IDENTIFIKASI SUMBER PENCEMAR DAN KUALITAS AIR SUNGAI DI DESA CANGGU DAN DESA DALUNG KECAMATAN KUTA UTARA KABUPATEN BADUNG
on
ISSN 1907-5626
Identifikasi Sumber Pencemar dan Kualitas Air Sungai di Desa Canggu dan Desa Dalung
Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung
IDENTIFIKASI SUMBER PENCEMAR DAN KUALITAS AIR SUNGAI DI DESA CANGGU DAN DESA DALUNG KECAMATAN KUTA UTARA KABUPATEN BADUNG
Anggi Suprabawati1), I Ketut Sundra3)
1) Program Magister Ilmu Lingkungan
-
3) Jurusan Biologi FMIPA Unud
ABSTRAK
Identifikasi sumber pencemar dilakukan dengan mendata jumlah aktivitas yang berpotensi menghasilkan zat pencemar limbah cair dengan metoda penyebaran kuisioner. Penelitian kualitas air dilakukan pada 15 titik sampel (TS) di Tukad Umalas, Tukad Pangi dan Tukad Canggu. Aktivitas manusia yang merupakan sumber pencemar di Desa Dalung adalah pemukiman 90,84%, restoran 6,55%, laundry 0,841%, bengkel motor 0,474%, bengkel mobil 0,604%, pencucian motor 0,604%, pencucian mobil 0,086%. Aktivitas manusia yang merupakan sumber pencemar di Desa Canggu adalah pemukiman 63,97%, restoran 17,23%, hotel/villa 17,68%, laundry 0,393%, bengkel motor 0,393%, pencucian motor 0,136%, pencucian mobil 0,112%. bengkel mobil 0,112%. Volume limbah cair yang dihasillkan dari masing-masing aktivitas manusia per hari di Desa Dalung adalah pemukiman 5056,8 m3, pencucian motor 35,26 m3, restoran 33,63m3, laundry 8,934 m3, pencucian mobil 5,94 m3, bengkel mobil 2,22 m3 dan bengkel motor 2,04 m3. Volume limbah cair yang dihasillkan dari masing-masing aktivitas manusia per hari di Desa Canggu adalah pemukiman 1368 m3, restoran 173,22 m3, penginapan 34,17 m3, pencucian mobil 14,48 m3, bengkel motor 1,86 m3, pencucian motor 0,72 m3, laundry 0,4297 m3 dan bengkel mobil 0,3 m3.
Hasil pemeriksaan kualitas air sungai berdasarkan nilai Indeks Pencemaran (IP) dibandingkan mutu air kelas 2,TS-6 tergolong tercemar sedang dan keempat belas TS tergolong tercemar ringan. Berdasarkan mutu air kelas 3 TS-1 sampai dengan TS-7 dan TS-14 tergolong Masih memenuhi Kriteria Mutu (MKM) dan TS-8 sampai dengan TS-15 tergolong tercemar ringan. Berdasarkan mutu air kelas 4, TS-3 Masih memenuhi criteria mutu (MKM) dan keempat belas TS tergolong tercemar ringan.
Kata kunci : Identifikasi, aktivitas manusia, limbah cair, kualitas air sungai
ABSTRACT
The Identification of source pollution was done with sum up the data of the activity which have potency to releasing liquid waste with the method of spreading questioner. Quality research water river was done at 15 point sampel (PS) in Tukad Umalas, Tukad Pangi and Tukad Canggu. Activity of human being representing source of polution in Countryside Dalung is consist of : settlement 90.84%, restaurant 6.55%, laundry 0.841%, motor workshop 0.474%, car workshop 0.604%, motor wash 0.604%, car wash 0.086%. Activity of human being representing source polution in Countryside Canggu is settlement 63.97%, restaurant 17.23%, lodging 17.68%, laundry 0.393%, motor workshop 0.393%, motor wash 0.136%, car wash 0.112%. car workshop 0.112%. Volume of Liquid waste from each activity of human being per day in Countryside Dalung is consist of : settlement 5056.8 m3, motor wash 35.26 m3, restaurant 33.63 m3, laundry 8.934m 3, car wash 5.94 m3, car workshop 2.22 m3 and motor workshop 2.04 m3. Volume liquid waste from each of activity of human being per day in Countryside Canggu is settlement 1368 m3, restaurant 173.22 m, hotel 34.17 m3, car wash 14.48 m3, motor workshop 1.86 m3, motor wash 0.72 m3, laundry 0.4297 m3 and car workshop 0.3 m3.
Analysis of water with value of pollution index (IP) based on water quality class 2,TS-6 is middle polluted, and fourteenth of TS is slightly polluted. Based on water quality class 3, TS-1 to TS-7 and TS-14 is fill water quality criteria And TS-8 to TS-15 is slightly polluted. Based on water quality class 4, TS-3 still fill the quality criteria and fourteenth of TS is slightly polluted
Keyword : Identify , human activity, liquid waste, water quality.
PENDAHULUAN
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital, keberadaannya sangat dibutuhkan oleh manusia pada setiap sendi kehidupan. Tidak hanya manusia yang sangat bergantung pada air, mahluk hidup lainnya juga bergantung pada keberadaan air. Air merupakan penyusun sel sebagai satuan terkecil dari mahluk hidup.
Masalah pencemaran air cenderung semakin mengemuka sekarang ini dan mungkin di masa-masa mendatang, mengingat masalah penurunan kualitas air semakin nampak nyata dan banyak dirasakan pengaruhnya oleh masyarakat salah satunya adalah banyaknya penyakit yang timbul dan ditularkan melalui air.
Aktivitas Manusia bertambah seiring dengan jumlah penduduk yang kian bertambah. Aktivitas manusia menghasilkan produk disamping menghasilkan bahan buangan/limbah sebagai efek samping, yang terdiri dari limbah padat maupun limbah cair. Penelitian ini bertujuan
: 1. Untuk mengidentifikasi jumlah aktivitas manusia yang menghasilkan limbah cair (sumber-sumber pencemar) di kawasan Desa Canggu dan Desa Dalung Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung. 2. Untuk memprediksi besarnya limbah cair yang dihasilkan di wilayah Desa Canggu dan Desa Dalung Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung. 3. Untuk mengetahui kualitas air sungai di wilayah Desa Canggu dan Desa Dalung Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung.
METODE PENELITIAN
Penelitian kualitas air penentuan titik sampel dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu pemilihan titik berdasarkan karakteristik dan tujuan tertentu dan teknik pengambilan sampel secara composite sampling. Metode penelitan untuk aktivitas manusia adalah penyebaran kuisioner pada responden dengan sistem wawancara. Beberapa parameter kualitas air dan aktivitas manusia dapat dilihat pada Tabel berikut
Tabel.1 Parameter Kualitas Air sungai, Metoda Analisis dan Alat yang dipergunakan
Sumber : Alaerts, 1984
Tabel Aktivitas Sumber Pencemar
T o |
Jenis Aktivitas |
Variabel yang dicari |
Aspek Penting |
Alat yang dipergunakan |
1 |
Pemukim an |
Jumlah anggota keluarga |
Pengeluaran limbah cair per orang per hari |
Kuisioner dan wawancara |
2 |
Bengkel |
a. Tingkat layanan/hari |
Pengeluaran limbah cair per kendaraan per hari |
Kuisioner dan wawancara |
b. Jenis layanan bengkel |
Jenis limbah cair yang dihasilkan |
Kuisioner dan wawancara | ||
3 |
Laundry |
a. Tingkat layanan/hari |
Jumlah total berat pakaian yang dicuci (kg) |
Kuisioner dan wawancara |
b. Jumlah mesin dan kuantitas maksimum mesin |
Total kapasitas mesin cuci |
Kuisioner dan wawancara | ||
c. Jumlah pengoperasian mesin/hari |
Jumlah limbah cair yang dikeluarkan per hari |
Kuisioner dan wawancara | ||
4 |
Restoran |
Tingkat layanan/hari |
Jumlah limbah cair dalam kegiatan penyiapan makanan |
Kuisioner dan wawancara |
5 |
Hotel/Vil la |
a. Tingkat hunian/hari |
Jumlah limbah cair dari wisatawan/hari |
Kuisioner dan wawancara |
b. Ada tidaknya Fasilitas Kolam renang |
Jumlah limbah yang dihasilkan pada saat menguras kolam |
Kuisioner dan wawancara | ||
c. Ada tidaknya dan tingkat hunian restoran hotel |
Jumlah limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan resto Hotel/Villa |
Kuisioner dan wawancara |
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jenis aktivitas manusia yang menghasilkan limbah cair di Desa Dalung berturut-turut dari yang paling banyak adalah pemukiman (5056,8 m3/hari ), restoran (33,63 m3/hari), pencucian motor (35,26 m3/hari), laundry (8,934 m3/hari), pencucian mobil (5,94 m3/hari), bengkel mobil (2,22 m3/hari) dan bengkel motor (2,04 m3/hari). Di desa Canggu berturut-turut dari yang paling banyak adalah pemukiman (1386 m3/hari), restoran (173,22 m3/hari), hotel/villa (34,17 m3/hari), pencucian mobil (14,48 m3/hari), bengkel motor (1,86 m3/hari), pencucian
motor (0,72 m3/hari), laundry (0,4297 m3/hari) dan bengkel motor (0,3 m3/hari). Limbah cair domestik berasal dari aktivitas MCK (mandi cuci kakus) yang merupakan hasil buangan dari perumahan, bangunan, perdagangan perkantoran dan sarana sejenisnya (Soeparman, 2001). Pada tiap volume aliran limbah cair, terkandung 99% larutan dan 0,1% padatan. Dari 5056,8 M3 limbah mengandung 5000 m3 air/larutan dan 56,8 M3 padatan dari bahan-bahan organik (70%) dan anorganik (30%). Bahan-bahan organik mengandung 65% protein, 25% Karbohidrat dan lemak 10%, sementara bahan-bahan
anorganik mengandung lumpur, garam dan logam. Kandungan tiap bahan mengalami pengurangan minimal 0,6% melalui proses pengendapan alami melalui selokan/parit hingga sampai ke sungai, yaitu sekitar 2000 m3 larutan dan padatan limbah (Soeparman, 2001). Bahan-bahan organik terdiri dari rantai karbon dan nitrogen yang berikatan hidrogen. Ikatan hidrogen menyebabkan senyawa stabil di air, sehingga baru dapat terurai oleh mikroorganisme menghasilkan gas dan bau. Bahan-bahan anorganik sebesar 30% menyumbang logam yang sukar didegradasi/bersifat toksik di perairan, garam mempengaruhi pH perairan dan lumpur mempengaruhi kandungan partikel perairan dan kekeruhan. Tingginya pengaruh bahan-bahan yang terkandung dalam limbah bergantung kepada jarak saluran pembuangan dari perairan. Volume limbah cair terbesar kedua dan ketiga berasal dari usaha dan jasa restoran dan laundry. Limbah restoran dapat diklasifikasikan sebagai limbah domestik, berasal dari kegiatan menyiapkan makanan dan mencuci peralatan. Dari kegiatan menyiapkan makanan, dihasilkan sekitar 99%larutan dan 0,1%padatan. 99% larutan yang terbentuk, 70% berupa limbah organik dan 30% berupa limbah anorganik. Limbah organic terdiri dari 65% protein, 25% karbohidrat dan 10% lemak. 30% bahan anorganik menghasilkan garam, lumpur dan logam. Dari kegiatan pencucian peralatan yang digunakan maupun kegiatan laundry, dihasilkan limbah anorganik (sabun) yang mengandung gugus sulfonat (S), polifosfat (P) dan agen surfaktan. Surfaktan dapat menimbulkan rasa pada air dan menurunkan absorpsi oksigen di perairan, bersifat resisten terhadap oksidasi biologis dan menghambat pertumbuhan sel. (Haslam dalam Effendi, 2003). Gugus sulfonat dapat mengalami reduksi oksigen menjadi
hidrogen sulfida pada kondisi anaerob menimbulkan bau yang kurang sedap dan meningkatkan korosivitas logam. Pada pH 9 permasalahan bau tidak muncul, namun pada pH < 8 pembentukan hidrogen sulfide menghasilkan bau. (Effendi, 2003).
Volume limbah cair dari kegiatan usaha dan jasa perbengkelan yang tidak memiliki aktivitas pencucian berasal dari sanitasi pegawai dan ceceran bahan bakar kendaraan. Sanitasi pegawai merupakan limbah domestik dengan penambahan gugus sulfonat dan ceceran bahan bakar merupakan limbah anorganik/logam. Kegiatan ceceran bahan bakar kendaraan sering terjadi pada bengkel non resmi. Bahan bakar yang dipergunakan antara lain bensin dan minyak pelumas. Permasalahan muncul pada penyimpanan dan pengangkutan minyak pelumas bekas. Pada bengkel resmi produsen minyak pelumas selalu mengambil minyak pelumas bekas untuk diolah kembali dengan penyimpanan maupun transportasi yang dilengkapi dengan standar khusus, namun pada bengkel non resmi dan menengah ke bawah penyimpanan dan transportasi belum memiliki standar khusus/mendapat perhatian. Kandungan limbah cair perbengkelan mengandung logam Pb dan Cr. Pb berasal dari bahan bakar (leading gasoline), merupakan logam berat/anorganik yang sukar didegradasi. Cr berasal dari perkaratan mesin dan pewarna. Pb dan Cr merupakan logam yang bersifat toksik dan mengalami biomagnifikasi dalam tubuh mahluk hidup. Kandungannya akan bertambah seiring dengan pertumbuhan sel, sehingga menimbulkan kematian.
Parameter kualitas air yang melampaui baku mutu di desa Dalung adalah BOD5, COD, Nitrit (NO2), Fosfat,
Kadmium, Tembaga, Timbal, E.coli dan Colliform . Fluktuasi nilai masing-masing parameter tergantung kepada : 1. Letak keberadaan sumber pencemar di sekitar settlement area (SA), yang masing-masing membawa karakteristik khusus dan berkorelasi dengan parameter yang lain. 2. Ada tidaknya arus sungai yang menyebabkan pengenceran dan penurunan konsentrasi parameter. 3. Dapat atau tidaknya wilayah SA terjangkau oleh manusia. 4. Dimanfaatkan lebih oleh masyarakat atau tidak (misalnya untuk MCK). 5. Kondisi dan situasi pada saat pengambilan sampel. Dari data disimpulkan indeks pencemaran di desa Dalung > indeks pencemaran di desa Canggu, dengan parameter yang melampaui baku mutu tergantung pada jenis aktivitas. TS dengan nilai yang rata-rata sama, berarti pada tiap-tiap TS terdapat pencemar yang masuk dengan jenis dan jumlah yang sama.

TS-1 TS-2 TS-3 TS-4 TS-5 TS-6 TS-7 TS-8 TS-9 TS- TS- TS- TS- TS- TS-
10 11 12 13 14 15
Titik sampel di Tukad Umalas, Tukad Pangi dan Tukad Canggu

—•— NO2
—■— Baku mutu air kelas 2
Baku mutu air kelas 3
■ Baku mutu air kelas 4
Gambar. 3. Perubahan Nitrit di tiga tukad.

Gambar. 4. Perubahan Fosfat di tiga tukad

Baku mutu air kelas 2,
3 dan
—♦— BOD5
Gambar. 5. Perubahan Kadmium (Cd) di tiga tukad

—■— Baku mutu air kelas 2
Baku mutu air kelas 3
Baku mutu air kelas 4
Gambar.1.Perubahan Nilai BOD5di tiga tukad

Gambar. 2. Perubahan Nilai COD di tiga tukad
Gambar. 6. Perubahan Tembaga (Cu) di Tukad Pangi dan Tukad Canggu

Pb
-M-- Baku mutu air kelas 2
-A Baku mutu air kelas 3
Baku mutu air kelas 4
Gambar. 7. Perubahan Timbal (Pb) di tiga tukad

Titik sampel di Tukad Umalas, Tukad Pangi dan Tukad Canggu
—♦— E. Coli
-M-- Baku Mutu air Kelas 2
Baku Mutu Air Kelas 3 dan 4
Gambar. 8. Perubahan kandungan E. Coli di tiga tukad
Nilai Indeks Pencemaran (IP) pada keseluruhan TS tergolong masih memenuhi kriteria mutu (MKM) hingga tercemar sedang. Nilai IP pada TS-6 yang paling melonjak. TS-6 terletak di desa Dalung. Pada Desa Dalung, terjadi fluktuasi nilai IP, dengan nilai tertinggi pada TS-6/tercemar sedang. Pada SA-6 terdiri dari aktivitas pemukiman, pertanian dan usaha dan jasa. Pada desa Canggu, beberapa parameter melampaui baku mutu, namun digolongkan tercemar ringan merata pada tiap TS.
KESIMPULAN DAN SARAN
-
1. Jenis Aktivitas Manusia yang menghasilkan limbah cair di Desa Dalung berturut-turut dari yang paling banyak adalah pemukiman (5056,8 m3/hari), restoran (33,63 m3/hari), pencucian motor (35,26 m3/hari), laundry (8,934 m3/hari), pencucian mobil (5,94 m3/hari), bengkel mobil (2,22 m3/hari) dan bengkel motor (2,04 m3/hari). Di desa Canggu berturut-turut dari yang paling banyak adalah pemukiman (1386 m3/hari), restoran (173,22 m3/hari), hotel/villa (34,17 m3/hari), pencucian mobil (14,48 m3/hari), bengkel motor (1,86 m3/hari), pencucian motor (0,72 m3/hari), laundry (0,4297 m3/hari) dan bengkel motor (0,3 m3/hari)
-
2. Parameter kualitas air yang melampaui baku mutu di desa Dalung adalah BOD5 pada TS-2, TS-3 dan TS-5 di Tukad Umalas 2, TS-7 dan TS-8 di Tukad Umalas 1. Nitrit (NO2) pada TS-5 di Tukad Umalas 2, TS-7 dan TS-8 di Tukad Umalas 1. Kadmium (Cd) pada TS-3 sampai TS-5 di Tukad Umalas 2 dan TS-6 dan TS-8 di Tukad Umalas 2. Timbal (Pb) melampaui mutu air kelas 2 dan 3 di semua TS. E. Coli pada TS-3 sampai TS-5 di Tukad Umalas 2 dan TS-7 dan TS-8 di Tukad Umalas 1. Colliform terdeteksi hampir di seluruh TS. Parameter Kualitas Air yang melampaui baku mutu di desa Canggu yaitu BOD5 pada seluruh TS, COD pada seluruh TS, Nitrit pada TS-13 dan TS-14 di Tukad Canggu dan TS-11 dan TS-12 di Tukad Pangi. Kadmium (Cd) pada TS-9 sampai TS-12 di Tukad Pangi dan TS-14 dan TS-15 di Tukad Canggu. Timbal (Pb) melampaui mutu air kelas 2 dan 3 hampir di semua TS. E. Coli pada TS- 9, TS-11 dan TS-12
pada Tukad Pangi, pada TS-13 sampai TS-15 pada Tukad Canggu.
-
3. Kualitas Air Tukad Umalas di Desa Canggu dan Desa Dalung Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung berdasarkan perhitungan nilai indeks pencemaran (IP) berdasarkan mutu air kelas 2, TS-6 tergolong tercemar sedang dan keempat TS tergolong tercemar ringan. Berdasarkan mutu air kelas 3 kualitas air di desa Dalung tergolong masih memenuhi kriteria mutu (MKM) dan di desa Canggu tergolong tercemar ringan. Berdasarkan mutu air kelas 4, kesemua TS hampir dapat dikatakan tercemar ringan.
SARAN
-
1. Volume limbah cair terbesar berasal dari aktivitas pemukiman, maka perlu dilakukan pengolahan limbah cair secara intensif misalnya dengan cara pengendapan di saluran pembuangan rumah tangga sebelum dialirkan ke sungai. Serta dilakukan pendataan dan pengawasan tentang perijinan industri yang berada di rumah tangga.
-
2. Kualitas air di desa Dalung dan dapat terus terpelihara, dengan adanya kesadaran masing-masing aktivitas untuk mengadakan pengolahan limbah minimal pada tahap awal (primer), misalnya dengan cara pengendapan.
DAFTAR PUSTAKA
Allaerts,G., Santika,S,S., 1984 Metoda Penelitian Air. Penerbit Usaha Nasional Surabaya
Effendi, H., 2003 Telaah Kualitas Air Bagi pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius Yogyakarta
Soeparman, H, M., Suparmin., 2001. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair;suatu pengantar. Penerbit Buku Kedokteran (EGC)
ECOTROPHIC | VOLUME 2 NO. 2 NOVEMBER 2007
8
Discussion and feedback