Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

GAMBARAN PERILAKU ORANG TUA DALAM MEMBAWA ANAK IMUNISASI SELAMA MASA PANDEMI COVID-19

Ni Wayan Radha Rani Jayanti*1, Ni Luh Putu Shinta Devi1, Luh Mira Puspita1 1Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana *korespondensi penulis, e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Selama masa pandemi Covid-19, cakupan imunisasi dasar dan lanjutan mengalami penurunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku orang tua dalam membawa anak imunisasi selama masa pandemi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas III Denpasar Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 71 orang tua yang memiliki bayi dan batita usia 0-24 bulan. Pengambilan data dilakukan di wilayah kerja Puskesmas III Denpasar Selatan selama satu bulan yaitu pada bulan Maret hingga April 2022. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Kuesioner Perilaku Imunisasi Selama Masa Pandemi Covid-19. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar orang tua yang memiliki bayi dan batita usia 0-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas III Denpasar Selatan memiliki perilaku imunisasi yang baik selama masa pandemi Covid-19. Fasilitas pelayanan kesehatan diharapkan dapat menyediakan pelayanan imunisasi sesuai petunjuk teknis pelayanan imunisasi pada masa pandemi Covid-19 agar orang tua merasa tetap aman saat membawa anak imunisasi.

Kata kunci: imunisasi, pandemi covid-19, perilaku imunisasi

ABSTRACT

During the Covid-19 pandemic, the coverage of basic and advanced immunizations decreased. The purpose of this study was to describe the behaviour of parents in bringing their children immunized during the Covid-19 pandemic in the work area of Puskesmas III Denpasar Selatan. This study was a descriptive quantitative study with a cross sectional approach. The sampling technique was used non-probability sampling with purposive sampling technique. The sample used 71 parents which have babies and toddlers with the age of 0-24 months. The data were collected in the work area of Puskesmas III Denpasar Selatan for one month from March to April 2022. The research instruments used were Immunization Behavior Questionnaire during the Covid-19 pandemic. The result showed that most parents who have babies and toddlers aged of 0-24 months in the work area of Puskesmas III Denpasar Selatan have good immunization during the Covid-19 pandemic. Health service facilities are expected to be able to provide immunization services according to the technical instruction for immunization services during the Covid-19 pandemic so that parents feel safe when bringing their children for immunization.

Keywords: covid-19 pandemic, immunization, immunization behavior

PENDAHULUAN

Perubahan situasi pada masa pandemi Covid-19 menyebabkan terganggunya pelaksanaan pelayanan imunisasi di fasilitas pelayanan kesehatan (Nurhasanah, 2021). Hampir seluruh fasilitas pelayanan kesehatan yang melayani imunisasi ditutup sementara dan dialihkan untuk pelayanan khusus Covid-19 (Irawati, 2020). Hal tersebut menyebabkan terjadinya penurunan cakupan imunisasi (Karim, 2021). Selain itu, menurunnya cakupan imunisasi selama masa pandemi Covid-19 juga dipengaruhi oleh perilaku imunisasi orang tua. Perilaku imunisasi didefinisikan sebagai segala bentuk respon atau reaksi dalam pemberian imunisasi (Senewe, 2017). Perilaku imunisasi dikatakan baik jika orang tua memberikan imunisasi pada anak secara rutin sesuai jadwal pemberian imunisasi. Perilaku imunisasi yang baik diwujudkan dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan yang baik mengenai imunisasi (Andriani, 2019). Keberhasilan perilaku imunisasi orang tua selama masa pandemi Covid-19 dapat dilihat dari angka cakupan imunisasi.

Selama masa pandemi Covid-19, cakupan imunisasi dasar dan lanjutan mengalami penurunan. Cakupan imunisasi dasar dalam skala nasional mengalami penurunan sebesar 17,0% (Kemenkes RI, 2020a). Selain itu, imunisasi lanjutan juga mengalami penurunan sebesar 12,9% (Kemenkes RI, 2020b).

Salah satu provinsi di Indonesia yang mengalami penurunan cakupan imunisasi dasar dan lanjutan adalah Provinsi Bali.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas III Denpasar Selatan selama satu bulan dari Maret - April 2022. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua yang memiliki bayi dan batita usia 0-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas III Denpasar Selatan yang berjumlah 1.319 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Penurunan paling signifikan terjadi di Kabupaten Jembrana, Kota Denpasar, dan Kabupaten Tabanan. Masing-masing kabupaten / kota tersebut mengalami penurunan sebesar 8,5%, 6,7%, dan 5,8%. Jika dilihat berdasarkan data di setiap Puskesmas kabupaten / kota tersebut, capaian imunisasi dasar terendah adalah di Puskesmas III Denpasar Selatan. Penurunan cakupan imunisasi dasar di Puskesmas tersebut mencapai angka 77,7% (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2019; 2020).

Terjadinya penurunan cakupan imunisasi selama masa pandemi Covid-19 dikhawatirkan akan menyebabkan penurunan cakupan imunisasi secara global dan terjadinya Kejadian Luar Biasa Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (KLB PD3I) (Jati dkk, 2021). Maka dari itu, pelayanan imunisasi selama masa pandemi Covid-19 harus tetap dilaksanakan sesuai dengan prinsip Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) serta mengikuti Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi Pada Masa Pandemi Covid-19 (Kemenkes RI, 2020c).

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas III Denpasar Selatan menunjukkan bahwa lima dari 15 orang tua yang mengisi kuesioner memilih untuk tidak memberikan imunisasi pada anak selama masa pandemi Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku orang tua dalam membawa anak imunisasi selama pandemi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas III Denpasar Selatan.

purposive sampling. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 71 orang tua yang memiliki bayi dan batita usia 0-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas III Denpasar Selatan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: 1) Orang tua yang memiliki anak usia 0-24 bulan; 2) Orang tua yang tinggal satu rumah dengan anaknya; 3) Memiliki smartphone, whatsapp, dan akses internet,

serta mampu menggunakannya; 4) Bersedia menjadi responden penelitian dengan menyetujui informed consent. Kriteria eksklusi penelitian ini yaitu orang tua yang memiliki anak dengan penyakit kronis serta memiliki anak dengan terapi imunosupresan dan hemodialisis.

Instrumen penelitian yang digunakan adalah Kuesioner Perilaku Imunisasi selama masa pandemi Covid-19 yang terdiri dari 33 item pertanyaan dan pernyataan mencakup tiga domain perilaku yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan. Hasil uji validitas kuesioner menunjukkan nilai t hitung yang berkisar antara 5,459-16,559, dengan nilai t tabel 2,817. Karena nilai t hitung > t tabel, maka instrumen penelitian dinyatakan valid. Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai alpha cronbach 0,801 yang artinya reliabel. Pengumpulan data

dilakukan secara online melalui google forms dan disebarkan melalui WhatsApp Group. Data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan analisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Penelitian ini telah mendapatkan surat keterangan laik etik dari Komisi Etik Penelitian FK Unud / RSUP Sanglah dengan nomor: 1108/UN14.2.2.VII.14/LT/2022.

HASIL PENELITIAN

Hasil analisis univariat dalam penelitian ini menjabarkan karakteristik dari orang tua yang memiliki bayi dan batita usia 0-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas III Denpasar Selatan sebagai responden penelitian. Selain itu, hasil analisis univariat juga menggambarkan terkait perilaku imunisasi selama masa pandemi Covid-19.

Tabel 1. Gambaran Karakteristik Orang Tua Bayi dan Batita (n=71)

Variabel

Median

Min-Max           Varian

Usia

29

21-49                31,533

Variabel

Frekuensi (f)

Persentase (%)

Jenis Kelamin

Laki-Laki

11

15,5

Perempuan

60

85,4

Tingkat Pendidikan

Tamat SD/Sederajat

2

2,8

Tamat SMP/Sederajat

5

7,0

Tamat SMA/Sederajat

37

52,1

Diploma

12

16,9

Sarjana

15

21,1

Status Pekerjaan

Bekerja

29

40,8

Tidak Bekerja

42

59,2

Tabel 1 menunjukkan data karakteristik dari 71 orang tua yang memiliki bayi dan batita usia 0-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas III Denpasar Selatan. Nilai tengah dari usia responden penelitian adalah 29 tahun dengan usia termuda yaitu 21 tahun dan usia tertua 49

tahun. Sebagian besar responden penelitian berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 60 orang (85,4%), memiliki tingkat pendidikan terakhir SMA/sederajat yaitu 37 orang (52,1%), dan memiliki status pekerjaan tidak bekerja yaitu 42 orang (59,2%).

Tabel 2. Gambaran Perilaku Imunisasi Orang Tua Bayi dan Batita Selama Pandemi Covid-19 (n=71)

Variabel                 Median

Perilaku Imunisasi                           20

Hasil analisis gambaran perilaku imunisasi dan kategori perilaku imunisasi orang tua yang memiliki bayi dan batita usia 0-24 bulan selama masa pandemi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas III Denpasar

Min-Max Varian 14-33 11,959

Selatan disajikan pada Tabel 2 dan 3. Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai tengah dari skor perilaku imunisasi responden penelitian selama masa pandemi Covid-19 adalah 20. Skor perilaku imunisasi terendah

responden penelitian yaitu 14 dan skor tertinggi 33. Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa semakin tinggi skor perilaku imunisasi responden penelitian maka semakin baik pula perilaku responden penelitian mengenai imunisasi.

Berdasarkan nilai cut off point yang mengacu pada nilai median, perilaku imunisasi selama masa pandemi Covid-19 dapat dikategorikan sesuai rentang berikut: 1) skor ≥ 20: perilaku imunisasi baik; 2) skor < 20: perilaku imunisasi tidak baik.

Tabel 3. Gambaran Kategori Perilaku Imunisasi Orang

Tua Bayi dan Batita Selama Pandemi Covid-19 (n=71)

Kategori Perilaku Imunisasi

f                      %

Perilaku Imunisasi Baik

50                            70,4

Perilaku Imunisasi Tidak Baik

21                             29,6

Total

71                             100

Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden penelitian memiliki perilaku imunisasi yang baik

selama masa pandemi Covid-19 yaitu sebanyak 50 orang (70,4%).

Tabel 4. Gambaran Subskala Perilaku Imunisasi Orang

Tua Bayi dan Batita Selama Pandemi Covid-19 (n=71)

Indikator

Mean

Pengetahuan

9,83

Sikap

5,66

Tindakan

5,10

Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai      penelitian paling tinggi berada pada domain

rata-rata skor perilaku imunisasi responden       pengetahuan, yaitu 9,83.

Tabel 5. Gambaran Perilaku Imunisasi Berdasarkan Karakteristik Orang Tua Bayi dan Batita Selama Pandemi Covid-19 (n=71)

Karakteristik Orang Tua

Perilaku Imunisasi

Mean

Baik

Tidak Baik

n

%

n

%

Jenis Kelamin

Laki-Laki

10

90,9

1

9,1

21,73

Perempuan

40

66,7

20

33,3

20,02

Tingkat Pendidikan

Tamat SD/Sederajat

0

0

2

100

18,50

Tamat SMP/Sederajat

4

80

1

20

19,80

Tamat SMA/Sederajat

28

75,7

9

24,3

21,05

Diploma

9

75

3

25

21,42

Sarjana

9

60

6

40

19,33

Status Pekerjaan

Bekerja

19

65,5

10

34,5

19,90

Tidak Bekerja

31

73,8

21

26,2

21,07

Tabel 5 menunjukkan sebagian besar responden dalam penelitian ini memiliki perilaku imunisasi yang baik selama masa pandemi Covid-19 yaitu pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 10 orang (90,9%) dengan rata-rata skor perilaku imunisasi

PEMBAHASAN

Hasil penelitian terhadap 71 orang tua yang memiliki bayi dan batita usia 0-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas III Denpasar Selatan terkait dengan perilaku orang tua dalam membawa anak imunisasi

21,73, memiliki tingkat pendidikan terakhir SMA/sederajat sebanyak 28 orang (75,7%) dengan rata-rata skor perilaku imunisasi 21,05, dan berstatus tidak bekerja sebanyak 31 orang (73,8%) dengan rata-rata skor perilaku imunisasi 19,90.

selama masa pandemi Covid-19 diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini memiliki perilaku imunisasi yang baik selama masa pandemi Covid-19. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Damayanti dkk (2021) yang menyatakan bahwa sebagian besar orang tua memiliki perilaku imunisasi yang baik dan berpartisipasi aktif dalam kunjungan imunisasi selama masa pandemi Covid-19 yaitu sebanyak 47 orang tua (58,8%). Penelitian tersebut menjelaskan bahwa orang tua saat ini sudah mampu beradaptasi dan mulai terbiasa dengan adanya pandemi Covid-19. Selain itu, pelaksanaan posyandu dan layanan imunisasi di fasilitas pelayanan kesehatan juga sudah aktif kembali. Hasil penelitian tersebut diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Elbert (2021) yang menyatakan bahwa mayoritas orang tua memiliki perilaku yang positif mengenai imunisasi pada masa pandemi Covid-19 yaitu sebanyak 156 orang tua (79,6%).

Saat ini orang tua merasa lebih aman untuk membawa anaknya imunisasi ke posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan (Permatasari & Liliandriani, 2021). Hal ini dikarenakan pelaksanaan imunisasi sudah menerapkan prinsip pencegahan pengendalian penyakit dan mengikuti petunjuk teknis pelaksanaan imunisasi pada masa pandemi Covid-19 (Risnaningtyas & Maharani, 2021). Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat dinyatakan bahwa orang tua yang memiliki bayi dan batita secara umum memiliki perilaku imunisasi yang baik selama masa pandemi Covid-19.

Perilaku imunisasi merupakan tindakan yang dilakukan oleh orang tua dalam memenuhi kelengkapan imunisasi pada anak (Rambu, 2021). Perilaku imunisasi juga didefinisikan sebagai segala bentuk respon atau reaksi dalam pemberian imunisasi (Senewe, 2017). Perilaku imunisasi dikatakan baik jika orang tua memberikan imunisasi pada anak secara rutin sesuai jadwal pemberian imunisasi (Hasim, 2021). Perilaku imunisasi yang baik dapat diwujudkan melalui pengetahuan, sikap, dan tindakan yang baik pula mengenai imunisasi (Hemadiyan, 2017). Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata skor perilaku imunisasi dari responden penelitian pada domain pengetahuan adalah 9,83. Rata-rata

skor responden penelitian pada domain sikap adalah 5,66 dan domain tindakan 5,10. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa rata-rata skor responden penelitian lebih tinggi pada domain pengetahuan. Hal tersebut membuktikan bahwa pengetahuan responden penelitian mengenai imunisasi lebih baik dibandingkan dengan sikap dan tindakan responden penelitian dalam melakukan pemberian imunisasi.

Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan pengetahuan orang tua yang memiliki bayi dan batita lebih baik dari sikap dan tindakannya mengenai imunisasi. Hal ini dikarenakan sebagian besar orang tua sebenarnya sudah mengetahui manfaat dan pentingnya pemberian imunisasi pada anak. Namun, terdapat hal-hal yang menjadi penghambat untuk memberikan imunisasi pada anak seperti kurangnya motivasi, tidak mendapatkan dukungan keluarga, kesulitan untuk akses ke fasilitas pelayanan kesehatan, atau karena perubahan situasi yang terjadi pada masa pandemi Covid-19. Maka dari itu, masih ada orang tua yang enggan untuk membawa anaknya imunisasi dan bahkan tidak memberikan imunisasi pada anak terutama saat masa pandemi Covid-19 (Risnaningtyas & Maharani, 2021).

Pandemi Covid-19 memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap perilaku orang tua dalam membawa anak imunisasi (Sintiawati, Suherman, & Saridah, 2021). Selain itu, perilaku imunisasi orang tua juga dapat dipengaruhi oleh pengetahuan, persepsi, motivasi, kecemasan, akses ke fasilitas pelayanan kesehatan, dukungan keluarga, serta karakteristik responden yang meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, dan status pekerjaan (Irawati, 2020).

Faktor pertama dari karakteristik responden penelitian yang dapat mempengaruhi perilaku imunisasi orang tua selama masa pandemi Covid-19 adalah usia. Pada penelitian ini diketahui bahwa nilai tengah dari usia responden penelitian adalah 29 tahun. Sesuai pembagian kategori usia menurut Departemen Kesehatan

Republik Indonesia (2009), usia responden dalam penelitian ini berada pada kelompok usia dewasa awal. Mauidhah, Diba, dan Rahmawati (2021) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa terdapat keterkaitan antara usia dengan kunjungan imunisasi. Pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa peningkatan usia dapat menambah pengalaman orang tua dalam mengasuh anak, sehingga orang tua lebih berpengalaman dalam melakukan upaya preventif bagi anaknya termasuk dalam pemberian imunisasi.

Selain itu, diketahui bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini berjenis kelamin perempuan. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar responden penelitian yang berjenis kelamin perempuan memiliki perilaku imunisasi yang baik selama masa pandemi Covid-19 yaitu sebanyak 40 orang tua (66,7%) dengan rata-rata skor perilaku imunisasi 20,02. Responden penelitian yang berjenis kelamin laki-laki juga sebagian besar memiliki perilaku imunisasi yang baik selama masa pandemi Covid-19 yaitu sebanyak 10 orang tua (90,9%) dengan rata-rata skor perilaku imunisasi 23,73. Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa rata-rata skor perilaku imunisasi pada responden laki-laki lebih tinggi dari responden perempuan. Mauidhah dkk (2021) menyatakan bahwa jenis kelamin tidak secara langsung dapat mempengaruhi perilaku orang tua dalam membawa anak imunisasi. Tetapi, jenis kelamin akan mempengaruhi persepsi dari individu. Jenis kelamin akan mempengaruhi pola pikir individu untuk memutuskan melakukan tindakan pemberian imunisasi.

Karakteristik responden lainnya yang dapat mempengaruhi perilaku orang tua dalam membawa anak imunisasi selama masa pandemi adalah tingkat pendidikan. Pada penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar responden penelitian memiliki tingkat pendidikan terakhir SMA/sederajat. Hasil analisis menunjukkan bahwa mayoritas responden penelitian dengan tingkat pendidikan terakhir SMA/sederajat memiliki perilaku imunisasi

yang baik selama masa pandemi Covid-19 yaitu sebanyak 28 orang tua (75,7%) dengan rata-rata skor perilaku imunisasi 21,05. Responden penelitian yang berpendidikan rendah atau tamat SD/sederajat juga sebagian besar memiliki perilaku imunisasi yang baik selama masa pandemi yaitu sebanyak dua orang tua (100%) dengan rata-rata skor perilaku imunisasi 18,50. Dapat dilihat bahwa nilai rata-rata skor perilaku imunisasi responden yang berpendidikan tinggi lebih tinggi dari responden yang memiliki pendidikan rendah. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Ningsih dkk (2021) yang menyatakan semakin tinggi tingkat pendidikan individu, maka semakin besar pula kesadaran memberikan imunisasi pada anak. Hal ini dikarenakan orang tua yang berpendidikan akan menerima informasi dengan baik dan dapat mengambil keputusan secara tepat untuk kesehatan anaknya.

Status pekerjaan juga menjadi faktor karakteristik responden yang dapat mempengaruhi perilaku orang tua dalam membawa anak imunisasi selama masa pandemi Covid-19. Pada penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar responden penelitian berstatus tidak bekerja. Hasil analisis menunjukkan bahwa mayoritas responden penelitian yang berstatus tidak bekerja memiliki perilaku imunisasi yang baik selama masa pandemi Covid-19, yaitu sebanyak 31 orang tua (73,8%) dengan rata-rata skor perilaku imunisasi 21,07. Responden penelitian yang berstatus bekerja juga sebagian besar memiliki perilaku imunisasi yang baik selama masa pandemi Covid-19 yaitu sebanyak 16 orang tua (65,5%) dengan rata-rata skor perilaku imunisasi 19,90. Dapat dilihat bahwa nilai rata-rata skor perilaku imunisasi responden yang bekerja lebih rendah dari responden yang tidak bekerja. Hal ini dikarenakan orang tua yang bekerja cenderung memiliki sedikit waktu dan perhatian untuk membawa anaknya imunisasi, sehingga berisiko menyebabkan keterlambatan pemberian imunisasi pada anak. Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian Rahayu

dan Aisyah (2021) yang menyebutkan bahwa terdapat keterkaitan status pekerjaan dengan perilaku orang tua dalam melakukan pemenuhan imunisasi pada anak. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa orang tua yang tidak bekerja

SIMPULAN

Hasil analisis gambaran perilaku imunisasi orang tua yang memiliki bayi dan batita usia 0-24 bulan selama masa pandemi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas III

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, D. A. (2019). Pengaruh pendidikan kesehatan imunisasi terhadap kecemasan anak pra imunisasi di Kota Tangerang tahun 2018.

Jurnal Media Informasi Kesehatan, 6(2), 239– 246.

Damayanti, D., Indriati, M., & Rahmawati, N.

(2021). Hubungan pengetahuan, sikap ibu, dan dukungan keluarga mengenai kunjungan imunisasi pada masa pandemi Covid-19 di PMB Bidan L Kabupaten Cianjur. Jurnal Zona Kebidanan, 11(81–91).

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Profil Kesehatan Indonesia 2009.

Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2019. Bali: Dinas Kesehatan Provinsi Bali.

Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2020). Profil Kesehatan Dinas Provinsi Bali Tahun 2020. Bali: Dinas Kesehatan Provinsi Bali.

Elbert, B. (2021). Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu di Kota Medan Mengenai Imunisasi Dasar Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Anak Selama Masa Pandemi Covid-19. Universitas Sumatera Utara.

Hasim, C. (2021). Hubungan Kesadaran Ibu Dengan Kepatuhan Jadwal Imunisasi di Masa Pandemi di Kecamatan Rappocini. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Hemadiyan, N. J. (2017). Hubungan Persepsi Orang Tua Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 9-12 Bulan. Universitas Airlangga Surabaya.

Irawati, N. A. V. (2020). Imunisasi dasar dalam masa pandemi COVID-19. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 4, 205–210.

Jati, R. K., Yulinda, D., Amelia, O. R., & Djufri, S.

(2021). Sosialisasi dan Pelayanan Imunisasi Balita Dalam Pekan Gerakan Serentak Imunisasi Boster   Balita.    Universitas

Sarjanawiyata Tamanssiwa Yogyakarta.

Karim, F. (2021). Perbedaan Capaian Imunisasi Sebelum dan Selama Pandemi Covid-19. Stikes Ngudia Husada Madura.

Kemenkes RI. (2020a). Buletin Surveilans PD3I dan Imunisasi (2nd ed.). Kementerian Kesehatan

memiliki banyak waktu untuk mengasuh anak, sedangkan orang tua yang bekerja memiliki waktu yang terbagi untuk pekerjaan.

Denpasar Selatan diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki perilaku imunisasi yang baik selama masa pandemi Covid-19.

Republik Indonesia.

Kemenkes RI. (2020b). Cakupan Imunisasi Tahun 2020.  Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia.

Kemenkes RI. (2020c). Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi Pada Masa Pandemi COVID-19. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Mauidhah, Diba, F., & Rahmawati. (2021). Faktor yang memengaruhi kepatuhan pemberian imunisasi dasar lengkap pada masa pandemi Covid-19. Idea Nursing Journal, 12(3), 62–69.

Nurhasanah, I. (2021). Pelayanan imunisasi di masa pandemi Covid-19: literature review. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 12(1), 104–108.

Permatasari, R.,  & Liliandriani, A. (2021).

Imolementasu kegiatan imunisasi posyandu dengan menggunakan juknis imunisasi pada masa pandemi Covid-19. Jurnal Ilmu Kesehatan, 15(3), 274–282.

Rahayu, S., & Aisyah, S. (2021). Faktor-faktor yang memengaruhu turunnya minat ibu melakukan imunisasi pada bayi pada masa pandemi. Journal of Excellent of Health, 1(2), 79–90.

Rambu, S. H. (2021). Hubungan tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan orang tua terhadap ketepatan pemberian imunisasi di masa pandemi Covid-19 di wilayah Desa Galesong Baru. Jurnal Mitrasehat, 11(2), 276– 282.

Risnaningtyas, A. K., & Maharani, C. (2021).

Pemanfaatan kembali pelayanan kesehatan pada masa pandemi Covid-19. Indonesian Journal of Public Health and Nutrition, 1(3), 462–471.

Senewe, M. S. (2017). Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar di Puskesmas Tongkaina Kecamatan Bunaken Kota Madya Manado. E-Jurnal Keperawatan, 5(1).

Sintiawati, N., Suherman, M., & Saridah, I. (2021). Partisipasi  masyarakat dalam  mengikuti

kegiatan  posyandu. Lifelong  Education

Journal, 1(1), 91–95.

Volume 11, Nomor 1, Februari 2023

123