PREVALENSI BURUH BANGUNAN DENGAN KETERGANTUNGAN NIKOTIN DI KELURAHAN SEMINYAK KECAMATAN KUTA KABUPATEN BADUNG BALI 2013
on
ISSN: 2303-1395
E-JURNAL MEDIKA, VOL. 5 NO.4, APRIL, 2016
PREVALENSI BURUH BANGUNAN DENGAN KETERGANTUNGAN NIKOTIN DI KELURAHAN SEMINYAK KECAMATAN KUTA KABUPATEN BADUNG BALI 2013
Ni Nyoman Mas Utari Rena, I G. K. Nyoman Arijana
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana masutarirena@gmail.com
ABSTRAK
Pendahuluan: Perilaku merokok sering dijumpai pada masyarakat Indonesia, baik di kalangan remaja maupun dewasa. Rokok memiliki kekuatan adiksi yang terbilang besar akibat senyawa nikotin yang terkandung di dalamnya. Buruh bangunan merupakan salah satu populasi yang memiliki factor resiko cukup besar untuk merokok dan mengalami ketergantungan nikotin. Studi ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi buruh bangunan dengan ketergantungan nikotin di Kelurahan Seminyak, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung Tahun 2013.
Metode: Studi ini melibatkan 35 orang responden buruh bangunan yang merokok secara reguler di sebuah proyek hotel Double Six di Kelurahan Seminyak. Responden diberikan kuesioner Fargerstrom Test for Nicotine Dependence (FTND) untuk mengetahui tingkat ketergantungannya terhadap nikotin. Hasil: Berdasarkan hasil skor FTND dari 35 sampel buruh bangunan, terdapat 29% yang mengalami ketergantungan nikotin ringan, 40% mengalami ketergantungan nikotin sedang, dan 31% mengalami ketergantungan nikotin berat.
Simpulan: Dalam studi ini terdapat beberapa kelemahan, misalnya jumlah sampel yang dapat dikumpulkan sedikit akibat waktu dan biaya penelitian yang terbatas. Maka dari itu perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan variabel yang lebih spesifik, agar dapat digunakan sebagai pedoman dalam melakukan upaya penurunan ketergantungan nikotin pada masyarakat, khususnya populasi buruh bangunan.
Kata kunci: rokok, ketergantungan nikotin, nikotin, Fagerstrom Test for Nicontine Dependence (FTND).
PREVALENCE OF CONSTRUCTION WORKERS WITH NICOTINE ADDICTION IN SEMINYAK KUTA BADUNG REGENCY BALI 2013
ABSTRACT
Background: Smoking behavior is one big common mistake in Indonesian society, both among adolescents and adults. Cigarettes causes addiction, as the result of nicotine compounds inside it. Construction workers is the highest populations that have nicotine dependence. This study aims to know the prevalence of a construction worker with nicotine dependence in the village of Seminyak, Kuta District, Badung regency in 2013.
Method: The study involved 35 construction workers who smoked regularly at a hotel project in Double Six Seminyak. Responden given questionnaires: Fargerstrom Test for Nicotine Dependence (FTND) to determine the level of dependence on nicotine.
Result: Based on the results of 35 FTND samples, there are 29% who experienced a mild nicotine dependence, 40% had moderate nicotine dependence, and 31% experienced severe nicotine dependence.
Conclusion: In this study, there are some drawback, such as the number of samples that can be collected is to small to respesent the whole populaton. So there is a need for further research with more samples and more specific variables, to be used as a guide in its efforts to reduce nicotine dependence in the community, especially the population of construction workers.
Keywords: smoking, nicotine dependence, nicotine, Fagerstrom Test for Nicontine Dependence (FTND)
PENDAHULUAN Merokok adalah suatu kegiatan atau
aktivitas membakar tembakau kemudian
1
menghisap asapnya baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa.1 Aktivitas merokok sering dijumpai pada masyarakat Indonesia, baik di kalangan remaja maupun dewasa. Jika dilihat dari berbagai sudut pandang, perilaku merokok sangat merugikan individu yang bersangkutan maupun orang-orang di sekitarnya. Dari sudut pandang kesehatan, pengaruh bahan-bahan kimia yang terkandung dalam rokok seperti nikotin, CO (karbon monoksida), dan tar akan memacu kerja dari susunan saraf pusat dan susunan saraf simpatis sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak jantung bertambah cepat, menstimulasi kanker dan berbagai penyakit yang lain seperti penyempitan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, jantung, paru-paru, dan bronchitis kronis (Kaplan dkk, 1993).2,3 Selain untuk perokok yang bersangkutan, asap rokok juga sangat berbahaya untuk orang di sekelilingnya. Perokok pasif akan menerima efek asap rokok pada kesehatannya.
Rokok memiliki kekuatan adiksi yang terbilang besar. Dengan merokok dikatakan dapat mengurangi ketegangan, memudahkan berkonsentrasi, pengalaman yang menyenangkan, serta relaksasi. Orang yang terlanjur memiliki kebiasaan merokok, cenderung sulit untuk menghentikannya sehingga akan menjadi ketergantungan. Ketergantungan ini dipersepsikan sebagai kenikmatan yang memberikan kepuasan secara psikologis. Hal ini disebabkan oleh salah satu zat yang terkandung dalam rokok yang bersifat adiktif, yaitu nikotin.4 Nikotin adalah komponen aktif farmakologis yang utama dari tembakau, Nikotiana tabacum. Nikotin berbentuk cairan berminyak yang higroskopik, bercampur dengan air baik dalam bentuk basa bebas atau dalam bentuk garammnya.5 Jika ketergantungan nikotin ini dihentikan secara tiba-tiba, akan dapat menimbulkan stress pada orang tersebut.4
Hampir semua masyarakat mengetahui bahaya merokok, apalagi di setiap iklan dan bungkus rokok tercantum peringatan bahaya rokok terhadap kesehatan. Walaupun demikian, jumlah perokok setiap tahunnya tidak juga berkurang. Berdasarkan konsumsi rokok, Indonesia adalah negara kelima dengan jumlah konsumsi rokok terbesar di dunia setelah China, Amerika Serikat, Rusia, dan Jepang, yaitu sebanyak 240 milyar batang pada tahun 2007.6 Sedangkan berdasarkan jumlah perokok, Indonesia adalah negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah China dan India.7 Menurut hasil survei yang dilakukan Survei Sosial Ekonomi (Susenas) pada tahun 1995, 2001, dan 2004, serta Riskesdas pada tahun 2007, berdasarkan kelompok umur, selama tahun 1995-2007 terjadi peningkatan prevalensi merokok di Indonesia. Peningkatan prevalensi yang tertinggi ditemukan pada kelompok usia 10-14 tahun, yaitu dari 0,3% menjadi 2,0% yang meningkat hampir 7 kali lipat selama kurun waktu 12 tahun. Hal ini sangat memprihatinkan untuk Indonesia karena semakin tingginya angka kejadian meerokok yaitu pada jenjang usia paling muda.8,9
Data lain yang didapatkan pada survei yang dilakukan oleh Survei Sosial Ekonomi (Susenas) pada tahun 1995, 2001, dan 2004, serta Riskesdas pada tahun 2007 adalah terjadinya peningkatanprevalensi merokok pada laki-laki dari tahun ke tahun. Prevalensi merokok laki-laki dewasa (>15 tahun) meningkat dari 62,2% pada tahun 2001 menjadi 65,6% pada tahun 2007. Menurut hasil survei yang dilakukan Riskesdas, bila dibandingkan hasil survey pada tahun 1995 dan 2007, hampir semua provinsi di Indonesia mengalami kenaikan prevalensi merokok, kecuali di provinsi Bali. Pada tahun 2007 tercatat prevalensi perokok usia >15 tahun di provinsi Bali adalah 28,4%. Sedangkan provinsi Bengkulu menempati posisi tertinggi, yaitu 38,7%. Hasil
survei Susenas dan Riskesdas juga menunjukkan prevalensi perokok tidak sekolah/tidak tamat SD meningkatselama periode tahun 2004-2007 dari 31,2% menjadi 35,4%. Sedangkan berdasarkan status pekerjaan, perokok yang bekerja mengkonsumsi rokok lebih banyak dibandingkan yang tidak bekerja.8,9
Berdasarkan uraian di atas, angka prevalensi merokok lebih besar pada kelompok masyarakat dengan tingkat pendidikan yang rendah serta sudah bekerja, hal ini sangat sesuai pada kelompok buruh yang rata-rata memiliki pendidikan rendah dan jam bekerja yang panjang sehingga diprediksi mengalami ketergantungan nikotin. Berdasarkan hal itu, peneliti melakukan penelitian deskriptif terhadap prevalensi buruh bangunan dengan ketergantungan nikotin di Kelurahan Seminyak, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung. Peneliti memilih Kelurahan Seminyak sebagai lokasi penelitian karena terdapat proyek hotel di daerah tersebut yang memperkerjakan banyak buruh bangunan.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada proyek Hotel Double Six di Kelurahan Seminyak, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung selama dua hari dari tanggal 19 sampai 20 November 2013.
Rancangan Penelitian
Penelitian deskriptif untuk memperoleh gambaran umum mengenai prevalensi buruh bangunan dengan ketergantungan nikotin berdasarkan poin kuesioner Fargerstrom Test for Nicotine Dependence (FTND).
Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah buruh bangunan di Kelurahan Seminyak, Kecamatan
Kuta, Kabupaten Badung yang secara reguler merokok dalam kurun waktu tertentu.
Besar dan Cara Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel pada buruh bangunan di Kelurahan Seminyak, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung dilakukan dengan teknik snowball sampling. Pengambilan sampel dengan teknik ini dilakukan dengan menentukan sampel pertama sesuai kriteria, kemudian sampel berikutnya ditentukan berdasarkan informasi dari sampel pertama, sampel ketiga ditentukan berdasarkan informasi dari sampel kedua, dan seterusnya sampai didapatkan 35 sampel.
Responden
Sampel buruh bangunan di Kelurahan Seminyak yang terpilih selanjutnya ditetapkan sebagai responden. Untuk memperoleh informasi terkait ketergantungan nikotin, responden diberikan kuesioner sebagai gambaran mengenai pengalaman merokok responden selama kurun waktu tertentu.
Variabel Penelitian
-
1. Umur
-
2. Jenjang Pendidikan
-
3. Suku
Definisi Operasional Variabel
-
1. Umur : diperoleh melalui kuisoner yang diberikan untuk mengetahui kebiasaan merokok berdasarkan umur
-
2. Jenjang Pendidikan : diperoleh melalui kuesioner yang diberikan untuk mengetahui kebiasaan merokok berdasarkan Jenjang Pendidikan.
-
3. Suku : diperoleh melalui kuesioner yang diberikan untuk mengetahui kebiasaan merokok berdasarkan asal daerah yang berkaitan dengan pengaruh lingkungan dan demografi wilayah.
3
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan laporan hasil penelitian ini adalah pemberian kuesioner. Pemberian kuesioner dilakukan pada tiga puluh lima responden yang telah memenuhi kriteria sebagai berikut: (1). Responden adalah orang yang secara aktif bekerja sebagai buruh bangunan di Kelurahan Seminyak, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, (2). Responden adalah orang yang secara aktif merokok setiap hari dalam kurun waktu tertentu, (3). Bersedia dan dapat memberikan informasi secara tepat dan benar. Berdasarkan kriteria tersebut di dapat 35 responden yang terlampir pada kuesioner hasil pengamatan.
Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis melalui tiga tahapan yaitu tahapan intuitif, analisis dan deskriptif. Pada tahapan intuitif, penulis mengeksplorasi pengalaman responden yang merokok secara aktif. Pada tahap analisis, penulis mengidentifikasi pengalaman responden tentang efek yang dirasakan setelah merokok berdasarkan pembagian kuesioner. Berdasarkan dari hasil analisis, pada tahap deskriptif disususun narasi yang mendalam mengenai fenomena yang dialami oleh responden.
HASIL PENELITIAN
Data Demografi
Merokok merupakan salah satu gaya hidup yang berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Individu yang mulai mencoba merokok saat remaja cenderung akan mengalami ketergantungan dan menjadi seorang perokok hingga dewasa. Merokok merupakan perilaku yang tidak asing lagi di kalangan masyarakat Indonesia. Ada beberapa hal yang mempengaruhi meningkatnya angka
prevalensi perokok di Indonesia. Pada penelitian ini difokuskan pada faktor pendidikan, etnis, serta lingkungan sosial dari responden. Usia responden berkisar antara 17 sampai 48 tahun dengan latar belakang pendidikan yang rata-rata menengah. Sebagian besar responden merupakan penduduk pendatang dari Pulau Jawa, Lombok, dan Kalimantan. Hanya sedikit yang merupakan penduduk asli Bali. Tabel 1 menunjukan data demografi hasil penelitian terhadap 35 orang responden.
Tabel.1 Data Demografi Buruh Bangunan dengan Ketergantungan nikotin di Kelurahan Seminyak, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung pada Tahun 2013
Nama |
Umur (tahun) |
Pendidikan terakhir |
Suku |
MS |
17 |
SMP |
Jawa |
RK |
32 |
SMP |
Jawa |
HR |
17 |
SMK |
Jawa |
AN |
25 |
SMA |
Jawa |
RF |
22 |
Sarjana |
Kalimantan |
NN |
33 |
SMA |
Lombok |
AC |
25 |
SMA |
Batak |
SN |
26 |
Diploma |
Lombok |
AZ |
28 |
SMA |
Lombok |
ES |
26 |
Sarjana |
Jawa |
HT |
29 |
SMA |
Lombok |
AG |
31 |
SMP |
Jawa |
OZ |
20 |
SMA |
Lombok |
DR |
21 |
SMA |
Sunda |
MZ |
19 |
SMA |
Lombok |
MK |
30 |
SMA |
Jawa |
IR |
29 |
SD |
Lombok |
AN |
24 |
SMP |
Jawa |
NK |
22 |
SMP |
Jawa |
SH |
37 |
SMP |
Jawa |
FK |
20 |
SMA |
Jawa |
JH |
19 |
Diploma |
Jawa |
HS |
38 |
SMA |
Lombok |
FA |
24 |
SMA |
Jawa |
NH |
22 |
SMP |
Jawa |
MT |
17 |
SMP |
Jawa |
AZ |
25 |
SMP |
Lombok |
NS |
48 |
SMA |
Jawa |
FY |
19 |
SMA |
Jawa |
MS |
31 |
SMA |
Bali |
AN |
25 |
SMP |
Jawa |
BD |
30 |
SMA |
Jawa |
AR |
20 |
SMA |
Jawa |
SP |
28 |
SMP |
Lombok |
TN |
22 |
SD |
Jawa |
Hasil pembagian kuesioner terhadap 35 sampel buruh bangunan yang telah dilaksanakan di Kelurahan Seminyak, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung pada tanggal 19-20 November 2013 didapatkan data-data sebagai berikut:
Tabel 2. Deskripsi Data Buruh Bangunan
Kriteria |
Jumlah (%) |
Kelompok Usia: | |
10-19 tahun |
6 orang (17%) |
20-29 tahun |
20 orang (57 %) |
30-39 tahun |
8 orang (23 %) |
40-49 tahun |
1 orang (3 %) |
Pendidikan Terakhir: | |
SD |
2 orang (6 %) |
SMP |
11 orang (31%) |
SMA/sederajat |
18 orang (51 %) |
Diploma |
2 orang(6 %) |
Sarjana |
2 orang (6%) |
Etnis/Suku: | |
Penduduk etnis Bali |
1 orang (3 %) |
Penduduk etnisLombok |
10 orang (29%) |
Penduduk etnis Jawa |
21 orang (60%) |
Penduduk etnis Sunda |
1 orang (3%) |
Penduduk etnis Kalimantan |
1 orang (3%) |
Penduduk etnis Batak |
1 orang (3%) |
Tabel 3. Data Skor FTND Buruh Bangunan dengan Ketergantungan nikotin di Kelurahan Seminyak, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung pada Tahun 2013
5
No. |
Nama |
FTND (point) |
Kategori |
1 |
MS |
5 |
Sedang |
2 |
RK |
7 |
Berat |
3 |
HR |
1 |
Ringan |
4 |
AN |
7 |
Berat |
5 |
RF |
7 |
Berat |
6 |
NN |
6 |
Sedang |
7 |
AC |
4 |
Sedang |
8 |
SN |
1 |
Ringan |
9 |
AZ |
2 |
Ringan |
10 |
ES |
8 |
Berat |
11 |
HT |
1 |
Ringan |
12 |
AG |
8 |
Berat |
13 |
OZ |
6 |
Sedang |
14 |
DR |
3 |
Ringan |
15 |
MZ |
6 |
Sedang |
16 |
MK |
2 |
Ringan |
17 |
IR |
8 |
Berat |
18 |
AN |
7 |
Berat |
19 |
NK |
6 |
Sedang |
20 |
SH |
6 |
Sedang |
21 |
FK |
6 |
Sedang |
22 |
JH |
5 |
Sedang |
23 |
HS |
5 |
Sedang |
24 |
FA |
3 |
Ringan |
25 |
NH |
3 |
Ringan |
26 |
MT |
4 |
Sedang |
27 |
AZ |
9 |
Berat |
28 |
NS |
2 |
Ringan |
29 |
FY |
5 |
Sedang |
30 |
MS |
7 |
Berat |
31 |
AN |
5 |
Sedang |
32 |
BD |
7 |
Berat |
33 |
AR |
3 |
Ringan |
34 SP 8 Berat
35 TN 4 Sedang
Prevalensi Tingkat Ketergantungan Nikotin Pada Buruh Bangunan di Kelurahan Seminyak, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung
Dilakukan pengelompokan tingkat ketergantungan nikotin ke dalam kategori berdasarkan skor FTND yang diperoleh dari masing-masing sampel. Hasil penilaian skor FTND dibagi menjadi 3 kategori. Untuk skor FTND <4: termasuk dalam kategori ketergantungan nikotin ringan; skor FTND 4-6: termasuk kategori ketergantungan nikotin sedang; dan skor FTND 710: termasuk kategori ketergantungan nikotin berat. Dari hasil perhitungan terhadap data dari 35 sampel buruh bangunan yang diperoleh, didapatkan prevalensi sebagai berikut:
Ketergantungan nikotin ringan : 10 orang (29%) Ketergantungan nikotin sedang : 14 orang (40%) Ketergantungan nikotin berat : 11 orang (31%)
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan pada populasi buruh bangunan di Kelurahan Seminyak, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung yang dilakukan selama 2 hari pada tanggal 19-20 November 2013. Semuanya responden berjenis kelamin laki-laki, dengan rentang usia antara 17 sampai 48 tahun. Kelompok usia 20-29 tahun sebanyak 20 orang (57%). Kelompok usia 10-19 tahun sebanyak 6 orang (17%), kelompok usia 30-19 tahun sebanyak 8 orang, dan kelompok usia 40-49 tahun sebanyak 1 orang (3%).
Responden sebagian besar berasal dari luar Bali/penduduk pendatang. Responden yang berasal dari etnis Jawa berjumlah 21 orang (60%), etnis Lombok berjumlah 10 orang (29), etnis Kalimantan berjumlah 1 orang (3%), etnis Batak berjumlah 1 orang (3%), etnis Sunda berjumlah 1 orang (3%),
dan etnis Bali hanya berjumlah 1 orang (3%). Sehingga total responden yang merupakan penduduk yang berasal dari luar daerah Bali/penduduk pendatang adalah sebanyak 34 orang responden (97%).
Jenjang pendidikan responden rata-rata sampai pada tingkat menengah, dengan pembagian: pendidikan sarjana berjumlah 2 orang (6%), diploma berjumlah 2 orang (6%), SMA/sederajat 18 orang (51%), SMP 10 orang (31%), dan SD berjumlah 2 orang (6%).
Hasil perhitungan skor kuesioner FTND berkisar antara 1 sampai 9. Hasil tersebut dikelompokkan ke dalam tiga kategori berdasarkan hasil skor FTND. Sebanyak 10 orang responden (29%) termasuk kategori ringan, 14 orang responden (40%) termasuk kategori sedang, dan 11 orang (31%) termasuk kategori berat.
Hasil seupa didapatkan pada studi yang dilakukan di India, dimana responden yang diambil adalah laki laki berumur 18 sampai 60 tahun dari 4 komunitas yang dipilih secara acak di daerah Thiruvananthapuram district. Ketergantungan nikotin level moderate juga ditemukan pada pada studi ini.10
Studi prevalensi ketergantungan nikotin di Amerika Serikat, prevalensi ketergantungan nikotin berat berkisar antasa 23% sampai 63,6%. Ketergantungan nikotin berat secara signifikan berhubungan dengan jenis kelamin laki-laki, single, usia 45-64 tahun caucasian, edukasi rendah, kurangnya asuransi kesehatan, tidak bekerja, mempunyai penyakit comorbid respiratory atau cardiovascular, penyakit diabetes, kejiwaan, serta jarang berolahraga.11
SIMPULAN
Hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan sebagian besar populasi buruh bangunan di Kelurahan Seminyak, Kecamatan
6
Kuta, Kabupaten Badung mengalami
ketergantungan nikotin yang cukup tinggi. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya:
-
1. Pekerjaan buruh bangunan yang kira-kira mencapai 12 jam per hari.
-
2. Pengaruh sosial di kalangan sesama buruh bangunan.
-
3. Tingkat pendidikan yang termasuk dalam menengah ke bawah.
SARAN
Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan, mulai dari jumlah sampel yang sedikit, waktu serta biaya penelitian yang terbatas, dan kurangnya tes yang lebih spesifik. Maka peneliti mempunyai saran sebagai berikut:
-
1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel lebih banyak dengan tempat penelitian yang lebih luas atau bervariasi dan waktu yang lebih banyak.
-
2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut dengan variabel yang lebih spesifik.
-
3. Perlu diberikan perhatian khusus seperti edukasi perubahan gaya hidup pada populasi yang memiliki ketergantungan nikotin tinggi yang di keluarganya ada terkena penyakit TBC.
DAFTAR PUSTAKA
-
1. Sitepoe M. Kekhususan Rokok Indonesia.
Jakarta: Grasindo, 2000: 87
-
2. Kendal, P.C. and Hammen, C., 1998.
Abnormal Psychology Understanding
Human Problem. New York: Houghton Mifflin Company.
-
3. Kaplan, R.M., Sallis, J.F. & Patterson, T.L., 1993.Health and Human Behavior. New York: Mc Graw-Hill Book Co.
-
4. Komalasari, Dian dan Helmi, A.F. 2009. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja.Yogyakarta.Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.
-
5. Sarker, S.D., andNahar, L.,2007. Chemistry for Pharmacy Students General, Organic and Natural Product Chemistry. John Wiley & Sons Ltd, England.
-
6. Tobacco Atlas 2009.
www.ino.searo.who.int. Diakses pada: 11 januari 2016
-
7. WHO (World Health Organization) 2008. Akses: www.ino.searo.who.int. Diakses
pada: 15 januari 2016
-
8. Susenas (Survei Sosial Ekonomi) 2004. Akses: www.ino.searo.who.int. Diakses
pada: 18 januari 2016
-
9. Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2007. Akses: www.ino.searo.who.int. Diakses
pada: 18 januari 2016
-
10. Jayakrishnan et al, 2012. Assessment of Nicotine Dependence among Smokers in a Selected Rural Population in Kerala, India.APJCP
-
11. Schnoll RA, et al. 2013. The prevalence, predictors and associated health outcomes of high nicotine dependence using three measures among US smokers. Department of Psychiatry and Abramson Cancer Center, University of Pennsylvania, Philadelphia, PA, USA
7
Discussion and feedback