PREVALENSI HIPERTENSI PADA MAHASISWA SEMESTER VI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
on
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 6 NO.2, FEBRUARI, 2017
PREVALENSI HIPERTENSI PADA MAHASISWA SEMESTER VI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
Gede Dilajaya Robin1, I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti2, I Made Krisna Dinata2
-
1Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana 2Bagian Ilmu Faal, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
ABSTRAK
Hipertensi merupakan suatu kondisi atau keadaan dimana tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Dimana dapat dinyatakan hipertensi jika terjadi peningkatan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg atau pernah dan sedang
mengkonsumsi obat antihipertensi. hipertensi sudah menjadi salah satu kondisi yang sering dibahas diseluruh dunia. Hipertensi dapat terjadi pada usia berapapun, bahkan kini sudah didapatkan kejadian hipertensi pada usia 18 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi hipertensi dan faktor risiko hipertensi apa saja yang ada pada mahasiswa Semester VI Program Studi Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional yang dilakukan dengan kuisioner, prevalensi dihitung dengan mencari persentase hipertensi dan faktor risiko hipertensinya sendiri dicari dengan menggunakan metode potong lintang. Dari 127 sampel yang diperiksa didapatkan prevalensi hipertensi sebanyak 2,4%. Faktor risiko hipertensi yang ditemukan pada sampel yaitu jenis kelamin, body mass index (BMI), riwayat keluarga dengan hipertensi, konsumsi minuman beralkohol, olahraga, konsumsi daging, merokok, tinggal di lingkungan dengan paparan asap rokok, dan stress.
Kata Kunci : hipertensi, prevalensi, faktor risiko
ABSTRACT
Hypertension is a chronic condition where the blood pressure in the veins increased. Which can be expressed hypertension if systolic blood pressure ≥ 140 mmHg and diastolic blood pressure ≥ 90 mmHg or more and was taking medication anti-hipertensive drug. Hypertension has become one of the conditions is often discussed around the world. Hypertension can occur at any age, even now already obtained incident hypertension at the age of 18 years. This research aims to know the prevalence of hypertension and risk factors of hypertension what is there on the 6th Semester medical students at Medical Faculty Udayana University. This research method using cross-sectional conducted by questionnaire, the prevalence is calculated by finding the percentage of hypertension and risk factors of hypertension analized using the cross tabs method. From 127 samples examined the prevalence of hypertension is obtained as much as 2.4%. The risk factor of hypertension found in the sample is gender, body mass index (BMI), with a family history of hypertension, the consumption of alcoholic beverages, sports, meat consumption, smoking, living in an environment with exposure to cigarette smoke, and stress.
Keyword : hypertension, prevalence, risk factor PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan suatu kondisi atau keadaan dimana tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Dimana dapat dinyatakan hipertensi jika tekanan darah sistoliknya ≥140 mmHg dan tekanan darah diastoliknya ≥ 90 mmHg atau pernah dan sedang mengkonsumsi obat antihipertensi.1,2
Hipertensi merupakan penyakit epidemik yang terjadi di seluruh dunia dan sudah terjadi pada usia muda. Pada buku Current Medical Diagnosis & Treatment (CMDT) tahun 2011 sebanyak 66 juta penduduk Amerika memiliki peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolik yang lebih dari ≥ 90 mmHg. Prevalensi hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia dan lebih sering terjadi pada orang kulit hitam dibandingkan orang kulit putih.3
Berdasarkan data yang dimiliki oleh National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) pada tahun 1999-2000 di United States (US) di populasi yang berusia 20 tahun atau lebih tua, terestimasi 41,9 juta pria dan 27,8 juta wanita prehipertensi, 12,8 juta pria dan 12,2 wanita hipertensi derajat
-
1, dan 4,1 juta pria dan 6,9 juta wanita hipertensi derajat 2. Data yang dimiliki oleh NHANES pada tahun 2003-2006 menunjukkan 33,6 % orang dewasa berusia 20 tahun memiliki hipertensi, yang dimana hal ini menyebabkan estimasinya menjadi 74,5 juta orang dewasa Amerika Serikat dengan hipertensi.2 Berdasarkan NHANES pada tahun 2011-2012 prevalensi hipertensi berusia 18 tahun dan lebih di Amerika Serikat sebanyak 29,1%. Prevalensi pada laki – laki sebanyak 29,7% dan wanita 28,5%. Prevalensi hipertensi meningkat bersama dengan meningkatnya usia, dari 7.3% pada usia 18-39 tahun, 32,4% pada usia 40-59 tahun dan 65% pada usia 60 tahun dan lebih.4
Berdasarkan Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2001 menunjukkan sebanyak 8,3% penduduk dengan hipertensi dan meningkat menjadi 27,5% pada tahun 2004. Menurut Kelompok Kerja Serebrokardiovaskuler FK UNPAD/RSHS pada tahun 1999, mendapatkan prevalensi hipertensi sebesar 17,6%, dan Monitoring Trends and Determinants of Cardiovascular Disease (MONICA) Jakarta pada tahun
2000 melaporkan bahwa prevalensi di daerah urban adalah 31,7%. FKUI melaporkan bahwa prevalensi hipertensi di daerah rural (Surabaya) sebanyak 38,7%. Berdasarkan hasil SKRT tahun 1995, 2001 dan 2004 menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit utama penyebab kematian di Indonesia dan sekitar 2035% kematian tersebut dipengaruhi oleh hipertensi.5
Berdasarkan RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2007, pada usia ≥ 18 tahun prevalensi hipertensi di Indonesia sebanyak 31,7%, prevalensi tertinggi terdapat di Kalimantan Selatan (39,6%) dan terendah di Papua Barat (20,1%). Pada RISKESDAS tahun 2013, prevalensi hipertensi usia ≥ 18 tahun di Indonesia sebanyak 25,8%, dimana terjadi penurunan sebesar 5,9% dibandingkan tahun 2007. Prevalensi tertinggi terdapat di Bangka Belitung (30,9%) dan terendah terdapat di Papua Barat (16,8%).1,6 Prevalensi hipertensi di Bali berdasarkan RISKESDAS pada tahun 2013 didapatkan sebanyak 19,9%.1
Hipertensi memiliki beberapa faktor risiko, yaitu usia, riwayat keluarga, aktifitas fisik kurang, jenis kelamin, diet yang buruk
(mengkonsumsi makanan yang mengandung garam atau daging merah berlebihan), kelebihan berat badan atau obesitas, mengkonsumsi alkohol berlebihan, stress dan merokok. Berdasarkan usia, hipertensi saat ini sudah mulai terjadi pada usia muda. Kelebihan berat badan atau obesitas dapat menjadi risiko hipertensi sebesar 75% pada Negara industri.7,8,9
Prehipertensi dapat menyebabkan stroke sebanyak 66% dibandingkan dengan tekanan darah normal. Prehipertensi dengan rentang tinggi (130-139/85-89 mmHg) berisiko menyebabkan stroke sebanyak 95% dibandingkan dengan prehipertensi rentang rendah (120-129/80-84 mmHg) yang meningkatkan risiko stroke sebanyak 44%. Berdasarkan The Framingham Heart Study menemukan peningkatan 72% dalam risiko penyebab semua kematian dan peningkatan 57% dalam risiko terjadinya peristiwa kardiovaskular pada pasien dengan hipertensi yang juga didiagnosis dengan diabetes mellitus.9,10,11
Hipertensi dapat menyebabkan kerusakan pada jantung dan pembuluh darah (pembesaran jantung kiri, gagal jantung, serangan jantung, aneurisma
dan penyakit arteri perifer), kerusakan pada otak (stroke), kerusakan pada ginjal (gagal ginjal) dan kerusakan pada mata (kerusakan pembuluh darah mata (retinopathy)).12,13
Berdasarkan tingginya prevalensi hipertensi, komplikasi penyakit yang disebabkan oleh hipertensi yang dapat menyebabkan kematian pada penderitanya, seringnya kejadian hipertensi di lingkungan masyarakat Indonesia bahkan diseluruh dunia, dan menurut NHANES prevalensi hipertensi tahun 2011-2012 terdapat 7,3% mengalami hipertensi pada usia 18-39 tahun. Dan usia ≥18 tahun, pada umumnya merupakan mahasiswa.
Stress yang merupakan salah satu faktor risiko dari hipertensi bahkan telah dialami oleh pelajar.15
Oleh karena latar belakang yang disebutkan diatas, sehingga perlu untuk dilakukan penelitian mengenai prevalensi hipertensi pada mahasiswa Pendidikan Dokter Semester VI di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana,
Denpasar, Bali pada bulan Februari-April 2016. Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu mahasiswa semester VI kelas A (kelas regular) Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali. Sampel diambil dengan cara total sampling secara proporsional.
HASIL
KARAKTERISTIK DATA
Data karakteristik sampel dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner dan mengukur tekanan darah sampel. Karakteristik data yang telah diteliti kemudian didistribusikan ke dalam tabel distribusi seperti berikut.
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin, memiliki jumlah sampel laki – laki sebanyak 52 orang (40,9%) dan perempuan sebanyak 75 orang (59,1%).
Tabel 1
Variabel n %
Jenis Kelamin
Laki-laki 52 40,9
Perempuan 75 59,1
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat karakteristik sampel berdasarkan usia, dimana usia termuda; sampel 19 tahun, usia tertua sampel 22 tahun, dan rerata
usia dari sampel 20,63 dengan simpang baku 0,627.
Tabel 2
Variabel n (s.b)
Usia
Termuda 19
Tertua 22
Rerata 20,63 (0,627)
-
c) Karakteristik Berdasarkan BMI
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat karakteristik sampel berdasarkan Body Mass Index (BMI), jumlah sampel dengan kekurangan berat badan 11 orang (8,7%), sampel dengan BMI normal 71 orang (55,9%), sampel dengan BMI kelebihan berat badan 19 orang (15%), sampel dengan BMI obesitas I 21 orang (16,5%), dan sampel
dengan BMI obesitas II 5 orang (3,9%).
Tabel 3
Variabel |
n |
% |
BMI | ||
Berat Badan |
11 |
8,7 |
Kurang Normal |
71 |
55,9 |
Berat Badan Lebih |
19 |
15 |
Obesitas I |
26 |
20,5 |
d) Karakteristik |
Berdasarkan |
Riwayat Keluarga Hipertensi
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat karakteristik sampel berdasarkan riwayat hipertensi keluarga, memiliki jumlah sampel dengan riwayat keluarga hipertensi 55 orang (43,3%), dan tidak memiliki riwayat keluarga hipertensi 72 orang (56,7%).
Tabel 4
Variabel n %
Riwayat
Hipertensi
Keluarga
Ada 55 43,3
Tidak 72 56,7
-
e) Karakteristik Berdasarkan
Konsumsi Minuman Ber-alkohol
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat karakteristik sampel berdasarkan
konsumsi minuman beralkohol,
memiliki jumlah sampel yang pernah mengkonsumsi 46 orang (36,2%), dan tidak pernah mengkonsumsi 81 orang (63,8%).
Tabel 5
Variabel n %
Konsumsi
Minuman
Beralkohol
Pernah 46 36,2
Tidak 81 63,8
-
f) Karakteristik Berdasarkan
Melakukan Olahraga
Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat karakteristik sampel berdasarkan melakukan olahraga, memiliki jumlah sampel yang melakukan olahraga 82 orang (64,6%) dan yang tidak melakukan olahraga 45 orang (35,4%).
Tabel 6
Variabel n %
Olahraga
Ya 82 64,6
Tidak 45 35,4
5
Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat karakteristik sampel berdasarkan konsumsi makanan asin, memiliki jumlah sampel yang sering mengkonsumsi 42 orang (33,1%), sampel yang jarang mengkonsumsi 75 orang (59,1%), dan sampel yang tidak mengkonsumsi 10 orang (7,9%).
Tabel 7 | ||
Variabel |
n |
% |
Konsumsi Makanan Asin Sering |
42 |
33,1 |
Jarang |
75 |
59,1 |
Tidak |
10 |
7,9 |
h) Karakteristik |
Berdasarkan |
Konsumsi Daging
Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat karakteristik sampel berdasarkan konsumsi daging, memiliki jumlah sampel yang sering mengkonsumsi 102 orang (80,3%), sampel yang jarang mengkonsumsi 22 orang (17,3%), dan sampel yang tidak pernah menkonsumsi 3 orang (2,4%).
Tabel 8 | ||
Variabel |
n |
% |
Konsumsi Daging Sering |
102 |
80,3 |
Jarang |
22 |
17,3 |
Tidak |
3 |
2,4 |
Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat karakteristik sampel berdasarkan merokok, memiliki jumlah sampel yang merokok 2 orang (1,6%), sampel yang pernah merokok 6 orang (4,7%), dan jumlah sampel yang tidak merokok 119 orang (93,7%).
Tabel 9
Variabel n %
Merokok
Ya |
2 |
1,6 |
Pernah |
6 |
4,7 |
Tidak |
119 |
93,7 |
Berdasarkan tabel 10 dapat dilihat karakteristik sampel berdasarkan tinggal di lingkungan dengan asap rokok, memiliki jumlah sampel yang tinggal di lingkungan dengan asap rokok 40 orang (31,5%) dan sampel yang tidak tinggal di lingkungan dengan asap rokok 87 orang (68,5%).
Tabel 10
Variabel n %
Lingkungan dengan
Asap Rokok
Ya 40 31,5
Tidak 87 68,5
-
k) Karakteristik Berdasarkan
Tingkat Stress
Berdasarkan tabel 11 dapat dilihat karakteristik sampel berdasarkan tingkat
stress, memiliki jumlah sampel dengan kondisi normal 87 orang (68,5%), |
tekanan darah diastolik terendah 43 mmHg, tekanan darah diastolik tertinggi |
sampel dengan stress ringan 24 orang |
90 mmHg, dan rerata 69,68 mmHg |
(18,9%), sampel dengan stress sedang |
dengan simpang baku 8,528. |
10 orang (7,9%), sampel dengan stress berat 5 orang (3,9%), dan sampel |
Tabel 13 Variabel n (s.b) Tekanan Darah |
dengan stress sangat berat 1 orang |
Diastolik Minimal 43 |
(0,8%). Tabel 11 Variabel n % Tingkat Stress Normal 87 68,5 Stress Ringan 24 18,9 Stress Sedang 10 7,9 Stress Berat 5 3,9 Stress Sangat 1 0,8 Berat |
Maksimal 90 Rerata 69,68 (8,528) n) Karakteristik Berdasarkan Derajat Tekanan Darah Berdasarkan tabel 14 dapat dilihat karakteristik sampel berdasarkan derajat tekanan darah, memiliki jumlah sampel |
l) Karakteristik Berdasarkan |
dengan tekanan darah normal 86 orang |
Tekanan Darah Sistolik |
(67,7%), sampel dengan pre-hipertensi |
Berdasarkan tabel 12 dapat dilihat |
38 orang (29,9%), dan sampel dengan |
karakteristik sampel berdasarkan |
hipertensi ditemukan 3 orang (2,4%). |
tekanan darah sistolik, ditemukan |
Tabel 14 Variabel n % |
tekanan darah sistolik sampel terendah |
Derajat Tekanan |
78 mmHg, tekanan darah sistolik |
Darah Normal 86 67,7 |
tertinggi 130 mmHg, dan rerata 105,51 mmHg dengan simpang baku 11,209. Tabel 12 Variabel n (s.b) Tekanan Darah Sistolik Minimal 78 Maksimal 130 Rata-rata 105,51 (11,209) |
Pre-Hipertensi 38 29,9 Hipertensi 3 2,4 Prevalensi Hipertensi Berdasarkan Masing-Masing Faktor Risiko Berdasarkan tabel 15 dapat dilihat bahwa prevalensi faktor risiko hipertensi berdasarkan derajat |
m)Karakteristik Berdasarkan |
hipertensi, didapatkan sampel dengan |
Tekanan Darah Diastolik |
jenis kelamin laki – laki memiliki |
Berdasarkan tabel 13 dapat dilihat |
tekanan darah normal 30 orang (57,7%), |
karakteristik sampel berdasarkan |
pre-hipertensi 20 orang (38,5%), dan |
tekanan darah diastolik, ditemukan |
hipertensi 2 orang (3,8%). Sampel 7 |
dengan jenis kelamin perempuan memiliki tekanan darah normal 56 orang (74,7%), pre-hipertensi 18 orang (24%), dan hipertensi 1 orang (1,3%).
Berdasarkan BMI, sampel dengan BMI berat badan kurang, yang memiliki tekanan darah normal 8 orang (72,7%) dan pre-hipertensi 3 orang (27,3%). Sampel dengan BMI normal yang memiliki tekanan darah normal, 52 orang (73.7%) dan pre-hipertensi 19 orang (26,8%). Sampel dengan BMI berat badan lebih yang memiliki tekanan darah normal, 15 orang (78,9%), pre-hipertensi 3 orang (15,8%), dan hipertensi 1 orang (5,3%). Sampel dengan BMI obesitas yang memiliki tekanan darah normal, 11 orang (42,3%), pre-hipertensi 13 orang (50%), dan hipertensi 2 orang (7,7%).
Berdasarkan ada tidaknya riwayat keluarga dengan hipertensi, sampel yang ada riwayat keluarga dengan hipertensi dan memiliki tekanan darah normal, 30 orang (72,7%), pre-hipertensi 13 orang (23,6%), dan hipertensi 2 orang (3,6%). Sampel yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi dan memiliki tekanan darah normal, 46 orang (63,9%), pre-hipertensi 25 orang (34,7%) dan hipertensi 1 orang (1,4%).
Berdasarkan pernah tidaknya mengkonsumsi minuman ber-alkohol, sampel yang pernah mengkonsumsi minuman ber-alkohol dan memiliki tekanan darah normal, 30 orang (65,2%), pre-hipertensi 13 orang (28,3%), dan hipertensi 3 orang (6,5%). Sampel yang tidak pernah mengkonsumsi minuman ber-alkohol dan memiliki tekanan darah normal, 56 orang (69,1%) dan pre-hipertensi 25 orang (30,9%).
Berdasarkan berolahraga dan tidaknya, sampel yang berolahraga dan memiliki tekanan darah normal, 54 orang (65,9%), pre-hipertensi 26 orang (31,7%), dan hipertensi 2 orang (2,4%). Sampel yang tidak berolahraga dan memiliki tekanan darah normal, 32 orang (71,1%), pre-hipertensi 12 orang (26,7%), dan hipertensi 1 orang (2,2%).
Berdasarkan tingkat keseringan konsumsi makanan asin, sampel yang sering mengkonsumsi makanan asin dan memiliki tekanan darah normal, 28 orang (66,7%) dan pre-hipertensi 14 orang (33,3%). Sampel yang jarang mengkonsumsi makanan asin dan memiliki tekanan darah normal, 51 orang (68%), pre-hipertensi 21 orang (28%), dan hipertensi 3 orang (4%). Sampel yang tidak mengkonsumsi
makanan asin dan memiliki tekanan darah normal, 7 orang (70%) dan pre-hipertensi 3 orang (30%).
Berdasarkan tingkat keseringan konsumsi daging, sampel yang sering mengkonsumsi daging dan memiliki tekanan darah normal, 70 orang (68,6%), pre-hipertensi 29 orang (28,4%), dan hipertensi 3 orang (2,9%). Sampel yang jarang mengkonsumsi daging dan memiliki tekanan darah normal, 14 orang (63,6%) dan pre-hipertensi 8 orang (36,4%). Sampel yang tidak mengkonsumsi daging dan memiliki tekanan darah normal, 2 orang (66,7%) dan pre-hipertensi 1 orang (33,3%).
Berdasarkan pernah tidaknya merokok, sampel yang merokok dan memiliki tekanan darah normal, 2 orang (100%). Sampel yang pernah merokok dan memiliki tekanan darah normal, 3 orang (50%), pre-hipertensi 1 orang (16,7%), dan hipertensi 2 orang (33,3%). Sampel yang tidak merokok dan memiliki tekanan darah normal, 81 orang (68,1%), pre-hipertensi 37 orang (31,1%) dan hipertensi 1 orang (0,8%).
Berdasarkan tinggal dan tidaknya di lingkungan dengan asap rokok, sampel yang tinggal di lingkungan dengan asap rokok dan memiliki
tekanan darah normal, 25 orang (62,5%), pre-hipertensi 12 orang (30%), dan hipertensi 3 orang (7,5%). Sampel yang tidak tinggal di lingkungan dengan asap rokok dan memiliki tekanan darah normal, 61 orang (70,1%) dan pre-hipertensi 26 orang (29,9%).
Berdasarkan tingkat stress, sampel yang dalam keadaan normal dan memiliki tekanan darah normal, 54 orang (62,1%), pre-hipertensi 31 orang (35,6%), dan hipertensi 2 orang (2,3%). Sampel dengan stress ringan dan memiliki tekanan darah normal, 19 orang (79,2%), pre-hipertensi 4 orang (16,7%), dan hipertensi 1 orang (4,2%). Sampel dengan stress sedang yang memiliki tekanan darah normal, 9 orang (90%) dan pre-hipertensi 1 orang (10%). Sampel dengan stress berat yang memiliki tekanan darah normal, 4 orang (80%) dan pre-hipertensi 1 orang (20%). Sampel dengan stress sangat berat yang memiliki tekanan darah pre-hipertensi, 1 orang (100%).
Tabel 15
Variabel |
Derajat Hipertensi | |||||
Normal |
Pre-Hipertensi |
Hipertensi | ||||
n |
% |
n |
% |
n |
% | |
Jenis Kelamin | ||||||
Laki-laki |
30 |
57,7 |
20 |
38,5 |
2 |
3,8 |
Perempuan |
56 |
74,7 |
18 |
24 |
1 |
1,3 |
BMI | ||||||
Berat Badan Kurang |
8 |
72,7 |
3 |
27.3 |
0 |
0 |
Normal |
52 |
73,2 |
19 |
26,8 |
0 |
0 |
Berat Badan Lebih |
15 |
78,9 |
3 |
15,8 |
1 |
5,3 |
Obesitas |
11 |
42,3 |
13 |
50 |
2 |
7,7 |
Riwayat Keluarga Hipertensi | ||||||
Ada |
40 |
72,7 |
13 |
23,6 |
2 |
3,6 |
Tidak |
46 |
63,9 |
25 |
34,7 |
1 |
1,4 |
Konsumsi Minuman Beralkohol | ||||||
Pernah |
30 |
65,2 |
13 |
28,3 |
3 |
6,5 |
Tidak |
56 |
69,1 |
25 |
30,9 |
0 |
0 |
Olahraga | ||||||
Ya |
54 |
65,9 |
26 |
31,7 |
2 |
2,4 |
Tidak |
32 |
71,1 |
12 |
26,7 |
1 |
2,2 |
Konsumsi Makanan Asin | ||||||
Sering |
28 |
66,7 |
14 |
33,3 |
0 |
0 |
Jarang |
51 |
68 |
21 |
28 |
3 |
4 |
Tidak |
7 |
70 |
3 |
30 |
0 |
0 |
Konsumsi Daging | ||||||
Sering |
70 |
68,6 |
29 |
28,4 |
3 |
2,9 |
Jarang |
14 |
63,6 |
8 |
36,4 |
0 |
0 |
Tidak |
2 |
66,7 |
1 |
33,3 |
0 |
0 |
Merokok | ||||||
Ya |
2 |
100 |
0 |
0 |
0 |
0 |
Pernah |
3 |
50 |
1 |
16,7 |
2 |
33,3 |
Tidak |
81 |
68,1 |
37 |
31,1 |
1 |
0,8 |
Tinggal di Lingkungan dengan Asap Rokok | ||||||
Ya |
25 |
62,5 |
12 |
30 |
3 |
7,5 |
Tidak |
61 |
70,1 |
26 |
29,9 |
0 |
0 |
Tingkat Stress | ||||||
Normal |
54 |
62,1 |
31 |
35,6 |
2 |
2,3 |
Stress Ringan |
19 |
79,2 |
4 |
16,7 |
1 |
4,2 |
Stress Sedang |
9 |
90 |
1 |
10 |
0 |
0 |
Stress Berat |
4 |
80 |
1 |
20 |
0 |
0 |
Stress Sangat Berat |
0 |
0 |
1 |
100 |
0 |
0 |
PEMBAHASAN
Prevalensi Hipertensi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 127 sampel dan rata – rata usia sampel antara 18 - 22 tahun, didapatkan prevalensi hipertensi sebanyak 2,4%.
Hasil penelitian ini serupa atau tidak berbeda jauh dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahajeng, E. dan Tuminah, S, dimana mereka mendapatkan prevalensi hipertensi pada sampel dengan usia 18 – 24 tahun sebanyak 7,7%.5
Faktor Risiko Hipertensi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan prevalensi hipertensi pada laki – laki sebanyak 3,8% dan perempuan 1,3%, dimana terlihat prevalensi hipertensi pada laki – laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahajeng, E. dan Tuminah, S, dimana mereka mendapatkan laki – laki lebih bermakna berisiko hipertensi 1,25 kali dibandingkan perempuan.5
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan prevalensi hipertensi kekurangan berat badan sebanyak 0%, normal sebanyak 0%, berat badan lebih sebanyak 5,3%, dan
obesitas sebanyak 7,7%, dimana dapat dilihat prevalensi hipertensi pada obesitas lebih tinggi dibandingkan dengan kategori BMI lainnya. Hasil penelitian ini juga serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahajeng, E. dan Tuminah, S, dimana mereka mendapatkan peningkatan risiko hipertensi pada obesitas lebih tinggi dibandingkan kategori BMI lainnya sebanyak 2,79 kali.5 Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori yang terdapat pada Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Guyton dan Hall yang menyatakan obesitas mempengaruhi terjadinya hipertensi.16
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan prevalensi hipertensi pada sampel yang ada riwayat keluarga dengan hipertensi sebanyak 3,6% dan yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi sebanyak 1,4%, dimana terlihat prevalensi hipertensi pada sampel yang ada riwayat keluarga dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi. Penelitian ini serupa dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh American Heart Association, dimana dinyatakan riwayat keluarga dengan
11
hipertensi mempengaruhi terjadinya hipertensi.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan prevalensi hipertensi pada sampel yang pernah mengkonsumsi minuman ber-alkohol sebanyak 6,5% dan yang tidak pernah sebanyak 0%, dimana terlihat hipertensi lebih tinggi pada sampel yang pernah mengkonsumsi minuman ber-alkohol. Hasil penelitian ini juga serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahajeng, E. dan Tuminah, S, dimana mereka mendapatkan peningkatan risiko hipertensi pada sampel yang pernah mengkonsumsi alkohol sebesar 1,12 kali.5 Hasil penelitian ini juga sesuai dengan pernyataan di Medscape yang menyatakan konsumsi alkohol berlebih mempengaruhi (1) stimulasi sistem saraf simpatis, endotel, sistem renin-angiotensin-aldosteron, insulin (atau resistensi insulin), atau kortisol; (2) menghambat bahan pembuat vaskuler relaksasi (nitric oxide); (3) deplesi kalsium atau magnesium; (4) meningkatkan kalsium intraseluler atau elektrolit lainnya di otot polos vaskuler, yang mungkin berhubungan dengan perubahan transport membran elektrolit dan (5) meningkatkan asetaldehida.17
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan prevalensi hipertensi pada sampel yang berolahraga sebanyak 2,4% dan pada yang tidak berolahraga sebanyak 2,2%, dimana di penelitian ini didapatkan prevalensi hipertensi pada sampel yang berolahraga lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak berolahraga. Hasil penelitian ini berbeda dengan teori dimana olahraga hanya meningkatkan tekanan darah selama olahraga, tapi setelah olahraga selesai tekanan darah akan menurun. Hasil penelitian ini juga berbeda dengan penelitian yang dilakukan Rahajeng, E. dan Tuminah, S, dimana mereka mendapatkan peningkatan risiko hipertensi pada sampel yang tidak berolahraga.5 Perbedaan ini mungkin disebabkan karena perbedaan jenis penelitian, dimana peneliti menggunakan jenis penelitian cross- sectional, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rahajeng, E. dan Tuminah, S. menggunakan jenis penelitian case-control.5
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tidak didapatkan prevalensi hipertensi pada sampel yang sering mengkonsumsi makanan asin, tapi ditemukan prevalensi hipertensi
12
sebanyak 4% pada sampel yang jarang mengkonsumsi makanan asin. Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahajeng, E. dan Tuminah, S, dimana mereka tidak menemukan perbedaan bermakna pada sampel yang mengkonsumsi makanan asin.5 Tapi hasil penelitian ini berbeda dengan teori yang menyatakan konsumsi garam berlebih dapat meningkatkan tekanan darah dengan beragam proses seperti yang dijelaskan di Bab II. Hal ini mugkin dikarenakan peneliti hanya mencari prevalensi saja, bukan mendalami hubungan konsumsi garam dengan tekanan darah.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan prevalensi hipertensi pada sampel yang sering mengkonsumsi daging sebanyak 2,9%, yang jarang 0% dan yang tidak juga 0%. Hasil penelitian ini serupa dengan pernyataan di artikel review milik Gonzalez, F, dkk, dimana mereka menyatakan konsumsi daging merah dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi, dikarenakan dalam daging merah terdapat carnitin yang jika diproses dalam tubuh akan mengakibatkan hiperlipidemia, yang kemudian dapat menjadi hipertensi.9
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tidak didapatkan prevalensi pada sampel yang merokok, tapi ditemukan prevalensi hipertensi pada sampel yang pernah sebanyak 33,3%. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahajeng, E. dan Tuminah, S, dimana mereka mendapatkan peningkatan risiko hipertensi pada sampel yang merokok.5 Hasil penelitian ini berbeda mungkin dikarenakan pembagian yang berbeda, dimana pada peneliti terdapat sampel yang sedang merokok, pernah merokok, dan tidak merokok. Sedangkan di penelitian yang dilakukan oleh Rahajeng, E. dan Tuminah, S, sampel hanya dibagi menjadi 2 kelompok yaitu sampel yang merokok dan tidak merokok.5 Pada teori di WebMD menyatakan asap rokok dapat menyebabkan hipertensi karena mengandung nikotin yang membuat pembuluh darah menebal dan memendek, sehingga dapat menyebabkan hipertensi.18 Penelitian ini tidak begitu berbeda dengan pernyataan di WebMD karena peneliti menemukan sampel yang hipertensi pada sampel yang pernah merokok. Jadi tidak menutup kemungkinan sampel telah terpengaruh asap rokok.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan prevalensi hipertensi pada sampel yang tinggal di lingkungan dengan asap rokok sebanyak 7,5%, lebih tinggi dibandingkan yang tidak tinggal di lingkungan dengan asap rokok, serupa dengan teori WebMD yang menyatakan perokok sekunder atau orang yang tidak merokok tapi terpapar asap rokok berisiko hipertensi karena kandungan yang terdapat dalam asap rokok.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan prevalensi hipertensi pada sampel yang memiliki stress ringan sebanyak 4,2%, lebih banyak dibandingkan yang normal, dimana ditemukan prevalensi hipertensi pada sampel yang normal sebanyak 2,3%. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahajeng, E. dan Tuminah, S, dimana mereka tidak mendapatkan sampel yang hipertensi pada sampel dalam kondisi stress.5 Penelitian ini berbeda dikarenakan perbedaan jangka waktu pengumpulan data. Penelitian ini sesuai dengan teori dari Buku Ajar Fisiologi Kedokteran dimana, seseorang dalam kondisi stress menyebabkan sistem simpatis dirangsang secara berlebihan, menimbulkan vasokonstriksi perifer di
seluruh tubuh dan timbul hipertensi akut.16
DAFTAR PUSTAKA
-
1. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta; 2013.
-
2. Madhur MS, Riaz K. Hypertension [Internet]. Medscape. 2014 [dikutip 4 Desember 2015]. Diambil dari: http://emedicine.medscape.com/a rticle/241381-overview#showall
-
3. Sutters M. Systemic Hypertension. Dalam: McPhee SJ, Papadakis MA, Rabow MW, editor. Current Medical Diagnosis & Treatment 2011. Fiftieth. United States of America: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2011. h. 416.
-
4. Nwankwo T, Yoon SS, Burt V, Gu Q. Hypertension among adults in the United States: National Health and Nutrition Examination Survey, 2011-2012. NCHS Data Brief. 2013;(133):1– 8.
-
5. Rahajeng E, Tuminah S. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di Indonesia. Maj Kedokt Indones.
2007;59(12):581–3.
-
6. Kemenkes.RI. Pusdatin
Hipertensi. Jakarta; 2014.
-
7. American Heart Association
(AHA). Understand Your Risk for High Blood Pressure [Internet]. American Heart Association (AHA). 2014 [dikutip 16 Desember 2015]. Diambil dari:
http://www.heart.org/HEARTOR G/Conditions/HighBloodPressure /UnderstandYourRiskforHighBlo odPressure/Understand-Your-Risk-for-High-Blood-
Pressure_UCM_002052_Article.j sp#.VnFrU_l97IV
-
8. Woolston C. Hypertension Risk Factors [Internet]. Health Day. 2015 [dikutip 16 Desember 2015]. Diambil dari: http://consumer.healthday.com/e ncyclopedia/high-blood-pressure-24/blood-pressure-news-70/hypertension-risk-factors-645420.html
-
9. Gonzalez F, Liu B, Machado RF, Chen J. Does Red Meat Metabolism Induce Hypertension ? Austin J Pulm Respir Med. 2015;2(1):1–3.
-
10. Hughes S. Even prehypertension increases stroke risk: meta-
analysis. Medscape Med News. 2014;
-
11. Huang Y, Cai X, Li Y, Su L, Mai W, Wang S, dkk.
Prehypertension and the risk of stroke A meta-analysis.
Neurology. AAN Enterprises; 2014;82(13):1153–61.
-
12. Chen G, McAlister FA, Walker RL, Hemmelgarn BR, Campbell NRC. Cardiovascular Outcomes in Framingham Participants With Diabetes The Importance of Blood Pressure. Hypertension. Am Heart Assoc;
2011;57(5):891–7.
-
13. Mayo Clinic. High blood pressure dangers: Hypertension’s effects on your body [Internet]. Mayo Clinic. 2014 [dikutip 19 Desember 2015]. hal. 1–2.
Diambil dari: http://www.mayoclinic.org/disea ses-conditions/high-blood-pressure/in-depth/high-blood-pressure/art-20045868
-
14. National Institutes of Health. What Are the Signs, Symptoms, and Complications of High Blood Pressure? National Heart, Lung, and Blood Institutes. 2015.
-
15. Wardana MS, Dinata IMK.
15
Tingkat Stres Siswa Menjelang Ujian Akhir Semester di SMAN 4 Denpasar. E-Jurnal Med Udayana. 2016;5(9):5–8.
-
16. Hall JE, Guyton AC. Peran Ginjal dalam Pengaturan Tekanan Arteri Jangka Panjang dan Hipertensi: Sistem Terintegrasi Pengaturan Tekanan Arteri. Guyton dan Hall Buku
Ajar Fisiologi Kedokteran. 12 ed. Singapura: Elsevier; 2014. h.
232.
-
17. Medscape. Alcohol Consumption and Hypertension. Medscape. 2001. h. 4.
-
18. WebMD. Quit Smoking for Your Heart’s Sake. WebMD. 2015. h.
-
1.
16
Discussion and feedback