Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

PENINGKATAN KOMPETENSI PERAWAT DALAM PENERAPAN PROSEDUR PHOTOTHERAPY INTERVENTION MELALUI METODE PEMBELAJARAN DRILL

Urai Ririn Indah Febrianti1, Suhariyanto Suhariyanto*1, Azhari Baedlawi1, Raju Kapadia1

1Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Pontianak, Kalimantan Barat *korespondensi penulis, email: [email protected]

ABSTRAK

Peran perawat diperlukan untuk mencegah efek samping yang tidak diinginkan selama phototherapy intervention dilaksanakan, yaitu dengan memastikan ketepatan menjalankan prosedur pelaksanaan phototherapy intervention yang berisi urutan proses melakukan tindakan keperawatan dari awal sampai akhir. Tenaga kesehatan dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan agar mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada saat phototherapy intervention dilaksanakan. Metode drill digunakan untuk mencegah kejadian tidak diharapkan (KTD) seperti hipertermi, hipotermi, dan luka bakar pada saat phototherapy intervention dilaksanakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode drill terhadap pengetahuan dan keterampilan perawat dalam pelaksanaan prosedur phototherapy intervention. Jenis penelitian yang digunakan adalah pre experimental dengan pre-post test without control group, melalui pemberian pelaksanaan metode pembelajaran drill selama 2 minggu pada 17 perawat RSUD dr. Rubini. Instrumen penelitian karakteristik responden, pengetahuan, dan observasi keterampilan perawat. Analisa data menggunakan uji Paired T-Test yang digunakan pada pengetahuan dan uji Wilcoxon untuk keterampilan. Nilai pre test keterampilan perawat sebesar 15,65 dan nilai post test 25,47 sehingga didapatkan peningkatan keterampilan sebesar 9,82 dengan nilai p sebesar 0,000 < 0,05. Terdapat pengaruh metode drill terhadap pengetahuan dengan nilai pre test 64,7012 dan nilai post test 88,4288 sehingga terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 23,7276 dengan nilai p = 0,000. Pembelajaran metode drill dengan modul pembelajaran phototheraphy intervention memberikan dampak peningkatan kompetensi pengetahuan dan keterampilan berkelanjutan. Hasil penelitian ini berhasil membuktikan bahwa terdapat pengaruh metode drill terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan perawat dalam pelaksanaan prosedur phototherapy intervention.

Kata kunci: hiperbilirubinemia, keterampilan perawat, metode drill, pengetahuan perawat, phototherapy intervention

ABSTRACT

The role of nurses is needed to prevent unwanted side effects during phototherapy intervention is carried out by ensuring the accuracy of carrying out the procedure of phototherapy intervention which contains the sequence of the process of performing nursing actions from beginning to end. Health workers are required to have the knowledge and skills to be able to provide appropriate nursing care at the time of phototherapy intervention implemented. The drill method is used to prevent unexpected events (PUE) such as hyperthermia, hypothermia, and burns during phototherapy intervention. The purpose of this study was to determine the effect of the drill method on the knowledge and skills of nurses in the implementation of phototherapy intervention procedures. The type of research used is pre-experimental with pre-post test without control group, through the implementation of the drill learning method for 2 weeks as many as 17 nurses of RSUD dr. Rubini. Research instrument characteristics of respondents, knowledge, and observation skills of nurses. Data analysis test using Paired T-Test Test used on knowledge and Wilcoxon test for skills. The value of pre-test nurse skills of 15,65 and post-test value of 25,47 so as to obtain an increase in skills of 9,82 with p value of 0,000 < 0,05. There is an effect of drill method on knowledge with pre test value of 64,7012 and post test value of 88,4288 resulting in an increase in knowledge of 23,7276 with a value of p = 0,000. Learning the drill method with the phototherapy intervention learning module gives the impact of increasing knowledge and skills competence continuously. The results of this study successfully proved that there is an effect of the drill method to increase the knowledge and skills of nurses in the implementation of phototherapy intervention procedures.

Keywords: drill method, hyperbilirubinemia, nurse knowledge, nurse skills, phototherapy intervention

PENDAHULUAN

Hiperbilirubinemia merupakan salah satu kegawatan pada bayi baru lahir. Bayi yang mengalami hiperbilirubin sebanyak 80% terjadi pada bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) (Indanah dkk, 2019). Laporan dari World Health Organization (WHO), setiap tahunnya kira-kira 3,6 juta dari 120 juta bayi baru lahir mengalami ikterus neonatorum dan hampir 1 juta bayi kemudian meninggal (Yolanda, 2012). Kadar bilirubin yang sangat tinggi dapat menyebabkan kerusakan otak yang mengakibatkan kejang dan penurunan kesadaran serta dapat berakhir dengan kematian (kern ikterus) (Eriska, 2013).

Tata laksana hiperbilirubinemia pada neonatal yang dilakukan untuk mencegah timbulnya komplikasi adalah phototherapy intervention dan merupakan tindakan keperawatan utama yang efektif dalam menurunkan kadar bilirubin indirek sebelum menyebabkan kern ikterus (Hanisamurti, 2019). Tindakan phototherapy intervention dapat menimbulkan efek samping atau komplikasi seperti eritema (27,3%), dehidrasi, hipertermi, diare, dan kerusakan retina. Dari pengamatan peneliti, masalah yang sering terjadi pada saat dilakukan phototherapy intervention yaitu bayi menjadi hipotermi, rewel karena pakaian dilepaskan, bayi hanya dipakaikan diapers juga penutup mata, dan jika kondisi bayi berada dalam incubator dengan suhu tidak diturunkan menyebabkan pasien hipertermi. kehilangan cairan (dehidrasi), gangguan kalsium (hipokalsemia), diare, dan eritema pada kulit yang disebabkan karena paparan sinar dari phototherapy intervention pada bayi yang fotosensitif (Indanah dkk, 2019).

Peran perawat diperlukan untuk mencegah efek samping yang tidak diinginkan selama phototherapy intervention dilaksanakan, yaitu dengan memastikan ketepatan menjalankan prosedur phototherapy intervention. Tenaga kesehatan dituntut memiliki kompetensi agar mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada bayi. Perawat harus memastikan tindakan yang

diberikan tidak merugikan atau sampai mengakibatkan kematian pasien (Telambanua, 2020).

Data rekam medis menunjukkan sebanyak 31 kasus bayi dengan hiperbilirubinemia sepanjang bulan Januari hingga Oktober 2021, artinya setiap bulan terdapat bayi yang diberikan phototherapy intervention dengan tujuan menurunkan kadar bilirubin yang tinggi. Hiperbilirubinemia termasuk 3 dari 10 besar penyakit terbanyak yang ada di ruangan perinatologi RSUD dr. Rubini Mempawah. Hasil survei awal peneliti, didapatkan bahwa standar prosedur phototherapy intervention sudah pernah disosialisasikan sejak dikeluarkan Surat Keputusan oleh Direktur pada tahun 2018 dengan review tidak terjadwal. Melalui pengamatan peneliti terhadap beberapa petugas di ruangan, terdapat keberagaman dalam melaksanakan prosedur phototherapy. Peneliti mendapatkan bahwa tidak semua petugas memahami dan memiliki kompetensi yang tepat tentang prosedur phototherapy intervention.

Untuk meningkatkan kompetensi perawat dapat dilatih melalui pembelajaran metode drill, dengan mengulang-ulang prosedur tindakan phototherapy intervention. Metode drill sesungguhnya jarang digunakan pada dunia keperawatan dan RS, sehingga peneliti menjadi tertarik menggunakan metode drill di bidang keperawatan, khususnya terhadap peningkatan kompetensi perawat dalam penerapan prosedur phototherapy intervention.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode drill terhadap pengetahuan dan keterampilan perawat dalam pelaksanaan prosedur phototherapy.

METODE PENELITIAN

Desain dalam penelitian ini menggunakan quasi experimental dengan rancangan pre-test dan post-test without control group. Populasi penelitian adalah seluruh perawat di ruang Perinatologi berjumlah 17 responden. Penelitian

dilaksanakan pada 1 Februari - 23 Juni 2022 di RSUD dr. Rubini Mempawah.

Program metode pembelajaran drill dibagi dalam 3 tahapan, tahap pertama persiapan dengan metode brainstorming yang diikuti oleh seluruh responden untuk menggali pengetahuan dasar tentang hiperbilirubinemia dan phototherapy intervention, kendala apa saja yang terjadi saat     dilakukannya     phototherapy

intervention selama ini, kemudian dilakukan kegiatan pretest pengetahuan. Tahap kedua dengan metode skill building yang dibagi lagi menjadi praktik I, praktik II, dan praktik III. Praktik I diawali dengan pemberian ceramah oleh pakar dengan Modul Pembelajaran Keterampilan Phototherapy Intervention, selanjutnya dibuka sesi tanya jawab dan ditutup dengan pretest keterampilan. Praktik II dilanjutkan dengan simulasi keterampilan phototherapy intervention oleh peneliti. Pada praktik III praktik mandiri (Individual Skill) yaitu peneliti hadir setiap pergantian shift jaga, peneliti melakukan pendampingan, memotivasi, mengarahkan dengan teknik/ metode drill kepada responden saat melakukan prosedur phototherapy

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian menyajikan terkait kompetensi perawat dalam pelaksanaan

intervention, praktik mandiri dilakukan minimal 3 kali pengulangan oleh tiap individu, peneliti mengkoreksi dan memperbaiki kesalahan latihan yang dilakukan responden. Tahap akhir yaitu refleksi diri dengan melakukan tanya jawab diakhiri dengan kegiatan posttest kompetensi.

Instrumen pengumpulan data terdiri dari instrumen karakteristik responden, instrumen pengetahuan berupa soal pilihan ganda sebanyak 30 soal, dan instrumen keterampilan berupa lembar observasi menggunakan skala Guttman yang terdiri dari dua kriteria, nilai 1 = Ya, nilai 0 = Tidak dan telah dilakukan uji validitas dengan pakar keperawatan anak RSUD dr. Rubini, yaitu dua dokter spesialis anak dan kepala ruangan serta dosen keperawatan Poltekkes Kemenkes Pontianak.

Analisa data untuk menilai pengetahuan dengan uji paired t-test dan untuk menilai keterampilan menggunakan uji wilcoxon. Sebelum melakukan penelitian, peneliti telah mendapatkan persetujuan dari Komite Etik Poltekkes Kemenkes Pontianak no 20/KEPK-PK.PKP/II/2022.

phototherapy intervention dengan metode drill.

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden di Ruang Perinatologi RSUD dr. Rubini

Mempawah Tahun 2022 (n=17)

Kategori

Jumlah

%

Jenis Kelamin

Laki-laki

0

0

Perempuan

17

100

Total

17

100

Usia

20-30 tahun

7

41,18

31-40 tahun

8

47,06

>40 tahun

2

11,76

Total

17

100

Tingkat Pendidikan

DIII Keperawatan

9

52,94

Ners Keperawatan

8

47,06

Total

17

100

Status Kepegawaian PNS

10

58,82

THL

7

41,18

Total

17

100

Jabatan Fungsional

Fungsional

10

58,82

Non Fungsional

7

41,18


Total

17

100

Level Karier

PK 1

7

41,18

PK 2

5

29,41

PK 3

5

29,41

Total

17

100

Lama Kerja

1-5 tahun

7

41,18

6-15 tahun

8

47,06

16-20 tahun

1

5,88

>20 tahun

1

5,88

Total

17

100

Pengalaman Pelatihan

Belum Pelatihan

9

52,94

Sudah Pelatihan

8

47,06

Total

17

100


Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa 100% responden berjenis kelamin perempuan, dengan usia 31-40 tahun 47,06%, tingkat pendidikan DIII keperawatan 52,94%, status kepegawaian PNS 58,82%, jabatan fungsional terdiri dari

perawat terampil, mahir, penyelia, muda dan madya 58,82%, level karir PK 1 41,18%, lama kerja 6-15 tahun 47,06%, dan diruangan perinatologi masih banyak perawat yang belum memiliki pengalaman pelatihan yaitu sebanyak 52,94%.

Tabel 2. Gambaran Pengetahuan Responden Ruang Perinatologi RSUD dr. Rubini Mempawah Tahun 2022 Sebelum dan Sesudah Diberikan Metode Drill (n=17)

Pengetahuan

Mean

Standar Deviasi

Selisih Tingkat Pengetahuan

p

Pre test

Post test

64,7012

88,4288

12,13573

23,7276

0,000

Berdasarkan Tabel 2 didapatkan nilai mean pada post test 88,4288 dimana lebih besar dari pada nilai pre test yaitu 64,7012. Peningkatan pengetahuan responden dalam pelaksanaan prosedur phototherapy intervention pada bayi baru lahir setelah dilakukan intervensi metode drill sebesar 23,7276. Berdasarkan output Uji Paired

Sample T-Test, diketahui nilai p adalah sebesar 0,000 < 0,05 maka Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata antara hasil belajar pre test dengan post test yang artinya ada pengaruh metode drill terhadap pengetahuan perawat Perinatologi RSUD dr. Rubini Mempawah.

Tabel 3. Gambaran Keterampilan Responden Ruang Perinatologi RSUD dr. Rubini Mempawah Tahun 2022 Sebelum dan Sesudah Diberikan Metode Drill (n=17)

Keterampilan

Mean

Selisih Observasi Keterampilan

Standar Deviasi

Minimum

Maximum

p

Pre test

15,65

Q

2,691

12

21

∩ ∩∩∩

Post test

25,47

9,82

0,514

25

26

0,000

Berdasarkan Tabel 3 didapatkan nilai mean pada post test 25,47 dimana lebih besar dari pada nilai pre test yaitu 15,65. Peningkatan keterampilan responden dalam pelaksanaan prosedur phototherapy intervention pada bayi baru lahir setelah dilakukan intervensi metode drill sebesar

9,82. Terdapat signifikansi keterampilan responden sebelum dan sesudah pemberian metode drill dengan nilai p adalah sebesar 0,000 dimana nilai p < 0,05 sehingga Ha diterima, maka ada pengaruh metode drill terhadap keterampilan perawat di Ruang Perinatologi RSUD dr. Rubini Mempawah.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian membuktikan bahwa pembelajaran dengan metode drill dapat meningkatkan kompetensi dalam pelaksanaan prosedur phototherapy intervention. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai kompetensi sebelum dan sesudah diberikan pembelajaran dengan metode drill. Metode drill merupakan suatu cara mengajar dengan latihan berulang-ulang terhadap apa yang telah dipelajari sehingga seseorang memiliki keterampilan tertentu (Islamia, 2019). Manfaat metode drill adalah menguatkan daya ingat, karena berfokus pada materi yang dilatihkan membuat perawat menjadi lebih teliti. Selain itu, pembimbing dapat melakukan koreksi segera jika terdapat kekeliruan. Sesuai dengan penelitian Faishol & Hidayah (2021) yang menyebutkan bahwa metode drill juga dapat menjadi sarana latihan untuk perawat memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan sehingga dapat membentuk kebiasaan yang baik.

Tujuan metode drill adalah untuk peningkatan setiap kompetensi (pengetahuan dan keterampilan) perawat. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode drill untuk melatih perawat untuk meningkatkan kompetensi perawat dalam pelaksanaan prosedur phototherapy intervention. Perawat diberikan pelatihan melalui tahapan mulai dari identifikasi masalah dengan brainstorming, skill building, simulasi keterampilan phototherapy intervention oleh peneliti, individual skill sebanyak tiga kali oleh responden, dan ditutup dengan kegiatan refleksi diri.

Hal ini sesuai dengan Indrasari dkk (2020) yang menyatakan bahwa metode drill merupakan metode pembelajaran yang diaplikasikan pendidik untuk membentuk suatu kebiasaan, dapat dilakukan dengan pre dan post pemberian asuhan keperawatan. Susanti (2020) juga menyatakan bahwa metode drill merupakan suatu latihan memperoleh suatu ketangkasan, keterampilan, juga kecakapan yang sebelumnya telah dibekali materi oleh pembimbing. Untuk selanjutnya dibimbing,

dilatih, dan mempraktekkan kembali secara mandiri sehingga menjadi mahir dan terampil, dimana ciri khas dari metode ini adalah kegiatan pengulangan berkali-kali dari suatu hal yang sama. Hal ini juga yang diterapkan peneliti dengan penerapan metode drill pada pelaksanaan prosedur phototherapy intervention dengan pemberian materi yang terus menerus dan latihan yang berulang minimal masing-masing responden melakukan praktek sebanyak tiga kali, dan akhirnya didapatkan terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan dari hasil pre test dengan hasil yang lebih baik saat diberikan post test. Peneliti berasumsi bahwa metode drill ini dapat diperkuat terhadap perawat untuk meningkatkan kompetensi dengan cara melaksanakan simulasi pelaksanaan prosedur phototehrapy intervention di ruang Perinatologi RSUD dr. Rubini Mempawah.

Metode drill ini pada umumnya dilaksanakan di bidang pendidikan yang kebanyakan dilakukan oleh seorang guru, namun pada penelitian ini peneliti ingin mencoba memberikan keterbaruan penelitian dengan cara menerapkan metode drill dalam pelaksanaan prosedur phototehrapy intervention di ruang Perinatologi RSUD dr. Rubini Mempawah. Pengetahuan merupakan sesuatu yang diketahui seseorang melalui proses pembelajaran (Mailita & Rasyid, 2022). Cara meningkatkan pengetahuan perawat dengan melakukan Continues Profesional Development. The American Nurse Association (ANA, 2011) mengartikan Continuing Professional Development (CPD) atau Pengembangan Profesional Berkelanjutan sebagai bentuk keaktifan perawat dalam kegiatan pembelajaran yang berguna untuk meningkatkan praktik profesional atau sebagai alternatif untuk mendukung karir perawat. CPD diperlukan perawat untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi perawat agar tetap dapat melaksanakan tugas berorientasi pada proses dan keselamatan pasien (Neny

Rif’ah dkk, 2022; Peraturan Menteri Kesehatan no 40, 2017).

Faktor–faktor yang mempengaruhi pengetahuan, antara lain: pendidikan, pekerjaan, pengalaman, keyakinan, sosial budaya (Mailita & Rasyid, 2022). Menurut pendapat peneliti, jenis kelamin, usia, status kepegawaian, jabatan fungsional, level karier, lama kerja juga mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Dari penelitian ini dapat dijelaskan peneliti bahwa dalam pengetahuan terkait phototherapy intervention hal-hal yang harus diketahui seorang perawat adalah konsep bayi baru lahir, konsep bilirubin, penggunaan alat phototherapy intervention yang harus diinformasikan terlebih dahulu kepada perawat, dengan harapan perawat dapat mengaplikasikan dalam pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan. Untuk dapat mengetahui standar dalam pemberian asuhan keperawatan perlu adanya suatu standar prosedur. Standar prosedur digunakan sebagai bagian dalam peningkatan standar pelayanan keperawatan, sehingga perawat bekerja dengan standar dan pengetahuan yang sama. Standar dan pengetahuan yang sama berdampak pada kualitas pelayanan asuhan keperawatan, mengurangi resiko kejadian tidak diharapkan pada bayi seperti kejadian hipertermi, hipotermi, dan terbakar pada bayi.

Phototherapy intervention bermanfaat untuk menurunkan kadar bilirubin serum dalam sirkulasi darah. hal ini juga sesuai menurut teori Royyan (2012), yang menjelaskan bahwa salah satu penatalaksanaan dari ikterus neonatorum adalah phothoterapy intervention (Sowwam & Aini, 2018). Menurut Wong (2013) phothoterapy intervention adalah intervensi yang paling umum digunakan untuk mengobati dan mencegah hiperbilirubinemia pada bayi cukup bulan dan premature (Saletti-cuesta et al., 2020).

Dampak pengetahuan yang baik bagi perawat sebagai pemberi asuhan

keperawatan pada bayi, yaitu perawat dapat mengikuti perkembangan ilmu terbaru, merefresh ilmu tentang phototherapy intervention yang lama sehingga perawat harus distimulus terlebih dahulu. Dampak baiknya pengetahuan perawat bagi bayi yang diberikan asuhan keperawatan yaitu kadar bilirubin pada bayi dapat kembali normal, sedangkan dampak pengetahuan perawat yang baik bagi pelayanan adalah untuk mengurangi resiko kejadian tidak diinginkan.

Maka dari penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan perawat tentang hiperbilirubinemia dan prosedur phototherapy intervention setelah diberikan ilmu dengan metode drill sebesar 23,7276 dengan nilai mean pada post test 88,4288 dimana lebih besar dari pada nilai pre test yaitu 64,7012. Yang berarti bahwa dengan pembelajaran metode drill berhasil dalam meningkatkan pengetahuan perawat dalam pelaksanaan prosedur phototherapy intervention.

Keterampilan adalah kecakapan atau keahlian dalam melakukan suatu pekerjaan atau praktek yang diperoleh melalui tahapan belajar sehingga diperoleh suatu keterampilan yang diperlukan untuk tujuan tertentu (Budiharto, 2012). Untuk mempertahankan keterampilan yang baik pada perawat, studi lain Fitrirachmawati (2017) menyebutkan bahwa perlu adanya pendampingan dari kepala ruangan, Perawat Penanggung Jawab Asuhan (PPJA), Clinical Instructure (CI) ruangan. Di ruang perawatan, kegiatan pendampingan dilakukan oleh kepala ruangan. Kepala ruangan sebagai orang yang diberikan tanggung jawab untuk mengelola pelayanan di suatu ruang perawatan mempunyai peran yang cukup besar untuk meningkatkan kompetensi perawat dalam melakukan asuhan keperawatan melalui kegiatan motivasi, komunikasi, dan bimbingan (Fitrirachmawati, 2017). Kegiatan pembelajaran metode drill dalam melaksanakan prosedur phototherapy intervention ini juga dapat diakhiri dengan

pendampingan agar kompetensi yang telah dimiliki perawat tetap terjaga.

Phototherapy intervention ini termasuk kedalam jenis keterampilan teknik (technical skills). Maka dari uraian pembahasan penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan perawat setelah dilakukan intervensi metode drill pelaksanaan prosedur phototherapy intervention sebesar 9,82 dengan nilai mean post test 25,47 dimana lebih besar dari pada nilai pre test 15,65. Yang berarti bahwa dengan pembelajaran metode drill berhasil dalam meningkatkan keterampilan perawat dalam pelaksanaan prosedur phototherapy intervention. Selain itu, penggunaan video

SIMPULAN

Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah disampaikan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode drill dapat meningkatkan kompetensi perawat dalam     pelaksanaan     phototherapy

intervention. Metode drill pada umumnya dilaksanakan di bidang pendidikan yang kebanyakan dilakukan oleh seorang guru, untuk itu peneliti ingin memberikan keterbaharuan dalam penelitian ini bahwa metode drill juga dapat diterapkan di bidang keperawatan.

Hasil penelitian berupa modul, dapat digunakan sebagai referensi pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA

American Nurse Assosiation. (2011). Nursing:

Scope and Standards of Practice, 2nd Edition. Silver Spring, MD: Nursesbook.org. Budiharto, T. (2012). Pendidikan Keterampilan.

UNS Press, 1–2.

Eriska, S. (2013). Asuhan kebidanan pada bayi ny.e usia 9 hari dengan hiperbilirubin. Journal of

Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Faishol, R., & Hidayah, F. (2021). Efektivitas

Metode Drill Dengan Teknik Master Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Riza. 01(05).

Fitrirachmawati.   (2017).   Hubungan   Fungsi

Supervisi  dengan  Kepatuhan  Perawat

Menjalankan SOP Identifikasi Pasien Di RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2015. Jurnal Administrasi Rumah Sakit, 3(2), 78–87.

Hanisamurti, L. (2019). Pengaruh fototerapi terhadap derajat ikterik pada neonatus di

dapat digunakan sebagai metode pembelajaran yang baik untuk peningkatan kompetensi (Suhariyanto dkk, 2022). Rumah sakit harus menerapkan program manajemen risiko berkelanjutan yang bertujuan     untuk     mengidentifikasi,

mengurangi cedera, serta mengurangi resiko lain. Penerapan program manajemen risiko melalui investigasi kejadian tidak diharapkan (KTD) sebagai bagian dari keselamatan pasien dan staf RS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit, 2018). Dengan melakukan     praktek     phototherapy

intervention dengan SPO yang sudah terstandar oleh perawat, dapat mencegah KTD seperti hipertermi, hipotermi, dan luka bakar pada bayi.

pada mata kuliah keperawatan gawat darurat anak dan manajemen keperawatan. Dosen dapat menggunakan metode drill untuk     meningkatkan     kompetensi

mahasiswa sebelum masuk ke praktek klinik keperawatan.

Metode drill ini dapat digunakan sebagai upaya peningkatan kompetensi perawat di bidang keperawatan lainnya. Hasil penelitian berupa modul dan SPO terkait Phototherapy Intervention dapat dijadikan sebagai bahan kebijakan manajemen keperawatan sebagai bagian dari standar asuhan keperawatan.

rumah sakit muhammadiyah palembang periode oktober – desember tahun 2018.

Indanah, I., Karyati, S., & Yusminah, Y. (2019, October). Efektifitas pemberian ASI terhadap penurunan kadar bilirubin. In Prosiding University Research Colloquium (pp. 565571).

Indrasari, N. M. D. N., Wati, N. M. N., Dewi, N. L. P. T., & Nursari, M. (2020). Intervensi

Metode Drill Melalui Pre Dan Post Conference Terhadap Kemampuan Perawat Menerapkan Terapi Reminiscence Ni Luh Putu Thrisna Dewi Program Studi Keperawatan Program Sarjana, STIKes Wira Medika Bali, Indonesia Alamat Korespondensi: STIKes Wira M. Kesehatan Panrita Husada, 5(2), 146–161.

Islamia, N. A. (2019). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode Latihan Siap (Drill) Terhadap Perilaku Penanganan Cedera Olahraga Pada Atlet Beladiri UKM

Universitas Airlangga (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).

Komisi Akreditasi Rumah Sakit. (2018). Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Kerjasama Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dengan Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) (1st ed.).

Mailita, W., & Rasyid, W. (2022). Hubungan

pengetahuan dan sikap perawat tentang triage di IGD Runah Sakit Semen Padang Hospital. Humantech Jurnal Ilmiah Multi Disiplin Indonesia, 2(2), 200–216.

Neny Rif’ah, dkk. (2022). Theory Of Planned Behaviour Untuk Menganalisis Perilaku Perawat     Dalam     Pengembangan

Berkelanjutan Keprofesian Keperawatan (Continuing Professional Development).

PerMenKes no 40. (2017). Pengembangan Jenjang Karir Profesional Perawat.

Saletti-cuesta, L., Abraham, C., Sheeran, P., Adiyoso, W., Wilopo, W., Brossard, D., Wood, W., Cialdini, R., Groves, R. M., Chan, D. K. C., Zhang, C. Q., Josefsson, K. W., Cori, L., Bianchi, F., Cadum, E., Anthonj, C., NIH Office of Behavioral and Social Sciences, Deci, E. L., Ryan, R. M., … IOTC. (2020). Pengaruh Fototerapi Pada Neonatus Dengan Hiperbilirubinemia. Sustainability

(Switzerland), 4(1), 1–9.

Sowwam, M., & Aini, S. N. (2018). Fototerapi Dalam Menurunkan Hiperbilirubin Pada Asuhan Keperawatan Ikterus Neonatorum. Jurnal Keperawatan CARE, 8(2), 82–90.

Suhariyanto Suhariyanto, Arif Nur Akhmad, Lily Yuniar, Dessy Hidayati, Aspia Lamana. (2022). Peningkatan Kompetensi Deteksi Dini Stunting Mahasiswa Keperawatan melalui Clinical Simulation Video in Nursing Prodject (ALLADIN). Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 4(1),   344–352.

http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/i ndex.php/JPPP/article/download/83/65

Susanti, C. (2020). Pengaruh metode drill terhadap keterampilan dalam pengukuran tekanan darah pada mahasiswa ners tingkat i stikes santa elisabeth medan tahun 2019. Paper Knowledge. Toward a Media History of Documents, 12-26.

Telambanua, H. T. (2020). Peran Perawat Sebagai Advokat Pasien Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan di Pelayanan Kesehatan. https://doi.org/10.31219/osf.io/njwr2.

Yolanda, W. (2012). Prevalensi Ikterus Neonatorum pada Bayi Prematur Lebih Sering dari pada Bayi Matur Di Wilayah Kabupaten Kulon Progo. AKB, 16–26.

Volume 11, Nomor 1, Februari 2023

62