p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937

Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 10 No 2, 2023

Sustainable Coastal Tourism Berbasis Kearifan Lokal Di Kawasan Rekreasi Pantai

Terbuka Kota Denpasar

I Gede Anom Sastrawan a, 1, I Made Bayu Ariwangsa a, 2, Dian Pramita Sugiarti a, 3

1[email protected] , 2[email protected] ,3[email protected]

a Program Studi Pariwisata Program Sarjana, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana, Jl. Sri ratu Mahendradatta Bukit Jimbaran, Bali 80361 Indonesia

Abstract

This study aims to describe the potential of coastal tourism at the Open Beach of Denpasar City. Denpasar City is administratively divided into 4 sub-districts from west to east, namely West Denpasar District, East Denpasar District, North Denpasar District, and South Denpasar District. One of the coastal tourism in Denpasar City is located in the Open Beach Recreation Area which stretches on the coast of Sanur Kaja Village to Sanur Kauh Village, where the Sanur village community has managed natural resources by paying attention to environmental balance and harmony.

This study applies the Principles of Sustainable Coastal Tourism which are described as follows: 1. The Principle of Balance Tourism management must be based on a commitment to a balanced pattern between economic development, socioculture, and conservation, 2. The Principle of Community Participation Involving the community in the management of tourism businesses, 3. Principles of Conservation Have concern, responsibility, and commitment to environmental conservation (nature and culture), 4. Principles of Integrated Management pay attention to ecosystem conditions and synergize with the development of various sectors, 5. Principles of Law Enforcement Tourism management must be developed following applicable regulations.

The analytical technique used in this study is an analytical technique using a qualitative descriptive approach to determining the informants in this study, the researchers chose the snowball sampling technique, which is the direction used by the researcher where when the researcher does not know much about the research population, it is expected to provide an overview and analysis of the policy. the government in government policies related to the development of coastal tourism based on local wisdom in the Denpasar City Open Beach Recreation Area

Keyword: Coastal Tourism, Potential, Tourism, Principles of Sustainable

  • I.    PENDAHULUAN

Beberapa dekade pengembangan pariwisata di Bali lebih difokuskan dan orientasinya hanya beberapa daerah tujuan wisata saja seperti Kuta, Nusa Dua, Sanur dan Ubud. Dengan pola ini banyak daerah yang memiliki potensi besar sebagai ikon pariwisata yang tidak terjamah sehingga kemerataan ekonomi bali yang kehidupan masyarakatnya berbasis pariwisata belum maksimal. Ketidakmerataan pembangunan pariwisata juga menyebabkan berbagai macam masalah baik lingkungan, sosial dan ekonomi. Dilain pihak arus urbanisasi masyarakat semakin besar terutama kedaerah Badung dan Denpasar sehingga kepadatan penduduk di dua tempat ini tidak terkendali. Seiring dengan perubahan minat dan motif wisatawan dalam melakukan perjalanannya maka berbagai jenis wisata mulai bermunculan seperti wisata perdesaan sebagai salah satu alternatif dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Wisata perdesaan saat ini tengah menjadi trend dalam perkembangan pariwisata. Selain memiliki peran dalam memanfaatkan potensi terhadap daerah-daerah tujuan wisata yang belum terjangkau sepenuhnya juga memberikan kontribusi kepada masyarakat lokal sebagai bentuk pemerataan dalam bidang ekonomi. Wisata pesisir mengajak masyarakat lokal secara langsung untuk berperan aktif dalam berbagai kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan wisatawan selama berada di daerah pesisir pantai. Seluruh kegiatan dalam wisata pesisir murni dilakukan oleh masyarakat lokal untuk dinikmati oleh wisatawan.

Walaupun memiliki daya tarik wisata yang begitu beragam, tetapi Kota Denpasar memiliki kendala pada kondisi eksisting dan pembetukan regulasi yang tepat maka Penelitian ini memastikan bahwa dilapangan pemanfatan ruang Kawasan Rekreasi Pesisir Pantai Terbuka Kota Denpasar apakah sesuai dengan regulasi yang dibuat dan kebijakan yang di rancang pemerintah terkait pengembangan pariwisata pesisir berbasis kearifan lokal di Kawasan Rekreasi Pantai Terbuka Kota Denpasar Rencana Strategis Dinas Pariwisata Kota Denpasar 2022-2027. Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitia ini adalah untuk

mengidentifikasi potensi wisata pesisir di Kawasan Rekreasi Pantai Pesisir di Kota Denpasar dengan menganalisa perkembangan pariwisata pesisir berbasis kearifan lokal di Kawasan Rekreasi Pantai Terbuka Kota Denpasar dan Menganalisis kondisi eksisting di Kawasan Rekreasi Pantai Terbuka Kota Denpasar guna mendukung perkembangan pariwisata pesisir berbasis kearifan lokal.

  • II.    METODE PENELITIAN

Konsep pariwisata pesisir berkelanjutan (sustainable coastal tourism) adalah pariwisata yang dapat memenuhi kebutuhan wisatawan maupun daerah tujuan wisata pada masa kini, sekaligus melindungi dan mendorong kesempatan serupa dimasa yang akan datang. Pariwisata berkelanjutan mengarah pada pengelolaan seluruh sumberdaya sedemikian rupa sehingga kebutuhan ekonomi, sosial, estetika dapat terpenuhi sekaligus memelihara integritas kultural, proses ekologi essensial keanekaragaman hayati dan system pendukung kehidupan (WTO 1980).

Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: KM. 67/UM.001/MKP/2004 tentang Pedoman Umum Pengembangan Pariwisata menyatakan bahwa pembangunan pariwisata berkelanjutan adalah pembangunan yang mampu memenuhi kebutuhan wisatawan dan masyarakat di daerah tujuan saat ini dengan tetap menjaga dan meningkatkan kesempatan pemenuhan kebutuhan di masa yang akan datang. Penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan satu variabel dengan variabel yag lain.

Metode ini dipilih karena penelitian ini betujuan untuk menyajikan potensi wisata, kondisi eksisting dan Untuk mendapatkan gambaran dan analisis dari kebijakan pemerintah dalam kebijakan pemerintah terkait pengembangan pariwisata pesisir berbasis kearifan lokal di Kawasan Rekreasi Pantai Terbuka Kota Denpasar Penelitian ini berlokasi di Kawasan Pantai Terbuka Kota Denpasar terbentang dari pantai matahari terbit hingga

Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 10 No 2, 2023

pantai mertasari. Pemilihan lokasi berdasarkan atas Prinsip Keseimbangan Pengelolaan pariwisata harus didasarkan pada komitmen pola keseimbangan antara pembangunan ekonomi, sosial budaya dan konservasi, Prinsip Partisipasi Masyarakat Melibatkan masyarakat dalam pengelolaan usaha pariwisata, Prinsip Konservasi Memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan (alam dan budaya).

Menentukan informan dalam penelitian ini maka peneliti memilih teknik snowball sampling yakni arah yang digunakan peneliti dimana ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi penelitiannya. Snowball sampling adalah cara yang efektif untuk membangun kerangka pengambilan sampel yang mendalam, dalam populasi yang relatif kecil, yang masing-masing orang cenderung melakukan hubungan satu dan lainnya. Dalam pengambilan sampel ini, peneliti menentukan satu atau lebih individu atau tokoh kunci dan meminta dia atau mereka untuk menyebut orang-orang lain yang pada gilirannya dapat ditemui (Bernard 1994: 97) Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis menggunakan pendekatan kualitatif.

Analisa kualitatif bermakna sebagai suatu pengertian analisis yang didasarkan pada data yang diperoleh melalui kegiatan teknik perolehan data, baik melalui studi lapangan maupun studi pustaka. Kemudian data yang diperoleh akan dianalisis sehingga dapat membuat suatu kesimpulan sehingga mudah dipelajari oleh diri sendiri dan orang lain. Analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2007: 337), langkah-langkahnya sebagai berikut :1. Pengumpulan data : Data yang diperoleh di lapangan dikumpulkan dan dicatat. Hasil dari catatan tersebut kemudian dideskripsikan lalu dibuat catatan refleksi yaitu catatan yang berisi komentar, pendapat atau penafsiran peneliti atas data yang diperoleh dari lapangan. 2. Reduksi data : Peneliti memilah data yang relevan, penting dan bermakna, dan data yang tidak berguna untuk menjelaskan apa yang menjadi sasaran analisis. Data yang terpilih karena sesuai dengan tujuan penelitian digunakan untuk menampilkan hasil dan pembahasan. Setelah dipilih, data disederhanakan dengan membuat fokus, klasifikasi, dan abstraksi data 3. Penyajian data :Data disajikan secara deskriptif tentang apa yang ditemukan dalam analisis. Sajian deskriptif dapat diwujudkan dalam narasi yang mana alur sajiannya sistematik. 4. Verifikasi atau penyimpulan data : Penarikan kesimpulan dari verifikasi merupakan upaya mencari makna dari komponen-komponen data yang disajikan dengan mencemati pola-pola, keteraturan, penjelasan konfigurasi, dan hubungan sebab akibat

  • III.    HASIL DAN PEMBAHASAN

Sanur merupakan salah satu kawasan pariwisata tertua di Bali yang pertama kalinya memiliki resort, Sanur mulai dikunjungi sejak tahun 1930an. Terletak di sebelah tenggara Kota Denpasar, dan sekitar 20 menit berkendara dari bandara Ngurah Rai. Awal perkembangan Pesisir Sanur di datangi oleh seniman-seniman asing, di antaranya pasangan penari dan juru foto Amerika Katharane dan Jack Mershon; Hans dan Rolf Neuhaus bersaudara dari Jerman, yang membuka sebuah akuarium dengan galeri seni; serta pelukis Belgia Adrien-Jean Le Mayeur de Marphes yang menikah dengan seorang penari cantik, Ni Polok. Tahun 1963 Presiden Soekarno membuka secara resmi Hotel

Grand Bali Beach, dengan jumlah kamar saat itu 300. Daya tarik utama dari Sanur adalah keindahan pesisirnya memiliki pasir putih, pemandangan laut baik landscape dan alam bawah lautnnya. Pantai ini sangat penting nilainya bagi keberlanjutan berbagai aktivitas sosial seperti agama dan budaya. Kawasan ini juga terkenal akan keindahan matahari terbitnya. Kondisi Eksisting Pariwisata Sanur: Kawasan pariwisata Sanur memiliki ikon yang terkenal yaitu pantai Sanur. potensi utama dari sanur merupakan terumbu karang yang membentang dari utara sampai selatan pesisir Sanur. Sejak tahun 2010 wisatawan, masyarakat, dan pengusaha yang melakukan kegiatan di pantai Sanur merasa nyaman, keadaan pesisir Sanur membaik setelah adanya pembangunan krib-kribpenahan gelombang oleh Jepang serta pembangunan jalan pelestrian oleh pemerintah yang membuat akses pantai lebih baik dan bibir-bibir pantai Sanur semakin lebar.

Sebelumnya tingkat abrasi pantai Sanur sangat tinggi namun saat ini dapat terselamatkan, pengusaha tidak terhimpit lagi, nelayan memiliki ruang untuk penambatan perahu -perahu mereka dan waisatawan dapat melakukan aktifitas yang lebih banyak seperti berjemur dan bermain voli pantai. Pantai Sanur yang terkenal dengan perahu layar tradisionalnya yang merupakan salah satu sejarah perkembangan wisata pesisir pesisir Sanur, sampai saat ini kelompok jukung tradisional masih aktif bertahan untuk memberikan jasa pelayaran pada wisatawan yang ingin berlayar dengan jukung.

Saat ini ada 5 kelompok jukung parwisata yang ada di Sanur yaitu 1 kelompok jukung yang ada di Sanur Kaja tepatnya beroprasi di sekitaran Grand Bali Beach, kelompok jukung 2 terletak di Pantai Segara Sanur, kelompok jukung 3 bertempat di Pantai Cemara Beneh dan kelompok 4 beroprasi di sekitaran Pantai Hotel Hyatt tiga kelompok ini berada dalam wilayah Kelurahan Sanur. Jukung pariwisata kelompok 5 berada di pantai sekitaran Pantai Sanur Beach Hotel, kelompok ini berada di wilayah Desa Sanur kauh dan anggotanya sebagian dari Kelurahan Sanur dan sebagian lagi dari masyarakat desa Sanur Kauh. Selain kelompok Jukung ada 4 kelompok nelayan yang dikhususkan untuk menangkap ikan saja, yaitu kelompok nelayan 1 yang ada di Pantai Matahari Terbit, kelompok nelayan 2 terletak di Pantai Duyung dan kelompok nelayan 3 terle ak di Pantai Kusumasari kedua kelompok ini berada dalam satukelurahan Sanur dengan nama kelompok Ketapang Kembar. Kelompok nelayan 5 dengan nama kelompok nelayan Pica Segara berada di wilayah Desa Sanur Kauh, terletak di Pantai Merta Sari, dalam kelompok nelayan ini tidak diperbolehkan untuk menyediakan jasa yang dikomersialkan untuk wisatawan.

Keseluruhan dari kelompok nelayan yang ada di Sanur tergabung dalam satu organisasi yang disebut Dewi Satayo Jana Gandhi Sanur. Selain memiliki pantai yang berpasir putih sanur memiliki potensi yang besar pada terumbu karangnya. Pantai Sanur memiliki gelombang yang tidak terlalu besar, dan bila airnya surut akan terlihat batu karang yang membentang berwarna-warni. Terumbu karang di kawasan pariwisata Sanur terdiri dari: terumbu karang yang ada dipantai Semawang Sindhu 71 ha, pantai Sanur 25 ha,dan pantai Mertasari 56 ha. Keadaan air pantai Sanur tenang karena adanya terumbu karang tepi yang melindungi bibir-bibir pantai Sanur dari gelomban-gelombang besar yang datang dari laut lepas, sebaliknya terumbu karang tepi yang membentang dari utara sampai selatan pesisir Sanur menimbulkan gelombang yang

Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 10 No 2, 2023

sempurna untuk para pecinta olahraga selancar. Angin yang bertiup kencang pada pesisir Sanur melahirkan berbagai jenis olahraga jenis layar, ini dapat dilihat dari adanya jukung-jukung yang masih aktif menjadi aktvitas utama dan sampai jenis olahraga layar paling baru seperti kite surfing.

Suasana di sepanjang pantai Sanur cukup teduh karena penuh dengan pohon besar. Selain pantainya, Museum Le Mayeur juga banyak menarik minat wisatawan. Fasilitas yang terdapat di Sanur antara lain adanya hotel bertaraf internasional seperti Hotel The Grand Bali Beach, Hotel Bali Hyatt, Hotel Sanur Beach, Hotel Sindhu Beach, Griya Santrian, dan Besakih. Berbagai fasilitas pariwisata ini berlokasi dekat dengan perumahan penduduk, sehingga Sanur merupakan kawasan pariwisata terbuka, berbeda dengan Nusa Dua yang merupakan kawasan tertutup. Di kawasan Sanur juga terdapat banyak kios souvenir dan barang kesenian (artshop) serta restaurant yang senantiasa siap melayani kepentingan para wisatawan. Sanur juga merupakan salah satu lokasi penyeberangan ke Nusa Penida. Pantai Sanur sering digelar event lokal, nasional, maupun internasional. Misalnya, lomba layang-layang (di pantai Padanggalak) serta lomba jukung tradisional di pantai Sanur.

Wisatawan juga dapat berjalan- jalan atau jogging menyusuri jalan setapak di sepanjang pantai Sanur sampai Mertasari yang dibuat pada tahun 2004 terkait dengan proyek pengamanan pantai Sanur. Wisatawan juga dapat melakukan aktivitas lainnya seperti berjemur (sun bathing) dibibir pantai, menikmati pemandangan matahari terbit (sunrise), berenang, menyewa kano, dan kegiatan snorkeling. Aktivitas di pantai Sanur sangat berbeda dengan aktivitas pantai-pantai lainnya yang ada di Bali, walaupun potensi Pesisir Sanur sangat banyak akan tetapi kunjungan untuk melakukan aktivitas wisata pesisir melemah tidak seperti 20-30 tahun yang lalu, pantai Sanur tidaklah seramai pantai lainya, seperti Kuta dan Tanjung Benua. Bila kita lihat potensi yang ada di kawasan Pantai Sanur sangatlah banyak. Dari bibir-bibir pantai yang cukup luas dan perpasir putih lebih dari cukup untuk menandingi bibir-bibir pantai lainnya di pulau Bali, terumbu karangya lebih sehat di bandingkan Nusa Dua dan Tanjung Benua, ombak yang ada di Sanur terkenal di telinga peselancar dunia, dan angin yang berhembus di pantai Sanur dimanfaatkan untuk aktivitas pelayaran dan kegiatan olahraga air.

Karakteristik pantai Sanur dapat dilihat dari keadaan fisik, sifat ataupun ciri khas keseluruhan dari obyek wisata pantai Sanur, meliputi keadaan tanah, air, iklim, dan ekosistem yang ada di pantai Sanur. Untuk mengetahu karakteristik pantai Sanur dalam perkembangannya perlu mengetahui bagaimana sumber daya alamnya, kerusakan kerusakan yang terjadi dalam perkembangannya, dan mengetahui fasilitas yang menunjang kegiatan wisata pesisir pantai Sanur. Sumber Daya Alam yang dimiliki pantai Sanur adalah prioritas utama mendorong berkembangnya kegiatan wisata pesisir, adapun inti dari sumber daya alam yang membentuk karakteristik pantai Sanur dapat dilihat dari tanah yang ada di pantai Sanur meliputi Pasir. Kedua dilihat dari sumber daya air pantai Sanur segala sesuatu yang ada dan terjadi di atas permukaan air dan di bawah permukaan air meliputi keadaan terumbu karang, padang lamun air, arus dan ombak. dan yang ketiga dilihat dari udara, meliputi iklim, arah angin, kekuatan angin.

Karakteristik tanah yang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah benda-benda memiliki sifat bentuk dan fisik yang berada atau terlihat pada permukaan dataran pantai Sanur dilihat dai jarak antara jalan pedestrian hingga dataran yang tidak terkena air pantai Keadaan pesisir pantai Sanur cukup sejuk karena ditumbuhi pohon-pohon besar, kecuali di bagian utara pantai Sanur yaitu Pantai Matahari Terbit yang dahulunya adalah daerah persawahan pinggir pantai, pantai ini juga selalu digunakan untuk kegiatan upacara keagamaan dan tingkat dari abrasi Pantai Matahari Terbit sangat tinggi.

Sebagian pasir yang menutupi pantai Sanur terdiri dari dua macam yaitu: pasir berwarna putih dengan butir-butiran yang lebih besar, pasir ini dapat ditemui dai selatan pantai Sanur tepatnya di mulai dari Pura Dalem Pengembak wilayah pantai Mertasari sampai Sanur reef yaitu pantai yang berada di depan Pura Segara Desa Sanur Kaja. Pasir yang berwarna hitam menutupi wilayah pantai bagian utara Sanur di mulai dari Loloan Pantai Sanur Reef hingga pantai Matahari Terbit. Selain memiliki pasir yang putih pantai Sanur juga memiliki bibir-bibir pantai yang luas setelah pembangunan krib-krib penahan gelombang pada tahun 2002. Sepanjang pesisir Sanur terlaksana proyek besar penataan pantai sehingga otomatis membuat pantai Sanur semakin indah dan terselamatkan dari abarasi Karakteristik pantai Sanur khas dengan airnya yang tenang dengan kombinasi pasir, padang lamun dan terumbu karang, keadaan air yang tenang dikarenakan adanya redaman gelombang oleh terumbu karang tepi serta hidupnya ekositem padang lamun di pantai Sanur. Sanur menjadi salah satu daya tarik penduduk lokal untuk berkunjung menikmati hari libur mereka Pantai ini mmiliki siklus pasang surut yang sangat tinggi mengakibatkan hampir seluruh akt ivitas wisata pesisir tidak dapat dilakukan pada saat air surut, Pada saat air

Langkah-langkah untuk Menciptakan Wisata Pesisir yang berbasis kearifan lokal. Dalam sub bab ini membahas tentang langkah-langkah wisata pesisir pantai Sanur menuju wisata pesisir yang berkelanjutan, rumusan masalah di analisis dengan temuan-temuan dari hasil panelitian serta di sandingkan dengan teori dan konsep yang relevan. Langkah- langkah untuk menciptakan Pantai Sanur menuju wisata pesisir yang berkelanjutan dalam penelitian ini yaitu dengan cara menilai atau mengevaluasi perkembangan pantai Sanur dan dimasukan dalam teori (4A). Menurut Medlik, 1980 ada empat aspek yang harus diperhatikan dalam penawaran pariwisata. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut: 1. Attractiveness; daerah tujuan wisata (selanjutnya disebut DTW) untuk menarik wisatawan pasti memiliki daya tarik, baik daya tarik berupa alam maupun masyarakat dan budayanya. 2. Accessibility; dimaksudkan agar wisatawan domestik dan mancanegara dapat dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke tempat wisata 3. Amenities; amenities memang menjadi salah satu syarat daerah tujuan wisata agar wisatawan dapat merasakan kenyamanan dan tinggal lebih lama di. 4. Ancillary; adanya lembaga pariwisata wisatawan akan semakin sering mengunjungi dan mencari DTW apabila di daerah tersebut wisatawan dapat merasakan keamanan, (protection of tourism) dan terlindungi.

Dalam menentukan langkah-langkah untuk menciptakan suatu daya tarik wisata sangat per lu memperhat ikan pendekatan 4A seperti yang telah dijabarkan. Empat aspek ini dasar yang terpenting dari keber lanjuatan kepariwisataan tersebut dan masing-

Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 10 No 2, 2023

masing komponen tersebut memiliki keterkaitan yang saling melengkapi. Wilayah pesisir pantai Sanur tersusun dari ber bagai macam ekosistem yan satu sama lain saling terkait, tidak berdiri sendiri. Perubahan atau kerusakan yang menimpa satu ekosistem akan menimpa pula ekosisitem lainnya. Seperti yang terjadi dalam penelitian ini, kerusakan terumbu karang yang rusak karena kegiatan manusia menyebabkan ombak untuk surfing tidak maksimal, kerusakan padang lamun karena gelombang menghancurkan kekuatanakar hingga padang lamun tidak dapat tumbuh dan terjadilah abrasi pantai Sanur.

Dapat dibayangkan kerusakan satu ekosisitem akan memusnahkan atraksi wisata bahari dan pesisir di pantai Sanur. Dalam penelitian ini ditemukan beberapa penyebab rusaknya lingkungan pesisir pantai Sanur: 1. Kegiatan pariwisata bahari dan pesisir itu sendiri, 2. Kegiatan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan, 3. Limbah padat dan cair yang mengalir dari saluran pembuangan baik got, sungai dan limbah hotel, 4. Reklamasi pulau Serangan dan pembangunan krib. Sesuai pendekatan dan prinsip-prinsip keberlanjuatan pariwisata pesisir dipantai Sanur harus memiliki suatu keterpaduan secara sektoral berarti bahwa perlu ada kordinasi tugas, wewenang dan tanggung jawab antar sektor atau instansi pemerintah pada tingkat pemerintah mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, hingga tingkat pusat. Serta keterpaduan dari sudut pandang keilmuan masyarakatkan bahwa dalam pengelolaan wisata pesisir di pantai Sanur hendaknya dilaksanakan atas dasar pendekatan interdisiplin ilmu, yang melibatkan bidang ilmu: ekologis, sosial, ekonomi, hukum, teknik dan lainnya yang relavan.

Pantai Sanur pada dasarnya terdiri dari berbagai lapisan sosial dan bermacam- macam ekosistem yang satu sama lainnya saling terkait,dan tidak berdiri sendiri. Suatu perubahan kecil secara alami walaupun tidak alami akan merubah keadaan DTW tersebut, beberapa saran-saran yang dapat dilakukan untuk menciptakan wisata pesisir yang berkelanjutan untuk menarik wisatawan melakukan kegiatan wisata pesisir di pantai Sanur, beberapa saran yang dapat dilakukan: a. Pemerintah dan pelaku usaha wisata pesisir maupun bahari harus dapat menyediakan dan membenahi fasilitas-fasilitas pendukung yang dapat memeberikan kenyamanan pada wisatawan, seperti: toilet umum, tempat sampah, parkir, papan infor masi dan peraturan. b. Membuat zonasi aktivitas wisata pesisir karena seluruh kegiatan harus memiliki tempat masing agar tidak menimbulkan suatu konflik seperti contoh: pelaku wisata selam memerlukan tempat yang menyendiri agar kegiatan mereka aman dari berbagai ancaman. c. Menjaga kelestarian dan kebersihan pantai Sanur agar menciptakan kesehatan lingkungan pesisir dan menghindari kerusakan, seperti: melakukan kegiatan penyelamatan lingkungan, memperbaharui dan merawat ekosisitem yang rusak, serta perlunya penataan pantai dari pedagang kaki lima. d Memberikan training serta pelatihan khusus bagi yang pekerja atau karyawan usaha tirta dan mengumpulkan guide-guide liar serta memberikan informasi dan edukasi yang baik dengan membuatkan organisasi agar wisatawan yang datang merasakan kenyaman saat melakukan kegiatan wisata pesisir. 2. Karakteristik pantai Sanur dalam menunjang kegiatan wisata pesisir sangat baik dan lengkap memiliki terumbu karang, ombak yang besar, air yang tenang, serta angin

yang berhembus kencang akan tetapi memiliki kekurangan juga seperti pasang surut yang tinggi dan menurunnya kualitas trumbu karang, saran-saran yang dapat digunakan yaitu; a. Untuk menghindari pasang surut yang extrim semua kegiatan rekreasi air yang bersifat fun dapat dipindahkan ke wilayah pantai Sanur paling selatan, tepatnya diselatan pantai Mertasari disana terdapat chanel besar yang tidak terpengaruh oleh pasang surut air laut. b. Aktivitas olahraga air dan wisata selam paling cocok dilakukan di Sanur dan seharusnya mengutamakan kegiatan ini ber jalan kearah yang lebih baik agar menciptakan suatu keberlanjutan. c. Menekankan kegiatan wisata pesisir yang ramah lingkungan, serta melakukan penyelamatan lingkungan pantai.

Saran- saran untuk menciptakan wisata pesisir yang berkelanjutan yaitu: a. Pemerintah harus bekerjasama dengan pihak akademisi untuk dapat menciptakan wisata pesisir yang berkelanjutan serta perlu memperbaharui peraturan-peraturan mengenai wisata pesisir dan perda dari wisata pesisir pantai Sanur. b.Memiliki rencana detil pemanfaatan tata ruang atau zonasi kawasan pesisir, ber maksud untuk mengurangi kerusakan, menghindari gesekan dari berbagai macam kepentingan,menentukan jalur transportasi air, tempat galangan kapal, menentukan daerah konservasi, menentukanlokasi kegiatan wisata pesisir hingga wilayah sanitasi alami. c.Menentukan daya dukung untuk DTW pantai Sanur diantaranya jumlah hotel, restoran, art shop, pelaku usaha tirta, wisatawan yang berkunjung, termasuk parkir. d.Membangun fasilitas yang baik untuk menyelamatkan pantai Sanur dari kerusakan yaitu dengan: membuat peraturan dan pengaturan, pengadaan sarana umum seperti toilet, tempat sampah, penglolahan limbah cair dan padat dari daratan dengan cara membuat pengelolaan sanitasi air, rubbish trap pada setiap aliran air daratan dan pembersihan bawah laut secara berkala.

  • IV.    KESIMPULAN

Berdasarkan pada paparan dalam bab pemba hasan tentang kondisi eksisting dan perkembangan wisata pesisir di pantai Sanur dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Faktor menarik wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata pesisir adalah faktor dari keramahtamahan berpendapat baik, yang kedua yaitu faktor pelayanan jasa dengan keramahtamahan dan pelayanan yang dimiliki pantai Sanur mampu menarik motivasi wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata pesisir. Selain itu faktor daya tarik yang mempu menarik wisatawan untuk selalu mengunjungi pantai Sanur adalah Kondisi pesisir dan kualitas dan keindahannya ini tebukti dari hasil observasi penelitian yang melakukan olahraga air berpendapat kualitas dan keindahan pantai Sanur baik. 2.Karakteristik pantai Sanur dalam menunjang kegiatan wisata pesisir adalah ombak-ombak di sepanjang terumbu karang tepi, angin seasonable yang berhembus kencang, kehidupan bawah laut, selain itu aktivitas yang bernuansa fun seperti bermain kano dan berlayar menggunakan jukung dapat dilakukan jika pada saat air pasang. Untuk menghindari pasang surut kegiatan rekreasi air seperti banana boat, parasailing, flying fish,wave runner dan water ski dapat dilakukan diselatan pantai Mertesari. 3.Langkah- langkah untuk menciptakan wisata pesisir pantai Sanur yang berkelanjutan dapat digunakan pendeketanpengelolaan wilayah pesisir secara terpadu, yaitu keterpaduan antar

Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 10 No 2, 2023

sektor, bidang ilmu dan ekologis. Setelah itu dapat dipadukan dengan konsep zoning atau zonasi.

DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI

Departemen Kelautan dan Perikanan. 2002. Pedoman Umum Kelembagaan Tempat Pelelangan Ikan. Direktorat PemasaranDalam Negeri. Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Jakarta: Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.

Dahuri, Rokhmin. 2001.Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Akbas, F., Markov, S., Subasi, M.,  & Weisbrod, E. (2018).

Determinants and consequences of information processing delay: Evidence from the Thomson Reuters Institutional Brokers’ Estimate System. Journal of Financial Economics, 127(2),              366–388.              https://doi.org/

10.1016/j.jfineco.2017.11.005

Brealey, R. A., Myers, S. C., & Allen, F. (2017). Principles of Corporate Finance (12th ed.). New York: McGraw-Hill Education.

Choi, A. S., Lee, C. K., Tanaka, K., & Xu, H. (2018). Value spillovers from the Korean DMZ areas and social desirability. Journal of Behavioral and Experimental Economics, 75(April), 95–104. https://doi.org/10.1016/j.socec.2018.04.010

Choudhry, M. (2018). An Introduction to Banking: Principles, Strategy and Risk Management (2nd ed.). Chichester: John Wiley & Sons.

Hsiao, Y. J., & Tsai, W. C. (2018). Financial literacy and participation in the derivatives markets. Journal of Banking and Finance, 88, 15–29. https://doi.org/10.1016/j.jbankfin.2017.11.006

Hull, J. C. (2018a). Options, Futures, and Other Derivatives (9th ed.). Harlow: Wiley.

Hull, J. C. (2018b). Risk Management and Financial Institutions (5th ed.). Hoboken: Wiley. Jones, C. P., & Jensen, G. (2016).

Investment:  Analysis and Management (13th   ed.).

Hoboken:Wiley.

Kenton, W. (2018). Financial Literacy. Retrieved January 15, 2019, from    https://www.investopedia.com/terms/f/financial-

literacy.asp

Parise, G. (2018). Threat of entry and debt maturity: Evidence from airlines. Journal of Financial Economics, 127(2), 226–247. https://doi.org/10.1016/j.jfineco.2017.11.009

297