KARAKTERISTIK DEMOGRAFI DAN ALASAN LANSIA TIDAK

BERPARTISIPASI DALAM POSYANDU LANSIA

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYANGAN

BULAN DESEMBER 2013-JANUARI 2014

Samantha Celena Triadi, Indraguna Pinatih G N, Gede Putra IGN

Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana,

RSUP Sanglah, Denpasar, Bali

ABSTRAK

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun. Penelitian ini merupakan studi deskriptif cross sectional berupa survei lapangan. Survei lapangan dilakukan untuk memperoleh data faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya partisipasi lansia dalam posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Payangan Bulan Desember 2013-Januari 2014. Dari 96 responden, yang tidak pernah mengikuti kegiatan posyandu lansia sebesar 37,5%. Alasan lansia tidak berpartisipasi: karena sibuk bekerja atau ada kegiatan lain, karena tidak mendapat informasi mengenai waktu pelaksanaan kegiatan, tidak dapat berjalan jauh, merasa dirinya sehat sehingga tidak perlu datang ke posyandu lansia, malas mengikuti kegiatannya, dan mengatakan dirinya langsung ke RS saja kalau sakit. Sehingga perlunya kerja sama antara pihak pusat kesehatan dan masyarakat dalam meningkatkan layanan posyandu lansia, yang disesuaikan dengan kebutuhan lansia setempat, sehingga dapat meningkatkan partisipasi lansia dalam kegiatan posyandu lansia. Kecamatan Payangan serta pihak-pihak terkait diharapkan memperbaiki sistem pencatatan data lansia, sehingga ada data demografi lansia yang lengkap di Kecamatan Payangan, yang memudahkan untuk kegiatan penelitian selanjutnya. Pelaksanaan posyandu lansia hendaknya lebih disosialisasikan, dengan bantuan para kader lansia ataupun perangkat banjar.

Kata kunci: lansia, posyandu lansia,partisipasi lansia

THE REASON WHY ELDERLY CAN NOT PARTICIPATE IN ELDERLY

HEALTH SERVICE AND DEMOGRAPHISM CHARACTER OF THE

PAYANGAN PUBLIC HEALTH SERVICE STATE WORK FROM DESEMBER

2013 TO JANUARI 2014

ABSTRACT

The indicator of the success of development is the increasing life expectancy of the population. With the increasing life expectancy of the population, causing the number of elderly people is increasing from year to year. This study was a descriptive cross sectional study in the form of field surveys. The field survey was conducted to obtain data on the factors that led to the low participation of the elderly in the elderly neighborhood health center in Puskesmas Payangan Month December 2013 to January 2014. Of the 96 respondents, who never participated in the elderly neighborhood health center there are 37.5. Elderly reason not to participate: as busy work or other activities, because it had no information regarding the timing of activities, can not walk away, feeling healthy, so do not need to come to Posyandu, lazy to follow the activities, and straight to the hospital only if ill. Based on these results it is advice that can convey the author in order to increase the participation of the elderly is a neighborhood health center is expected to continue to work together to improve services elderly neighborhood health center, which is tailored to the needs of the local elderly, so as to increase the participation of the elderly in Posyandu activities. Subdistrict Payangan and related parties are expected to improve data recording system elderly, so there is a complete demographic data elderly in District Ubud, which make it easier for future research activities. Posyandu implementation should be promoted by social worker so elderly people can go to elderly neighborhood health center.

Keywords: elderly, elderly neighborhood health center, the participation of the elderly

PENDAHULUAN

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud dengan lansia adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. 1,2

Badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2010 diperkirakan

sebesar 23,9 juta (9,77%) dengan usia harapan hidup 67,4 tahun dan pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34%) dengan usia harapan hidup 71,1 tahun sementara balitanya tinggal 6,9% yang menyebabkan jumlah penduduk lansia terbesar di dunia. 3,4,5

Provinsi dengan usia harapan hidup yang lebih tinggi juga mempunyai jumlah penduduk lanjut usia yang lebih

banyak. Suatu wilayah disebut berstruktur tua jika persentase lanjut usianya lebih dari 7%. Dari seluruh provinsi di Indonesia, ada 11 provinsi yang penduduk lansianya sudah lebih dari 7%, yaitu Daerah Istimewa

Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan BPS RI – Susenas 2009, prevalensi lansia di Bali mencapai 10,79%. Angka tersebut bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan prevalensi lansia di Indonesia yaitu 8,37%.6,7

Saat ini dengan rendahnya angka partisipasi lansia, penyakit yang diderita lansia masih banyak yang belum terdeteksi dan tidak diobati secara teratur. Memang dari penelitian awal yang dilakukan peneliti, status fungsional lansia di wilayah Payangan tergolong baik, dimana sebesar 95,8% lansia memiliki skor ADL 20 atau termasuk kelompok mandiri. Hal ini menunjang rendahnya kesadaran lansia untuk memeriksakan diri secara teratur ke layanan kesehatan, dan hanya pergi ke layanan kesehatan saat sakit. Penelitian ini dimaksud untuk menilai karakteristik demografi lansia dan alasan lansia tidak berpartisipasi dalam posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Payangan Bulan Desember 2013-Januari 2014.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan studi deskriptif cross sectional berupa survei lapangan.

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Payangan, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali.

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah penduduk lansia yakni mereka yang berusia 60 tahun ke atas dan tinggal di wilayah kerja Puskesmas Payangan pada banjar yang memiliki posyandu lansia.

Subjek merupakan penduduk lanjut usia

(Usia 60 tahun ke atas) yang bertempat tinggal di Banjar Badung, Banjar Jaang, Banjar Paneca, dan Banjar Pengaji yang memiliki posyandu lansia serta yang bersedia menjadi subjek penelitian (informed consent). Kriteria Drop Outnya adalah subjek tidak kooperatif. Sampel dipilih dengan metode cluster sampling. Dari sembilan desa di wilayah kerja Puskesmas Payangan, dipilih 3 desa yang memiliki posyandu lansia. Ketiga desa tersebut yaitu Desa Melinggih, Desa Melinggih Kelod, dan Desa Buahan. Dari masing-masing desa, Desa Melinggih memiliki 1 posyandu lansia yaitu di Banjar Badung, Desa Melinggih Kelod memiliki 2 posyandu lansia, yaitu di Banjar Peneca dan Banjar Pengaji, sementara di Buahan memiliki satu posyandu lansia yaitu di Banjar Jaang. Semua lansia tersebut digunakan sebagai sampel penelitian, sehingga dalam penelitian ini melibatkan 4 banjar.

Data lansia yang didapatkan dari masing-masing banjar (Banjar Badung, Banjar Jaang, Banjar Paneca, dan Banjar Pengaji) tersebut diurut dan kemudian dipilih menggunakan systematic random sampling sebanyak 96 lansia dimana dari setiap banjar diambil 24 lansia. Untuk jumlah sampel perempuan dan laki-laki di setiap banjar, ditentukan sesuai dengan proporsi perempuan dan laki-laki di banjar yang bersangkutan. Pada akhirnya didapatkan jumlah sampel perempuan dan laki-laki masing-masing 48 lansia.

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, tensimeter dan stetoskop.

Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data terkumpul, data diolah dengan bantuan perangkat lunak dan

data yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif (persentase). Tahapan pengolahannya dari editing, coding, entry, dan tabulasi. Dalam pengolahan data karena bervariasinya informasi yang diperoleh pada beberapa variabel, dilakukan transformasi pada variabel partisipasi lansia, umur, dan alasan, dengan membentuk kelompok partisipasi lansia, umur dan alasan sehingga memudahkan dalam análisis data.

HASIL

Dari hasil wawancara didapatkan bahwa umur lansia paling muda 60 tahun, dan paling tua 90 tahun. Untuk status pernikahan, sebagian besar masih memiliki pasangan yaitu sebesar 72,9%, sementara sisanya 27,1% sudah duda atau janda dan tidak ada lansia yang tidak pernah menikah. Keadaan lingkungan tempat tinggal lansia sebagian besar tinggal bersama pasangan dan anggota keluarga lainnya (68,8%), hanya tinggal dengan anggota keluarga lain sebesar 29,2 %, dan hanya 2 % yang tinggal hanya dengan pasangannya. Tidak ada lansia yang tinggal sendiri atau tinggal dengan orang lain selain keluarga.

Secara umum, dari 96 responden, yang tidak pernah mengikuti kegiatan posyandu lansia ada 36 orang (37,5%), 19 orang (19,8%) dengan frekuensi rendah, dan 41 orang (42,7%) dengan frekuensi tinggi.

Saat ditelusuri lebih lanjut mengenai alasan mengapa mereka tidak datang ke posyandu sebanyak 36,5% mengatakan karena sibuk bekerja atau ada kegiatan lain, 25% karena tidak mendapat informasi mengenai waktu pelaksanaan kegiatan, 6,2% mengatakan dirinya sudah tidak dapat berjalan jauh, 5,2% karena merasa dirinya sehat sehingga

tidak perlu datang ke posyandu lansia, 4% karena malas mengikuti kegiatannya, dan 1% mengatakan dirinya langsung ke RS saja kalau sakit.

Dari jawaban-jawaban tersebut, kemudian penulis mengelompokkan responden menjadi 3 kelompok besar, yaitu yang merasa perlu (responden yang mengaku tidak pernah tidak hadir), yang merasa tidak perlu (dengan alasan ada kegiatan atau pekerjaan lain, malas, tidak dapat berjalan jauh, karena merasa sehat, dan langsung ke RS kalau sakit), dan yang terakhir adalah kelompok yang mengatakan tidak mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan posyandu lansia. Kelompok yang merasa perlu sebanyak, 21,9%, yang tidak merasa perlu sebanyak 53,1%, dan yang tidak mendapat informasi sebanyak 25%.

Menurut faktor demografi tingkat partisipasi lansia adalah sebagai berikut. Menurut jenis kelamin, jumlah lansia laki-laki dan perempuan sama yaitu masing-masing 48 orang. Pada laki-laki, 19 orang (39,58%) tidak pernah mengikuti posyandu lansia, 11 orang (22.92%) pernah mengikuti dengan frekuensi rendah, dan 18 orang (37,5%) mengikuti dengan frekuensi tinggi. Pada perempuan, 17 orang (35,41%) tidak pernah mengikuti posyandu lansia, 8 orang (16,67%) pernah mengikuti dengan frekuensi rendah, dan 23 (47,92%) orang mengikuti dengan frekuensi tinggi.

Dari hasil kuisioner, didapatkan 51 orang (53,12%) termasuk dalam kelompok umur 60-69 tahun, dan 45 sisanya (46,88%) masuk ke dalam kelompok umur 70-90 tahun. Di antara 51 orang yang termasuk dalam kelompok 60-69 tahun, 25 orang (49,01%) tidak pernah mengikuti

posyandu lansia, 7 orang (13,73%) mengikuti dengan frekuensi rendah, dan 19 orang (37,26%) mengikuti dengan frekuensi tinggi. Di antara 45 orang yang termasuk dalam kelompok 70-90 tahun, 11 orang (24,44%) tidak pernah mengikuti posyandu lansia, 12 (26,67%) orang mengikuti dengan frekuensi rendah, dan 22 (48,89%) orang mengikuti dengan frekuensi tinggi.

Menurut status pernikahan, 70 (72,92%) lansia saat ini masih menikah, 9 orang (9,37%) duda, dan 17 sisanya (17,71%) janda. Di antara yang menikah, sebanyak 29 orang (41,43%) tidak pernah mengikuti posyandu lansia, 15 (21,43%) orang mengikuti dengan frekuensi rendah, dan 26(37,14%) orang dengan frekuensi tinggi. Di antara yang duda, sebanyak 4 orang (44,45%) tidak pernah mengikuti posyandu lansia, 2 orang (22,22%) mengikuti dengan frekuensi rendah, dan 3 orang (33,33%) dengan frekuensi tinggi. Di antara yang janda sebanyak 3 orang (17,22%) tidak pernah mengikuti posyandu lansia, 2 orang (11,36%) mengikuti dengan frekuensi rendah, dan 12 orang (71,42%) dengan frekuensi tinggi

Menurut keadaan lingkungan tempat tinggal, 2 orang (2,08%) lansia saat ini tinggal dengan pasangan, , 66 (68,75%) orang tinggal dengan pasangan dan anggota keluarga lain dan 28orang (29,17%) tinggal dengan anggota keluarga yang lain. Di antara yang tinggal dengan pasangan, sebanyak 1 orang (50%) tidak pernah mengikuti posyandu lansia, dan 1 orang (50%) dengan frekuensi tinggi. Di antara yang tinggal dengan pasangan dan anggota keluarga lain, sebanyak 28 orang (42,42%) tidak pernah mengikuti posyandu lansia, 14 orang (21,21%) mengikuti dengan frekuensi rendah, dan 24 orang (36,37%) dengan frekuensi

tinggi. Di antara yang tinggal dengan anggota keluarga lain sebanyak 7 orang (25%) tidak pernah mengikuti posyandu lansia, 5 orang (17,86%) mengikuti dengan frekuensi rendah, dan 16 orang (57,14%) dengan frekuensi tinggi.

SIMPULAN

Karakteristik demografi lansia di wilayah kerja Puskesmas Payangan Bulan Desember 2013-Januari 2014 sebagian besar memiliki usia 60-69 tahun dengan umur rata-rata 69,22 ± 7,258, masih memiliki pasangan, tinggal bersama pasangan serta anggota keluarga lainnya. Secara umum, dari 96 responden, yang tidak pernah mengikuti kegiatan posyandu lansia ada 37,5%. Alasan lansia tidak berpartisipasi: karena sibuk bekerja atau ada kegiatan lain, karena tidak mendapat informasi mengenai waktu pelaksanaan kegiatan, tidak dapat berjalan jauh, merasa dirinya sehat sehingga tidak perlu datang ke posyandu lansia, malas mengikuti kegiatannya, dan mengatakan dirinya langsung ke RS saja kalau sakit. Tingkat partisipasi lansia lebih tinggi dijumpai pada partisipasi lansia perempuan, umur 70-90 tahun, janda, dan tinggal dengan anggota keluarga lain.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    Kementrian Kesehatan RI, 2013, Gambaran Kesehatan Lanjut Usia Dini. Kementrian Kesehatan RI, Jakarta, 2013.

  • 2.    Anggraini, F, Hubungan Gaya Hidup dengan Status Kesehatan Usila Binaan Puskesmas Pekayon Jaya Kota Bekasi Tahun 2008, Program Studi Pendidikan Kesehatan dan Ilmu

Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok, 2008.

  • 3.    Komisi Nasional Lanjut Usia, (2010, February 18-last update), “Penuaan          Penduduk

Indonesia”,          Available:

Jakarta.http://www.komnaslansi a.go.id/d0wnloads/AktiveAgein g.pdf (Accessed:     2013,

December 20)

  • 4.    Badan Pusat Statistik RI, Penduduk Provinsi Bali Series S1.17 Hasil Survei Antar Sensus 2005, Badan Pusat Statistik, Jakarta, 2006.

  • 5.    Badan Pusat Statistik RI, Survei Ekonomi Nasional (Susenas). Badan Pusat Statistik RI, Jakarta, 2012.

  • 6.    Komisi Nasional Lanjut Usia. December 14-last update), “Profil Penduduk Lanjut Usia 2009”,               Available:

http://www.depkes.go.id/downlo ads/Buletin%20Lansia.pdf , 2010. (Accessed: 2013, December 20)

  • 7.    Komisi Nasional Lanjut Usia, (2011, February 18-last update) “Pedoman       Pelaksanaan

Posyandu Lanjut    Usia”,

Available:

http://www.komnaslansia.go.id/ d0wnloads/PedomanPPLU.pdf (Accessed: 2013, December 20)

6