anaemia in pregnancy: associations with parity, abortions and child spacing in primary healthcare clinic attendees in Trinidad and Tobago. African Health Sciences. 2010;10(1):66-70.

  • 9.    Çelik Kavak  E,  Kavak  SB.  The

association between anemia prevalence, maternal age  and parity in  term

pregnancies in our city. Perinatal Journal. 2017; 25(1):6–10.

  • 10.    Siddiqui, R., Mangi, M.M., Shah, A.A., Bhuto, S.A. Relationship of Anemia During pregnancy with Education and Trimester of Pregnancy. Medical Forum Monthly. 11 October 2014; 25(10):31-34.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum doi:10.24843.MU.2020.V9.i2.P07

45