Potensi Dan Daya Dukung Pantai Labuhan Haji Dalam Pengembangan Kawasan Pariwisata di Kabupaten Lombok Timur [Hafizin, dkk.]

POTENSI DAN DAYA DUKUNG PANTAI LABUHAN HAJI DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Hafizin1*), I Made Adhika2), I Nyoman Sunarta3)

1)Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Hamzanwadi

2)Fakultas Teknik, Universitas Udayana

3)Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana

*)Email: hafizin939@gmail.com

ABSTRACT

Labuhan Haji Beach is one of the tourism area in Lombok Timur Regency who more visited by domestic tourist. The development tourism area required data and informations about conditions of environment. The objective of this research is to analyze conditions of environment Labuhan Haji beach based on the some of hidro oceanography and beach morphology aspect, Tourism appropriateness index (Indeks Kesesuaian Wisata/IKW) and carrying capacity (Daya Dukung Kawasan/DDK). The hidro oceanography and beach morphology aspect is the type, the width, the material of bottom waterworks, the current speed, the slope of beach, the brightness, the wave, the land cover beach, the dangerous of biota, and the fresh water supply. This research is qualitative descriptive with survey method. There area 21 quays investigated in this research. The data gathered based on the parameter in each quay are then analized using Tourism appropriateness index (Indeks Kesesuaian Wisata/IKW) which is agreed with beach tourism appropriateness matrix. Based on the data gained from each quay, it can be concluded that all the investigated quays area categorized very appropriate. The results of analysis Tourism Appropriateness Index (Indeks Kesesuaian Wisata/IKW) for recreation area is 85-91% and swim area is 81-87% the quays area categorized very appropriate and boatting area is 59-84%. This mean that all the area in well conditions for tourism activity with maximum carrying capacity 240 person/day.

Keywords: Tourism, Labuhan Haji Beach,  Tourism Appropriateness Index,

Carrying Capacity

  • 1.    PENDAHULUAN

Pembangunan wilayah pesisir dan laut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Masyarakat pesisir sebagai pelaku dan tujuan pembangunan wilayah pesisir dan lautan harus mendapatkan manfaat terbesar dari kegiatan pembangunan tersebut. Demikian pula dalam pembangunan wilayah pesisir untuk kegiatan pariwisata harus dilakukan

dengan mengedepankan upaya deversifikasi usaha dan memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat pesisir disamping usaha perikanan. Pariwisata seperti yang ditegaskan oleh Wahab (2003), adalah salah satu dari industri gaya baru mempunyai dimensi-dimensi dan persepsi-persepsi yang bervariasi mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup dan dalam mengaktifkan sektor produksi

lain di daerah tujuan wisatawan. Kabupaten Lombok Timur adalah salah satu daerah tujuan wisata. Kabupaten ini merupakan bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Barat yang memilki potensi dan daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Kabupaten Lombok Timur dengan luas wilayah 2.679,88 km² yang terdiri dari wilayah daratan seluas 1.605,55 km² dan luas wilayah laut 1.074, 33 km². Dari tahun 2007 sampai tahun 2014 kondisi pertumbuhan daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Lombok Timur mengalami peningkatan. Akan tetapi, pada tahun 2012 dan 2013 dimana jumlah daya tarik wisata baik itu daya tarik wisata alam dan 6 daya tarik wisata pantai tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebanyak 53 daya tarik wisata. Pada tahun 2014 terjadi peningkatan sebanyak 65 daya tarik wisata. Hal tersebut akan berdampak positif bagi perkembangan kunjungan para wisatawan yang berkunjung ke berbagai daya tarik wisata yang tersedia di Kabupaten Lombok Timur (BPS Lombok Timur dalam angka 2012 dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lombok Timur, 2014). Salah satu kawasan pariwisata yang ada di Kabupaten Lombok Timur adalah Pantai Labuhan Haji. Pantai ini terletak di Desa Labuhan Haji Kecamatan Labuhan Haji. Kawasan Wisata Pantai Labuhan Haji yang saat ini sedang dikembangkan. Oleh karena itu, diperlukan adanya data dan informasi yang memadai untuk mendukung pengembangan kawasan wisata tersebut. Data dan informasi tentang Kawasan Wisata Pantai Labuhan Haji menjadi penting untuk dilakukan, hal ini menjadi dasar dalam pengembangan Pantai Labuhan

Haji. Tujuanpenelitian ini, adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi lingkungan Pantai Labuhan Haji yang dilihat dari aspek hidro oseanografi dan morfologi pantai, Indeks Kesesuaian Wisata (IKW), dan Daya Dukung Kawasan (DDK) untuk mengetahui jumlah pengunjung yang dapat ditampung oleh kawasan wisata Pantai Labuhan Haji. Selain itu juga, untuk mengetahui kelayakan pantai sebagai kawasan wisata di Kabupaten Lombok Timur.

  • 2.    METODOLOGI

    • 2.1.    Waktu dan Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian ini adalah Pantai Labuhan Haji yang terletak di Desa Labuhan Haji, Kecamatan Labuhan Haji. Waktu penelitian mulai Bulan Februari 2018 sampai dengan Bulan April 2018. Untuk lebih jelasnya peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1.Lokasi Penelitian

  • 2.2.    Alat dan Bahan

Alat-alat dan kegunaan alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan Kegunaan Alat

Nama Alat

Kegunaan Alat

Perahu

Alat

Global

Transportasi

Positioning

Menentukan

System (GPS)

Titik Stasiun

Kompas

Menentukan

Stop Watch

Arah Arus

Roll Meter

Mengukur

Secchidisk

Waktu Arus

Kaca Mata

Mengukur

Renang/snorkel

lebar pantai Mengukur

Layang-layang

Kecerahan Air

Arus

Mengamati

Alat Tulis

Biota

Menulis

Berbahaya

Batu Duga

Mengukur

Busur Derajat dan

Kecepatan

Roll Meter

Arus

Alat Untuk Menulis Data Mengukur Kedalaman Air Mengukur Kemiringan Pantai

  • 2.3.    Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: observasi, penentuan stasiun, dan pengambilan data lapangan. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah kedalaman, tipe pantai, material dasar perairan, penutupan lahan pantai, lebar pantai, kemiringan pantai, kecepatan arus, kecerahan, pengamatan biota berbahaya dan ketersediaan air tawar.

  • 2.4.    Analisis Data

  • a.    Analisis Indeks Kesesuaian

Wisata

Analisis kesesuaian wissata menggunakan matriks kesesuaian yang     disusun     berdasarkan

kepentingan setiap parameter untuk mendukung kegiatan pada daerah tersebut. Rumus yang digunakan untuk kesesuaian wisata pantai adalah (Yulianda, 2007).

IKW = Σ[Ni/Nmaks] x 100% Keterangan :

IKW    = Indeks Kesesuaian

Wisata (%)

Ni       = Nilai parameter ke-i

(Bobot x Skor)

Nmaks  = Nilai maksimum dari

suatu kategori wisata

Berdasarkan matriks kesesuaian, selanjutnya dilakukan penyusunan kriteria-kriteria kesesuaian lahan untuk kawasan wisata pantai, baik untuk kegiatan wisata pantai kategori rekreasi, berenang dan berperahu.                 Kriteria-

kriteriakesesuaian lahan dalam penelitian inidibagi menjadi 4 kriteria,yang      meliputi kriteria

kesesuaian lahan S1 sangat sesuai (70 %–100%), S2 cukup sesuai

(45%–<70%), S3 sesuai bersyarat (25% – <45% dan N tidak sesuai (<25).

Untuk Masing-masing parameter penelitian yang diamati untuk kesesuaian wisata pantai, baik untuk kategori rekreasi,berenang dan berperahu dapat dilihat. pada Tabel 2, Tabel 3 dan Tabel 4.

Tabel 2. Matriks Kesesuaian Wisata Pantai Rekreasi

Parameter

Batasan Nilai

Kriteria

Skor

Bobot

SXB

Tipe Pantai

Pasir Putih

S1

4

5

20

Pasir Putih Sedikit

S2

3

Berkarang

Pasir Hitam,Karang,

S3

2

Terjal

5

20

Lumpur, Berbatu, Terjal

N

1

Lebar Pantai (m)

>15

S1

4

10-15

S2

3

3-<10

S3

2

<3

N

1

Material dasar

Pasir

S1

4

4

16

Perairan

Karang Berpasir

S2

3

Pasir Lumpur

S3

2

Lumpur

N

1

Kemiringan

>10

S1

4

4

16

Pantai (°)

10 - 25

S2

3

>25 - 45

S3

2

<45

N

1

Penutupan Lahan

Kelapa, Lahan Terbuka

S1

4

3

12

Pantai

Semak Belukar Rendah,

S2

3

Savana

Belukar tinggi

S3

2

Bakau, Permukiman,

N

1

Pelabuhan

Ketersediaan Air

<0,5 km

S1

4

3

12

Tawar (km)

>0,5 km - 1 km

S2

3

>1- 2 km

S3

2

< 2 km

N

1

Nmaks

96

(Sumber : Yulianda, 2007)

Keterangan:

Kategori (S1) Sangat Sesuai

Kategori (S2) Cukup Sesuai

Kategori (S3) Sesuai Bersyarat

Kategori (N) Tidak Sesuai

Tabel 3. Matriks Kesesuaian Wisata Pantai Berenang

Parameter

Batasan Nilai

Kriteria

Skor

Bobot

SXB

Kedalaman (m)

0-3

S1

4

5

20

>3-6

S2

3

>6-10

S3

2

>10

N

1

Tipe Pantai

Pasir Putih

S1

4

5

20

Pasir Putih Sedikit

S2

3

Berkarang

Pasir Hitam,Karang,

S3

2

Terjal

Lumpur, Berbatu, Terjal

N

1

Parameter

Batasan Nilai

Kriteria

Skor

Bobot

SXB

Lebar Pantai (m)

>15

S1

4

5

20

10-15

S2

3

3-<10

S3

2

<3

N

1

Material dasar

Pasir

S1

4

4

16

Perairan

Karang Berpasir

S2

3

Pasir Lumpur

S3

2

Lumpur

N

1

Kecepatan

0 - 0,17

S1

4

5

20

Arus (m/dt)

0,17 - 0,34

S2

3

0,34 - 0,51

S3

2

>0,51

N

1

Gelombang (m)

0 – 0,5

S1

4

5

20

0,5 – 1

S2

3

1 – 1,5

S3

2

>1,5

N

1

Kecerahan (m)

8 – 10

S1

4

3

12

5 - <8

S2

3

2 - <5

S3

2

<2

N

1

Biota Berbahasya

Tidak Ada

S1

4

3

12

Ubur-ubur

S2

3

Bulu Babi, Ubur-ubur

S3

2

Ular Air, Bulu Babi

N

1

Ubur-ubur

Ketersediaan Air

<0,5 km

S1

4

3

12

Tawar (km)

>0,5 km – 1 km

S2

3

>1- 2 km

S3

2

< 2 km

N

1

Nmaks

152

(Sumber : Yulianda, 2007)

Keterangan:

Kategori (S1) Sangat Sesuai

Kategori (S2) Cukup Sesuai

Kategori (S3) Sesuai Bersyarat

Kategori (N) Tidak Sesuai

Tabel 4. Matriks Kesesuaian Wisata Pantai Berperahu

Parameter

Batasan Nilai

Kriteria

Skor

Bobot

SXB

Kedalaman (m)

> 8

S1

4

5

20

> 4 - 8

S2

3

> 2 - 4

S3

2

< 2

N

1

Kecepatan

0 - 0,15

S1

4

3

12

Arus (m/dt)

0,16 - 0,30

S2

3

0,31 - 0,40

S3

2

>0,40

N

1

Nmaks

32

(Sumber : Tambunan, 2013)

Keterangan:

Kategori (S1) Sangat Sesuai

Kategori (S2) Cukup Sesuai

Kategori (S3) Sesuai Bersyarat

Kategori (N) Tidak Sesuai

  • b.    Daya Dukung Kawasan

Analisis Daya Dukung Kawasan yang dilakukanuntuk mengetahui jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang tersebut pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Rumus analisis Daya Dukung Kawasan yang digunakan dalam ini, mengacu pada Yulianda (2007) sebagai berikut:

DDK = K x Lp x Wt Lt Wp

Keterangan :

DDK = Daya Dukung Kawasan (orang/hari)

K       = Potensi ekologis

pengunjung per satuan unit area (orang)

Lp       = Luas area atau panjang

area yang dimanfaatkan (m)

Lt       = Unit area untuk

kategori tertentu (m)

Wt      = Waktu yang disediakan

kawasan untuk kegiatan wisata dalam 1 hari (jam)

Wp     = Waktu yang dihabiskan

oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu (jam)

Kesesuaian     lahan     dapat

didefinisikan sebagai suatu tingkat kecocokan suatu lahan untuk kepentingan tertentu. Analisis kesesuaian lahan salah satunya dilakukan    untuk    mengetahui

kesesuaian     kawasan     bagi

pengembangan wisata. Hal ini didasarkan   pada   kemampuan

wilayah untuk mendukung kegiatan yang dapat dilakukan pada kawasan tersebut.Potensi            ekologis

pengunjung per satuan unit area dan unit area untuk kategori tertentu dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Potensi Ekologis Wisatawan (K) dan Luas Area Kegiatan (Lt)

Jenis Kegiatan

K        Unit Area               Keterangan

Σwisatawan       (Lt)

Rekreasi

Wisata Olahraga

Berenang

Berjemur

Memancing

1              50        1 orang setiap 50 m panjang pantai

1              50        1 orang setiap 50 m panjang pantai

1              50        1 orang setiap 50 m panjang pantai

1              50        1 orang setiap 50 m panjang pantai

1              10        1 orang setiap 50 m panjang pantai

Sumber : Yulianda (2007)

Waktu kegiatan wisatawan (Wp) dihitung berdasarkan lamanya waktu yang dihabiskan oleh wisatawan untuk melakukan kegiatanwisata.

Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Prediksi Waktu Yang Dibutuhkan Untuk Setiap Kegiatan Wisata

Jenis Kegiatan

waktu yang dibutuhkan Wp – (jam)

Total waktu 1 hari Wt – (jam)

Rekreasi

2

4

Wisata Olahraga

2

4

Berenang

3

6

Berjemur

2

4

Memancing

3

6

Sumber : Yulianda (2007)

berdasarkan matriks kesesuaian

  • 3.    HASIL DAN PEMBAHASAN

    • 3.1.    Kondisi Lingkungan Pantai Labuhan Haji Dari Aspek Hidro Oseanografi dan Morfologi Pantai

Kondisi lingkungan Pantai Labuhan Haji dalam penelitian ini bisa dilihat dari aspek hidro oseanografi dan morfologi pantai yang merupakan faktor pendukung untuk kegiatan wisata pantai. Kondisi tersebutberhubungan erat dengan aspek keamanan dan kenyamanan bagi wisatawan dalam berwisata.

Beberapa parameter hidro oseanografi dan morfologi pantai yang dikaji dalam penelitian ini untuk mendukung kesesuaian lahan kawasan wisata pantai di Pantai Labuhan Haji adalahkedalaman, tipe pantai, lebar pantai, gelombang, kemiringan pantai, material dasar perairan, kecepatan arus, kecerahan, penutupan lahan pantai, biota berbahaya, dan ketersediaan air tawar.

  • a.    Kedalaman

Dari hasil pengkuruan yang dilakukan bahwa kedalaman air pada stasiun1–21 berada pada kisaran 2,10 m – 4,50 m, dimana pada stasiun 15 dan 17 memiliki kedalaman terendah yaitu 2,10 m dan stasiun 4 memiliki kedalaman tertinggi 4,5 m. Hasil analisis

lahan untuk wisata pantai kategori berenang menunjukkan stasiun 1, 12-21 masuk dalam kriteria kesesuaian lahan S1 (sangat sesuai) dan stasiun 2-11 masuk dalam kriteria kesesuaian lahan S2 (cukup sesuai). Sedangkan untuk kategori berperahu pada stasiun 4 masuk dalam kriteria kesesuaian lahan S2 (cukup sesuai) dan stasiun 1,2,3 dan stasiun 5-21 masuk dalam kesesuaian lahan S3 (sesuai bersyarat). Menurut Yulianda (2007) dalam Armos (2013), faktor kedalaman sangat mempengaruhi dinamika oseanografi dan morfologi pantai, seperti kondisi arus, ombak dan transport sedimen. Oleh karena itu parameter kedalaman menjadi penting untuk di perhatikan dalam pengembangan kawasan wisata pantai kuhususnya untuk kategori rekreasi dan renang.

  • b.    Tipe Pantai

Hasil pengamatan secara visual tipe pantai pada stasiun 1-21 tergolong pasir putih, sedikit berkarang. Berdasarkan matriks kesesuaian lahan untuk wisata pantai rekreasi bahwa semua stasiun penelitian masuk dalam kriteria kesesuaian lahan S2 (cukup sesuai) baik untuk kategori rekreasi maupun berenang. Sesuai dengan pendapat Yulianda (2007) bahwa untuk wisata pantai akan sangat baik jika

suatu pantai merupakan pantai yang berpasir atau dengan kata lain didominasi oleh substrat pasir, dibandingkan dengan pantai yang berbatu atau pantai yang didominasi oleh substrat karang dapat mengganggu kenyamanan wisatawan.

  • c.    Lebar Pantai

Lebar pantai merupakan salah satu parameter penelitian kesesuaian lahan yang digunakan dalam penelitian ini untuk kawasan wisata pantai. Pengukuran lebar pantai dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar wilayah pantai yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan wisata pantai. Pengukuran lebar pantai diukur dari vegetasi terakhir hingga batas surut terendah. Berdasarkan matriks kesesuaian lahan untuk wisata pantai di Pantai Labuhan Haji untuk kategori rekreasi dan berenang pada stasiun 1 tergolong dalam kategori S2 (cukup sesuai), karena lebar untuk stasiun 1 hanya 15 m. sedangkan stasiun 2-21 tergolong dalam kategori S1 (sangat sesuai), karena lebarnya lebih dari 15 m.

  • d.    Kemiringan Pantai

Kemiringan pantai berhubungan dengan arus yang datang dari laut. Menurut Umar (2012) Semakin mendekati garis pantai, kelandaian gelombang datang akan semakin curam seiring dengan berkurangnya kedalaman dan akhirnya gelombang akan pecah. Pengukuran atau pengamatan kemiringan pantai dilakukan menggunakan tali ukur, busur drajat dan roll meter

Hasil pengukuran kemiringan pantai di Pantai Labuhan Haji pada stasiun 1,2,3,4,5,6,7 dan stasiun 1221 masuk dalam kriteria kesesuaian

lahan S2 (cukup sesuai) karena kemiringannya antara 10-25°.Sedangkan untuk stasiun 8-11 memiliki kemiringan pantai 30°yang masuk dalam kriteria kesesuaian lahan S3 (sesuai bersyarat).

  • e.    Material Dasar Perairan

Material dasar perairan merupakan parameter penting dalam mengetahui kesesuaian wilayah khususnya wilayah pantai, baik untuk kategori rekreasi maupun berenang.

Hasil pengamatan secara visual tentang material dasar perairan pada stasiun 1-21di Pantai Labuhan Haji semuanya berpasir. Menurut Sugiarto dan Ekariyono (1996) dalam Armos (2013) pantai berpasir merupakan pantai yang didominasi oleh hamparan atau daratan pasir, baik yang berupa pasir hitam, abu-abu atau putih. Berdasarkan analisis dengan matriks kesesuaian lahan untuk wisata pantai kategori rekreasi dan berenang di Pantai Labuhan Haji, maka semua stasiun penelitian masuk pada kriteria kesesuaian lahan S1 (sangat sesuai).

  • f.    Kecepatan Arus

Arus merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang disebabkan oleh tiupan angin, atau karena perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan oleh gerakan gelombang yang panjang (Nontji, 1987). Selain itu juga, arus adalah pergerakan massa air secara vertikal dan horizontal sehingga menuju keseimbangannya.

Analisis berdasarkan matriks kesesuaian lahan untuk wisata pantai di Pantai Labuhan Haji menunjukkan bahwa kecepatan arus pada stasiun 1-21 tergolong dalam kategori S1 (sangat sesuai) untuk

kegiatan wisata pantai kategori berenang dan berperahu. Hal ini sesuai dengan pendapat Yulianda (2007) yang menyatakan bahwa kecepatan arus yang sangat sesuai untuk kegiatan wisata pantai kategori berenang yaitu 0-0,17 meter/detik dan Tambunan (2013) yang menyatakan kecepatan arus yang sesuai yaiti 0-0,15 yang tergolong arus lemah.

  • g.    Kecerahan

Kecerahan merupakan tingkat transparansi perairan yang dapat diamati secara visual menggunakan secchi disk. Kecerahan perairan merupakan parameter penting dalam kegiatan wisata pantai, karena berkaitan dengan kenyamanan wisatawan. Semakin cerah perairan, semakin baik untuk kenyamanan wisatawan saat mandi dan renang.

Berdasarkan matriks kesesuaian, tingkat kecerahan pada stasiun 1-21tergolong tidak sesuai (N) karena kecerahanya <2 m. Rendahnya tingkat kecerahan ini karena di pengaruhi oleh faktor kedalaman karena pada saat pengukuran, kedalamannya berkisar antara 2,10 m sampai 4,50 m. Selain itu juga, kecerahan dipengaruhi oleh adanya air sungai yang keruh yang bermuara kelaut sehingga menyebabkan kecerahannya juga sangat rendah.

  • h.    Penutupan Lahan Pantai

Penutupan lahan pantai adalah pemanfaatan yang dikelola terhadap kawasan disekitar pantai. Pengelolaan penutupan lahan pantai bertujuan untuk meningkatkan daya tarik wisata di kawasan pantai.

Hasil pengamatan yang telah dilakukan secara visual terhadap penutupan lahan kawasan wisata

Pantai Labuhan Haji, semua stasiun penelitian mulai dari stasiun 1-21 didominasi oleh kelapa dan lahan terbuka. Berdasarkan analisis matriks kesesuaian lahan untuk wisata pantai kategori rekreasi pada parameter penutupan lahan, semua stasiun penelitian masuk dalam kriteria kesesuaian lahan S1 (sangat sesuai).

  • i.    Biota Berbahaya

Biota berbahaya merupakan faktor penting dalam wisata baik rekreasi maupun berenang. Semakin sedikit biota berbahaya yang ditemukan di suatu lokasi wisata maka lokasi wisata tersebut akan semakin baik.

Pengamatan biota berbahaya dilakukan secara visual dengan cara snorkelingdi sekitarstasiun1-21. Hasil pengamatan pengamatan biota berbahaya menunjukan bahwa di semua stasiun penelitian tidak ditemukan biota berbahaya. Berdasarkan matriks kesesuaian lahan untuk wisata pantai kategori berenang semua stasiun penelitian masuk pada kriteria kesesuaian lahan S1 (sangat sesuai).

  • j.    Ketersediaan Air Tawar

Sumber ketersediaan air tawar dikawasan wisata sangat dibutuhkan oleh wisatwan terutama untuk kawasan wisata pantai. Selain itu juga, jarak ketersediaan air tawar juga harus diperhatikan oleh pengelola kawasan wisata jangan sampai terlalu jauh dari lokasi wisatawan.

Hasil pengukuran Jarak ketersediaan air tawar terdekat adalah terletak pada stasiun 20 dengan jarak ketersediaan air tawar 0,022 km dan terjauh terletak pada stasiun 3 dengan jarak 0,135 km.

Berdasarkan matriks kesesuaian lahan wisata pantai, jarak ketersediaan air tawar yang sangat sesuai untuk kawasan wisata pantai adalah < 0,5 km, baik untuk kategori rekreasi maupun berenang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semua stasiun penelitian dari stasiun 1-21, masuk dalam kriteria kesesuaian lahan S1 (sangat sesuai).

  • 3.2.    Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) Pantai Labuhan Haji

Nilai Indeks Kesesuaian Wisata untuk wisata pantai diperlukan untuk mengetahui kesesuaian lahan pantai untuk kegiatan wisata berdasarkan faktor yang mempunyai nilai penting terhadap pengelolaannya.

  • a.    Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) Pantai Rekreasi

Dari hasil olah data primer 2018 yang dihitung dengan menggunakan rumus Indeks Kesesuaian Wisata (IKW), stasiun-stasiun yang memiliki nilai-nilai yang sama adalah stasiun 2,3,4,5,6,7 dan 12,13,14,15,16,17,18,19,20, dan 21 dengan total nilai adalah 91% yang masuk dalam kriteria kesesuaian lahan S1 (sangat sesuai). Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, rata-rata tempat lemahnya adalah pada parameter tipe pantai dan kemiringan pantai yang masuk dalam kriteria kesesuaian lahan S2 (cukup sesuai). Stasiun 8,9 dan 10 juga memiliki nilai yang sama sebesar 86% yang masih masuk dalam kriteria kesesuaian lahan S1 (sangat sesuai). Parameter tempat lemahnya pada stasiun ini adalah kemiringan pantai yang masuk dalam keriteria kesesuaian lahan S3 (sesuai bersyarat) dan parameter lebar pantai dan tipe pantai yang

masuk dalam keriteria kesesuaian lahan S2 (cukup sesuai).

  • b.    Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) Pantai Berenang

Dari hasil olah data primer 2018 yang dihitung dengan menggunakan rumus Indeks Kesesuaian Wisata (IKW), stasiun-stasiun yang memiliki nilai-nilai yang sama adalah stasiun 1,7,8,9,10 dan 11dengan total nilaiadalah 84% yang masuk dalam kriteria kesesuaian lahan S1 (sangat sesuai). Stasiun 2,3,4,5, dan 6 dengan total nilai 81% yang masuk dalam kriteria kesesuaian lahan S1 (sangat sesuai) dan stasiun 12-21 memiliki total nilai 87% yang masuk dalam kriteria kesesuaian lahan S1 (sangat sesuai). Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, rata-rata tempat lemahnya adalah pada parameter kecerahan dan gelombang. Untuk parameter kecerahan, rata-rata semua stasiun kecerahannya kurang dari 2 m yang masuk dalam kriteria kesesuaian lahan N (tidak sesuai). Untuk parameter gelombang karena menggunakan data sekunder, pada stasiun 1,2,3,4,5, dan 6 masuk kriteria kesesuaian lahan S3 (sesuai bersyarat, sedangkan untuk stasiun 7-21 masuk dalam kriteria kesesuaian lahan S2 (cukup sesuai).

  • c.    Indeks Kesesuaian Wisata

    (IKW) Pantai Berperahu

Dari hasil olah data primer 2018 yang dihitung dengan menggunakan rumus Indeks Kesesuaian Wisata (IKW). Stasiun-stasiun penelitian yang memiliki nilai-nilai yang sama adalah stasiun 3 dan 5-21 dengan total nilaiadalah 69% yang masuk dalam kriteria kesesuaian lahan S2 (cukup sesuai). Stasiun 1,2 dan 6 juga memiliki nilai yang sama yaitu

dengan total nilai 59% yang masuk dalam kriteria kesesuaian lahan S2 (cukup sesuai), sedangkan hanya pada stasiun 4 yang memiliki nilai tertinggi dengan total nilai 84% yang masuk dalam kriteria kesesuaian lahan S1 (sangat sesuai). Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, rata-rata parameter tempat lemahnya adalah pada parameter kedalaman karena pada saat pengukuran kedalaman, rata-rata kedalamannya kurang dari 4 m yang masuk dalam kesesuaian lahan S3 (sesuai bersyarat), kecuali stasiun 4 yang kedalamannya 4,50 m yang masuk dalam kesesuaian lahan S2 (cukup sesuai).

  • 3.3.    Daya Dukung Kawasan (DDK) Wisata Pantai Labuhan Haji

Daya Dukung Kawasan (DDK) adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan padawaktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Hasil pengukuran Daya Dukung Kawasan (DDK) untuk wisata pantai kategori rekreasi, berenang dan berperahu di Pantai Labuhan Haji disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil Perhitungan Daya Dukung Kawasan (DDK)

Kegiatan Wisata

Panjang Area (m)

DDK (orang/hari)

Rekreasi

2000

80

Berenang

2000

80

Berperahu

2000

80

(Sumber : Hasil Perhitungan 2018)

Daya Dukung Kawasan (DDK) Pantai Labuhan Haji adalah 240 orang/hari. Jika dibandingkan dengan pengunjung yang datang ke

Pantai Labuhan Haji hanya berkisar 90 orang/hari, maka dapat disimpulkan bahwa Pantai Labuhan Haji secara umum belum melebihi kapasitas daya dukung kawasan sehingga dapat menampung seluruh kegiatan wisata yang dilakukan para pengunjung sehingga kelestarian pantai ini tetap terjaga.

  • 4.    SIMPULAN DAN SARAN

    • 4.1.    Simpulan

  • 1.    Kondisi lingkungan Pantai Labuhan Haji untuk kategori rekreasi dan berenang yang dilihat berdasarkan aspek hidro oseanografi dan morfologi pantai seperti kedalaman, lebar pantai, material     dasar     perairan,

kecepatan arus, penutupan lahan pantai, biota berbahaya dan ketersediaan air tawar masuk dalam kriteria kesesuaian lahan S1 (sangat sesuai). Untuk beberapa parameter ada juga yang masuk dalam kriteria kesesuaian lahan S2 (cukup sesuai) dan S3 (sesuai bersyarat), Kecuali     pada     parameter

kecerahan semua stasiun masuk dalam kriteria kesesuaian lahan N (tidak sesuai).

  • 2.    Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) untuk kategori rekreasi dan berenang semua stasiun masuk dalam kriteria kesesuaian lahan S1 (sangat sesuai). Sedangkan untuk kategori berperahu, hanya stasiun 4 saja yang masuk dalam kriteria kesesuaian lahan S1 (sangat Sesuai). Selain dari stasiun 4, stasiun 1,2,3, dan stasiun 5-21 masuk dalam kriteria kesesuaian lahan S2 (cukup sesuai).Daya Dukung Kawasan (DDK) Pantai Labuhan Haji adalah 240 orang/hari. Jika

dibandingkan dengan pengunjung yang datang ke Pantai Labuhan Haji hanya berkisar 90 orang/hari,     maka     dapat

disimpulkan   bahwa   Pantai

Labuhan Haji secara umum belum melebihi kapasitas daya dukung kawasan sehingga dapat menampung seluruh kegiatan wisata yang dilakukan oleh para pengunjung sehingga kelestarian pantai ini tetap terjaga.

  • 3.    Kawasan wisata Pantai Labuhan Haji jika dilihat dari beberapa aspek hidro oseanografi dan morfologi pantai yang kemudian dihitung dengan menggunakan analisis Indeks Kesesuaian Wisata, sangat sesuai untuk di jadikan sebagai kawasan wisata, baik untuk kategori rekreasi maupun berenang.

  • 4.2.    Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang kesesuaian wisata pantai di Pantai Labuhan Haji, maka dapat disarankan:

  • 1.    Perlunya kerjasama dengan masyarakat setempat berbagai pihak/instansi terkait terutama dalam hal pengembangan kawasan wisata Pantai Labuhan Haji terutama dalam hal menjaga sapta pesonanya, yaitu keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan, dan kenangan.

  • 2.    Perlunya dilakukan kajian lanjutan terhadap faktor-faktor yang mendukung kesesuaian wisata Pantai Labuhan Haji, selain dari segi aspek hidro oseanografi dan morfologi pantainya, seperti penyediaan sarana dan prasarana pendukung lainnya, serta kajian-kajian

faktor pendukung pengembangan kawasan wisata lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Armos,N.H. (2013). Studi Kesesuaian Lahan Pantai Wisata Boe Desa Mappakalalompo Kecamatan Galesong. Skripsi. Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan Universitas         Hasanudin.

Makasar.

Badan   Pusat Statistik Kabupaten

Lombok Timur. 2011-2012. Kabupaten Lombok Timur Dalam Angka 2011/2012 dan 2012/2013,             Selong,

BPSKabupaten Lombok Timur.

Dinas  Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Lombok Timur. 2014.

Hafizin,  2015. “Analisis Kesesuaian

Lingkungan Fisik Pantai Labuhan Haji Sebagai Kawasan Pariwisata di Kabupaten Lombok Timur” (skripsi). Selong      :      Universitas

Hamzanwadi.

Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Jakarta: Penerbit Djambatan.

Putra, M.A. 2012. Analisis Lingkungan Perairan     Untuk     Zona

Pengembangan Budidaya Laut Di Teluk Gerupuk Kabupaten Lombok Tengah.    Tesis.

Program Pascasarjana Magister Program      Studi      Ilmu

Lingkungan        Universitas

Udayana. Denpasar.

Tambunan J.M, Anggoro S, Purnaweni H. 2013. Kajian Kualitas

Lingkungan dan Kesesuaian Wisata Pantai Tanjung Pesona Kabupaten Bangka. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Ala m dan Lingkungan. Magister ilmu lingkungan.        Universitas

Diponegoro. Semarang.

Wahab, Salah, 2003. Manajemen Kepariwisataan,  alih bahasa

Fans Gromang. Jakarta: Pradnya Paramita.

Yulianda, F. 2007. Ekowisata Bahari Sebagai Alternatif Pemanfaatan

Sumber Daya Perairan Berbasis Konservasi.          Makalah.

Departemen      Manajemen

Sumberdaya Peraiaran. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Insitut Pertanian Bogor.

Yulianda, F., A. Fahrudin, A.A. Hutabarat,      S.      Harteti,

Kusharjani, H.S. Kang, & L. Adrianto. 2010. Pengelolaan pesisir dan laut secara terpadu. Pusdiklat          Kehutanan-

Departemen Kehutanan RI, SECEM-Korea International Cooperation Agency, Bogor.

210