ESTIMASI KANDUNGAN KARBON ATAS PERMUKAAN TANAH PADA HUTAN ALAM DAN HUTAN REHABILITASI MANGROVE TAMAN HUTAN RAYA NGURAH RAI BALI
on
Estimasi Kandungan Karbon Atas Permukaan Tanah...
[Made Suartana, dkk]
ESTIMASI.KANDUNGAN.KARBON.ATAS.PERMUKAAN.TANAH PADA.HUTAN.ALAM.DAN.HUTAN.REHABILITASI.MANGROVE TAMAN.HUTAN.RAYA.NGURAH.RAI.BALI
Made Suartana 1*), I Nyoman Merit 2), I Made Sudarma 3)
1)Balai.Pengendalian.Perubahan.Iklim.dan.Kebakaran.Hutan.dan.Lahan Wilayah.Jawa.Bali.Nusa.Tenggara, 2)Program.Studi.Magister.Ilmu Lingkungan, Pascasarjana,.Universitas.Udayana 3)Program Studi Doktor Ilmu Lingkungan, Pascasarjana, Universitas.Udayana
*email: [email protected]
ABSTRACT
ESTIMATION OF ABOVE GROUND CARBON IN NATURAL AND REHABILITATION MANGROVE AREA AT TAMAN HUTAN RAYA NGURAH RAI BALI
Mangroves are ecosystems that play an important role in absorbing and storing carbon from the air, one of which is in the form of mangrove vegetation biomass. As the largest mangrove area in Bali which consists of natural and rehabilitation vegetation, Taman Hutan Raya Ngurah Rai has a large potential for high carbon content. To determine the carbon potential of mangroves in natural and rehabilitation forests, a research was conducted using the purposive sampling method based on the canopy density level which was divided into 5 categories, namely very rare, rare, moderate, dense, very dense. Based on the results of measurements and calculations, the total carbon content of Ngurah Rai Grand Forest Park is 86.521,74 tons C, consisting of natural forest content 66.857,53 tons C and rehabilitation forest 19.664,21 tons C. Above ground carbon per hectare in natural forest was not significantly different from the above ground carbon per hectare in rehabilitation forest, these results indicate that the carbon content per hectare of rehabilitation forest over 20 years old is almost close to the carbon content per hectare in natural forest. The diameter of trees and vegetation types did not significantly affect the carbon content of mangroves, these results indicate that the increase in carbon stocks in each type of vegetation in natural and rehabilitation forests is in line with diameter growth.
Keywords: Biomass; Density; Diameter; Canopy.
Keberadaan mangrove sangat penting dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Perubahan iklim menjadi isu yang berkembang dengan cepat dan mempengaruhi kebijakan global dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Modalitas Indonesia dengan mangrove tersebar hampir di seluruh wilayah, memiliki peran signifikan dalam upaya penanggulangan perubahan iklim lingkup nasional dan dunia. Hal tersebut karena kemampuan mangrove dalam penyerapan serta penyimpanan karbon.
Mangrove menyerap serta menyimpan karbon berupa biomassa atas serta bawah permukaan tanah. Menurut IPCC (2006), karbon atas mangrove adalah karbon yang berasal dari semua biomassa vegetasi hidup pada permukaan tanah, pohon serta kayu yang sudah mati termasuk serasah yang terdapat di permukaan tanah. Pada ekosistem mangrove, perhitungan cadangan karbon atas mangrove mengabaikan faktor serasah. Faktor serasah diabaikan karena pengaruh pasang surut yang mengakibatkan keberadaan serasah selalu berubah setiap saat.
Taman Hutan Raya Ngurah Rai merupakan wilayah dengan hutan mangrove terbesar di Pulau Bali, dengan luas kawasan ±
-
1.373,5 Ha, dimana dari luasan tersebut yang bertutupan vegetasi seluas 1.002,22 ha terdiri atas hutan alam dengan luas 725,36, hutan rehabilitasi seluas 276,86 ha (Pratama et.al., 2019). Hutan alam merupakan hutan dengan vegetasi yang pertumbuhannya mencapai klimaks, tanpa ataupun sedikit mendapatkan campur tangan oleh manusia (Arief, 2001). Sonneratia alba merupakan jenis yang paling banyak ditemukan di hutan alam Tahuran Ngurah Rai. Masih menurut Arief (2001), hutan rehabilitasi didefinisikan sebagai hutan yang vegetasinya tumbuh melalui penanaman pohon yang dilakukan oleh manusia. Hutan rehabilitasi Tahura Ngurah Rai didominasi oleh Rhizophoraceae (Rhizopora mucronata, R. stylosa, R. apiculata).
Sebagai kawasan mangrove terluas di Bali dengan kondisi vegetasi yang cukup baik, Tahura Ngurah Rai menyimpan potensi yang cukup besar dalam penyerapan karbon, termasuk karbon atas mangrove. Sampai dengan saat ini informasi tentang simpanan karbon atas mangrove Tahura Ngurah Rai masih sangat terbatas. Untuk itu dipandang perlu melakukan penelitian kandungan karbon atas mangrove Tahura Ngurah Rai pada kedua tipe vegetasi (hutan alam dan hutan rehabilitasi).
Tujuan penelitian untuk
menganalisis..simpanan.karbon.atas.permukaa n tanah serta menganalisis hubungan antara ukuran diameter dan jenis pohon dengan kemampuan menyimpan.karbon. pada.hutan alam rehabilitasi Tahura Ngurah Rai, Bali.
Penelitian estimasi kandungan karbon atas mangrove pada hutan alam dan hutan rehabilitasi Tahura Ngurah Rai merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian diawali
dengan mengumpulkan data luasan hutan mangrove Tahura Ngurah Rai berdasarkan tipe vegetasi (hutan alam dan rehabilitasi) serta data kerapatan tajuk mangrove serta sebarannya.
Pengukuran sampel guna mengetahui simpanan karbon atas pada hutan mangrove ditujukan pada vegetasi mangrove yang masih hidup, vegetasi yang mati baik yang berdiri atau sudah roboh dengan diameter ≥ 5 cm (Komiyama et al., 2005). Metode yang dipakai berupa Purposive Sampling berdasarkan stratifikasi tingkat kerapatan tajuk (sangat.jarang,.jarang,.sedang,.rapat, .sangat rapat). Stratifikasi tingkat kerapatan tajuk merujuk pada penelitian Pratama et al. (2019) tentang distribusi atau sebaran spasial kerapatan tajuk mangrove berdasarkan Citra Sentinel-2A pada Taman Hutan Raya Ngurah Rai.
Plot sampel dibuat pada tiap tipe hutan (hutan alam dan hutan rehabilitasi) dan tingkat kerapatan tajuk dan diulang masing-masing sebanyak 3 (tiga) kali sehingga plot sampel berjumlah 30 plot. Plot sampel berbentuk persegi dengan panjang sisi 10 m. Kegiatan selanjutnya berupa..pengukuran lapangan sesuai..dengan.plot sampel yang telah ditentukan, dilanjutkan dengan penghitungan biomassa dengan persamaan allometrik sesuai jenis mangrove serta menghitung estimasi kandungan karbon atas permukaan tanah. Adapun instrumen yang digunakan pada penelitian selengkapnya.terlampir (Tabel.1.) Peta yang menunjukkan tempat penelitian selengkapnya terlampir (Gambar.1.)
Penelitian dilaksanakan pada Januari -Mei 2021. Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2021 sedangkan pengolahan data dilakukan pada bulan April - Mei 2021.
Tabel.1. Instrumen Penelitian
No. |
Instrumen |
Kegunaan.. |
1 |
GPS.. |
Menentukan koordinat |
2 |
Phi band / pita meter |
Mengukur diameter/keliling |
3 |
Pita meter/rol meter |
Mengukur panjang |
4 |
Kompas |
Mengukur azimuth/sudut |
5 |
Peta Kerja |
Menentukan lokasi plot |
6 |
Aplikasi “Tides” |
Mengetahui pasang surut |
7 |
Parang |
Membuat rintisan |
8 |
Tally sheet |
Mencatat data |
9 |
Alat tulis |
Untuk menulis |
10 |
Kamera |
Dokumentasi |

Gambar.1.
Peta.Penelitian (Sumber : Pratama et al., 2019)
Penentuan titik dan pembuatan plot sampel dilaksanakan pada tiap tipe vegetasi (hutan alam dan hutan rehabilitasi) dan tingkat kerapatan tajuk (sangat jarang, jarang, sedang, rapat, sangat rapat) dengan mempertimbangkan aksesbilitas. Plot pada masing-masing tingkat kerapatan tajuk (5 tingkat kerapatan) diulang masing-masing sebanyak 3 (tiga) kali sehingga jumlah plot sampel pengamatan sebanyak 30 plot (2 tipe vegetasi, 5 tingkat kerapatan tajuk, 3 kali ulangan). Plot sampel berbentuk persegi dengan ukuran plot sebesar 10 x 10 m (Komiyama et al., 2005).
Pengukuran diameter dilakukan terhadap tegakan yang terdapat dalam plot, baik berupa pohon yang masih hidup, pohon yang mati dan kayu mati serta dicatat jenisnya. Pengukuran diameter dilakukan pada vegetasi mangrove baik pohon hidup dan pohon mati dengan kondisi tetap berdiri atau telah roboh dengan diameter ≥ 5 cm (Komiyama et al., 2005).
Pengukuran..diameter dilakukan setinggi..dada .untuk menghitung dimensi suatu pohon dengan tinggi 1,3m di atas permukaan tanah mengikuti ketentuan berdasarkan teknis pengukuran menurut Asy’ari (2012), sebagai berikut (Gambar 2.)
_ ______________
Pohon normal: Ukur pada ketinggian 1,3.m
Pohon miring: Ukur pada ketinggian 1,3.m mengikuti sudut kemiringan.
Pohon bercabang: Jika.percabangan di atas 1,3 m, diameter diukur di bawah percabangan (dihitung 1 pohon)



Pohon bercabang:.
Jika percabangan di bawah 1,3 meter, diameter di ukur setinggi 1,3 meter (jumlah pohon dihitung sesuai jumlah cabang)
Pohon dengan akar tunjang: Diameter diukur 1,3 meter di atas akar tunjang
Pohon dengan akar banir: Pengukuran diameter dilakukan 20 cm di atas banir
Gambar.2.
Teknis Pengukuran Diameter Setinggi Dada (Asy’ari, 2012)
Identifikasi jenis mangrove dilakukan berpedoman pada Handbook of Mangroves in Indonesia; Bali & Lombok (Kitamura et al., 1997).
Penghitungan biomassa dilakukan pada pohon hidup, pohon mati dan kayu mati. Prosedur penghitungan biomassa pada masing-masing kondisi pohon sebagai berikut:
Tahapan penghitungan menggunakan persamaan allometrik sebagai.berikut:
-
a. Ukur.diameter.pohon;
-
b. Identifikasi jenis.pohon.;
-
c. Hitung biomassa pohon dengan persamaan allometrik sesuai jenis yang teridentifikasi.
Persamaan allometrik untuk beberapa jenis mangrove yang dirujuk dalam penelitian selengkapnya terlampir (Tabel.2.)
Tabel.2. Model.Allometrik Karbon Atas Permukaan.Jenis Mangrove Teridentifikasi pada Plot
-
2.3.2. Penghitungan Biomassa pada Pohon Mati Menggunakan Persamaan Allometrik
Tahap penghitungan
pada.pohon.mati.menggunakan.persamaan allometrik adalah:
-
a. Mengukur diameter pohon mati.
-
b. Identifikasi jenis mangrove.
-
c. Menentukan derajat keutuhan pada pohon mati yang berpedoman pada Gambar 3.
-
d. Menghitung biomassa pohon yang mati (mengalikan derajat keutuhan pohon dengan persamaan allometrik sesuai jenis pohon).
Sampel
Jenis species |
Model Allometrik |
Sumber |
Rhizophora.apiculata |
B.= .0,043*D.2,63 |
Amira, .2008. |
Rhizophora mucronata |
B.= .0,1466*D.2,3136 |
Dharmawan, .2013. |
Rhizophora stylosa |
B.= .0,1579*D.2,593 |
Analuddin et al., 2020 |
Sonneratia.alba |
B.= .0,3841*p D.2,101 |
Kauffman.dan Cole, 2010. |
Bruguiera.gymnorrhiza |
B.= p ∗0,0754*D.2,505 |
Kauffman et.al., .2012. |

a. Pohon.mati tanpa b. Pohon.mati c. Pohon.mati daun. tanpa. tanpa cabang
cabang dan.ranting
serta daun. serta daun
Gambar 3.
Derajat Keutuhan Pohon Mati
Keterangan.gambar.:
a : Derajat keutuhan.nilai 0,9 (faktor.koreksi)
b : Derajat keutuhan.nilai 0,8 (faktor koreksi)
c : Derajat keutuhan.nilai 0,7 (faktor koreksi)
Untuk menghitung biomassa kayu yang mati melalui penghitungan volume kayu dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a.Mengukur.diameter.pangkal.dan diameter.ujung.
b.Mengukur.panjang.kayu.
c.Menghitung.volume.dengan.rumus.Bre reton.
(dp + du∖2
Vkm=0,25π (2 X 100) XP (1)
Keterangan.:
Vkm. : . Volume.kayu.mati. (m3).
dp. : . Diameter.pangkal. (cm).
du. : . Diameter.ujung (cm).
p : . Panjang.kayu. (m).
π : . 3,14 atau 22/7
d.Menghitung biomassa kayu (Rumus Badan Standardisasi Nasional, 2011).
Bkm = (2)
Keterangan.:
Bkm. : . Biomassa.kayu.mati. (kg).
Vkm. : . Volume.kayu.mati. (m3).
BJkm. : . Berat.jenis.kayu.mati. (kg/m3).
Penghitungan karbon dilakukan dengan cara mengalikan nilai biomassa dengan nilai C organik dengan rumus sesuai Badan Standarisasi Nasional (2011);
Cb = % C organik (3)
Keterangan :
Cb. : . Kandungan.karbon.dari.b
iomassa. (kg).
B. : . Total.biomassa. (kg).
%.C.organik. : . Nilai.persentase.karbon.
(0,47)
Catatan : Penghitungan karbon
dilakukan pada kandungan karbon biomassa atas pohon (C bap), karbon
pohon mati (C pm) dan karbon kayu mati (C km).
Kandungan karbon per hektar di atas
permukaan tanah penghitungannya mengacu
mengacu persamaan Badan
Nasional (2011) sebagai berikut:
Cx 10.000
Cn =
1.000 I plot
Standardisasi
(4)
Keterangan :
Cn. : . Kandungan.karbon.per.hektar.pa
da.carbon.pool.pada.tiap.plot. (ton/ha). .
Cx. : . Kandungan.karbon.pada.tiap.car
bon.pool.pada.tiap.plot. (kg).
l.plot : . Luas.plot.sampel (m2).
Total kandungan karbon Tahura Ngurah Rai yang tersimpan pada permukaan tanah dapat diketahui dengan penghitungan yang mengacu rumus Badan.Standardisasi.
Nasional. (2011):
C total apt = + C km + C pm (5)
Keterangan:
C total apt : Total karbon atas permukaan
tanah (ton).
C.bap : Kandungan.karbon.biomassa.a
tas.permukaan.per.hektar. (ton/ha).
C.km : Kandungan.karbon kayu
mati.per.hektar. (ton/ha). .
C.pm : Kandungan.karbon
pohon.mati.per.hektar.
(ton/ha). .
Data.hasil.penelitian di analisis
secara.statistik.dengan.program SPSS. Untuk uji hipotesis tujuan (1) apakah ada perbedaan simpanan karbon. atas.permukaan.tanah.pada hutan.alam.dan.rehabilitasi mangrove Ngurah Rai, akan dilakukan Independent.Samples.T-Test. .
Persamaan uji.T.2
.sampel.independen sebagai berikut : x̅ 2 -х̅1 t .=
Sp √n1+n2
Keterangan :
t : nilai statistik t
х̅ 2 : rata-rata sampel 2 (karbon hutan
rehabilitasi)
х̅ 1 : rata-rata sampel 1 (karbon hutan
alam)
Sp : standar deviasi gabungan
n1 : Jumlah sampel hutan alam
n2 : Jumlah sampel hutan rehabilitasi
di mana SP merupakan standar deviasi gabungan untuk 2 (dua) sampel yang dihitung dengan rumus:
Sp = √ s- 1 ( ? 1 Keterangan : |
-1)+ -S.2i(22-1) (7) n1+n2-2 |
Sp : |
nilai statistik t |
S1 : |
rata-rata sampel 2 (karbon hutan rehabilitasi) |
S2 : |
rata-rata sampel 1 (karbon hutan alam) |
n1 : |
Jumlah sampel hutan alam |
n2 : |
Jumlah sampel hutan rehabilitasi |
n1+n2-2 : |
Derajat bebas |
Untuk uji hipotesis tujuan (2) apakah ada hubungan diameter dan jenis pohon terhadap kandungan.karbon.yang tersimpan pada permukaan.tanah di hutan.alam.dan rehabilitasi Tahura Ngurah Rai, akan dilakukan analisis regresi linear berganda dengan dummy. Analisis regresi linear berganda dengan dummy digunakan karena salah satu variabel bebas berupa jenis pohon merupakan data kualitaif, sehingga variabel jenis pohon akan di ubah menjadi variabel kuantitatif.
Y’ = + bX + cD (8)
Keterangan:
Y’ : Jumlah simpanan karbon atas
permukaan tanah (ton ha-1)
X : Diameter pohon (m)
D : Jenis vegetasi ( 1=vegetasi
dominan, 0 = vegetasi lainnya) a : Konstanta
b : Koefisien regresi
c : Koefisien dummy
Kandungan biomassa pada hutan alam mangrove Tahura Ngurah Rai diperoleh dari penjumlahan biomassa pohon hidup, pohon
mati dan biomassa kayu yang sudah mati. Biomassa pohon dihitung dengan menggunakan persamaan.allometrik.untuk vegetasi mangrove (Tabel 2.). Melalui model allometrik, biomassa pohon dapat di hitung dengan memasukkan satu parameter atau kombinasi beberapa parameter berupa diameter, berat jenis dan tinggi. Biomassa pohon mati dihitung dengan metode yang sama (model allometrik) dikalikan dengan
derajat keutuhan pohon yang merupakan faktor koreksi dengan nilai 0,7 sampai dengan 0,9 sesuai Gambar 2. Sedangkan untuk kayu mati biomassa dihitung dengan mengalikan hasil penghitungan volume kayu yang mati dengan berat jenis kayu sesuai jenisnya.
Rata-rata kandungan biomassa per hektar pada tiap tingkat kerapatan tajuk pada hutan alam Tahura Ngurah Rai disajikan pada Gambar 4.
at « s -s
400,00
350,00
300,00
250,00
200,00
150,00
100,00
50,00
203,52
196,83
129,04

Sangat Jarang
Jarang
Sedang

Tingkat Kerapatan Tajuk
Gambar 4.
Histogram Kandungan Biomassa rata-rata per hektar pada tiap Tingkat Kerapatan Tajuk pada Hutan Alam Tahura Ngurah Rai
-
3.2. Kandungan Karbon Atas Permukaan Tanah Hutan Alam Tahura Ngurah Rai
Kandungan karbon pada hutan alam mangrove Tahura Ngurah Rai diperoleh dengan cara mengalikan kandungan biomassa
dengan 0,47 yang merupakan angka persentase nilai karbon pada suatu tegakan. Rata-rata kandungan karbon per hektar pada tiap tingkat kerapatan tajuk pada hutan alam Tahura Ngurah Rai disajikan pada Gambar 5.
180
& 160
S 140
h S 120
T’ 100
1.1 80
S-S 60
S 40
20
0

Sangat Jarang Jarang
92,51
Sedang

Rapat Sangat Rapat
Tingkat Kerapatan Tajuk
Gambar 5.
Histogram Kandungan Karbon rata-rata per hektar pada tiap Tingkat Kerapatan Tajuk pada Hutan Alam Tahura Ngurah Rai
Total karbon pada permukaan tanah di hutan alam Tahura Ngurah Rai diperoleh dengan cara mengalikan nilai rata-rata
kandungan karbon per hektar pada tiap tingkat kerapatan tajuk dengan luas masing-masing tingkat kerapatan tajuk. Luas areal dengan
tingkat kerapatan tajuk sangat jarang seluas 146,08 ha, jarang 344,11 ha, sedang 206,55 ha, rapat 43,85 ha dan sangat rapat 2,03 ha. Kandungan karbon total berdasarkan hasil akumulasi kandungan karbon pada tiap tingkat kerapatan tajuk pada.hutan.alam.Tahura.Ngurah Rai adalah.66.857,53 ton C.
-
3.3. Kandungan Biomassa Atas
Permukaan Tanah Hutan Rehabilitasi
Tahura Ngurah Rai
Mekanisme penghitungan biomassa pada hutan rehabilitasi sama dengan penghitungan pada hutan alam. Berdasarkan hasil penghitungan, rata-rata kandungan biomassa per hektar pada tiap tingkat kerapatan tajuk pada hutan rehabilitasi Tahura Ngurah Rai disajikan pada Gambar 6.

Sedang
105,93

Rapat
Tingkat Kerapatan Tajuk
Gambar 6.
Histogram Kandungan Biomassa rata-rata per hektar pada tiap Tingkat Kerapatan Tajuk pada Hutan Rehabilitasi Tahura Ngurah Rai
-
3.4. Kandungan Karbon Atas Permukaan Tanah Hutan Rehabilitasi Tahura Ngurah Rai
Kandungan karbon pada hutan rehabilitasi mangrove Tahura Ngurah Rai diperoleh dengan cara mengalikan kandungan
biomassa dengan 0,47 yang merupakan angka persentase nilai karbon pada suatu tegakan. Rata-rata kandungan karbon per hektar pada tiap tingkat kerapatan tajuk pada hutan rehabilitasi Tahura Ngurah Rai disajikan pada Gambar 6.


Rapat Sangat Rapat
Sedang
Tingkat Kerapatan Tajuk
Gambar 6.
Histogram Rata-rata Kandungan Karbon per hektar pada tiap Tingkat Kerapatan Tajuk pada Hutan Rehabilitasi Tahura Ngurah Rai
Total kandungan karbon atas permukaan tanah pada hutan rehabilitasi mangrove Tahura Ngurah Rai diperoleh dengan cara mengalikan
nilai rata-rata kandungan karbon per hektar pada tiap tingkat kerapatan tajuk dengan luas masing-masing tingkat kerapatan tajuk. Luas
areal dengan tingkat kerapatan tajuk sangat jarang seluas 22,70 ha, jarang 58,27 ha, sedang 126,45 ha, rapat 50,97 ha dan sangat rapat 1,21 ha. Total kandungan karbon atas permukaan tanah pada hutan rehabilitasi Tahura Ngurah Rai sebesar 19.664,21 ton C.
-
3.5. Total Kandungan Karbon di Atas Permukaan Tanah Tahura Ngurah Rai
Total kandungan karbon atas permukaan tanah Tahura Ngurah Rai merupakan
akumulasi dari total kandungan karbon atas pada hutan alam dan hutan rehabilitasi. Berdasarkan hasil penghitungan, total kandungan karbon atas permukaan tanah pada hutan alam Tahura Ngurah Rai sebesar 66.857,53 ton dan hutan rehabilitasi Tahura Ngurah Rai sebesar 19.664,21 ton, sehingga total kandungan karbon atas permukaan tanah di Tahura Ngurah Rai adalah sebesar 86.521,74 ton. Total simpanan karbon atas permukaan tanah Tahura Ngurah Rai disajikan pada Gambar 7.
g 100.000,00
O
-⅛ 80.000,00
§ O 60.000,00
S 40.000,00
"S
5 20.000,00
86.521,74

19.664,21


Total
Hutan Rehabilitasi
Gambar 7.
Histogram Total Simpanan Karbon Atas Permukaan Tanah Tahura Ngurah Rai
-
3.6. Hubungan antara Ukuran Diameter Pohon terhadap Simpanan Karbon Atas Permukaan Tanah pada Hutan Alam Tahura Ngurah Rai
Berdasarkan hasil penghitungan karbon atas mangrove pada hutan alam dapat
diketahui hubungan antara ukuran diameter pohon terhadap simpanan karbon atas permukaan tanah. Rata-rata diameter dan kandungan karbon per hektar pada tiap tingkat kerapatan tajuk pada hutan alam Tahura Ngurah Rai disajikan pada Gambar 8.
^ 20,00
P
g 15,00
10,00
g 5,00
-cs
S 0,00
-
■ Diameter rata-rata (cm)
-
■ Karbon per Hektar (ton)
3,78 5,34 3,28 3,72 4,71
Gambar 8.
Histogram Diameter rata-rata dan Kandungan Karbon per hektar pada tiap Tingkat Kerapatan Tajuk pada Hutan Alam Tahura Ngurah Rai
Berdasarkan Gambar 8., kandungan kabon atas per ha terendah sebesar 3,28 ton C ha-1 terdapat pada tingkat kerapatan tajuk sedang dengan rata-rata diameter 15,28 cm
dengan jenis dominan yang merupakan kombinasi Sonneratia alba dengan Rhizophora mucronata dan Rhizophora apiculata. Sedangkan kandungan karbon atas
per hektar tertinggi sebesar 5,34 ton C ha-1 terdapat pada tingkat kerapatan tajuk rendah/jarang dengan rata-rata diameter 18,51 cm dengan jenis dominan Sonneratia alba dan Rhizophora stylosa. Berdasarkan data tersebut ukuran diameter berbanding lurus dengan kandungan karbon yang berarti bahwa peningkatan diameter akan meningkatkan kandungan karbon.
-
3.7. Hubungan antara Ukuran Diameter Pohon terhadap Simpanan Karbon Atas Permukaan Tanah pada Hutan Rehabilitasi Tahura Ngurah Rai Berdasarkan hasil penghitungan karbon atas mangrove pada hutan rehabilitasi dapat diketahui hubungan antara ukuran diameter pohon terhadap simpanan karbon atas permukaan tanah. Rata-rata diameter dan kandungan karbon per hektar pada tiap tingkat kerapatan tajuk pada hutan rehabilitasi Tahura Ngurah Rai disajikan pada Gambar 9.
14,00
12,00
10,00
8,00
6,00
4,00
2,00
0,00
-
■ Diameter rata-rata (cm)
-
■ Karbon per Hektar (ton)
2,70 6,13 1,20 0,95 1,42
Gambar 9.
Histogram Diameter rata-rata dan Kandungan Karbon per hektar pada tiap Tingkat Kerapatan Tajuk pada Hutan Rehabilitasi Tahura Ngurah Rai
Berdasarkan Gambar 9., kandungan karbon atas per hektar terendah sebesar 0,95 ton C ha-1 terdapat pada tingkat kerapatan tajuk rapat/tinggi dengan rata-rata diameter 7,94 cm dengan jenis dominan adalah Rhizophora stylosa dan Rhizophora apiculata. Sedangkan kandungan karbon atas per hektar tertinggi sebesar 6,13 ton C ha-1 terdapat pada tingkat kerapatan tajuk rendah/jarang dengan rata-rata diameter 12,47 cm dengan jenis dominan Rhizophora stylosa. Sama halnya dengan di hutan alam, ukuran diameter berbanding lurus dengan kandungan karbon. yang bermakna bahwa peningkatan diameter akan menyebabkan peningkatan kandungan karbon. Berdasarkan data rata-rata kandungan karbon atas per hektar pada hutan alam maupun hutan rehabilitasi bahwa kandungan karbon tertinggi terdapat pada plot dengan tutupan tajuk jarang/rendah, dimana pada plot ini rata-rata diameter pohon paling besar.
Berdasarkan hasil uji statistik terhadap simpanan karbon atas Tahura Ngurah Rai didapatkan hasil sesuai Tabel 5.
Sesuai output seperti Tabel 5., diperoleh nilai signifikansi 0,076 > 0,05 sehingga bermakna bahwa.varians.data.rata-rata kandungan karbon atas pada hutan alam dengan rata-rata kandungan karbon atas pada hutan rehabilitasi dinyatakan homogen. Dengan demikian penafsiran tabel output Independent Samples Test pada Tabel 5. berdasarkan nilai pada bagian “Equal variances assumed”.
Sesuai output “Independent Samples Test” pada “Equal variances assumed” nilai.signifikansi 0,529 > 0,05 sehingga bermakna tidak.terdapat.perbedaan yang nyata.pada rata-rata.kandungan karbon atas di.hutan alam dengan.rata-rata kandungan karbon atas hutan rehabilitasi.
Tidak adanya perbedaan yang signifikan pada kandungan karbon atas per hektar pada hutan alam dan hutan rehabilitasi mangrove Tahura Ngurah Rai mengindikasikan bahwa kondisi vegetasi pada hutan rehabilitasi mangrove sudah hampir sama dengan kondisi vegetasi pada hutan alam. Hal ini berdampak pada kandungan biomassa dan karbon per hektar pada hutan rehabilitasi dan hutan alam tidak berbeda signifikan.
Berdasarkan hasil pengukuran dan penghitungan, kandungan karbon pada hutan alam sebesar 90,03 ton/ha sedangkan karbon pada hutan rehabilitasi 75,75 ton/ha. Kandungan karbon per hektar di Tahura Ngurah Rai lebih besar apabila dibandingkan dengan penelitian oleh Putra et al. (2019) yang menyatakan bahwa kandungan karbon pada hutan mangrove sebesar 15,71 ton/ha,
penelitian Handoko (2016) di kawasan Selatan Pulau Rupat yang menyatakan bahwa cadangan karbon mangrove sebesar 58,8 ton/ha dan penelitian Sofyan (2016) di kawasan Pesisir Rupat Utara yang menyatakan rata-rata karbon mangrove sebesar 68,64 ton/ha. Akan tetapi kandungan karbon Tahura Ngurah Rai lebih kecil dibandingkan dengan kandungan karbon di kawasan mangrove Bahowo, Kelurahan Tongkaina, Kecamatan Bunaken yang sebesar 203,83 ton ton/ha (Bachmid et al., 2018). Penelitian Massugito (2016) yang menyatakan bahwa cadangan karbon mangrove di kawasan Pesisir Kuala Indragiri rata-rata sebesar 258,03 ton/ha dan penelitian Oktaviona et.al, (2017) di hutan mangrove Jorong Ujuang Labuang Sumatera Barat yang menyatakan kandungan karbon sebesar 1.333,99 ton ton/ha.
Tabel 5. Output Independent Samples Test Kandungan Karbon Atas Permukaan Tanah pada Hutan Alam dan Rehabilitasi Tahura Ngurah Rai
Independent.Samples.Test
Levene's.Test.for Equality.of. Variances. |
t-test for Equality of Means | |||||||||
F |
Sig.. |
t. |
df. |
Sig. . . (2-tailed) |
Mean. Difference |
Std. .Error. Difference |
95%.Confidence.In terval of.the.Difference | |||
Lower. |
Upper. | |||||||||
Kandungan Karbon |
Equal.variances. assumed |
3.395 |
.076 |
.638 |
28 |
.529 |
14.70067 |
23.03794 |
-32.4904 1 |
61.8917 4 |
Equal.variances. not assumed |
.638 |
23.728 |
.530 |
14.70067 |
23.03794 |
- 32.8761 5 |
62.2774 8 |
-
3.9. Hubungan antara Ukuran Diameter dan Jenis Pohon dengan Kandungan Karbon Atas Permukaan Tanah di Hutan Alam
Untuk mengetahui apakah diameter dan jenis pohon berpengaruh terhadap simpanan karbon atas pada hutan alam Tahura Ngurah Rai, dilakukan analisis terhadap output uji statistik seperti pada Tabel 6.
Berdasarkan Tabel 6., diperoleh nilai signifikansi untuk rata-rata diameter sebesar 0,181 atau lebih tinggi (>) 0,05 yang
bermakna bahwa diameter tidak memberikan pengaruh nyata terhadap simpanan karbon atas di hutan alam Tahura Ngurah Rai. Untuk nilai signifikansi jenis dominan sebesar 0,209 atau lebih tinggi (>) 0,05 yang bermakna bahwa
jenis pohon tidak memberikan pengaruh nyata terhadap simpanan karbon atas di hutan alam Tahura Ngurah Rai.
Karena 2 (dua) variabel bebas yang diuji terhadap simpanan karbon atas di hutan alam tidak memberikan pengaruh nyata, maka persamaan regresi linear diabaikan. Ukuran diameter yang tidak berpengaruh signifikan terhadap kandungan karbon pada hutan alam diduga disebabkan karena pertumbuhan diameter sejalan dengan peningkatan kandungan karbon pada vegetasi mangrove. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Hariah dan Rahayu (2007) yang menyatakan besarnya diameter yang dipengaruhi oleh usia pohon akan berdampak pada peningkatan biomassa termasuk karbon.
Pengaruh jenis berdasarkan uji statistik menunjukkan hasil bahwa jenis tidak berpengaruh signifkan terhadap kandungan karbon atas permukaan tanah pada hutan alam Tahura Ngurah Rai. Pada hutan alam Tahura Ngurah Rai, jenis yang dominan adalah Sonneratia alba. Kandungan karbon atas rata-rata per hektar pada hutan alam Tahura Ngurah Rai yang didominasi oleh Sonneratia alba sebesar 90,03 ton/ha lebih besar dari
penelitian yang dilakukan oleh Putra et al. (2019) yang menyatakan bahwa kemampuan mangrove jenis Sonneratia alba dalam menyimpan karbon diperkirakan sebesar 15,71 ton/ha. Namun lebih kecil apabila dibandingkan dengan penelitian Syukri et al. (2018) yang menyatakan kandungan karbon per hektar jenis Sonneratia alba berkisar antara 196.39 - 293.9 ton/ha.
Tabel 6. Output Coefficients Hubungan Diameter dan Jenis Pohon terhadap Simpanan Karbon
Atas di Hutan Alam Tahura Ngurah Rai
Coefficientsa
Model. |
Unstandardized.Coefficients |
Standardized. Coefficients |
t. |
Sig. . | |
B. |
Std. Error. |
Beta. | |||
1. (Constant) . |
9.942 |
78.810 |
.126 |
.902 | |
Rata-rata Diameter |
6.787 |
4.785 |
.393 |
1.418 |
.181 |
Jenis Dominan |
-34.112 |
25.708 |
-.368 |
-1.327 |
.209 |
a. Dependent Variable: Kandungan karbon Atas
-
3.10. Hubungan antara Ukuran Diameter dan Jenis Pohon dengan Kandungan Karbon Atas di Hutan Rehabilitasi
Untuk mengetahui apakah diameter dan jenis pohon berpengaruh terhadap simpanan karbon atas pada hutan rehabilitasi Tahura Ngurah Rai, dilakukan analisis terhadap output uji statistik seperti pada Tabel 7.
Berdasarkan Tabel 7., diperoleh nilai signifikansi untuk rata-rata diameter sebesar 0,186 atau lebih tinggi (>) 0,05 sehingga
diameter tidak berpengaruh nyata pada kandungan karbon atas permukaan tanah di hutan rehabilitasi Tahura Ngurah Rai. Untuk nilai signifikansi jenis dominan sebesar 0,759 atau lebih tinggi (>) 0,05 bermakna bahwa jenis pohon juga tidak berpengaruh nyata pada kandungan karbon atas di hutan rehabilitasi Tahura Ngurah Rai.
Karena 2 (dua) variabel bebas yang diuji terhadap simpanan karbon atas di hutan rehabilitasi tidak memberikan pengaruh nyata, maka persamaan regresi linear diabaikan. Adinugroho dan Sidiyasa (2006) menyatakan bahwa terdapat hubungan erat antara dimensi pohon (diameter dan tinggi) dengan biomassa dan kandungan karbon. Hairiah dan Rahayu 233
(2007) menyatakan ukuran diameter batang berbanding lurus dengan nilai biomassa, semakin tinggi DBH (Diameter at Breast Height) maka mengindikasikan semakin tua pohon tersebut dan mempunyai cadangan karbon yang lebih banyak. Sejalan dengan pendapat tersebut, Maulana (2009) menyatakan tingginya potensi kandungan karbon lebih dipengaruhi oleh komposisi diameter dan berat jenis pohon daripada kerapatan tutupan lahan. Hikmatyar et al. (2015) juga menyatakan bahwa diameter batang, kerapatan individu, keragaman jenis pohon merupakan parameter yang mempengaruhi biomassa dan kandungan karbon pada suatu ekosistem.
Pengaruh jenis berdasarkan uji statistik menunjukkan hasil bahwa jenis tidak berpengaruh signifkan terhadap kandungan karbon atas permukaan tanah pada hutan rehabilitasi Tahura Ngurah Rai. Pada hutan rehabilitasi Tahura Ngurah Rai, jenis yang dominan dan awalnya diduga berpengaruh signifikan terhadap kandungan karbon atas mangrove adalah jenis Rhizophora stylosa. Kandungan karbon atas rata-rata per hektar pada hutan rehabilitasi Tahura Ngurah Rai
yang didominasi oleh Rhizophora stylosa sebesar 75,75 ton C/ha. Walaupun tidak berpengaruh nyata secara statistik, kandungan karbon Rhizophora stylosa lebih besar dibandingkan jenis yang lain. Hal ini sesuai penelitian Suryono et al. (2018) bahwa biomassa dan cadangan karbon dari Rhizophora sp. lebih tinggi dibandingkan
dengan jenis lainya. Kareninsekar (2020) juga menyatakan bahwa Rhizophora stylosa memiliki kemampuan menyerap karbon tertinggi dibandingkan dengan jenis Avicennia marina dan Bruguierra gymnorrhiza, dimana kemampuan serapan tertinggi terutama pada bagian batang.
Tabel 7. Output Coefficients Hubungan Diameter dan Jenis Pohon terhadap Kandungan Karbon Atas Permukaan Tanah pada Hutan Rehabilitasi Tahura Ngurah Rai
Coefficientsa
Model. |
Unstandardize.Coefficients |
Standardized. Coefficients |
t. |
.Sig. . | |
.B. |
.Std. Error. |
.Beta. | |||
1. (Constant) . |
-30.382 |
79.493 |
-.382 |
.709 | |
Rata-rata Diameter |
12.002 |
8.558 |
.420 |
1.402 |
.186 |
Jenis Dominan |
14.532 |
46.204 |
.094 |
.315 |
.759 |
a. Dependent Variable: Kandungan karbon Atas |
akan berdampak pada peningkatan
-
1) Kandungan karbon atas permukaan tanah per ha pada hutan alam Tahura Ngurah Rai sebesar 90,03 ton/ha tidak berbeda nyata dengan kandungan karbon per hektar pada hutan rehabiltasi sebesar 75,75 ton/ha. Hal ini berarti bahwa pertumbuhan vegetasi pada hutan rehabilitasi sudah hampir sama dengan pertumbuhan vegetasi pada hutan alam.
-
2) Ukuran diameter dan jenis mangrove tidak berpengaruh nyata pada kandungan karbon atas di hutan alam dan hutan rehabilitasi pada taraf signifikan 5%.
-
1) Untuk menjaga fungsi mangrove sebagai penyerap karbon perlu mempertahankan kelestarian mangrove dan melakukan rehabilitasi pada kawasan yang rusak.
-
2) Upaya rehabilitasi mangrove harus memperhatikan kesesuaian jenis
mangrove dengan karakteristik lapangan sehingga akan meningkatkan persentase keberhasilan kegiatan rehabilitasi yang
DAFTAR PUSTAKA.
Adinugroho, .C. .W. dan Sidiyasa, K. 2001. .Model.Pendugaan.Biomassa.Pohon.Ma honi (Swietenia.macrophylla.King)
.di.atas.Permukaan.Tanah.
.Jurnal.penelitian.Hutan.dan
Konservasi.Alam, .III. (1) .: .103.- .117.
Arief, A. .2001. Hutan dan Kehutanan.
Yogyakarta: Kanisius.
Asy’ari, .M., .dan.Karim, .A.A. .2012.
.Pengukuran.Kayu, .Fakultas.Kehutanan, .Universitas
Lambung.Mangkurat, .Banjarbaru. .
Bachmid, .F., Sondak, .C.F.A., Kusen, .J.D. 2018.
Estimasi.Penyerapan.Karbon.Hutan Mangrove.Bahowo.Kelurahan.Tongkai na.Kecamatan.Bunaken. .Jurnal Pesisir dan Laut Tropis. .Vol. .1 (1):8-13.
Badan.Standarisasi Nasional. .2011.
.Pengukuran.dan. penghitungan
cadangan.karbon
Pengukuran.lapangan.untuk.penaksiran
.cadangan.karbon.hutan. (ground based forest carbon accounting). .Jakarta.
Hairiah, K., Rahayu, S. 2007. .Pengukuran.Karbon.Tersimpan.di.Berba gai.Macam Penggunaan Lahan.
.World.Agroforestry.Centre. .ICRAF, .SEA.Regional.Office, .University.of Brawijaya, .Indonesia.
Handoko, E. 2016.
Analisis.Biomassa.dan.Cadangan.Karbo n.pada.Ekosistem.Hutan Mangrove
di.Kawasan.Pesisir.Selatan.Pulau.Rupat.
Provinsi.Riau. Skripsi.pada.Jurusan.Ilmu Kelautan.Fakultas.Perikanan.dan.Kelaut an.Universitas.Riau, .Pekanbaru.
IPCC. .2006.
.IPCC.Guidelines.for.National.Greenho use.Gas.Inventories, Prepared by the National.Greenhouse.Gas.Inventories.Pr ogramme, .Eggleston.H.S., .Buendia.L., .Miwa K., .Ngara.T. .and.Tanabe.K. . (eds). .Japan: IGES. .
Komiyama, .A., .Poungpam, .S. .& .Karto, .S. .2005.
.Common.Allometric.Equations.for Estimating.The.Tree.Weight.of .Mangroves.
.Journal.of.Tropical.Ecology. .21(4). .
Massugito. 2016. “Analisis Cadangan Karbon pada Ekosistem Hutan Mangrove di Kawasan Pesisir Kuala Indragiri Provinsi Riau”. (Skripsi). Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Riau, Pekanbaru.
Oktaviona, S., Amin, B., Ghalib, M. 2017. Estimasi Stok Karbon Tersimpan pada Ekosistem Hutan mangrove di Jorong Ujuang Labuang Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat. Postal
Address: Kampus Bina Widya Sp.
Panam Pekanbaru-Riau-Indonesia.
Pratama, I.G.M.Y., Karang, I.W.G.A., Suteja, Y. 2019. Distribusi Spasial Kerapatan Mangrove Menggunakan Citra Sentinel-2A Di TAHURA Ngurah Rai Bali. Journal of Marine and Aquatic Sciences 5(2), 192-202.
Putra, A.A., Rudianto, Dewi, C.S.U. 2019. Analisis Kemampuan Sekuestrasi dan Penyimpanan Karbon Hutan Mangrove di Desa Pejarakan, Kabupaten Buleleng, Bali. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. Vol. 11 No.3: 511-526.
Sofyan, M. 2016. “Analisis Biomassa dan Cadangan Karbon pada Ekosistem Hutan Mangrove di Kawasan Pesisir Rupat Utara Provinsi Riau”. (Skripsi). Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Riau, Pekanbaru.
Suryono., Soenardjo, N., Wibowo, E., Ario, R., & Rozy, E.F. 2018. Estimasi
Kandungan Biomassa dan Karbon di Hutan Mangrove Perancak Kabupaten Jembrana Provinsi Bali. Bul. Oseano. Mar. 7(1):1-8.
Syukri, M., Mashoreng, S., Werorilangi, S., Isyrini, R., Rastina, Faizal, A., Tahir, A.
2018. Kajian Stok Karbon Mangrove di Bebanga Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat. Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan V Universitas Hasanuddin, Makassar.
Widyantari, I. A. D. 2013. “Potensi Simpanan Karbon di Kawasan Rehabilitasi Mangrove Taman Hutan Raya Ngurah Rai, Bali”. (Skripsi). Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan. Universitas Gajah Mada.
235
ECOTROPHIC • 15(2): 222-235 p-ISSN:1907-5626,e-ISSN: 2503-3395
Discussion and feedback