Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

GAMBARAN TINGKAT STRES ORANG TUA SISWA SEKOLAH DASAR SELAMA PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI MASA PANDEMI COVID-19

Ni Made Sridarmayanti*1, Ni Komang Ari Sawitri1, Kadek Eka Swedarma1 1Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners Fakultas Kedokteran Universitas Udayana *korespondensi penulis, e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Beberapa orang tua mengalami kendala selama pembelajaran jarak jauh seperti kesulitan dalam memberikan motivasi atau meningkatkan mood anak untuk belajar, kesulitan dalam mengajarkan anak, kendala kuota dan jaringan, serta kesulitan dalam mendampingi anak belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres orang tua siswa SD Negeri X selama pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif melalui penyebaran kuesioner online kepada 85 orang tua siswa SD Negeri X dengan teknik proportionate stratified random sampling. Alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner Perceived Stress Scale 10 yang telah dimodifikasi oleh peneliti. Hasil penelitian didapatkan bahwa nilai tengah usia orang tua yaitu 37 tahun dengan usia termuda yaitu 24 tahun dan usia tertua yaitu 61 tahun. Mayoritas orang tua siswa berjenis kelamin perempuan, berpendidikan terakhir SMA, status bekerja, golongan pendapatan sedang, sarana dan prasarana elektronik hanya menggunakan satu fasilitas berupa handphone, kondisi jaringan internet lancar, mendapatkan subsidi kuota, dapat menggunakan aplikasi pembelajaran secara mandiri, dan jumlah orang tua siswa terbanyak berada pada kelas II dan IV. Tingkat stres orang tua mayoritas berada pada kategori stres sedang.

Kata kunci: orang tua, pandemi covid-19, pembelajaran jarak jauh, sekolah dasar, stres

ABSTRACT

Some parents experience obstacles during distance learning such as difficulties in motivating or improving children's mood to learn, difficulties in teaching children, quota and network constraints, and difficulties in assisting children in learning. The purpose of this study was to describe the stress level of parents of SD Negeri X students in connection with distance learning during the COVID-19 pandemic. This research is a quantitative descriptive study by distributing online questionnaires to 85 parents of SD Negeri X students using proportionate stratified random sampling technique. The measuring instrument used was a Perceived Stress Scale 10 questionnaires which has been modified by the researcher. Based on the results of the study, it was found that the median age of parents is 37 years with the youngest age being 24 years old, and the oldest age being 61 years old. The majority of the parents are female, with high school education, with working status, coming from middle income group, only use one facility in the form of a handphone, with smooth internet network condition, with subsidized quota, can use learning applications independently, and class II and IV. The majority of stress levels from parents is moderate stress.

Keywords: covid-19 pandemic, distance learning, elementary school, parents, stress

PENDAHULUAN

World Health Organization (WHO) menetapkan Covid-19 sebagai penyakit global pandemic yang salah satunya berdampak pada dunia pendidikan (WHO, 2020). Upaya menekan penyebaran kasus Covid-19 di bidang pendidikan yaitu penerapan sistem pembelajaran jarak jauh (Satuan Tugas Penanganan Covid-19 RI, 2020). Orang tua harus membimbing anaknya untuk tetap belajar terutama pada siswa di tingkat Sekolah Dasar. Orang tua harus meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengajarkan anak selama belajar dari rumah (Saifullah, 2020).

Dalam penerapan pembelajaran jarak jauh, orang tua menghadapi berbagai kendala seperti ketidakmampuan orang tua untuk melakukan pendampingan belajar dikarenakan adanya tanggung jawab lain (bekerja dan urusan rumah tangga), kesulitan menyampaikan informasi pembelajaran, dan memberikan motivasi selama anak belajar dari rumah (Satgas Penanganan Covid-19 & Kemendikbud RI, 2020). Penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran di kalangan anak sangat memerlukan peran orang tua karena belum semua anak memiliki media penunjang dan belum mengerti cara menggunakan aplikasi. Selain itu, permasalahan lain selama pembelajaran jarak jauh yaitu kendala listrik, internet yang tidak lancar, maupun kendala dana. Berbagai kendala tersebut memberikan stressor kepada orang tua siswa (Satgas Penanganan Covid-19 RI, 2020).

Stres akibat perubahan kondisi yang secara mendadak selama pelaksanaan proses pembelajaran jarak jauh berpotensi

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang dilakukan di SD Negeri X, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar. Penelitian dilakukan pada bulan April hingga Mei 2021. Populasi penelitian ini adalah seluruh orang tua siswa SD Negeri X dari kelas I-VI sebanyak 108 orang tua siswa. Jumlah sampel penelitian

meningkatkan dampak negatif kepada anak seperti kekerasan pada anak, penurunan prestasi atau capaian belajar anak, dan ancaman putus sekolah (Brown et al., 2020). Stres pada orang tua di masa pandemi dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan orang tua karena dapat menurunkan daya tahan tubuh. Kesehatan mental yang stabil adalah salah satu kunci meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan pandemi Covid-19 (Spinelli et al., 2020).

Hingga tanggal 7 Oktober 2020, Provinsi Bali menjadi provinsi ke-9 di Indonesia dengan jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 tertinggi, yaitu mencapai 9.652 orang. Kabupaten Gianyar berada di urutan ketiga kabupaten di Provinsi Bali yang memiliki angka kejadian Covid-19 terbanyak hingga tanggal 7 Oktober 2020 (Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali, 2020).

Hasil studi pendahuluan di SD Negeri X, Kabupaten Gianyar kepada 12 orang tua didapatkan bahwa 9 orang tua menyatakan mengalami kesulitan dan beberapa kendala selama pembelajaran jarak jauh seperti kesulitan dalam memberikan motivasi atau meningkatkan mood anak untuk belajar, kesulitan dalam mengajarkan anak, kendala kuota dan jaringan, serta kesulitan dalam mendampingi anak belajar dari rumah karena bekerja dan kegiatan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres orang tua siswa SD Negeri X selama pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19.

yang digunakan yaitu 85 orang tua siswa yang dipilih melalui teknik probability sampling yaitu proportionate stratified random sampling.

Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu orang tua (ayah/ibu) yang tinggal bersama dengan anaknya yang terdaftar di sekolah yang diteliti, mengikuti kegiatan

belajar mengajar di bangku SD, dan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Kriteria eksklusi pada penelitian ini yaitu orang tua yang tidak mengisi kuesioner secara lengkap.

Alat untuk mengukur stres orang tua siswa yang digunakan yaitu kuesioner Perceived Stress Scale 10 (PSS-10) yang telah dimodifikasi oleh peneliti menggunakan beberapa referensi dan hasil penelitian yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang diteliti. Skor item pertanyaan pada kuesioner memiliki rentang skor 0-4. Hasil uji validitas dari 10 item pertanyaan kuesioner (r tabel = 0,254) didapatkan hasil bahwa 9 pertanyaan valid dan 1 pertanyaan yang tidak valid (r hitung = 0,132). Jadi, item pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat stres orang tua siswa berjumlah 9 pertanyaan. Kuesioner penelitian ini sudah dilakukan uji reliabilitas dengan nilai cronbach’s alpha yaitu 0,644. Jadi, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian ini reliabel.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil uji normalitas pada data usia orang tua, diperoleh nilai p = 0,007. Nilai p tersebut < 0,05 sehingga data usia orang tua dinyatakan tidak terdistribusi normal sehingga gambaran

Berdasarkan rumus kategorisasi Azwar (2012), skor kategori tingkat stres pada instrumen ini, yaitu: stres rendah (0-11), stres sedang (12-23), dan stres tinggi (2436).

Pengumpulan data dilakukan dengan menjelaskan informed consent dan memberikan kuesioner secara online melalui link Google Form yang disebarkan melalui WhatsApp orang tua siswa. Pengisian kuesioner dilakukan selama 15 menit. Data selanjutnya dimasukkan ke dalam matriks pengumpulan data dan dianalisis.

Analisis data pada penelitian ini yakni analisis univariat. Data kategorik dalam penelitian ini disajikan dengan sebaran frekuensi, sedangkan data numerik disajikan dengan tendensi sentral. Penelitian ini telah mendapatkan surat keterangan laik etik dari Komisi Etik Penelitian FK Unud/RSUP Sanglah nomor 954/UN14.2.2.VII.14/LT/2021.

karakteristik responden berdasarkan usia orang tua disajikan dalam bentuk median dan minimum-maksimum seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Orang Tua (n=85)

Variabel                  Median

Minimum

Maksimum

Usia orang tua                           37

24

61

Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai

dengan usia responden termuda yaitu 24

tengah usia responden, yaitu 37 tahun

tahun  dan tertua

yaitu   61   tahun.

Tabel 2. Gambaran Karakteristik Responden (n=85)

Variabel

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Jenis kelamin orang tua

Laki-laki

40

47,1

Perempuan

45

52,9

Tingkat pendidikan terakhir orang tua

Tidak bersekolah

1

1,2

SD

3

3,5

SMP

7

8,2

SMA

38

44,7

Pendidikan tinggi

36

42,4

Status pekerjaan orang tua

Tidak bekerja

19

22,4

Bekerja

66

77,6

Pendapatan kedua orang tua

Golongan pendapatan rendah (<1.500.000/bulan)

20

23,5

Golongan pendapatan sedang (1.500.000 - 2.500.000/bulan)

28

32,9

Golongan pendapatan tinggi (2.500.000 - 3.500.000/ bulan)

18

21,2

Golongan pendapatan sangat tinggi (>3.500.000/ bulan)

19

22,4

Tingkat kelas anak

Kelas I

15

17,6

Kelas II

17

20,0

Kelas III

14

16,5

Kelas IV

17

20,0

Kelas V

9

10,6

Kelas VI

13

15,3

Sarana dan prasarana

Handphone (HP)

64

75,3

Handphone (HP), laptop

3

3,5

Handphone (HP), laptop, komputer, Televisi (TV)

1

1,2

Handphone (HP), laptop, Televisi (TV)

7

8,2

Handphone (HP), Televisi (TV)

10

11,8

Kondisi jaringan internet

Tidak lancar

31

36,5

Lancar

54

63,5

Penyediaan uang/pulsa/kuota

Mandiri

2

2,4

Mendapatkan subsidi

83

97,6

Kemampuan orang tua menggunakan aplikasi pembelajaran meliputi WhatsApp, Google, Youtube, Google Classroom, dan lainnya

Tidak bisa menggunakan aplikasi secara mandiri

0

0

Dibantu menggunakan aplikasi

27

31,8

Dapat menggunakan aplikasi secara mandiri

58

68,2

Tabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan, berpendidikan tamat SMA, berstatus bekerja, dan golongan pendapatan sedang. Selain itu, hasil distribusi frekuensi menggambarkan bahwa semua responden sudah dapat menyiapkan sarana dan prasarana elektronik yang didominasi hanya

menggunakan satu fasilitas berupa handphone (HP), kondisi jaringan internet lancar, penyediaan uang/pulsa/kuota didapatkan dari subsidi, dan dapat menggunakan aplikasi pembelajaran secara mandiri. Responden yang mengisi kuesioner, mayoritas memiliki anak pada tingkat kelas II dan IV.

Tabel 3. Gambaran Kategori Tingkat Stres Responden (n=85)

Variabel

Frekuensi (f)                Persentase (%)

Stres rendah

21                            24,7

Stres sedang

61                             71,8

Stres tinggi

3                                3,5

Tabel 3 menunjukkan bahwa dari

85 responden, mayoritas berada pada

kategori stres sedang yaitu, 61 orang (71,8%).

PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini menggambarkan nilai tengah usia orang tua siswa yaitu 37 tahun, di mana usia tersebut berada dalam kategori usia dewasa dan mayoritas orang tua siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran jarak jauh pada penelitian ini berada pada kategori usia dewasa (26-45 tahun). Pada rentang usia dewasa

merupakan kelompok yang berada pada masa yang cocok untuk membina rumah tangga dan berkeluarga. Tanggung jawab yang dimiliki oleh orang tua dalam kehidupan berumah tangga salah satunya yaitu menuntun anak menjadi lebih baik (Zahrok & Suarmini, 2018). Hal tersebut dapat ditunjukkan melalui dukungan orang

tua terhadap pendidikan anak (Kurniawan, 2017). Maulidya, Adelina, dan Hidayat (2015) menjelaskan bahwa hal tersebut sesuai dengan tugas perkembangan pada masa dewasa, salah satunya yaitu memelihara dan mendidik anak pada pendidikan formal dan pendidikan informal. Didukung oleh Jahja (2011) yang menyatakan ketika berada pada usia dewasa, seseorang akan memasuki fase produktif. Seseorang pada fase ini akan berada pada kategori usia yang tepat untuk bekerja, memilih pasangan hidup, menikah, membina rumah tangga, memulai hidup berkeluarga, serta memiliki anak.

Pada penelitian ini didapatkan bahwa orang tua dengan jenis kelamin perempuan lebih dominan terlibat selama pembelajaran jarak jauh. Hal tersebut dikarenakan mayoritas ibu memiliki waktu lebih banyak untuk menjaga dan bersama anak. Didukung oleh Putri dan Lestari (2015) yang menjelaskan bahwa peran istri dalam rumah tangga didominasi dalam mengelola keuangan, mengasuh, menjaga serta membimbing anak, sedangkan laki-laki berperan dominan dalam mengambil keputusan dan mencari nafkah. Sejalan dengan penelitian Rahmawati (2018) menyatakan bahwa pengasuhan, perawatan, termasuk membimbing anak (peran kodrati) cenderung menjadi tanggung jawab ibu dikarenakan waktu yang dimiliki lebih banyak di rumah dalam mengawasi dan mendidik anak. Jadi, stres lebih cenderung dirasakan oleh perempuan.

Mayoritas tingkat pendidikan terakhir orang tua siswa pada penelitian ini yaitu SMA. Penelitian Lestari (2016) menjelaskan bahwa tingkat pendidikan orang tua yang lebih tinggi cenderung lebih dapat memberikan lingkungan yang mendukung terciptanya anak-anak yang berprestasi. Tingkat pendidikan orang tua adalah faktor yang mendukung pemberian asuhan dan pendidikan pada anak. Didukung oleh penelitian Dewi (2017) yang menjelaskan bahwa orang tua khususnya ibu yang memiliki tingkat pendidikan lanjut dan pendidikan tinggi

akan cenderung lebih tegas dan disiplin terhadap anaknya. Orang tua yang bekerja dengan latar belakang pendidikan tersebut akan tetap meluangkan waktunya untuk membimbing dan membantu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, melakukan monitoring pada anaknya, dan cenderung memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menunjang pemenuhan fasilitas belajar anak (Wulandari, 2014).

Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas orang tua siswa dalam penelitian ini berstatus bekerja. Seseorang yang bekerja akan memperoleh pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya maupun keluarganya. Status pekerjaan berkaitan erat dengan jumlah waktu pendampingan orang tua kepada anaknya selama pembelajaran jarak jauh. Pratiwi (2020) menyatakan bahwa waktu yang diberikan orang tua dalam mendampingi anak selama belajar dari rumah di masa pandemi harus lebih ditingkatkan daripada ketika anak belajar di sekolah. Orang tua yang memiliki tanggung jawab lain harus dapat membagi waktunya antara bekerja dengan mendampingi kegiatan belajar anak. Sejalan dengan penelitian Khalimah (2020) yang menjelaskan bahwa kesulitan lebih sering dirasakan oleh orang tua yang berstatus bekerja daripada tidak bekerja.

Mayoritas pendapatan orang tua berada pada golongan pendapatan sedang. Golongan pendapatan sedang berada pada jumlah pendapatan Rp 1.500.000,00 - Rp 2.500.000,00 (BPS RI, 2014). Tingkat pendapatan orang tua berkaitan dengan pemenuhan fasilitas belajar anak demi mendukung capaian prestasi anak. Hal ini didukung oleh penelitian Sari (2016) pada jenjang anak sekolah dasar yang menyatakan tingkat pendapatan orang tua yang semakin tinggi akan lebih dapat memberikan motivasi anak untuk menggapai prestasi yang lebih baik. Sejalan dengan Slameto (2010) yang menyatakan bahwa fasilitas belajar yang baik akan terpenuhi jika keluarga memiliki pendapatan yang cukup.

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas orang tua yang berpartisipasi

dalam pembelajaran jarak jauh berada pada tingkat kelas II dan IV. Keterlibatan dan peran orang tua pada anak yang berada pada tingkat sekolah dasar menjadi hal yang mendukung keberhasilan akademik siswa. Hal ini didukung oleh penelitian Pinantoan (2013) dan Lilawati (2021) yang menunjukkan bahwa anak yang berada pada tahun awal sekolah dimulai dari TK hingga SD kelas V membutuhkan peran orang tua yang cenderung besar. Siswa pada tahun-tahun awal sekolah memerlukan keterlibatan dan sistem pendukung yang lebih besar, khususnya dari orang tua. Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian Fitriani dan Andriyani (2015) yang menyebutkan bahwa usia yang semakin bertambah akan memberikan tingkat kematangan dan kekuatan yang semakin baik untuk berpikir ataupun melakukan sesuatu. Penelitian Yonson (2016) menyebutkan bahwa semakin muda usia anak sekolah dasar tersebut maka keterlibatan orang tua meningkat karena usia anak yang lebih muda akan lebih banyak membutuhkan pemantauan saat menempuh pendidikan. Semakin tinggi tingkatan kelas anak sekolah dasar, maka kemandiriannya akan semakin meningkat.

Mayoritas sarana dan prasarana elektronik selama pembelajaran jarak jauh yaitu menggunakan handphone (HP) saja. Semua orang tua siswa sudah mampu menyiapkan sarana dan prasarana elektronik, dimana mayoritas orang tua hanya menyediakan 1 fasilitas berupa HP selama pembelajaran jarak jauh. Media yang kurang mendukung proses pembelajaran menyebabkan kegagalan proses pembelajaran jarak jauh di masa pandemi. Sarana dan prasarana akan membantu mengoptimalkan proses belajar dan mengajar selama pembelajaran jarak jauh (Susilowati & Azzasyofia, 2020). Sejalan dengan penelitian Putri dkk (2020) menyatakan bahwa mayoritas sarana yang digunakan selama pembelajaran daring yaitu HP. Hal tersebut sejalan dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (2017) yang menyatakan bahwa

penggunaan HP yang dominan salah satunya disebabkan karena dalam kesehariannya masyarakat dianggap sudah terbiasa untuk menggunakan perangkat elektronik berupa HP.

Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas jaringan internet untuk proses pembelajaran jarak jauh berada pada kondisi lancar. Jaringan internet yang lancar akan membantu siswa untuk tetap mengikuti kegiatan pembelajaran daring dengan efektif. Didukung oleh Firman dan Sari (2020) yang menyebutkan bahwa salah satu kebutuhan selama pembelajaran daring adalah jaringan internet yang memadai dengan konektivitas, fleksibilitas, aksesibilitas, dan kemampuan untuk mengakses media aplikasi pembelajaran dengan baik. Didukung oleh Handarini dan Wulandari (2020), jaringan internet yang memadai selama penerapan study from home dapat membantu siswa dalam mengakses aplikasi terkait dengan sumber-sumber materi pembelajaran.

Mayoritas penyediaan uang/ pulsa/ kuota selama pembelajaran jarak jauh pada responden penelitian ini mendapatkan subsidi. Bantuan tersebut sesuai dengan pernyataan dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gianyar melalui portal berita Bali Post (2020) yang menyatakan bahwa puluhan ribu siswa pada jenjang SD hingga SMP se-Kabupaten Gianyar mendapatkan bantuan kuota internet gratis dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan RI. Kemendikbud RI juga mengirimkan bantuan kuota 35 GB kepada siswa jenjang SD dan SMP.

Berdasarkan data dari Kemendikbud RI (2021), bantuan kuota 10 GB per bulan diberikan kepada siswa SD yang nomornya telah terdaftar mengikuti pendidikan jarak jauh. Ketersediaan uang/ pulsa/ kuota menjadi salah satu hal yang mendukung kelangsungan proses pembelajaran. Didukung oleh penelitian Aji (2020) yang menjelaskan bahwa pulsa atau kuota tersebut digunakan untuk dapat mengakses aplikasi media pembelajaran.

Hasil penelitian ini menggambarkan mayoritas kemampuan orang tua siswa

dapat menggunakan aplikasi pembelajaran secara mandiri. Peran orang tua dalam kelangsungan proses pembelajaran menjadi suatu hal yang penting agar anak tetap dapat belajar dengan optimal selama pembelajaran tatap muka belum dapat dilakukan di sekolah. Penelitian Susilowati dan Azzasyofia (2020) menjelaskan bahwa peran orang tua pada anak PAUD dan SD lebih dibutuhkan dibandingkan pada jenjang pendidikan lain. Salah satunya terkait dengan bantuan menggunakan fasilitas pembelajaran. Hal ini didukung oleh penelitian Lilawati (2021); Wardani dan Ayriza (2021) yang menyatakan bahwa kemampuan orang tua dalam mengoperasikan gadget akan dapat membantu anak dalam mengoptimalkan proses pembelajaran. Orang tua dapat membantu anak mengakses sumber dan informasi pembelajaran yang relevan sehingga anak dapat lebih mudah belajar dari rumah.

Selama masa pandemi Covid-19 hampir semua proses belajar mengajar dilakukan melalui pembelajaran jarak jauh. Perubahan proses pembelajaran tersebut menjadi suatu hal mendadak yang harus dilaksanakan tanpa persiapan sehingga siswa, guru, maupun orang tua harus dapat menyesuaikan diri dengan proses pembelajaran tersebut. Pada jenjang SD, peran orang tua mendukung proses pembelajaran anak dari rumah (Saifullah, 2020). Dalam pelaksanaannya muncul kendala dan masalah yang dihadapi oleh orang tua. Hal tersebut akan memberikan stresor kepada orang tua sehingga dapat memicu terjadinya stres pada orang tua (Hiraoka & Tomoda, 2020).

Mayoritas orang tua mengalami kategori stres sedang selama anaknya mengikuti pembelajaran jarak jauh. Didukung oleh penelitian Susilowati dan Azzasyofia (2020) pada tiga minggu awal saat mulai adanya pandemi Covid-19 bahwa mayoritas orang tua siswa

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, responden termuda berusia 24 tahun dan

mengalami stres sedang. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingkat stres tertinggi dialami oleh orang tua dengan anak PAUD dan SD. Penelitian Wu et al (2020) menyebutkan bahwa tingkat kecemasan orang tua siswa SD, SMP, SMA lebih tinggi daripada orang tua dengan anak pada jenjang pendidikan tinggi.

Hasil penelitian ini mendapatkan data bahwa jumlah tertinggi kategori stres yang dialami oleh orang tua siswa yaitu kategori stres sedang (71,8%). Kategori stres sedang berada pada rentang skor 1223. Stres sedang yaitu stres yang berlangsung lebih lama jika dibandingkan dengan kategori stres rendah. Pada umumnya berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari (Bhat et al., 2011; Priyoto, 2014). Namun, respon tubuh terhadap stresor memberikan perbedaan dampak pada setiap individu. Secara umum tingkat stres sedang memberikan dampak pada tubuh berupa penegangan otot tubuh, gangguan saluran pencernaan pada lambung dan usus seperti maag, terganggunya pola tidur, buang air kecil yang tidak teratur, siklus menstruasi yang berubah, dan daya konsentrasi menurun (Wulandari, Hadianti, & Sarjana, 2017).

Secara umum peningkatan stresor dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan orang tua dan anak. Hal tersebut didukung oleh penelitian Seiler, Fagundes, dan Christian (2020) dan Potter & Perry (2010) yang menjelaskan bahwa stres akan mengarahkan individu untuk berperilaku negatif dan menurunkan sistem kekebalan tubuh seseorang sehingga akan rentan terserang penyakit. Selain itu, dampak negatif stres, yaitu meningkatkan potensi penelantaran anak. Orang tua yang berada pada kategori tingkat stres yang semakin tinggi, maka akan memberikan potensi yang lebih tinggi terhadap kejadian penelantaran anak (Brown et al., 2020). tertua berusia 61 tahun, berjenis kelamin perempuan, berpendidikan SMA, dan

bekerja. Semua responden sudah dapat menyiapkan sarana dan prasarana elektronik yang didominasi hanya menggunakan satu fasilitas berupa HP, kondisi jaringan internet lancar, penyediaan uang/pulsa/kuota didapatkan melalui subsidi, dapat menggunakan aplikasi pembelajaran meliputi WhatsApp, Google, Youtube, Google Classroom, dan lainnya secara mandiri, dan tingkat kelas anak terbanyak berada pada kelas II dan IV. Hasil tingkat stres menunjukkan bahwa mayoritas orang tua siswa SD Negeri X berada dalam kategori stres sedang.

DAFTAR PUSTAKA

Aji, R. H. S. (2020). Dampak Covid-19 pada Pendidikan    di    Indonesia:     Sekolah,

Keterampilan, dan Proses Pembelajaran. Jurnal Sosial dan Budaya Syar-I, 7(5), 395-402.

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali. (2020). Provinsi Bali Tanggap COVID-19.        Diakses        melalui:

https://infocorona.baliprov.go.id/, pada tanggal 7 Oktober 2020.

Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. (2014). Upah     Minimum     Regional/Provinsi

(UMR/UMP) Per Bulan (dalam Rupiah). Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Bali Post. (2020). Puluhan Ribu Siswa Se-Gianyar Segera Dapat Kuota Internet Gratis. Diakses melalui

https://www.balipost.com/news/2020/09/24/14 8715/Puluhan-Ribu-Siswa-se-Gianyar-Segera.html, pada tanggal 5 Juni 2021.

Bhat, R. M., Sameer, M. K., & Ganaraja, B. (2011). Eustress in Education: Analysis of the Perceived Stress Score (PSS) and Blood Pressure (BP) during Examinations in Medical Students. J. Clinical and Diagnostic Research, 5(7), 1331-1335.

Brown, S. M., Doom, J. R., Pe~na, S. L., Watamura, S. E., & Koppels, T. (2020). Stress and

Parenting During The Global COVID-19 Pandemic. Child Abuse & Neglect, xxx (xxxx) xxx, 1-14.

Dewi, N. K. S. S. (2017). Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV Di SDN Gugus IV Perampuan Kecamatan Labuapi Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017   [Skripsi].

Universitas Mataram:   Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Firman., & Sari. (2020). Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid-19. Indonesian Journal of Educational Science (IJES), 2(2).

Fitriani, N. L., & Andriyani, S. (2015). Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Sikap Anak Usia Sekolah Akhir (10-12 Tahun) Tentang Makanan Jajanan Di SD Negeri Ii Tagog Apu Padalarang Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia, 1(1).

Handarini, O. I., & Wulandari, S. S. (2020).

Pembelajaran Daring Sebagai Upaya Study From Home (SFH) Selama Pandemi Covid 19. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP), 8(3), 496- 503.

Hiraoka, D.,  & Tomoda, A. (2020). The

Relationship Between Parenting Stress and School Closures due to the COVID-19 Pandemic. Doi: 10.1111/pcn.13088.

Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama.

Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo RI). (2017). Survey Penggunaan TIK: Serta Implikasinya terhadap Aspek Sosial Budaya Masyarakat. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Aplikasi Informatika dan Informasi dan Komunikasi Publik.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI). (2021). Bantuan Kuota Data Internet 2021: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Diakses melalui: https://kuota-belajar.kemdikbud.go.id/, pada tanggal 5 Juni 2021.

Khalimah, S. N. (2020). Peran Orang Tua dalam Pembelajaran Daring di Mi Darul Ulum Pedurungan Kota Semarang Tahun Pelajaran 2020/2021 [Skripsi]. Salatiga:   Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Kurniawan, S. (2017). Pendidikan  Karakter.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Lestari, W. (2016). Hubungan Tinggat Pendidikan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD di Gugus IV Sandubaya Tahun 2016 [Skripsi]. Universitas Mataram: Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lilawati, A. (2021). Peran Orang Tua dalam Mendukung Kegiatan Pembelajaran di Rumah pada Masa Pandemi. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 549-558.

Maulidya, F., Adelina, M., & Hidayat, F. A. (2015). Periodesasi    Perkembangan     Dewasa.

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo: Fakultas Agama Islam,  Program Studi Pendidikan

Agama Islam.

Pinantoan, A. (2013). The Effect of Parental Involvement on Academic Achievement.

Potter, P. A., & Perry, A. G. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik, Buku 2, Edisi 7. Jakarta: EGC

Pratiwi, Y. R. (2020). Dua Sisi Work from Home (WFH).           Diakses           melalui:

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/ 13030/Dua-Sisi-Work-Form-Home-WFH.html, pada tanggal 11 November 2020.

Priyoto. (2014). Konsep Manajemen Stres. Yogyakarta: Nuha Medika.

Putri, D. P. K., & Lestari, S. (2015). Pembagian Peran Dalam Rumah Tangga Pada Pasangan Suami Istri Jawa. Jurnal Penelitian Humaniora, 16(1), 72-85.

Putri, R. M., Oktaviani, A. D., Utami, A. S. F., Ni`maturrohmah, Addiina, H. A., & Nisa, H. (2020). Hubungan Pembelajaran Jarak Jauh dan Gangguan Somatoform dengan Tingkat Stres Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior, 2(1), 38-45.

Rahmawati, V. (2018). Peran Istri Dalam Rumah Tangga Dalam Perspektif Keadilan Gender. Salatiga:  Jurusan Hukum Keluarga Islam

Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Saifullah. (2020). Orang Tua Pengganti Peran Guru di Masa Pandemi Covid-19. Aceh: Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Aceh. Diakses melalui: http://pauddikmasaceh.kemdikbud.go.id/news/ orang-tua-pengganti-peran-guru-di-masa-pandemi-covid-19/index.html, pada tanggal 29 November 2020.

Sari, R. (2016). Hubungan Pendapatan Orang Tua Siswa Dengan hasil Belajar Ips Di SDN Gugus 4 Sukowati Kabupaten Sragen [Skripsi]. Universitas Negeri Semarang: Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan.

Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Republik Indonesia. (2020). Data Sebaran COVID-19 di Indonesia.          Diakses          melalui:

https://covid19.go.id/, pada tanggal 3 Oktober 2020.

Satuan Tugas Penanganan COVID-19 & Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2020). Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19. Jakarta: Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Republik Indonesia.

Seiler, A., Fagundes, C. P., & Christian, L. M. (2020). The Impact of Everyday Stressors on

the Immune System and Health. Stress Challenges and Immunity in Space.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Spinelli, M., Lionetti, F., Pastore, M., & Fasolo, M. (2020). Parents’ Stress and Children’s Psychological Problems in Families Facing the COVID-19 Outbreak in Italy. Front. Psychol, 11, 1713.

Susilowati, E., & Azzasyofia, M. (2020). The

Parents Stress Level in Facing Children Study From Home in the Early of Covid-19 Pandemic in Indonesia. International Journal of Science and Society, 2(3), 1-12.

Wardani, A.,  & Ayriza, Y. (2021). Analisis

Kendala Orang Tua dalam Mendampingi Anak Belajar di Rumah Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 772-782.

World Health Organization (WHO). (2020). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Situation Report –94. Diakses melalui: https://www.who.int/docs/defaultsource/corona viruse/situation-reports/20200423-sitrep-94-covid-19.pdf, pada tanggal 3 Oktober 2020.

Wulandari, F. E., Hadiati, T., & Sarjana, W. (2017). Hubungan antara tingkat stres dengan tingkat insomnia mahasiswa/i angkatan 2012/2013 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran                      Universitas

Diponegoro. Diponegoro Medical Journal (Jurnal Kedokteran Diponegoro), 6(2), 549

557.

Wulandari, S. (2014). Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V di SDN Rejondani Madurejo Prambanan Sleman Yogyakarta Semester 1 Tahun Pelajaran 2012/2013.    Skripsi.

Yogyakarta:   Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga.

Wu, M., Xu, W., Yao, Y., Zhang, L., Guo, L., Fan, J., … Chen, J. (2020). Mental Health Status of Students’Parents During COVID-19 Pandemic and its Influence Factors. General Psychiatry, 33, 1-9.

Yonson, D. L. (2016). Level of Parent Involvement in the Elementary and Secondary Levels. The Normal Lights, 10(1), 182–203.

Zahrok, S., & Suarmini, N. W. (2018). Peran

Perempuan dalam Keluarga. IPTEK Journal of Proceedings Series, 3(5), 61.

Volume 10, Nomor 2, April 2022

211