ECOTROPHIC • 7 (2) : 144 - 151

ISSN: 1907-5626

SISTEM DAN NILA! EKONOMI PENGELOLAAN SAMPAH DI DEPO CEMARA DESA SANUR KAJA, KECAMATAN DENPASAR SELATAN, KOTA DENPASAR

Kresnadi Dwi Putrant0 1) 1 Made ANtara2), IB Sudana3)

1J Pusat Pengelolaan Ekoregion Bali dan Nusa Tengagra, Kementerian Lingkungan Hidup

2J Program Magister I/mu Lingkungan Unud

3J Program Magister J/mu Lingkungan Unud

Email: [email protected]

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini pertama ingin mengetahui sitem pengelolaan sampah saat ini di Depo Cemara Desa Sanur Kaja, kedua ingin mengetahui tingkat kinerja pengelolaan sampah di Depo Cemara dan ketiga ingin mengetahui nilai ekonomi hasi pengolahan sampahnya. Metode penelitian yang dipergunakan yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif, untuk mengetahui sistem pengelolaan sampah diperoleh melalui wawancara langsung dengan manager dan petugas sebagai responden dan observasi di satu titik lokasi yaitu di Depo Cemara kemudian dibandingkan dengan SNI dan dianalisis tingkat kinerjannya dengan skala likert.Nilai ekonomi diperoleh melalui keuntungan produksen yaitu total pendapatan dikurangi total biaya.

Sistem pengelolaan sampah Depo Cemara Desa Sanur Kaja Kota Denpasar merupakan sitem pengelolaan sampah perkotaan yang berbasis masyarakat dengan menerpakan prinsip manajemen melalui mekanisme perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan serta telah melaksanakn pengelolaan sampah dengan prisip 3R (Reduce,Reuse,Recycle) tetapi belum obtimal. Berdasarkan analisis tingkat kinerja sistem pengolahan sampah yang dilaksanakan di Depo Cemara yaitu sistem manajemen, ketersediaan sumber daya, kelengkapan sarana dan prasarana serta pengelolaan keuangannya dikatagorikan sedang atau cukup dan berhasil membiayai rumah tangganya sendiri.

Pengelolaan sampah yang diterapkan mampu mereduksi volume sampah yang dibuang ke lingkungan sebesar 2.750 kg per hari.Pengelolaan sampah yang dilaksanakan di Depo Cemara menghasilkan nilai ekonomi rata-rata sebesar Rp.901.571,- per hari dan sebesar Rp.27.167.140,- per bulan.

Depo Cemara Desa Sanur Kaja agar melaksanakan pengelolaan sampahnya dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) lebih obtimal artinya pengelolaan sampah dari sumbernya yaitu di rumah penduduk berjalan dengan baik sehingga bisa mendukung sistem pengelolaan sampah yang dilaksanakan dan menekan biaya oprasional Depo menjadi lebih efisien yang pada akhirnya akan menambah nilai ekonomi dari basil pengolahan sampahnya.

Kata kunci : sitem pengelolaan sampah, tingkat kinerja, nilai ekonomi.

ABSTRACT

The first objective of this study is to know the management systems currently on the Depo Cemara sanur Kaja Vilag, secondly to know the level of performance in the garbage depot management of Depo Cemara and the thirdly is to know the economic value of waste management results. The research method used is a method of qualitative and quantitative methods, the trash management system is obtained through direct interviews with managers and officers as respondents and observations at one point in the depot location which is at Depo Cemara the Village of Sanur Kaja then compared with SNI and analysed its level of performance with Likert scala. The economic value that is obtained trough production profits total revenue monus total cost.

Waste management system Depo Cemara Pine of sanur Kaaaaaaja Village Denpasar City is an urban waste management systems by applaying the principles of community based management through the mechanisms of planning, organizing, aktuating and controlling, and has conducted waste management with the principle of 3R ( Reduce, Reuse, Recycle) but not yet optimal. Based on the analysis of the performance level of the waste management system implemented at the depo Cemara management system, resorce aviabilities, infrastructure and financial management catagorized as moderate/ quite well and managed to finence his own household.

Waste management can be applied to reduce the volume of waste into the environment by 2750 kg per day. Waste management is implemented at the Depo Cemara produced average economic value per day amounting to Rp. 901.571,- and Rp. 27.167.140,- per month.

Depo Cemara of sanur Kaja Village imlemented waste management with the principle of the 3R (Roduce,Reuse, Recycle) is more optimal means of waste management from the source population that is at home running well so that is can support more optimal management system and reduce the cost of depo operation to become more effecient and it will eventually increase the economic value of the processing of waste.

Keyw01·ds : weste management system, economic value and performance.

PENDAHULUAN

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan,pendaur ulang,atau pembuangan dari material sampah, kalimat ini mengacu pada material sampah yang dihasilkan kegiatan manusia dan biasanya dikelola unatuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan dan keindahan (Anonimus,2010). Pengelolaan sampah juga semakin berkembang sejalan dengan perkembangan jenis sampah yang dikelola, hali ini didukung oleh pernyataan Naria,1996 yang menyatakan bahwa cara pengelolaan akhir sampah di masyarakat meliputi penimbunan, pengomposan, pembakaran, penghancuran, pemanfatan ulang dan open dumping.

Sistem pengelola yang dilakukan di beberapa daerah memiliki karakteristik masing-masing, yang disesuaikan dengan jenis umum sampah, keadaan budaya se1ta kebiasaan-kebiasaan masyarkatnya. Sistem pengelolaan sampah di Kota Canbera menerapkan sitem landfill yang dikelola Dinas Pelayanan Kota, pengumpulan dan kegiatan daur ulang dikontrakan dengan swasta (Ananta,1997). Di kota Jakarta proyek zero weste untuk kawasan ini diterapkan dengan melibatkan warga dalam memngelola sampah dengan prinsip dari warga untuk warga (Suhli,2001).

Bila sampah organik dipisahkan dan dikompos tersendiri, maka sisanya akan terdiri dari sampah plastik, kertas, gelas, besi dan lain-lainnya. Sampah ini tentunya dapat dijual kembali sebagai bahan baku industri dan memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Salah satu bukti nyata adalah nilai transaksi perdagangan sampah yang dilakukan pada TPA Bantar Gebang, Jakarta. Tempat Pemrosesan Akhir yang merupakan lahan pekerjaan bagi 6000 pemulung tersebut, saat ini telah mampu menghasilkan nilai transaksi Rp. 1.5 milyar per hari (Febrianie,2004).

Di Provinsi Bali khususnya di kota Denpasar telah

berdiri pengelolaan sampah berbasis masyarakat, Depo Cemara merupakan nama depo pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang terdapat di Desa Sanur Kaja, yaitu tepatnya terletak di Dusun Belong, Jalan Tukad Nyali No. 1 Sanur Kaja, Denpasar Selatan. Sampah dikelola oleh pengelola dari Desa Dinas yang bekerja sama dengan Desa Adat dan LPM Desa Sanur Kaja, yang bertujuan untuk mengurangi timbulan sampah sehingga dapat mengurangi beban lingkungan dan disisi lain sampah bisa dimanfaatkan dan mempunyai nilai ekonomi bagi masyarakat pengelolanya, namun sampai saat ini belum diketahui sistem pengelolaan sampah dan niali ekonomi serta kinerja dari kegitan pengolahan sampah Depo Cemara Desa Sanur Kaja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sistem pengelolaan sampah, nilai ekonomi hasil pengolahan sampah dan kinerja pengolahan sampah di Depo Cemara Desa Sanur Kaja, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode analisis data yang digunakan yaitu diskriptif kualitatif dan kuantitatif.

  • 1.    Metode DiskriptifKualitaif

Metode yang digunakan untuk menjawab tujuan 1 (pertama) yaitu pola pengelolaan sampah di Depo Cemara , Desa Sanur Kaja, Denpasar. Data dan informasi kualitatif yang diperoleh diuraikan dan diberi arti secara deskriptif, sehingga akan diketahui sistem pengelolaan sampah yang dilakukan saat ini. 2. Metode Kuantitatif

Metode kuantitaf tentang analisis ekonomi digunakan untuk menjawab tujuan 2 (kedua) dan tujuan 3 (ketiga) yaitu

Untuk mengukur tingkat kinerja sistem pengolahan sampah akan dibagi menjadi 4(empat) variabel dan beberapa sub variabel yang akan diberikan bobot berdasarkan prioritas penilaian. Hasil penilaian standar dan butir akan ditranformasikan kedalam kriteria kinerja.

  • a.    Menentukan bobot (weigth)

Penentuan bobot variable kinerja pengolahan sampah di Depo berdasarkan pertimbangan penting variable tersebut terhadap kinerja sebuah perusahaan, karena variable tersebut semuanya adalah penting maka bobot disini dibuat rata-rata setiap variabelnya yaitu 25% atau 0,25 Jumlah bobot harus sebesar 1,00

  • b.    Memberi Nilai (Rating)

Pemebrian nilai (rating) antara 1 sampai 5 bagi masing-masing factor, dimana nilai 1 adalah sangat buruk, nilai 2 buruk, nilai 3 sedang, nilai 4 baik dan nilai 5 sangat baik. Nilai (rating) mengacu pada sistem pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Depo Cemara. Bobot dan rating dari masing-masing factor dikalikan untuk mendapatkan nilai skornya.

  • c.    Menjumlahkan Skor

Skor total didapatkann dari hasil jumlah skor sistem pengelolaan sampah, skor total kemudian dibandingkan dengan skala likert untuk mengetahui rentang skor dalam menentukan katagori/kriteria pengelolaan.

Tabel 1 Skala Likert

Rentang Nilai                          Kriteria Nilai

1-< 1,8                      Sangat Buruk

1,8- < 2,6                          Buruk

2,6-< 3,4                        Sedang

  • 3,4 - < 4.2                             Baik

  • 4.2- < 5                        Sangat Baik

Sumber : Oasar - dasar Statistika (Ridwan, 2003)

Untuk perhitungan besaran timbulan sampah dan komposisi sampah menggunakan SK SNI 19-396494 tentang metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan meliputi volume rata-rata per hari, berat rata-rata per hari dan persen berat sampah per komponen. Masing-masing perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut:

  • a)    Volume rata-rata per hari i=1 Li=n Vs

VR= --N-- m3/hari

  • b)    Berat rata-rata

i=1 Li=n Bs

BR=          kg/hari

N;

  • c)    Persen berat sampah per komponen

  • o,    11=11=n B komponen

% komponen = --------- X 100%

BBS

Untuk mengukur nilai ekonomi menggunakan keuntungan produsen yaitu merupakan selisih antara penerimaan perusahaan dengan biaya total (Soeharno,2009).

1t = TR-TC

rr = keuntungan ( Nilai Ekonomi )

TR = penerimaan total= P.Qharga komponen sampah dikalikan jumlah sampah yang dihasilkan berupa kompos dan barang rongsokan per kg.

TC biaya total, yaitu semua beaya yang d.ikeluarkan untuk menghasilkan kompos dan pemilahan barang rongsokan. Q     kuantitas kompos dan barang rongsokan yang dihasilkan,

atau dijual

P harga kompos per kg dan barang rongsokan per kg.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembahasan meliputi tiga kajian yaitu (1). Sisistem Pengelolaan Sampah Berbasis Partisipasi Masyarakat di Depo Cemara Desa Sanur Kaja. (2). Kinerja sistem pengelolaan sampah Depo Cemara Desa Sanur Kaja Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar. (2). Nilai ekonomi hasil pengelolaan sampah di Depo Cemara Desa Sanur Kaja.(3). Tingkat kinerja sistem pengolahan sampah Depo Cemara Desa Sanur Kaja Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar.

Secara umurn Sistem Pengelolaan Sampah berbasis masyarakat di Depo Cemara Desa Sanur Kaja Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar diperoleh hasil bahwa pengelolaan sampah yang diterapkan berdasarkan prinsip dasar manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelasanaan dan pengawasan. Berdasarkan analisis dengan menggunakan standar SNI 03-3242-1994, dapat diketahui bahwa, dari segi teknis operasional program pengelolaan sampah yang dilakukan di Depo Cemara Desa Desa Sanur Kaja Kota Denpasar telah melaksanakan prinsip 3R tetapi belum obtimal. Hal ini karena tidak terpenuhinya beberapa aspek yang menjadi indikator penilaian terutama pengelolaan sampah belum pada sumbernya .Komposisi dan jumlah timbulan sampah yang bisa dimanfaatkan selama 3 bulan penelitian volumenya rata - rata 55 M3/hari atau 100% dengan komposisi sampah yang berubah-ubah setiap bulannya. Jumlah timbulan sampah rata-rata 55 M3/hari dapat di daur ulang atau dimanfaatkan kembali sekitar 50% atau 2750 kg/hari.

Penetuan tingkat kinerja pengelolaan sampah Depo Cemara Desa Sanur Kaja Kecamatan Denpasar melalui observasi dan wawancara serta pengukuran langsung di lapangan, maka dapat dibagidalam empat standar yaitu Sistem Manajemen, Personil,Sarana Prasarana dan Keuangan.Berdasarkan penilaian terhadap kinerja pengelolaan sampah Depo Cemara

dapat dilihat pada tabel lampiran 3, hasil yang diperoleh untuk standar Sistem Manajemen meliputi struktur organisasi, kebijakan, SOP,Administrasi dan Evaluasi memperoleh nilai 0,70 dengan kriteria cukup baik, standar Personil yang terdiri dari jumlah personil ,uraian tugas,kompeten dan peningkatan kapasitas personil memperoleh nilai 0,55 dengan kriteria cukup baik,standar oprasional yang terdiri dari sarana dan pra sarana mendapat nilai 0,835 dengan kriteria cukup baik dan untuk standar keuangan juga mendapatkan kriteria cukup baik dengan nilai 0,75. Nilai total yang diperoleh dari masing - masing standar kriteria adalah 2,835 jika dibandingkan dengan skala liket berada pada 2,6 -< 3,4 sehingga penilaian terhadap tingkat kinerja pengelolaan sampah yang ada pada Depo Cemara Desa Sanur kaja Kecamatan Denpasar dikatagorikan sedang yang dapat diartikan bahwa Depo Cemara memiliki sistem managemen, personil dan sarana dan prasarana serta keuangan dengan nilai sedang.

Analisis mengenai nilai ekonomi sampah di kawasan Desa Sanur Kaja akan dikaitkan dengan perhitungan jumlah dan komposisi sampah yang dapat diolah oleh Depo Cemara sehingga akan diperoleh penerimaan atau pendapatan.Berdasarkan rumus nilai ekonomi menggunakan keuntungan produsen yaitu selisih antara penerimaan perusahaan dikurangi dengan biaya total (Soeharno, 2009 ) maka diperoleh nilai ekonomi setiap bulannya,nilai ekonomi pada bulan September 2011 dapat dilihat pada Tabel (2), nilai ekonmi pada buan Oktober 2011 dapat dilihat pada Tabel (3) dan nilai ekonomi pada bulan Nopember 2011 dapat dilihat pada Tabel (4).

Tabel 2. Nilai Ekonomi Pengolahan Sampah di Depo Cemara Bulan

September 2011

Pendapatan

Penerimaan dari kompos Rp.485.677 x 1 bin

Rp. 14.570.310,-

Penerimaan dari penjualan rongsokan Plastik Rp. 310,338.- x 1 bin

Rp. 9.310.140,-

Kertas Rp.228.760,- x 1 bin

Rp. 6.862.800.-

Kaea & Logam Rp.249.173,- x lbln

Rp. 7.475.190,-

Penerimaan dari Pendapatan lain-lain

Rp. 350.000,-

Jumlah Pendapatan Biaya Tetap

Rp. 38.550.440,-

Biaya Gaji Karyawan Rp. 1.500.000,- x 5 Or

Rp. 7.500.000,-

Biaya Tenaga kerja lepas Rp. 25.000,-x4 Or xlbln

Rp. 3.000.000,-

Biaya Penyusutan peralatan

Rp. 500.000,-

Biaya Tunjangan Asuransi

Biaya Tidak Tetap

Rp. 50.000,-

Biaya listrik dan air

Rp. 350.000,-

Jumlah Biaya

Rp.11.400.000,-

Nllai Ekonomi = Pendapatan - Total Biaya

Rp.27.150.440,-

Sumber: Hasil observasi 2011

Berdasarkan data pada Tabel 2, 3, dan 4 dapat dijelaskan bahwa dalam kondisi normal atau semua

Tabel 3. Nilai Ekonomi Pengolahan Sampah di Depa Cemara Bulan Ok· tober 2011

Pendapatan

Penerimaan dari kompos Rp.624.912 x 1 bin

Penerimaan dari penjualan rongsokan

Rp. 18.747.360,·

Plastik Rp. 310,338.- x 1 bin

Rp. 9.310.140,-

Kertas Rp.228.760,· x 1 bin

Rp. 6.862.800.-

Kaea & Logam Rp.249.173,· x lbln

Rp. 7.475.190,·

Penerimaan dari Pendapatan lain-lain

Rp. 350.000,·

Jumlah Pendapatan Biaya Tetap

Rp. 42.745.490,-

Biaya Gaji Karyawan Rp. 1.500.000,- x 5 Or

Rp. 7.500.000,-

Biaya Tenaga kerja lepas Rp. 25.000,-x4 Or xlbln

Rp. 3.000.000,-

Biaya Penyusutan peralatan

Rp. 500.000,·

Biaya Tunjangan Asuransi Biaya Tidak Tetap

Rp. 50.000,-

Biaya listrik dan air

Rp. 50.000,-

Jumlah Biaya

Rp.11.400.000,·

Nilai Ekonomi = Pendapatan - Total Biaya

Rp.31.345.490,·

Sumber: Hasil observasi. 2011

Tabel 4. Nilai Ekonomi Pengolahan Sampah di Oepo Cemara Bulan

Nopember 2011

Pendapatan

-Penerimaan dari kompos Rp.346.912,- x 1 bin

-Penerimaan dari penjualan rongsokan

Rp. 10.407.360,-

Plastik Rp. 310,338.- x 1 bin

Rp. 9.310.140,-

Kertas Rp.228.760,- x 1 bin

Rp. 6.862.800.·

Kaea & Logam Rp.249.173,- x lbln

Rp. 7.475.190,-

- Penerimaan dari Pendapatan lain-lain

Rp. 350.000,-

Jumlah Pendapatan Biaya Tetap

Rp. 34.405.490,-

Biaya Gaji Karyawan Rp. 1.500.000,- x 5 Or

Rp. 7.500.000,·

Biaya Tenaga kerja lepas Rp. 25.000,-x4 Or xlbln

Rp. 3.000.000,-

Biaya Penyusutan peralatan

Rp. 500.000,-

Biaya Tunjangan Asuransi

Biaya Tidak Tetap

Rp. 50.000,·

Biaya listrik dan air

Rp. 50.000,-

Jumlah Biaya

Rp.11.400.000,·

Nilai Ekonomi = Pendapatan - Total Biaya

Rp.23.005.490,·

Sumber: Hasil observasi. 2011

produk pengolahan sampah laku terjual maka nilai ekonomi rata-rata per bulan yang diperoleh dari pengolahan sampah di Depo Cemara yaitu jumlah nilai ekonomi selama 3 bulan dibagi 3 atau (Rp.27.150-440 + Rp.31.345-490 + Rp.23.005-490) : 3 = Rp. 27.167.140,- , sedangakan nilai konomi rata - rata per tahun adalah nilai ekonomi rata -rata per bulan dikali 12 bulan atau Rp.27.167.140. x 12bln = Rp.326.005.680,-.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dari hasil penelitian tentang Sisten dan Nilai Ekonomi Pengelolaan Sampah di Depo Cemara Desa Sanur Kaja Kota Denpasar, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut

  • 1.    Sistem Pengelolaan Sampah Depo Cemara Desa

Sanur Kaja Kota Denpasar merupakan sistem pengelolaan sampah perkotaan yang berbasis masyarakat dengan menerapkan prinsip manajemen melalui mekanisme perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan serta telah melaksanakan pengelolaan sampah dengan prinsip 3R ( Reduce, Reuse, Recycle ) tetapi belum obtimal karena belum memenuhi beberapa aspek pengelolaan sampah pemukiman berdasarkan SNI. Sistem pengelolaan sampah pemukiman yang dilaksanakan mulai dari pewadahan, pengangkutan, pemilahan sampai pengomposan hanya di Depo Cemara, sedangkan di sumbernya belum.

  • 2.    Berdasarkan analisis tingkat kinerja system pengolahan sampah yang dilakasanan Depo Cemara yaitu sistem management , ketersediaan sumber daya, kelengkapan sarana dan prasarana serta pengelolaan keuangannya di Depo Cemara dikatagorikan sedang dan bisa membiayai rumah tangganya sendiri.

  • 3.    Pengelolaan yang diterapkan mampu mereduksi volume sampah yang dibuang ke lingkungan hingga 50 % dari volume sampah yang dihasilkan setiap harinya rata-rata 55 M3 yaitu sekitar 2.750 kg per hari.Pengolahan sampah yang dilaksanakan di Depo Cemara berhasil menghasilkan nilai ekonomi rata - rata sebesar Rp. 905.571,- setiap harinya dan nilai ekonomi sebesar Rp. 27.167.140 ,- setiap bulan.

Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan maka dapat dirumuskan beberapa saran sebagai berikut 1. Depo Cemara Desa Sanur Kaja agar melaksanakan pengelolaan sampahnya dengan prinsip 3R (Reduce,Reuse,Recicle) lebih optimal artinya pengolahan sampah dari sumbernya yaitu di rumah penduduk bisa berjalan baik sehingga bisa mendukung system pengelolaan sampah lebih optimal dan menekan biaya oprasional Depo menjadi lebih efisien yang pada akhirnya akan menambah nilai ekonomi dari pengelolaan sampah yang dilaksanakan Depo Cemara Desa

Sanur Kaja. Adapun kegiatan yang pertama dilaksanakan yaitu mengajak kembali masyarakat agar lebih berpereran aktih mengolah sampah dari sumbernya mulaui kegiatan yang paling sederhana yaitu memisahkan sampah organik dan unorganik sehingga pengolahan sampah tidak seluruhnya ada di Depo seperti sekarang ini.

  • 2.    Pengurus dan pengelola Depo Cemara terkait tingkat tentang kinerja perusahaan yaitu sistem manajemen, sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta keuangan agar ditingkatkan kriterianya dari cukup baik menjadi baik dengan berpedoman kepada analisis kinerja yang telah ditetapkan.

  • 3.    Pengurus dan pengelola Depo Cemara terkait dengan nilai ekonomi yang diperoleh dari hasil pengolahan sampah agar sesuai rencana dan target yaitu dengan mengajak seluruh komponen pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang ada di Denpasar melalui bantuan Pemerintah untuk menyalurkan hasil pengolahan sampahnya yaitu penjualan produk kompos lebih maksimal bisa berjalan lancar.

DAFfAR PUSTAKA

Ananta, S. 1997. Manajemen Sampah Yang Berkelanjutan (Suistanable Bandar Lampung Indonesia). unpublish, Meulboume University, Australia

Anonimus, 2010. Kamus bahasa indonesia. www.wikipedia. com diunduh 04/11/2010.

Badan Standar Nasional. 1994. SNI 19-3964-94 tentang Teknik Pengambilan dan Pengukuran Timbulan dan Komposisi Sampah Kota. Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Departemen PU.1994. SKSNI03-3242-1994 Tata Cara Penge-lolaanSampah di Pemukiman. Yayasan LPMB Bandung.

Fabrianie,S,2004.SampahdanPemerintah. www.kompas. com/kompas-cetak/0401/10/Fokus/ 791775 htm - 10 Januari 2004.

Naria, E, 1996. Pengelolaan Sampah Padat. Karya Ilmiah FKM USU, Medan

Ridwan, 2003. Dasar - dasarStatistika

Suhli, M, 2001. Menyulap Sampah Jadi Rupiah. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta

Soeharno, 2009. Teori Mikro Ekonomi. Penerbit ANDI.

Yogyakarta

Lampiranl. Instrument Penilaian Sistem Pengolahan Sampah Depo Cemara

Kriteria Penilaian/Harkat dan Peringkat

Nilai (a)

Skor (b)

Total (a x b)

m

No AspekyangDiniIai

Deskriptor

Sangat baik 5

Baik

4

Cukup 3

Kurang

2

Sangat kurang

1

O

H

I

Sistem Management Depo dan Sampah (bobot 25)

1

Struktur organisasi

Memiliki struktur org dan management pengelolaan sampah dan pemasaran hasil yang sudah terpola

Memiliki struktur organisasi dan management pengelolaan sampah dan pemasaran yang sudah terpola

Memiliki struktur organisasi dan management pengelolaan sampah dan pemasaran sampah yang belum terpola

Memiliki struktur organisasi dan management pengelolaan sampah dan pemasaran hasil secara sederhana

Memiliki struktur organ-Isasianmagement pengelolaan sampah

Tidak memiliki struktur organisasi

3

0,1

0,3

O

n ♦

2

Kebijakan sistem manajemen

Kebijakan harus dinyatakan bentuk SOP meliputi komitmen manajemen pernyataan dan tujuan

Kebijakan sistem management pengolahan sampah dalam bentuk SOP meliputi komitment management pernyataan dan tujuan sistem management

Kebijakan sistem manage- Kebijakan sistem panage- Kebijakan sistem manage- Tidak memiliki sistem ment pengolahan sampah ment pengolahan sampah ment pengolahan sampah management pengolahan dinyatakan dalam bentuk dinyatakan dalam bentuk tidak dinyatakan dalam sampah

SOPmeIipubkomitment SOP                  bentuk SOP

2

0,05

0,10

O C

Z

O

O 30

3

Sosialisasi SOP

SOP dipahami oleh semua SOP dipahami oleh semua personil diterapkan secara personal berkelanjutan

SOP dipahami tidak kurang 80% personel

SOP dipahami oleh tak kurang 60% personel

SOP dipahami oleh sekitar SOP dipahami oleh < 50%

50% personel            personel

3

0,05

0,15

⊂ Z

4

Sistem administrasi

Pengolahan sampah harus mempunyai sistem administrasi pencatatan sampah, pembukuan keuangan dan laporan keuangan

Pengelola mempunyai sistem administrasi lengkap meliputi pencatatan sampah, pembukuan dan laporan keuangan

Pengolahan sampah hanya memiliki sistem administrasi pencatatan pembukuan dan tidak memiliki pencatatan sampah dan laporan keuangan

Pengolahan sampah bdak memilki sistem administrasi pencatatan sampah pembukuan keuangan dan laporan keuangan

3

0,05

0,15

Sub Total

0,70

Il

Standar Sumber Daya Manusia (bobot 25)

1

Jumlah

Depo memiliki seorang manager, tenaga administrasi dan tenaga teknis

Depo memiliki seorang manager, tenaga administrasi dan beberapa tenaga teknis

Depo memiliki seorang manager, tenaga administrasi dan staf bukan teknis

Depo memiliki seorang manager, dengan tenaga bukan teknis

2

0,1

0,20

2

Personil

Depo memiliki personel managerial dan teknis

Depo memiliki personil managerial dan teknis

Depo memiliki Stafyang tidak terindiksi dalam personel

Depo tidak memiliki personil menajerial dan teknis

5

0,05

0,15

3

Kompetensi

Personil teknis memiliki kualifikasi pendidikan formal di bidangnya

Personil teknis memiliki kudifiksi pendidikan formal di bidang

Personil teknisi tidak memiliki kualifiksi pendidikan formal bidang nya

2

0,05

0,10

4

Peningkatan kapasitas personil

Jumlah personil yang mengikuti diklat yang sesuai dengan bidangnya

Seluruh personil telah mengikuti diklat yang sesuai dengan bidangnya

Tidak kurang dari 60% personil telah mengikuti diklat yang sesuai bidangnya

Tidak kurang dari 50% personil telah mengikuti diklat yang sesuai dengan bidangnya

Kurang dari 25% personil telah mengikuti diklat yang sesai dengan bidangnya

Personil tidak mengikut diklat yang sesuai dengan bidang nya

2

0,05

0,10

Sub Total

0,55

Ill

Standar Sarana dan Prasarana (bobot 25)

1

Metode kegiatan

Seluruh kegiatan depo memiliki metode kerja yang baku

Seluruh kegiatan Depo memiliki metode kerja yang baku

Hanya sebagian kegiatan Depo memiliki metode kerja yang baku

Seluruh kegiatan Depo tidak memiliki metode kerja yang baku

3

0,02

0,06

Z

2

Lahan Depo

Depo pengolahan sampah Depo memiliki lahan yang harus memiliki lahan yang memadai memadai

Depo memiliki lahan yang kurang memadai

Depo bdak memiliki lahan yang memadai

5

0,025

0,125

^


I


3

Bak penampung sampah

Depo harus memihk1 bak penampung sampah (AMROL) yang baik dan tertutup

Depo memiliki bak penampung sampah am-rol yang ba1k dan tertutup

Depo memiliki bak penampung sampah tidak tertutup

Depo tidak memiliki bak penam pung sampah

5

0,02

0,1

4

Alat/Armada pengangkut sampah

Depo harus memiliki alat/armada pengangkut sampah yang memadai

Depo memiliki alat penagngkut sampah yang memadai

Depo memiliki alat/arma-da pengangkut sampah <SO dengan kebutuhan pengangkut sampah

Depo mem11iki alat I armada pengangkut sampah <25 dengan kebutuhan pengang kut sampah

3

0,02

0,06

5

Tempat/gudang penampung sampah unorganik yang bisa terjual

Depo harus memiliki gudang penampung sampah anorganik yang bisa terjual

Depo memiliki gudang penampung sampah yang memadai

Depo memiliki gudang Japak yang kurang me-mada1

Depo tidak memiliki gudang penampung sampah unorgan1k yang bisa terjual

5

O,Q2

0,1

6

Mesin pencacah sampah

Depo harus memilik1 mesin pencacah sampah dan dioperasionalkan semua

Depo memiliki mesin pencacah sampah diope-rasiona lkan semua

Depo memiliki mesin     Depo memi11ki mesin

pencacah sampak diopra- pencacah sampah d1ope-sional kan <50            rasisio nalkan < 25

Depo tidak mem1l1k1 mesin pencacah sampah

2

0,025

0,05

7

Ruang fermentas1

Depo harus memiliki ruang fermentasi yang memadai dan sesuai kebutuhan

Depo memilki ruang fermentasi dan sesuai kebutuhan

Depo memiliki ruang-fermentasi yang kurang memadai dan tidak sesuai kebutuhan

Depo tidak mem1liki ruang fermentasi

3

0,02

0,06

8

Mesin pengayak hasil ver-mentasi bentuk silinder

Depo harus memiliki mes- Depo memiliki mesrnpen-in pengayak hasil ferentasi ga yak yang menjadi yang memadai

Depo memiliki mesin pengayak fermentasi yang kurang memadai

Depo tidak memilik1 mesin pengayak hasil fermentasi

3

0,02

0,06

9

Timbangan sampah/

Depo harus mem1hki timbangan yang layak untuk mencatat jumlah sampah organik dan anorganik

Depo memilik1 timbangan yang Jayak untuk men-catata jumlah sampah organik dan anorganik

Depo memiliki timbangan Depo memiliki timbangan sampah <50 dari kegiatan sampah <25 dari kegiatan yang dilaksanakan yang dilaksanakan

2

0,02

0,04

10

Disel dan sumur bor

Depo harus mem11iki penerangan dan listrik serta sumur bor yang memadai

Depo memiliki mesin disel dan sumur yang memadai

Depo memiliki dan sumur bor yang kurang memadai

Depo tidak memiliki disel dan sumur bor yang memadai

3

0,02

0,06

11

Gudang penyimpanan sampah organic

Depo harus memilik1 gudang penyimpanan sampah organic

Memiliki gudangsampah organik yang memadai

Memiliki gudang sampah organik tapi kurang memadai

Tidak memihki gudanng sampah organik

3

0,02

0,06

12

Sarana penunjang lain

Depo harus memilik1 sarana penuniang yang Jengkap

Depo memiliki sarana penunjang yang lengkap

Depo memilik1 sarana     Depo memiliki sarana

penunjang <50 dari keg- penunjang <25 dari kegiatan yang dilaksanakan iatan yang dilaksanakan

3

0,02

0,06

SubTotal

0,835

JV

Standar Keuangan (bobot 25)

1

Keuntunagn Depo

Keuangan Depo harus mendapatkan keuntungan dari usahanya

Keuangan Depo mendapatkan keuntungan maksimal dari usahanya

Keuangan Depo mendapatkan keuntungan tetapi belum maksimal

Keuangan Depo Tidak mendapatkan keuntungan dari usahanya/BEP

3

0,1

0,3

2

Penjualan

Omset Penjualan Depo harus memenuhi target dan meningkat

Omset penjualan mencapai target dan maksimal

Omset penjualan mencapi taget tetapi tidak maksimal

Omset penjualan tidak mencap1 taget

3

0,15

0,45

SubTotal TOTAL

0,75 2,835

Nilai

Oeskriptif

1-< 1,8

Tidak memiliki sistem manajemen , tidak memil1ki sumber daya manusia ,tidak memiliki sarana dan prasarana dan tidak memiliki keuangan

1,8-< 2,6

Memiliki sistem manajemen, memiliki sumber daya manusia, memiliki sarana dan prasarana serta keuangan tetapi kurang baik/buruk

2,6-<3,4

Memiliki sistem manaJemen, memiliki sumber daya manusia, memiliki sarana dan prasarana serta keuangan cukup baik/sedang

3,4-<4,2

Memiliki sistem manajemen, memiliki sumber daya manusia, memiliki sarana dan prasarana dan keuangan yang baik


SfStemda n NiIaiEk cn omi Pβιge∕ da an Sampah di DepoCema ra Oεsa 5a∏ ur Kajat Keta mαtα n Denpasa r Sela tan,Ko ta Den pasar [Kresna di DwiPutranto, dkk.]