IDENT IFIKASI ARAH REMBESAN DAN LETAK AKUMULASI LINDI DENGAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI WENNER ~ SCHLUMBERGER DI TPA TEMESI KABUPATEN GIANYAR
on
ECOTROPHIC • 7 (1) : 65 - 71 ISSN: 1907-5626
IDENTIFIKASI ARAH REMBESAN DAN LETAK AKUMULASI LINDI DENGAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI WENNER ^ SCHLUMBERGER DI TPA TEMESI KABUPATEN GIANYAR
IKPutra1), IM SudianaM.2), IP.G.ARDANA3)
-
1) Jurusan Fisika Fakultas Matematika I/mu Pengetahuan Alam Unud
-
2) Program Magister I/mu Lingkungan PPS Unud
-
3) Program Magister I/mu Lingkungan PPS Unud Email: putra_jongrang@rocketmail.com
ABSTRAK
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Temesi terletak di Desa Temesi berjarak 6,5 km arah tenggara kota Gianyar, yang secara geografis terletak pada titik 8°33' Lintang Selatan dan 115° Bujur Timur dengan ketinggian ± 191 m hingga ± 196 m di atas permukaan laut. Luas TPA Temesi Gianyar mencapai 4 hektar, dengan batas-batas : Sebelah Utara: sawah dan pemukiman penduduk; Sebelah Timur: Sawah; Sebelah Selatan: sawah; dan Sebelah Barat: Sawah. TPA Temesi Gianyar rata-rata mendapat timbunan sampah sebanyak 198,52 m3/hari. Sistem pemrosesan akhir di TPA Temesi Gianyar masih menggunakan sistem open dumping, sehingga lindi dari tumpukkan sampah berpotensi mencemari lingkungan dan sumber air tanah dangkal di sekitar areal TPA. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui letak titik akumulasi dan arah rembesan lindi di TPA Temesi Gianyar.
Penelitian ini dilakukan dengan mengukur nilai resistivitas lapisan tanah di TPA Temesi Gianyar, dengan mengambil sampel sebanyak delapan lintasan pengukuran. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Geolistrik Resistivitas dengan konfigurasi Wenner dan Schlumberger. Kedelapan lintasan yang diambil mewakili kondisi secara keseluruhan kondisi lapisan tanah di TPA Temesi Gianyar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada lintasan 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 menunjukkan adanya lindi yang merembes pada areal di masing-masing lintasan tersebut, namun pada lintasan 8 tidak teridentifikasi adanya lindi (lintasan 8 terletak jauh di utara TPA dan konturnya lebih tinggi dari tumpukkan sampah). ^ilai resistivitas lindi yang teridentifikasi berkisar 3,98 - 8,91 D.m dengan kedalaman berkisar 1,55 - 6,91 m. Sebagian besar lindi menyebar ke arah selatan TPA hingga sejauh lebih dari 400 meter. Akumulasi lindi banyak terdapat pada jarak 20 m, 50 m, dan 400 m ke arah selatan dari TPA Temesi Gianyar. Faktor utama yang menyebabkan lindi cenderung merembes dan terakumulasi ke daerah bagian selatan TPA yang memiliki kontur lebih rendah. Faktor lain yang mempengaruhi lindi cenderung merembes ke arah selatan adalah adanya sebagian aliran air irigasi sawah dari utara ke selatan yang melintasi tumpukkan sampah.
Kata kunci: TPA Sampah, Air Lindi Sampah, Geolistrik Resistivitas, Konfigurasi Wenner, Konfigurasi Schlumberger
ABSTRACT
Garbage Dump (GD) of Temesi which is located at Temesi village within 6.5 km south east of Gianyar city, which is geographically located at a point 8°33 south latitude and 115Q east longitude with an altitude ::: 191 - ± 196 meters above sea level. The area of GD of Temesi about 4 ha, by limitation; North: field rice and population residences; East: field rice; South: field rice and West: field rice. GD of Temesi Gianyar has been collecting garbage about 198.52 m2 /day. GD of Temesi operates with open dumping, so that the leachate from garbage to pollute the enviorment and shallow ground water around the GD. This study ms conducted to know the direction of seepage and location of point accumulation of leachate at GD of Temesi Gainyar.
This study was conducted with measuring soil layer values at GD ofTemesi Gianyar, was taken eight tracks measurement. The method used in this study by using the geoelectric resistivity with Wenner configuration and Schlumberger configuration. The eight tracks are taken represent the overall of the soil layer condition in GD of Temesi Gianyar.
The result of study showed that the tracks
seep on area in each tracks, however, in 8'h tracks was not identified of leachate (8'h tracks is located far from the GD and it's contours are higher than the tracks of garbage). Value of leachate resistivity ranged from 3.98 - 8.91 nm with a depth ranging from 1.55 - 6.91 meters. Most of leachate spread to southward of GD as far as more than 400 meters. Accmnulated of leachate widely available at a distance of 20, 50, and 400 meters to the south of the GD of Temesi. The main factor is the south of the GD has a lower contour. Another factor affecting the leachate seeped into the south is the present of some field irrigation water f om north to south across a stack of garbage.
Key word: Garbage Dump, Garbage Leachate Water, Geoeiectric Resistivity, Configuration of Wenner, Schlumberger Co,ifiguration.
PENDAHULUAN
Aktivitas manusia dalam memanfaatkan alam selalu meninggalkan sisa yang dianggap sudab tidak berguna lagi sehingga diperlakukan sebagai harang buangan, yaitu sampah clan limbah (Widyatmoko dan Sintorini, 2002). Sampah adalah buangan berupa paclat mernpakan polutan umum yang dapat mcnycbabkan turunnra nilai estetika lingkungan, membawa berhagai jenis penyakit, menurunkan sumbcr daya. menimbulkan polusi, menyumbat saluran air dan berbagai akibat negatif lainnya (Bahar, 1985).
Di negara berkembang, sampah umumnya ditampung pada lokasi pembuangan dengan menggunakan sistem Sanitary f,andfill (Johanis, 2002). Sanitary Landfill adalah sistem pengelolaan sampah yang mcngcmbangkan lahan celmngan dcngan syarat tertentu yaitu jenis dan porositas tanah, dimana pada dasar cekungan dilapisi geotekstil untuk menahan peresapan lindi pada tanah serta dilengkapi dengan saluran lindi. TPA-TPA yang ada di Indonesia belum sepenuhnya menerapkan sistem Sanitary landfill dan kebanyakan masih menerap· kan sistcm Open Dumpiny, yaitu sampah ditumpuk mengguaung tanpa ada lapisan geotekstil dan saluran lindi. Akibalnya adalah terjadi pencemaran air tanah dan udara di sekitar TPA (Widyatmoko dan Sintorini, 2002).
Tempat Pemrosesan Akhir CTPA) Temesi di Kabupaten Gianyar mernpakan salah satu contoh TPA yang menerapkan sistem Open Dumping. Air yang ada pada sampah hasil dari proses pembusukan umumnya mengandung bahan kimia, bakteri dan kotoran lainnya yang clapat merembes masuk ke dalam tanah clan akhimya akan mencemari air bawab tanah. Mcngingat sebagian rnasyarakat cli sckitar TPA Temesi Kabupaten Gianyar masih memanfaatkan air sungai untuk mandi dan sumur gali untuk kcperluan sehari·hari, maka kiranya sangat perlu dilakukan suatu kajian atau penelitian lcbih
lanjut mengenai arab sebaran clan letak almmulasi lindi di sekitar TPA Temesi Gianyar. Adapllil tujuan dari penelitian ini adalah; 1. Untuk mengetahui arah sebaran rembesan lindi di sekitarTPA Temesi Kabupaten Gianyar. 2. Mengidentifikasi letak ak'Umulasi lindi yang dihasilkan dari pembusukan sampah TPA Temesi Kabupaten Gianyar.
METODOLOGIPENELill.A.N
Penelitian telah clilakukan di TPA Temesi Desa Temesi Kabupaten Gianyar. Secara geografis Desa Temesi terletak di arah Tenggara kota Gianyar yaitu terletak pada koordinat 8°33' Hntang Selatan dan 115°20' Bujur Timur dengan ketinggian *191 m hingga *196 m di atas pemrnkaan Jaut.
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yang dimulai bulan April sampai dengan bulan .Juni 2011 dengan tahapan sebagai berik'Ut:
-
- l.lulan I : Dilakukan survei ke TPA Temesi
Kabupaten Gianyar untuk persiapan penelitian.
-
- Bulan n : Dilakukan pengambilan, pengolahan dan analisis data yang diperoleh dari penelitian di TPA Temesi Kabupaten Gianyar.
-
- Bulan 111 : Penyelesaian Tesis.
Metode pengambilan sampel yang dijelaskan di sini adalal1 pengukuran resistivitas dari titik sampel dengan metode geolistrik konfigurasi Wenner -Schlumberger. Pada konfigurasi Wenner spasi/ jarak semua elek1:rodadibuat san1a sedangkan pada konfigurasi Schlumberger spasi antara dua elektroda potensial dibuat sama akan tetapi dua elektroda arus jaraknya diubah-ubah (diperbesar). Tahap-tahap pengambilan data di lapangan adalah sebagai berikut : (1) Menancapkan elcki:roda pada pemmkaan tanal1 dcngan spasi yang telah ditentukan sesuai dengan konfigurasinya, (2) Kabel dibentangkan sebagai penghatar arns dan potensial yang menghubungkan elektroda dengan alat resistivirymeter. (3) Setelah ke empat elektroda terhubung dengan resistivitymeter, maka pengukuran sudah siap dilakukan. 4) Mencatat
seep on area in each tracks, however, in 8'h tracks was not identified of leachate (8'11 tracks is located far from the GD and it's contours are higher than the tracks of garbage). Value of leachate resistivity ranged from 3.98 - 8.91 Om with a depth ranging from 1.55 - 6.91 meters. Most of leachate spread to southward of GD as far as more than 400 meters. Accumulated of leachate widely available at a dis-tance of 20, 50, and 400 meters to the south of the GD of Temesi. The main factor is the south of the GD has a lower contour. Another factor affecting the leachate seeped into the south is the present of some field irrigation water from north to south across a stack of garbage.
Key word : Garbage Dump, Garbage Leachate Water. Geoe/ectric Resistivity, Configuration of Wenne,·, Schlumberger Configuration.
PENDAHULUAN
Aktivitas manusia dalam memanfaatkan alam selalu meninggalkan sisa yang dianggap sudah tidak berguna Jagi sehingga diperlakukan sebagai barang buangan, yaitu sampah dao limbah (Widyatmoko dan Sintorini, 2002). Sampah adalah buangan bempa padat merupakan polutan nmum yang dapat menyebabkan lurunnya nilai eslelika lingkungan, membawa berbagai jcnis penyakit, menurunkan sumher claya, menimhulkan polusi, menyumbat saluran air dan berhagai akibat negatif lainnya (Bahar, t985).
Di negara berkembaog, sampah umumnya ditampung pada lokasi pembuangan dengan meng-gunakao sistem Scmitary Landfill (,Johanis, 2002). Sanitary Landfill adalah sistem peogdolaan sampah yang men^embangkan lahan cekuogao dengan syarat tertentu yaitu jenis dan porositas tanah, dimana pada dasar cekungao dilapisi geotekstil uotuk mcnahan peresapan lindi pada tanah serta dilengkapi dcngan saluran lindi. TPA-TPA yang ada di Indonesia belum sepenuhnya menerapkan sistcm Sanitary Landfill dan kehanyakan masih menerapkan sistem Open Dumping, yaitu sampah ditumpuk menggunuog tanpa ada lapisan geotekstil dan saluran lindi. Akibatnya adalah terjadi pencemaran air tanah dan udara di sekitar TPA (Widyatmoko dan Sintorini, 2002).
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Temesi di Kabupaten Gianyar merupakan salah satu contoh TPA yang menerapkan sistem Open Dumping. Air yang ada pada sampah hasil dari proses pembusu· kan umunmya meagandung bahao kimia. bakteri clan kotoran laionya yang dapat merembes masuk ke dalam taoah dan akhiraya akan mencemari air bawah lanah. Mengingat sebagiao masyarakat di seldtar TPA Temcsi Kabupaten Gianyar masih memanfaatkan air sungai w1tuk mandi dan sumur gali untuk keperh1an sehari-hari, maka kiranya sangat perlu dilakukan suatu kajian atau penelitian lebih
Janjut mengenai arah sebaran dan letak akumulasi lindi di sekitarTPATemesi Gianyar. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah; 1. Untuk mengetahui arah sebaran rembesan lindi di sekitarTPA Temesi Kabupaten Gianyar. 2. Mengidentifikasi letak akumulasi lindi yang dihasilkan dari pembusukan sampah TPA Temesi Kabupaten Gianyar.
Ml.-;fODOLOGI PENELrnAN
Penelitian telah dilakukan di TPA Temesi Desa Temesi Kabupaten Gianyar. Secara geografis Desa Temesi terletak di a.rah Tenggara kota Gianyar yaitu terletak pada koordinat 8°33' Lintang Selatan dan 115°20 Bujur Timur dengan ketinggian ±191 m hingga ±196 m di atas pernmkaan laut.
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yang dimulai hulan April sampai dengan bulan Juni 2011 dengan tahapan sebagai berikut:
-
- Bulan I : Dilakukan survei ke TPA Temesi
Kahupaten Gianyar untuk persiapan penelitian.
-
• Bulan lI : Dilakukan pengambilan, pengolahan dan analisis data yang diperoleh dari penelitian di TPA Temesi Kabupaten Gianyar.
Bulan Ill : Penyelesaian Tesis.
Metode pengambilan sampel yang dijelaskan di sini adalah pcngukuran resistivita^ dari tilik sampel dengan metodc geolistrik konfigurasi Wenner -Schlttmberger. Pada konfigurasi Wenner spasi/ jarak semua elektroda dibuat sama sedangkan pada konfigurasi Schlumberger spasi antara dua elektroda potensial dibuat sama akan tetapi dua elektroda arus jaraknya diubah-ubah (diperbesar). Tahap·tahap pengambilan data di lapangan adalah sebagai berik-ut : (1) Menancapkao elek:roda pada pem111kaan tanah dengan spasi yang telah ditentukan sesuai dengan konfigurasinya, (2) Kabel dibentangkan sebagai penghatar arus dan potensial yang menghubungkaa elektroda dengan alat resistiuicymeter. (3) Setelah ke empat eleklroda terhubung dengao resistivitymeler, maka pengukuran sudah siap dilakukan. 4) Mencatat
arus listrik yang diinjeksikan dan tegangan yan11 timbul setelah arus diiinjeksikan ke dalam tanah.
Tabap pengumpulan data yang dimaksud adalah pengumpulan data primer yang didapat melalui suatu pengukuran. Besaran pengukur.tn yang diukur adalah tegangan (V) dan ams (!).
Adapun alur dari pengolahan data h:isil penelitian tersebut di atas adalah seperti
Gambar l GamW'lr ;1tur pengolahan data has!! penclltian
DataUasil Pcngulmran dengan Metode Wenner
Data pengukuran dengan metode \"Venner hem· pa spasi elek1:roda (a), 111lai beda potenslal (VJ clan nilai kuat ams (I) yang diperoleh dari basil pengukuran dilapangan, data tersebut diatas kemudian diolah menggunakan program Microsoft RYcel untuk mendapatkao nilai Resistansi (R), faktor geometri (kl dan nilai resistivitas semu (rs), seperti pada Ta· bel 1.
Tabel 1, Data ttasll peoguk..uran pada L1n^n l (36 m) dengan metode Wenner
No. |
n |
MN/2 |
AB/2 |
V(mVl |
l(inA) |
k |
de |
• (ml |
RhOlOhm} |
1 |
1 |
1 |
3 |
621 |
578 |
12,56 |
3 |
2 |
13 49439 |
2 |
l |
1 |
3 |
579 |
561 |
12.56 |
5 |
2 |
11.96299 |
3 |
l |
1 |
3 |
S72.2S |
SSS |
12.56 |
7 |
2 |
12.9S038 |
4 |
1 |
1 |
3 |
429 9 |
435 |
12.S6 |
9 |
2 |
U.41274 |
5 |
1 |
1 |
3 |
593 SS |
551 |
12 S6 |
11 |
2 |
1352992 |
6 |
1 |
I |
3 |
524.7 |
503 |
12.56 |
1l |
2 |
12.13611 |
7 |
l |
1 |
3 |
411 |
465 |
12.56 |
1.5 |
2 |
11.10142 |
8 |
1 |
1 |
3 |
529.S |
556 |
12.56 |
17 |
2 |
11 96137 |
9 |
l |
1 |
3 |
407.25 |
550 |
12.56 |
19 |
2 |
9.300109 |
10 |
l |
l |
3 |
583 2 |
SS3 |
1256 |
21 |
2 |
13 24592 |
11 |
l |
l |
3 |
538.65 |
549 |
12.S6 |
23 |
l |
12 323)1 |
12 |
l |
1 |
3 |
358.S |
175 |
11'56 |
2^ |
2 |
12 00736 |
1l |
1 |
1 |
3 |
597.45 |
485 |
12.56 |
27 |
2 |
15.47211 |
14 |
l |
l |
3 |
485.25 |
560 |
12.Sb |
29 |
2 |
10.88346 |
IS |
1 |
I |
3 |
305.85 |
267 |
12.56 |
31 |
2 |
l4 38755 |
16 |
1 |
l |
3 |
648 |
563 |
12 56 |
33 |
2 |
14 45627 |
17 |
2 |
2 |
6 |
193 05 |
399 |
25.12 |
6 |
4 |
12.15392 |
18 |
2 |
2 |
6 |
327.15 |
5M |
)5.12 |
8 |
4 |
14 72761 |
19 |
2 |
2 |
6 |
284 55 |
557 |
25 12 |
10 |
4 |
12.83285 |
20 |
2 |
2 |
6 |
236.55 |
540 |
25.12 |
12 |
4 |
11 00396 |
21 |
2 |
2 |
6 |
231.15 |
sso |
25.12 |
14 |
4 |
10.55725 |
22 |
2 |
2 |
6 |
223.2 |
531 |
25.12 |
16 |
4 |
10.SS892 |
23 |
2 |
l |
6 |
112 os |
323 |
2512 |
18 |
4 |
8.114229 |
24 |
2 |
2 |
6 |
119.4 |
325 |
25 12 |
20 |
• |
9.228702 |
25 |
2 |
z |
6 |
214.35 |
533 |
25 12 |
22 |
4 |
10.1022 |
26 |
2 |
2 |
6 |
132.3 |
385 |
25 12 |
24 |
4 |
8 632145 |
27 |
2 |
2 |
6 |
18465 |
557 |
2512 |
26 |
4 |
8 327483 |
28 |
2 |
z |
6 |
• 146.85 |
545 |
25.12 |
28 |
• |
6.768572 |
29 |
2 |
2 |
6 |
209.1 |
531 |
2512 |
30 |
4 |
9.891887 |
30 |
2 |
2 |
6 |
198.45 |
s∞ |
25 12 |
32 |
4 |
9.970128 |
31 |
3 |
3 |
9 |
199.35 |
562 |
3768 |
9 |
6 |
l3.3b567 |
32 |
3 |
3 |
9 |
206.25 |
556 |
3768 |
11 |
6 |
13 97752 |
33 |
3 |
3 |
9 |
164.4 |
550 |
3768 |
13 |
6 |
11.26289 |
34 |
3 |
3 |
9 |
133.35 |
554 |
3168 |
IS |
6 |
q 069726 |
35 |
3 |
3 |
9 |
132.6 |
524 |
3768 |
11 |
6 |
9 S3SOS3 |
36 |
3 |
3 |
9 |
9195 |
389 |
3768; |
19 |
6 |
8.906622 |
37 |
3 |
3 |
9 |
87 4S |
399 |
376& |
]I |
6 |
8 258436 |
38 |
3 |
3 |
9 |
126 75 |
532 |
3768 |
13 |
" |
8 977331 |
39 |
3 |
3 |
9 |
110.4 |
335 |
37.68 |
25 |
6 |
1241753 |
40 |
4 |
4 |
12 |
12825 |
492 |
50 24 |
11 |
8 |
13 0961 |
41 |
4 |
4 |
12 |
135 3 |
576 |
50 24 |
14 |
8 |
12 92295 |
42 |
4 |
4 |
12 |
?S tS |
389 |
S0 24 |
16 |
8 |
9.705748 |
43 |
4 |
4 |
12 |
104.85 |
536 |
S0 24 |
18 |
8 |
9.827731 |
44 |
4 |
4 |
12 |
9585 |
531 |
5024 |
20 |
8 |
9.051699 |
45 |
4 |
4 |
12 |
77.55 |
433 |
5024 |
22 |
8 |
8 997949 |
46 |
5 |
5 |
15 |
89.4 |
538 |
62 8 |
IS |
10 |
10.43554 |
47 |
5 |
s |
15 |
99 |
529 |
62 8 |
17 |
10 |
11.75274 |
48 |
5 |
5 |
15 |
88 8 |
551 |
628 |
19 |
10 |
10.12094 |
49 |
5 |
5 |
IS |
828 |
530 |
628 |
21 |
10 |
98 11019 |
so |
6 |
6 |
18 |
79.05 |
557 |
75.36 |
18 |
12 |
10.69517 |
Data Hasil Pengukuran dengan Mctodc Sch· lumbe,·ger
Data pengukuran deogan metode Schlumberger bempa spasi elektroda (a), nilai beda potensial (V) dan nilai kuat arus (I) yang diperoleh dari hnsil pengukuran dilapangan, diolah menggunakan pro· gram Microsofl F.xcel unhtk mendapatkan nilai Re· sistansi (R), fah1:or geometri (kl dan nilai resistivitas semu (r,) , seperti pada Tabcl 2.
Tabel 2. Data pengamat.ln pada Untasan I (36 m) dengan metode Schfvmber9('r
No |
n |
MN/2 |
AB/2 |
V(mV) |
limAI |
k |
dp |
Rho(Ohm) |
1 |
1 |
1 |
3 |
1656.0 |
578 |
12 56 |
3 |
35 9850519 |
2 |
l |
1 |
3 |
1544.0 |
561 |
12.56 |
5 |
34.5679857 |
3 |
1 |
I |
3 |
1526.0 |
SSS |
12.56 |
1 |
34 5343423 |
• |
I |
1 |
3 |
1146 4 |
435 |
12.56 |
9 |
33 1006529 |
5 |
1 |
1 |
3 |
1582.8 |
551 |
12.56 |
l1 |
36 0797967 |
6 |
1 |
I |
l |
1399.2 |
543 |
12,SG |
13 |
32.3645525 |
7 |
l |
1 |
3 |
1096 0 |
46$ |
1256 |
15 |
29.6037849 |
8 |
l |
1 |
3 |
8808 |
556 |
12 56 |
17 |
19.8972086 |
9 |
1 |
1 |
3 |
560.5 |
550 |
l2.S6 |
19 |
12.7997818 |
10 |
l |
l |
l |
850,7 |
553 |
lZ.56 |
ZI |
l^.3215045 |
11 |
1 |
1 |
3 |
1436.4 |
549 |
12.56 |
23 |
32.8619016 |
12 |
1 |
1 |
3 |
956.0 |
375 |
12.56 |
25 |
32.0196267 |
13 |
l |
1 |
3 |
1593.2 |
485 |
12.56 |
27 |
41.2589526 |
14 |
l |
1 |
3 |
1294.0 |
560 |
12.56 |
29 |
29.0225714 |
15 |
l |
1 |
3 |
815.6 |
267 |
12.56 |
31 |
38.3668015 |
16 |
l |
l |
3 |
1728.0 |
563 |
12.56 |
33 |
38.5500533 |
17 |
2 |
1 |
5 |
452.8 |
543 |
37.68 |
5 |
31.4208177 |
18 |
2 |
1 |
5 |
37?.4 |
415 |
37.68 |
7 |
33.8121253 |
19 |
2 |
1 |
5 |
284.8 |
551 |
37.68 |
9 |
19.4759782 |
20 |
2 |
1 |
5 |
212.4 |
536 |
37.68 |
11 |
14.931403 |
21 |
2 |
1 |
5 |
280.4 |
537 |
37.68 |
13 |
19.6749944 |
22 |
2 |
I |
5 |
224.3 |
539 |
37 68 |
15 |
15.6801929 |
23 |
2 |
l |
5 |
57.0 |
251 |
37.68 |
17 |
8 55681275 |
24 |
2 |
l |
5 |
165.8 |
549 |
37.68 |
19 |
11.3794973 |
25 |
2 |
1 |
5 |
200.3 |
523 |
37.68 |
21 |
14.4307916 |
26 |
2 |
l |
5 |
198.4 |
362 |
37 68 |
23 |
20.6511381 |
27 |
2 |
1 |
5 |
257.9 |
521 |
37.68 |
25 |
18.6519616 |
28 |
2 |
1 |
S |
189.3 |
531 |
37.68 |
27 |
13.43i8136 |
29 |
2 |
l |
5 |
193 4 |
519 |
37 68 |
29 |
14.0410636 |
30 |
2 |
l |
5 |
155.5 |
530 |
37 68 |
31 |
11.0551698 |
31 |
3 |
1 |
7 |
162.3 |
551 |
75.36 |
7 |
22.1976915 |
32 |
3 |
I |
7 |
97.2 |
554 |
75.36 |
9 |
13.2220072 |
33 |
3 |
l |
7 |
146.2 |
549 |
75 36 |
11 |
20.0685464 |
34 |
3 |
1 |
7 |
186.0 |
547 |
75 36 |
13 |
25.625155' |
35 |
3 |
1 |
7 |
121.9 |
540 |
75.36 |
15 |
17.0118222 |
36 |
3 |
1 |
7 |
58.7 |
543 |
75 36 |
17 |
8.14665193 |
37 |
3 |
I |
7 |
43.n |
400 |
75.36 |
19 |
8 27076 |
38 |
3 |
1 |
7 |
72.2 |
393 |
75 36 |
21 |
13.8447634 |
39 |
3 |
1 |
1 |
134.4 |
5n |
75.36 |
23 |
19.4030345 |
40 |
3 |
1 |
7 |
110.1 |
525 |
75.36 |
25 |
15.8040686 |
41 |
3 |
1 |
7 |
143.6 |
533 |
75.36 |
27 |
20 3033696 |
42 |
3 |
1 |
7 |
33 2 |
520 |
75.36 |
29 |
481144615 |
43 |
4 |
1 |
9 |
78.4 |
545 |
125.6 |
9 |
18.0679633 |
'44 |
4 |
1 |
9 |
S3.9 |
549 |
125.6 |
11 |
U.3312204 |
45 |
4 |
1 |
9 |
100.7 |
544 |
125.6 |
13 |
23.2498529 |
46 |
4 |
1 |
9 |
69.6 |
54-0 |
125.6 |
15 |
16.1884444 |
47 |
• |
1 |
9 |
0-0.1 |
5iz |
12s.6 |
11 |
9.79295019 |
48 |
4 |
1 |
9 |
42 9 |
388 |
125.6 |
19 |
13 8872165 |
49 |
4 |
l |
9 |
23.6 |
217 |
125 6 |
21 |
13 6597235 |
50 |
4 |
1 |
9 |
75.2 |
520 |
125 6 |
23 |
18.1636923 |
51 |
4 |
l |
9 |
82 8 |
534 |
1256 |
25 |
19 '750562 |
$2 |
4 |
1 |
9 |
63 6 |
522 |
125 6 |
27 |
15.302.988.S |
53 |
S |
1 |
11 |
49.1 |
540 |
188 4 |
11 |
17.1304444 |
54 |
5 |
1 |
11 |
79.6 |
543 |
188.4 |
13 |
27.6181215 |
55 |
5 |
1 |
11 |
38.3 |
^s |
188 • |
15 |
13.4873211 |
56 |
S |
1 |
.1 l |
18.S |
399 |
18.8.4 |
17 |
8.73533835 |
57 |
5 |
1 |
11 |
57.2 |
523 |
188.4 |
19 |
20 6051243 |
58 |
5 |
1 |
11 |
81.2 |
524 |
188.4 |
21 |
29.1948092 |
59 |
5 |
l |
11 |
33.6 |
437 |
188.4 |
23 |
14.4856751 |
60 |
5 |
l |
1 I |
66.4 |
521 |
188.4 |
25 |
24.0110557 |
61 |
6 |
l |
13 |
25.5 |
539 |
263.76 |
13 |
12 4784416 |
62 |
6 |
1 |
13 |
21 0 |
393 |
263.76 |
15 |
14 094-04!.8 |
63 |
6 |
1 |
13 |
21 0 |
519 |
263.76 |
17 |
10 6723699 |
64 |
6 |
l |
13 |
24 0 |
518 |
263.76 |
19 |
12 2205405 |
65 |
6 |
1 |
13 |
31.2 |
533 |
263.76 |
21 |
15.4396098 |
66 |
6 |
1 |
13 |
33.6 |
522 |
263 76 |
23 |
16.9776552 |
67 |
7 |
1 |
15 |
44 4 |
527 |
351 68 |
15 |
29.6292068 |
68 |
7 |
1 |
lS |
19.4 |
515 |
351 68 |
17 |
13.2477515 |
69 |
7 |
1 |
15 |
13 1 |
543 |
351.68 |
19 |
8.4843∞96 |
70 |
7 |
1 |
15 |
23.9 |
521 |
351.68 |
21 |
16.1327294 |
71 |
8 |
l |
17 |
9.2 |
528 |
452.16 |
17 |
7.87854545 |
^1^2 |
8 |
^1^1 |
^G^G |
528 |
•52.16 |
19 |
^5^·652 |
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data hasil penelitian dengan konfigurasi Wenner seperti pada Tabel 1 selanjutnya diolah dengan Jangkah-langkah sebagai berikut:
-
1. Data resistivitas semu (r,) hasil perhitungan, data datum point (dp), dan spasi elek-troda (a) dimasukkan ke program notepad dalam bentuk file text.
-
2. Data yang sudah disimpan dalam bentuk file •.dut sesuai format data Res2clinv, selanjutnya dilakukan inversi untuk menampilkan gambar sebaran bawah permukaan daerah penelitian.
Gambar 2 H.Jsil pengolahan data Re$2d1n11 pada Llntai.an t deng.1n Konfigurasi Wenner
Lintasan 1 terletak di sebelah selatan berjarak 10 m dari tumpukan sampah.
Llntasan 1 terletak di sebelah barat berjarak 10 m dari tumpukan sampah. Hasil tampilan softwm·e Res2dinv menunjukkan bahwa lindi tersebar merata dari jarak 10 m sampai 32 m (lintasan terbeatang dari timur ke barat) pada kedalaman 1,55-5,4om dengan nilai resistivitas 4,14 • 8,91 nm yang diinterpretasikan dengan wama biru tua dan biru muda. Akumulasi lindi terdapat di heberapa titik yaitu pada jarak 11 - 14m dengan kedalaman 2,9 - 4,5 rn, kemudian pada jarak 15 - 18m dengan kedalaman 1,5 - 3m dan akumulasi lindi yang paling banyak padajarak 21 - 31 m dengan kedalaman 2,7 - 5,5m pada koordinat 8° 33’ 075 - 8° 33’ 076" ^ dan 115° 21' 019" • 115° 21' 016" BT.
Gc:1mbar 3 Has!I pengolahan data Res2dinv pa-da Untasan 1 d('ngan Konfigurasi Schlumberger
Gambar 3 tli atas adalah gambar yaug d1has1lku11 setelah data-data lapangan pada lintasan 1 dengan panjang linlasan 36 m diiterpretasikan ke dalam Software Res2clinv . Dari Gambar tersebut dapat dinyatakan bahwa lindi tersebar dari titik 10 m sampai pada titik 32 m, pada kedalaman 1,55 - 5,40 m. Pada lintasan 1 lindi dicitrakan dengan warna biru tua dan biru muda dengan nilai ,·esistivitas 5.30 - 7.78 nm. AJ.aunulasi lindi terdapat di beberapa titik
yaitu pada jarak 10,5 - 14,5m dengan kedalaman 2,9 - 4,5m, kemudian pada jarak 15 - 18m dengan kedalaman 1,55 - 3m dan akumulasi lindi yang paling banyak terdapat pada jarak 21 - 31 m pada koordinat go 33' 075" • go 33' 076" ^ dan 115° 21' 019∙ -115° 21' 016" BT dengan ked^^an 2,7 - 5,5m.
Dari Gambar 2 dan 3 hasil inversi Wenner dan Schlumberger pada Llntasan 1 menunjukkan kemiripan hasil pada tampilan Res2dinv, terlihat bahwa kedua gambar menunjukkan keberadaan lindi berada pada kedalaman 1,55 · 5,37tn dan tersebar pada jarak 10-32m. Ada sedikit perbedaan antara hasil pengukuran dengan konfigurasi Wenne,· dan Schlumberger, yaitu terletak pada skala nilai resistivi-tas, dimana skala terkecil pada konfigurasi Wenner adalah 4,14.nm. Sedangkan pada konfigurasi Schlumberger skala terkecil adalah 5,30 Om. Perbedaan ini disebabkan oleh tingkat ketelitian dalam pengambilan data dan ketepatan peneliti dalam mcmbaca data yang ditampilkan oleh alat geolistrik resistivitas. Namun perbedaan skala nilai resistivitas pada koafigurasi Wenner dan Schlumberger tidak besar, karena kedua metode ini masih menunjukkan hasil yang mengindikasikan keberadaan lindi yaitu dengan nilai resistivitas dibawah 10 nm. Hasil pen· golahan data Res2dinu pada Lintasan 2 - g dengan Konfigurasi Wenner - Schlumberger disaijkan pada Gambar 4 s.d. Gambar 10.

••....li.iiiiia••-······
•• O^ ·^ •• ^, ^I MO ••
—j ‘"‘‘••• — • mi.mi__m

Gambar 6 Pengolahan data Res2dmv pada Llnta^n 4 ^ngan Ko1'1fig uras.i Wenr,er - S<.hlumbetger


1^.^ ⅛ι MWMlJh.!.- _ _ _

G.ambar 7 Pengolahan data ResZdtnv pada IJntasan 5 dengan Konfig urasi Wenl'?f'r - Schlumbi!rgf!r

Jwvk *4« t WvMMto Mirtu
■■■“■■•-■•r.. ’••■-•-
-ItoM... w.
_iii■«__ 1 ^r ..

Gambar 8 PengolaMn dat, Re.s2dirrv pada Untasan 6 dengan Konfig orasi Wenner-SchlfJmberqer


Garnbar 4 Pengo&ahan data Res2dirw pada Unta$cln 2 dengan Konflguras1 Wen.net- Schlumberger

Gambar 9 Pengolahan data Res2d1rrv pada Untasan 7 dengan Konfigurasi Wenner- Schlumberger
t * .to>M∣weM It 4 watak U.t «i, I ItJ Ul It i Jkt Ml Mt It I Mt HI Mt

_. w^^ι*lmum...
• ••■■■ ■■—»'-..■■.. .» .a itj n., «t. H. i Mt m

««w Mtoi WVtMIaiito IMiiw
BHiaaaaaaaa^aaaaaa . . ... M . to . . . Wj .to w
t-tU∙11> Ia —•
WvJ-JUκι.ta «* .

Gamb^r s Pengolahan data R.es2dinvpaoa Untasan 3dengan KonRguras.t \Netltier- SChfumberger
WH >1w1>- MtolWt ••

Gambar 10 Pengoldhan data Res2d,nv pooa Untasan 8 de^n Konfig u1c1si Wer11Jer-Schlurt1be1get
Arab Rentbe.^an dan Letak Akumulasi Lindi di TPA Temesi Kabupaten Gianyar
Setelah dibahas arah rembesan dan letak ah-umulasi lindi secara khusus pada tiap linlasan dari masing-masing konfigurasi (Wenner dan Schlumberger), selanjutnya dibahas arah rembesan dan akumulasi lindi secara umum atau menyeluruh pada TPA Temesi Gianyar. Pada Cambar n ditampilkan arah rembesan dan letak titik-titik akumulasi lindi di TPA Temesi Kabupaten Gianyar.
Gambar 11. Arah rembesan dan titik akumulasl hndi di TPA Temes1 Gianyar.
Dari Cambar 11 dijelaskan bahwa tanda panah yangberwarna merah mcnunjukkan arah rembesan lindi diTPA Temesi Gianyar, dimaua Lindi tersebut sebagian besar merembes ke arab selatan TPA. Faktor yang mcmpcngnruhi lindi mcrcmbes ke selatan diakibatkan areal atau daerah di selatan dari tumpukkan sampah Jebih rendah posisinya dibandingkan dengan tumpukkan sampah (Gambar 12). Karena lindi merupakan cairan atau fluida yang bersifal mengali r dari daerah yang lebih tinggi ke daeral1 yang lebih rendah (pengaruh gravitasi). Faktor lain yang mempengaruhi lindi cendenmg mengalir ke arah selatan TPA ada lab Lerdapat air yang berasal dari irigasi sawah yang sebagian melalui tumpukkan sampah, hal ini memicu pergerakan lindi lebih ccpat meuyebar dan 111asuk ke bawah lapisan tanah dan terakumulasi di beberapa titik. Terbuk:1i dengan pengukuran pada lintasan 7 (yang jaraknya 400 m di selatanTPA) masih tetidenlifikasi adanya lindi.
Rembesan lindi juga mengaral1 ke arah barat tlan tenggara TPA na111un konsentrasinya tidak begitu tinggi, hal ini disebabkan oleh kondisi
PETA KONTURTOPOGRAFI TPATEMESl·GIANYAR
Gaimbar 12, Peta Kontur Arah rembesan dan tltik akumul.ast findi di TPA Temesl Gianyar.
tanah di barat dan di tenggara TPA hampir sama ketinggian dengan turnpukkan sampah. Lingkaran yang berwarna hitam menunjukkan timbunan sampah secara open dumping. Di TPA Temesi Gianyar ada dua daerah tumpukkan sampah secara open dumping (Gambar 11), tumpukkan sampah yang paling banyak terletak di bagian selatanTPA, sedangkan tumpukkan sampah yang terdapat di bagian barat TPA tidak begitu banyak namun telah teridentifikasi terdapatnya lindi. Lingkaran berwama biru merupakan daerah-daerah yang menjadi tempat terakumulasinya lindi.
Lingkaran benvarna biru pada Gambar 12 menunjukkan Jetak akumulasi lindi, dimana lindi tersebut sebagian besar terakumulasi di selatan tumpukan sampah. Jarak akumulasi lindi dari tumpukkan sampah berada 30 111 ke arah tenggara dari TPA. Titik-titik akumulasi yang berada pada jarak 20 m, som, clan 400 m ke arah selatan TPA.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
-
1. Hasil observa^i di lapangan membuktikan bahwa TPATemcsi Kabupaten Gianyartelah melanggar pasal 29 ayat 1 point f Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang pelarangan pembuangan sampah dengan sistem open dumping.
-
2. Penggunaan sistem open dumping diTPATemesi Gianyar berdampak negatif terhadap lingkungan
sekitar, yaitu merembesnya lindi keluar areal TPA dan mencemari surnber air tanah dangkal di sekitamya.
-
3. Hasil pengukuran nilai resistivitas lapisan tanah di areaTP ATemesi Gianyar dan di beberapa daerah di sekitamya, menunjukkan adanya lindi dengan nilai resistivitas berkisar 3,98 - 8,91 nm, yang sebagian besar merembes ke arah selatan TPA sejauh lebih dari 400 m. Lindi tersebut rata- rata berada pada kedalaman 1,55 - 6,91 m. Akumulasi lindi banyak terdapat pada jarak 20 m, 50 m, dan 400 m ke arah selatan dariTPATemesi Gianyar. Titik-titik akumulasi berada pada koordinat 80 33' 715" - 80 33' 719"1.S dan 1150 21' 109" - 1150 21' 018" BT yang berada sekitar 20 m di selatan TPA. Akurnulasi lindi terdapat pula pada jarak 5om di selatanTl'A pada koorclinat So 33' 644" -80 33' 641" LS dan 1150 20' 979" - 1150 20' 97” BT, dan pada jarak 400 m ke arah selatan TPA masih terdapat akumulasi lindi pada koorclinat 80 33' 755" - 80 33' 756" LS clan uso 21' 017'' -1150 21' 015" BT.
Saran
-
1. Untllk menghindari dampak negatif yang lebih luas dari rembesan lindi terhadap lingkungan di sekitarTPATemesi Gianyar, diharapkan seluruh instansi dan pihak terkait bertanggungjawab terhadap pengelolaan TPA Temesi Gianyar dengan melakukan kajian lebih dalam dan perubahan sistem pengolahan sampah (dari sistem open dumping beralih ke sistem sanitary landfill).
-
2. Unluk masyarakat yang bennukim di sekilar areal TPA Temesi Gianyar, terutama di areal yang teridentifikasi adanya lindi, agar tidak menggunakan sumber air tanah dangkal di sekitar TPA sebagai konsumsi air sehari-hari.
-
3. Diharapkan pada peneliti yang Jain untuk meneliti lebih lanjut unsur-unsur, zat, atau senyawa yang terkandung dalam lindi di TIA' Ternesi Gianyar, ditinjau dati sifat kimia lindi tersebut.
DAFfAR PUSTAKA.
Bahar,Y. H. 1985. Teknologi Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. PT. Wacana Utama bekerjasama dengan Pemda DKI. Jakarta.
Bahri, 2005. Hand Out Mata Kuliah Geofisika Llngk'Ungan dengan topik Metoda Ceolistrik Resil>'livitas, Fakultas Matematikadan nmu Pengetahuan Alam ITS,Surabaya.
Broto, S. dan AJifah,R.S.2008. Pengolahan Data Geolistrik dengan Metode Schlumberger. Teknik, Vol. 29, No. 2, ISSN 0852-1697.
Depkes Rl.1992. Pemberantasan Lalat. Jakarta: Oitjen PPM danPLP.
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Gianyar.2010.
Ditjen Cipta Karya. 1997. Sampah clan Pengelolaannya. Departemen Pekerjaan Um um Jakarta.
Effendi, H. 2003. Telallh Kualitas Air Bagi Pengelola Sumher Daya dan l.ingkungan Perairan. Kanisius.Yogyakarta
KLH.2004. Peraturan Perundangan-undangan. Jilid 2. Jakarta.
Kodoatie, R. J., 2003, Mlllllljemenclan Rekayasa lnfrastnA1ur, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
L.anshkaripour,G. R. 2003. An Investigation of Groundwater Condition By Geocloctrical Resistivity Method: A Case Study in Korin Akuifcr, Southesl Iran. Journal of Spar-tial Hydrology 3 (1}.
1..oke. M. 11. 1997. A practical guide to 2-D and 3-D surveys. http://wiuw.geophysik.unikoeln.de/studium/WS04/ uorlesung/em,_geosdence/chapter2.pdf.
Ngadimiu, Hamlayani G., 2000, Aplikasi Metodc Geolistrik Unruk Alat Monitoring Rembesan Llmbah, Journal of Mathematical Science. Vol.2 No. 06.
Reynolds,J. M.1997.An Introduction loAplied and Environmental Geophysicsi.John Wiley and Sons Ltd. Baffins, Chichester, West Susex P019 IUD. England.
Supanca,W.W.2003. Dasar-dasar Pemantauan, Pengawasan clan Telmik Penilaian Pencemaran Llmbah Padat. Short C'.ourse on Enviromental Pollution Control and Management. 25Agustus - 19 September 2003. Denpasar.
Sutik'to. 1999. Fisika Tanal1 Sifat-sifat Hidraulitika Tanah. Fakultas Pertanian Univcrsitas Jembet. Jember.
Telford. W, M.,Geldart, l. P.,Sherif, R.E dan Keys, D. 0. 1988. Applied Geophy:.,·cs First &J.iciou. C.uub,;tlgt: Univcr..ity Press. Cambridge.New York.
Wahyono, C.S., Utama, W., Priyantari,N. 2003. Penentuan Bidang Gelincir pada Dacrah RaWllll Longsor dengan Menggunakan Metode Geolisllik 2-D di Desa Lumbang Rejo, Prigen, Pasuruan, Program Pasca Sarjana Fisika. Bidang Keahlian Ccofisika. Jurusan Fisika FMIPAITS. Surabaya.
Widyatmoko, H dan Sinlorini.2002.Menghind.iri, Mengolah dan Menyingkirk,mSampah. PT. DinastindoAdiperkasa intemasional.Jakarta.
71
Discussion and feedback