HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DAN STATUS SOSIOEKONOMI KELUARGA TERHADAP

SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SMA/SEDERAJAT

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWATI I PADA TAHUN 2014

Anak Agung Putu Agung Raditya Wisesa Wedananta1, Ni Wayan Citra Wulan Sucipta Putri2

1Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

ABSTRAK

Meningkatnya angka penyakit menular seksual dan HIV merupakan dampak dari perilaku seks pranikah pada remaja. Adapaun beberapa faktor yang berpengaruh terhadap perilaku seks pranikah para remaja adalah status sosioekonomi dan jenis kelamin. Penelitian ini merupakan penelitian quantitatif dengan menggunakan rancangan analitik cross sectional. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan angket/kuesioner dengan jumlah sampel 136. Data yang terkumpul dianalisis dengan perangkat lunak komputer dengan uji Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukkan 19,1% responden telah melakukan perilaku seks pranikah. Pada analisis bivariat, status sosioekonomi tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap perilaku seks pranikah (p=0,918). Sedangkan jenis kelamin berhubungan secara signifikan terhadap perilaku seks pranikah dan jenis kelamin laki-laki berperan sebagai faktor risiko (p=0,011;PR= 3,631; 95% IK =1,277-10,321).

Kata Kunci: perilaku seksual pranikah, status sosioekonomi, jenis kelamin, faktor resiko

THE RELATIONSHIP BETWEEN SOCIOECONOMICALLY STATUS AND SEX OF RESPONDENT WITH PREMARITAL SEX TOWARDS HIGH SCHOOL TEENAGERS IN SUKAWATI PUBLIC HEALTH I WORKING AREA

AT YEAR 2014

ABSTRACT

The increases of sexual transmitted disease and HIV amongst teenagers are impacts of premarital sex during teenagers. The factors that have role for premarital sex are socioeconomically status and sex of respondent. This research is a quantitative research with analytic cross sectional design. The method to collect samples was by questionnaire and the number of samples were collected are 136. We analyze the data with computer software for data analysis with Chi Square analysis. In this study, 19,1% respondent has done a premarital sexual behavior. In bivariate analysis, socioeconomic factor (p=0.918) did not have a significant relationship with premarital sex. Meanwhile, sex of respondent had a significant relationship with premarital sex and men as a significant risk factor (p=0,011;PR= 3,631; 95% CI =1,277-10,321).

Keyword : Premarital sex, socioeconomic status, sex, risk factor.

PENDAHULUAN

Perilaku seksual pada remaja dalam beberapa tahun merupakan masalah besar terhadap berbagai pihak. Selain dari masalah sosial yang akan dihadapi oleh remaja tersebut, masalah kesehatan juga dapat menjadi masalah bagi remaja tersebut. Perilaku seksual pranikahjuga dapat memberikan dampak negatif terhadap remaja tersebut seperti kehamilan usia dini dan penyakit menular seksual.1

Perilaku seks pra nikah adalah tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik yang dilakukan oleh diri sendiri, lawan jenis, maupun sesama jenis tanpa adanya ikatan pernikahan.2 Perilaku seksual dapat ditunjukkan dengan berbagai tindakan mulai dari berpegangan tangan, oral seks hingga melakukan hubungan seks (sexual intercourse).3

Di Indonesia, Jakarta dan Bali menempati urutan atas dalam kasus baru HIV per 100.000 penduduk. Jakarta dan Bali mempunyai nilai kasus baru 43 per 100.000 penduduk pada tahun 2011. Diantara kasus baru yang terjadi pada tahun 2011, 56% diantaranya adalah laki-laki.4

Di Indonesia, pengalaman seks pertamaterjadi pada usia yang lebih muda; 1% laki-laki dan 4% perempuan telah

melakukan hubungan seks (sexual intercourse) dibawah usia 13 tahun. Pada usia 17 tahun, sepertiga diantaranya telah melakukan hubungan seks. Pada laki-laki, persentase pertama kali melakukan hubungan seksual pada usia 20 tahun yaitu sebesar 19%. Sedangkan pada wanita, persentase melakukan hubungan seks pertama kali pada usai 19 tahun sebesar 15%.4 Wanita yang pertama kali melakukan seksual pranikah yang lebih awal mempunyai kecenderungan untuk menderita HIV/AIDS dan penyakit menular seksual (PMS) yang lebih tinggi.5

Faktor risiko remaja melakukan perilaku seks pranikah didasari oleh berbagai faktor diantaranya jenis kelamin laki-laki cenderung lebih sering melakukan perilaku seks pranikah, remaja yang tidak tinggal bersama orangtua, terpapar dengan pornografi, mengonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang.1,6 Pada masa remaja, rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangatlah penting dalam membangun hubungan dengan lawan jenis. Orang yang tinggal di daerah urban dan mempunyai tingkat pendidikan yang rendah adalah faktor risiko seks pranikah.1

Status sosioekonomi yang rendah adalah salah satu diantara faktor risiko remaja

melakukan perilaku seks pranikah. Status sosioekonomi yang dinilai dari pendapatan, pendidikan dan pekerjaan berpengaruh terhadap kesehatan seseorang. Ketiga faktor tersebut dapat berperan sebagai faktor risiko remaja dalam melakukan perilaku seks pranikah.7 Dengan mempertimbangkan jenis kelamin dan status sosioekonomi sebagai faktor risiko perilaku seks pranikah, makapenelitian ini akan membahas tentang hubungan antara status sosioekonomi dengan perilaku seks pranikah pada remaja.

METODE

Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian secara kuantitatif dengan metode analitik cross sectional sedangkan metode pendekatan yang dipakai dengan menggunakan angket/kuisioner. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis kelamin dan status sosioekonomi sedangkan variabel terikat adalah perilaku seks pranikah pada remaja.Seks pranikah pada remaja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah oral sex dan hubungan kelamin (sexual intercourse).

Dalam variabel peran keluarga terdapat sembilan pertanyaan tentang pendapatan, pendidikan dan pendapatan orangtua dan di skoring dengan total skor 10 dan akan dikategorikan menjadi kategori peran

keluarga baik dan kurang berdasarkan rata-rata sampel.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 di SMA/SMK di wilayah kerja Puskesmas Sukawati I. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode cluster random sampling dan menggunakan perbedaan proporsi untuk menentukan jumlah sampel yang diambil dari setiap sekolahnya. Total sampel yang diambil digunakan dalam penelitian ini adalah 136 sampel.

Setelah data tersebut kita dapatkan, kita melakukan entry data, editing, scoring, dan analisis data yang menggunakan perangkat lunak komputer dalam bidang analisis data.Karena variabel bebas dan terikat merupakan variabel kategorikal, maka untuk melakukan uji kemaknaan kita menggunakan uji Chi Square. Taraf kesalahan ditetapkan 5% atau taraf kepercayaan 95.

HASIL

Dari 136 responden dalam penelitian ini, laki-laki berjumlah 80 orang (58,8%) sedangkan perempuan berjumlah 56 orang (41,2%). 99,3% adalah suku Bali sedangkan 0,7% adalah suku Jawa. Umur responden

berkisar antara 15-21 tahun. Responden berusia 15-17 tahun berjumlah 95,2%, 18-20 tahun berjumlah 4,0% sedangkan 21 tahun keatas berjumlah 0,8%.

Perilaku Seks Responden

Dari 136 responden, 66,9% diantaranya pernah berciuman (kissing) dan 19,1% pernah melakukan perilaku seks pranikah. Yang dimaksud dalam perilaku seks pranikah dalam penelitian ini adalah berhubungan kelamin (sexual intercourse) dan/atau oral sex. Adapun alasan responden melakukan perilaku seksual adalah ingin mencoba hal baru (29,4%) dan dipaksa pacar (11,8%).

Status Sosioekonomi Responden

Pendidikan terakhir ayah dan ibu responden paling banyak adalah tamat sma/sederajat dengan persentase 53,7% pada ayah dan 50,7% pada ibu. Sedangkan pekerjaan ayah responden yang paling banyak adalah karyawan swasta (51,5%) dan ibu paling banyak tidak bekerja (32,4%). Rata-rata penghasilan ayah responden adalah Rp 1.810.294,00 sedangkan rata-rata penghasilan ibu responden adalah Rp 894.802,00. Rata-rata uang jajan responden adalah Rp 337.755,00.

UMK kabupaten Gianyar adalah Rp 1.543.000,00.862,1% ayah responden mempunyai penghasilan dibawah umk. Sedangkan 84,7% ibu responden mempunyai penghasilan dibawah umk. 63,7% uang jajan responden mempunyai uang jajan dibawah rata-rata. Setelah dilakukan scoring, didapatkan 52,9% status ekonomi responden berada pada rata-rata kebawah.

Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Seks Pranikah

Analisis bivariat dengan uji chi-square digunakan untuk mengetahui hubungan faktor risiko status sosioekonomi dan jenis kelamin dengan perilaku seks pranikah. Hasil analisis dengan tabulasi silang dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel 2.

Tabel 1.Hubungan Status Sosioekonomi dengan Perilaku Seks Pranikah Responden

Perilaku Seks Pranikah

Iya Tidak Total

Status Sosial

ekonomi

Rerata

Kebawah    14(19,4%) 58( 80,6%)   72(100,0%)

Diatas Rerata 12(18,8%) 52(81,3%)    64(100%)

PR (Prevalence ratio)= 1,034%

Confidence interval = 0,518-2,075

df= 1

X2 = 0,011

Nilai p= 0,918

Tabel 2. Hubungan Jenis Kelamin dengan Perilaku Seks Pranikah Responden

Perilaku Seks Pranikah Iya Tidak Total

Jenis Kelamin

Laki-laki       21(26,3%) 59(73,8%)   80(100,0%)

Perempuan 5(8,9%) 51(91,1%)    64(100%)

PR(Prevalence ratio)= 3,63%

Confidence interval= 1,277-10,321 df= 1

X2 = 0,392 p= 0,011

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, prevalensi perilaku seks pranikah pada remaja di wilayah kerja Puskesmas Sukawati I didapatkan 19,1%. Hasil ini lebih tinggi dari penelitian yang dilakukan oleh Wouhabe pada tahun 2011 di Ethiopia.9 Hasil ini lebih rendah dibandingkan dengan yang dilakukan oleh Ojira et al (2012) yang menyatakan 21,5% remaja telah melakukan perilaku seks pranikah.

Hasil ini juga lebih rendah dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Unicef tahun 2013 yang menyatakan bahwa sepertiga remaja di Indonesia pada usia 17 tahun pernah melakukan hubungan seks.4 Hasil ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan penelitian oleh Finner pada tahun

2007. Dalam survey yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 75% telah melakukan seks pranikah.10

Namun dalam penelitian ini faktor kejujuran dari responden masih menjadi masalah. Kita tidak bisa memastikan apakah responden jujur atau tidak dalam menjawab pertanyaan kuesioner meskipun identitas nama responden tidak diisi.

Hubungan antara Status Sosioekonomi dengan Perilaku Seks Pranikah

Pada analisis bivariat, didapatkan hasil bahwa 19,48% pada kelompok sosioekonomi rata-rata kebawah sedangkan 18,8% pada status sosioekonomi menengah keatas telah melakukan perilaku seks pranikah.

Peneliti memakai rerata skor status ekonomi untuk adalah untuk menyesuaikan dengan keadaan di daerah tempat kita melakukan penelitian. Peneliti menggunakan rata-rata agar sesuai dengan keadaan di daerah dimana kita melakukan penelitian. Itu dilakukan agar cut off point nya tidak terlalu rendah atau tidak terlalu tinggi.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi status sosioekonomi dalam penelitian ini antara lain hasil analisis Chi Square antara faktor sosioekonomi dengan perilaku seks

pranikah didapatkan nilai PR = 1,037 yang berarti status sosioekonomi rendah nerupakan faktor risiko terhadap perilaku seks pranikah. Nilai 95% confidence interval menunjukkan 0,518-2,075 yang berarti status sosioekonomi belum bisa dikatakan sebagai faktor risiko atau faktor protektif (tidak signifikan). Rentang confidence interval melewati angka 1 sehingga bermakna tidak signifikan.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Ojira et al (2012) didapatkan nilai OR pada kelompok yang mempunyai uang jajan lebih besar bernilai 1,29 dengan 95% confidence interval 1,04-1,60. Penelitian Ojira et al 2012) mempunyai OR lebih besar dan bernilai signifikan.

Pada studi ini, nilai p untuk hubungan status sosioekonomi dengan perilaku seks pranikah adalah 0,918 yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara status sosioekonomi dengan perilaku seks pranikah. Nilai signifikan akan diperoleh jika nilai p<0,05.

Dalam studi ini, terdapat beberapa kelemahan untuk status sosioekonomi. Seperti untuk pekerjaan, kita tidak bisa secara pasti membedakan tingkat pekerjaan tersebut. Seperti PNS belum tentu lebih baik daripada karyawan swasta. Namun, kita juga

memasukkan penghasilan orangtua dan uang jajan ke dalam skor status sosioekonomi ntuk mengatasi hal ini.

Masalah lain yang didapatkan dalam penelitian ini adalah banyaknya responden yang kurang mengetahui tentang penghasilan orangtua. Banyak diantara merekaa yang kurang mengetahui dan hanya mereka-reka penghasilan orangtua mereka sehingga recall bias dapat terjadi. Recall bias juga banyak terjadi karena responden sering lupa mengenai jumlah uang jajan mereka dan beberapa diantaranya menganggap uang jajan mereka tidak menentu. Kelemahan lain adalah jika salah satu dari orangtua meninggal, maka kita beri skor 0 dan kita beri nilai rendah untuk status sosioekonomi. Itu dapat membawa ke measurement bias.

Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Perilaku Seks Pranikah

26,3% lelaki dalam penelitian ini telah melakukan perilaku seks pranikah,sedangkan 5,9% perempuan dalam penelitian ini telah melakukan perilaku seks pranikah. Nilai p dalam penelitian ini adalah 0,011 yang berarti jenis kelamin mempunyai hubungan yang signifikan terhadap perilaku seks pranikah.Nilai PR= 3,631 dengan 95% confidence interval 1,277-10,321 yang

berarti lelaki merupakan faktor risiko dari perilaku seks pranikah dan bernilai signifikan.

Hasil ini mirip dengan penelitian yang dilakukan oleh Chi dkk, di Cina pada tahun 2012. Pada penelitian tersebut, 15,4% laki-laki dan 8,6% perempuan telah melakukan hubungan seksual (sexual intercourse). Sedangkan 10,5% pria dan 11,2% wanita dilaporkann telah melakukan oral sex11.Penelitian Chiao et la pada tahun 2012 juga menunjukkan pevalensi seks pranikah pada laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Pada penelitian yang dilaksanakan di Taiwan tersebut, 20% laki-laki dan 13% perempuan telah melakukan perilaku seks pranikah12.

Adapun alasan yang menyebabkan laki-laki lebih banyak melakukan perilaku seks pranikah antara lain, laki.laki lebih suka melakukan fantasi seksual, menonton video pornografi dan berbicara masalah seks ke temannya. Dan faktor-faktor yang signifikan yang berpengaruh terhadap perilaku seks pranikah pada laki-laki adalah hubungan 11 yang romantic.

Faktor biologis juga berpengaruh terhadap laki-laki lebih banyak melakukan hubungan seks pranikah.Pada lelaki, kadar testosteron berkaitan dengan perilaku seksual. Hormon testosteron juga berperan dalam hal ini. Pada perempuan, diperlukan banyak hormon testosteron dalam meningkatkan perilaku seksual pada perempuan, sedangkan pada laki-laki hanya perlu sedikit.13

SIMPULAN

Dari 136 responden 19,1 % diantaranya telah melakukan perilaku seks pranikah. Status sosioekonomi keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku seks pranikah (p=0,918). 26,3% laki-laki dan 5,9% telah melakukan perilaku seks pranikah. Jenis kelamin berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku seks pranikah (p=0,011). Nilai PR= 3,631 dengan 95% confidence interval 1,277-10,321 yang berarti laki-laki merupakan faktor risiko dari perilaku seks pranikah dan bermakna signifikan.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    Ojira, Lemessa., Yemane Berhane dan Alemayehu Worku. Pre-marital sexual debut and its associated factors among in-school adolescents in eastern Ethiopia. BMC Public Health 2012, 12:375

  • 2.    Sarwono W.S. 2003. Psikologi Remaja. Jakarta: Grafindo Persada. 85-90

  • 3.    Irawati dan Prihyugiarto, I. 2005. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Terhadap Perilaku Seksual Pria Nikah Pada Remaja Di Indonesia:BKKBN.

  • 4.    UNICEF. 2012. Issue Briefs. Responding to HIV and AIDS. 1-4

  • 5.    Mulugeta, Yeshalem dan Yemane Berhane. Factors Associated with Pre-Marital Sexual Debut Among Unmarried High School Female Students in Bahir Dar Town, Ethiopia : Cross-Sectional Study. Reproductive Health 2014, 11:40

  • 6.    Ghandour, Lilian A., Farah Mouhanna1, Rola Yasmine1 and Faysal El Kak. Factors associated with alcohol and/or drug use at sexual debut among sexually active university students: cross-sectional findings from Lebanon. BMC Public Health 2014, 14:671

  • 7.    Adler, Nancy E., Katherine Newman. Socioeconomic Disparities In Health: Pathways and Policies. Health Affairs:21, no.2 (2002):60-76

  • 8.    Diunduh                       dari

http://www.hrcentro.com/umr/bali/kabup aten_gianyar/all diakses pada tanggal 9 November 2014

  • 9.    Finer LB. Trends in premarital sex in the United States, 1954-2003.

Public Health Rep. 2007 Jan-Feb;122(1):73-8.

  • 10.    Wouhabe M.Sexual Behaviour, Knowledge and Awareness of Related Reproductive Health Issues Among Single Youth in Ethiopia. Afr J ReprodHealth 2007, 11(1):14–21.

  • 11.    Chi, Xinli., Lu Yu dan Sam Winte. Prevalence and correlates of sexual behaviors among university students: a study in Hefei, China. BMC Public Health 2012, 12:972

  • 12.    Chiao, Chi., Chin-Chun Yi dan Kate Ksobiech. Exploring the relationship between premarital sex and cigarette/alcohol use among college students in Taiwan: a cohort study. BMC Public Health 2012, 12:527

  • 13.    Crockett, Lisa J., Marcela Raffandi, Kristin L Morlamen. Ed. Adams,

Gerald R., Michaek D Berzonsky. 2003. Adolescent Sexuality : Behavior and Meaning. Blackwell Publishing : Lincoln. 371-392