JENIS-JENIS HERBA DAN LIANA DI DESA PELIATAN, UBUD-BALI, KEPERCAYAAN MASYARAKAT DAN MITOS YANG BERKEMBANG TENTANG TUMBUHAN TERSEBUT
on
Ecotrophic ♦ 4 (1): 38 - 42
ISSN: 1907-5626
JENIS-JENIS HERBA DAN LIANA DI DESA PELIATAN, UBUD-BALI, KEPERCAYAAN MASYARAKAT DAN MITOS YANG BERKEMBANG TENTANG TUMBUHAN TERSEBUT
oleh
I Ketut Muksin1, A. A. G. Raka Dalem1,2 dan Martin Joni1 1Kelompok Studi Ekowisata, Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Udayana, Bali 2Dosen Ekowisata di Jurusan Biologi & Pascasarjana Kajian Pariwisata, Universitas Udayana, Denpasar.
E-mail: sustainablebali@yahoo.com; Hp 081 139 5360
ABSTAK
Penelitian dilaksanakan di wilayah Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar-Bali tahun 2005-2006. Penelitian dilakukan dengan menyelusuri jalur-jalur jalan yang ada di wilayah desa sambil mencatat jenis herba dan liana yang ditemukan. Tumbuhan ini ini kemudian dicek statusnya (dilindungi atau tidak), pemanfaatan, serta mitos yang berkembang dalam masyarakat tentang tumbuhan tersebut. Dari hasil studi ini telah berhasil diidentifkasi 100 jenis herba dan liana. Dilihat dari segi pemanfaatanya, bagian terbesar dari herba dan liana ini, yaitu mencapai 50% pemanfaatannya merupakan kombinasi dari tanaman hias, bahan makanan, tanaman upakara serta campuran antara tanaman upakara dan bahan makanan. Sebanyak 40% dimanfaatkan untuk penggunaan lainnya, serta 10% sisanya merupakan gulma, yang relatif belum dimanfaatkan secara nyata oleh masyarakat. Dilihat dari segi mitosnya, 12% dari tumbuhan herba dan liana di Desa Peliatan memiliki mitos. Sepuluh (10) jenis (atau 83% diantaranya) mempunyai mitos atau kepercayaan yang bernilai positif sedangkan yang negatif hanya 2 jenis (17 %). Dilihat dari segi perlindungan, maka dari jenis-jenis herba dan liana tersebut tidak ada yang termasuk jenis-jenis yang dilindungi peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Kata-kata kunci: Peliatan, herba, liana, status, jenis, pemanfaatan, mitos
PENDAHULUAN
Desa Peliatan di Kecamatan Ubud mempunyai rencana untuk mengembangkan kegiatan trekking lintas wilayah desa. Untuk itu diperlukan data tentang jenis tumbuhan, baik itu herba, liana, semak dan pohon yang ada di wilayah desa Peliatan beserta status dan mitos yang ada di lingkungan masyarakat terkait dengan tumbuhan tersebut. Dalam artikel ini, jenis-jenis tumbuhan khususnya untuk herba dan liana dilaporkan beserta informasi statusnya, pemanfaatan serta mitosnya. Data tentang pohon serta semak ditulis sebagai naskah terpisah (lihat Suarna et. Al., 2005; Gari et al., 2007).
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di wilayah Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar-Bali tahun 20052006. Penelitian dilakukan dengan menyelusuri jalur-jalur jalan yang ada di wilayah desa sambil mencatat jenis herba dan liana yang ditemukan. Tumbuhan ini ini kemudian dicek statusnya, apakah dilindungi atau tidak (sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1999; Keputusan Menteri Pertanian No. 54/Kpts/Um/2/1972; Anon., 1992), pemanfaatan beserta mitos yang berkembang dalam masyarakat tentang tumbuhan tersebut (acuan: Warren and Tettoni, undated; Hariana, 2004; AMDAL Proyek Persampahan Nusa Penida, 2001; Swastika, 2004: Anon., 2004, PPLH-UNUD, 2004a, PPLH UNUD, 2004b; Anon., 2000; Anon, 1995; Tim Taman Gumi Banten, 2002; Eiseman dan Eiseman, 1988; Dalem, et al., 2000;
Kriswiyanti, 2001; Sutara, 2001; Suwidja, 1991; Anon., 1999; dan berdasarkan wawancara dengan masyarakat setempat).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil penelitian menunjukan bahwa di wilayah Desa Peliatan telah berhasil ditemukan dan diidentifikasi 100 jenis herba dan liana (Tabel 1). Pemanfaatan herba dan liana yang ada di Desa Peliatan dapat dilihat pada Tabel 2. Sementara itu, mitos herba dan liana di Desa Peliatan dapat diringkas pada Tabel 3.
Pembahasan
Dari hasil studi ini di Desa Peliatan, Kecamatan Ubud-Gianyar telah berhasil diidentifikasi 100 jenis herba dan liana. Dilihat dari segi pemanfaatanya, bagian terbesar dari herba dan liana ini, yaitu mencapai 50% pemanfaatannya merupakan kombinasi dari tanaman hias (16%), bahan makanan (14%), tanaman upakara (10%) serta campuran antara tanaman upakara dan bahan makanan (10%). Sebanyak 40% dimanfaatkan untuk penggunaan lainnya, serta 10% sisanya merupakan gulma, yang relatif belum dimanfaatkan secara nyata oleh masyarakat (lihat Tabel 2). Sementara itu, pemanfaatan semak (atau perdu) yang dominan di wilayah ini adalah untuk tanaman hias (termasuk tumbuhan liar) yaitu sebesar 33% dari jenis semak/perdu di wilayah ini (Gari et al., 2007). Hasil ini mirip dengan hasil jenis pohon, dimana sebagian besar (22%) jenis pohon di wilayah ini
Tabel 1. Jenis-jenis herba dan liana di Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, serta pemanfaatan dan kepercayaan masyarakat tentang tumbuhan tersebut (sample tahun 2005-2006).
No |
Nama Jenis |
Nama Ilmiah atau Kelompoknya |
Status (dilindungi atau tidak) |
Manfaat/ Penggunaan dan Mitosnya |
1 |
Ambengan / Alang-alang |
Imperata cylindrical |
TL |
Liar, bahan atap rumah dan tembok. Mitos: Ada kaitan dengan mitos tirta kamandalu (untuk kehidupan abadi). |
2 |
Anggrek (beberapa jenis) |
Orchidaceae |
TL |
Tanaman hias |
3 |
Bakung |
Crinum sp. |
TL |
Tanaman hias |
4 |
Bangle |
Zingiber sp. |
TL |
Tanaman obat; penurun panas, dll. |
5 |
Bawang Merah |
Alium cepa |
TL |
Banten (segehan, daksina gede, dll), utk bumbu, dll; Tanaman obat . Mitos: sebagai bahan sesikepan, penolak kekuatan negatif (terutama bagi ibu-ibu sesudah melahirkan). |
6 |
Bawang putih |
Allium sativum |
TL |
Tanaman obat |
7 |
Bayem |
Amaranthus sp. |
TL |
Tanaman obat; Bahan sayur. |
8 |
Bayem Duri |
Amaranthus spinosus L. |
TL |
Liar, gulma |
9 |
Biah-Biah |
Monochoria sp. |
TL |
Makanan ternak itik. |
10 |
Bore |
Pandanus sp. |
TL |
Tanaman hias; bahan ‘ulat-ulatan’. |
11 |
Buit-Buit |
Echinocloa sp. |
TL |
Gulma |
12 |
Buncis |
Phaseolus vulgaris |
TL |
Kacang dimakan sebagai sayur. |
13 |
Cekuh / Kencur |
Kaempferia galanga L. |
TL |
Banten (daksina gede, dll), bumbu, obat, boreh, dll |
14 |
Cocor Bebek |
Kalanchoe pinnata |
TL |
Tanaman hias |
15 |
Dahlia |
Dahlea rosea |
TL |
Tanaman hias. |
16 |
Eceng Gondok |
Eichornia sp. |
TL |
Pembersih air limbah, bahan serat untuk kerajinan tangan |
17 |
Gamongan |
Zingiber sp. |
TL |
Obat penurun panas, dll; Daun untuk sayur |
18 |
Genjer-Genjer |
Limnocharis flava L. |
TL |
Pakan ternak itik, dolong, angsa; gulma sawah |
19 |
Ginseng |
TL |
Bahan obat kuat, tanaman hias. Mitos: Memacu gairah sexual. | |
20 |
Ginten |
Coleus amboinicus Lour. |
TL |
Bahan masakan /bumbu |
21 |
Heliconia |
Heliconia sp. |
TL |
Tanaman penjernih air limbah, tanaman hias |
22 |
Jae / Jahe |
Zingiber officinale |
TL |
Banten (segehan, tukon, dll), bumbu, dll |
23 |
Jagung |
Zea mays) |
TL |
Buah dimakan |
24 |
Jangu |
Acous calamus L. |
TL |
Banten (caru, dll), untuk obat, dll; Bahan upacara (mebuu-buu, dll.). Mitos: Bahan untuk ‘nyomya’ buta kala. |
25 |
Jepen-Jepen |
TL |
Bahan sayur | |
26 |
Kangkung |
Ipomoea aquatica |
TL |
Bahan sayur |
27 |
Kapu-Kapu |
Pistia stratiotes |
TL |
Tanaman hias. |
28 |
Kayu Urip / Sambung Tulang |
Euphorbia tirucali |
TL |
Bahan racun untuk tangkap ikan (tuba) (Ginantra, pers. comm.); Tanaman hias |
29 |
Keladi (loreng daunnya) |
Caladium bicolor |
TL |
Tanaman hias, penjernih air limbah. |
30 |
Keladi (biru dan putih) |
Colocasia sp. |
TL |
Bahn jajan, sayur, keripik, dan obat keseleo; Bahan pakan ternak, umbinya dimakan. |
31 |
Keladi (putih-hijau loreng) |
TL |
Tanaman hias | |
32 |
Kembang Sore, Bunga Pukul Empat |
Mirabilis jalapa L. |
TL |
Tanaman hias |
33 |
Kunyit |
Curcuma sp. |
TL |
Banten (daksina gede, dapetan, dll), bumbu, obat, dll |
34 |
Lateng |
Laportea stimulans |
TL |
Bahn banten |
35 |
Lidah buaya |
Aloe vera |
TL |
Tanaman hias, bahan sampoo. |
36 |
Lidah mertua |
Sansivera sp. |
TL |
Tanaman hias |
37 |
Manas / Nenas |
Ananas comosus |
TL |
Banten (gebogan, tukon, pale gantung, dll), untuk makanan, manisan, rujak, dll; Buah dimakan |
38 |
Melati Air |
TL |
Tanaman hias | |
39 |
Mitir |
Tagetes oresta |
TL |
Bahan banten (bunganya). Mitos: Mitir ‘a lamba’ yang yang warnanya merah dianggap darah raksasa, sehingga tidak boleh dipakai muspa (Suarna, pers. comm..). |
40 |
Pacah / Pacar air |
Impatiens balsamina |
TL |
Bahan upacara, tanaman hias |
41 |
Padi |
Oryza sativa |
TL |
Sumber beras dan nasi, makanan utama penduduk |
42 |
Paku Belida / Pakis Sarang Burung |
Asplenium nidus |
TL |
Tanaman hias |
43 |
Paku Jukut |
TL |
Bahan sayur, bahan ‘lawar’. | |
44 |
Paku Pipid |
Nephrolepis sp. |
TL |
Daunnya untuk banten (lamak/plawa galungan, dll); Tanaman hias. |
45 |
Pandan |
Pandanus sp. |
TL |
Bunga pudak untuk banten (kembang genjer, pangerikan tulang, dll). |
46 |
Pandan Duri |
Pandanus tectorius |
TL |
Daunnya utk banten (pabyekaonan, dll); Tanaman hias. Mitos: Dihubungkan dengan penolak bala. |
47 |
Pandan Harum |
Pandanus amaryllifoleus |
TL |
Daunnya sebagai banten (canang dll), juga sebagai penyedap jajan, dll; kembang rampe. |
48 |
Piduh / Kaki Kuda |
Centella asiatica |
TL |
Daun dapat dimakan mentah-mentah dan untuk obat berbagai macam penyakit. |
49 |
Rumput Gajah |
Themeda gigantia |
TL |
Pakan ternak. |
50 |
Rumput Lari |
Spenifex sp. |
TL |
Makanan sapi |
51 |
Seledri |
Apium graveolens L. |
TL |
Bumbu masakan, obat: sedang diteliti, sebagai peluruh batu ginjal |
52 |
Semanggi |
Marsilea crenata |
TL |
Obat luka (Suarna, pers. comm.); Tanaman hias pada kolam. |
53 |
Sembung Biasa |
Blumea sp. |
TL |
Bahan obat |
54 |
Sente |
Alocasia sp. |
TL |
Daunnya untuk banten pitra yadnya/ngaben; Bahan pembungkus (al. tembakau) |
55 |
Sere / Sereh |
Cymbopogon sp. |
TL |
Bahan obat; Banten (pedamel, dll), campuran sambal, dll; Bahan bumbu |
56 |
Simbar Menjangan |
Platycerum bifurcatum |
TL |
Daunnya untuk banten (manusa yadnya, dewa yadnya/utk jukut-jukut, tukon, dll); Tanaman hias |
57 |
Teki |
Ciperus rotundus |
TL |
Gulma |
58 |
Teki / Ciperus |
Cyperus papyrus |
TL |
Tanaman pembersih air limbah, tanaman hias, dll. |
59 |
Tempuyung |
TL |
Gulma | |
60 |
Tomat |
Solanum lycopersicum |
TL |
Bahan makanan, juice, dll. |
61 |
Tunjung |
Nymphaea sp. |
TL |
Banten (nyekah, tebasan panca lingga, puspa, dll); ada orang mewinten yg nguntal bungan tunjung dirajah (Suarna, pers. comm..). Mitos: Dipercaya berhubungan dengan kesucian (Suarna, pers. comm.) |
62 |
Tunjung Sudamala |
Nymphoides indica |
TL |
Bunga untuk banten (al. mebayuh) (Suarna, pers. comm..). Mitos: Dipercaya berhubungan dengan kesucian (Suarna, pers. Comm..) |
63 |
Typha |
Typha sp. |
TL |
Tanaman hias, penjernih air |
64 |
Widelia |
Widelia trilobata |
TL |
Tanaman hias |
65 |
Wijaya Kusuma |
TL |
Diyakini bisa menghidupkan orang yg telah meninggal. Mitos: Dimitoskan bisa menghidupkan orang yg telah meninggal. Tanaman hias | |
66 |
Zebra |
TL |
Tanaman penjernih air; tanaman hias | |
67 |
Bledong |
Agostoma sp. |
TL |
Pakan satwa liar. |
68 |
Daluman / Cincau Rambat |
Cyclea barbata |
TL |
Bahan minuman tradisional. |
69 |
Ketela Rambat / Ubi Jalar |
Ipomoea batatas |
TL |
Bahn makanan; umbi dimakan, daun untuk sayur dan pakan ternak |
70 |
Simbukan / Kesimbukan |
Poederia foetida |
TL |
Bahan bumbu |
71 |
Kompyong |
Clerodendrum thomsoniae |
TL |
Tanaman hias |
72 |
Meniran |
Philanthus niruri |
TL |
Liar/gulma |
73 |
Pulet-Pulet |
TL |
Liar. | |
74 |
Amplas-Amplas |
Ficus ampelas |
TL |
Liar, permainan anak-anak. |
75 |
Punyan X (untuk keplug2an) |
TL |
Liar, permainan anak-anak. | |
76 |
Putri Malu |
Mimosa pudica |
TL |
Liar. |
77 |
Ratna |
Gomphrena globosa |
TL |
Banten (suci), dll; Bunga untuk banten, tanaman hias |
78 |
Sambiloto / Klimesadi |
Androgaphis paniculata |
TL |
Daun utk obat gigitan ular, obat disentri, mencret, obat demam, radang kulit, dan gatal. |
79 |
Selasih Miik / Kemangi / Selasih Wangi |
Ocimum sp. |
TL |
Banten (penglukat, puspa, dll), boreh, dll; Makanan |
80 |
Sisih |
Phyllanthus sp. |
TL |
Piranti upakara pakliangan (bersih-bersih dari cuntaka secara niskala) (Suarna, pers. comm.); Pohon penolak bala. |
81 |
Suplir |
Adiantium sp. |
TL |
Tanaman hias |
82 |
Tabia / Cabe |
Capsicum sp. |
TL |
Tabia untuk banten nasi bungkal, dll, untuk bumbu, dll; tabia cenik untuk banten (daksina gede, dll), untuk bumbu, dll; Bahan bumbu |
83 |
Tabia Putih |
Capsicum sp. |
TL |
Bahan bumbu |
84 |
Tapak Dara; Tapak Lima |
Catharanthus roseus |
TL |
Obat kencing manis, daunnya mengandung vincristin dan vinblastin utk bahan obat leukemia pada anak-anak atau anti kanker; Tanaman hias |
85 |
Allamanda |
Allamanda cathartica |
TL |
Tanaman hias |
86 |
Anggur (hijau) |
Vitis vinifera |
TL |
Bahan makanan |
87 |
Ate |
Lygodium sp. |
TL |
Batang untuk tali dan anyaman |
88 |
Base / Sirih |
Piper betle |
TL |
Tanaman obat; Daun base / sirih untuk banten (nyuh), obat, dll; Bahan kuangen untuk banten pada mayat; Piranti porosan, canag raos, cane (canang untuk sangkep), dll (Suarna, pers. comm.); Bahan untuk buat base bagi orang tua-tua. Mitos: Simbul Wisnu. |
89 |
Bunga Pelung / Kembang Pelung |
Thunbergia sp. |
TL |
Bahan upacara |
90 |
Celeng / Teleng |
Clitoria ternatea |
TL |
Bunga untuk bahan upakara mayat, ditaruh dimata; Obat sakit mata (katarak) (Suarna pers. comm.) |
91 |
Gadung / Sekapa |
Dioscorea hispida |
TL |
Umbinya sebagai bahan makanan/jajan; Bunga bahan upacara, tanaman hias, tanaman liar |
92 |
Jepang |
TL |
Bahan sayur, dll. | |
93 |
Kacang Panjang |
TL |
Bahan banten (punjung, suci, dll); Bahan sayuran (daun dan buahnya) | |
94 |
Kacang Ranti |
TL |
Bahan banten (suci, dll). | |
95 |
Kare / Kare Ipit /Kara Dara |
Phaseolus sp. |
TL |
Bahan sayur |
96 |
Kembang Kertas |
Bougainvillea sp. |
TL |
Tanaman hias. Mitos: Tanaman yang auranya ‘panas’ jika ditanam dipekarangan. |
97 |
Paye / Pare |
Mimordica sp. |
TL |
Banten (suci, manik sekecap, tukon, dll), bahan sayur, dll |
98 |
Tabia Bun / Cabe Jawa / Kemukus |
Piper sp. |
TL |
Banten (prayascita, dll); Bahan rempah-rempah. |
99 |
Waluh |
Cucurbita sp. |
TL |
Tanaman obat, buah dimakan, daun muda untuk sayur |
100 |
Undis |
Cajanus indicus |
TL |
Tanaman obat; bahan makanan |
L = dilindungi; TL = Tidak dilindungi.
dimanfaatkan sebagai tanaman hias, peneduh (termasuk tumbuhan liar) (Suarna et al., 2006).
Dilihat dari adanya flora herba dan liana untuk pemanfaatan sebagai obat, tersebar data hanya sebagai obat saja 4%, obat dan tanaman upakara 3%, obat dan bahan makanan 7%, obat dan tanaman hias 3%, obat, makanan dan pakan ternak 1% serta obat, makanan dan bahan
upakara 1%. Kesmuanya ini kalau dijumlahkan mencapai 19%.
Herba dan liana sebagai pengolah limbah cair jumlahnya ada 6% yang terditribusi sebagai berikut: sebagai pengolah limbah cair dan tanaman hias 5%, serta sebagai pengolah limbah cair dan bahan kerajinan 1%, dengan jenis keseluruhan ada 6 jenis. Sementara hasil
Tabel 2. Pemanfaatan Herba dan Liana di Desa Peliatan, Ubud-Gianyar
No |
Pemanfaatan |
Jumlah |
Persentase |
1 |
Bahan Bangunan |
1 |
1% |
2 |
Bahan Makanan |
14 |
14% |
3 |
Pakan Ternak |
4 |
4% |
4 |
Bahan Obat |
4 |
4% |
5 |
Tanaman Upakara |
10 |
10% |
7 |
Tanaman Hias |
16 |
16% |
8 |
Tanaman Upakara dan Obat |
3 |
3% |
9 |
Tanaman Upakara dan Bahan Makanan |
10 |
10% |
10 |
Bahan Makanan & Obat |
7 |
7% |
11 |
Tanaman Hias dan Bahan Kerajinan |
1 |
1% |
12 |
Bahan Kerajinan & Pengolah Limbah Cair |
1 |
1% |
13 |
Tanaman Hias dan Bahan Obat |
3 |
3% |
14 |
Tanaman Hias & Pengolah Limbah Cair |
5 |
5% |
15 |
Tanaman Hias dan Racun Ikan |
1 |
1% |
16 |
Bahan Makanan, Obat dan Pakan Ternak |
1 |
1% |
17 |
Bahan Makanan, Obat, Tanaman Upakara |
1 |
1% |
18 |
Tanaman Hias dan Sampoo |
1 |
1% |
19 |
Bahan Upakara dan Tanaman Hias |
4 |
4% |
20 |
Tanaman Upakara & Pembungkus |
1 |
1% |
21 |
Bahan Makanan & Pakan Ternak |
1 |
1% |
22 |
Bahan Kerajinan |
1 |
1% |
23 |
Gulma |
10 |
10% |
Jumlah |
100 |
100% |
Tabel 3. Tumbuhan Herba dan Liana yang Ditemukan di Desa
Peliatan (Ubud) serta Mitosnya
No |
Jenis Mitos |
Jumlah |
Persentase |
1 |
Baik/Bagus/Positif |
10 |
83 % |
2 |
Negatif/Jelek |
2 |
17 % |
Jumlah |
12 |
100 % |
studi lainnya menunjukkan bahwa di wilayah ini tidak ditemukan pohon dan semak sebagai pengolah limbah cair (Gari et al., 2007; Suarna et al., 2006).
Nampaknya hanya sedikit proporsi herba dan liana ini yang dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, yaitu hanya 1% saja, yaitu alang-alang, yang dimanfaatkan sebagai bahan atap. Jumlah ini lebih tinggi dari semak yang tak ada dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan bangunan (Gari et. al., 2007). Sebagian besar bahan bangunan di wilayah ini dimanfaatkan dari jenis pohon (Suarna et al., 2006).
Dilihat dari segi mitosnya, 12% (atau 12 jenis) dari tumbuhan herba dan liana di Desa Peliatan memiliki mitos. Sepuluh (10) jenis (atau 83% diantaranya) tumbuhan herba dan liana di Desa Peliatan mempunyai mitos atau kepercayaan yang bernilai positif sedangkan yang negatif hanya 2 jenis (17 %) (lihat Tabel 3). Sementara itu, dilihat dari mitos/kepercayaan masyarakat tentang semak di desa yang sama, nampaknya ada yang mitosnya negatif sejumlah 1 (satu) jenis (atau 14% dari total yang mempunyai mitos), sedangkan yang mitosnya positif ada 6 (enam) atau 86% jenis (Gari et al., 2007). Suarna et al. (2006) melaporkan bahwa prosentase tumbuhan jenis
pohon yang mempunyai kaitan dengan mithos positif ada 73% (19 jenis) dari total pohon yang memiliki mitos (26 jenis).
Dari jenis herba dan liana di wilayah Desa Peliatan, nampak ada ditemukan jenis-jenis yang mempunyai pemanfaatan unik, seperti lidah buaya untuk bahan sampoo, kayu urip atau sambung tulang untuk racun ikan, serta daun sente yang bisa dimanfaatkan sebagai pembungkus.
Dilihat dari segi perlindungan, maka dari jenis-jenis herba dan liana yang sudah dikenal dalam sampel ini, untuk di wilayah Desa Peliatan tidak ada ditemukan jenis herba atau liana yang dilindungi. Hal ini berbeda jauh dengan pohon yang mana di wilayah ini ada 13% dari 148 jenis pohon di wilayah ini termasuk dilindungi serta sebanyak 18% lainnya tidak dilindungi namun diperkirakan telah mulai langka atau populasinya menurun di Bali (lihat Suarna et al., 2006), sehingga jumlahnya mencapai sekitar 30%. Sementara itu, untuk jenis semak atau perdu, Gari et al (2007) melaporkan bahwa di wilayah desa ini tidak ada (0 %) yang merupakan jenis semak yang dilindungi, namun ada 4 jenis yang merupakan semak langka menurut acuan daftar tanaman langka Bali yang telah dilestarikan di Kebun Raya Eka Karya Bali (Arinasa, 1998). Keempat jenis semak tersebut, adalah: jarak (Jatropha gossypifolia), kayu tulak (Schefflera sp.), kem (Flacourtia sp.), dan legundi (Vitex trifolia).
KESIMPULAN
Dari hasil studi ini di Desa Peliatan, Kecamatan Ubud-Gianyar telah berhasil diidentifkasi 100 jenis herba dan liana. Dilihat dari segi pemanfaatanya, bagian terbesar dari herba dan liana ini, yaitu mencapai 50% pemanfaatannya merupakan kombinasi dari tanaman hias, bahan makanan, tanaman upakara serta campuran antara tanaman upakara dan bahan makanan. Sebanyak 40% dimanfaatkan untuk penggunaan lainnya, serta 10% sisanya merupakan gulma, yang relatif belum dimanfaatkan secara nyata oleh masyarakat.
Dilihat dari adanya flora herba dan liana untuk pemanfaatan sebagai obat, tersebar data hanya sebagai obat saja 4%, obat dan tanaman upakara 3%, obat dan bahan makanan 7%, obat dan tanaman hias 3%, obat, makanan dan pakan ternak 1% serta obat, makanan dan bahan upakara 1%. Kesemuanya ini kalau dijumlahkan mencapai 19%. Sementara itu, herba dan liana sebagai pengolah limbah cair jumlahnya ada 6% yang terditribusi sebagai berikut: sebagai pengolah limbah cair dan tanaman hias 5%, serta sebagai pengolah limbah cair dan bahan kerajinan 1%. Hanya sedikit proporsi herba dan liana ini yang dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, yaitu hanya
1% saja, yaitu alang-alang, yang dimanfaatkan sebagai bahan atap.
Dilihat dari segi mitosnya, 12% (atau 12 jenis) dari tumbuhan herba dan liana di Desa Peliatan memiliki mitos. Sepuluh (10) jenis (atau 83% diantaranya) tumbuhan herba dan liana di Desa Peliatan mempunyai mitos atau kepercayaan yang bernilai positif sedangkan yang negatif hanya 2 jenis (17 %).
Dilihat dari segi perlindungan, maka dari jenis-jenis herba dan liana yang sudah dikenal dalam sampel ini, untuk di wilayah Desa Peliatan tidak ada ditemukan jenis herba atau liana yang dilindungi.
Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan Dr. Ir. I Wayan Suarna, MS. yang telah membantu memberikan masukan untuk penyempurnaan naskah jurnal ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anon. 1992. Daftar jenis tumbuhan yang dilindungi berdasarkan keputusan Menteri Pertanian Nomor 541/Kpts/Um/2/1992.
Anon. 1995. Amdal Pengembangan Pulau Serangan, Lemlit UNUD: Denpasar.
Anon. 1999. 500 popular tropical plants. Periplus Editions (HK) Ltd.: Hong Kong.
Anon. 2000. Laporan ANDAL pembangunan Jalan Tohpati-Gianyar dan Kuta-Kerobokan. Universitas Udayana: Denpasar.
Anon. 2004. Sembilan belas tanaman obat diteliti kasiatnya secara ilmiah. Kompas, 12/02/2004
Arinasa, I. B. K. 1998. Kontribusi Kebun Raya Eka Karya Bali dalam melestarikan flora langka yang ada di Bali beserta permasalahannya. Makalah seminar Hari Puspa dan Satwa Nasional, tanggal 5 Nopember 1998 di STKIP Singaraja.
Dalem et al. 2000. Laporan PKL di Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, 27-28 Oktober 2000. Jurusan Biologi FMIPA-UNUD: Bukit Jimbaran.
Eiseman, F. and M. Eiseman. 1988. Flowers of Bali. Periplus Editions: Berkeley, Singapore.
Gari, N. M., I K. Muksin, dan N. M. Rai Suarni. 2007. Jenis-jenis semak di Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Bali, kepercayaan masyarakat dan mitos yang berkembang tentang semak tersebut. Manuscript. Submitted to Jurnal Dinamika Kebudayaan, Lemlit-UNUD: Denpasar.
Hariana, H. A. 2004. Tumbuhan obat dan kasiatnya Seri 1. Penebar Swadaya: Bogor.
Keputusan Menteri Pertanian No. 54/Kpts/Um/2/1972
Kriswiyanti, E. 2001. Potensi Pendayagunaan da Usaha Konservasi Keanekaragaman Tumbuhan Obat (Usada) di Bali (Suatu Kajian Pustaka). Jurnal Biologi 5(2): 48-54.
Laporan Amdal Proyek Persampahan di Nusa Penida. 2001. Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Klungkung.
PPLH UNUD. 2004a. Amdal Pusat Pameran Jl Gunung Agung, Denpasar. PPLH-UNUD: Denpasar.
PPLH-UNUD. 2004b. Amdal PLTD Pesanggaran. PPLH-UNUD: Denpasar.
Suarna, I W., A. A. G. R. Dalem, dan N. N. Wirasiti. 2006. Jenis pohon, pemanfaatan serta kepercayaan masyarakat Desa
Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar-Bali. Jurnal Lingkungan Hidup Bumi Lestari 6(1): 29-48.
Sutara, P. K. 2001. Pemanfaatan Berbagai jenis tumbuhan untuk upacara memandikan jenasah bagi pemeluk agama Hindu di Kabupaten Gianyar. Jurnal Biologi 5(2): 76-80.
Suwidja, I K. 1991. Berbagai cara pengobatan menurut Lontar Usada Pengobatan Tradisional Bali. Toko Buku Indra Jaya: Singaraja.
Swastika, N. P. 2004. Nama-nama pohon di Bali. Tidak dipublikasikan.
Tim Taman Gumi Banten LPM UNUD. 2002. Taman Gumi Banten. LPM UNUD.
Warren, W. and L. I. Tettoni. Handy pocket guide to tropical flowers of Indonesia. Periplus: HK.
42
Discussion and feedback