ISSN: 2597-8012    JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 8 NO.11,NOPEMBER, 2019

n∩∆ ∣≡             OsTnta

journals

KARAKTERISTIK PENDERITA ACNE VULGARIS DI RUMAH SAKIT

UMUM (RSU) INDERA DENPASAR PERIODE 2014-2015

I Gede Arya Eka Wibawa1, Ketut Kwartantaya Winaya2

1Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2Bagian Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin Rumah Sakit Umum Pendidikan Sanglah Denpasar, Bali, Indonesia

ABSTRAK

Acne vulgaris merupakan penyakit kulit yang paling banyak dikeluhkan oleh setiap masyarakat. Ditandai dengan gambaran klinis berupa komedo, papul, pustul, nodul, dan jaringan parut. Lebih banyak menyerang remaja, pada orang tertentu tingkat keparahannya dapat berlangsung lebih lama dengan lesi yang terus berkembang hingga usia dewasa. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui karakteristik dari penyakit acne vulgaris di Rumah Sakit Umum Indera, Denpasar, Bali. Desain penelitian ini adalah non-experimental dengan metode deskriptif dan pendekatan cross-sectional. Melalui teknik sekunder yang didapat dengan melihat rekam medis pasien acne vulgaris di Poliklinik Kulit Rumah Sakit Indera Provinsi Bali. Dilakukan pencatatan data berdasarkan jumlah pasien, usia, jenis kelamin, gejala klinis, dan pekerjaan pada bulan Juli 2014 - Maret 2015. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa dari 66 pasien acne vulgaris, kelompok terbanyak adalah pada rentang usia 15-24 tahun yaitu 39 orang (59,1%). Jenis kelamin yang paling banyak ditemukan adalah perempuan sebanyak 47 orang (71,2%). Gejala klinis terbanyak adalah tipe papulopustular sebanyak 55 orang (83,3%). Pekerjaan yang terbanyak adalah golongan pelajar sebanyak 39 orang (59,1%).

Kata Kunci : Karakteristik, Acne vulgaris

ABSTRACT

Acne vulgaris was the most complained by every society. Characterized by the clinical of blackhead, papule, pustul, nodule, and scar. Usually attacks in adolescents, to a given person severity of the impact can last longer with lesions that continued to grow until of age. Based on this, then the researcher want to know characteristic of disease acne vulgaris in Indera Public Hospital, Denpasar, Bali. Design this research was non-experimental with research methodology descriptive, using cross-sectional approach. Through secondary technique obtained by viewing the medical record of acne vulgaris patients in the Polyclinic Skin Indera General Public Hospital, Bali. Conducted data recording based on the number of patients, age, sex, clinical symptoms, and work, in July 2014 – March 2015. The results showed that of 66 patients acne vulgaris, most age group at the age of 15-24 years as many as 39 people (59.1 %). The most common sex was women as much as 47 people (71.2 %). The most clinical symptoms was type papulopustular that was 55 people (83.3 %). The most of the jobs were students as many as 39 people (59.1 %).

Keywords: Characteristics , Acne vulgaris

PENDAHULUAN

Kulit merupakan bagian tubuh terluar yang membatasi dari lingkungan manusia. Kulit memiliki struktur sangat kompleks, juga bervariasi menurut iklim, umur, jenis kelamin, ras, dan bergantung pada lokasi tubuh. Terdapat tiga lapisan utama pada kulit yang terdiri dari lapisan epidermis, dermis, dan subkutis. Selain itu, kulit juga mempunyai kelenjar pada kulit, rambut, dan kuku yang terdapat kelenjar minyak atau glandula sebasea. Kelenjar tersebut memiliki fungsi menjaga keseimbangan dari kelembaban kulit, yang pada masa pubertas berfungsi secara aktif dan menjadi lebih besar. Hal tersebut dapat menyebabkan gangguan pada kulit, salah satunya adalah acne vulgaris atau jerawat.1

Acne vulgaris merupakan penyakit kulit yang paling banyak dikeluhkan oleh setiap masyarakat, khususnya pada remaja karena dapat merusak kepercayaan diri setiap orang. Penyakit kulit tersebut disebabkan karena peradangan menahun folikel pilosebasea.1

Disebutkan bahwa 80% dari remaja pernah mengalaminya, ditandai dengan gambaran klinis berupa komedo, papul, pustul, nodul, hingga jaringan parut sehingga dapat mengganggu penampilan.2 Penyakit ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu perubahan pola keratinisasi, meningkatnya sebum, terbentuk fraksi asam lemak bebas, peningkatan jumlah bakteri, hormon androgen meningkat, dan psikis. Dapat juga dipicu oleh faktor usia, ras, makanan, dan cuaca.1

Perjalanan penyakit acne vulgaris dapat memburuk untuk sementara waktu namun secara perlahan dapat membaik dengan rentan waktu 2-3 tahun. Biasanya tingkat keparahan remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan remaja laki-laki. Pada kasus tertentu tingkat keparahannya dapat berlangsung lebih lama dengan pertumbuhan lesi yang berkembang hingga dewasa. Sebagian besar menyerang pada bagian wajah dibandingkan yang lainnya, sehingga hal ini berdampak besar pada psikologis setiap orang khususnya remaja.2 Kejadian acne vulgaris di America terjadi 60% hingga 70% selama hidup mereka, sekitar 20% mengalami jerawat yang parah hingga mengakibatkan timbulnya jaringan parut.

Sedangkan di Indonesia angka terjadinya acne vulgaris 85% hingga 100% selama hidup mereka.3 Angka kejadian penderita pada remaja lebih banyak terjadi pada laki-laki yaitu 95% sampai 100% sedangkan pada perempuan terjadi 83% sampai 85% dengan rentang usia 16 sampai 17 tahun.4

Berdasarkan fenomena tersebut penulis tertarik untuk mengetahui karakteristik dari penyakit acne vulgaris di Rumah Sakit Umum Indera, Denpasar, Bali.

BAHAN DAN METODE

Desain penelitian ini adalah nonexperimental dengan metode deskriptif, dan menggunakan pendekatan cross-sectional yang bersifat retrospektif. Secara objektif, dalam hal ini yang digambarkan adalah karakteristik pasien acne vulgaris yang datang berobat di Rumah Sakit Umum Indera tahun 2014-2015. Populasi pada penelitian ini berjumlah 66 pasien dilihat melalui rekam medis di Poliklinik Kulit Rumah Sakit Indera Provinsi Bali pada bulan Juli 2014 - Maret 2015. Penelitian ini telah mendapatkan ijin dari direktur Rumah Sakit Indera Provinsi Bali, nomor 445/2843/RSBM/Binprog/2015.

HASIL

Gambaran deskripsi sampel pada pasien acne vulgaris meliputi kelompok usia, jenis kelamin, gejala klinis, dan pekerjaan. Secara rinci deskripsi sampel berdasarkan kelompok usia dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Usia.

Umur

N

%

5-14

3

4,5

15-24

39

59,1

25-34

16

24,2

35-44

6

9,1

>44

2

3,0

Total

66

100

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa sebagian besar pasien pada kelompok usia 15-24 tahun yaitu 39 orang (59,1%), dan yang paling sedikit adalah pada kelompok usia diatas 44 tahun yaitu 2 orang (3,0%).

Deskripsi sampel berdasarkan jenis kelamin terdapat pada Tabel 2.

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis kelamin.

Jenis Kelamin      N          %

Laki-laki             1928,8

Peremputan         4771,2

Total                66100

Berdasarkan Tabel tersebut diketahui bahwa jumlah pasien laki-laki dengan acne vulgaris adalah 19 orang (28,8%) dan pasien perempuan sebanyak 47 orang (71,2%). Distribusi sampel berdasarkan gejala klinis dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Gejala Klinis.

Gejala Klinis        N              %

Komedonal

0

0

Papulopustuar

55

83,3

Nodulistik

11

16,7

Total                66              100

Berdasarkan Tabel 3 kita mengetahui bahwa tidak ditemukannya pasien dengan gejala klinis komedonal, adapun sebagian besar pasien memiliki gejala klinis tipe papulopustular yaitu sebanyak 55 orang (83,3%) dibandingkan tipe nodulistik yaitu sebanyak 11 orang (16,7%). Distribusi sampel berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan.

Pekerjaan          N          %

Non pelajar         2740,9

Pelajar               3959,1

Total                66100

Berdasarkan Tabel 4 sebagian besar pasien acne vulgaris di Poliklinik Kulit Rumah Sakit Indera Provinsi Bali adalah pelajar yaitu sebanyak 39 orang (59,1%), dibandingkan dengan pasien acne vulgaris yang non pelajar sebanyak 27 orang (40,9%).

PEMBAHASAN

Hasil penelitian berdasarkan Tabel 1 didapatkan bahwa dari 66 pasien, karateristik usia pada penderita acne vulgaris di Poliklinik Kulit Rumah Sakit Indera Provinsi Bali periode Juli 2014- Maret 2015 paling banyak pada rentang usia 15-24 tahun sebanyak 39 orang (59,1%). Terdapat persamaan terhadap penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Mizwar di Manado, menyatakan bahwa dari 121 sampel jumlah terbanyak pasien acne vulgaris adalah pada usia 15-24 tahun sebanyak 76 pasien (62,8%).5 Hal tersebut juga dinyatakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Prida Ayudianti didapatkan bahwa dari 3448 sampel, pasien dengan acne vulgaris yang terbanyak berada pada rentang usia 15-24 tahun yaitu sebanyak 2218 pasien (64,3%).6 Rentang umur 15-24 tahun termasuk ke dalam kategori remaja akhir, dimana sekitar 80% remaja pernah mengalami timbulnya acne vulgaris.7

Berdasarkan karateristik jenis kelamin seperti yang tercantum pada Tabel 2, penderita acne vulgaris terbanyak adalah perempuan dengan jumlah 47 orang (71,2%) dibandingkan laki-laki sebanyak 19 orang (28,8%). Hal itu juga disebutkan pada penelitian yang dilakukan oleh Dede Chrisna di Klaten, dan Rosita Sari di RSUP Sanglah, menyebutkan bahwa, dominan penderita acne vulgaris adalah perempuan.7,8 Hal ini dikarenakan perempuan lebih memperhatikan penampilannya, selain itu menurut puncak keparahan acne vulgaris terjadi lebih dini pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki, sehingga lebih mendorong perempuan untuk berobat ke dokter.2 Faktor pencetus timbulnya acne vulgaris pada perempuan adalah faktor hormonal dan kosmetik.6 Biasanya kosmetik dapat menyebabkan timbulnya komedo tertutup dengan beberapa lesi papulopustul, sedangkan faktor hormonal berhubungan dengan periode menstruasi karena terjadi peningkatan hormon yang mendadak mengakibatkan aktivitas kelenjar sebasea meningkat, sehingga terjadi acne vulgaris.8

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, seperti yang tercantum pada Tabel 3, didapatkan hasil karakteristik gejala klinis yang terbanyak adalah papulopustular dengan jumlah 55 orang (83,3%) dibandingkan dengan gejala klinis nodulistik sebanyak 11 orang (16,7%), dan gejala klinis komedonal tidak ada pasien yang berkunjung

dengan keluhan tersebut (0%). Hasil yang sama juga didapatkan oleh Suryadi Tjekyan dan Prida Ayudianti, bahwa jumlah karakteristik gejala klinis terbanyak adalah papulopustular.6,9 Papula dan pustula berupa bintik-bintik kecil berwarna merah dan pustula dengan dasar yang berwarna kemerahan. Biasanya timbul disertai dengan rasa gatal atau sampai terasa nyeri. Lesi bisa muncul kembali di tempat yang sama.2

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4, yaitu sebagian besar responden penelitian adalah pelajar yaitu sebanyak 39 orang (59,1%), dibandingkan dengan pasien acne vulgaris yang non pelajar sebanyak 27 orang (40,9%). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Mizwar dan Prida Ayudianti juga menyebutkan bahwa pasien acne vulgaris terbanyak berasal dari kalangan pelajar atau mahasiswa.5,6 Hal ini disebabkan karena tingginya tingkat stres pada kalangan pelajar atau mahasiswa. Stres berpengaruh terhadap imbulnya acne vulgaris, dimana hal tersebut dapat mengakibatkan peningkatan sekresi kelenjar sebasea.10,11

SIMPULAN DAN SARAN

Jumlah pasien acne vulgaris yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi di Poliklinik Kulit Rumah Sakit Indera Provinsi Bali periode Penelitian pada bulan Juli 2014 sampai Maret 2015 adalah sebanyak 66 orang. Terbanyak pada rentang usia 15-24 tahun, jenis kelamin yang paling banyak ditemukan adalah perempuan, sebagian besar gejala klinis adalah tipe papulopustular, pekerjaan yang terbanyak adalah golongan pelajar.

Saran penulis yaitu diharapkan pencatatan rekam medis lebih lengkap, khususnya data pasien sehingga memudahkan untuk mencari informasi. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi mengenai karakteristik penderita acne vulgaris. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik melakukan penelitian serupa, diharapkan mengkaji lebih lanjut faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi acne vulgaris.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. dr. Luh Made Mas Rusyati, Sp.KK, FINSDV yang membantu meninjau dalam pembuatan jurnal ini, serta berbagai pihak yang mendukung proses pembuatan jurnal ini.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    Wasitaatmadja, S. M. Anatomi Kulit. Dalam Djuanda, A. dkk. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009a.h.3-5.

  • 2.    Brown, R.G., Burns, T. Akne, Erupsi Akneiformis, dan Rosasea. Dalam Lecture Note     Dermatology.     Jakarta     :

Erlangga;2005.h.55-58.

  • 3.    Perumal, Nitya. Hubungan Stres Dengan Kejadian Akne Vulgaris di Kalangan Mahasiswa FK Universitas Utara. Sumatera Utara : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara;2010.

  • 4.    Shalita, A.R., Rosso, J.Q.D., Dkk. Introduction Eoidemiologi, Cost, and Psychosocial Implications dalam Acne Vulgaris. New York : Informa Health Care;2011.h.1-2.

  • 5.    Mizwar, M., dkk. Profil Akne Vulgaris di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode 2009-2011. Manado : Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran      Universitas      Sam

Ratulangi;2012.

  • 6.    Ayudianti, P. Studi Retrospektif: Faktor Pencetus Akne Vulgaris. Surabaya : Periodical of Dermatology and Venereology;2014.Vol.26(1).h.41-47.

  • 7.    Hertanto, D. C. F. Hubungan Antara Kebersihan Wajah dengan Kejadian Akne Vulgaris pada Siswa SMA Negeri 3 Klaten. Surakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah;2013.

  • 8.    Sutanto. R. S. Derajat penyakit Acne Vulgaris Berhubungan Positif dengan Kadar MDA. Denpasar :  Program

Pascasarjana Universitas Udayana;2013.

  • 9.    Tjekyan, R. M. S. Kejadian dan Faktor Risiko Acne Vulgaris. Yogyakarta : Media                      Medika

Indonesiana;2008.Vol.43(1).h.37-43.

  • 10.    Kusumoningtyas, D. S. Hubunganantara stres dengan timbulnya akne vulgaris pada siswi-siswi kelas III SMAN 7 Surakarta. Surakarta :    Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah;2012.

  • 11.    Siregar, R. S. Akne Vulgaris, Atlas BerwarnaSaripati Penyakit Kulit,Ed. Carolin wijaya & Peter Anugrerah, Cetakan V. Jakarta : Erlangga;2004.h.178-9.