ISSN: 2597-8012    JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 8 NO.12,DESEMBER, 2019



Identifikasi senyawa saponin ekstrak etil asetat gonad landak laut (diadema setosum l.) Dan efektivitas antihiperkolesterol terhadap mencit balb/c hiperkolesterolemia

Karmilah, Reymon, Muhammad Azdar Setiawan, Evi Apriani Arifin, Musdalipah

Prodi D-III Farmasi, Politeknik Bina Husada Kendari

Jl. Sorumba No.17 Wua-wua, Kendari, Sulawesi Tenggara, 93117 Corresponding author email: karmilahakfar@.gmail.com

ABSTRAK

Gonad landak laut merupakan bagian organ dalam landak laut (Diadema setosum L.) yang diketahui mengandung senyawa metabolit alkaloid, saponin, steroid, dan triterpenoid. Saponin diketahui memiliki efek sebagai antihiperkolesterolemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya senyawa saponin pada ekstrak etil asetat gonad landak laut dan efektivitas sebagai antihiperkolesterol terhadap hewan uji mencit Balb/C yang mengalami hiperkolesterolemia. Identifikasi senyawa saponin menggunakan metode Pre-experimental design dengan model one-shot case study yaitu uji reaksi warna dan uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Uji efektivitas antihiperkolesterolemia menggunakan metode Pree and post test with control group design yaitu semua mencit yang telah diukur kadar kolesterol awal (K0) dan kadar kolesterol setelah pemberian MDTL dan PTU (K1), dikelompokan 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 ekor mencit (5 kali pengulangan). Semua kelompok diberi perlakuan ekstrak gonad landak laut dengan dosis 40 mg/kg bb, 50 mg/kg bb, 60 mg/kg bb untuk kelompok 1, 2, dan 3, kelompok 4 diberi suspensi simvastatin 10 mg/kg bb (K+), dan kelompok 5 diberi suspensi Na.CMC0.5 % (K-). Stelah 1 minggu perlakuan, diukur kadar kolesterol akhir (K2). Hasil identifikasi senyawa saponin menunjukan ekstrak gonad landak laut positif terdeteksi senyawa saponin steroid. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara ketiga kelompok perlakuan dengan nilai probabilitas rata-rata diatas 0,05 sehingga efektivitas penurunan kadar kolesterol dimulai pada dosis 40 mg/Kgbb..

Kata kunci : Saponin, Gonat Landak Laut, Antihiperkolesterol

ABSTRACT

Sea urchin gonads are part of the organ in sea urchin (Diadema setosum L.) which are known to contain alkaloid metabolites, saponins, steroids, and triterpenoids. Saponins are known to have an antihypercholesterolemia effect. This study aims to determine the presence of saponin compounds in sea urchin gonads ethyl acetate extract and its effectiveness as an antihypercholesterol in Balb / C mice test animals that experience hypercholesterolemia. Identification of saponin compounds using the Preexperimental design method with a one-shot case study model, namely the color reaction test and Thin Layer Chromatography (TLC) test. The antihypercholesterolemia effectiveness test uses the Pree and posttest with control group design method that is all mice that have been measured initial cholesterol (K0) and cholesterol levels after administration of MDTL and PTU (K1), grouped by 5 groups, each group consists of 5 mice (5 mice) repeat times). All groups were treated with sea urchin gonadal extract at a dose of 40 mg /kg bb, 50 mg/kg bb, 60 mg/kg bb for groups 1, 2 and 3, group 4 was given a simvastatin suspension of 10 mg/kg bb (K +), and group 5 were given Na.CMC 0.5% (K-) suspension. After 1 week of treatment, the final cholesterol (K2) level was measured. The results of the identification of saponin compounds showed positive sea urchin gonad extract was detected by steroid saponin compounds. Statistical analysis showed that there were no significant differences between the three treatment groups with an average probability value above 0.05 so that the effectiveness of reducing cholesterol levels began at a dose of 40 mg/kg bb Keywords: Saponin, Sea Urchin Gonads, Antihypercholesterol

  • 1.    PENDAHULUAN

Il 1 f ) ∕∖  θP≡^cAθCESS                                         OsTnta

I_∕ VJ/ V-J JOURNALS

Berbagai negara khususnya negara Indonesia, masalah biaya pelayanan kesehatan dirasakan semakin meningkat, sehingga diperlukan peningkatan efisiensi dan efektivitas terapi pengobatan1, khususnya penyakit degeneratif, seperti kolesterol. Kolesterol merupakan suatu alkohol steroid atau sterol utama jaringan hewan yang berperan dalam membran plasma dan lipoprotein plasma serta sebagai prekursor hormon korteks adrenal dan hormon seks, vitamin D dan asam empedu2. Hiperkolesterolemia merupakan gangguan metabolisme kolesterol yang terjadi karena adanya peningkatan kadar kolesterol, LDL dalam darah yang telah melewati batas normal3.

Hiperkolesterolemia merupakan pemicu utama penyakit degeneratif seperti gangguan kardiovaskular diantaranya arteosklerosis dan jantung koroner4. Salah satu cara untuk menurunkan kadar kolesterol darah yaitu penggunaan obat sintetik golongan statin dan turunannya yang cukup efektif menurunkan kadar kolesterol total dan LDL5. Selain obat sintetik, penggunaan obat bahan alam telah dimanfaatkan khususnya dari tumbuh-tumbuhan, melalui pengembangan dan peningkatan penelitian uji pra klinis dan klinis6.

Indonesia adalah negara yang kaya dengan bahan yang berpotensi besar untuk dimanfaatkan dan dikembangkan secara maksimal, salah satunya ialah biota laut7. Pemanfaatan biota laut sebagai obat alternatif masih kurang. Perkembangan penelitian perlu diperkuat dengan penelitian, baik secara kualitatif maupun kuantitatif untuk keamanan dan penggunaannya8. Landak laut atau bulu babi hitam merupakan jenis biota laut yang digolongkan dalam filum Echinodermata kelas Echinoidea spesies Diadema setosum L.9 Morfologi landak laut berwarna hitam dengan dari-duri yang memanjang pada bagian atas, dan bagian bawah durinya lebih pendek. Bagian dalam landak laut terdapat sel telur yang disebut dengan gonad10. Ekstrak etil asetat gonad landak laut memiliaki nilai rendemen tertinggi dan positif mengandung senyawa alkaloid, saponin steroid dan triterpenoid11. Senyawa saponin telah diketahui berkhasiat sebagai antibakteri, antifungi, antitumor, dan antihiperkolesterolemia. Pemberian saponin secara in-vitro dan in-vivo pada mencit, mampu menurunkan kadar kolesterol darah12.

Saponin merupakan glikosida yang memiliki aglikon berupa steroid dan triterpenoid. Saponin memiliki gugus polar (gula) dan gugus non polar (non-gula), bersifat aktif permukaan sehingga jika dikocok dengan air dapat membentuk busa13. Saponin triterpenoid banyak ditemukan pada

tumbuhan tingkat tinggi kelas dikotil, sedangkan saponin steroid bersifat larut dalam lemak sehingga banyak ditemukan pada tumbuhan monokotil, kacang-kacangan, dan beberapa biota laut.

Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini didasarkan pada pemanfaatan biota laut sebagai obat alternatif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya senyawa saponin pada ekstrak etil asetat gonad landak laut dan efektivitasnya sebagai antihiperkolesterol terhadap hewan uji mencit Balb/C yang mengalami hiperkolesterolemia. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi secara ilmiah kepada masyarakat mengenai khasiat gonad landak laut sebagai alternatif pengobatan hiperkolesterolemia.

  • 2.    BAHAN DAN METODE

Bahan yang digunakan adalah gonad landak laut, aquadest, etil asetat 96%, kertas saring Wathman, benzene, methanol, asam klorida, pereaksi Liberman-Buchard (LB), HCL 2N, B-sitosterol, simvastatin 10 mg , Na-CMC 0.5 %, pakan mencit, Propiltiourasil (PTU), dan makanan diet tinggi lemak (MDTL).

Hewan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah mencit (Mus musculus) Jantan dewasa galur Balb/C dengan bobot badan 20-40 g, umur 1-2 bulan, dengan kondisi sehat dan normal yang diperoleh dari tempat pemeliharaan dan karantina hewan coba laboratorium di wilayah kota Kendari Sulawesi Tenggara.

Landak laut diambil di perairan pulau Bokori Kendari. Sampel (Gonad landak laut) bersih dikeringkan dengan metode Frezee drying. Sampel kering diserbukan selanjutnya diekstraksi. Metode ekstraksi menggunakan maserasi berulang dengan pelarut etil asetat 96%. Ektrak kental dipekatkan dengan metode evaporasi20.

Identifikasi senyawa saponin menggunakan metode Pre-experimental design dengan model one-shot case study yaitu hasil perlakuan dilakukan pengamatan dan diklarifikasi dengan data sekunder yang relevan. Identifikasi dilakukan dua tahap yaitu skrining fitokimia dengan metode reaksi warna yaitu sampel ditambahkan aquadest dan direaksikan dengan HCL, hasilnya positif saponin jika hasil reaksi menunjukan adanya busa setinggi 1-3 cm yang stabil 30 detik. Identifikasi steroid/triterpenoid yaitu sampel di campur klroroform direaksikan dengan LB, positif steroid jika menghasilkan warna hijau atau biru, positif triterpenoid jika terbentuk cincin coklat atau violet14. Tahap kedua yaitu Kromatogram dengan

Il 1 f ) ∕∖  θP≡^cAθCESS                                         OsTnta

I_∕ VJ/ V-J JOURNALS

metode KLT yaitu sampel ditotolkan pada lempeng silika gel, dielusi dengan eluen benzene:methanol (9:1). Hasil elusi direaksikan dengan Pereaksi LB dan diamati dibawa sinar UV pada panjang gelombang 254 dan 366.

Uji efektivitas antihiperkolesterolemia menggunakan metode Pree and post test with control group design pada mencit Balb/C yaitu sebelum diberi perlakuan sampel uji, semua mencit diukur kadar kolesterol darah awal (K0), kemudian diberi makanan MDTL dengan dosis 2 % dan PTU 0.23 mg/g BB/mL selama 14 hari. Pada hari ke 14, diukur peningkatan kadar kolesterol darah mencit (K1). Mencit yang mengalami hiperkolesterolemia dikelompokan secara acak 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 ekor mencit (pengulangan5 kali), selanjutnya diberi perlakuan selama 7 hari yaitu kelompok uji 1,2, dan 3 diberi suspensi ekstrak dengan dosis masing-masing 40 mg/kg bb, 50 mg/kg Bbb, dan 60 mg/kg bb. Kelompok 4 (kontrol positif) diberi suspensi simvastatin 10 mg/kg bb, dan kelompok 5 (kontrol negatif) diberi suspensi Na.CMC 0.5 %. Pada hari ke-8, diukur

1. Identifikasi Saponin

Tabel 1. Hasi identifikasi saponin dengan reaksi


kembali kadar kolesterol darah mencit sebagai data hasil penurunan kolesterol setelah perlakuan (K3). Pengukuran kadar kolesterol menggunakan alat nesco multichek GCU dengan cara darah diambil pada pembulu vena dibagian ekor mencit, kemudian diteteskan pada test strip. Hasilnya diamati pada layar alat, nilai kadar kolesterol darah berupaData yang diperoleh dianalisis secara statistik15.

  • 3.    HASIL

Hasil persen nilai rendemen ekstrak gonad landak laut diperoleh dari bobot ekstrak kental (58.06 g) dibagi bobot simplisi (335.11 g) dikali 100 % diperoleh nilai rendemen 17.32 %. Tingginya nilai rendemen mengindikasikan banyaknya komponen bioaktif yang mampu diekstraksi oleh etil asetat11. Identifikasi saponin dengan reaksi warna menggunakan uji Fort dengan pereaksi HCL pada uji busa saponin dan pereaksi Liberman Buchard (LB) pada uji steroid/terpenoid. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1.

warna

Uji reaksi warna

Metode Uji

Hasil

Saponin

Pereaksi HCL

+

Saponin Steroid

Pereaksi LB

+

Keterangan: + = terdeteksi saponin

- = tidak terdeteksi saponin

  • 2.I dentifikasi KLT

Tabel 2. Hasil identifikasi KLT dengan baku standar saponin B-sitosterol

Perlakuan

Bercak noda setelah disemprotkan pereaksi LB     Nilai Rf

(cm)

Visual         UV 254      UV 366

Sampel

Merah muda         Hijau redup    Biru redup        0.68

Baku standar

Merah muda         Hijau redup    Biru redup        0.68

Pada Tabel 2. terdeteksi adanya senyawa secara visual tampak warna merah muda, pada UV saponin karena memiliki kesamaan bercak noda 254 tampak warna hijau redup, dan pada UV 366 yang sama dengan baku standar (b-sitosterol) yaitu tampak bercak noda warna biru redup.

  • 3 .Analisis Anova

Il 1 f ) ∕∖  θP≡^cAθCESS                                         OsTnta

I_∕ VJ/ V-J JOURNALS

Table 3. Hasi analisis Anova untuk rata-rata penurunan kadar kolesterol total darah mencit

Kelompok perlakuan

Rata-rata           Persentase

n       Pengukuran kadar kolesterol      penurunuan         penurunan

darah (mg/dL)          (Mg/dL) ± SD       (%)±SD        F      Sig.

K0        K1       K2

Esktrak 60 mg/kg BB

Esktrak 50 mg/kg BB

Esktrak 40 mg/kg BB

Suspensi Simvastatin 10 mg/kg bb

Suspensi Na.CMC 0.5 %

5      91.4     369.4   197.6    172.8±76.37     46.56±14.08

5      91.8     236.4    133     103.4±50.65     43.73±14.98

5      88.8     275.6   152.6     123±41.67      44.62±7.83

86     276.2   162.4    113.8±79.34     41.20±15.69   7.637   0.001

5      84.2     291    357.8   -32.60±52.50    -22.95±26.14

Keterangan: SD: Standar deviasi

Pada Tabel 3. Hasil uji Anova diperoleh nilai F hitung (7.637) dengan nilai probabilitas dibawah 0.05 (0.001) yang berarti ketiga kelompok

perlakuan ekstrak dan kontrol positif memberikan penurunan kadar kolesterol yang berbeda secara signifikan

  • 4 .Uji lanjutan LSD

Tabel 4. Hasil uji lanjutan LSD untuk penurunan kolesterol

Perlakuan

Esktrak 40 mg/kg BB

Esktrak 50 mg/kg BB

Esktrak 60 mg/kg BB

Suspensi

Simvastatin 10 mg/kg bb

Suspensi Na.CMC 0.5 %

Esktrak 40 mg/kg BB

0

19.60±39.18

-49.20±39.18

9.20±39.18

155.60±39.18*

Esktrak 50 mg/kg BB

-19.60±39.18

0

-68.80±39.18

-10.40±39.18

136.00±39.18*

Esktrak 60 mg/kg BB

49.20±39.18

68.80±39.18

0

58.40±39.18

204.80±39.18*

Suspensi Simvastatin 10

-9.20±39.18

10.40±39.18

-58.40±39.18

0

146.40±39.18*

mg/kg bb Suspensi Na.CMC 0.5 %

-155.60±39.18*

-136.00±39.18*

-204.80±39.18*

-146.40±39.18*

0

*= Berbeda signifikan (p<0,05) tiap perlakuan

Untuk melihat kesamaan atau perbedaan rata-rata selisih penurunan kadar kolesterol pada tiap kelompok perlakuan, analisis statistik dilanjutkan dengan uji Least Significant Difference (LSD). Hasil Uji LSD pada Tabel 5. Ketiga perlakuan ekstrak dan kontrol positif menunjukan adanya penurunan kadar kolesterol total darah yang berbeda tidak signifikan (p>0.05), hal ini berarti bahwa secara statistik ekstrak etil asetat gonad landak laut 40 mg/kg bb, 50 mg/kg bb, dan 60 mh/kg bb memiliki efek yang setara dengan simvastatin 10 mg/kg bb dengan dosis yang efektif sebagai antihiperkolesterolemia adalah dosis 40 mg/kgbb. Sedangkan pada kelompok kontrol negatif memberikan perbedaan yang sangat signifikan terhadap ke-3 perlakuan ekstrak dan kontrol positif. Adanya perbedaan tersebut karena pada kontrol negatif terus terjadi peningkatan kadar kolesterol seiring bertambahnya hari perlakuan.

  • 4.    PEMBAHASAN

Identifikasi senyawa saponin ekstrak gonad landak laut warna menggunakan uji Fort dengan pereaksi HCL pada uji busa saponin dan pereaksi Liberman Buchard (LB) pada uji steroid/terpenoid. Pada Tabel 1. sebanyak 2 ml ekstrak dilarutkan dalam 10 ml aquadest dan direaksikan dengan 10 tetes HCL terbentuk busa setinggi 3 cm. Adanya busa karena saponin yang mengikat glikosida terhidrolisis menjadi glukosa (Marliana, dkk. 2005). Pada uji saponin steroid/triterpenoid, sebanyak 2 ml ekstrak dilarutkan dengan 0.5 ml Kloroform dan direaksikan dengan 10 tetes Liberman-Buchard menunjukan perubahan warna hijau kebiruan. Jika gugus OH pada steroid bereaksi dengan pereaksi LB maka akan menunjukan warna hijau atau biru9.

Hasil identifikasi KLT menggunakan baku standar saponin b-sitosterol menunjukkan

I--∖r—S Λ I DIRECTORY OF OPEN ACCESS I__V \__J JOURNALS

adanya senyawa saponin pada ekstrak gonad landak laut karena saponin bersifat larut lemak sehingga banyak ditemukan dalam jaringan hewan. Nilai Rf ekstrak sama dengan dengan baku standar (saponin b-sitosterol) yaitu 0.68 cm Pada hewan biota laut, saponin secara eksklusif     terdeteksi     dalam     filum

echinodermata11. Jenis saponin diduga saponin b-sitosteril. B-sitosterol merupakan senyawa steroid golongan fitosterol yang ditemukan dalam tumbuhan, namun b-sitosterol juga teridentifikasi pada hewan laut yaitu sponge16. Hal ini didukung oleh penelitian lain bahwa fitosterol jenis stigmasterol, b-sitosterol, dan campesterol positif terdapat pada biota laut yaitu mikroalga17.

Data       pengujian       efektivitas

antihiperkolesterol ke-5 kelompok perlakuan dianalisis statistik dengan metode One Way ANOVA pada taraf kepercayaan 5% (Tabel 3). Pemilihan metode tersebut didasarkan pada hasil uji Homogenity of Varian, data terdistribusi normal dengan nilai P> 0.05

(0.20) dan pada uji Levene memenuhi varian homogenitas dengan nilai P>0,05 (0.666).

Hasil persentase penurunan kadar kolesterol total darah mencit diperoleh dari nilai rata-rata penurunan kadar kolesterol dibagi kadar kolesterol setelah pemberian MDTL dan PTU dikali 100 %.

Secara deskriptif terlihat ke-5 kelompok perlakuan   menunjukan kenaikan kadar

kolesterol     hingga     batas     normal

(hiperkolesterolemia) setelah pemberian MDTL 2 % dan 0.23 mg/g BB/mL selama 14 hari. Setelah pemberian perlakuan selama 7 hari, kelompok uji esktrak 40 mg/kgbb, 50 mg/kb bb, dan 60 mg/kg bb menunjukan rata-rata penurunan kadar kolsterol yaitu 123±41.67 mg/dL, 103.4±50.65 mg/dL, dan 172.8±76.37 mg/dL dengan persentasi penurunan sebesar 44.62±7.83, 43.73±14.98

dan 46.56±14.08. Sama halnya dengan kontrol positif memberikan rata-rata penurunan kadar kolesterol     darah     mencit     sebesar

  • 113.8±79.34mg/dL    dengan    persentase

penurunan sebesar 41.20±15.69. Berbeda dengan perlakuan suspensi Na.CMC tidak menunjukan adanya penurunan kadar kolesterol, namun menunjukan kenaikan hingga rata-rata 32.60±52.50 mg/dL dengan persentase kenaikan sebesar 22.95±26.14.

Analisis statistik dilanjutkan dengan uji Least Significant Difference (LSD). Tabel 4 menunjukkan adanya penurunan kadar kolesterol total darah yang berbeda tidak signifikan    (p>0.05).    Adanya    efek

antihiperkolesterolemia dari ekstrak etil asetat

OsTnta

gonad landak laut tidak lepas dari peran senyawa saponin steroid yang terkandung di dalamnya. Saponin memiliki surfaktan yang dapat berikatan dengan kolesterol dalam tubuh10.

Mekanisme saponin dalam menurunkan kadar kolesterol adalah dengan cara berikatan dengan kolesterol pada lumen intestinal sehingga dapat mencegah reabsorbsi kolesterol. Selain itu saponin mampu menurunkan sirkulasi enterohepatik asam empedu dan meningkatkan ekskresi kolesterol dengan cara berikatan dengan asam empedu18. Terdeteksinya steroid yang memiliki kemiripan dengan b-sitosterol diduga juga ikut berperan dalam menurunkan kadar kolesterol. B-sitosterol mengurangi absorbsi atau penyerapan kolesterol dalam sistem pencernaan dengan cara menurunkan penyerapan lemak makanan di dalam usus yang merupakan lemak utama dalam makanan (trigliserida), kemudian di dalam usus mengalami pemecahan menjadi asam lemak dan 2-monoasilgliserol oleh lipase yang dihasilkan dari pankreas, kemudian mengalami emulsifikasi oleh garam empedu dalam bentuk misel yang berpindah menembus lapisan air ke mikrovili pada permukaan sel epitel usus sehingga asam lemak bebas akan terikat dan tidak dapat diubah menjadi asam lemak. Selain itu, b-sitosterol menghambat pembentukan kolesterol di dalam hati Dengan cara menghambat aktivitas enzim HMG-KoA reduktase yang berperan penting dalam penentu kecepatan reaksi reduksi HMG-KoA menjadi mevalonat yang akan digunakan untuk pembentukan kolesterol19.

  • 5.    SIMPULAN DAN SARAN

Ekstrak etil asetat gonad landak laut terdeteksi positif mengandung senyawa saponin steroid dan memiliki aefektivitas sebagai antihiperkolesterolemia dengan dosis yang efektif 40 mg/kg bb. Diharapkan, gonad landak laut harus lebih dikembangkan lagi melalui pengujian klinis. Selain itu perlu dianalisis lebih dalam lagi mengenai senyawa metabolit lain yang terkandung di dalamnya yang dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengobatan hiperkolesterolemia dan atau untuk pengobatan penyakit lain.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terimakasih kepada Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang telah mendanai penelitian ini melalui hibah Penelitian dosen

Il 1 f ) ∕∖  θP≡^cAθCESS                                         OsTnta

I_∕ VJ/ V-J JOURNALS

Pemula pendanaan 2019 dan terimakasih kepada Yayasan Bina Husada Kendari yang telah mendukung penelitian ini hingga selesai.

ACUAN REFERENSI

  • 1.    Musdalipah, Tee, S. A. Analisis Efektivitas Biaya Obat Alprazolam dan Diazepam Pada Pasien Depresi di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara. 2018. Jurnal IImiah Ibnu Sina,   3(2),   252–260.   Retrieved from

http://jiis.akfar-

isfibjm.ac.id/index.php/JIIS/article/view/175.

  • 2.    Murray, R.K., D.K. Granner, P.A. Mayes, dan V.W. Rodwell. Biokimia Harper. Edisi 25. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta. 2003.

  • 3.    Visavadiya, N.P., Narasim, dan A.V.R.L. Hacharya. Hipolipidemic and Antioxidant Activities of Asparagus recemous in Hypercholesterolemic Rats. Ind. J. Pharmacol. 2005. 37: 376-380.

  • 4.    Kemenkes RI. Diet Rendah Lemak dan Kolesterol. Jakarta: Direktorat Bina Gizi. 2011.

  • 5.    Drazen JM, Jarcho JA, Morrissey S, Curfman GD. Cholesterol lowering and ezetimibe. N Engl J Med, 2008. 358(14), 1507–8.

  • 6.    Dwisatyadini M. Studi Pemanfaatan Tanaman Berkhasiat Obat Untuk Pencegahan Dan Pengobatan Penyakit Degeneratif Dalam Keluarga. Prosiding Nasional Tahunan Matematika, Sains dan Teknologi, Universitas Terbuka Convention Center, 2017. 60-79.

  • 7.    Musdalipah, Karmilah. Efektivitas Ekstrak Daun Cabai Rawit (Capsicum frutescents L.) Sebagai Penumbuh Rambut Terhadap Hewan Uji Kelinci (Oryctolagus cuniculus). Riset Informasi Kesehatan, [S.l.], v. 7, n. 1, p. 8388, june 2018. ISSN 2548-6462. Available at: <http://www.stikes-

hi.ac.id/jurnal/index.php/rik/article/view/137.

  • 8.    Setiawan, M, A & Musdalipah, M. Uji Daya Hambat Antibakteri Fungi Endofit Daun Beluntas (Pluchea indica (L.) Less.) Terhadap Bakteri    Streptococcus    mutans. Jurnal

Mandala Pharmacon Indonesia, 2018. 4(1), 53-60. https://doi.org/10.35311/jmpi.v4i1.24.

  • 9.    Rahmi, S. Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Steroid/Triterpenoid Dari Landak Laut (Diadema Setosum L.), Skripsi, Fakultas

Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan. 2016.

  • 10.    Ratnawati, H., Widowati, W. Anticholesterol Activity of Velvet Bean (Mucuna pruriens L.)

Towards Hypercholesterolemic rats, Sains Malaysiana, 2011. 40 (4), 317-321.

  • 11.    Akerina, F. O., Nurhayati, T., Suwandi, R.. Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Antibakteri dari Bulu Babi, Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.JPHPI. 2015. 18(1). 61-73

  • 12.    Vinarova, L., Z. Vinarov, V. Atanasov, I. Pantcheva, S. Tcholakova, N. Denkova, & S. Stoyano.    Lowering    of    cholesterol

bioaccessibility and serum concentrations by saponins: in vitro and in vivo studies. Food Funct. 2015. 6:501–512.

  • 13.    Marliana, S.D., Suryanti V., Suyono, 2015: Skrining Fitokimia dan Analisis Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu siam (Sechium Edule Jack.Swartz.) dalam Ekstrak Etanol, Jurnal Biofarmasi. FMIPA.UNS, 2015. 3(1), 26-31.

  • 14.    Firawati, Pratama, M.I., 2018: Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Saponin Daun Bungkus Smilax rotundifolia) Menggunakan Metode Spektrofotometri Ultraviolet, Jurnal Farmasi Fakultas Iilmu Kedokteran, Universitas Islam Negeri Alaudin Makassar, 2018. 6(2), 115121.

  • 15.    Rusdi, M., Mukhriani, Paramita, A.T. Uji Penurunan Kolesterol Pada Mencit (Mus musculus) Secara In Vivo Menggunakan Ekstrak Etanol Akar Parang Romang (Boemhari virgata (Forst.) Guill). Jurnal Farmasi Fakultas Iilmu Kedokteran, Universitas Islam Negeri Alaudin Makassar, 2018. 6(1), 39-46.\

  • 16.    Susanti, A. Identifikasi Metabolit Sekunder Pada Beberapa Hewan Laut, Tesis, Program Pascasarjana Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan ALam, Universitas Andalas Padang. 2014.

  • 17.    Jati, B.N., Yunilawati, R., Nuraeni, C., Oktarina, E., Aviandharie S.A., Rahmi. Ekstraksi dan Identifikasi Fitosterol Pada Mikroalga (Nannochloropsis occulata), Jurnal Kimia dan Kemasan, BPPI, Kementrian Perindustrian, 2019. 41(1), 31-36.

  • 18.    Alkanji, M.A., Ayorinde, B.T., Yakubu, M.T., 2009: Anti-Lipidemic Potentials of Aqueous Extract of Tapinanthus Globiferus Leaves in Rats, Chemistry and Medicinal Value, 2009. 25, 1-9

  • 19.  Mkhize N, Mohanlall V, Odhav B. Isolation

and quantification of β-sitosterol, ergosterol and stigmasterol from Hypoxis rigidula baker var. rigidula and Hypoxis hemerocallidea fisch., c.a.mey. & avé-lall (hypoxidaceae).

Il 1 f ) ∕∖  θP≡^cAθCESS                                         OsTnta

I_∕ VJ/ V-J JOURNALS

International Journal of Sciences,  2013.

2:118-134.

  • 20.    Karmilah, & Badia, E. (2019): Pengaruh Bentuk Sediaan Ekstrak Gonad Landak Laut (Diadema setosum) Sebagai Penyembuh Luka

Bakar Pada Kelinci( Oryctolagus cuniculus ). Window of Health: Jurnal Kesehatan, 2(1), 65–76.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum