HUBUNGAN ANTARA TIPE KENDARAAN DAN OBESITAS DENGAN RISIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA MAHASISWA PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI UNIVERSITAS UDAYANA
on
HUBUNGAN ANTARA TIPE KENDARAAN DAN OBESITAS DENGAN RISIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA MAHASISWA PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI UNIVERSITAS UDAYANA
I Made Kasmadi Gunawan1, Ketut Tirtayasa2 1Program Studi Pendidikan Dokter, 2Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ABSTRAK
Berkendara sepeda motor memiliki beberapa risiko terkena berbagai macam kelainan, terutama musculoskeletal disorders (MSDs). Gangguan muskuloskeletal pada pengendara sepeda motor beragam tergantung faktor-faktor pada individu masing-masing karena kelainan ini sifatnya multifaktorial. Salah satunya tipe kendaraan dan obesitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tipe kendaraan dan obesitas dengan adanya gangguan muskuloskeletal, prevalensi dan distribusi dari gangguan muskuloskeletal.Studi ini dilakukan menggunakan metode analitik cross sectional terhadap mahasiswa pengendara sepeda motor di Universitas Udayana dengan jumlah sampel 50 orang. Para sampel mengisi kuesioner data responden dan diukur Indeks Massa Tubuh, lalu diperuntukkan untuk mengisi kuesioner Nordic Body Map. Hasil penelitian didapatkan peningkatan risiko gangguan muskuloskeletal berdasarkan Nordic Body Map dari setiap kelompok tipe kendaraan dan juga dari uji analitik Chi-square didapatkan nilai p yang signifikan yaitu 0,00 (p < 0,05), uji korelasi menggunakan Spearman test menunjukkan adanya korelasi dengan besar korelasi senilai 0,661. Didapatkan pula peningkatan risiko gangguan muskuloskeletal berdasarkan Nordic Body Map dari setiap kelompok kriteria obesitas dan juga dari uji analitik Chi-square didapatkan nilai p yang signifikan yaitu 0,044 (p < 0,05), uji korelasi menggunakan Spearman test menunjukkan adanya korelasi dengan besar korelasi senilai 0,337. Untuk distribusi gangguan muskuloskeletal ditemukan daerah tersering mengalami keluhan muskuloskeletal adalah pada bagian leher, punggung, pinggang atas, pinggang bawah, dan pantat. Disimpulkan bahwa tipe kendaraan memiliki hubungan dengan gangguan muskuloskeletal. Pada motor sport lebih berisiko menderita gangguan muskuloskeletal diikuti motor bebek kemudian motor matic. Selanjutnya obesitas memiliki hubungan dengan gangguan muskuloskeletal. Pada orang dengan obesitas lebih berisiko menderita gangguan muskuloskeletal.
Kata Kunci: Obesitas, tipe kendaraan, gangguan muskuloskeletal, Nordic Body Map.
CORRELATION BETWEEN TYPE OF VEHICLE AND OBESITY WITH RISK MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) ON STUDENTSMOTORCYCLISTS IN UDAYANAUNIVERSITY
ABSTRACT
Driving a motorcycle has some risks of a variety of disorders, particularly musculoskeletal disorders (MSDs). Musculoskeletal disorders motorcyclists vary, depending on factors in each individual because multifactorial nature of this disorder. One of these, types of vehicles and obesity. The aim of this study was to determine the relationship between the type of vehicle and obesity with musculoskeletal disorders, prevalence and distribution of musculoskeletal disorders. This study was conducted using cross sectional analytical method in motorcyclists among Udayana University students with a sample size of 50 people. Respondentsfill out questionnaires Nordic Body Map and measured body mass index. The result showed an increased risk of musculoskeletal disorders based Nordic Body Map of each group of vehicle types and also of analytic Chi-square test p value significant is 0,00 (p <0.05), Spearman correlation test showed a correlation with correlation value 0.661. An increased risk of musculoskeletal disorders based Nordic Body Map of each group of criteria for obesity and also of analytic Chi-square test p valuesignificant is 0.044 (p <0.05), Spearman correlation test showed a correlation with the correlation value 0.337.Distribution of musculoskeletal disorders found most complaint areas is on the neck, back, upper waist, lower back, and buttocks. It was concluded that the type of vehicle has a relationship with musculoskeletal disorders. Motor sport at greater risk of suffering from disorders musculoskeletal then followed by motor step-through, and matic. Furthermore, obesity has a correlationwith musculoskeletal disorders. In people with obesity are more at risk to suffer musculoskeletal disorders.
Keywords: Obesity, type of vehicle, musculoskeletal disorders, Nordic Body Map.
PENDAHULUAN
Sarana transportasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia dewasa ini. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Berbagai jenis transportasi beredar dalam masyarakat dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sepeda motor menjadi kendaraan yang paling diminati oleh masyarakat terutama daerah Asia. Karena sepeda motor merupakan kendaraan kelas menengah, harganya yang terjangkau dan
efisien melihat banyaknya
kemacetan. Sepenuh apapun jalanan oleh
kendaraan, sepeda motor selalu bisa
mendapatkan celah untuk melewati kendaraan lain dan terbebas dari kemacetan. Berdasarkan statistik dari tahun 1987-2013, saat ini jumlah sepeda motor di Indonesia tercatat 84 juta unit, jauh dibandingkan jenis kendaraan lain seperti mobil tercatat 11 juta 1
unit.
Selain keuntungan yang dimiliki, berkendara sepeda motor memiliki beberapa risiko terkena berbagai macam kelainan,
terutama musculoskeletal disorders (MSDs).2Musculoskeletal disorders (MSDs) adalah gangguan yang mempengaruhi gerakan tubuh atau sistem muskuloskeletal tubuh manusia (otot, tendon, ligamen, saraf, pembuluh darah, dan lain-lain).3 Gangguan ini bisa terjadi pada berbagai macam aktivitas, salah satunya adalah dengan berkendara sepeda motor.
Keluhan nyeri pada pengendara sepeda motor beragam tergantung faktor-faktor pada individu masing-masing karena kelainan ini sifatnya multifaktorial.4Ketidakmampuan tubuh terhadap beban berkendara pada pengendara sepeda motor nantinya akan berpengaruh terhadap kelainan pada otot-otot.Bagian nyeri bisa terjadi di leher, punggung, tangan, kaki, dan lain-lain. Faktor risiko internal berupa umur, lama kerja, sedangkan faktor lingkungan kerja yaitu vibrasi, suhu.Semakin banyak faktor risiko yang memapar seseorang maka semakin tinggi seseorang berisiko untuk menderita MSDs.5
Berbagai tipe kendaraan beredar dimasyarakat dengan desain dan aspek yang ditonjolkan berbeda-beda. Tipe kendaraan memiliki desain masing masing yang menentukan postur pengendara dalam menaiki sepeda motor. Beberapa sepeda
motor didesainkurang ergonomis sehingga mempengaruhi kenyamanan pengendara. Berat badan juga berpengaruh terhadap beban yang akan ditopang tubuh saat berkendara.6Dalam tulisan ini, akan dicari hubungan antara tipe kendaraan dan obesitas dengan risikomusculoskeletal disorders pada mahasiswa pengendara sepeda motor.Hal ini penting untuk mengetahui ada hubungan tipe kendaraan dan obesitas dengan kelainan yang berpengaruh nantinya terhadap kenyamanan berkendara dan produktivitas.Dengan demikian, dapatmemberikan informasi kepada masyarakat agar tercapainya kenyamanan dalam berkendara sepeda motor.
METODE
Penelitian ini adalah penelitian analitik cross sectional. Populasi penelitian adalah mahasiswa pengendara sepeda motor di Universitas Udayana.Sampel diambil dengan teknik consecutive sampling. Sampel yang diambil pada penelitian ini harus memenuhi kriteria inklusi.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain, formulir data subjek dan kuesioner Nordic Body Map, timbangan badan, micrometer sature, meteran badan, alat tulis. Variabel penelitian terdiri atas variabel bebas tingkat
risiko menderita MSDs (Musculoskeletal Disorders), variabel terikat tipe kendaraan dan obesitas. Data penelitian dikumpulkan dengan pemeriksaan fisik pada responden berupa pengukuran IMT dan Lingkar Perut (LP), lalu mengisi kuesioner Nordic Body Map yang telah dimodifikasi.Data hasil penelitiandianalisis univariat untuk
menghitung distribusi, frekuensi,
karakteristik responden dan karakteristik setiap variabel penelitian. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui korelasi, besar nilai korelasi antara tipe kendaraan dan obesitas dengan risikoMSDs, dan prevalensi MSDs menggunakan uji Fisher Exact, uji independent-t test, danuji Spearman.
HASIL
Karakteristik Sampel Penelitian
Subjek penelitian adalah
50mahasiswa pengendara sepeda motor di Universitas Udayana yang telah memenuhi kriteria penelitian.Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2015.
Tabel 1. Karakteristik Sampel
Penelitian(n=50)
Variabel |
Frekuensi |
Persentase (%) |
Umur | ||
19 |
1 |
2,0 |
20 |
18 |
36,0 |
21 |
22 |
44,0 |
22 |
9 |
18,0 |
Jenis kelamin | ||
Laki-laki |
31 |
62,0 |
Perempuan |
19 |
38,0 |
IMT | ||
Underweight |
4 |
8,0 |
Normal |
19 |
38,0 |
Overweight |
12 |
24,0 |
Obese I |
11 |
22,0 |
Obese II |
4 |
8,0 |
Frekuensi | ||
Sangat Tinggi |
45 |
90,0 |
Tinggi |
5 |
10,0 |
Durasi | ||
Rendah |
8 |
16,0 |
Sedang |
8 |
16,0 |
Tinggi |
34 |
68,0 |
Jarak | ||
Rendah |
1 |
2,0 |
Sedang |
3 |
6,0 |
Tinggi |
36 |
72,0 |
Sangat Tinggi |
10 |
20,0 |
Tipe Motor | ||
Matic |
32 |
64,0 |
Bebek |
10 |
20,0 |
Sport |
8 |
16,0 |
Olahraga | ||
Jarang |
22 |
44,0 |
Kadang |
22 |
44,0 |
Sering |
6 |
12,0 |
Berdasarkan hasil statistik deskriptif didapatkan responden laki-laki berjumlah 31 orang (62%) dan perempuan berjumlah 19 (38%), umur mayoritas responden adalah 21 tahun (44%), sedangkan yang paling rendah adalah 19 tahun (2%).Dilihat dari Indeks Massa Tubuh kategori normal dengan persentase 38% lalu overweight sebesar 24%, obesitas grade I sebesar 22 % serta kategori berat badan kurang dan obesitas grade II sebanyak 8%. Berdasarkan frekuensi berkendara sepeda motor, kebanyakan mahasiswa hampir setiap hari mengendarai sepeda motor dengan persentase 90%, diikuti dengan kategori tinggi (3-4 kali seminggu) sebesar 5 %. Berdasarkan durasi berkendara mahasiswa dengan kategori rendah (<10 km) sebesar 16 %, kemudian mahasiswa dengan kategori sedang (1-2 jam) sebesar 16%, dan yang paling besar adalah mahasiswa dengan durasi berkendara yang tinggi (2-4 jam) sebesar 68 %. Berdasarkan jarak berkendara mahasiswa dengan jarak yang rendah (<10 km) sebesar 2%, dan mahasiwa dengan jarang sedang (10-20 km) sebesar 6 %, kemudian mahasiswa dengan jarak yang tingi (20-40 km) sebesar 72 %, serta mahasiswa dengan jarak sangat tinggi (>40 km) sebesar 20 km. Terdapat tiga jenis kendaraan yang sering digunakan oleh para
mahasiswa, pertama motor matic sebanyak 32 orang (64 %), diikuti motor bebek sebanyak 10 orang (20 %), dan ada beberapa yang menggunakan motor sport sebanyak 8 orang (16 %). Frekuensi olahraga pada mahasiswa menunjukkan bahwa sebanyak 22 orang (44 %) mahasiswa jarang (1-3 kali sebulan) berolahraga, diikuti sebanyak 22 orang (44%) mahasiswa yang kadang (1-2 kali seminggu) berolahraga, dan hanya 6 orang (12%) yang sering (>3 kali seminggu) berolahraga.
Tabel 2. Uji normalitas, Kategori IMT, Kategori Nyeri, Skor Nyeri dan Tipe Kendaraan dengan one-sample Kolmogorov-Smirnov test
Variabel |
n |
Asymp. Sig. (2-tailed) |
Kategori IMT |
50 |
0,008 |
Kategori NBM |
50 |
0,000 |
Skor NBM |
50 |
0,185 |
Tipe Kendaraan |
50 |
0,000 |
Dilakukan uji normalitas data dengan metode analitik dengan Kolmogorof-Smirnov Test.Untuk kategori IMT didapatkan distribusi data tidak normal dengan nilai p < 0,05. Pada kategori NBM didapatkan distribusi data tidak normal dengan nilai p < 0,05. Pada skor NBM didapatkan distribusi data normaldengan nilai p > 0,05. Dan yang terakhir pada tipe
kendaraan didapatkan distribusi data tidak Kruskal Wallis test karena data mengunakan normal dengan nilai p < 0,05. Penarikan skala kategorikal dan ada beberapa sebaran kesimpulan penelitian dilakukan dengan data yang tidak normal.
Tabel 3. Distribusi frekuensi keluhan muskuloskeletal mahasiswa pengendara sepeda motor di Universitas Udayana (n=50)
No |
Tidak Nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang NyeriBerat Lokasi Keluhan n % n % n % n % |
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 |
Leher bagian atas 5 10,0 15 30,0 24 48,0 6 12,0 Leher bagian bawah 8 16,0 21 42,0 17 34,0 4 8,0 Bahu kiri 26 52,0 15 30,0 5 10,0 4 8,0 Bahu kanan 24 48,0 13 26,0 12 24,0 1 2,0 Lengan kiri atas 22 44,0 19 38,0 9 18,0 0 0,0 Punggung 11 22,0 17 34,0 17 34,0 5 10,0 Lengan kanan atas 27 54,0 18 36,0 5 10,0 0 0,0 Pinggang atas 10 20,0 20 40,0 17 34,0 3 6,0 Pinggang bawah 9 18,0 22 44,0 16 32,0 3 6,0 Pantat 24 48,0 10 20,0 8 16,0 8 16,0 Siku kiri 32 64,0 17 34,0 1 2,0 0 0,0 Siku kanan 34 68,0 15 30,0 1 2,0 0 0,0 Lengan kiri bawah 29 58,0 17 34,0 4 8,0 0 0,0 Lengan kanan bawah 28 56,0 16 32,0 6 12,0 0 0,0 Pergelangan tangan kiri 28 56,0 14 28,0 8 16,0 0 0,0 Pergelangan tangan kanan 26 52,0 9 18,0 15 30,0 0 0,0 Tangan kiri 31 62,0 14 28,0 4 8,0 1 2,0 Tangan kanan 26 52,0 15 30,0 8 16,0 1 2,0 Paha kiri 36 72,0 12 24,0 2 4,0 0 0,0 Paha kanan 35 70,0 13 26,0 2 4,0 0 0,0 Lutut kiri 29 58,0 11 22,0 10 20,0 0 0,0 Lutut kanan 28 56,0 13 26,0 9 18,0 0 0,0 Betis kiri 33 66,0 7 14,0 8 16,0 2 4,0 Betis kanan 34 68,0 7 14,0 7 14,0 2 4,0 Pergelangan kaki kiri 29 58,0 17 34,0 4 8,0 0 0,0 Pergelangan kaki kanan 29 58,0 16 32,0 5 10,0 0 0,0 Kaki kiri 26 52,0 13 26,0 8 16,0 3 6,0 Kaki kanan 25 50,0 14 28,0 8 16,0 3 6,0 |
Distribusi Keluhan Muskuloskeletal
Berdasarkan Tabel 3 keluhan dengan nyeri ringan terbanyak terdapat pada pinggang atas (44 %), keluhan dengan nyeri sedang terbanyak terdapat pada leher bagian atas (48%), dan keluhan dengan nyeri berat terdapat pada bagian pantat (16%). Dari tabel di atas dapat dilihat daerah tersering mengalami keluhan muskuloskeletal adalah pada bagian leher, punggung, pinggang atas, pinggang bawah, dan pantat.
Tabel 4. Peningkatan risiko muskuloskeletal berdasarkan tipe kendaraan dan obesitas dengan menggunakan Nordic Body Map | ||
Rerata Skor NBM | ||
Matic |
42,9 | |
Tipe Kendaraan |
Bebek |
50,6 |
Sport |
67,6 | |
Non Obesitas |
45,4 | |
Obesitas |
Obesitas |
56,1 |
Dari Tabel 4 dapat dilihat terjadi peningkatan risiko muskuloskeletal dengan variabel tipe kendaraan dan obesitas. Berdasarkan tipe kendaraan risiko tertinggi dengan motor sport dengan skor 67,6 diikuti motor bebek 50,6 dan motor matic 42,9. Berdasarkan variabel obesitas, orang dengan obesitas lebih berisiko dengan skor
56,1 dibandingkan dengan orang tanpa obesitas 45,4.
Uji Statistik Analitik Hubungan Antara Tipe Kendaraan dengan Risiko Musculoskeletal Disorders pada Mahasiswa dengan Kriteria Obesitas
Pemutusan kesimpulan signifikansi diuji dengan uji non-parametric test independent sample t test yaitu Kruskal-Wallis test karena variabel data termasuk variabel numerik dengan distribusi data yang tidak normal dan kategori lebih dari dua kelompok.Analisis inferential dengan uji Kruskal-Wallis testdilakukan untuk mengetahui perbedaan rerata IMT dan tipe kendaraan dengan Musculoskeletal Disorders. Hasil analisis menunjukkan nilai p yang signifikan sebesar 0,01 (p < 0,05).
Uji analisis bivariat hubungan tipe kendaraan dengan risiko MSDs
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan prevalensi responden dengan motor matic pada kategori ringan yaitu 25 orang (89,3%) lebih besar daripada responden dengan motor bebek pada kategori ringan yaitu 3 orang (10,7%). Pada kategori sedang pengendara dengan motor bebek yaitu 7 orang (43,8%) lebih besar daripada pengendara motor matic yaitu 6 orang (37,5%) dan pengendara motor
sportyaitu 3 orang (18,8%). Pada kategori berat pengendara motor sport sebanyak 5
orang (83,3%) lebih besar daripada pengendara sepeda motor bebek dan mati
Tabel 5. Prevalensi tipe kendaraan dengan risiko menderita gangguan muskuloskeletal
Tipe Kendaraan |
Total | |||||
Matic |
Bebek |
Sport | ||||
Ringan |
Count |
25 |
3 |
0 |
28 | |
% within Kategori Nyeri |
89,3% |
10,7% |
0,0% |
100,0% | ||
Gangguan |
Sedang |
Count |
6 |
7 |
3 |
16 |
Muskuloskeletal |
% within Kategori Nyeri |
37,5% |
43,8% |
18,8% |
100,0% | |
Berat |
Count |
1 |
0 |
5 |
6 | |
% within Kategori Nyeri |
16,7% |
0,0% |
83,3% |
100,0% | ||
Total |
Count |
32 |
10 |
8 |
50 | |
% within Kategori Nyeri |
64,0% |
20,0% |
16,0% |
100,0% |
Tabel 6.CrosstabsChi-square test tipe kendaraan dengan risiko menderita gangguan muskuloskeletal.
Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 0,000
Perbedaan proporsi tersebut telah diuji signifikansinya denganuji analisis bivariat Chi-squre nilai fisher exact didapatkan hasil dari analisis data SPSS nilai p sebesar 0,00 (p<0,05). Hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara tipe kendaraan dengan risiko menderita gangguan muskuloskeletal.
Uji korelasi tipe Kendaraan dengan risiko MSDs
Uji korelasi yang digunakan adalah uji Spearman. Terdapat hubungan antara tipe kendaraan dengan risiko menderita gangguan muskuloskeletal pada mahasiswa pengendara sepeda motor di Universitas Udayana dengan besar korelasi/hubungannya senilai 0,661.
Tabel 7. Uji korelasi Spearman variabel tipe kendaraan dengan risiko menderita gangguan muskuloskeletal
Risiko Muskuloskeletal |
Tipe Kendaraan | |||
Risiko |
Correlation |
1,000 |
0,661 | |
Spearman's rho |
Muskuloskeletal |
Coefficient | ||
Tipe Kendaraan |
Correlation Coefficient |
0,661 |
1,000 |
Uji analisis bivariat hubungan obesitas dengan risiko MSDs
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kategori gangguan muskuloskeletal rendah, pada obesitas sebanyak 5 orang (17,9%) dan pada orang tanpa obesitas sebanyak (82,1%). Kategori
gangguan muskuloskeletal sedang pada orang dengan obesitas sebanyak 6 orang (37,5%) dan pada orang tanpa obesitas sebanyak 10 orang (62,5%). Kategori gangguan muskuloskeletal berat pada orang obesitas sebanyak 4 orang (66,7%) dan pada orang tanpa obesitas sebanyak 2 orang (33,3%)
Tabel 8. Prevalensi obesitas dengan risiko menderita gangguan muskuloskeletal
IMT |
Total | |||||
TIDAK OBESITAS |
OBESITAS | |||||
Count |
23 |
5 |
28 | |||
Ringan |
% within Nyeri |
Kategori |
82,1% |
17,9% |
100,0% | |
Gangguan Muskuloskeletal |
Count |
10 |
6 |
16 | ||
Sedang |
% within Nyeri |
Kategori |
62,5% |
37,5% |
100,0% | |
Count |
2 |
4 |
6 | |||
Berat |
% within Nyeri |
Kategori |
33,3% |
66,7% |
100,0% | |
Count |
35 |
15 |
50 | |||
Total |
% within Nyeri |
Kategori |
70,0 % |
30,0% |
100,0% |
Tabel 9.CrosstabsChi-square test obesitas dengan risiko menderita gangguan muskuloskeletal
Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 0,044
Perbedaan proporsi tersebut telah diuji signifikansinya dengan uji analisis bivariat Chi-squre nilai fisher exact didapatkan hasil dari analisis data SPSS nilai p sebesar 0,00 (p<0,05). Hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara
obesitas dengan risiko menderita gangguan muskuloskeletal.
Uji korelasi obesitas dengan risiko MSDs
Uji korelasi yang digunakan adalah uji Spearman. Terdapat hubungan antara obesitas dengan risiko menderita gangguan muskuloskeletal pada mahasiswa
pengendara sepeda motor di Universitas Udayana dengan besar korelasi/hubunganya senilai 0,337.
Tabel 10. Uji korelasi Spearman variabel obesitas dengan risiko menderita gangguan muskuloskeletal
Risiko Muskuloskeletal |
IMT | |||
Spearman's rho |
Risiko Muskuloskeletal |
Correlation Coefficient |
1,000 |
0,337 |
IMT |
Correlation Coefficient |
0,337 |
1,000 |
PEMBAHASAN
Musculoskeletal Disorders
Berkendara sepeda motor memiliki beberapa risiko terkena berbagai macam kelainan, terutama musculoskeletal
disorders (MSDs).7Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap rasa sakit adalah lama duduk, postur yang buruk, paparan getaran seluruh tubuh, panjang waktu mengemudi, stres, dan faktor psikososial lainnya.8MSDs terjadi apabila adanya paparan terus menerus yang disebabkan oleh frekuensi dan durasi waktu yang lama
dari usaha otot dalam menerima beban statis. Selain itu, MSDs dapat muncul karenaadanya aktivitas berat dan 9
pergerakan yang tak terduga.
Daerah tersering mengalami mengalami keluhan muskuloskeletal adalah pada bagian leher, punggung, pinggang atas, pinggang bawah, dan pantat. Hal ini karena pada saat berkendara sepeda motor, beban tubuh lebih banyak ditopang oleh otot dan tulang bagian vertebra, maka dari itu
keluhan pada leher, punggung, pinggang, dan pantat sering terjadi.
Hubungan antara obesitas dengan risiko menderita gangguan muskuloskeletal
Kegemukan berpengaruh buruk terhadap kesehatan tubuh dan telah dibuktikan dengan penelitian klinis.Obesitas selain memicu penyakit metabolis juga dapat meningkatkan risiko mengalami kelainan muskuloskeletal. Obesitas dapat menimbulkan gangguan pernapasan dan sesak napas, hal ini karena adanya penimbunan lemak yang berlebihan dibawah dinding thorax dan diafragma bisa menekan paru-parumeskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernapasan dapat menyebabkan terhambatnya jalan pernapasan pada saat tertentu (tidur apneu) dan mengakibatkan penderita sering merasa mengantuk pada siang hari.10Dalam keadaan mengantuk biasanya tubuh menjadi lemah dan ketika hendak mengangkat beban biasanya tekanan pada pinggang sangat berat.11Tonus otot abdomen lemah disebabkan oleh berat badan yang berlebihan (overweight / obesitas), hal ini merupakan risiko terjadinya gangguan muskuloskeletal.12 Selain itu, orang dengan obesitas lebih berisiko gangguan muskuloskeletal karena
beban tubuh yang meningkat, sehingga otot harus bekerja keras untuk menopang berat badan tubuh, ditambah dengan berkendara sepeda motor tubuh dalam posisi statis, tanpa adanya pelemasan otot.
Hubungan antara tipe kendaraan dengan risiko menderita gangguan muskuloskeletal
Tipe kendaraan berkaitan dengan kaidah-kaidah ergonomi demi kenyamanan dalam berkendara. Setiap kendaraan didesain tidak selalu memenuhi kaidah ergonomi sehingga dapat menimbulkan berbagai gangguan pada tubuh manusia, salah satunya gangguan muskuloskeletal. Ergonomi diperlukan untuk peningkatan kenyamanan manusia danmenghindari risiko-risiko tertentu.9Banyak orang belum menyadari betapa pentingnya aspek ergonomi dalam kehidupan manusia. Beberapa produk hasil pabrik seperti, sepeda motor, meja, dan lain-lain. Bisa dikatakan jauh dari kaidah-kaidah ilmu ergonomi, sehingga dapat menimbulkan risiko-risiko tertentu seperti, MSDs. Pemahaman tentang ergonomi ini sangat diperlukan untuk mencegah penyakit-penyakit yang berkaitan dengan penggunaan produk yang kurang ergonomis.
Terdapat beragam desain sepeda motor beredar dalam masyarakat, namun banyak dari masyarakat yang tidak memperhatikan risiko-risiko apabila desain kendaraan kurang memenuhi kaidah ergonomi. Kebanyakan desain sepeda motor lebih mengutamakan faktor kesan (impression) dibandingkan faktor fungsionalnya, sehingga tidak sedikit jumlah kecelakaan kerja yang tidak dikehendaki terjadi.13Berkendara sepeda motor berisiko terhadap gangguan muskuloskeletal karena beban kerja saat duduk lebih besar daripada saat berdiri, ditambah dengan posisi statis dengan durasi yang cukup lama.14Dari penelitian ini diperolehadanya hubungan antara tipe kendaraan (matic, bebek, sport) terhadap gangguan muskuloskeletal dengan nilai p <0,05. Terdapat korelasi yang kuat antara tipe kendaraan dengan gangguan muskuloskeletal dengan besar korelasi/hubungannya senilai 0,661. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada motor sport terdapat peningkatan risiko gangguan muskuloskeletal lebih besar, dibandingkan motor bebek dan matic.Hal ini didukung oleh penelitian Chandra dkk yang melakukan penelitian mengenai kesesuaian desain sepeda motor dengan antropometri orang Indonesia dilihat dari
segi tinggi jok, tinggi stang, dan lebar stang.Pada motor matic menunjukkan kesesuaian dengan antropometri orang Indonesia. Tinggi jok sebesar 72 cm, tinggi stang sebesar 97,5 dan lebar stang sebesar 65,5 cm adalah nilai yang memiliki kesesuaian dengan antropometri orang Indonesia.13Hal ini berkaitan dengan gangguan muskuloskeletal yang terjadi, semakin tidak sesuai desain sepeda motor dengan antropometri orang Indonesia, maka semakin meningkat risiko gangguan muskuloskeletal yang terjadi.
SIMPULAN
Terdapat hubungan yang bermakna signifikan karena nilai p < 0,05 dan berbanding lurus dengan nilai korelasi 0,661 dengan interpretasi korelasi yang besar antara tipe kendaraan dengan risiko menderita gangguan muskuloskeletal. Terdapat hubungan yang bermakna signifikan karena nilai p < 0,05 dan berbanding lurus dengan nilai korelasi 0,337 dengan interpretasi korelasi yang besar antara obesitas dengan risiko menderita gangguan muskuloskeletal.
DAFTAR PUSTAKA
-
1. BPS. (2012-2013). Kendaraan
Bermotor dan Jenis Kendaraan. Tanggal akses 23 Desember 2014. Diunduh dari :http://bali.bps.go.id.
-
2. Akinpelu A O, Oyewole O O, Odole A C, Olukoya R O. Prevalence of Musculoskeletal Pain and Health seeking Behaviour among Occupational Drivers in Ibadan, Nigeria.Dalam :Afr. J. Biomed. Res. 2011;14:89–94.
-
3. CDC. (2014). Ergonomics and Musculoskeletal Disorders. Tanggal
akses 23 Desember 2014. Diunduh dari :http://www.cdc.gov.
-
4. Conrad M O, Marklin R W. Evaluation of Forearm Muscle Fatigue from Operating a Motorcycle Clutch. J Ergonomics. 2014. Hal. 2165-7556
-
5. Grozdanović M. Human Activity and Musculoskeletal Injuries And
Disorders. Medicine and Biology. 2002; 9: 150 – 156
-
6. Greenspan. Obesity and Overweight. Dalam: Greenspan’s Bacis and Clinical Endocronology 8th Edition. America. The McGraw-Hill Companies Inc. 2006. Hal. 796-816.
-
7. Karmegan K, Ismail M Y, Sapuana S M, Ismail N, Shamsul M T, Shuibd S, Seetha P. A Study On Motorcyclist’s Riding Discomfort In Malaysia.Dalam :Engineering e-Transaction. 2009. Vol 4 : 39-46.
-
8. Hendra, dan Octarisya M. Keluhan Musculokeletal Disorders (MSDS) Pada Aktivitas Manual Handling Pekerja Jasa Pengiriman Barang. National Conference On Applied Ergonomics. 2010
-
9. Rozana F, Adiatmika I P G. Tingkat
Kelelahan dan Keluhan
Muskuloskeletal pada Penjahit di Kota Denpasar Provinsi Bali. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana.2013
-
10. Soegondo S. Obesitas. Dalam: Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FKUI. 2006. Hal. 1919-1923.
-
11. Moore K L, Agur A M R. Introduction to Clinical Anatomy. Dalam :Essential Clinical Anatomy, 3rd Edition. Toronto : Lippincott Williams & Wilkins. 2007; 9: 1-24
-
12. Kantana P. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keluhan Low Back Pain pada Kegiatan Mengemudi Tim Ekspedisi PT Enseval Putera Megatrading Jakarta Tahun 2010. Skripsi. Jakarta: Program Studi
Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.2010
-
13. Chandra T, Yudianto W, Gozali J. Perancangan Sepeda Motor Jenis Bebek yang Ergonomis dengan Menggunakan Data Antropometri Orang Indonesia. Skripsi. Bandung. Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen
Maranatha.2005
-
14. Najoan H, Baskoro J. Produktivitas Kerja dan Kaitan dengan Desain Ditinjau dari Segi Ergonomi.
Tanggerang. Universitas Pelita
Harapan.2007
13
Discussion and feedback