ANALISIS POTENSI EKOWISATA DAN RESPON MASYARAKAT DESA PENINJOAN KECAMATAN TEMBUKU KABUPATEN BANGLI
on
Jurnal Destinasi Pariwisata ISSN: 2338-8811
Vol. 4 No 2, 2016
ANALISIS POTENSI EKOWISATA DAN RESPON MASYARAKAT DESA PENINJOAN KECAMATAN TEMBUKU KABUPATEN BANGLI
I Komang Agus Sugiartaa, 1, I Gst. Agung Oka Mahagangga a, 2
-
1 guzzartha@gmail.com, 2 ragalanka@gmail.com a program studi s1 destinasi pariwisata,fakultas pariwisata,universitas udayana, jl. dr. r. goris, denpasar, bali 80232 indonesia
ABSTRACT
The village is located in the district peninjoan Tembuku Bangli regency. Peninjoan village has an area of 1,350 hectares and has four village boundary that is north of the yangapi village, south Undisan village, Bangbang villages east and west Yangapi. The total number of villages included in the part of the six districts, namely Tembuku village including the village Jahem. Subdistrict Tembuku which has an area of 4982 hectares with a population of 2007 to 2011 amounted to 34.040 inhabitants. Peninjoan village administratively divided in 13 hamlets.Peninjoan village ecotourism has the potential to be developed into a tourist attraction nature.
Type of data and data sources used are qualitative, quantitative, primary and secondary data. Data collection techniques used were observation, interviews, questionnaires, documentary studies, literature study and data analysis techniques using qualitative descriptive analysis and SWOT analysis.
Potential of the village peninjoan form unspoiled natural potential that can be developed into a tourist attraction. Natural potentials, which later will be made into eco-tourism agro-based activities in which these activities will be created an attraction that will be an attraction for tourists. The attraction in the form of tracking tours, cycling tour, and travel mute (silent tourism). To be able develop this potential requires the construction of facilities and infrastructure to support such activities.
Keywords: Peninjoan village, eco-tourism potential and attractions
Mahalkah sebuah nilai ketenangan? Pada era seperti sekarang ini, untuk mendapatkan sebuah ketenangan dalam upaya “relaxasi” pikiran dan tubuh dengan suasana alam yang alami dan sunyi cukuplah sulit, untuk itu “Desa Peninjoan” memiliki potensi alam yang alami dan dapat memberikan suasana yang tenang yang cocok untuk dijadikan pilihan untuk merasakan sensasi relaxasi yang nyaman dan jauh dari kebisingan perkotaan yang membuat anda strees.
Bali merupakan daerah tujuan wisata yang terkenal di dunia, yang sekaligus membawa nama harum negara Indonesia di dunia internasional.Tujuan wisata di Bali terpusat di daerah Selatan di kabupaten Badung seperti pantai Kuta dan sekitarnya. Tidak demikian halnya dengan Bali Tengah terutama di Kabupaten Bangli. Kabupaten bangli terletak disebelah timur laut kota denpasar. Daerah beriklim sejuk ini berjarak 40 kilometer atau satu jam perjalanan dari kota denpasar.
Kabupaten Bangli merupakan satu-satunya kabupaten di Bali yang tidak mempunyai wilayah laut. Meski demikian, Kabupaten Bangli menyimpan sejumlah potensi menjanjikan, salah satunya yaitu terdapat alam yang ada pada Desa Peninjoan, daerah tersebut tidak diragukan lagi memiliki beragam daya tarik dan potensi yang
masih belum dikembangkan terutama potensi ekowisata.
The International Ecotourism Society (2002), untuk mendukung konsep diatas mendefinisikan bahwa ekowisata merupakan suatu bentuk perjalanan wisata yang bertanggung jawab ke kawasan alami yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat. Aspek tanggung jawab dan kelestarian ini ditekankan lagi oleh ahli lainnya (Damanik, J. dan Weber, H.F., 2006), dengan meletakkan ekowisata sebagai kegiatan wisata berbasis alam, bersifat berkelanjutan, dikelola secara khusus, berdampak positip terhadap lingkungan, berorientasi pada lokal, tidak bersifat konsumtif, dan fokus pada pengalaman serta pendidikan tentang alam.
Melirik pentingnya pariwisata sebagai sarana untuk mendukung konservasi lingkungan yang sesuai dengan kondisi dimana wisatawan saat ini cukup peka terhadap masalah lingkungan, maka konsep-konsep pariwisata dikembangkan sehingga timbul inovasi-inovasi baru dalam kepariwisataan. Salah satu konsep pariwisata yang sedang marak adalah ekowisata, dengan berbagai teknik pengelolaan seperti pengelolaan sumber daya alam yang berbasiskan masyarakat
Vol. 4 No 2, 2016
yang dilaksanakan secara terpadu, dimana dalam konsep pengelolaan ini melibatkan stakeholder.
Bentangan alam Desa Peninjoan yang masih alami dan belum di kembangkan secara optimal, membuat Desa Peninjoan memiliki prospek potensi ekowisata yang baik untuk kedepannya,tetapi masih ada permasalahan, baik dari aspek lingkungan, pengelolaan, hingga aspek SDM. Secara umum Desa Peninjoan memiliki permasalahahan mengenai ketidaktahuan masyarakat lokal dalam memahami potensi ekowisata yang ada, yang dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata.
Kemauan masyarakat untuk mengembangkan desanya sangat tinggi, namun ketidaktahuan mengenai potensi wisata yang dimiliki membuat mereka kurang memahami kondisi lingkungannya, sehingga hal tersebut membuat Desa Peninjoan sangat memerlukan pembinaan dalam upaya untuk mengetahui potensi ekowisata yang di miliki. Setelah mengetahui potensi ekowisata di desa tersebut, maka diharapkan ke depannya Desa Peninjoan dapat berkembang mejadi kawasan pariwisata yang berbasis ekowisata.
Dalam upaya pengembangan potensi ekowisata di Desa peninjoan dibutuhkan kerja sama dengan lembaga desa seperti koperasi dan LPD desa untuk menunjang pembangunan . Upaya tersebut perlu dilakuan guna mempermudah membangun sarana dan prasarana, serta lembaga desa tersebut dapat membantu dalam pengelolaan kegiatan pariwisata di Desa Peninjoan. Dengan keinginan yang keras dari masyarakat dalam membangun daerahnya untuk dijadikan sebuah DTW, masyarakat perlu meningkatkan kualitas SDM guna mendukung kegiatan pariwisata.
Desa Peninjoan merupakan desa yang memiliki potensi alam yang dapat dikembangkan menjadi DTW. Dari segala macam potensi, peneliti ingin mengetahui potensi yang dimiliki dan dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata alam, sehingga dengan rumusan masalah yang akan diteliti mengenai bagaimana potensi Ekowisata yang dimiliki di Desa Peninjoan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekowista yang dimiliki di Desa Peninjoan. Manfaat penelitian yang didapatkan adalah penelitian dapat memberikan hasil jawaban mengenai potensi apa yang dimiliki oleh Desa Peninjoan sehingga dapat dikembangkan sebagai daya tarik
wisata kususnya ekowisata. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian dan sumbangan pemikiran bagi masyarakat Desa Peninjoan dan dapat memberikan jawaban ke pada masyarakat Desa Peninjoan tentang potensi ekowisata yang di miliki serta sebagai salah satu cara untuk menambah wawasan mahasiswa dalam menerapkan teori – teori yang dapat dibangku kuliah dengan kenyataan di lapangan, serta nantinya dapat sebagai bahan acuan penelitian selanjutnya. Dari permasalahan tersebut sehingga peneliti mengambil judul “Analisis Potensi Ekowisata Dan Respon Masyarakat”.
Tinjauan penelitian lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Jurnal Pariwisata Politeknik Negeri Bali
oleh Sudinata dan Suja Tahun 2013. Kesamaan penelitian ini yaitu sama-sama meneliti tentang potensi dan pengembangan Ekowisata.
Dalam penelitian ini menggunakan tiga landasan konsep yaitu, konsep potensi ( Sudinata dan I Ketut Suja,2013), konsep respon (Sri Hilmi P dan Rahesli Humsona, 2008:21), dan konsep ekowisata (TIES, 2000 dalam Damanik & Weber, 2006:37).
Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Peninjoan Kabupaten Bangli. Kabupaten bangli terletak di sebelah timur laut kota denpasar. Kota beriklim sejuk ini berjarak 40 kilometer atau satu jam perjalanan dari kota Denpasar. Alasan yang mendasari pemilihan lokasi tersebut yaitu, Desa Peninjoan belum memiliki SK Bupati Bangli sebagai desa wisata dan letak Desa Peninjoan yang cukup strategis karena lokasinya tidak jauh dengan daya tarik wisata seperti Pura Kehen, Air Terjun Kuning, Desa Wisata Penglipuran, dan Taman Bali Raja.
Untuk memberikan batasan pada penelitian serta memperjelas masalah yang hendak dibahas, maka diperlukan ruang lingkup penelitian. Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu potensi alam berupa kegiatan ekowisata yang dimiliki Desa Peninjoan dengan membuat
Vol. 4 No 2, 2016
atraksi yaitu : Wisata Tracking, Wisata Cycling, dan Silent Tourism.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif (Kusmayadi, 2000). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sember data primer dan sumber data sekunder (Wardiyanta, 2010). Untuk teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan 3 teknik pengumpulan data yaitu, observasi, wawancara (Moleong, 2004) dan perpustakaa (Sugiyono, 2013). Dalam menentukan informan digunakan teknik purposive sampling techniques (Burhan Bungin,2012:53).
Analisis data dalam penelitian ini adalah deskriftif kaulitatif ( Bogdan dan Biklen dalam Moleong, 2012) dan menggunakan Analisis SWOT (Arida,2009)
Desa Peninjoan merupakan salah satu Desa yang berada di Kabupaten Bangli. Secara administrasi Kabupaten Bangli, terbagi menjadi empat wilayah kecamatan dan 72 Desa/kelurahan. Salah satu kecamatan ada di Bangli yaitu kecamatan Tembuku yang memiliki luas wilayah 4.982 Ha dengan jumlah penduduk tahun 2007 – 2011 sebesar 34,040 jiwa. Secara administrative Desa Peninjoan dibagi dalam 13 banjar, yaitu : banjar banjar Bengan, Payuk, Peninjoan, Karang Suung Kaja, Karang Suung Kelod, Tampoagan, Manakaji, Puraja, Penarukan, Pula Sari, Kebon Kangin, Kebon Kaja, dan Kebon Kelod
Adapun potensi yang dapat dikembangkan di Desa Peninjoan yaitu potensi alam, di mana dalam potensi tersebut dapat diciptakan atraksi wisata seperti atraksi wisata tracking, wisata cycling, dan wisata sunyi ( silent tourism ) yang dapat diberikan kepada wisatawan.
Sebagian besar wilayah Desa Peninjoan merupakan lahan pertanian yang masih produktif dimana petani masih memanfaatkan lahannya untuk ditanami buah salak, buah durian, buah jeruk, dan cabe. Tapi yang lebih dominan ditanami di lahan mereka adalah tanaman buah salak, di mana tanaman buah salak dengan jenis
salak Pondoh yang terdapat di Desa Peninjoan. Dalam jenis buah salak yang terdapat di Desa Peninjoan hanya terdapat dua jenis yaitu salak Pondoh dan salak Bali. Dari jenis salak tersebut, salak dengan jenis Pondoh merupakan jenis salak yang memiliki rasa manis yang lebih disenangi oleh masyarakat, namun jenis salak Bali juga memiliki kelebihan dibandingkan denga salak Pondoh, salak Bali memiliki daging yang lebih tebal dan kadar airnya lebih banyak serta ukuran buahnya lebih besar. Dengan potensi buah-buahan dan sayuran yang dimiliki, dapat dijadikan sebagai atraksi bagi wisatawan yang ingin tau cara bercocok tanam dan cara memanen hasil perkebunan secara langsung.
Berdasarkan pada kondisi dan potensi yang ada, serta tanggapan baik dari masyaraka setempat, maka dilakukan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat.). Analisis ini merupakan salah satu teknik untuk mengidentifikasi suatu masalah yang meliputi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman sehingga dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan dimasa depan. Dengan analisis SWOT maka diharapkan pengembangan ekowisata alam didesa Peninjoan Kabupaten Bangli dapat terarah dan sesuai dengan potensi yang ada. Dari analisis SWOT dapat diketahui kekuatan dan kelemahan sumber daya yang ada, peluang yang dapat dikembangkan dan ancaman yang mungkin muncul.
Untuk mendukung dari analisis SWOT .Pertama perbaikan usaha-usaha jasa ( misalnya akomodasi ). Diperlukan misalnya pembangunan penginapan yang layak untuk di jadikan tempat menginap wisatawan. Rekomendasi kamar atau tempat tinggal wisatawan dapat pula ditujukan kepada masyarakat lokal, misalnya dengan mengembangkan rumah penduduk menjadi homestay, tentu saja dengan standar kebersihan dan kelayakan. Kedua dalam mengembangkan potensi tersebut maka masyarakat juga harus mampu membuat produk-produk kerajinan yang nantinya akan ditawarkan kepada wisatawan ( harus memiliki ciri has agar berbeda dengan produk Desa lain. Ketiga dengan luas lahan yang ada, dapat dimanfaatkan untuk membuat suatu kegiatan camp yang dapat memberikan pengalaman yang berbeda di alam terbuka dengan memanfaatkan lahan perkebunan yang
Vol. 4 No 2, 2016
luas seperti daerah Pondok, sehinnga wisatawan yang berasal dari perkotaan dapat menghilangakan rasa stres dari pekerjaan mereka. Keempat manfaatkan lahan pertanian sebagai paket wisata dengan membua metode pengajaran kepada wisatawan, bagaimana cara menanam buah-buahan dan bagaimana cara ketika memanen hasil pertanian atau perkebunan.
Untuk mencapai pengembangan tersebut, Desa Peninjoan perlu mendapatkan pendampingan oleh seorang akademisi yang ahli dalam bidang ekowisata serta masyarakat juga turut mendukung dan menjaga kelestarian lingkungan alam.
-
V. SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa Desa Peninjoan memiliki potensi alam yang dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata seperti, wisata yang berbasis pada kegiatan eko-agrowisata.
Pengembangan eko-agrowisata dilakukan dengan meningkatkan sarana dan prasarana serta aksesibilitas yang dapat menunjang kegiatan kepariwisataan. Pengembangan sarana pendukung pariwisata seperti, sumber daya manusia merupakan hal yang penting untuk menjadikan pengambangan pariwisata di Desa Peninjoan lebih cepat dan terkontrol, serta pengembangan produk ekowisata seperti Wisata trekking, Agrowisata, Wisata cycling dan silent tourism merupakan produk wisata yang nantinya akan menjadi atraksi wisata untuk wisatawan.
Saran yang dapat diberikan untuk mengembangkan potensi ekowisata di Desa Peninjoan, antara lain :
Kepada pemerintah baik di tingkat Desa, Kecamatan, Kabupaten maupun Provinsi seharusnya memperhatikan potensi pariwisata yang terdapat di Desa Peninjoan yaitu potensi alam. Perlu adanya kebijakan atau aturan yang jelas mengenai pengembangan pariwisata agar tidak terjadi eksplorasi secara besar-besaran dalam pengembangannya nantinya. Selain itu, pemerintah dapat memberikan sosialisasi dan pendidikan kepada masyarakat lokal terkait dengan kegiatan pariwisata serta cara mengelola suatu destinasi pariwisata yang dapat menarik
kunjungan wisatawan dengan tetap melestarikan lingkungan alam Desa Peninjoan.
Kepada masyarakat khususnya di Desa Peninjoan seharusnya mulai membuka diri untuk mengetahui potensi yang ada, untuk dapat memperjuangkan hak milik berupa kekayaan alam dan kearifan lokal. Selain itu masyarakat Desa Peninjoan agar tetap menjaga alam dan budaya yang telah ada sehingga wisatawan akan terus tertarik untuk datang berkunjung, dan untuk para pelaku pariwisata, ikut mempromosikan keberadaan Desa Peninjoan sebagai daya tarik ekowisata, agar wisatawan mengetahui keberadaan objek wisata di Desa Peninjoan dan mengunjungi objek wisata Desa Peninjoan.
Kepada para akademisi diharapkan ikut membantu dari proses analisis hingga cara pengembangan potensi ekowisata di Desa Peninjoan sesuai dengan teori dan konsep. Pentingnya para akademis dalam proses anlisi dan pengembangan di Desa Peninjoan yaitu agar pengembangan potensi ekowisata di Desa Peninjoan tidak salah dan berkelanjutan sesuai dengan tujuan dari pengembangan ekowisata seharusnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arida, Sukma Nyoman. 2009. Meretas Jalan Ekowisata Bali (Proses Pengembangan, Partisipasi Lokal Dan Tantangan Ekowisata Di Tiga Desa Kuno Bali). Denpasar: Udayana University Press).
Asnaryati, Flamin Alamsyah.2013. Potensi Ekowisata Dan Strategi Pengembangan Tahura Nipa-Nipa, Kota Kendari.Sulawesi Tenggara. Kampus Unhalu
Kemaraya Kendari.
Bungin, Burhan. 2012. Analisis Data Penelitian Kualitatif : wacana dan teoritis Penafsiran Teks. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Bogdan & Biklen Dalam Lexy J. Moleong .Analisis Data,2012:248)
Damanik, J dan Weber, Helmut F. 2006. Perencanaan Ekowisata ; Dari Teori ke Aplikasi. Penerbit ANDI. Yogyakarta.
Friska, Siti Latifah, Yunus Afiffuddin. 2012. Analisis Potensi Ekowisata di Desa Sosor Dolok, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir. Sumatera Utara.Universitas Sumatra Utara.
Juankhan,2008. Analisis SWOT : Manajeman Teknik dan Kewirausahaan.
www.justassociates.org/ActionGuide.htm. Diakses tanggal 04 Mei 2010.
Koentjaraningrat.2011. Pengantar Antropologi I. Jakarta: Rineka Cipta.
Kusmayadi, et.al.2000.Metode Penelitian di Bidang Kepariwisataan. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama
Vol. 4 No 2, 2016
Latupapua, Yosevita.2007. Studi Potensi Kawasan dan Pengembangan ekowisata di Tual Kabupaten Maluku Tenggara.Ambon: Fakultas Pertanian UNPATTI.
Moleong.Lexy, 2004.Metode Penelitian Kualitatif: PT Remaja Rodakarya Badung, 2004.
Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT. Teknik Membedah Kasus Bisnis.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sudinata, I Ketut Suja. 2013. Potensi dan Pengembangan Ekowisata di Desa Sawan,Kabupaten Bulelengi.Denpasar: Politeknik Negeri Bali.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta: Bandung.
Sugiyono,2013.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Research and Development).Bandung.Alfabeta.
The International Ecotourism Society. 2000. Ecotourism Statistical Fact Sheet,Nort Bennington, USA.
Wardiyanta. 2010. Metode Penelitian Pariwisata. Yogjakarta : Andi.
Sumber Lain :
www.banglikab.go.id ( selasa,7-04-2015)
113
Discussion and feedback