Ecotrophic ♦ 4 (1): 38 - 42

ISSN: 1907-5626

JENIS-JENIS HERBA DAN LIANA DI DESA PELIATAN, UBUD-BALI, KEPERCAYAAN MASYARAKAT DAN MITOS YANG BERKEMBANG TENTANG TUMBUHAN TERSEBUT

oleh

I Ketut Muksin1, A. A. G. Raka Dalem1,2 dan Martin Joni1 1Kelompok Studi Ekowisata, Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Udayana, Bali 2Dosen Ekowisata di Jurusan Biologi & Pascasarjana Kajian Pariwisata, Universitas Udayana, Denpasar.

E-mail: sustainablebali@yahoo.com; Hp 081 139 5360

ABSTAK

Penelitian dilaksanakan di wilayah Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar-Bali tahun 2005-2006. Penelitian dilakukan dengan menyelusuri jalur-jalur jalan yang ada di wilayah desa sambil mencatat jenis herba dan liana yang ditemukan. Tumbuhan ini ini kemudian dicek statusnya (dilindungi atau tidak), pemanfaatan, serta mitos yang berkembang dalam masyarakat tentang tumbuhan tersebut. Dari hasil studi ini telah berhasil diidentifkasi 100 jenis herba dan liana. Dilihat dari segi pemanfaatanya, bagian terbesar dari herba dan liana ini, yaitu mencapai 50% pemanfaatannya merupakan kombinasi dari tanaman hias, bahan makanan, tanaman upakara serta campuran antara tanaman upakara dan bahan makanan. Sebanyak 40% dimanfaatkan untuk penggunaan lainnya, serta 10% sisanya merupakan gulma, yang relatif belum dimanfaatkan secara nyata oleh masyarakat. Dilihat dari segi mitosnya, 12% dari tumbuhan herba dan liana di Desa Peliatan memiliki mitos. Sepuluh (10) jenis (atau 83% diantaranya) mempunyai mitos atau kepercayaan yang bernilai positif sedangkan yang negatif hanya 2 jenis (17 %). Dilihat dari segi perlindungan, maka dari jenis-jenis herba dan liana tersebut tidak ada yang termasuk jenis-jenis yang dilindungi peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

Kata-kata kunci: Peliatan, herba, liana, status, jenis, pemanfaatan, mitos

PENDAHULUAN

Desa Peliatan di Kecamatan Ubud mempunyai rencana untuk mengembangkan kegiatan trekking lintas wilayah desa. Untuk itu diperlukan data tentang jenis tumbuhan, baik itu herba, liana, semak dan pohon yang ada di wilayah desa Peliatan beserta status dan mitos yang ada di lingkungan masyarakat terkait dengan tumbuhan tersebut. Dalam artikel ini, jenis-jenis tumbuhan khususnya untuk herba dan liana dilaporkan beserta informasi statusnya, pemanfaatan serta mitosnya. Data tentang pohon serta semak ditulis sebagai naskah terpisah (lihat Suarna et. Al., 2005; Gari et al., 2007).

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di wilayah Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar-Bali tahun 20052006. Penelitian dilakukan dengan menyelusuri jalur-jalur jalan yang ada di wilayah desa sambil mencatat jenis herba dan liana yang ditemukan. Tumbuhan ini ini kemudian dicek statusnya, apakah dilindungi atau tidak (sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1999; Keputusan Menteri Pertanian No. 54/Kpts/Um/2/1972; Anon., 1992), pemanfaatan beserta mitos yang berkembang dalam masyarakat tentang tumbuhan tersebut (acuan: Warren and Tettoni, undated; Hariana, 2004; AMDAL Proyek Persampahan Nusa Penida, 2001; Swastika, 2004: Anon., 2004, PPLH-UNUD, 2004a, PPLH UNUD, 2004b; Anon., 2000; Anon, 1995; Tim Taman Gumi Banten, 2002; Eiseman dan Eiseman, 1988; Dalem, et al., 2000;


Kriswiyanti, 2001; Sutara, 2001; Suwidja, 1991; Anon., 1999; dan berdasarkan wawancara dengan masyarakat setempat).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil penelitian menunjukan bahwa di wilayah Desa Peliatan telah berhasil ditemukan dan diidentifikasi 100 jenis herba dan liana (Tabel 1). Pemanfaatan herba dan liana yang ada di Desa Peliatan dapat dilihat pada Tabel 2. Sementara itu, mitos herba dan liana di Desa Peliatan dapat diringkas pada Tabel 3.

Pembahasan

Dari hasil studi ini di Desa Peliatan, Kecamatan Ubud-Gianyar telah berhasil diidentifikasi 100 jenis herba dan liana. Dilihat dari segi pemanfaatanya, bagian terbesar dari herba dan liana ini, yaitu mencapai 50% pemanfaatannya merupakan kombinasi dari tanaman hias (16%), bahan makanan (14%), tanaman upakara (10%) serta campuran antara tanaman upakara dan bahan makanan (10%). Sebanyak 40% dimanfaatkan untuk penggunaan lainnya, serta 10% sisanya merupakan gulma, yang relatif belum dimanfaatkan secara nyata oleh masyarakat (lihat Tabel 2). Sementara itu, pemanfaatan semak (atau perdu) yang dominan di wilayah ini adalah untuk tanaman hias (termasuk tumbuhan liar) yaitu sebesar 33% dari jenis semak/perdu di wilayah ini (Gari et al., 2007). Hasil ini mirip dengan hasil jenis pohon, dimana sebagian besar (22%) jenis pohon di wilayah ini


Tabel 1. Jenis-jenis herba dan liana di Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, serta pemanfaatan dan kepercayaan masyarakat tentang tumbuhan tersebut (sample tahun 2005-2006).

No

Nama Jenis

Nama Ilmiah atau Kelompoknya

Status (dilindungi atau tidak)

Manfaat/ Penggunaan dan Mitosnya

1

Ambengan / Alang-alang

Imperata cylindrical

TL

Liar, bahan atap rumah dan tembok.

Mitos: Ada kaitan dengan mitos tirta kamandalu (untuk kehidupan abadi).

2

Anggrek (beberapa jenis)

Orchidaceae

TL

Tanaman hias

3

Bakung

Crinum sp.

TL

Tanaman hias

4

Bangle

Zingiber sp.

TL

Tanaman obat; penurun panas, dll.

5

Bawang Merah

Alium cepa

TL

Banten (segehan, daksina gede, dll), utk bumbu, dll; Tanaman obat .

Mitos: sebagai bahan sesikepan, penolak kekuatan negatif (terutama bagi ibu-ibu sesudah melahirkan).

6

Bawang putih

Allium sativum

TL

Tanaman obat

7

Bayem

Amaranthus sp.

TL

Tanaman obat; Bahan sayur.

8

Bayem Duri

Amaranthus spinosus L.

TL

Liar, gulma

9

Biah-Biah

Monochoria sp.

TL

Makanan ternak itik.

10

Bore

Pandanus sp.

TL

Tanaman hias; bahan ‘ulat-ulatan’.

11

Buit-Buit

Echinocloa sp.

TL

Gulma

12

Buncis

Phaseolus vulgaris

TL

Kacang dimakan sebagai sayur.

13

Cekuh / Kencur

Kaempferia galanga L.

TL

Banten (daksina gede, dll), bumbu, obat, boreh, dll

14

Cocor Bebek

Kalanchoe pinnata

TL

Tanaman hias

15

Dahlia

Dahlea rosea

TL

Tanaman hias.

16

Eceng Gondok

Eichornia sp.

TL

Pembersih air limbah, bahan serat untuk kerajinan tangan

17

Gamongan

Zingiber sp.

TL

Obat penurun panas, dll; Daun untuk sayur

18

Genjer-Genjer

Limnocharis flava L.

TL

Pakan ternak itik, dolong, angsa; gulma sawah

19

Ginseng

TL

Bahan obat kuat, tanaman hias. Mitos: Memacu gairah sexual.

20

Ginten

Coleus amboinicus Lour.

TL

Bahan masakan /bumbu

21

Heliconia

Heliconia sp.

TL

Tanaman penjernih air limbah, tanaman hias

22

Jae / Jahe

Zingiber officinale

TL

Banten (segehan, tukon, dll), bumbu, dll

23

Jagung

Zea mays)

TL

Buah dimakan

24

Jangu

Acous calamus L.

TL

Banten (caru, dll), untuk obat, dll; Bahan upacara (mebuu-buu, dll.). Mitos: Bahan untuk ‘nyomya’ buta kala.

25

Jepen-Jepen

TL

Bahan sayur

26

Kangkung

Ipomoea aquatica

TL

Bahan sayur

27

Kapu-Kapu

Pistia stratiotes

TL

Tanaman hias.

28

Kayu Urip / Sambung Tulang

Euphorbia tirucali

TL

Bahan racun untuk tangkap ikan (tuba) (Ginantra, pers. comm.); Tanaman hias

29

Keladi (loreng daunnya)

Caladium bicolor

TL

Tanaman hias, penjernih air limbah.

30

Keladi (biru dan putih)

Colocasia sp.

TL

Bahn jajan, sayur, keripik, dan obat keseleo; Bahan pakan ternak, umbinya dimakan.

31

Keladi (putih-hijau loreng)

TL

Tanaman hias

32

Kembang Sore, Bunga Pukul Empat

Mirabilis jalapa L.

TL

Tanaman hias

33

Kunyit

Curcuma sp.

TL

Banten (daksina gede, dapetan, dll), bumbu, obat, dll

34

Lateng

Laportea stimulans

TL

Bahn banten

35

Lidah buaya

Aloe vera

TL

Tanaman hias, bahan sampoo.

36

Lidah mertua

Sansivera sp.

TL

Tanaman hias

37

Manas / Nenas

Ananas comosus

TL

Banten (gebogan, tukon, pale gantung, dll), untuk makanan, manisan, rujak, dll; Buah dimakan

38

Melati Air

TL

Tanaman hias

39

Mitir

Tagetes oresta

TL

Bahan banten (bunganya).

Mitos: Mitir ‘a lamba’ yang yang warnanya merah dianggap darah raksasa, sehingga tidak boleh dipakai muspa (Suarna, pers. comm..).

40

Pacah / Pacar air

Impatiens balsamina

TL

Bahan upacara, tanaman hias

41

Padi

Oryza sativa

TL

Sumber beras dan nasi, makanan utama penduduk

42

Paku Belida / Pakis Sarang Burung

Asplenium nidus

TL

Tanaman hias

43

Paku Jukut

TL

Bahan sayur, bahan ‘lawar’.

44

Paku Pipid

Nephrolepis sp.

TL

Daunnya untuk banten (lamak/plawa galungan, dll); Tanaman hias.

45

Pandan

Pandanus sp.

TL

Bunga pudak untuk banten (kembang genjer, pangerikan tulang, dll).

46

Pandan Duri

Pandanus tectorius

TL

Daunnya utk banten (pabyekaonan, dll); Tanaman hias. Mitos: Dihubungkan dengan penolak bala.

47

Pandan Harum

Pandanus amaryllifoleus

TL

Daunnya sebagai banten (canang dll), juga sebagai penyedap jajan, dll; kembang rampe.

48

Piduh / Kaki Kuda

Centella asiatica

TL

Daun dapat dimakan mentah-mentah dan untuk obat berbagai macam penyakit.

49

Rumput Gajah

Themeda gigantia

TL

Pakan ternak.

50

Rumput Lari

Spenifex sp.

TL

Makanan sapi

51

Seledri

Apium graveolens L.

TL

Bumbu masakan, obat: sedang diteliti, sebagai peluruh batu ginjal

52

Semanggi

Marsilea crenata

TL

Obat luka (Suarna, pers. comm.); Tanaman hias pada kolam.

53

Sembung Biasa

Blumea sp.

TL

Bahan obat

54

Sente

Alocasia sp.

TL

Daunnya untuk banten pitra yadnya/ngaben; Bahan pembungkus (al. tembakau)

55

Sere / Sereh

Cymbopogon sp.

TL

Bahan obat; Banten (pedamel, dll), campuran sambal, dll; Bahan bumbu

56

Simbar Menjangan

Platycerum bifurcatum

TL

Daunnya untuk banten (manusa yadnya, dewa yadnya/utk jukut-jukut, tukon, dll); Tanaman hias

57

Teki

Ciperus rotundus

TL

Gulma

58

Teki / Ciperus

Cyperus papyrus

TL

Tanaman pembersih air limbah, tanaman hias, dll.

59

Tempuyung

TL

Gulma

60

Tomat

Solanum lycopersicum

TL

Bahan makanan, juice, dll.

61

Tunjung

Nymphaea sp.

TL

Banten (nyekah, tebasan panca lingga, puspa, dll); ada orang mewinten yg nguntal bungan tunjung dirajah (Suarna, pers. comm..).

Mitos: Dipercaya berhubungan dengan kesucian (Suarna, pers. comm.)

62

Tunjung Sudamala

Nymphoides indica

TL

Bunga untuk banten (al. mebayuh) (Suarna, pers. comm..).

Mitos: Dipercaya berhubungan dengan kesucian (Suarna, pers. Comm..)

63

Typha

Typha sp.

TL

Tanaman hias, penjernih air

64

Widelia

Widelia trilobata

TL

Tanaman hias

65

Wijaya Kusuma

TL

Diyakini bisa menghidupkan orang yg telah meninggal.

Mitos: Dimitoskan bisa menghidupkan orang yg telah meninggal. Tanaman hias

66

Zebra

TL

Tanaman penjernih air; tanaman hias

67

Bledong

Agostoma sp.

TL

Pakan satwa liar.

68

Daluman / Cincau Rambat

Cyclea barbata

TL

Bahan minuman tradisional.

69

Ketela Rambat / Ubi Jalar

Ipomoea batatas

TL

Bahn makanan; umbi dimakan, daun untuk sayur dan pakan ternak

70

Simbukan / Kesimbukan

Poederia foetida

TL

Bahan bumbu

71

Kompyong

Clerodendrum thomsoniae

TL

Tanaman hias

72

Meniran

Philanthus niruri

TL

Liar/gulma

73

Pulet-Pulet

TL

Liar.

74

Amplas-Amplas

Ficus ampelas

TL

Liar, permainan anak-anak.

75

Punyan X (untuk keplug2an)

TL

Liar, permainan anak-anak.

76

Putri Malu

Mimosa pudica

TL

Liar.

77

Ratna

Gomphrena globosa

TL

Banten (suci), dll; Bunga untuk banten, tanaman hias

78

Sambiloto / Klimesadi

Androgaphis paniculata

TL

Daun utk obat gigitan ular, obat disentri, mencret, obat demam, radang kulit, dan gatal.

79

Selasih Miik / Kemangi / Selasih Wangi

Ocimum sp.

TL

Banten (penglukat, puspa, dll), boreh, dll; Makanan

80

Sisih

Phyllanthus sp.

TL

Piranti upakara pakliangan (bersih-bersih dari cuntaka secara niskala) (Suarna, pers. comm.); Pohon penolak bala.

81

Suplir

Adiantium sp.

TL

Tanaman hias

82

Tabia / Cabe

Capsicum sp.

TL

Tabia untuk banten nasi bungkal, dll, untuk bumbu, dll; tabia cenik untuk banten (daksina gede, dll), untuk bumbu, dll; Bahan bumbu

83

Tabia Putih

Capsicum sp.

TL

Bahan bumbu

84

Tapak Dara; Tapak Lima

Catharanthus roseus

TL

Obat kencing manis, daunnya mengandung vincristin dan vinblastin utk bahan obat leukemia pada anak-anak atau anti kanker; Tanaman hias

85

Allamanda

Allamanda cathartica

TL

Tanaman hias

86

Anggur (hijau)

Vitis vinifera

TL

Bahan makanan

87

Ate

Lygodium sp.

TL

Batang untuk tali dan anyaman

88

Base / Sirih

Piper betle

TL

Tanaman obat; Daun base / sirih untuk banten (nyuh), obat, dll; Bahan kuangen untuk banten pada mayat; Piranti porosan, canag raos, cane (canang untuk sangkep), dll (Suarna, pers. comm.); Bahan untuk buat base bagi orang tua-tua. Mitos: Simbul Wisnu.

89

Bunga Pelung / Kembang Pelung

Thunbergia sp.

TL

Bahan upacara

90

Celeng / Teleng

Clitoria ternatea

TL

Bunga untuk bahan upakara mayat, ditaruh dimata; Obat sakit mata (katarak) (Suarna pers. comm.)

91

Gadung / Sekapa

Dioscorea hispida

TL

Umbinya sebagai bahan makanan/jajan; Bunga bahan upacara, tanaman hias, tanaman liar

92

Jepang

TL

Bahan sayur, dll.

93

Kacang Panjang

TL

Bahan banten (punjung, suci, dll); Bahan sayuran (daun dan buahnya)

94

Kacang Ranti

TL

Bahan banten (suci, dll).

95

Kare / Kare Ipit /Kara Dara

Phaseolus sp.

TL

Bahan sayur

96

Kembang Kertas

Bougainvillea sp.

TL

Tanaman hias.

Mitos: Tanaman yang auranya ‘panas’ jika ditanam dipekarangan.

97

Paye / Pare

Mimordica sp.

TL

Banten (suci, manik sekecap, tukon, dll), bahan sayur, dll

98

Tabia Bun / Cabe Jawa / Kemukus

Piper sp.

TL

Banten (prayascita, dll); Bahan rempah-rempah.

99

Waluh

Cucurbita sp.

TL

Tanaman obat, buah dimakan, daun muda untuk sayur

100

Undis

Cajanus indicus

TL

Tanaman obat; bahan makanan

L = dilindungi; TL = Tidak dilindungi.

dimanfaatkan sebagai tanaman hias, peneduh (termasuk tumbuhan liar) (Suarna et al., 2006).

Dilihat dari adanya flora herba dan liana untuk pemanfaatan sebagai obat, tersebar data hanya sebagai obat saja 4%, obat dan tanaman upakara 3%, obat dan bahan makanan 7%, obat dan tanaman hias 3%, obat, makanan dan pakan ternak 1% serta obat, makanan dan bahan

upakara 1%. Kesmuanya ini kalau dijumlahkan mencapai 19%.

Herba dan liana sebagai pengolah limbah cair jumlahnya ada 6% yang terditribusi sebagai berikut: sebagai pengolah limbah cair dan tanaman hias 5%, serta sebagai pengolah limbah cair dan bahan kerajinan 1%, dengan jenis keseluruhan ada 6 jenis. Sementara hasil

Tabel 2. Pemanfaatan Herba dan Liana di Desa Peliatan, Ubud-Gianyar

No

Pemanfaatan

Jumlah

Persentase

1

Bahan Bangunan

1

1%

2

Bahan Makanan

14

14%

3

Pakan Ternak

4

4%

4

Bahan Obat

4

4%

5

Tanaman Upakara

10

10%

7

Tanaman Hias

16

16%

8

Tanaman Upakara dan Obat

3

3%

9

Tanaman Upakara dan Bahan Makanan

10

10%

10

Bahan Makanan & Obat

7

7%

11

Tanaman Hias dan Bahan Kerajinan

1

1%

12

Bahan Kerajinan & Pengolah Limbah Cair

1

1%

13

Tanaman Hias dan Bahan Obat

3

3%

14

Tanaman Hias & Pengolah Limbah Cair

5

5%

15

Tanaman Hias dan Racun Ikan

1

1%

16

Bahan Makanan, Obat dan Pakan Ternak

1

1%

17

Bahan Makanan, Obat, Tanaman Upakara

1

1%

18

Tanaman Hias dan Sampoo

1

1%

19

Bahan Upakara dan Tanaman Hias

4

4%

20

Tanaman Upakara & Pembungkus

1

1%

21

Bahan Makanan & Pakan Ternak

1

1%

22

Bahan Kerajinan

1

1%

23

Gulma

10

10%

Jumlah

100

100%

Tabel 3. Tumbuhan Herba dan Liana yang Ditemukan di Desa

Peliatan (Ubud) serta Mitosnya

No

Jenis Mitos

Jumlah

Persentase

1

Baik/Bagus/Positif

10

83 %

2

Negatif/Jelek

2

17 %

Jumlah

12

100 %

studi lainnya menunjukkan bahwa di wilayah ini tidak ditemukan pohon dan semak sebagai pengolah limbah cair (Gari et al., 2007; Suarna et al., 2006).

Nampaknya hanya sedikit proporsi herba dan liana ini yang dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, yaitu hanya 1% saja, yaitu alang-alang, yang dimanfaatkan sebagai bahan atap. Jumlah ini lebih tinggi dari semak yang tak ada dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan bangunan (Gari et. al., 2007). Sebagian besar bahan bangunan di wilayah ini dimanfaatkan dari jenis pohon (Suarna et al., 2006).

Dilihat dari segi mitosnya, 12% (atau 12 jenis) dari tumbuhan herba dan liana di Desa Peliatan memiliki mitos. Sepuluh (10) jenis (atau 83% diantaranya) tumbuhan herba dan liana di Desa Peliatan mempunyai mitos atau kepercayaan yang bernilai positif sedangkan yang negatif hanya 2 jenis (17 %) (lihat Tabel 3). Sementara itu, dilihat dari mitos/kepercayaan masyarakat tentang semak di desa yang sama, nampaknya ada yang mitosnya negatif sejumlah 1 (satu) jenis (atau 14% dari total yang mempunyai mitos), sedangkan yang mitosnya positif ada 6 (enam) atau 86% jenis (Gari et al., 2007). Suarna et al. (2006) melaporkan bahwa prosentase tumbuhan jenis

pohon yang mempunyai kaitan dengan mithos positif ada 73% (19 jenis) dari total pohon yang memiliki mitos (26 jenis).

Dari jenis herba dan liana di wilayah Desa Peliatan, nampak ada ditemukan jenis-jenis yang mempunyai pemanfaatan unik, seperti lidah buaya untuk bahan sampoo, kayu urip atau sambung tulang untuk racun ikan, serta daun sente yang bisa dimanfaatkan sebagai pembungkus.

Dilihat dari segi perlindungan, maka dari jenis-jenis herba dan liana yang sudah dikenal dalam sampel ini, untuk di wilayah Desa Peliatan tidak ada ditemukan jenis herba atau liana yang dilindungi. Hal ini berbeda jauh dengan pohon yang mana di wilayah ini ada 13% dari 148 jenis pohon di wilayah ini termasuk dilindungi serta sebanyak 18% lainnya tidak dilindungi namun diperkirakan telah mulai langka atau populasinya menurun di Bali (lihat Suarna et al., 2006), sehingga jumlahnya mencapai sekitar 30%. Sementara itu, untuk jenis semak atau perdu, Gari et al (2007) melaporkan bahwa di wilayah desa ini tidak ada (0 %) yang merupakan jenis semak yang dilindungi, namun ada 4 jenis yang merupakan semak langka menurut acuan daftar tanaman langka Bali yang telah dilestarikan di Kebun Raya Eka Karya Bali (Arinasa, 1998). Keempat jenis semak tersebut, adalah: jarak (Jatropha gossypifolia), kayu tulak (Schefflera sp.), kem (Flacourtia sp.), dan legundi (Vitex trifolia).

KESIMPULAN

Dari hasil studi ini di Desa Peliatan, Kecamatan Ubud-Gianyar telah berhasil diidentifkasi 100 jenis herba dan liana. Dilihat dari segi pemanfaatanya, bagian terbesar dari herba dan liana ini, yaitu mencapai 50% pemanfaatannya merupakan kombinasi dari tanaman hias, bahan makanan, tanaman upakara serta campuran antara tanaman upakara dan bahan makanan. Sebanyak 40% dimanfaatkan untuk penggunaan lainnya, serta 10% sisanya merupakan gulma, yang relatif belum dimanfaatkan secara nyata oleh masyarakat.

Dilihat dari adanya flora herba dan liana untuk pemanfaatan sebagai obat, tersebar data hanya sebagai obat saja 4%, obat dan tanaman upakara 3%, obat dan bahan makanan 7%, obat dan tanaman hias 3%, obat, makanan dan pakan ternak 1% serta obat, makanan dan bahan upakara 1%. Kesemuanya ini kalau dijumlahkan mencapai 19%. Sementara itu, herba dan liana sebagai pengolah limbah cair jumlahnya ada 6% yang terditribusi sebagai berikut: sebagai pengolah limbah cair dan tanaman hias 5%, serta sebagai pengolah limbah cair dan bahan kerajinan 1%. Hanya sedikit proporsi herba dan liana ini yang dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, yaitu hanya

1% saja, yaitu alang-alang, yang dimanfaatkan sebagai bahan atap.

Dilihat dari segi mitosnya, 12% (atau 12 jenis) dari tumbuhan herba dan liana di Desa Peliatan memiliki mitos. Sepuluh (10) jenis (atau 83% diantaranya) tumbuhan herba dan liana di Desa Peliatan mempunyai mitos atau kepercayaan yang bernilai positif sedangkan yang negatif hanya 2 jenis (17 %).

Dilihat dari segi perlindungan, maka dari jenis-jenis herba dan liana yang sudah dikenal dalam sampel ini, untuk di wilayah Desa Peliatan tidak ada ditemukan jenis herba atau liana yang dilindungi.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan Dr. Ir. I Wayan Suarna, MS. yang telah membantu memberikan masukan untuk penyempurnaan naskah jurnal ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anon. 1992. Daftar jenis tumbuhan yang dilindungi berdasarkan keputusan Menteri Pertanian Nomor 541/Kpts/Um/2/1992.

Anon. 1995. Amdal Pengembangan Pulau Serangan, Lemlit UNUD: Denpasar.

Anon. 1999. 500 popular tropical plants. Periplus Editions (HK) Ltd.: Hong Kong.

Anon. 2000. Laporan ANDAL pembangunan Jalan Tohpati-Gianyar dan Kuta-Kerobokan. Universitas Udayana: Denpasar.

Anon. 2004. Sembilan belas tanaman obat diteliti kasiatnya secara ilmiah. Kompas, 12/02/2004

Arinasa, I. B. K. 1998. Kontribusi Kebun Raya Eka Karya Bali dalam melestarikan flora langka yang ada di Bali beserta permasalahannya. Makalah seminar Hari Puspa dan Satwa Nasional, tanggal 5 Nopember 1998 di STKIP Singaraja.

Dalem et al. 2000. Laporan PKL di Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, 27-28 Oktober 2000. Jurusan Biologi FMIPA-UNUD: Bukit Jimbaran.

Eiseman, F. and M. Eiseman. 1988. Flowers of Bali. Periplus Editions: Berkeley, Singapore.

Gari, N. M., I K. Muksin, dan N. M. Rai Suarni. 2007. Jenis-jenis semak di Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Bali, kepercayaan masyarakat dan mitos yang berkembang tentang semak tersebut. Manuscript. Submitted to Jurnal Dinamika Kebudayaan, Lemlit-UNUD: Denpasar.

Hariana, H. A. 2004. Tumbuhan obat dan kasiatnya Seri 1. Penebar Swadaya: Bogor.

Keputusan Menteri Pertanian No. 54/Kpts/Um/2/1972

Kriswiyanti, E. 2001. Potensi Pendayagunaan da Usaha Konservasi Keanekaragaman Tumbuhan Obat (Usada) di Bali (Suatu Kajian Pustaka). Jurnal Biologi 5(2): 48-54.

Laporan Amdal Proyek Persampahan di Nusa Penida. 2001. Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Klungkung.

PPLH UNUD. 2004a. Amdal Pusat Pameran Jl Gunung Agung, Denpasar. PPLH-UNUD: Denpasar.

PPLH-UNUD. 2004b. Amdal PLTD Pesanggaran. PPLH-UNUD: Denpasar.

Suarna, I W., A. A. G. R. Dalem, dan N. N. Wirasiti. 2006. Jenis pohon, pemanfaatan serta kepercayaan masyarakat Desa

Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar-Bali. Jurnal Lingkungan Hidup Bumi Lestari 6(1): 29-48.

Sutara, P. K. 2001. Pemanfaatan Berbagai jenis tumbuhan untuk upacara memandikan jenasah bagi pemeluk agama Hindu di Kabupaten Gianyar. Jurnal Biologi 5(2): 76-80.

Suwidja, I K. 1991. Berbagai cara pengobatan menurut Lontar Usada Pengobatan Tradisional Bali. Toko Buku Indra Jaya: Singaraja.

Swastika, N. P. 2004. Nama-nama pohon di Bali. Tidak dipublikasikan.

Tim Taman Gumi Banten LPM UNUD. 2002. Taman Gumi Banten. LPM UNUD.

Warren, W. and L. I. Tettoni. Handy pocket guide to tropical flowers of Indonesia. Periplus: HK.

42