Strategi Pengembangan Pantai Melasti sebagai Daya Tarik Wisata di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung
on
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 7 No 1, 2019
Strategi Pengembangan Pantai Melasti sebagai Daya Tarik Wisata di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung
I Putu Widhi Eka Julyantara a,1 I Nyoman Sunarta a,2
1[email protected] 2[email protected]
a Program Studi Sarjana Destinasi Pariwisata, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana, Jl. Dr. R. Goris, Denpasar, Bali 80232 Indonesia
Abstract
Melasti beach is a tourist attraction of the beach that is just starting to develop. Melasti Beach still in development in the governance by the village of Ungasan and yet the existence of a management system. Melasti beach is located in Ungasan, South Kuta, Badung Regency, has the potentialities are wonderful and interesting to develop. The assumption behind this is based on the chosen research topic "melasti Beach Development Strategy as a tourist attraction in the village of Ungasan, South Kuta, Badung Regency.
Data types and data sources that are used i.e. qualitative data, primary and secondary data. Data collection done by way of observation, unstructured interviews, study kepustakan, documentation, research instrument is the guidance interview. The analysis of the data used is descriptive qualitative data analysis with the use of tourism potential and analysis approach to SWOT analysis which clearly sets forth the findings based on the issues examined with accurate data sources.
In the results of this research demonstrating that the Melasti Beach has the potential of nature is very beautiful, it also has the potential of culture as well as potential human or artificial to developed, capable of attracting tourists visit. Although still in the development phase is already visited by tourists and foreigners to the archipelago.
The conclusions from the results of Shore Development Melasti is need for management systems, many still lack facilities to complement the tourist attraction due to the lack of funds and contributions from the Government is still waiting for him.
Keywords: Tourist Attraction, Tourism Potential, Strategy Development
Pantai Melasti merupakan salah satu pantai di daerah Bali Selatan yang saat ini sedang dalam tahap pembangunan fisik. Pantai ini diberikan nama “Melasti” karena pantai ini digunakan sebagai tempat untuk kegiatan upacara melasti / penyucian diri oleh warga sekitar yang biasanya dilakukan menjelang perayaan hari raya Nyepi di Bali. Tidak seperti pantai Pandawa yang selalu dikunjungi oleh banyak wisatawan mapun pengunjung tiap harinya. Hal ini dapat dilihat dari belum tersedianya fasilitas - fasilitas yang lengkap dan ada beberapa fasilitas dalam tahap pembuatan. Kondisi geografis wilayah pantai hampir serupa dengan Pantai Pandawa yakni memiliki tebing kapur, sehingga wisatawan akan disuguhkan dengan pemandangan bukit kapur sebelum sampai di bibir pantai. Pantai Melasti ini memiliki potensi alam, potensi budaya dan potensi manusia. Perkembangan pantai ini sebagai salah satu daya tarik wisata di daerah Kuta Selatan belum maksimal, sehingga diperlukanlah strategi pengembangan yang baik dan tepat sebagaimana yang disebutkan dalam konsep sebelumnya.
Maka dari itu penelitian ini sangat perlu dan tepat untuk dilakukan sehingga pihak pengelola ke depannya bisa mengetahui dan mengerti bagaimana cara mengelola dan mengembangkan aset alam yang dimiliki.
-
II. KEPUSTAKAAN
Jurnal Penelitian pertama dari Sunarta (2014), yang berjudul “Dampak Perkembangan Pariwisata Terhadap Sumber Daya Air di Kuta Utara Kabupaten Badung, Bali”. Perkembangan Pariwisata sangat signifikan tergantung pada kecukupan sumber daya air agar dapat berfungsi dengan baik, sehingga apabila terjadi krisis air di daerah pariwisata Bali khususnya, kemudian cepat atau lambat akan menciptakan krisis ekonomi dan krisis pariwisata. Penelitian ini terletak di pusat Kuta Utara yang bertujuan untuk mengetahui dampak dari pengembangan pariwisata di potensi sumber daya air. Untuk memahami dampak pada air digunakan pendekatan disiplin ilmu
geografi, dan menerapkan metode penelitian survey.
Jurnal Penelitian yang kedua dari I Nyoman Sunarta, dkk yang berjudul “Evaluasi Perkembangan Wisata Bahari di Pantai Sanur”. Jurnal penelitian ini membahas mengenai pertumbuhan Wisata Pantai Sanur secara otomatis akan mengubah karakteristik fisik dan sosial daerah, karena area berkembang tak terletakkkan dari siklus perubahan yang terus berkembang. Pengalaman empiris serta isu-isu tentang Pantai Sanur, seperti perubahan motivasi Wisata, pencemaran lingkungan dan masalah-masalah sosial menganggap evaluasi untuk menilai perkembangan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memecahkan masalah yang terjadi dengan mengevaluasi dari penemuan. (1) Faktor yang menarik wisatawan untuk melakukan wisata bahari ke pantai Sanur (2) Karakteristik dalam mendukung aktivitas wisata pesisir Sanur (3) Langkah untuk menciptakan pariwisata berkelanjutan di Sanur.
Jurnal yang pertama tersebut mengambil lokus di Kabupaten Badung, dengan fokus dampak perkembangan pariwisata terhadap sumber daya air. Kemudian, jurnal yang kedua mengambil fokus mengenai evaluasi perkembangan wisata pantai, dengan lokus di pantai Sanur, Denpasar. Jadi, penelitian ini mengambil fokus strategi pengembangan dan lokus di pantai Melasti, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung.
Menurut Yoeti (1983), potensi wisata merupakan segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata. Sukardi (1998), juga memiliki pengertian yang sama mengenai potensi wisata, sebagai segala yang dimiliki oleh suatu daya tarik wisata dan berguna untuk mengembangkan industri pariwisata di daerah tersebut.
Jadi yang dimaksud dengan potensi wisata adalah yang dapat dikembangkan menjadi daya dapat dikembangkan menjadi daya tarik sebuah objek wisata. Dalam penelitian ini potensi wisata dibagi menjadi tiga macam, yaitu: Potensi alam adalah keadaaan dan jenis flora dan fauna suatu daerah, bentangan alam
daerah, misalnya pantai, hutan dll (keadaan fisik suatu daerah). Potensi budaya adalah cipta, rasa dan karsa manusia baik berupa adat istiadat, kerajinan tangan, kesenian, peninggalan bersejarah nenek moyang berupa bangunan, monument, dan lain-lain. Potensi Manusia juga memiliki potensi yang dapat digunakan sebagai daya tarik wisata, lewat pementasan tarian/pertunjukan dan pementasan seni budaya suatu daerah.
Menurut Gamal Suwantoro (2004:19) Daya tarik wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. Umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasarkan pada : Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih. Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya. Adanya ciri khusus penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir. Objek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi karena keindahan alam pegunungan, sungai dan lain-lain. Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara adat.
Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Melasti yang berada di Jalan Melasti, Banjar Kelod, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Ruang Lingkup dalam Penelitian merupakan untuk membatasi batas penelitian dan mempertegas aspek data yang meliputi : Potensi Pantai Melasti yakni potensi alam, budaya serta buatan. Strategi pengembangan Pantai Melasti menjadi Daya Tarik Wisata ini dapat dianalisis melalui pendekatan SWOT. Dimulai dari kekuatan (Strenght), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities) serta ancaman (Theaths). Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualititatif. Dalam penelitian ini, data kualititatif yang di maksud adalah data yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan atau makna sebagai suatu yang mendalam. Yakni gambaran umum pantai melasti, potensi pantai Melasti serta kekuatan (Strenght), kelemahan (Weakness),
peluang (Opportunities) serta ancaman (Theaths) di Pantai Melasti. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data Primer yang dimaksud dalam penelitian ini adalah wawancara dengan pihak yang terkait yakni Tokoh masyarakat Desa Ungasan, elit desa, dan beberapa masyarakat desa Ungasan. Data Sekunder yang dimaksud adalah data monografi/buku tentang profil Desa Adat Ungasan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi dan keadaan langsung dilapangan. Wawancara dilakukan dengan tokoh masyarakat, elit desa dan beberapa masyarakat untuk melengkapi hasil serta menguatkan hasil temuan di lapangan. Dalam Teknik penentuan informan dalam penelitian ini adalah memakai prosedur snowball/bola saju. Dalam penelitian ini, yang akan menjadi informan pertama kali adalah Kepala Desa Ungasan, karena beliau adalah kaum elit desa yang tentunya memiliki dan tahu jaringan sosial/ informan yang berkompeten di dalam memberikan informasi selanjutnya. Teknik analis data yang digunakan dalam laporan penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif, analisis yang memberi gambaran yang jelas dan objektif tentang potensi yang dimiliki Pantai Melasti untuk dijadikan daya tarik wisata dan dalam strategi pengembangannya berdasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman.
-
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
Desa Ungasan termasuk wilayah Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung yang mempunyai sebuah potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ditunjang oleh sarana prasarana yang ada, cukup mendukung dalam rangka melaksanakan program pembangunan. Desa Ungasan adalah desa yang berbukit, terletak kurang lebih 4 Km dari Kecamatan Kuta Selatan dapat ditempuh dalam waktu 15 menit dengan kendaraan umum. Kemudian 34 Km dari Ibu Kota Kabupaten serta 24 Km dari Ibu Kota Propinsi.
Potensi wisata merupakan sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar wisatawan tertarik untuk berkunjung ke tempat tersebut (Yoeti,1983). Pantai Melasti memiliki potensi yaitu sebagai berikut:
-
1. Potensi Alam
Potensi alam yang terdapat di Pantai Melasti yaitu berupa pantai dan keindahan bebatuan karang yang menjulang tinggi serta gulungan ombak dengan gelombang yang tinggi. Panorama pantai yang terdapat di Pantai Melasti, mempunyai keunikan tersendiri dimana keunikan itu merupakan hamparan pasir putih yang masih alami, terdapatnya anjungan yang menjorok ketengah laut dan urugan bebatuan kapur sebagai pencegahan abrasi pasang surut air laut. Panorama berupa pantai dan bebatuan tebing karang, gelombang ombak Pantai Melasti juga bisa dijadikan sebagai atraksi wisata dimana Pantai Melasti sendiri berhadapan langsung dengan samudra Hindia. Gelombang ombak tersebut sangat cocok dijadikan sebagai atraksi wisata berupa selancar (surfing). Selain itu, Air laut yang masih jernih membuat Pantai Melasti sangat bagus untuk wisatawan yang suka berenang dan melihat terumbu karang di dasar laut Melasti. Potensi alam tersebut dimaksudkan untuk sebagai potensi yang dapat menarik wisatawan untuk mengunjungi Pantai Melasti.
-
2. Potensi Budaya
Pantai Melasti juga memiliki potensi budaya yang bisa dijadikan sebagai daya tarik wisata. Terdapatnya Pura Segara yang dimana merupakan tempat suci bagi para masyarakat Desa Ungasan. Pura Segara dulunya dipakai sebagai tempat persembahyangan bagi umat Hindu di Desa Ungasan, upacara keagamaan sering dilakukan di Pura Segara seperti upacara melasti, upacara pakelem, upacara nganyud ka pasih dan upacara piodalan. Pantai Melasti merupakan kawasan suci bagi masyarakat Desa Ungasan, dikarenakan dulunya Pantai Melasti hanya dijadikan sebagai upacara melasti. Maka dari itu tradisi upacara melasti bisa dijadikan sebagai atraksi budaya dalam pengembangan daya tarik wisata Pantai Melasti. Melasti merupakan kegiatan pensucian terhadap diri, salah
satunya adalah untuk menyambut hari raya suci Nyepi bagi seluruh umat Hindu di Bali. Upacara melasti digelar untuk membersihkan kotoran alam menggunakan air kehidupan.
Upacara Melasti sering dilakukan di pinggir pantai, karena itu Pantai Melasti disebut sebagai pantai suci. Selain upacara melasti, upacara Pujawali pada saat piodalan di Pura Segara juga bisa dijadikan sebagai potensi budaya. Dimana upacara Pujawali merupakan Piodalan yang dilaksanakan pada setiap enam bulan sekali. Selain kegiatan keagamaan yang ada di Pantai Melasti dalam wacana pengembangannya Kepala Desa Ungasan merencanakan kedepan akan diselengarakan atraksi budaya berupa pementasan tari kecak sebagai atraksi wisata.
-
3. Potensi Buatan
Potensi buatan yang terdapat di Pantai Melasti, dapat dilihat dari segi akses jalan masuk ke pantai. Dimana pembelahan tebing yang dilakukan oleh pihak Bendesa yang dibantu oleh para masyarakat lokal sebagai investor dalam pembuatan akses jalan. Potensi ini bisa dijadikan sebuah daya tarik wisata dimana tebing di keruk dan dijadikan akses jalan yang melingkar. Bukan hanya dalam akses jalan pembuatan anjungan juga berpotensi sebagai daya tarik wisata dimana hanya di Pantai Melasti yang terdapat anjungan yang menjorok ke laut dengan gelombang pasang air laut yang tinggi. Pembuatan anjungan sebenarnya untuk memudahkan masyarakat Desa Ungasan dalam melaksanakan upacara pakelem, karena dulunya masyarakat sangat sulit melakukan upacara pakelem.
Dalam penelitian ini menggunakan Analisis SWOT ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenght) dan peluang (Opportunities), namun secara meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threaths) dalam kondisi yang ada saat ini dalam usaha pengembangan daya tarik wisata Pantai Melasti. Selain itu, analisis ini digunakan mengidentifikasi kondisi serta keadaan Pantai Melasti.
Tabel 4.1
Skema Matriks SWOT Analisis Kondisi Pantai Melasti Berdasarkan Pendekatan SWOT
IFAS EFAS |
Kekuatan (S) a)Penerapan Konsep Tri Hita Karana
|
Kelemahan (W)
prasarana
pengunjung kurang terjamin
sistem pengelolaan |
Peluang (O)
tarik wisata lain b. Peningkatan ekonomi masyarakat sektar
mendapat Kontribusi dari pemerintah |
Strategi (SO)
yang memadai dengan jarak yang mudah dijangkau dan dikunjungi
melasti menarik minat wisatawan c. Keindahan alam pantai dapat menjadi lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal d. Bantuan pemerintah dalam pengembangan DTW Pantai Melasti. |
Strategi (WO)
berkunjung
pengunjung
meningkatkan perekonomian masyarakat. |
Ancaman (T) a. Terjadi pro dan kontra dalam pengembangan b. Banyak Lingkungan yang rusak akibat pengerukan tebing c. Persaingan dengan DTW pantai lainnya. |
Strategi (ST)
Hita Karana dalam memulihkan lingkungan yang rusak
berdekatan dengan DTW Pantai lainnya. |
Strategi (WT)
pengelolaan meminimalisir terjadinya pro dan kontra
persaingan dengan DTW pantai lainnya
|
Berdasarkan tabel |
di atas, maka |
strategi yang perlu diterapkan dalam pengembangan potensi Pantai Melasti sebagai daya tarik wisata antara lain :
-
a. Pantai Melasti memiliki aksibilitas yang memadai dengan jarak yang mudah dijangkau dan dikunjungi, sehingga
wisatawan mudah menemukan daya tarik wisata Pantai Melasti.
-
b. Upacara melasti yang ada di Pantai Melasti dapat menarik minat wisatawan nusantara dan mancanegara
mengunjungi daya tarik wisata Pantai Melasti.
-
c. Keindahan alam pantai yang terdapat di Pantai Melasti dapat menjadi lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal Desa Ungasan.
-
a. Dalam pengembangan Pantai Melasti menerapan konsep Tri Hita Karana untuk memulihkan lingkungan yang rusak.
-
b. Aksesbilitas yang terlalu berdekatan dengan daya tarik wisata pantai lainnya dapat menimbulkan persaingan terhadap daya tarik wisata Pantai Melasti.
-
a. Dalam pengembangan Pantai Melasti sangat perlu bantuan dana dari pemerintah untuk menambahkan fasilitas-fasilitas pendukung.
-
b. Perlunya keamanan bagi wisatawan yang berkunjung ke Pantai Melasti guna membuat wisatawan berasa nyaman saat berkunjung.
-
c. Meningkatkan sarana dan prasarana pengunjung di daya tarik wisata Pantai Melasti.
-
d. Perlu adanya sistem pengelolaan dalam meningkatkan perekonomian
masyarakat lokal Desa Ungasan.
-
a. Perlu sistem pengelolaan di daya tarik wisata Pantai Melasti dalam meminimalisir terjadinya pro dan kontra.
-
b. Mengantisipasi persaingan dengan daya tarik wisata Pantai Melasti dengan daya tarik pantai lainnya.
-
c. Peningkatkan sarana dan prasarana dalam memulihkan lingkungan yang rusak akibat pemotongan tebing.
Berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti,
peneliti menemukan analisis faktor internal dan eksternal yang digunakan untuk melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang diguunakan dalam strategi pengembangan Pantai Melasti sebagai daya tarik di Desa Ungasan.
Kekuatan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai andalan untuk pengembangan Pantai Melasti sebagai daya tarik wisata. Kekuatan tersebut terdiri atas :
-
1) Penerapan Konsep Tri Hita Karana, Pengembangan pantai melasti ini bertujuan untuk memajukan perekonomian masyarakat di Desa Ungasan, setelah dilihat dari perkembangannya pantai melasti ini memiliki konsep pariwisata yang di rencanakan yaitu konsep Tri Hita Karana supaya bisa menjaga hubungan keharmonisan dalam hubungan manusia dengan Tuhan (periangan), hubungan manusia dengan manusia (pawongan) dan hubungan manusia dengan lingkungan alam sekitar (palemahan).
-
2) Anjungan ke tengah laut, Dibuatnya anjungan di Pantai Melasti difungsikan sebagai mempermudahan kegiatan agama yaitu untuk mepekelem, nganyud sekah, dan lain sebagainya. Karena disaat air laut pasang pantai melasti ini tidak memiliki spacing pasir dan ombak dulunya sampai ketebing. Selain digunakan untuk kegiatan agamaanjungan ini juga menambah daya tarik tersendiri di Pantai Melasti.
-
3) Bentangan tebingyang unik, Bentangan tebing yang ada di Pantai Melasti sangat unik dan menarik karena penataannya dibuat melingkar.
-
4) Tarif masuk, Setiap pengunjung yang datang ke Pantai Melasti tidak dipungut biaya atau gratis, karenamasih tahap pengembangan dan belum adanya fasilitas yang mendukung.
-
5) Aksesbilitas yang baik, Dalam aksesbilitas menuju ke daya tarik
Pantai Melasti ini memiliki akses yang cukup baik.
Dalam menganalisis menggunakan analisis SWOT, penentuan kelemahan (Weakness) yang dimiliki Pantai Melasti dalam strategi pengembangan memiliki beberapa kelemahan yang mesti ditanggulangi untuk menjadikan daya tarik wisata yang ada di Desa Ungasan, kelemahan tersebut yaitu :
-
1) Sarana dan PrasaranaDalam pengelolaan sebuah daya tarik wisata komponen dasar yang harus dipenuhi agar senantiasa menarik pengunjung, sehinggapada akhirnya memudahkan proses menjualnya.
-
2) Pola arus (sirkulasi) pengunjung yang mengikuti tata letak (lay-out) tidak ada.
-
3) Kekurangan dana, dana merupakan salah satu hal yang utama dalam menambahkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan di daya tarik wisata. Pembangunan pantai melasti ini masih terbatasnya dana maka dari itu pembangunannya menghabiskan waktu yang cukup lama.
-
4) Keamanan pengunjung yang berkunjung ke Pantai Melasti kurang terjamin yang membuat pengunjung kurang nyaman.
-
5) Media informasi tentang Pantai Melasti saat ini belum ada karena di Pantai Melasti masih tahappengembangan.
-
6) Dalam daya tarik Pantai Melasti belum adanya sistem pengelolan dan masih dikelola sementara oleh Desa Ungasan.
-
3. Peluang (Opportunities)
Peluang dalam pengembangan Pantai Melasti adalah kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Pantai Melasti memiliki peluang yang berupa :
-
1) Kedekatan dengan objek lain, Pantai Melasti memiliki letak yang cukup dekat dengan objek wisata lainnya, sekitar 25 menit dari daya tarik Garuda Wisnu Kencana (GWK), kemudian sekitar 15 menit dari daya tarik wisata pantai Pandawa dan beberapa pantai
yang menjadi daya tarik wisata bagi masyarakat lokal di Desa Ungasan.
-
2) Peningkatkan ekonomi masyarakat, Dengan adanya Pantai Melasti sebagai daya tarik wisata di Desa Ungasan berarti masyarakat akan mendapatkan peluang untuk membuka usaha seperti membuat akomodasi, restoran dan fasilitas lainnya yang di perlukan oleh wisatawan.
-
3) Dalam tahap pengembangan Pantai Melasti sudah banyak ada kunjungan dari wisatawan nusantara dan mancanegara.
-
4) Sudah mendapat kontribusi dari pemerintah.
Ancaman adalah kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu kegiatan, organisasi atau proyek yang sedang berlangsung yang dimiliki Pantai Melasti. Dalam pengembangan Pantai Melasti ini terdapat suatu ancaman yaitu :
-
1) Terjadinya pro dan kontra dalam pengembangan Pantai Melasti.
-
2) Banyak lingkungan yang rusak akibat pengerukan tebing di Pantai Melasti.
-
3) Dalam pengembangan Pantai Melasti akan terjadi persaingan dengan daya tarik wisata pantai lainnya karena memiliki jarak yang berdekatan.
-
V. PENUTUP
Pantai Melasti ini memiliki potensi wisata yang baik di kembangkan, dilihat dari beberapa potensi yaitu; potensi alam, potensi budaya dan potensi buatan.
-
a. Potensi alam yang dimiliki Pantai Melasti yaitu potensi alam yang berupa pantai dan keindahan bebatuan karang yang menjulang tinggi keadaan alam itulah dapat di manfaatkan untuk menarik minat wisatawan. Panorama pantai yang terdapat di Pantai Melasti, mempunyai keunikan tersendiri dimana keunikan itu dengan hamparan pasir putih yang masih alami, terdapatnya anjungan yang menjorok ketengah laut dan urugan bebatuan kapur sebagai pencegahan abrasi pasang surut air laut.
-
b. Potensi budaya yang dimiliki Pantai Melasti berupa potensi budaya yang bisa dijadikan sebagai daya tarik wisata. Terdapatnya Pura Segara yang dimana merupakan tempat suci bagi para masyarakat Desa Ungasan. Pura Segara dulunya dipakai sebagai tempat persembahyangan atau ibadah bagi umat Hindu di Desa Ungasan, upacara keagamaan sering dilakukan di Pura Segara seperti upacara melasti, upacara pakelem, upacara nganyud ka pasih dan upacara piodalan.
-
c. Potensi buatan yang ada di Pantai Melasti dapat dilihat dari segi akses jalan masuk ke pantai. Dimana pembelahan tebing yang dilakukan oleh pihak Bendesa yang dibantu oleh para masyarakat lokal sebagai investor dalam pembuatan akses jalan.
Strategi pengembangan potensi Pantai Melasti ini dapat dilakukan melalui kebijakan antara lain :
-
a. Strategi SO yaitu upacara melasti yang dapat menarik minat wisatawan nusantara dan mancanegara. Memiliki aksesbilitas yang memadai dengan jarak yang mudah dijangkau dan dikunjungi, sehingga wisatawan mudah menemukan daya tarik wisata Pantai Melasti. Keindahan alam pantai yang terdapat di Pantai Melasti dapat menjadi lapangan pekerjaan.
-
b. Strategi ST yaitu aksesbilitas yang terlalu berdekatan dengan daya tarik wisata pantai lainnya dapat menimbulkan persaingan. Dalam pengembangan Pantai Melasti menerapan konsep Tri Hita Karana untuk memulihkan lingkungan yang rusak.
-
c. Strategi WO yaitu meningkatkan sarana dan prasarana pengunjung. Pengembangan Pantai Melasti perlu bantuan dana dari pemerintah untuk menambahkan fasilitas-fasilitas pendukung. Perlu keamanan bagi wisatawan yang berkunjung ke Pantai Melasti. Perlu ada sistem pengelolaan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat lokal.
-
d. Strategi WT yaitu mengantisipasi persaingan dengan daya tarik pantai lainnya. Perlu sistem pengelolaan dalam meminimalisir terjadinya pro dan kontra. Meningkatkan sarana dan prasarana dalam memulihkan lingkungan yang rusak akibat pemotongan tebing.
Agar mempercepat pembangunan sarana dan prasarana yang ada di Pantai Melasti. Perlu adanya sistem pengelolaan dari Desa Adat Ungasan. Mendorong pemerintah agar dengan cepat merealisasikan dana untuk pembangunan Pantai Melasti. Melakukan kerjasama dengan pihak-pihak swasta seperti travel agent. Meningkatkan keamanan pengunjung yang berkunjung ke Pantai Melasti. Perlu adanya pola arus (sirkulasi) pengunjung yang mengikuti tata letak lay-out)untuk wisatawan yang berkunjung di Pantai Melasti.
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burham. 2007.Penelitian Kualitatif. Jakarta : Prenada Media Grup.
Creswell, J.C. 2012.Education Research, Planning, Conducting and Evaluating Quantitative
and Qualitative Research.4th edition. Boston:
Pearson
Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-dasar Pariwisata. Penerbit Andi Yogyakarta
Gunawan,Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik. Jakarta. Bumi Aksara.
Gunawan,Imam.2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik.Jakarta.Bumi Aksara
Indra bayu ,I.B .Gede. 2013. “Strategi Pengembangan Pura Kehen Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya di Kelurahan Cempaga,Kabupaten Bangli”. Denpasar : Laporan Akhir Program Studi
Diploma IV Pariwisata Fakultas Pariwisata
Universitas Udayana.
Pendidit,Nyoman S.1999.Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana).Jakarta.Pradnya Pramita
Rangkuti,Freddy.2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.Jakarta.Gramedia
Sugiono. 2014. Cetakan ke-14. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : ALFABETA,CV.
Sunarta, I Nyoman, dkk. 2011. Evaluasi Perkembangan Wisata Bahari di Pantai Sanur. Jurnal Pariwisata. Universitas Udayana
Sunarta, I Nyoman. 2014. Dampak Perkembangan Pariwisata Terhadap Sumber Daya Air di Kuta Utara Kabupaten Badung Bali. E-Journal of Tourism Udayana University. Vol.1, No. 2: 160175 (2014)
Spillane. J.J. 1987. Pariwisata Indonesia Sejarah dan Prospeknya, Yogyakarta
Yoeti.Oka.1983. Pengantar Ilmu Pariwisata, Bandung angkasa.
Yoeti,Oka.1996. Pengantar Ilmu Pariwisata, Penerbit Angkasa, Bandung.
Yoeti.Oka.2008. Perencanaan dan Pengembangan
Pariwisata, cetak kedua, PT Pradnya Pramita.
W.Veronika.Bapa 2010.Pengembangan Potensi Museum
Blewut Sebagai Daya Tari Wisata Budaya.Analisis SWOT.
195
Discussion and feedback