Jurnal Destinasi Pariwisata

p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937

Vol. 6 No 1, 2018

Pengaruh Atraksi Anjungan Tukad Melangit (Atm) Terhadap Pengembangan Desa Wisata

Jehem, Kabupaten Bangli

Ni Wayan Surya Muspita Dewi a, 1, Ida Ayu Suryasih a, 2

Abstract

Jehem Tourist Village has been designated as Tourism Village in 2015. The existence of tourist attraction Anjungan Tukad Melangit (ATM) is currently popular in the eyes of tourists who visit the Village Tourism Jehem. The purpose of this research is to know the condition of existing tourism Jehem Tourism Village and the influence of attraction Anjungan Tukad Melangit (ATM) to the development of Jehem Tourism Village.

The data used in this research is qualitative and quantitative data. Primary data source data and secondary data, data method used are: observation, interview and documentation. Informant determination technique used is purposive sampling technique.

The results of the research show that the existence of tourist attraction Anjungan Tukad Melangit (ATM) to make tourists began to visit the Village Tourism Jehem. The attraction of Anjungan Tukad Melangit (ATM) has an important influence in the development of Jehem Tourism Village. The advice given in this study is expected to conduct further research in order to provide a deeper knowledge again.

Keywords: Jehem Tourist Village, Anjungan Tukad Melangit (ATM), Visits, Influence

  • I.    PENDAHULUAN

Pengembangan 100 desa wisata di Bali merupaka n salah satu program pemerintah Bali untuk menuju konsep sustainale tourism development yang mengarah pada quality tourism di Bali. Hal ini dikarenakan Bali memiliki banyak desa-desa yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai desa wisata Pengembangan 100 desa wisata ini dapat mendorong perekonomian di kawasan pedesaan, sehingga pemerataan pembangunan lebih cepat terwujud (A rida dan Pujani; 2017) Salah satu Kabupaten di Bali yang menggenjot pengembangan desa wisata ialah Kabupaten Bangli.

Bupati Bangli telah mengeluarkan SK Nomor 9 Tahun 2015 tentang 25 desa wisata yang ada di Bangli. Salah satu desa tersebut ialah Desa Jehem. Desa Jehem merupakan salah satu desa wisata yang disebutkan dalam SK Bupati Bangli tersebut. Akan tetapi, semenjak penetapan Desa Jehem sebagai desa wisata pengembangan pariwisata di Desa Jehem masih belum berjalan secara efektif. Hal ini bisa dilihat dari tidak adanya badan/organisasi khusus seperti pokdarwis yang mengelola pengembangan pariwisata di Desa Jehem. Selain itu, belum adanya terdapat atraksi wisata yang berada di Desa Jehem sehingga kunjungan wisatawan belum terlihat di Desa Jehem.

Namun, tahun 2016 ada seorang warga Desa Jehem bernama Wayan Lendra yang berinisiatif memanfaatkan lahan kebun pribadinya untuk membangun sebuah atraksi wisata di Desa Jehem. Atraksi tersebut ialah Anjungan Tukad Melangit (ATM).

Anjungan Tukad Melangit (ATM) merupakan atraksi wisata baru di Desa Jehem yang menawarkan panorama keindahan lembah tukad melangit jehem. Anjungan Tukad Melangit (ATM) ini berbentuk panggung yang dibuat mencolok ke dalam jurang. Seperti pada gambar 1 berikut ini:

Gambar 1. Atraksi Anjungan Tukad

Melangit (ATM)

Seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat dan maju menjadikan atraksi Anjungan Tukad Melangit (ATM) mulai mudah diketahui oleh banyak wisatawan domestik maupun mancanegara. Sehingga wisatawan

Vol. 6 No 1, 2018

mulai datang berkunjung ke atraksi Anjungan Tukad Melangit (ATM) di Desa Wisata Jehem Hal ini menjadikan atraksi wisata Anjungan Tukad Melangit (ATM) memiliki pengaruh terhadap pariwisata di Desa Jehem. Untuk mengetahui pengaruh atraksi wisata Anjungan Tukad Melangit (ATM), maka menarik dilakukannya penelitian mengenai kondisi eksisting pariwisata Desa Jehem dan pengaruh atraksi wisata Anjungan Tukad Melangit (ATM) terhadap pengembangan Desa Wisata Jehem.

  • II.    KEPUSTAKAAN

    • 2.1    Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang menjadi acuan adalah penelitian yang dilakukan oleh Okayana dan Suryasih(2015) dengan judul “Identifikasi Potensi Pasiraman Pura Dalem Pingit Lan Pura Kusti Di Desa Sebatu, Gianyar Sebagai Wisata Spiritual”. Penelitian ini menjelaskan tentang potensi fisik dan non fisik yang dimiliki di Pasiraman Pura Dalem Pingit Lan Pura Kusti di Desa Sebatu serta tanggapan masyarakat mengenai pengembangan pariwisata di lokasi ini.

Penelitian selanjutnya yang menjadi acuan adalah penelitian yang dilakukan oleh Wigantara dan Suryasih (2014) dengan judul “Peranan Desa Adat Pecatu Dalam Pelestarian Daya Tarik Wisata Pura Uluwatu Di Kabupaten Badung”. Penelitian ini menjelaskan tentang lembaga-lembaga yang ada di Desa Adat Pecatu memiliki peranan yang penting seperti pelestarian. Pelestarian yang dimaksud ialah atraksi, aksesbilitas, fasilitas, dan dalam pengembangan Tourist Organization.

Penelitian selanjutnya yang menjadi acuan adalah penelitian yang dilakukan oleh Arida dan Pujani (2017) dengan judul “Kajian Penyusunan Kriteria-Kriteria Desa Wisata Sebagai Instrumen Dasar Dalam Pengembangan Desa Wisata”. Penelitian ini menjelaskan tentang proses pemverifikasian desa wisata dengan menggunakan instrument criteria desa wisata dengan berlokasi di sembilan desa-desa yang ada di Kabupaten Gianyar.

Penelitian selanjutnya yang menjadi acuan adalah penelitian yang dilakukan oleh Amerta (2017) dengan judul “The Role Of Tourism Stakeholders At Jasri Tourism Village

Development, Karangasem Regency” Penelitian ini menjelaskan tentang peran dari para stakeholder di Desa Wisata Jasri dalam pengembangan pariwisata di desa tersebut.

  • 2.2    Deskripsi Konsep Analisis

  • 1.    POTENSI WISATA

Potensi wisata dapat dibagi dua, yaitu potensi fisik dan potensi nonfisik (Damardjati, 2001). Potensi fisik adalah potensi yang berwujud dan dapat dirasakan oleh panca indra Sedangkan potensi      non-fisik

merupakan potensi yang tidak berwujud dan tidak dapat dirasakan oleh panca indra.

  • 2.    KOMPONEN       PENUNJANG

    KEPARIWISATAAN

Daerah tujuan wisata harus didukung empat komponen utama yang dikenal dengan istilah “4A” (Cooper et al:     1993), yaitu Attraction,

Accessibilities, Ancillary, dan Amenities. Uraian dari masing-masing komponen tersebut ialah:

  • a.    Attraction

Atraksi wisata merupakan daya tarik wisata yang terdapat pada suatu kawasan pariwisata, baik alam yang menarik maupun kebudayaan daerah.

  • b.    Accessibilities

Akses berkaitan dengan apa saja yang dapat dimanfaatkan wisatawan untuk mengunjungi suatu daya tarik wisata, dan juga berkaitan dengan kondisi akses tersebut.

  • c.    Ancillary

Pengelolaan atraksi wisata juga diperlukan              organisasi

kepariwisataan yang dapat menunjang pengelolaan tersebut. d. Amenities

Dalam pengelolaan suatu daya tarik wisata tidak terlepas dari , adanya fasilitas pendukung, baik akomodasi, restoran atau yang lainnya yang dapat menunjang keberadaan suatu daya tarik wisata.

  • 3.    DESA WISATA

Desa wisata merupakan suatu bentuk integrasi antara atraksi,

Vol. 6 No 1, 2018

akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku dimana wisatawan dapat tinggal di dalam atau dekat dengan desa tersebut untuk mempelajari dan menikmati kehidupan di desa tersebut.

  • 4.    RESPON MASYARAKAT LOKAL

Terdapat sebuah model yang dikenal dengan model stimulus respon Model ini menekankan keutamaan peristiwa eksternal yakni tindakan manusia dilihat sebagai respon terhadap rangsangan yang terjadi di dunia luar. Tindakan manusia dapat sekaligus disengaja dan kreatif, dimana aktor memperhitungkan, mengenal, menilai, dan memutuskan pilihan dari berbagai alternatif tindakan yang ada (Blumer dalam Ritzer; 2010).

  • 5.    PENGARUH

Pengaruh adalah kekuatan yang muncul dalam suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya (Surakhmad; 1982)

  • III.    METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Anjungan Tukad Melangit yang berlokasi di lembah Tukad Melangit yang bertempat di Banjar Antugan, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali.

Ruang lingkup penelitian ini adalah potensi wisata, accessibilities, ancillary, amenities, kunjungan wisatawan, dan respon masyarakat terhadap penetapan Desa Wisata Jehem serta pengaruh atraksi wisata Anjungan Tukad Melangit (ATM) terhadap pengembangan Desa Wista Jehem.

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Sumber data dalam penelitian menurut Moleong (2005) meliputi data primer dan data sekunder.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara tidak terstruktur menurut Sugiyono (2010), dan dokumen. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, Bungin (2007).

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah penelitian ini dimulai dengan pengumpulan data yang masih secara umum kemudian dengan menggunakan teknik reduksi data yang merupakan tahap analisisi data yang dilakukan dengan memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya. Teknik penyajian data dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan dan menggambarkan hasil penelitian. Teknik conclusion drawing digunakan untuk penarikan kesimpulan, simpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara (Sugiyono; 2010).

  • IV.    HASIL DAN PEMBAHASAN

  • 4.1.    Kondisi Eksisting Pariwisata Desa

    Wisata Jehem

    • 4.1.1.    Potensi Wisata di Desa Wisata Jehem Berikut Potensi yang ada di Desa Wisata Jehem sebagai desa wisata:

  • 1.    Atraksi Wisata Anjungan Tukad Melangit (ATM)

Anjungan Tukad Melangit merupakan atraksi yang ada di Desa Wisata Jehem dan berdiri pada tahun 2016. Anjungan ini berada di Desa Jehem, Banjar Antugan tepatnya dilahan pribadi milik Wayan Lendra yang merupakan masyarakat lokal dari Desa Jehem. Pada awalnya lokasi Anjungan Tukad Melangit ini hanyalah sekedar tempat kumpul-kumpul dan posko bagi pemuda-pemudi setempat dan awalnya bukan untuk pariwisata. Namun saat itu, salah satu orang disana iseng foto-foto dilokasi Anjungan Tukad Melangit, kemudian mengunggahnya ke media sosial Sejak saat itulah, Anjungan Tukad Melangit mulai ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Dari keisengan inilah membawa Anjungan Tukad Melangit lebih dikenal lagi oleh orang-orang.

Kemudian mulailah anjungan ini diperkuat dan ditambahkan beberapa infrastruktur penunjang lainnya. Atraksi Anjungan Tukad Melangit (ATM) memiliki daya tarik sendiri, yaitu dibangunnya sebuah anjungan yang dimana wisatawan bisa menikmati panorama lembah Melangit Anjungan ini terbuat dari bambu yang dibuat mencolok sekitar lima meter ke dalam jurang dan besi-besi sebagai penyangganya serta berkapasitas hingga 230 orang. Dibawah anjungan terdapat

Vol. 6 No 1, 2018

penyangga berupa besi yang dilapisi semen agar anjungan bisa berdiri dengan kokoh dan disini jumlah anjungan sebanyak 3 buah. Disetiap anjungan berisikan tanda atau peringatan tentang kapasitas yang muat di setiap anjungan dan larangan-larangan yang tidak boleh dilakukan selama di anjungan, demi menjaga keselamatan dan kenyamanan wisatawan.

Inilah yang membuat para wisatawan tertarik untuk berfoto ria maupun selfie di lokasi ini dengan panorama lembah Tukad Melangit yang indah dan suasana yang sejuk.

Atraksi wisata Anjungan Tukad Melangit (ATM) sudah banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Kunjungan wisatawan yang paling banyak berkunjung disini adalah pengunjung lokal yang rata-rata berasal dari Kota Denpasar dan kebanyakan terdiri dari anak-anak muda. Disamping itu, para pejabat dan pemerintah pernah berkunjung kesini.

Pengelolaan atraksi wisata Anjungan Tukad Melangit dilakukan sendiri tanpa ada kerjasama dengan pemerintah maupun pelaku pariwisata lainnya. Yang dimana pegawai-pegawai yang ada di Anjungan Tukad Melangit merupakan saudara-saudara dari keluarga Pak Wayan Lendra sendiri. Hal tersebut diungkapkan oleh pemilik daya tarik wisata Anjungan Tukad Melangit (ATM) sebagai berikut:

“Kalau untuk pengelolaan masih saya sendiri yang mengelola dan untuk awal saya hanya menggunakan keluarga untuk membantu mengelolanya, yang berjumlah 3 orang dan rumah saudara-saudara saya berada tepat disebelah Anjungan Tukad Melangit. Nanti kalau sudah besar, baru saya merekrut orang-orang dari luar” (Wayan Lendra, Pemilik daya tarik wisata Anjungan Tukad Melangit, 6 Mei 2017) 2. Lahan Persawahan

Luas area dari keseluruhan wilayah Desa Wisata Jehem adalah sebesar 212 Ha Jika ditinjau secara mendalam, lahan persawahan Desa Wisata Jehem potensi alam yang sangat menarik untuk dikembangkan, karena mayoritas wisatawan yang datang ke sebuah desa wisata adalah karena ingin menikmati

pemandangan alamnya seperti gunung-gunung dan lahan persawahan yang terbentang hijau yang akan memberikan kekhasan suatu desa bagi wisatawan.

Melalui lahan persawahan yang luas seperti yang terdapat di Desa Wisata Jehem ini, akan mencirikan sebuah desa yang alami dengan pemandangan sawah dan orang-orangnya yang menanam padi, memanen padi, dan membajak sawah. Hal-hal seperti inilah yang akan dicari wisatawan, karena terdapat keunikan tersendiri bagi yang melihatnya. Dan bagi para wisatawan hal-hal seperti di atas dapat dilakukan dengan menggunakan tracking kecil melewati lahan persawahan yang ada. 3. Panorama Lembah Melangit

Potensi alam yang lain dimiliki oleh Desa Jehem sebagai desa wisata adalah keindahan panorama lembah melangit yang dimiliki. Keindahan panorama lembah ini diselimuti oleh tumbuhan-tumbuhan hijau dan dibawah lembah terdapat sungai yang bernama Tukad Melangit. Keindahan alam yang disajikan di panorama lembah Melangit ini dapat merileksasikan mata dan pikiran saat melihatnya.

  • 4.    Candi Tebing Jehem

Potensi lain yang ada di Desa Wisata Jehem yaitu Candi Tebing berada di Dusun/ Banjar Jehem Kaja yang berdekatan dengan Pura Masceti. Lokasi Candi Tebing sebelum lepas dari dinding tebing padas, kurang lebih 10 meter arah sebelah timur dari posisi saat ini di Sungai Melangit.

Deskripsi dari Candi Tebing adalah tebal pada pahatan relief dan yang terlihat hanya bagian badan dan atap. Bagian atap dari candi berbentuk stupa dan pada bagian atap terdapat pahatan yang berupa dua buah menara sudut sebuah altar. Bentuk bagian badan berbentuk persegi, terdapat dua relief manusia dipahatkan di kanan dan kiri. Relief yang dipahatkan menyerupai seorang pendeta. Kondisi yang kurang bagus di candi ini menjadikan sulit untuk mengetahui lebih detail mengenai tokoh yang dipahat pada bagian badan Candi Tebing. Pnegelolaan situs ini dikelola oleh BPCB Gianyar (Balai Pelestarian Cagar Budaya Gianyar) dengan juru pelihara situs bapak Nengah Diarta.

  • 5.    Candi Tebing Gredeg

Vol. 6 No 1, 2018

Candi Gredeg berada di Dusun/ canjar Tambahan Kelod, Desa Jehem. Candi Gredeg ditemukan pada tahun 1980 oleh masyarakat. Terdapat mata air dekat candi yang saat ini dijadikan Beji yang bernama Beji Pesiraman Gredeg. Sebelah timur terdapat sungai besar yang bernama Sungai Yeh Bubuh. Status kepemilikan tidak ada pemilik dan dikelola oleh BPCB Gianyar (Balai Pelestarian Cagar Budaya Gianyar) dengan juru pelihara situs bapak Dewa Agung Made Tirta. Candi Gredeg memiliki deskripsi yaitu terdiri dari tiga bagian, bagian kaki (sudah hilang), bagian badan, dan bagian atap (sudah hilang).

  • 6.    Kerajinan Mayarakat

Selain mata pencaharian sebagai petani, masyarakat Desa Jehem juga memiliki mata pencaharian sebagai pengrajin. Kerajinan yang dikerjakan oleh masyarakat disini adalah Sanggah, Dupa Dubali, Soksokan, Bokoran, dan Sokpulas.

  • 4.1.2.    Accessibilities di Desa Wisata Jehem

Akses menuju Desa Wisata Jehem mudah dijangkau dengan jarak tempuh dari Kota Denpasar ke Desa Wisata Jehem berjarak 45km dengan waktu tempuh 1 jam 30 menit. Akses jalan yang bagus di Desa Wisata Jehem memudahkan para wisatawan untuk melakukan kunjungan dan kegiatan wisata di Desa Wisata Jehem.

  • 4.1.3.    Ancillary di Desa Wisata Jehem

Desa Wisata dalam pengembangannya agar menjadi lebih efektif, diperlukannya kelembagaan atau organisasi khusus yang mengelola dalam pengembangannya Pengelolaan-pengelolaan dengan tepat akan menjadikan dasar sebagai pendorong pengembangan desa wisata yang efektif dan berkelanjutan. Desa Wisata Jehem dalam pengelolaannya belum ada badan khusus atau organisasi khusus dalam mengelola Desa Wisata Jehem seperti lembaga pariwisata Pokdarwis. Desa Wisata Jehem hanya dibiarkan berkembang dengan sendirinya tanpa dikelola oleh pemerintah maupun tokoh-tokoh elite lainnya. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Desa Jehem sebagai berikut:

“Untuk pengelolaan kami pihak Desa tidak ada membentuk suatu badan atau organisasi khusus untuk mengurus Desa Wisata Jehem, kami hanya membiarkannya berkembang

dengan sendirinya.” (Ida Bagus Made Rencana, Kepala Desa Jehem, 8 Mei 2017)

  • 4.1.4.    Amenities di Desa Wisata Jehem

Akomodasi penunjang pariwisata seperti penginapan dan restoran masih belum teesedia di Desa Wisata Jehem. Wisatawan yang melakukan kunjungan di Desa Wisata Jehem menginap di luar Desa Wisata Jehem.

  • 4.1.5.    Kunjungan Wisatawan di Desa Wisata Jehem

Kunjungan wisatawan ke Desa Wisata Jehem saat ini sudah mulai dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara Kunjungan wisatawan ke Desa Wisata Jehem hanya sebatas melakukan kunjungan di satu atraksi wisata yang ada di Desa Wisata Jehem Atraksi tersebut ialah atraksi Anjungan Tukad Melangit (ATM). Dengan perkiraan jumlah kunjungan dari bulan Agustus 2016 – April 2017 sebesar 35.650 orang.

  • 4.1.6.    Respon Masyarakat Lokal

Penelitian ini menemukan bahwa masyarakat lokal menyambut baik tentang penetapan Desa Jehem menjadi desa wisata Walaupun pengembangan pariwisata di Desa Jehem masih belum ada. Masyarakat Desa Jehem belum menyadari bahwa Desa Jehem telah ditetapkan sebagai Desa Wisata Kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat tentang Desa Wisata Jehem, menjadikan masyarakat kurang bisa mengelola potensi-potensi wisata yang dimiliki. Walaupun masih ada beberapa masyarakat yang ada di Desa Jehem telah mengetahui bahwa desanya telah ditetapkan menjadi desa wisata.

Masyarakat Desa Jehem memiliki respon yang baik terhadap wisatawan yang datang berkunjung, baik itu wisatawan mancanegara maupun lokal di Desa Wisata Jehem. Hal ini disebabkan oleh dasar dari orang-orang Bali yang memang senang akan kedatangan orang asing dan senang melakukan komunikasi walau hanya sekedar menyapa dengan orang asing.

  • 4.2.    Pengaruh Atraksi Anjungan Tukad Melangit (ATM) terhadap Pengembangan Desa Wisata Jehem

Desa Wisata Jehem memiliki unsur-unsur desa wisata yang membuat Desa Wisata Jehem cocok untuk terus dikembangkan Pengembangan Desa Wisata Jehem tidak terlepas dari keterlibatan atraksi wisata

Vol. 6 No 1, 2018

Anjungan Tukad Melangit (ATM). Atraksi wisata Anjungan Tukad Melangit memiliki pengaruh yang penting dalam pengembangan Desa Wisata Jehem. Hal ini, dilihat sebagai berikut:

  • 1.    Popularitas Desa Wisata Jehem

Atraksi wisata Anjungan Tukad Melangit (ATM) saat ini sedang popular di mata wisatawan, baik itu lokal maupun mancanegara. Dengan kepopuleran ini, atraksi wisata Anjungan Tukad Melangit (ATM) memiliki pengaruh yang penting dalam meningkatkan kepopuleran Desa Wisata Jehem. Promosi pemasaran yang dilakukan oleh atraksi wisata Anjungan Tukad Melangit (ATM) ini membuat Desa Wisata Jehem semakin diketahui keberadaannya.

Promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola atraksi Anjungan Tukad Melangit adalah penyebaran melalui mulut ke mulut serta media sosial. Promosi ini menjadikan atraksi Anjungan Tukad Melangit (ATM) menjadi lebih dikenal oleh para wisatawan Sehingga hal ini menjadikan keberadaan Desa Wisata Jehem menjadi lebih diketahui dikarenakan atraksi wisata Anjungan Tukad Melangit berada di kawasan Desa Wisata Jehem.

  • 2.    Kunjungan

Sebelum di bangunnya atraksi wisata Anjungan Tukad Melangit (ATM), kunjungan wisatawan ke Desa Wisata Jehem masih belum ada. Namun, setelah dibuatnya atraksi Anjungan Tukad Melangit (ATM) wisatawan mulai melakukan kunjungan wisata di atraksi wisata Anjungan Tukad Melangit (ATM). Dari data jumlah kunjungan wisatawan di atas dapat dilihat bahwa Atraksi Anjungan Tukad Melangit (ATM) memberikan pengaruh yang besar terhadap kunjungan wisatawan di Desa Wisata Jehem.

  • 3.    Ekonomi

Atraksi wisata Anjungan Tukad Melangit (ATM) juga memberikan kontribusi ekonomi pada pihak desa Kontribusi yang diberikan oleh daya tarik wisata Anjungan Tukad Melangit berupa dana untuk kepentingan masyarakat lokal lainnya. Kontribusi dana ini diberikan kepada pihak Desa Pakraman. Desa Pakraman mendapatkan dana sebesar 5

dari penghasilan yang diperoleh dari atraksi wisata Anjungan Tukad Melangit (ATM) setiap bulannya. Dana yang diberikan untuk keperluan upacara keagamaan yang akan diselenggarakan oleh desa setempat. Hal ini dapat membantu keringanan pada masyarakat lokal dalam upacara-upacara keagamaan yang akan diselenggarakan.

  • 4.    Lingkungan

Pengaruh dari atraksi wisata Anjungan Tukad Melangit (ATM) juga memberikan dampak pada penataan lingkungan di Desa Wisata Jehem. Penataan lingkungan yang tertata rapi hanya berada di kawasan atraksi wisata Anjungan Tukad Melangit (ATM). Sebelum dibuatnya atraksi Anjungan Tukad Melangit (ATM), dikawasan ini masih belum tertata dengan rapi seperti dengan keadaan yang sekarang yang sudah ramai dikunjungi wisatawan. Dari pemaparan di atas dapat dilihat bahwa atraksi wisata Anjungan Tukad Melangit (ATM) memiliki pengaruh yang penting terhadap pengembangan Desa Wisata Jehem. Hal ini, mengingat atraksi Anjungan Tukad Melangit (ATM) ini dikelola oleh individu bukan institusi dari Desa Jehemsehingga pengaruh yang diakibatkan dari atraksi wisata Anjungan Tukad Melangit (ATM) tidak memberikan pengaruh pada masyarakat lokal lainnya yang berada di kawasan Desa Jehem. Hal ini terlihat dari belum munculnya produk-produk wisata lainnya di kawasan Desa Wisata Jehem. Melihat hal ini, masyarakat lokal lainnya kurang memiliki kesadaran dalam mengelola potensi yang dimiliki oleh Desa Wisata Jehem untuk menciptakan suatu produk baru meskipun sudah terdapat seorang individu yang memanfaatkan potensi yang dimiliki dengan membangun atraksi Anjungan Tukad Melangit (ATM). Kurangnya kesadaran masyarakat lokal menunjukan masyarakat lokal masih belum merespon pengembangan pariwisata di Desa Wisata Jehem dan kurangnya kesadaran dalam membangun desa wisata menjadi lebih efektif.

  • V. PENUTUP

  • 5.1.    Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa Desa Wisata Jehem ditetapkan sebagai desa wisata pada tahun 2015. Dengan potensi yang dimiliki yaitu, Atraksi Wisata Anjungan Tukad Melangit

Vol. 6 No 1, 2018

(ATM), Candi Tebing Jehem, Candi Tebing Gredeg, Lahan Persawahan, Panorama Lembah Melangit, dan Kerajinan Mayarakat. Akses menuju Desa Wisata Jehem juga sangat mudah dijangkau. Sedangkan lembaga ataupun akomodasi penunjang pariwisata seperti penginapan masih belum ada dan belum tersedia di Desa Wisata Jehem. Untuk kunjungan, wisatawan mulai berkunjung ke Desa Wisata Jehem semenjak daya tarik wisata Anjungan Tukad Melangit didirikan dan kunjungan hanya sebatas di lingkungan daya tarik wisata Anjungan Tukad Melangit (ATM) Serta masyarakat masih belum memiliki kesadaran akan pariwisata di Desa Wisata Jehem. Selain itu, kedatangan wisatawan di Desa Wisata jehem disambut baik oleh masyarakat lokal.

Pengaruh atraksi wisata Anjungan Tukad Melangit (ATM) terhadap pengembangan Desa Wisata Jehem sangatlah penting, yaitu meningkatkan kepopularitas Desa Wisata Jehem, mendatangkan kunjungan wisatawan, ekonomi dan lingkungan. Dengan pengaruh yang diakibatkan dari atraksi wisata Anjungan Tukad Melangit (ATM), masyarakat lokal lainnya masih belum merespon pengembangan desa wisata dalam memanfaatkan potensi yang ada di kawasan Desa Wisata Jehem. Meskipun sudah terdapat individu yang telah memanfaatkan potensi yang dimiliki Desa Wisata Jehem dengan membangun atraksi Anjungan Tukad Melangit (ATM).

  • 5.2.    Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, ada beberapa rekomendasi yang dapat disarankan, yaitu:

  • 1.    Dalam pengembangan Desa Wisata Jehem, perlunya dibentuk organisasi khusus seperti pokdarwis agar pengembangan Desa Wisata Jehem lebih efektif dan terarah.

  • 2.    Perangkat desa perlu melakukan langkah-langkah yang lebih aktif dalam pengembangan desa wisata seperti memberikan sosialisasi yang lebih mendalam ke masyarakat lokal.

  • 3.    Dalam pengelolaan daya tarik wisata Anjungan Tukad Melangit, pihak pengelola harus lebih melibatkan masyarakat lokal yang

ada di Desa Jehem. Agar masyarakat       lokal       juga

mendapatkan    manfaat    dan

keuntungan dari daya tarik wisata Anjungan Tukad Melangit.

  • 4.    Pihak pengelola atraksi Anjungan Tukad Melangit perlu mengadakan kerjasama dengan pihak desa juga dan masyarakat lokal lainnya, agar bisa berimbas ke yang lainnya dalam pengelolaan potensi wisata yang ada di Desa Wisata jehem.

  • 5.    Perlunya kerjasama dengan pelaku pariwisata lainnya dalam mengembangkan Desa Wisata Jehem, agar Desa Wisata Jehem lebih dikenal lagi.

  • 6.    Serta perlu diadakannya penelitian lanjutan yang mendalam tentang Desa Wisata agar dapat melakukan strategi pengembangan Desa Wisata Jehem yang tepat serta mampu menjadikan Desa Wisata Jehem menjadi desa wisata seperti yang diharapakan.

DAFTAR PUSTAKA

Amerta, I Made Suntasha. 2017. “The Role of Tourism Stakeholders at Jasri Tourism Village Development, Karangasem Regency”. International Journal of Social Sciences and Humanities. Vol. 1 No. 2. Pages: 20-28.

Arida, I Nyoman Sukma. Pujani, LP Kerti. 2017. “Kajian Penyusunan Kriteria-Kriteria Desa Wisata Sebagai Instrumen Dasar Pengembangan Desa Wisata”. Jurnal Destinasi Pariwisata. Vol 16 No 2.

Bungin, Burhan. H.M. 2007. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial. Jakarta: Kencana Prenama Media Group.

Cooper et. al. 1993. Tourism Principles & Practice. England : Longman Group Limited.

Damardjati, RS. 2001. Istilah-Istilah Dunia Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita.

Moleong. 2005. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Okayana, I Gusti Agung Putu Agus. Suryasih, Ida Ayu. 2015. “Identifikasi Potensi Pasiraman Pura Dalem Pingit Lan Pura Kusti Di Desa Sebatu, Gianyar Sebagai Wisata Spiritual”. Jurnal Destinasi Pariwisata. Vol. 3 No. 2. 1-5.

Pitana, I Gede dan I Nyoman Darma Putra. 2010. Pariwisata Pro-rakyat Meretas Jalan Mengentaskan Kemiskinan di Indonesia. Jakarta: Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.

Vol. 6 No 1, 2018

Ritzer, George. 2010. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: Rajawali Perss.

Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi Baru, Rajawali Pers Jakarta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Alfabeta. Bandung

Surakhmad, Winarno. 1982. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar, Dasra dan Teknik Metodologi Pengajaran. Bandung: Tarsito.

Wigantara, Agus. Suryasih Ida Ayu. 2014. "Peranan Desa Adat Pecatu Dalam Pelestarian Daya Tarik Wisata

Pura Uluwatu Di Kabupaten Badung". Jurnal Destinasi Pariwisata. Vol. 2 No. 2. 86-97.

Sumber lain:

http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbali/2015/09/0 8/seni-pahat-tebing-padas-di-desa-jehem-bangli/ (diakses pada tanggal 14 Mei 2017 pukul 16.10)

99