Peran Serta Masyarakat Desa Adat Pakuseba Dalam Pengelolaan Daya Tarik Wisata Bali Taro Adventure Tours
on
Jurnal Destinasi Pariwisata
p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 5 No 1, 2017
Peran Serta Masyarakat Desa Adat Pakuseba Dalam Pengelolaan Daya Tarik Wisata Bali Taro Adventure Tours
I Wayan Saskariana a, 1, I Made Bayu Ariwangsa a, 2
¹saskarianaonly@gmail.com, 2bayu_ariwangsa@unud.ac.id
a program studi s1 destinasi pariwisata, fakultas pariwisata,universitas udayana, jl. dr. r. goris, denpasar, bali 80232 indonesia
Abstract
Tourist attraction located in the traditional village environment it is believed will provide many benefits for the community, both directly involved in the management or that are not directly involved. This study aims to determine the participation by local communities in the management and Taro Bali Adventure Tours to determine the extent of the role played by the public.
Data collection techniques in research using the method of direct observation location, interviews with two informants directed that Operational Managers and Kelihan Adat, as well as the documentation by taking pictures. The data obtained were analyzed using qualitative data analysis techniques that work with the data, organize data, search and find patterns, to get interesting data and specify the data to be lifted
The results showed that the lack of direct participation in the management because there is no activity that can involve the community. Community participation has been limited to maintaining the security of the area yaang use and management in Taro Bali Adventure Tours has been done because it has future plans, oversight by the board of commissioners as representatives of the public and accountability of managers every month. Advice to public benefit and be directly involved in the management of Taro Bali Adventure Tours.
Keywords: Community Participation, Tourism Management, Bali Taro Adventure Tours
Perkembangan pariwisata Bali sangat pesat yang ditandai dengan jumlah kedatangan wisatawan bulan januari 2015 meningkat tajam jika dibandingkan dengan bulan januari tahun 2014. Tingkat hunian kamar dalam klasifikasi hotel berbintang juga meningkat sekitar 2,38 poin jika dibandingkan dengan bulan desember tahun 2014 (BPS Provinsi Bali: 2015) Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan menunjukkan bahwa Bali masih menjadi destinasi wisata yang diminati wisatawan, baik domestik atau wisatawan mancanegara Dengan peningkatan tersebut akan sangat berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari masing-masing kabupaten di Bali Salah satu kabupaten yang mendapatkan keuntungan dari perkembangan pariwisata Bali adalah Kabupaten Gianyar, dengan semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Gianyar maka pembangunan fasilitas pariwisata juga akan meningkat, seperti hotel, villa, restoran dan spa, sehingga PAD yang didapatkan Kabupaten Gianyar juga semakin meningkat (Gianyarkab.go.id: 2014).
Sebagai salah satu kabupaten yang termasuk dalam kawasan pariwisata dan menjadi ikon pariwisata Bali. Kabupaten Gianyar mengusung konsep pariwisata budaya dan alam sebagai elemen utama untuk menarik
minat wisatawan, seperti halnya Ubud yang menjunjung nilai seni dan budaya dalam pengembangan pariwisata. Serta di Kecamatan Tegallalang yang lebih kaya akan wisata alam, spiritual dan wisata belanja, diantaranya : taman wisata gajah di Taro, ceking terrace, Pura Gunung Kawi Sebatu, agro wisata, dan toko souvenir/ art shop. Dalam aspek kepemilikan dan pengelolaan, sebagian besar daya tarik wisata yang berada di Kecamatan Tegallalang dimiliki dan dikelola oleh masyarakat lokal Salah satu daya tarik wisata yang dimiliki oleh masyarakat atau desa adat adalah Bali Taro Adventure Tours. Dengan mengusung konsep wisata petualangan, daya tarik wisata ini menyediakan wahana permainan Paint Ball dan ATV sebagai atraksi utama, selain itu terdapat pemandangan alam yang dapat dilihat saat berkeliling dengan ATV.
Sebagai daya tarik wisata yang dimiliki oleh desa adat maka diyakini akan memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat, baik yang terlibat langsung dalam pengelolaan dan yang tidak terlibat secara langsung atau masyarakat yang sebagai pemilik lahan yang digunakan sebagai sarana pendukung dalam pelaksanaan kegiatan, khususnya jalur trek ATV yang menggunakan areal pertanian. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Pengelolaan Bali Taro Adventure Tours sebagai daya tarik wisata yang dimiliki
oleh masyarakat dan sejauh mana Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Bali Taro Adventure Tours.
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa pedoman konsep dan teori untuk menganalisis data yang didapatkan, yaitu:
-
1. Konsep pengelolaan (Leiper dalam Pitana dan Surya: 2009) yang terdiri dari Planning (perencanaan), Directing (pengarahan), Organizing (pengorganisasian), Controling (pengawasan).
-
2. Teori Partisipasi (Tosun dalam Arida: 2014) yang terdiri dari tiga tipologi partisipasi yaitu : partisipasi masyarakat secara spontan (spontaneous participation), partisipasi masyarakat karena adanya koersif/paksaan (coercive participation), dan partisipasi karena didorong oleh kesadaran sendiri (induced participation).
-
3. Konsep pariwisata berbasis masyarakat (CBT) sebagai upaya untuk meningkatkan dampak pariwisata secara langsung kepada masyarakat. Konsep CBT terdiri dari lima dimensi, yaitu : dimensi ekonomi, dimensi sosial, dimensi budaya, dimensi lingkungan, dan dimensi politik (Rest dalam Astuti: 2010).
-
4. Konsep daya tarik wisata yang terdiri dari empat komponen yaitu : atrraction (atraksi wisata), Aminities (fasilitas), accesisibilities (akses yang bagus), dan ancillary service (peran pemerintah) (Cooper,dkk dalam Suwena dan Widyatmaja: 2010).
Penelitian ini dilakukan di Bali Taro Adventure Tours yang terletak di Desa Adat Pakuseba, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar. Adapun ruang lingkup penelitian yang digunakan yaitu :
-
1. Pengelolaan Bali Taro Adventure Tours meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, pengawasan, dan keterkaitan antar departemen.
-
2. Peran serta masyarakat meliputi peran desa adat dalam pengelolaan, jenis partisipasi, dan kendala dalam pelibatan masyarakat.
Jenis dan sumber data dalam penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif, seperti: hasil wawancara yang ditulis dengan deskriptif, dan dua sumber data yaitu sumber data primer
serta sumber data sekunder. Dalam pengumpulan data menggunakan tiga teknik, yaitu: observasi dengan datang langsung ke lokasi penelitian, wawancara terarah dilakukan untuk mendapatkan data mengenai sistem pengelolaan dan peran masyarakat, serta dokumentasi yang berupa foto atau gambar terkait penelitian yang dilakukan. Untuk menentukan informan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu dengan mempertimbangkan jabatan dan kekuasaan yang dipandang dapat mengetahui keadaan yang terjadi dalam pengelolaan Bali Taro Adventure Tours (Bungin : 2013).
Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif yaitu upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain berdasarkan data yang didapatkan (Bogdan & Biklen dalam Moleong: 2012).
Bali Taro Adventure Tours merupakan daya tarik wisata petualangan yang berada di Desa Adat Pakuseba, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar. Daya Tarik Wisata ini berjarak ±43 kilometer dari pusat kota Denpasar, jika ditempuh dari bandara sejauh ±48 kilometer, dan jika dijangkau dari kawasan pariwisata Ubud sekitar 30 menit waktu normal.
Bali Taro Adventure Tours merupakan satu-satunya daya tarik wisata yang berada di daerah tersebut. Keberadaan Bali Taro Adventure Tours sangat didukung oleh masyarakat karena mereka percaya akan mendapatkan keuntungan dari adanya daya tarik wisata dan segala aktivitas yang dilakukan oleh wisatawan di daerahnya. Suasana sejuk menyelimuti wilayah daya tarik wisata ini, karena masih dipenuhi oleh pepohonan yang sangat rindang.
-
a. Profil Daya Tarik Wisata Bali Taro Adventure Tours
Sebuah daya tarik wisata harus memiliki komponen-komponen utama sebagai sarana untuk menarik minat wisatawan, seperti Atraksi, Fasilitas, Akses, dan Pelayanan Tambahan. Adapun rincian empat komponen
tersebut yang dimiliki oleh Bali Taro Adventure Tours sebagai berikut :
-
1. Atraksi
Atraksi wisata yang dimiliki oleh Bali Taro Adventure Tours adalah ATV Ride (All Terrain Vehicle) dan Paint Ball.
-
a) Permainan ATV (All Terrain Vehicle) adalah sebuah kendaraan penggabungan antara motor dengan mobil yang memiliki 4 buah roda. Bali Taro Adventure Tours memiliki ATV sebanyak 50 buah tetapi yang sekarang bisa digunakan hanya 32 saja, hal itu diakibatkan kerusakan saat pemakaian dari wisatawan ataupun dari karyawan Jalur ATV sangat panjang yaitu sekitar 2 Km dengan mengelilingi areal pertanian warga yang treknya dibuat secara sengaja agar tidak menganggu tanaman atau hewan peliharaan milik warga, serta mencari jalur yang cukup terjal untuk menambah tantangan dari pengendara ATV. Ketika melewati jalur ATV, wisatawan dapat melihat pertanian milik warga seperti perkebunan jeruk, jagung, kopi, serta mereka juga dapat melihat langsung hewan ternak yang dipelihara oleh warga dan menyaksikan langsung aktifitas mereka sebagai petani atau peternak. Jalur ATV yang melewati sungai adalah point utama dari trek dan memiliki panjang sekitar 50 meter, air sungai yang cukup deras dapat menyulitkan pengendara yang melewati trek ini jika belum terbiasa, hal itulah yang disukai oleh wisatawan karena memiliki tantangan tersendiri. Setelah melewati trek sungai wisatawan akan diajak untuk beristirahat dan menikmati minuman kopi, teh, atau bir sambil melihat pemandangan dari atas tebing yang sangat indah, terakhir akan dilanjutkan dengan melewati trek yang masuk ke areal tumbuhan bambu, kemudian berakhir di bengkel ATV.
-
b) Permainan Paint Ball menggunakan peluru dari cat yang dibuat khusus untuk amunisi senjata yang digunakan dan gas sebagai pendorong pada senjata sehingga amunisi dapat ditembakkan dengan cukup keras, dalam permainan ini wisatawan diwajibkan untuk menggunakan pelindung badan sehingga
ketika kena tembakan tidak langsung mengenai tubuh atau pakaian wisatawan Pelindung tersebut diantaranya penutup wajah, rompi untuk melindungi dada, baju lengan panjang, celana panjang, dan sepatu. Untuk arena permainan Paint Ball sudah dibuat menyerupai tempat perang di hutan, seperti adanya semak-semak, pohon besar, bambu yang disusun seperti tembok, tong-tong besar, pondok-pondok dari bambu untuk perlindungan diri saat permainan berlangsung. Arena pertandingan ini sudah dibatasi dengan jaring-jaring yang memiliki lubang kecil sehingga peluru tidak dapat menembusnya, hal itu dilakukan untuk menghindari orang yang berada diluar arena terkena peluru cat tersebut, serta untuk membatasi ruang gerak pemain sehingga tidak mengganggu wahana yang lain dan mengganggu operasional dari Bali Taro Adventure Tours. Dalam sistem permainan Paint Ball akan dibagi menjadi dua kelompok, dan lama permainan ditentukan oleh amunisi dari peserta atau kekalahan dari salah satu kelompok.
-
2. Fasilitas
Fasilitas yang dimiliki oleh Bali Taro Adventure Tours dalam memenuhi kebutuhan wisatawan saat berkunjung adalah Restoran yang menyediakan makanan dan minuman dengan menu yang tradisional, kamar mandi, perlengkapan ATV dan paint ball, serta mobil operasional yang digunakan untuk menjemput atau mengantarkan wisatawan.
-
3. Akses
Akses yang mudah juga menjadi pertimbangan bagi wisatawan untuk berkunjung ke suatu daya tarik wisata, untuk akses yang dimiliki oleh Bali Taro Adventure Tours yaitu :
-
a) Bali Taro Adventure Tours Berada di kawasan Desa Adat Pakuseba yang akses jalan utama yang menghubungkan dengan desa atau wilayah lain masih bagus.
-
b) Bali Taro Adventure Tours sangat mudah diakses dari kawasan atau tempat wisata lainnya, seperti daya tarik wisata yang terdekat adalah Elephant Safari Park Taro, kawasan wisata Ceking di Tegallalang, kawasan pariwisata Ubud,
daerah wisata rafting di Payangan dan daerah Kintamani.
-
4. Pelayanan Tambahan
Pelayanan tambahan sangat berpengaruh pada suatu daya tarik wisata, pelayanan tambahan yang ada di Bali Taro Adventure Tours khususnya peran pemerintah sebagai fasilitator dan regulator adalah
-
a) Tersedianya akses masuk atau jalan aspal yang menghubungkan dengan desa atau tempat lain adalah berkat pemerintah,
-
b) Tersedianya pasokan listrik yang mendukung dari segala kegiatan yang ada di Bali Taro Adventure Tours.
Bali Taro Adventure Tours dikelola oleh satu lembaga khusus yang dibentuk oleh Desa Adat dan para pemilik saham. Selanjutnya karyawan yang bekerja dominan diambil/ menggunakan masyarakat lokal di Banjar Pakuseba dan ada yang dari luar dengan mempertimbangkan skill yang dimiliki Pengelolaan Bali Taro Adventure Tours sepenuhnya dilakukan oleh pihak manajemen yang bernama PT. Sarwa Ada Wana dan di awasi oleh komisaris sebagai perwakilan masyarakat yang dijabat oleh Kelihan Adat Banjar Pakuseba.
Perencanaan yang dirancang oleh pihak manajemen pengelola dalam pelaksanaannya selalu mempertimbangkan karyawan yang bekerja agar hasil yang diharapkan dapat tercapai, seperti akan dilakukannya penambahan jarak trek/ jalur ATV yang diarahkan oleh masyarakat saat ada pesangkepan/ rapat Banjar, kemudian pelaksanaannya dilakukan oleh karyawan yang bekerja, serta diawasi oleh manajer dan komisaris sebagai perwakilan masyarakat Pengawasan penting dilakukan untuk mengontrol kinerja karyawan agar sesuai dengan yang diharapkan.
Operasional Manager menerangkan bahwa sistem Pertanggung jawaban pihak manajemen terhadap masyarakat dan pemilik saham terkait program yang dilakukan dan hasil yang didapatkan rutin dilakukan setiap satu bulan sekali. Pertanggung jawaban kepada masyarakat diwakili oleh komisaris, dan kepada pemilik saham yang tidak menjadi masyarakat Pakuseba dilakukan oleh direktur saat adaya
rapat rutin antar pengelola/manajemen dengan seluruh pemilik saham termasuk perwakilan masyarakat.
Dalam memasarkan produk, Bali Taro Adventure Tours melakukan kerjasama dengan dua perusahaan yang masih berdekatan, yaitu Bali Adventure Tours dan Graha Rafting Keterangan dari Operasional Manager, kerjasama tersebut hanya sebatas relasi dalam menarik minat wisatawan untuk berkunjung, karena Bali Taro Adventure Tours juga memikat wisatawan dengan cara membuat paket tour dengan kombinasi antara ATV + Elephant Ride, ATV + Rafting, kerjasama tersebut tidak terjadi dalam pengelolaan.
Pengelolaan Bali Taro Adventure Tours Peran masyarakat sangat penting dilakukan dalam pengelolaan Daya Tarik Wisata karena masyarakat yang paling dekat dengan lokasi dimana daya tarik tersebut berada Berdasarkan wawancara dengan dua informan mendapatkan hasil yang menjelaskan mengenai peran serta masyarakat Desa Adat Pakuseba dalam pengelolaan Daya Tarik Wisata di Bali Taro Adventure Tours seperti berikut :
Tabel 1. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan Bali Taro Adventure Tours | |||
No. |
Nama Kegiatan |
Peran Masyarakat | |
1 |
Pembuatan ATV |
Jalur |
Memberikan lahan pertanian masyarakat untuk dijadikan jalur. |
2 |
Pembuatan aturan untuk melindungi jalur ATV oleh Desa Adat |
Masyarakat membuat kesepakatan bersama untuk melindungi jalur ATV dengan pembuatan aturan dalam Desa Adat (awig-awig) yang melarang penutupan jalur tanpa adanya kordinasi dengan pihak terkait. | |
3 |
Pembuatan Paint Ball |
Arena |
Masyarakat memberikan lahan kosong di belakang pekarangan rumahnya untuk digunakan sebagai arena permainan Paint Ball dan ikut menjaga keamanan arena tersebut. |
Sumber |
: Pengelola Bali Taro Adventure Tours, 2015 | ||
Berdasarkan tabel peran serta masyarakat dapat dilihat mengenai sejauhmana peran masyarakat dalam pengelolaan di Bali Taro |
Adventure Tours. Adapun uraian tabel sebagai berikut:
-
1. Dilihat dari yang pertama dalam pembuatan jalur ATV masyarakat sangat antusias untuk memberikan tanah mereka dijadikan sebagai jalur ATV, karena masyarakat sangat mendukung keberadaan daya tarik wisata ini. Selain itu masyarakat juga ingin mendapatkan keuntungan secara ekonomi dari pengelolaan Bali Taro Adventure Tours sebagai daya tarik wisata yang dimiliki oleh desa adat. Mendapatkan keuntungan secara ekonomi yang dimaksud adalah lahan yang digunakan sebagai jalur ATV akan dibayar sesuai kesepakatan oleh pengelola Bali Taro Adventure Tours secara rutin setiap bulannya melalui LPD desa, sehingga masyarakat tidak langsung menerima uang dari pengelola tetapi ditransfer ke tabungannya masing-masing melalui LPD. Kesadaran bahwa daya tarik wisata Bali Taro Adventure Tours dimiliki oleh desa adat dan masyarakat percaya akan mendapatkan keuntungan dari kegiatan pengelolaan yang dilakukan, menjadi faktor yang dapat membuat masyarakat untuk ikut serta atau mendukung pengelolaan.
-
2. Sebagai upaya untuk melindungi jalur tersebut, masyarakat setuju untuk membuat kesepatakan bersama berupa peraturan yang akan mengikat jalur tersebut sehingga keamanan dari jalur bisa dipastikan. Pembuatan kesepakatan tersebut juga untuk menghalangi pemilik lahan yang sewaktu-waktu mau menutup jalur yang menggunakan tanah pertanian mereka ketika terjadi permasalahan pribadi dalam keluarga atau pemilik tanah dengan pengelola. Untuk memastikan kesepakatan masyarakat tersebut dapat kuat atau bisa dipertahankan ketika ada permasalahan maka kesepakatan sudah dirubah menjadi peraturan desa adat (Awig-awig), dengan demikian desa adat memiliki peran penting dalam menjaga keamanan antar warga masyarakat dan pengelola, dalam hal ini untuk melindungi kelangsungan pengelolaan dan menjaga hubungan yang sudah terjalin dengan baik agar tidak menimbulkan konflik antar masyarakat dengan pengelola.
-
3. Peran masyarakat yang ketiga yaitu masyarakat sangat setuju dan antusias memberikan lahan kosong di belakang pekarangan rumahnya untuk dijadikan arena Paint Ball serta menjaga keamanan dari tempat tersebut. Persetujuan masyarakat tersebut terjadi sama halnya dengan pembuatan jalur ATV, karena masyarakat ingin mendapatkan keutungan secara ekonomi dari pengelolaan Bali Taro Adventure Tours, khususnya dalam penyediaan lahan untuk permainan Paint Ball. Pemberian ijin untuk menggunakan tanah belakang rumah masyarakat karena tanah yang berada di belakang rumah mereka cukup luas dan tidak digunakan untuk rumah, sehingga belum bermanfaat bagi pemiliknya. Hal tersebut yang menjadi faktor dari masyarakat setuju untuk memberikan tanah mereka dijadikan areal permainan. Selain itu, masyarakat juga setuju untuk saling menjaga keamanan tempat tersebut dan merawatnya, karena tanah di belakang rumah menjadi tanggung jawab dari pemilik tanah, sehingga wisatawan akan selalu merasa nyaman ketika menikmati wahana tersebut.
Dalam hal keuntungan, masyarakat secara keseluruhan belum mendapatkan keuntungan secara langsung, karena saat ini yang mendapatkan keuntungan secara langsung dari pengelolaan adalah masyarakat pemilik tanah yang dijadikan lokasi permainan paint ball atau jalur ATV saja. Tetapi kontribusi pihak pengelola ke desa adat sudah dilakukan, yaitu berupa pemberian sumbangan kepada warga masyarakat jika ada yang sakit, ketika desa adat mengadakan upacara adat, dan bila ada masyarakat yang meninggal. Dari keuntungan yang tidak langsung tersebut, masyarakat menuntut agar mendapatkan keuntungan langsung dari kegiatan pengelolaan daya tarik wisata ini, sehingga masyarakat banyak yang mengusulkan agar menambah jalur ATV agar semua masyarakat mendapatkan keuntungan dari penyewaan tanah.
Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan Bali Taro Adventure Tours adalah kurang tepatnya masyarakat dalam menerima informasi mengenai pengelolaan yang dilakukan, khususnya oleh orang-orang yang sudah berumur lanjut. Hal itu dapat terjadi
karena masyarakat yang sebagai pemilik tanah sudah tua, maka kegiatan pertanian yang biasanya dilakukan diambil alih oleh anaknya, sehingga dalam rencana pembuatan trek/ jalur ATV akan berkordinasi dengan anaknya tersebut, tetapi bapak/orang tua tidak mengetahui rencana tanah mereka akan dijadikan jalur ATV, sehingga terjadi kesalah pahaman antara masyarakat pemilik tanah dengan pihak pengelola Bali Taro Adventure Tours.
Berdasarkan data tabel peran serta dan kegiatan yang melibatkan masyarakat, maka dapat diketahui bahwa tingkat partisipasi masyarakat Desa Adat Pakuseba termasuk ke dalam tipologi partisipasi Induced Participation (partisipasi karena masyarakat terdorong untuk melakukannya). Partisipasi masyarakat Desa Adat Pakuseba bisa tergolong ke tipologi tersebut karena masyarakat tidak terlibat langsung dalam pengelolaan Bali Taro Adventure Tours, melainkan partisipasi/ peran serta yang dilakukan masyarakat hanya sebatas menjaga keamanan karena mereka menyadari bahwa daya tarik wisata Bali Taro Adventur Tours adalah milik bersama/ desa adat, serta saat terjadi pembuatan jalur baru dan bisa menggunakan tanah mereka maka masyarakat percaya akan mendapatkan keuntungan secara ekonomi. Selain itu Bali Taro Adventure Tours sudah dikelola oleh suatu lembaga khusus yang bernama PT. Sarwa Ada Wana dan memiliki karyawan yang cukup untuk mengelola daya tarik wisata tersebut, sehingga masyarakat tidak bisa terlibat langsung yang mengakibatkan partisipasi masyarakat bersifat pasif dan tidak secara langsung.
-
A. Simpulan
Simpulan dari penelitian ini bahwa dalam pengelolaan Bali Taro Adventure Tours dan pelibatan masyarakat dalam pengelolaan sebagai berikut :
-
1. Pengelolaan Bali Taro Adventure Tours dilakukan oleh suatu lembaga khusus yang bernama PT. Sarwa Ada Wana dan karyawan yang bekerja tidak hanya menggunakan masyarakat lokal tetapi juga menggunakan karyawan dari luar Banjar Pakuseba, serta pertanggung jawaban mengenai pengelolaan dilakukan setiap bulan dan setiap tahun.
-
2. Dalam pengelolaan Bali Taro Adventure Tours belum ada keterlibatan masyarakat secara langsung dan peran serta masyarakat di pengelolaan masih tergolong pasif sehingga masyarakat tidak mendapatkan manfaat secara langsung, karena belum adanya kegiatan wisata yang dapat dilaksanakan langsung oleh masyarakat.
-
3. Peran serta masyarakat hanya sebatas dalam menjaga keamanan pada setiap kegiatan yang dilaksanakan di areal pertanian yang digunakan untuk jalur ATV dengan menyepakati bersama peraturan yang dibuat.
-
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dalam bidang akademis agar dilakukan penelitian yang mengkaji mengenai dampak terhadap lingkungan dari adanya kegiatan wisata ATV tersebut, karena penelitian ini hanya sebatas mengkaji mengenai peran serta masyarakat dalam pengelolaan daya tarik wisata serta masih terbatasnya lingkup penelitian yang sudah dilakukan.
Saran yang dapat diberikan kepada pengelola agar lebih memberdayakan masyarakat lokal dalam kegiatan pariwisata di Desa Adat Pakuseba sehingga masyarakat bisa ikut serta dalam pengelolaan Bali Taro Adventure Tours dan dapat menikmati langsung keuntungan dari kegiatan pariwisata tersebut. Selain itu agar pengelola melakukan kerjasama dengan pemerintah untuk melakukan pengenalan dan pelatihan kepada masyarakat Pakuseba mengenai sektor pariwisata baik itu dampak positif atau dampak negatif dari kegiatan tersebut. Untuk masyarakat agar selalu mempertimbangkan dampak yang akan terjadi dalam kegiatan pariwisata baik itu sosial atau ekonomi.
Daftar Pustaka:
Arida, I Nyoman Sukma. 2014. Dinamika Ekowisata Tri Ning Tri di Bali Proses Perkembangan Produk, Pelibatan Masyarakat, dan Strategi Pengembangan). Yogyakarta : Disertasi
Universitas Gadjah Mada
Astuti, Yuniati Dina. 2010. Pemetaan Dampak Ekonomi Pariwisata dalam Penerapan Konsep Community Based Tourism (CBT). Surakarta : Skripsi Universitas Sebelas Maret
Bungin, M. Burhan. 2013. Metodologi Penelitian Sosial & Ekonomi. Jakarta : Kencana
Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Pitana, I Gede dan I Ketut Surya Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta : ANDI
Suwena, I Ketut dan I Gst. Ngr. Widyatmaja. 2010 Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata. Denpasar : Udayana University Press
http://www.gianyarkab.go.id/index.php/baca-berita/4754/PAD-Gianyar-2014-Capai-Rp.-355koma5-Milyar-Lebih (diakses tgl 02 Mei 2015)
http://bali.bps.go.i/webbeta/website/brs_ind/brsInd-20150302153153.pdf (diakses tgl 02 Mei 2015)
125
Discussion and feedback