Jurnal Destinasi Pariwisata                                             p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937

Vol. 5 No 2, 2018

Strategi Pengelolaan Air Terjun Peng Empu Sebagai Daya Tarik Wisata Alam di Desa Cau

Belayu, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan

Ni Luh Putu Mita Dewi Diantasari a, 1, Ida Bagus Suryawan a, 2

1luhputumita20@gmail.com, 2idabagussuryawan@unud.ac.id

a program studi s1 destinasi pariwisata, fakultas pariwisata,universitas udayana, jl. dr. r. goris, denpasar, bali 80232 indonesia

Abstract

The research of management strategy of Peng Empu Waterfall tourism attraction held in Cau Belayu Village, Marga District, Tabanan Regency. The objective of this research is to know the perception of community and tourist about the management Peng Empu Waterfall tourism attraction and to know the management then been analized with SWOT. The data that used on this research are the general condition of Cau Belayu Village, the potensial of Peng Empu Waterfall. Data collecting technique done by observation, interview, and bibliography study.

Peng Empu Waterfall tourism object have potential attraction to attractive tourist enthusiasm. There are a waterfall with 25 meters height approximately. That caused the surrounding of waterfall is cool and fresh, beside of that the panorama around waterfall like unifilation of natural forest and a long of pathway there are a lot of plantation of the community that coolies along of the pathway to the waterfall, so the tourism issue of this period go along direct to “back to nature” issue have big opportunity to get the market from the eco tourism. Due the SWOT there are fundamental problem on the management of Peng Empu Waterfall tourism attraction : the problem of the management object, the problem of the continuation of natural environment, the problem of the human resources, the limited of the information media to the tourist and availability medium supporting tourist at the tourism object.

With the approach and the analized, it have determined the vision of the management is the Peng Empu Waterfall tourism attraction still maintain natural preservation and to explore the community. The management vision is to use all the potencies and to keep natural preservation have benefit to increase the local comunity income and also regency income.

Keywords: Management of Strategy, Peng Empu Waterfall

  • I.    PENDAHULUAN

Pulau Bali merupakan merupakan daerah tujuan wisata yang secara geografis letaknya sangat strategis, berada di tengah-tengah wilayah Indonesia. Bali merupakan daerah yang sangat subur untuk pertanian dan sekaligus mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan sebagai daerah pariwisata. Keberhasilan ini telah terbukti dengan diselengarakannya konferensi antarnegara di dunia untuk membahas tentang pemanasan global (global warming) yang dipilih Bali sebagai tuan rumah. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan juga mengalami peningkatan di Tahun 2008 dengan prosentase peningkatan 16,33 dengan adanya program Visit Indonesia Year 2008 yang menampilkan berbagai atraksi wisata, namun pada tahun 2011 terjadi krisis global yang membuat indeks pasar finansial dunia menurun. Hal tersebut berpengaruh kembali terhadap kunjungan wisatawan mancanegara menjadi fluktuatif (satriawan, 2009).

Kabupaten Tabanan memiliki potensi pariwisata yang sangat beragam dan spesifik baik berupa potensi alam maupun potensi budaya. Wujud dari potensi alam berupa lahan

pertanian, perkebunan, hutan, laut, serta konservasi sumber daya alam dengan keragaman ekosistemnya yang khas. Namun dari semua potensi tersebut belum semuanya di kelola dengan baik. Terlihat dari kurangnya informasi yang di dapat mengenai daya tarik wisata di Kabupaten Tabanan yang terkait dengan kurangnya sistem promosi. (satriawan, 2009).

Salah satu yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Daya Tarik Wisata Wisata Air Terjun Peng Empu yang berlokasi di Desa Cau Belayu, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan dengan jarak tempuh ± 21 Km pada jurusan Denpasar-Bedugul, yang dapat di tempuh kurang lebih 45 menit. Air terjun ini memiliki ketinggian ± 25 meter dengan kejernihan air masih alami yang berasal dari sumber mata air persawahan yang di rembes oleh tanah dengan debit air yang cukup deras karena dipakai oleh Masyarakat Desa Cau Belayu untuk pengairan. Pemandangan alam yang pada Air Terjun Peng Empu sangat unik yakni dikelilingi oleh hutan-hutan yang masih alamai dan tebing-tebing yang menjulang tinggi ditambah dengan suara gemericik air yang jatuh kesungai yang menambah keasrian daya tarik ini.

Sistem promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola yang masih lemah hanya mengandalkan pemasangan papan nama dipinggir jalan desa dan informasi dari mulut ke mulut, namun belum terdapat brosur yang dicetak, selain itu sarana pendukung yang belum cukup baik, seperti perbaikan areal parkir dimana tempat parkir tersebut masih memadai sehingga pengunjung yang datang ke daya tarik memarkirkan motornya ridak pada tempatnya yang terkesan terlihat tidak rapi. Sistem yang diterapkan oleh pihak pengelola daya tarik wisata Air Terjun Peng Empu selama ini kurang memperhatikan prinsip-prinsip yang terkandung dalam manajemen suatu daya tarik, karena dalam kegiaatan operasionalnya pekerjaan pada sub-sub bidang tertentu tidak jelas disebabkan pengorganisasian yang kurang baik dan pengawasan yang kurang intensif didalam mendukung pengelolaan daya tarik.

Sehubungan hal tersebut Air Terjun Peng Empu sebagai daya tarik wisata alam perlu dipertahankan menjadi daya tarik wisata alam sehingga diperlukan adanya upaya pelestarian di dalam pengelolaannya serta keterlibatan masyarakat lokal didalam memahami maupun menerapkan hakekat sapta pesona didalam mendukung pengembangan pariwisata di sekitar Daya tarik Wisata Air Terjun Peng Empu. Melihat kondisi tersebut di Daya tarik Wisata Air Terjun Peng Empu diperlukan sistem pengelolaan yang lebih baik sehingga diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan. Disamping itu, berkembangnya daya tarik wisata Air Terjun Peng Empu sebagai daya tarik wisata alam diharapkan bisa memberikan pengaruh positif bagi masyarakat sekitar, seperti dibukanya lapangan kerja baru untuk peningkatan pendapatan serta melestarikan konservasi alam, mekanisme penelitian ini mengkaji tentang pengelolaan yang tepat bagi pengelola untuk mengelola Daya Tarik Wisata Air Terjun Peng Empu agar jumlah kunjungan wisatawan dapat ditingkatkan, sehingga kegiatan pariwisata dapat berkembang dan memberikan manfaat dan keuntungan bagi semua pihak baik pengelola, wisatawan maupun masyarakat sekitarnya. Mengelola hal yang penting untuk merumuskan strategi pengelolaan Air Terjun Peng Empu sebagai daya tarik wisata dengan tetap mengacu pada upaya pelestarian alamnya. Tujuan penelitian adalah untuk merumuskan

strategi pengelolaan Air Terjun Peng Empu sebagai daya tarik wisata alam dengan tetap mengacu pada upaya pelestarian.

  • II.    TINJAUAN PUSTAKA

Pada bagian ini akan diuraikan beberapa penelitian yang mempunyai keterkaitan dengan penelitian yang diangkat sebagai perbandingan, yaitu dalam penelitian yang diangkat oleh I Nyoman Agus Swadarma (2003) yang berjudul “Pengembangan Potensi Air Terjun Les Sebagai Daya tarik Wisata Alam di Desa Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng. Penelitian serupa yang diangkat oleh Ida Bagus Suryawan (2013) yang berjudul “Pengelolaan Potensi Ekowisata Di Desa Cau Belayu Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan.

  • a.    Tinjauan Tentang Strategi Pengelolaan

Krause (2004) dalam Buku Perang Bisnis: Strategi menaklukan Pasar dengan Prinsip SUN Tzu menyebutkan bahwa strategi bermakna rencana tingkat atas dan berjangka panjang yang mempengaruhi seluruh organisasi. Dengan strategi kita melihat arah secara umum dan mampu menentukan pilihan metode dan taktik kita untuk mencapai tujuan jangka panjang.

  • b.    Tinjauan Pengelolaan

Pengelolaan suatu daya tarik wisata tidak bisa lepas dari unsur-unsur manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengerakan, dan pengawasan (Handoko, 1994). Penjabaran lebih lanjut adalah sebagai berikut. 1. Perencanaan (Planning) 2. Pengorganisasian (organizing) 3. Penggerakan (directing) 4. Pengawasan (controling) c. Tinjauan Daya Tarik Wisata

Yoeti, (1993:160–162) menyatakan bahwa daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang mau berkunjung. Adapun hal-hal tersebut antara lain sebagai berikut:

Benda-benda yang tersedia di alam (natural amenities), berupa iklim, bentuk-bentuk pemandangan alam, flora, fauna hutan belukar, sumber air mineral, dan pusat-pusat kesehatan seperti sumber air panas.

  • b.    Hasil ciptaan manusia (non made supply), berupa peninggalan sejarah, kebudayaan dan keagamaan.

  • c.    Tata cara kehidupan masyarakat (the way of life), berupa adat istiadat atau kebiasaan hidup bermasyarakat.

  • III.    METODE

Penelitian ini berlokasi di Air Terjun Peng Empu di Desa Cau Belayu, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Lokasi penelitian dapat ditempuh dengan jarak ±21 Km pada jurusan Denpasar-Bedugul, yang dapat di tempuh kurang lebih 45 menit. Data Kualitatif berupa data deskriptif yang diperoleh dari informan, misalnya keadaan Desa Cau Belayu, potensi daya tarik, persepsi masyarakat dan wisatawan terhadap pengelolaan Daya Tarik Wisata Air Terjun Peng Empu. Data Kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka yang dapat dihitung seperti jumlah kunjungan wisatawan dan jumlah penduduk Desa Cau Belayu. Data Primer yaitu data yang langsung dikumpulkan peneliti di lokasi penelitian seperti potensi daya tarik, persepsi wisatawan dan masyarakat terhadap pengelolaan Daya Tarik Wisata Air Terjun Peng Empu serta strategi pengelolaan Daya Tarik Wisata Air Terjun Peng Empu. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh bukan dari pihak pertama melainkan dari pihak tertentu seperti dari institusi-institusi atau sumber yang terkait misalnya data statistic kunjungungan wisatawan ke Bali, kunjungan wisatawan ke Kabupaten Tabanan dan menuju daya tarik wisata Air Terjun Peng Empu serta gambaran umum Desa Cau Belayu. Metode Pengumpulan Data adalah dengan cara: Observasi, Wawancara, Studi Kepustakaan. Teknik Penentuan Informan menggunakan Purposive Sampling yaitu sampel di ambil dengan sengaja kepada orang atau tokoh yang diperkirakan mampu memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan. Dalam penelitian ini sampel yang dipilih yaitu masyarakat Desa Cau Belayu sebagai pengelola Daya tarik Wisata Air Terjun Peng Empu karena mereka diharapkan mengetahui seluk beluk tentang Daya Tarik Wisata Air Terjun Peng Empu serta mengetahui sistem pengelolaan yang di lakukan selama ini. Teknik Analisis Data menggunakan analisis data SWOT Menurut Rangkuti (2005), analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk

menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu; Strenght, Weakness, Opportunites dan Threats yang akan dilakukan.

  • VI. PEMBAHASAN

Visi pengelolaan Daya Tarik Wisata Air Terjun Peng Empu adalah: “Pengelolaan daya tarik wisata Air Terjun Peng Empu yang tetap mempertahankan kelestarian alam dan memberdayakan masyarakat setempat” (satriawan, 2009).

Visi ini jelas mengharapkan pengelolaan daya tarik wisata Air Terjun Peng Empu dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi lingkungan, masyarakat serta wisatawan sehingga kelestarian Daya Tarik Wisata Air Terjun Peng Empu akan tetap terjaga. Tujuan pengelolaan Daya Tarik Wisata Air Terjun Peng Empu adalah “Memanfaatkan segala potensi yang dimiliki dan menjaga kelestarian alam yang tentunya akan bermanfaat bagi peningkatan pendapat masyarakat lokal maupun pendapatan daerah (satriawan, 2009).

Perencanaan daya tarik wisata di Air Terjun Peng Empu direncanakan oleh pengelola daya tarik tersebut yang berada di bawah naungan kelihan adat Desa Cau Belayu. Perencanaan di awali dengan melakukan sangkep adat (rapat adat), kemudian merumuskan perencanaan berdasarkan hasil sangkep yang akan direncanakan di daya tarik wisata tersebut.

Pengorganisasian dari daya tarik tersebut dipimpin oleh kelihan adat atau elite desa dan banjar yang merupakan pembina dari pengelola daya tarik tersebut. Anggota pengelola terdiri dari empat banjar yang terdapat di Desa Cau Belayu dengan memberikan pembekalan tentang pedoman pengelolaan.

Penggerakan yang dilakukan oleh pengelola menjalankan jobdesk-nya sebagai penjaga parkir, penjaga loket di pos jaga, penjaga kebersihan, dan penjaga keamanan. Namun mereka masih memerlukan pendidikan dan pelatihan terutama pada bidang bahasa asing dan guiding. Pengawasan di daya tarik tersebut dilakukan oleh kelihan adat yaitu, mengoreksi semua aktifitas yang dilaksanakan di Air Terjun Peng Empu sesuai dengan yang

sudah direncanakan. SWOT merupakan pendekatan atau analisis yang dipergunakan untuk mengkaji kondisi atau keadaan daya tarik Wisata Air Terjun Peng Empu berdasarkan kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan (opportunities) dan ancaman (threats) yang dimilikinya. Dalam analisis SWOT ini mencakup faktor internal dan faktor eksternal. Berikut diuraikan pendekatan SWOT pengelolaan Daya tarik Wisata Air Terjun Peng Empu. Kekuatan (strength) dalam hal ini adalah panorama air terjun yang indah, serta keberadaan daya tarik air terjun yang relatif jauh dari pemukiman penduduk sehingga keberadaan daya tarik dapat ditonjolkan selain itu kondisi hutan disekeliling air terjun yang masih alami dan udara yang segar dan jauh dari polusi menjadi daya tarik tersendiri. Wisatawan dapat melakukan kegiatan berfoto, beristirahat sejenak dan wisatawan bisa mandi di air terjun menikmati air yang begitu dingin dan bersih serta kealamian alam disekitar menambah suasana menjadi rileks dan segar. Lokasi Daya Tarik Wisata Air Terjun Peng Empu ini sangat strategis, dimana letaknya sangat berdekatan dengan daya tarik wisata lainnya seperti: Daya tarik wisata Alas Pala Sangeh yang pepohonan besar yang sudah berumur ratusan tahun. Daya tarik ini sangat mudah dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun roda empat karena karena berdasarkan letak geografisnya merupakan daerah persawahan. Kondisi utama jalan desa yang sudah diaspal, untuk mencapai daya tarik sangatlah mudah yaitu lintasan jalan Denpasar-Bedugul selanjutnya ditemui perempatan Pasar Sembung ke timur yang melewati jalan desa dapat dijumpai perempatan Desa Cau Belayu belok kiri jalan sudah diaspal namun agak kasar dan lebar jalan lebih kecil dari sebelumnya setelah sampai di tempat parkir kita harus berjalan menyusuri anak tangga dan jalan setapak berupa tanah padat walaupun walaupun sudah ada yang disemen dengan medan yang cukup terjal dan berbelok-belok sehingga cocok dipakai sebagai kegiatan trekking bagi penggemar wisata petualang. Dilihat dari jumlah penduduk produktif yang cukup banyak sehingga dapat dididik nantinya sebagai pekerja dalam industri pariwisata karena pengelolaan Air Terjun Peng Empu dikelola oleh Desa Adat Cau Belayu yang selama ini mendapat dukungan dari Masyarakat Desa Cau Belayu. Pengembangan

suatu daerah menjadi tujuan wisata tidak terlepas dari berbagai kelemahan (weakness) yang dihadapi. Keberadaan daya tarik wisata Air Terjun Peng Empu juga tidak terlepas dari permasalahan yang merupakan kelemahan yang perlu segera diantisipasi. Kelemahan yang dihadapi oleh daya tarik wisata air Terjun Peng Empu diantaranya kurangnya kesadaran masyarakat dalam kebersihan disekitar daya tarik yang tentunya akan menganggu kenyamanan pengunjung. Selain itu belum adanya penataan daya tarik yang optimal dari dinas pariwisata karena terbatasnya dana. Selama ini promosi daya tarik hanya dari plang nama yang dipasang dipinggir jalan Desa Cau Belayu serta dari mouth to mouth saja sedangkan dari biro perjalanan wisata (Travel Agency) masih sedikit sesuai dengan yang ditemukan dilapangan. Belum dimanfaatkan secara optimal potensi budaya yang dimiliki, seperti tari-tarian sebagai atraksi wisata dan kerajinan kecil padahal potensi tersebut dapat dijadikan daya tari bagi pengunjung daya tarik dan belum adanya calender of event sehingga wisatawan tidak tahu acara secara detail tentang jadwal pertunjukannya. Belum adanya tourist information center sehingga promosi kesenian belum maksimal dan sangat diperlukan lagi peningkatan kualitas produk yang ditawarkan untuk dapat dikemas menjadi seni pertunjukan atau atraksi wisata yang menarik untuk disaksikan. Kurangnya permodalan yang dimiliki oleh pihak desa. Sehingga diperlukan pembangunan menurut skala prioritas yang dianggap lebih penting yang diutamakan. Sehingga diperlukan pihak yang mau menanamkan modal karena kurang tersedianya fasilitas pendukung seperti papan petunjuk, toilet umum, warung yang permanen serta fasilitas parkir yang perlu diperluas dan jalan menuju parkir yang perlu diperlebar sehingga kendaraan besar seperti Bus bisa masuk. Selain itu belum adanya sarana akomodasi seperti homestay atau villa sehingga wisatawan tidak hanya dapat berkunjung. Minimnya tenaga profesional khususnya dibidang pariwisata dalam pengelolaan daya tarik perlu penanganan serius dan cepat. Ketrampilan masyarakat yang masih kurang dalam pariwisata dikalangan generasi mudanya, sehingga diperlukan peningakatan ketrampilan pariwisata seperti pengenalan arti penting pariwisata, penguasaan bahasa asing,

teknik memandu wisatawan yang baik, ketrampilan pelayanan terhadap wisatawan, disamping itu hal yang perlu diperhatikan yaitu belum jelasnya pengelolaan daya tarik dimana mereka belum memiliki organisasi yang jelas yang dapat dipertanggung jawabkan serta tidak adanya perencanaan tentang strategi pengelolaan daya tarik secara konkret belum ada, baik dari pihak masyarakat, aparat desa maupun pemerhati pariwisata Desa Cau Belayu seperti Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan. Hal ini terkait dengan pendapat (Handoko, 1994) tentang managemen yang merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha anggota organisasi dan pengadaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Berdasarkan potensi yang dimiliki, maka terdapat beberapa kesempatan (opportunities) yang dapat diraih dengan dikembangkannya Air Terjun Peng Empu sebagai daya tarik wisata alam ini. Keberadaan Daya tarik Wisata Air Terjun Peng Empu ini dengan dikelilingi oleh hutan yang masih alami menjadikan daya tarik wisata air terjun sebagai bagian dari kegiatan trekking dimana lokasi ini sangat memiliki peluang untuk menjadikan daya tarik wisata alam, sehingga bersamaan dengan isu pariwisata sekarang yang mengarah “back to nature” memiliki peluang besar untuk mencari pangsa pasar dari eco-tourist, dengan disertai partisipasi masyarakat lokal untuk memperhatikan kelestarian daya tarik dan lingkungannya. Terbukanya peluang bagi investor untuk menanamkan modalnya dalam mendukung pembangunan sarana penunjang maupun dalam hal penataan daya tarik dan fasilitas pendukung yang dirasa masih kurang akan menambah kenyamanan bagi wisatawan akan berkunjung ke Daya tarik Wisata Air Terjun Peng Empu, seperti mengadakan pelatihan dan pendidikan guide lokal dengan bersertifikat pariwisata muda. Dengan cara tersebut maka akan dapat mengurangi pengangguran sehingga dapat membuka lapangan kerja baru. Selain itu dengan kegiatan tersebut akan dapat memberdayakan masyarakat lokal dan ikut berperan aktif dalam kegiatan pariwisata yang berlangsung di daya tarik wisata itu sendiri.

Didalam pengelolaan daya tarik wisata khususnya di pedesaan tidak hanya membawa

dampak positif saja tetapi juga berdampak negatif. Jika tidak mendapat penanganan yang benar maka akan menimbulkan ancaman (threats)    yang dapat mengganggu

keberlangsungan Daya tarik Wisata Air Terjun Peng Empu, beberapa ancaman yang mungkin timbul diantaranya adanya aktivitas wisata yang memanfaatkan berbagai potensi yang ada, memungkinkan adanya kerusakan mutu lingkungan alam, sosial, dan budaya itu sendiri. Kerusakan lingkungan dapat terjadi karena adanya pelanggaran terhadap daya dukung lingkungan tersebut, pelanggaran terhadap tata guna lahan termasuk juga terjadinya peralihan fungsi lahan. Dengan peralihan fungsi lahan maka akan dapat muncul bangunan-bangunan modern di tempat-tempat pemandangan indah sehingga lahan yang dulunya perkebunan akan mengalami peralihan lahan yang mengakibatkan terganggunya ekosistem alam. Selain itu dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan maka kemungkinan akan terjadi polusi lingkungan seperti terjadi penumpukan sampah yang tentunya akan berpengaruh negatif terhadap keindahan alam. Dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung dengan memakai kendaraan bermotor akan dapat memunculkan permasalahan baru seperti polusi udara, kebisingan, terjadinya kemacetan lalu lintas serta dibutuhkan anggaran untuk perbaikan kualitas jalan. Dengan fasilitas pendukung yang ada tanpa adanya perencanaan yang kurang tepat maka akan berdampak terhadap pada kerusakan lingkungan alam secara luas. Seperti pembangunan villa, restoran maupun homestay harus tetap memperhatikan dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan disekitar.

Lambatnya penanganan terhadap pelatihan untuk generasi muda maka nantinya akan muncul tenaga kerja dari luar untuk masuk sehingga lama-kelamaan akan timbul kecemburuan dari masyarakat lokal. Maka ini tidak sesuai dengan unsur dari tujuan pembangunan berkelanjutan itu sendiri. Dari hasil analisis SWOT tersebut, secara umum dapat diuraikan strategi pengelolaan Air Terjun Peng Empu sebagai daya tarik wisata alam diantaranya adalah: 1) Mengadakan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM dan pengetahuan masyarakat tentang arti pentingnya pariwisata, 2) Meningkatkan promosi pariwisata baik melalui media

elektronik maupun media cetak serta kerjasama dengan biro perjalanan wisata, 3) Memperbaiki, menambah dan memelihara sarana dan prasarana untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. 4) Memanfaatkan kesenian tradisional sebagai bentuk atraksi wisata, 5) Memanfaatkan dan tetap melakukan pelestarian lingkungan alam oleh masyarakat lokal, 6) Mengelola Daya Tarik Wisata Air Terjun Peng Empu secara profesional.

Berdasarkan pendekatan SWOT dapat ditarik beberapa pokok permasalahan dalam pengelolaan Daya Tarik Wisata Air Terjun Peng Empu, yaitu: 1). Masalah pengelolaan daya tarik wisata, 2) Masalah pelestarian terhadap lingkungan alam, 3) Masalah Sumber Daya Manusia, 4) Terbatasnya media informasi bagi wisatawan , 5) Ketersediaan sarana penunjang pariwisata di daya tarik wisata, 6) Beberapa permasalahan tersebut akan dapat diatasi melalui program-program pengelolaan dengan tetap memperhatikan berbagai aspek kepentingan sehingga hasil yang nantinya dicapai dapat menguntungkan semua pihak.

  • VI. SIMPULAN DAN SARAN

  • 5.1    Simpulan

Daya Tarik Wisata Air Terjun Peng Empu adalah: “Memanfaatkan segala potensi yang dimiliki dan menjaga kelestrian alam yang tentunya akan bermanfaat bagi peningkatan pendapatan masyarakat lokal maupun pendapatan daerah”. Untuk mencapai tujuan dari pengelolaan Daya Tarik Wisata Air Terjun Peng Empu, maka dipilih lima sasaran pengelolaan yaitu memperbaiki pengelolaan Air Terjun Peng Empu sebagai daya tarik wisata alam, menjaga kelestarian alam, mempersiapkan dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk mengelola Daya Tarik Wisata Air Terjun Peng Empu secara professional, menyediakan media informasi yang lengkap, serta membangun dan memelihara sarana pariwisata. Dari hasil analisis SWOT tersebut, secara umum dapat diuraikan strategi pengelolaan Air Terjun Peng Empu sebagai daya tarik wisata alam diantaranya adalah: mengadakan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM dan pengetahuan masyarakat tentang arti pentingnya pariwisata, meningkatkan promosi

pariwisata baik melalui media elektronik maupun media cetak serta kerjasama dengan biro perjalanan wisata, memperbaiki menambah dan memelihara sarana dan prasarana untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, memanfaatkan kesenian tradisional sebagai bentuk atraksi wisata, memanfaatkan dan tetap melakukan pelestarian lingkungan alam oleh masyarakat lokal, mengelola Daya Tarik Wisata Air Terjun Peng Empu secara profesional. Berdasarkan pendekatan SWOT dan hasil persepsi masyarakat dan wisatawan, dapat ditarik beberapa pokok permasalahan dalam pengelolaan Daya Tarik Wisata Air Terjun Peng Empu, yaitu: masalah pengelolaan daya tarik wisata, masalah pelestarian terhadap lingkungan alam, masalah Sumber Daya Manusia, terbatasnya media informasi bagi wisatawan, ketersediaan sarana penunjang pariwisata di daya tarik wisata. Beberapa permasalahan tersebut akan dapat diatasi melalui program-program pengelolaan dengan tetap memperhatikan berbagai aspek kepentingan sehingga hasil yang nantinya dicapai dapat menguntungkan semua pihak.

  • 5.2    Saran

Saran-saran yang dapat diberikan pada strategi pengelolaan Daya tarik Wisata Air Terjun Peng Empu diantaranya adalah: Hendaknya dipersiapkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dalam bidang pariwisata melalui pendidikan dan pelatihan pariwisata serta membentuk struktur organisasi dalam pengelolaan Daya Tarik Wisata Air Terjun Peng Empun dan kebersihan Daya Tarik Wisata Air Terjun Peng Empu perlu ditingkatkan mengingat ini adalah daya tarik wisata alam agar wisatawan nyaman dalam berkunjung, sebaiknya disediakan tempat pembuangan sampah. Untuk menambah kunjungan wisatwan diharapkan strategi promosi dilakukan secara efektif dengan bekerjasama dengan pihak travel agent maupun perhotelan. Penataan fisik Daya Tarik Wisata Air Terjun Peng Empu agar terlihat lebih terawat seperti membangun tempat berteduh pada tempat-tempat yang dianggap strategis disekitar daya tarik namun dengan tetap memperhatikan kealamian daya tarik serta menghindari kesan modernisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Aries 2001. Strategi Pengelolaan Kebun Raya Purwodadi Sebagai Ekowisata di Desa Purwodadi Kecamatan Kabupaten Pasuruan Jawa Timur (Laporan Akhir). Denpasar : Program Studi Diploma 4 Pariwisata Universitas Udayana. (hal. 10)

Astina, Ida Bagus. 1997. Kepariwisataan, Lingkungan Hidup dan Konservasi Budaya di Indonesia ( Artikel Dalam Majalah Ilmiah Analisis Pariwisata No. 1 ). Denpasar : Program Studi Diploma 4 Pariwisata Universitas Udayana. (hal. 1-2)

Choy, Darryl Low. 1999. Perencanaan Ekowisata Belajar Dari Pengalaman South East Queensland Dalam Prosiding Seminar dan Lokakarya Perencanaan Pariwisata Berkelanjutan. Bandung : ITB (hal. 16-17)

Damanik, J. 2009. Isu-Isu Krusial Dalam Pengelolaan Desa Wisata Dewasa Ini, Jurnal Kepariwisataan Indonesia 5 (3):127-137 (hal. 12-14)

Handoko, T. Hani. 1994. Manajemen Kantor : Teori dan Praktek, Bandung : Trigenda Karya. (hal. 12)

Kurushottama, Satvika. 2004. Peranan Badan Penyelamatan Wisata Tirtha ( balawista ) Dalam Meningkatkan Keamanan dan Keselamatan Wisatawan Yang Beraktivitas di Pantai Kuta (Laporan Akhir). Denpasar : Program Studi Diploma 4 Pariwisata Universitas Udayana. (hal.17-18).

Kusmayadi, Endar sugiarto. 2000. Metodelogi Penelitian Dalam Bidang Kepariwisataan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. (hal.22)

Pusat Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka (hal. 10 & 18)

Rangkuti, Freddy. 2003. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia pustaka utama. (hal. 10 & 30-34)

Sugiyono. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.Bandung : Alfabet.(hal. 22-23)

Suryawan, Ida Bagus. 2013. Pengelolaan Potensi Ekowisata Di Desa Cau Belayu Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan (Analisis Pariwisata Dalam Kajian Kritis Kepariwisataan). Denpasar : Fakultas Pariwisata Universitas Udayana (hal. 106-111)

Suwantoro, Gamal. 2002. Dasar-Dasar Pariwisata.

Yogyakarta : Andi. (hal. 16)

Swadarma Agus I Nyoman. 2003. Pengembangan Potensi Air Terjun Les Sebagai Wisata Alam di Desa Les Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng (Laporan Akhir). Denpasar : Program Studi Diploma 4 Pariwisata Universitas Udayana. (hal. 8)

Valeria Mbedu, Hyashinta. 2003. Strategi Pengelolaan Pulau Komodo Sebagai Wisata Alternatif di Kecamatan Komodo Kabupaten Manggarae (Flores Barat) NTT (Laporan Akhir). Denpasar : Program Studi Diploma 4 Pariwisata Universitas Udayana (hal. 8)

Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Kepariwisataan. Bandung : Angkasa. (hal. 15)

280