HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN TENAGA KESEHATAN DENGAN MOTIVASI KESEDIAAN MASYARAKAT MENERIMA VAKSIN COVID-19 DI DESA ANGGRASMANIS KABUPATEN KARANGANYAR
on
Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN TENAGA KESEHATAN DENGAN MOTIVASI KESEDIAAN MASYARAKAT MENERIMA VAKSIN COVID-19 DI DESA ANGGRASMANIS KABUPATEN KARANGANYAR
Cindy Valla Taen*1, Dian Nur Adkhana Sari1, Suryati1, Niken Setyaningrum1
1STIKes Surya Global Yogyakarta
*korespondensi penulis, email: cindyvallen200200@gmail.com
ABSTRAK
Tahun 2019 digemparkan dengan merebaknya virus baru yaitu Covid-19. Salah satu strategi yang sangat mungkin dilakukan untuk menghentikan penyebaran virus ini adalah dengan memproduksi vaksin. Vaksin adalah pertahanan terakhir melawan penyakit menular. Hambatan utama penggunaan vaksin Covid-19 adalah ketidakyakinan masyarakat dalam menentang vaksinasi Covid-19. Keinginan untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya dukungan keluarga dan dukungan tenaga kesehatan. Dengan motif kesiapan masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19, penelitian ini berupaya untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan tenaga kesehatan di Desa Anggrasmanis Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar. Jenis penelitian ini yaitu kuantitatif, jumlah sampel 290 responden, dan teknik pengambilan sampel adalah accidental sampling, pengambilan data dilakukan pada 27 Mei sampai 10 Juni 2022. Pengujian data menggunakan uji analisis chi square dan regresi linear berganda. Penelitian ini menggunakan tiga instrumen penelitian, yaitu kuesioner dukungan keluarga, kuesioner dukungan tenaga kesehatan, dan kuesioner motivasi kesediaan menerima vaksin Covid-19. Hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,000 dan nilai kontingensi sebesar 0,406 (dukungan keluarga) dan 0,349 (dukungan tenaga kesehatan). Dengan demikian ada hubungan dukungan keluarga dan tenaga kesehatan dengan motivasi kesediaan masyarakat menerima vaksin Covid-19 di Desa Anggrasmanis Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar.
Kata kunci: keluarga, motivasi, tenaga kesehatan, vaksin covid-19
ABSTRACT
2019 was shocked by the outbreak of a new virus, namely Covid-19. One possible strategy to stop the spread of this virus is to produce a vaccine. Vaccines are the last line of defense against infectious diseases. The main obstacle to using the Covid-19 vaccine is people's disbelief in preventing Covid-19 vaccination. The desire to get the Covid-19 vaccine is influenced by several things including family support and support from health workers. With the motive of community readiness to get the Covid-19 vaccination, this study seeks to find out the relationship between family support and health workers in Anggramanis village, Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar. This type of research is quantitative, the sample size is 290 respondents and the sampling technique is accidental sampling. Data collection was carried out from May 27 to June 10, 2022. Data testing used the chi square analysis test and multiple linear regression. This study used three research instruments, namely the family support questionnaire, the health worker support questionnaire, and the motivational questionnaire on the willingness to accept the Covid-19 vaccine. The results of the chi square test obtained a value of p = 0,000 and a contingency value of 0,406 (family support) and 0,349 (support of health workers). Thus there is a relationship between family support and health workers with the motivation of the community's willingness to receive the Covid-19 vaccine in Anggramanis Village Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar.
Keywords: covid-19 vaccine, family, health workers, motivation
PENDAHULUAN
Tahun 2019 digemparkan dengan merebaknya virus baru yaitu coronavirus jenis baru, World Health Organization (WHO) memberi nama virus baru tersebut severe acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2) dan
penyakitnya disebut Coronavirus disease 2019 (COVID-19). Asal mula virus ini berasal dari Wuhan, Tiongkok pada akhir Desember tahun 2019 (WHO, 2020).
Transmisi virus ini belum dapat diketahui dengan pasti. Sampai pada akhirnya WHO mengonfirmasi bahwa penularan SARS-CoV-2 dapat terjadi melalui kontak langsung, kontak tidak langsung, atau kontak erat dengan orang yang terinfeksi melalui sekresi seperti air liur dan sekresi saluran pernapasan atau droplet saluran napas yang keluar saat orang yang terinfeksi lewat batuk, bersin, berbicara, atau menyanyi (Health et al., 2020).
Jumlah kasus terus bertambah seiring berjalannya waktu. World Health Organization (WHO) menyatakan pada 30 Januari 2020, bahwa Covid-19 pada Cina adalah Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia. Pencegahan Covid-19 bisa menggunakan deteksi dini, isolasi, dan melakukan vaksinasi. Berbagai negara di dunia melakukan pembuatan dan penerapan vaksin yang bekerja sama dengan pemerintah, instansi, perusahaan, akademisi, dan peneliti agar terciptanya proteksi terhadap semua masyarakat agar bisa menurunkan angka kasus Covid-19 (Rachman & Pramana, 2020).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) secara global, pada 13 Oktober 2021 pukul 14.10 WIB, ada 238.521.855 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi, termasuk 4.863.818 kematian, yang dilaporkan ke WHO, dan 364,373 kasus baru dalam 24 jam terakhir (WHO, 2021).
Berdasarkan masalah tersebut, jumlah masyarakat Indonesia yg terserang Covid-19 terus bertambah setiap harinya, sampai 26 Oktober 2020 lalu, tercatat sebesar lebih 392 ribu kematian. Kondisi demikian
memberikan dampak langsung kepada jutaan bahkan semua masyarakat global, mengalami dampak sejak diberlakukannya protokol kesehatan yang wajib diterapkan dalam semua aspek aktivitas, mulai dari pembatasan sosial sampai lockdown total sehingga mengganggu aktivitas masyarakat. Efek lanjutan dari Covid-19 ini berpotensi membawa tantangan besar bagi sistem kesehatan global dan mempunyai konsekuensi yang luas dalam ekonomi global bila penyebaran virus tidak dikendalikan secara efektif (Rachman & Pramana, 2020).
Data Kemenkes RI sampai dengan tanggal 13 Oktober 2021 (sumber data WHO dan PHEOC Kemenkes) menemukan bahwa di Indonesia telah dilaporkan 4.231.046 orang terkonfirmasi positif Covid-19 dan ada 142.811 kematian (3,4%) terkait Covid-19 yang dilaporkan dan 4.067.684 pasien telah sembuh dari penyakit tersebut. Dari data tersebut terkonfirmasi bahwa 5 provinsi yang masih cukup tinggi diantaranya DKI Jakarta 859.737 (20,3%), Jawa Barat 704.205 (16,6%), Jawa Tengah 483.660 (11,4%), dan Jawa Timur 397.088 (9,4%).
Pembuatan vaksin adalah strategi yang sangat layak untuk menghentikan penyebaran virus ini. Dengan menghentikan penyebaran penyakit di antara masyarakat, vaksinasi tidak hanya melindungi individu yang tertular tetapi juga komunitas yang lebih besar. Penciptaan vaksinasi yang aman dan efisien sangat penting karena diyakini dapat menghentikan penyebaran penyakit dan mencegahnya di masa depan. Selain itu, vaksinasi diperlukan karena virus menyebar dengan cepat untuk mengurangi dampaknya (Rachman & Pramana, 2020).
Vaksin merupakan solusi terakhir untuk penyakit menular, hambatan utama penggunaan vaksin Covid-19 adalah ketidakyakinan masyarakat terhadap vaksin Covid-19. Vaksin Covid-19 terjamin dan menjadikan respons imun yang signifikan sesudah imunisasi tunggal di sebagian besar penerima. Masyarakat diharapkan lebih
mengetahui guna memperhitungkan vaksin baru yang tengah diproduksi. Sedangkan beberapa vaksin sedang dikembangkan, vaksin yang efisien untuk Covid-19 diharapkan tersedia secara universal pada tahun 2021. Untuk itu upaya memfasilitasi penerimaan, meyakinkan masyarakat terhadap keamanan serta efektivitas vaksin menjadi sangat penting (Ichsan dkk, 2021).
Vaksin Covid-19 bermanfaat untuk meminimalkan penyebaran Covid-19, mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat Covid-19, mengembangkan herd immunity di masyarakat, dan melindungi masyarakat dari Covid-19 agar dapat terus aktif secara ekonomi dan sosial. Hanya ketika cakupannya luas dan merata di seluruh wilayah, kekebalan kelompok dapat berkembang. Jika dibandingkan dengan upaya pengobatan, upaya pencegahan melalui pemberian program imunisasi akan jauh lebih hemat biaya. Dalam rangka penanggulangan pandemi Covid-19, program kebijakan vaksinasi Covid-19 telah dituangkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan dan Pelaksanaan Vaksin (Kemenkes RI 7:202) (Hidayat dkk, 2021).
Situasi ini mungkin diperumit oleh implikasi keengganan vaksinasi di seluruh dunia, terutama kesediaan untuk menerima vaksin Covid-19. Oleh karena itu, perkiraan tingkat penerimaan vaksinasi dapat membantu upaya yang diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan publik tentang vaksin dan meyakinkan orang tentang nilai dan keamanannya. Dengan demikian, mempengaruhi keinginan masyarakat untuk menerima vaksinasi Covid-19, yang akan membantu menekan penyebaran virus dan meminimalkan dampak merugikan dari situasi pandemi yang belum pernah terjadi sebelumnya (Sallam et al., 2021).
Berdasarkan data statistik dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar, Pemerintah Kabupaten Karanganyar terus berupaya meningkatkan angka vaksinasi di 17 kecamatan. Dosis pertama telah diberikan kepada 526.072 orang saat ini. Sedangkan hasil vaksinasi tahap kedua saat
ini baru mencapai 201.985 orang atau 27%. (Dinkes Karanganyar, 2022).
Pertentangan dari beberapa lapisan masyarakat menjadi salah satu permasalahan dalam pemberian vaksin. Di Sulawesi Tengah, penelitian mengungkapkan bahwa 64,7% peserta tidak mau menerima vaksinasi (Ichsan dkk, 2021).
Kesediaan masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain: dukungan tenaga kesehatan dan dukungan keluarga. Dukungan tenaga kesehatan berupa pemberian informasi tentang vaksin Covid-19 dimana peran tenaga kesehatan (57%) menjadi pembawa pesan yang paling dipercaya oleh masyarakat dalam memberikan konseling pada responden yang memiliki keraguan dalam menerima vaksin. Selanjutnya diikuti oleh dukungan anggota keluarga (32%) juga menjadi pilihan dalam memberikan konsultasi terkait vaksin dan mendorong anggota keluarga untuk melakukan vaksin. Dukungan keluarga juga menjadi kunci dalam percepatan vaksinasi dan dapat terhambat karena adanya kecenderungan para anggota keluarga yang memiliki kekhawatiran untuk mengikutsertakan anggota keluarganya mendapat vaksinasi. Sebanyak 25% masyarakat yang didatangi rumahnya secara door to door oleh tenaga kesehatan mendapat larangan oleh anggota keluarganya untuk menerima vaksin karena takut akan keamanan dan efektivitas vaksin (Putri, 2021).
Tenaga kesehatan merupakan faktor pendukung yang krusial dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19. Mengacu pada Roadmap WHO Strategic Advisory Group of Experts (SAGE) on Immunization serta hasil kajian Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization, ITAGI), petugas kesehatan memiliki peran strategis dan menjadi jembatan komunikasi dalam rangka community engagement sehingga cakupan vaksinasi dapat mencapai target serta outcome berupa herd immunity dapat
terbentuk, dan dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat serta memberikan informasi terkait manfaat vaksin sehingga dapat memicu timbulnya kepercayaan dan mendukung masyarakat agar menjadi termotivasi dalam pelaksanaan vaksinasi. Selain itu, dengan situasi saat ini di mana informasi hoax dapat dengan mudah diperoleh dan disebarluaskan, sehingga seringkali mengarah pada disinformasi dan keraguan di masyarakat, petugas kesehatan harus dapat menjadi salah satu “primary source” informasi kesehatan di masyarakat. Hal ini penting karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa arahan dan informasi yang disampaikan tenaga kesehatan, termasuk kader, lebih mudah diterima dan dilaksanakan oleh masyarakat (Kemenkes RI, 2021).
Tidak adanya dukungan keluarga dan tenaga kesehatan terhadap masyarakat dalam penerimaan vaksin, akibat yang akan ditimbulkan menjadi kontroversi vaksin Covid-19. Banyak masyarakat yang salah persepsi tentang vaksin ini, dan timbulnya kekhawatiran masyarakat terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan vaksin. Selain itu, dampaknya juga akan berpengaruh terhadap program pemerintah tentang vaksinasi yang tidak akan berjalan sesuai dengan rencana penurunan penularan Covid-19 (Solihatin, 2021).
Warga Desa Anggrasmanis sudah mendapatkan program imunisasi Covid-19, sesuai temuan penelitian pendahuluan yang dilakukan pada 20 Januari 2022 dengan menggunakan media internet (google meet) dan teknik wawancara dengan 10 orang informan. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa kebanyakan dari mereka hanya berusaha untuk mematuhi ketika ada arahan dari pemerintah desa setempat untuk melakukan vaksin Covid-19. Namun, sebagian dari mereka tidak tahu tujuan dilakukannya vaksin dan sepenting apa vaksin Covid-19 bagi kesehatan, kurangnya dukungan dari tenaga kesehatan setempat, peran tenaga kesehatan yang juga kurang mendukung dalam pemberian informasi mengenai vaksin Covid-19, dikarenakan
jarak dari rumah ke tempat pelayanan kesehatan juga cukup jauh yaitu sekitar 1 jam untuk ke Puskesmas. Selain itu, masih rendahnya dukungan antar anggota keluarga untuk saling memberi dorongan dan memotivasi satu sama lain dalam menerima vaksin Covid-19, sehingga ada sebagian yang keluarganya mendukung dan ada juga yang biasa saja, dalam artian tidak masalah ketika anggota keluarganya mau vaksin ataupun tidak. Mayoritas masyarakat di desa Anggrasmanis hanya mengikuti arahan dari pemerintah desa setempat untuk menerima vaksin.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif (non experiment). Rancangan penelitian menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Penduduk Desa Anggrasmanis, Kecamatan Jenawi, dan Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah menjadi populasi penelitian yang berjumlah 3126 jiwa berdasarkan data pada Januari -Desember 2021.
Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan teknik accidental sampling didapatkan sebanyak 290 responden berdasarkan tabel yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael dengan tingkat kepercayaan 10% (Sugiyono, 2016). Penelitian ini tidak memiliki kriteria inklusi ataupun eksklusi. Sebelum dilakukannya penelitian, peneliti telah melakukan uji etik penelitian di Komite Etik STIKes Surya Global Yogyakarta dengan no.1.27/KEPL/ SSG/V/2022.
HASIL PENELITIAN
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 290 responden. Analisis karakteristik responden meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan vaksin Covid-19, jenis vaksin Covid-19, riwayat tertular Covid-19, riwayat vaksin Covid-19, dosis vaksin Covid-19, dan pendidikan kesehatan ditampilkan dalam tabel 1.
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden | ||||
No. |
Karakteristik Responden |
Frekuensi (f) |
Persentase (%) | |
1. |
Usia (tahun) a. 18-25 tahun b. 26-35 tahun c. 36-45 tahun d. 46-55 tahun e. > 55 tahun |
122 71 77 19 1 |
42,1 24,5 26,6 6,6 0,3 | |
Jumlah |
290 |
100 | ||
2. |
Jenis Kelamin a. Laki-Laki b. Perempuan |
142 148 |
49 51 | |
Jumlah |
290 |
100 | ||
3. |
Pendidikan a. SD/MI b. SMP/MTs c. SMA/MA d. SMK e. D3 f. S1 |
20 127 134 2 1 6 |
6,9 43,8 46,2 0,7 0,3 2,1 | |
Jumlah |
290 |
100 | ||
4. |
Pekerjaan
|
70 67 77 5 71 |
24,1 23,1 26,6 1,7 24,5 | |
Jumlah |
290 |
100 | ||
5. |
Tingkat Pengetahuan Vaksin a. Sudah tahu b. Belum tahu |
282 8 |
97,2 2,8 | |
Jumlah |
290 |
100 | ||
6. |
Riwayat Covid-19 a. Sudah Pernah b. Belum Pernah |
38 252 |
13,1 86,9 | |
Jumlah |
290 |
100 | ||
7. |
Riwayat Vaksin a. Sudah vaksin b. Belum vaksin |
290 0 |
100 0 | |
Jumlah |
290 |
100 | ||
8. |
Dosis Vaksin
|
5 274 11 |
1,7 94,5 3,8 | |
Jumlah |
290 |
100 | ||
9. |
Jenis Vaksin
|
222 24 34 10 |
76,6 8,3 11,7 3,4 | |
Jumlah |
290 |
100 | ||
10. |
Kegiatan Kesehatan a. Sudah pernah b. Belum pernah |
202 88 |
69,7 30,3 | |
Jumlah |
290 |
100 | ||
Tabel 1 menunjukan bahwa terdapat 122 responden (41,1%), sebagian besar berusia antara 18 dan 25 tahun. Terdapat |
148 responden atau 51% di antaranya adalah perempuan. 134 responden (46,2%) atau sebagian besar responden |
berpendidikan SMA. 77 responden (26,6%) dari sampel mengaku sebagai petani. Mayoritas responden sebanyak 282 orang, atau 97,2% mengetahui sesuatu tentang vaksinasi Covid-19, menurut tingkat pengetahuannya. Ada 252 responden (86,9%) yang belum pernah dinyatakan positif Covid-19. Setiap responden telah
mendapatkan suntikan Covid-19. 274 responden (94,5%) telah menerima vaksinasi Covid-19 dosis 1 dan 2. Terdapat 222 responden (76,6%) yang telah mendapatkan vaksinasi jenis Sinovac. 202 responden (69,7%) atau sebagian besar responden pernah mengikuti kegiatan kesehatan.
Tabel 2. Distribusi Dukungan Keluarga, Dukungan Tenaga Kesehatan, dan Motivasi Kesediaan Masyarakat Menerima Vaksin Covid-19
Variabel |
Frekuensi (f) |
Persentase (%) |
Kategori dukungan keluarga | ||
Mendukung |
190 |
65,5 |
Tidak mendukung |
100 |
34,5 |
Total |
290 |
100 |
Kategori dukungan tenaga kesehatan | ||
Mendukung |
185 |
63,8 |
Tidak mendukung |
105 |
36,2 |
Total |
290 |
100 |
Kategori motivasi kesediaan menerima vaksin Covid-19 | ||
Baik |
155 |
53,4 |
Cukup |
135 |
46,6 |
Kurang |
0 |
0 |
Total |
290 |
100 |
Tabel 2 menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki keluarga dalam
kategori mendukung responden (65,5%).
dalam kategori mendukung sebanyak 185 responden (63,6%). Pada kategori baik, 155 responden (53,4%) paling termotivasi untuk mendapatkan vaksinasi Covid-1.
sebanyak 190
Sebagian besar
responden memiliki tenaga kesehatan
Tabel 3. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Motivasi Kesediaan Masyarakat Menerima Vaksin Covid-19
Motivasi Kesediaan Masyarakat Menerima Vaksin Covid-19 | |
Dukungan Keluarga |
Baik Cukup Kurang Total p-value R |
Mendukung |
71 |
37,4 |
119 |
62,6 |
0 |
0 |
190 | ||
Tidak Mendukung |
84 |
84,0 |
16 |
16,0 |
0 |
0 |
100 |
0,000 |
0,406 |
Total |
155 |
53,4 |
135 |
46,6 |
0 |
0 |
290 |
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa hasil tabulasi silang antara dukungan keluarga dengan motivasi kesediaan masyarakat menerima vaksin Covid-19 sebagian besar dalam kategori keluarga yang mendukung dengan motivasi kesediaan masyarakat menerima vaksin Covid-19, mendapatkan vaksin Covid-19 yang baik yaitu sebanyak 190 (65,5%). Hasil uji statistik nilai p diperoleh 0,000; nilai p<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
ada hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi kesediaan masyarakat dalam menerima vaksin Covid-19 di Desa Anggrasmanis Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar. Pada tabel 3 dapat diketahui bahwa nilai Contingency Coefficient (R) adalah 0,406. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat antara dukungan keluarga dengan motivasi kesediaan masyarakat menerima vaksin Covid-19.
Tabel 4. Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan dengan Motivasi Kesediaan Masyarakat Menerima Vaksin Covid-19
Dukungan Tenaga Kesehatan |
Motivasi Kesediaan Masyarakat Menerima Vaksin Covid-19 |
R | |||||||
Baik |
Cukup Kurang Total |
p-value | |||||||
f |
% |
f |
% |
f |
% | ||||
Mendukung |
73 |
39,5 |
112 |
60,5 |
0 |
0 |
185 | ||
Tidak Mendukung |
82 |
78,1 |
23 |
21,9 |
0 |
0 |
105 |
0,000 |
0,349 |
Total |
155 |
53,4 |
135 |
46,6 |
0 |
0 |
190 |
Tabel 4 menunjukkan bahwa hasil perbandingan antara dukungan tenaga kesehatan dengan motivasi masyarakat menerima vaksin Covid-19 secara garis besar berada pada kategori tenaga kesehatan yang mendukung motivasi masyarakat menerima vaksin Covid-19 sebanyak 185 (63,8%). Hasil uji statistik menghasilkan nilai p sebesar 0,000. Terlihat adanya keterkaitan antara motivasi kesediaan masyarakat untuk menerima
vaksinasi Covid-19 di Desa Anggrasmanis Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar, dengan dukungan tenaga kesehatan. Nilai Contingency Coefficient (R) pada tabel 4 diketahui sebesar 0,349. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang renggang atau lemah antara kesediaan masyarakat untuk menerima vaksinasi Covid-19 dengan dukungan tenaga kesehatan.
Tabel 5. Hubungan Dukungan Keluarga dan Tenaga Kesehatan dengan Motivasi Kesediaan Masyarakat Menerima Vaksin Covid-19
Coefficients*
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. | |
B |
Std. Error |
Beta | |||
(Constant) |
0,515 |
0,107 |
4,826 |
0,000 | |
Dukungan keluarga |
0,362 |
0,062 |
0,345 |
5,848 |
0,000 |
Dukungan tenaga kesehatan |
0,214 |
0,061 |
0,207 |
3,500 |
0,001 |
Tabel 5 menunjukkan hasil uji regresi linear dengan uji t parsial diketahui nilai signifikansi untuk hubungan dukungan keluarga dan tenaga kesehatan dengan motivasi kesediaan masyarakat menerima vaksin Covid-19 adalah sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai thitung 5,848 > ttabel 1,968 (dukungan keluarga), serta 0,001 < 0,05 dan nilai thitung 3,500 > ttabel 1,968 (dukungan tenaga kesehatan). Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas responden memiliki dukungan keluarga dalam kategori mendukung berjumlah 190 responden (65,5%). Hal ini seperti penelitian yang dilakukan oleh Yuniarti dkk (2022) menyatakan bahwa dari 77 responden yang diteliti, terdapat 58 responden yang memiliki dukungan keluarga yang baik (75,32%). Hal ini
keluarga dan dukungan tenaga kesehatan dengan motivasi kesediaan masyarakat menerima vaksin Covid-19. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi atau hubungan yang lebih besar antara dukungan keluarga dengan keinginan masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 dibandingkan antara motivasi masyarakat untuk menerima vaksin Covid-19 dengan dukungan tenaga kesehatan.
didukung penelitian Hutomo dkk (2021) yang menyatakan bahwa dari 135 responden yang diteliti mayoritas keluarga dalam kategori mendukung sebanyak 70 responden (69,3%).
Hasil penelitian juga menunjukkan mayoritas memiliki dukungan tenaga kesehatan dalam kategori mendukung yaitu sebanyak 185 responden (63,8%). Hal ini
seperti penelitian Minarti dkk (2021) menyatakan bahwa dari 36 responden yang diteliti, mendapat dukungan tenaga kesehatan yang baik berjumlah 20 responden (55,6%). Hal ini didukung penelitian Kundari dkk (2020) yang menyatakan bahwa dari 424 responden yang diteliti, ada 205 yang memiliki dukungan tenaga kesehatan yang baik (61,0%).
Berdasarkan penelitian tersebut, 155 responden (53,4%) didorong oleh kesiapan menerima vaksinasi Covid-19 dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum masyarakat di Desa Anggrasmanis, bersedia mendapatkan vaksinasi Covid-19 yang masuk dalam kategori baik. Ini sebanding dengan studi Moore et al (2021), yang melaporkan bahwa 448 responden (51,67%) dari 867 responden menunjukkan motivasi yang baik.
Temuan penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara dukungan keluarga dengan motivasi masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 di Desa Anggrasmanis. Temuan ini didasarkan pada uji Chi Square, dimana Ha diterima dan Ho ditolak dengan nilai = 0,000 (p-value < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa di Desa Anggrasmanis terdapat korelasi atau hubungan yang cukup besar antara dukungan keluarga dengan motivasi kesiapan masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19. Hubungan tersebut dalam kategori cukup kuat, nilai korelasi variabel dukungan keluarga dengan kesediaan menerima vaksin Covid-19 sebesar 0,406.
Temuan penelitian ini juga menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara kesediaan masyarakat di desa Anggrasmanis untuk melakukan vaksinasi Covid-19 dengan dukungan tenaga kesehatan. Kesimpulan ini berdasarkan uji Chi Square, dimana Ha diterima dan Ho ditolak dengan nilai = 0,000 (p-value < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa motivasi masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 di Desa Anggrasmanis, berkorelasi signifikan
dengan dukungan tenaga kesehatan. Korelasi antara variabel dukungan tenaga kesehatan dengan kesediaan masyarakat dalam menerima vaksin Covid-19 adalah sebesar 0,349. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan tenaga kesehatan dengan kesediaan masyarakat dalam menerima vaksin Covid-19 dalam kategori lemah.
Upaya meningkatkan dukungan petugas kesehatan dalam menumbuhkan semangat vaksin pada masyarakat yaitu mengedukasi masyarakat. Hal ini melingkupi semua lapisan masyarakat dan dilakukan secara terus-menerus. Isi dari edukasi ini meliputi pemahaman tentang makna dari vaksin, sejarah vaksin, tahapan kegiatan vaksin, dan manfaat vaksin. Penekanan pada materi vaksin lebih banyak pada manfaat vaksin. Hal ini bertujuan agar masyarakat memiliki kesadaran dari dalam dirinya untuk melakukan vaksin tanpa adanya paksaan dari luar. Edukasi tentang vaksin ini melalui beberapa media seperti media informatika, pamflet, dan sosialisasi. Pentingnya menumbuhkan semangat masyarakat dapat membantu pemerintah untuk melakukan pencegahan penyebaran Covid-19 yang terus meningkat (Dahlan, 2021).
Temuan penelitian ini juga mengungkapkan adanya keterkaitan atau hubungan antara dukungan keluarga dan tenaga kesehatan dengan motivasi kesediaan masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 di desa Anggrasmanis. Hasil ini didasarkan pada uji Regresi Linear Berganda dengan nilai t hitung sebesar 5,848 (dukungan keluarga), 3,500 (dukungan tenaga kesehatan) > t tabel 1,968 dan nilai signifikansi dukungan keluarga 0,000<0,05 sedangkan dukungan tenaga kesehatan 0,001<0,05. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang lebih kuat antara dukungan keluarga dengan kesediaan masyarakat untuk menerima vaksin Covid-19, dibandingkan hubungan antara dukungan tenaga kesehatan dengan kesediaan masyarakat ini untuk menerima vaksin Covid-19.
Dukungan keluarga sangat diperlukan oleh anggota keluarga saat akan mengikuti vaksinasi. Salah satu bentuk dukungan yang dapat diberikan terhadap anggota keluarga adalah bentuk dukungan instrumental dimana anggota keluarga harus menyiapkan transportasi agar anggota keluarga mendapatkan kemudahan akses dan juga pendampingan ke lokasi vaksinasi. Keluarga menjadi kunci dalam percepatan pelaksanaan vaksinasi. Keluarga yang sadar akan pentingnya vaksin akan mempengaruhi anggota keluarganya untuk mengikuti vaksin. Namun tidak semua anggota keluarga mau menerima vaksin. Kesiapan mengikuti vaksin Covid-19 dipengaruhi oleh saran dan dukungan dari keluarga dan teman atau orang terdekat (Hutomo dkk, 2021). Seperti yang dilaporkan WHO (2020) menyatakan bahwa untuk meningkatkan kesediaan menerima vaksinasi, yang dapat dilakukan adalah menciptakan lingkungan yang mendukung, memanfaatkan orang yang berpengaruh positif yaitu keluarga.
Masyarakat yang cukup mendapatkan dukungan keluarga berpeluang 2,736 kali untuk memiliki perilaku baik dalam mencegah Covid-19 dibandingkan mereka yang kurang mendapatkan dukungan keluarga, Di antara dukungan sosial, dukungan keluarga memberikan pengaruh yang paling dominan, masyarakat diharapkan saling memberikan dukungan dimulai dari skala terkecil yaitu keluarga, baik berupa dukungan informasi, emosional maupun tindakan nyata untuk bersama-sama menerapkan perilaku pencegahan Covid-19 (Kundari dkk, 2020).
Menurut Li et al (2021), motivasi perlindungan berpendapat bahwa individu termotivasi untuk bereaksi dengan cara
SIMPULAN
Berdasarkan temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa di Desa Anggrasmanis Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar, ada hubungan
DAFTAR PUSTAKA
Agustiningsih, N., Indah Iswanti, D., Rohmi, F., Fakultas Keperawatan, N., Airlangga, U., Ir
melindungi diri terhadap ancaman kesehatan yang dirasakan. Seperti konteks lingkungan dan karakteristik individu, keputusan motivasi perlindungan melibatkan dua proses penilaian: penilaian ancaman dan penilaian penanggulangan. Penilaian ancaman tergantung pada kognisi individu dari ancaman. Pertama keparahan, mengacu pada kognisi orang tentang besarnya kerugian yang disebabkan oleh bahaya kesehatan, seperti Covid-19. Kedua kerentanan, mengacu pada persepsi individu tentang kemungkinan menderita kerugian ketika terpapar ancaman kesehatan, seperti kemungkinan tertular Covid-19. Ketiga penghargaan internal, mengacu pada kepuasan diri individu setelah mengambil tindakan untuk melindungi dari ancaman kesehatan. Keempat imbalan eksternal, mengacu pada faktor biaya-manfaat di luar individu, seperti keluarga, teman, dan masyarakat luas yang mencegah dampak buruk melalui, misalnya, melakukan vaksinasi Covid-19.
Dukungan dari profesional kesehatan dapat terwujud dalam berbagai bentuk, termasuk perhatian, kekaguman, kenyamanan fisik dan psikologis, dan bantuan dengan cara lain. Dukungan tenaga kesehatan dapat berupa dorongan, ucapan terima kasih, bantuan praktis, dan pengetahuan (Prianti, 2017 dalam Nurdiasti, 2021). Upaya bentuk dukungan tenaga kesehatan yaitu dengan promosi kesehatan yang baik, menarik, dan terencana dari tenaga kesehatan dengan kata-kata yang mudah dipahami, dan dapat meningkatkan pengetahuan serta kepercayaan diri yang tinggi sehingga pemahaman masyarakat meningkat untuk berpartisipasi dalam upaya vaksinasi Covid-19 (Gray et al., 2020).
antara dukungan keluarga dengan motivasi kesediaan masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Soekarno, J. H., Surabaya, K., & Timur, J. (2022). Penerimaan Vaksin Covid 19 Sebagai
Upaya Pembentukan Herd Immunity Pada Orang Dewasa. Ilmu Keperawatan Jiwa, 5, 29–39.
https://journal.ppnijateng.org/index.php/jikj
Azim, La Ode Liaumin, Rahman, K. (2021). Penerimaan Masyarakat Terhadap Vaksin Covid-19 Berdasarkan Teori Health Belief Model Di Kecamatan Poasia Kota Kendari. Hospital Majapahit, 13(2), 129–141.
Dahlan, D. N. (2021). Upaya Petugas Kesehatan Dalam Menumbuhkan Semangat Vaksin Pada Masyarakat ( Fenomena Ledakan Minat Vaksin Covid 19 ) Kota Tulungagung Jawa Timur. Sultan Idris Journal of Psychology and Education, xx(Vol 1 No 1 (2021):
SIJOPE), 70–76.
Data Statistik Dinas Kesehatan Karanganyar 2022. “Vaksinasi Covid-19”,
https://ppiddinkes.karanganyarkab.go.id/?cat =6, diakses 11 Januari 2022.
Fitriani, O., & Riniasih, W. (2021). Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Pada Lansia Tentang Vaksin Covid-19 Terhadap Motivasi Lansia Mengikuti Vaksinasi Covid-19 Di Dusun Ngablak Desa Ngraji Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan. Tahun, 6(2), 2775– 1163.
http://ejournal.annurpurwodadi.ac.id/index.p hp/TSCD3Kep/issue/archive
Gray, D. J., Kurscheid, J., Mationg, M. L., Williams, G. M., Gordon, C., Kelly, M., ... & McManus, D. P. (2020). Health-education to prevent COVID-19 in schoolchildren: a call to action. Infectious diseases of poverty, 9(04), 142-144.
Hammour Abu, K., Abu Farha, R., Manaseer, Q., & Al-Manaseer, B. (2021). Factors affecting the public’s knowledge about COVID-19 vaccines and the influence of knowledge on their decision to get vaccinated. Journal of the American Pharmacists Association, 30, 1–8.
https://doi.org/10.1016/j.japh.2021.06.021
Health, W. H. O. (2020). Programme, E., Panel, E. A., Preparedness, I. P. C., Guidance, I. P. C., Group, D., Gdg, I. P. C., Cov-, I. S.-, Sars-cov-, T., & Sars-cov-, T. (2020). Transmisi SARS-CoV-2: implikasi terhadap
kewaspadaan pencegahan infeksi. 1–10.
Hidayat, M., Mahalayati, B. R., & Sadikin, H. (2021). Peran Promosi Kesehatan Dalam Edukasi Tenaga Kesehatan Di Masa Pasca Vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Tanah Laut. Jurnal Sains Sosio Humaniora, 5(1), 339–345.
Hutomo, W. M. P., Marayate, W. S., & Rahman, I. (2021). Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Keikutsertaan Vaksinasi Covid-19 Dosis Kedua Di Kelurahan Malawei. Nursing Inside Community, 4, 1–6.
Ichsan, D. S., Hafid, F., Ramadhan, K., & Taqwin, T. (2021). Determinan Kesediaan Masyarakat menerima Vaksinasi Covid-19 di Sulawesi Tengah. Poltekita: Jurnal Ilmu
Kesehatan, 15(1), 1–11.
https://doi.org/10.33860/jik.v15i1.430
Kasjono Subaris Heru, & Dwi, M. A. (2022). Determinan Pengambilan Keputusan Vaksinasi Covid-19 Pada Ibu Usia 20-35. 7(2), 219–225.
Kundari, N. F., Hanifah, W., Azzahra, G. A., Islam, N. R. Q., & Nisa, H. (2020). Hubungan Dukungan Sosial dan Keterpaparan Media Sosial terhadap Perilaku Pencegahan COVID-19 pada Komunitas Wilayah Jabodetabek Tahun 2020. Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 30(4), 281– 294.
https://doi.org/10.22435/mpk.v30i4.3463
Lasmita Yuni, Misnaniarti, H. I., & Fakultasian, A. (2021). ANALISIS PENERIMAAN
VAKSINASI COVID-19 DI KALANGAN MASYARAKAT Yuni. 9(4), 195–204.
https://doi.org/10.29406/jkmk.v9i4.3056
Li, L., Wang, J., Nicholas, S., Maitland, E., & Leng, A. (2021). Niat Menerima Vaksin COVID-19 di Tiongkok: Wawasan dari Teori Motivasi Perlindungan. April, 1–12.
Minarti, Chandra, T. A., & Riani, L. (2021).
Hubungan Peran Tenaga Dan Motivasi Terhadap Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toksoid Pada Ibu Hamil. Journal of Health Science, 1, 0–7.
Mohamad, O., Zamlout, A., AlKhoury, N., Mazloum, A. A., Alsalkini, M., & Shaaban, R. (2021). Factors associated with the intention of Syrian adult population to accept COVID19 vaccination: a cross-sectional study. BMC Public Health, 21(1), 1–10.
https://doi.org/10.1186/s12889-021-11361-z
Moore, R., Purvis, R. S., Hallgren, E., Willis, D. E., Hall, S., Reece, S., CarlLee, S., Judkins, H., & McElfish, P. A. (2021). Motivations to Vaccinate Among Hesitant Adopters of the COVID-19 Vaccine. Journal of Community Health, 0123456789.
https://doi.org/10.1007/s10900-021-01037-5
Nurdiasti. (2021). Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan Dan Suami Dengan Kepatuhan Pelaksanaan KB Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Puskesmas Kalasan Sleman. Skripsi.
Nurtanti Susana, dan Putri Halimu Husna. V. (2022). Analisis Tingkat Pengetahuan Dan Ansietas Tentang Vaksinasi Covid-19 Pada Kader Kesehatan. 5, 191–198.
Rachman, F. F., & Pramana, S. (2020). Analisis Sentimen Pro dan Kontra Masyarakat Indonesia tentang Vaksin COVID-19 pada Media Sosial Twitter. Indonesian of Health Information Management Journal
(INOHIM), 8(2), 100-109.
Rahayu Desita, Anwar Hamid, Bambang Sutikno, Azuwandri, R. (2022). Advokasi
Implementasi Program Vaksinasi di Provinsi Bengkulu. 7–16.
Rahim. (2020). Hubungan Motivasi Dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di RS Nur Hidayah Bantul Yogyakarta. Skripsi.
Rikani. (2021). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa Stikes Surya Global Yogyakarta Dalam Menyusun Skripsi Selama Pandemic Covid-19. Skripsi.
Sallam, M., Laboratorium, D., Forensik, K., Sakit, R., & Jordan, U. (2021). Keragu-raguan Vaksin COVID-19 di Seluruh Dunia: Tinjauan Sistematis Ringkas tentang Tingkat Penerimaan Vaksin. 1–14.
Solihatin, I. (2021). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kontroversi Coronavac Di Masyarakat Desa Jaddih (Studi Di Wilayah Dusun Jaddih Utara 1 Kabupaten Bangkalan) (Doctoral dissertation, STIKes Ngudia Husada Madura).
Putri, E. M. (2021). Hubungan Keterpaparan Informasi, Dukungan Keluarga Dan Petugas Kesehatan Terhadap Penerimaan Vaksin Covid-19 Pada Lansia Rw 007 Kelurahan Bidara Cina Tahun 2021 (Doctoral
dissertation, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta).
WHO. (2020). Behavioural Considerations for Covid-19 Vaccines and Uptake of Acceptance.
WHO. (2021). Data at WHO. In who (Ed.), WHO (terbaru, p.1). https://covid19.who.int/, diakses 13 Oktober 2021.
Yuliana, Y. (2020). Corona virus diseases (Covid-19): Sebuah tinjauan literatur. Wellness And Healthy Magazine, 2(1), 187-192.
Yuniarti, T., Sarwoko., Afifah, V.A., Kurniawan, H.D., Anasulfalah, H. (2022). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Keikutsertaan Vaksin Covid-19. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Keikutsertaan Vaksin Covid-19, 5(1), 126–131.
Zhou, Y., Zhang, J., Wu, W., Liang, M., & Wu, Q. S. (2021). Willingness to receive future COVID-19 vaccines following the COVID-19 epidemic in Shanghai, China. BMC Public Health, 21(1), 1–9.
https://doi.org/10.1186/s12889-021-11174-0
Volume 11, Nomor 5, Oktober 2023
438
Discussion and feedback