GAMBARAN PERLEMAKAN HATI NON-ALKOHOLIK DI RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE TAHUN 2017-2018
on
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.2,Februari, 2019
I!--Yz—Y A I DIRECTORY OF OPEN ACCESS I_Jk√∕ ∖-^J JOURNALS
GAMBARAN PERLEMAKAN HATI NON-ALKOHOLIK DI RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE TAHUN 2017-2018
Derryl Ravertio Timothy Subroto1, I Ketut Mariadi2, Gde Somayana3, I Made Pande Dwipayana4
-
1. Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
-
2. Bagian Gastroenterologi RSUP Sanglah Denpasar e-mail: timothysubroto@icloud.com
ABSTRAK
Perlemakan hati (fatty liver, disingkat FL) merupakan penyakit yang paling sering terjadi di negara-negara barat. Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit metabolik kronis yang terjadi akibat gangguan fungsi pankreas dalam menghasilkan insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin (resistensi insulin). Resistensi insulin yang disebabkan oleh T2DM juga dapat menjadi penyebab dari NAFLD ini. Selain itu, pasien T2DM juga berpotensi mengidap fibrosis dan sirosis, akibat perkembangan penyakit NAFLD. Studi ini adalah studi deskriptif potong lintang (cross-sectional). Sampel yang digunakan adalah seluruh populasi terjangkau yang diambil dari rekam medis. Data kemudian diolah menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian diperoleh 13 sampel dengan reratausia 49,62 tahun (SD ± 9,57) dan penderita terbanyak pada kelompok umur 50-59 tahun. Didapatkan 8 penderita dengan indeks massa tubuh (IMT) berlebih (IMT ≥23) (61,5%), dan 5 orang dengan IMT tidak berlebih (<23) (38,5%). Selain itu, hanya 2 penderita (15,4%) yang menderita diabetes melitus dan NAFLD, dan 11 orang sisanya (84,6%) tidak menderita diabetes melitus. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan disimpulkan bahwa jumlah penderita NAFLD pada RSUP Sanglah periode 2017-2018 sebanyak 13 kasus, dengan rerata usia 49,62 tahun ( ± SB 9,57), 61,5% dengan IMT berlebih (≥23), dan 15,4% menderita diabetes melitus.
Kata Kunci : Gambaran, Berat Badan Lebih, NAFLD, DM Tipe 2, RSUP Sanglah.
ABSTRACT
Fatty liver (FL) is the most common disease in western countries. Diabetes Mellitus (DM) is a chronic metabolic disease that caused by pancreas inability to produce insulin, or inability to use insulin adequately (insulin resistant). This condition can develop into NAFLD. Untreated NAFLD may results to fibrosis and cirrhosis. This study is a cross-sectional descriptive study, where the samples are obtained from all accessible population from medical record. The samples are then analyzed with desctiptive analysis. In this study, there were found 13 subjects with an average of 49.62 years ( SD 9.57). Most of them are within 50-59 age group. 8 subjects have overweight BMI ( 23) (61.5%), while the rest 5
subjects have non-overweight BMI (<23). Moreover, only 2 subjects (15.4%) that have diabetes mellitus, as opposed to the other 11 subjects (84.6%) that did not have diabetes. From the study, we can conclude that there were 13 NAFLD patients in RSUP Sanglah in 2017 -2018 with an average of 49.62 years old (+ SD 9.57). 61.5% of the subjects have overweight BMI ( 23) and 15.4% have diabetes mellitus.
Keywords: Description, Overweight, NAFLD, Type 2 Diabetes Mellitus, RSUP Sanglah.
I--∖r—S Λ I DIRECTORY OF OPEN ACCESS
I_J‰m√∕ X-J JOURNALS
PENDAHULUAN
Perlemakan hati (fatty liver, disingkat FL) merupakan penyakit yang paling sering terjadi di negara-negara barat. Penyakit ini menyerang 2 orang tiap 1000 orang per tahunnya, namun studi lain mengatakan penyakit ini menyerang 10 per 1000 orang per tahunnya. FL sendiri merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya trigliserida dengan jumlah lebih dari 5% pada hepatosit. FL dibagi menjadi dua: perlemakan hati non-alkoholik (nonalcoholic fatty liver, disingkat NAFLD) dan perlemakan hati alkoholik (alcoholic fatty liver, disingkat AFLD).1
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolik kronis yang terjadi akibat gangguan fungsi pankreas dalam menghasilkan insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin (resistensi insulin).2 Pada 2012, 9,3% populasi di Amerika Serikat terdiagnosis DM.3 Ada 2 tipe dari diabetes, yaitu: tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 2 (T2DM) adalah DM yang disebabkan karena penggunaan insulin yang kurang efektif oleh tubuh.2 Faktanya, 80% dari seluruh penderita diabetes adalah T2DM. Resistensi insulin yang disebabkan oleh T2DM juga dapat menjadi penyebab dari NAFLD ini.4 Selain itu, pasien T2DM juga berpotensi mengidap fibrosis dan sirosis, akibat perkembangan penyakit NAFLD.5
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini adalah penelitian potong lintang (cross-sectional). Pengambilan data dilakukan dari rekam medis di RSUP Sanglah dari bulan Agustus-November 2018. Adapun rekam medis yang diambil dalam penelitian ini merupakan rekam medis pasien NAFLD pada tahun 2017-2018.
Cara sampling yang digunakan adalah seluruh populasi terjadngkau yang didapatkan dari rekam medis. Adapun besar sampel yang digunakan sama dengan jumlah populasi terjangkau (total sampling), dimana semua subjek yang memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan ke dalam penelitian.
Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah dari rekam medis yang diteliti, harus terdapat data lengkap dari pasien tersebut berupa umur, jenis kelamin, diagnosis, dan juga hasil gambaran USG hati, serta pasien harus berusia di atas 18 tahun. Sedangkan kriteria ekslusi dari penelitian ini adalah pasien mengkonsumsi alkohol.
HASIL
Pada penelitian, diperoleh 13 pasien RSUP Sanglah yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.
Data tersebut diambil dari rekam medis RSUP Sanglah periode 2017-2018.
Tabel 1 Deskripsi Penderita NAFLD Berdasarkan Kelompok Usia dan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin |
% | |||
Usia |
49,62 ± 9,57 Laki- |
Total | ||
laki |
Perempuan | |||
30-39 tahun |
1 |
0 |
1 |
7,7 |
40-49 tahun |
2 |
2 |
4 |
30,8 |
50-59 tahun |
3 |
2 |
5 |
38,5 |
>60 tahun |
3 |
0 |
3 |
23,1 |
Total |
9 |
4 |
13 |
100 |
Berdasarkan data dari Tabel 1 maka dapat dilihat bahwa NAFLD banyak menyerang pasien laki-laki daripada perempuan. Reratausia penderita NAFLD adalah 49,62 tahun dengan standar deviasi 9,57. Dari semua pasien sampel, pasien yang paling sering adalah usia 50-59 tahun.
Kasus NAFLD sering dihubungkan dengan berat badan. Umumnya NAFLD sering dijumpai pada orang dengan IMT berlebih (IMT ≥23). Pada penelitian ini, ditemukan bahwa NAFLD paling banyak dijumpai pada kelompok IMT berlebih, yaitu sebesar 61,5%. Sedangkan yang IMT nya tidak berlebih (< 23) hanya 5 orang (38,5%)
Tabel 2 Distribusi Penderita NAFLD Berdasarkan Berat Badan
Berat badan |
Jumlah |
% |
Berlebih |
8 |
61,5 |
Tidak berlebih |
5 |
38,5 |
Total |
13 |
100 |
Berdasarkan status diabetesnya, sebagian besar kasus NAFLD yang ditemukan tidak dijumpai adanya diabetes melitus. Jumlah sampel kasus NAFLD yang tidak dijumpai adanya diabetes melitus

sebanyak 84,6%, sedangkan kasus NAFLD dengan diabetes melitus sebanyak 15,4%.
Tabel 3 Distribusi Penderita NAFLD Berdasarkan Status Diabetes
Status Diabetes |
Jumlah |
% |
DM |
2 |
15,4 |
Tidak DM |
11 |
84,6 |
Total |
13 |
100 |
PEMBAHASAN
Sejauh ini, pengaruh gender sebagai faktor risiko terjadinya NAFLD belum dimengerti sepenuhnya, namun beberapa studi telah menunjukkan adanya pengaruh gender terhadap jumlah kejadian NAFLD.6
Systematic review yang dikerjakan oleh Jen-Jung Pan dan Michael B. Fallon pada tahun 2014 yang menganalisis pengaruh gender dan ras terhadap kasus NAFLD menyatakan bahwa laki-laki memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengidap NAFLD daripada perempuan. Teori yang mendasari bahwa laki-laki berisiko yang lebih tinggi untuk menderita NAFLD adalah teori mengenai waist-to-hip ratio (WHR). Laki-laki mempunyai WHR yang lebih tinggi daripada perempuan, karena berkaitan dengan jaringan adiposa visceral. Jaringan adiposa visceral ini berkaitan dengan resistensi insulin, baik pada perifer maupun pada hepar.7 Hal ini sejalan dengan hasil dari penelitian ini. Di penelitian ini, pada keseluruhan kelompok umur, ditemukan lebih banyak sampel laki-laki yang menderita NAFLD dibanding dengan perempuan.
Ada juga teori yang menyatakan bahwa perempuan post-menopausal juga berisiko untuk terkena NAFLD. Hal ini disebabkan karena jaringan adiposa pada tubuh terakumulasi lebih cepat pada laki-laki dan perempuan post-menopausal.6 Namun, dalam penelitian ini tidak ditemukan pasien postmenopausal yang menderita NAFLD. Hal ini mungkin terjadi karena jumlah sampel yang relatif sedikit.
SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti, dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah penderita NAFLD pada RSUP Sanglah periode 20172018 sebanyak 13 kasus. Penderita NAFLD pada RSUP Sanglah periode 2017-2018 paling banyak pada kelompok umur 50-59 tahun, dengan rerataumur 49,62 tahun (± SD 9,57). Persebaran berat badan pada penderita NAFLD di RSUP Sanglah periode 2017-2018 adalah 61,5% berat badan lebih dan 38,5% bukan berat badan lebih. Persebaran kasus diabetes melitus pada pasien NAFLD di RSUP Sanglah periode 2017-2018 adalah 15,4% DM dan 84,6% non-DM.
DAFTAR PUSTAKA
-
1. Bedogni G, Tiribelli C, Nobili V. Epidemiology of fatty liver: An update. World J Gastroenterol. 2014 Jul 21;20(27):9050–6.
-
2. Depkes RI. Situasi dan Analisis Diabetes. 2014
-
3. CDC. National Diabetes Statistics Report 2014. 2014.
-
4. Bhatt HB, Smith RJ. Fatty liver disease in diabetes mellitus. Hepatobiliary Surg Nutr. 2015;4(2):101–108.
-
5. Sharavanan TKV, Premalatha E. Prevalence of non-alcoholic fatty liver disease in type 2 diabetes mellitus patients in a rural health care hospital. SJAMS. 2015 Aug;3(5A):1834–7.
-
6. Summart U, Thinkhamrop B, Chamadol N, Khuntikeo N, Songthamwat M, Kim CS. Gender differences in the prevalence of nonalcoholic fatty liver disease in the Northeast of Thailand: A population-based cross-sectional study.
F1000Research [Internet]. 2017 Oct 20;6. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5 645706/
-
7. Pan J-J. Gender and racial differences in nonalcoholic fatty liver disease. World J Hepatol. 2014;6(5):274.
Discussion and feedback