GAMBARAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI DESA TUMBAK BAYUH WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENGWI II BADUNG
on
Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980
GAMBARAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI DESA TUMBAK BAYUH WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENGWI II BADUNG
Rai Rosita Candra Dewi*1, Ika Widi Astuti1, I Gusti Ayu Pramitaresthi1 1Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners Fakultas Kedokteran Universitas Udayana *korespondensi penulis, email: rairositacandradewi@gmail.com
ABSTRAK
Kanker serviks adalah jenis kanker pembunuh wanita kedua setelah kanker payudara. Salah satu penyebab tingginya angka kematian karena kurangnya deteksi dini. Salah satu faktor yang memengaruhi deteksi dini adalah dukungan suami. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran dukungan suami terhadap deteksi dini kanker serviks, meliputi dukungan informasional, penilaian, emosional, dan instrumental. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan 100 responden yang dipilih secara purposive sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner secara daring dan dianalisis secara univariat Hasil penelitian ini didapatkan 72% responden sudah pernah melakukan deteksi dini kanker serviks, namun hanya 30% yang rutin setiap 3-5 tahun sekali. Dukungan suami terhadap deteksi dini kanker serviks sebagian besar dalam kategori baik yaitu 72%. Dukungan suami terdiri dari empat sub bagian yaitu dukungan informasional mayoritas pada kategori kurang (77%), dukungan penilaian mayoritas kategori baik (65%), dukungan emosional mayoritas kategori baik (81%), dan dukungan instrumental mayoritas kategori baik (83%). Kesimpulan dari penelitian ini sebagian besar responden sudah pernah melakukan deteksi dini kanker serviks, namun mayoritas melakukan secara tidak rutin dengan dukungan suami mayoritas dalam kategori baik. Edukasi mengenai pentingnya deteksi dini untuk mencegah angka kesakitan dan kematian akibat kanker serviks tidak hanya menyasar kaum wanita saja, tetapi juga suami, agar suami dapat memberikan dukungan kepada istri untuk rutin melakukan deteksi dini kanker serviks.
Kata kunci: deteksi dini, dukungan suami, kanker serviks
ABSTRACT
Cervical cancer is the second killer cancer of women after breast cancer. The high mortality rate due to cervical cancer is caused by the low coverage of cervical cancer screening. One of the factors that influence cervical cancer screening is the husband’s support. This research aims to describe the husband’s support for cervical cancer screening, including informational support, assessment, emotional, and instrumental support. It was descriptive quantitative research. It applied the purposive sampling technique with a sample of 100 respondents. The data were collected using an online questionnaire and analyzed using univariate analysis. The results obtained that respondents who had done cervical cancer screening were 72%, but only 30% did it routinely. Husband’s support for cervical cancer screening was in a good category, namely 72%. It consists of four sub-sections. It was the informational support in the poor category (77%) and the rest were assessment support (65%), emotional support (81%), and instrumental support (83%) in the good category. The conclusion is most of the respondents had done their cervical cancer screening, but most of them did it not routinely. Husband’s support for cervical cancer screening was mostly in the good category. Education regarding cervical cancer screening's importance to prevent morbidity and mortality of cervical cancer, should not only targets women but also their husbands. Thus, husbands can provide support to their wives to do cervical cancer screening regularly.
Keywords: cervical cancer, husband’s support, screening
65
PENDAHULUAN
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh di daerah leher rahim kemudian berkembang menjadi tidak terkontrol (Riksani, 2016). Penyebab kanker serviks hingga saat ini adalah infeksi Human papillomavirus (HPV) tipe onkogenik (Evriarti & Yasmon, 2019). Beberapa faktor risiko yang ikut berpengaruh adalah pola hidup tidak sehat, berganti-ganti pasangan, berhubungan seksual terlalu dini, merokok, penggunaan alat kontrasepsi oral jangka panjang, gangguan sistem kekebalan, infeksi herpes genital dan klamidia menahun (Center of Disease Control, 2020).
Angka kejadian kanker serviks di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya yaitu ±15.000 kasus, dan 7.500 diantaranya berakhir dengan kematian. Hal ini disebabkan 70% kasus baru ditemukan pada stadium lanjut (Jawarni & Nasution, 2017). Cakupan deteksi dini kanker serviks yang rendah merupakan salah satu penyebab semakin tingginya angka kesakitan dan kematian akibat kanker serviks. Cakupan deteksi dini kanker serviks di Indonesia masih sangat rendah yaitu hanya 7,34%, sedangkan cakupan deteksi dini yang efektif menurunkan angka kejadian kanker
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini merupakan deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2021 di Desa Tumbak Bayuh. Populasi penelitian adalah seluruh ibu pasangan usia subur di Desa Tumbak Bayuh. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah 100 responden. Kriteria inklusi sampel yaitu Ibu (PUS) yang tinggal di Desa Tumbak Bayuh, berusia 21 - 50 tahun, masih terikat status pernikahan, dan tinggal serumah dengan suami. Kriteria eksklusi penelitian
serviks adalah 85% (Kementerian Kesehatan RI, 2018). Cakupan deteksi dini kanker serviks di Kabupaten Badung hanya 10,3%, dan IVA positif sebanyak 43 perempuan (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2019). Puskesmas Mengwi II Badung menjadi puskesmas nomor dua dengan cakupan terendah melakukan deteksi dini kanker serviks yaitu hanya 4,9% (Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, 2019).
Rendahnya cakupan deteksi dini kanker serviks salah satunya disebabkan oleh dukungan suami (Ayuningtyas & Ropitasari, 2018). Suami merupakan orang yang paling dekat dengan istri, serta memiliki tanggung jawab terbesar dalam menjaga kesehatan istri dan keluarganya. Dukungan yang dapat diberikan oleh suami berupa dukungan informasional, penilaian, emosional, dan instrumental (Anggraeni & Benedikta, 2019).
Hasil studi pendahuluan di wilayah kerja Puskesmas Mengwi II pada bulan November 2020, dari 20 ibu yang mengisi kuesioner didapatkan sebanyak 13 (65%) ibu tidak melakukan deteksi dini kanker serviks dalam setahun terakhir, 11 (55%) dari mereka mendapatkan dukungan kurang dari suami. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dukungan suami terhadap deteksi dini kanker serviks di Desa Tumbak Bayuh wilayah kerja Puskesmas Mengwi II Badung.
yaitu responden dengan kelainan sejak lahir seperti buta dan tuli, serta responden yang telah terdiagnosis kanker serviks dan/atau histerektomi.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner daring tentang dukungan suami terhadap deteksi dini kanker serviks yang diadopsi dari kuesioner Anggraeni dan Benedikta (2019) yang telah dimodifikasi oleh peneliti. Kuesioner ini telah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan nilai construct validity 0,644-0,930 dengan tingkat kesalahan 5%, dan nilai Cronbach’s Alpha yaitu 0,947. Kuesioner
66
ini menggunakan skala Likert dengan total 16 pertanyaan.
Seluruh sampel yang memenuhi kriteria dan bersedia mengikuti penelitian dikumpulkan ke dalam whatsapp group penelitian. Peneliti menjelaskan tujuan, manfaat, prosedur penelitian, serta hak dan kewajiban sebagai responden (informed consent) kepada calon responden. Selanjutnya, responden yang bersedia mengikuti penelitian diminta menandatangani lembar persetujuan menjadi responden dengan memilih jawaban “Ya” pada kuesioner daring. Kemudian responden yang terpilih dan bersedia, diberikan kesempatan mengisi
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini menemukan umur responden mayoritas 21-40 tahun (66%), tingkat pendidikan responden mayoritas SMA/SMK (54%), responden mayoritas bekerja sebagai pegawai swasta (51%). Umur suami mayoritas 21-40 tahun (54%), tingkat pendidikan suami mayoritas
kuesioner daring. Lalu, peneliti mengirimkan poster tentang kanker serviks dan deteksi dini (IVA dan pap smear) ke whatsapp group penelitian setelah pengumpulan data selesai. Data yang telah terkumpul, kemudian dianalisis secara deskriptif menggunakan analisis univariat.
Penelitian ini telah mendapat surat laik etik dari Komisi Etik Penelitian (KEP) FK Unud/ RSUP Sanglah Denpasar Nomor: 1197/UN14.2.2.VII.14/LT/2021 tertanggal 27 April 2021. Penelitian ini juga telah menerapkan prinsip-prinsip etik penelitian yaitu autonomy, beneficence/non maleficence, justice, dan confidentiality.
perguruan tinggi (51%), dan pekerjaan suami mayoritas pegawai swasta (49%). Penghasilan suami per bulan mayoritas kurang dari UMK Badung (59%), sedangkan penghasilan gabungan keluarga mayoritas lebih besar dari UMK Badung (82%). Responden mayoritas memiliki 1-2 anak (70%).
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks di Desa Tumbak Bayuh (n=100)
Deteksi Dini Kanker Serviks |
Frekuensi (n) |
Persentase (%) |
Tidak Pernah |
28 |
28 |
Pernah (IVA/Pap Smear) | ||
Rutin (3-5 tahun sekali) |
30 |
30 |
Tidak Rutin |
42 |
42 |
Total |
100 |
100 |
Data pada Tabel 1 menjelaskan bahwa sebagian besar responden sudah pernah melakukan deteksi dini kanker serviks yaitu 72%. Jumlah responden yang rutin melakukan deteksi dini setiap 3-5 tahun sekali hanya 30% dan 44 lainnya tidak rutin. Bahkan, terdapat 28 responden yang tidak pernah melakukan deteksi dini baik IVA maupun pap smear.
Perilaku deteksi dini kanker serviks berdasarkan karakteristik responden yaitu responden usia 21-40 tahun mayoritas tidak pernah melakukan deteksi dini kanker serviks
(39,4%), sedangkan yang berusia 41-60 tahun mayoritas pernah deteksi dini tetapi tidak rutin (50%). Berdasarkan tingkat pendidikan, responden SMP 75% tidak pernah deteksi dini kanker serviks, responden SMA 53,7% tidak rutin, sedangkan perguruan tinggi 38,1% rutin deteksi dini 3-5 tahun sekali. Berdasarkan jenis pekerjaan, responden IRT sebagian besar tidak rutin (59,4%), pegawai swasta sebagian besar pernah melakukan deteksi dini (74,5%), sedangkan responden ASN/TNI/POLRI 54,5% rutin deteksi dini 35 tahun sekali. Berdasarkan paritas, 67
responden nulipara sepenuhnya tidak pernah melakukan deteksi dini, sedangkan, responden yang memiliki 1-2 anak atau lebih,
sebagian besar pernah melakukan deteksi dini kanker serviks tetapi tidak rutin yaitu 38,6% dan 57,7%.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Dukungan Suami Terhadap Deteksi Dini Kanker Serviks di Desa Tumbak Bayuh (n=100)
Kategori |
Frekuensi (n) |
Persentase (%) |
Dukungan Suami | ||
Kategori Kurang |
28 |
28 |
Kategori Baik |
72 |
72 |
Dukungan Informasional | ||
Kategori Kurang |
77 |
77 |
Kategori Baik |
23 |
23 |
Dukungan Penilaian | ||
Kategori Kurang |
35 |
35 |
Kategori Baik |
65 |
65 |
Dukungan Emosional | ||
Kategori Kurang |
19 |
19 |
Kategori Baik |
81 |
81 |
Dukungan Instrumental | ||
Kategori Kurang |
17 |
17 |
Kategori Baik |
83 |
83 |
Total |
100 |
100 |
Data pada Tabel 2 menjelaskan bahwa gambaran dukungan suami terhadap deteksi dini kanker serviks di Desa Tumbak Bayuh tahun 2021 sebagian besar dalam kategori baik (72%). Dukungan suami terdiri dari empat sub bagian yaitu dukungan informasional, penilaian, emosional, dan instrumental. Dukungan informasional sebagian besar dalam kategori kurang yaitu 77%, sedangkan sisanya yaitu dukungan penilaian (65%), dukungan emosional (81%), dan dukungan instrumental (83%) sebagian besar dalam kategori baik.
Penelitian ini juga menyajikan gambaran dukungan suami berdasarkan karakteristik suami. Suami dengan
kategori usia dewasa awal dan dewasa madya sama-sama memberikan dukungan baik terhadap deteksi dini kanker serviks. Berdasarkan jenis pekerjaannya, suami ASN/TNI/POLRI memiliki persentase lebih tinggi (100%) memberikan dukungan baik dibandingkan suami yang bekerja sebagai pegawai swasta (63%) dan wiraswasta (74,3%). Sedangkan suami yang bekerja sebagai petani sepenuhnya (100%) memberikan dukungan kurang terhadap deteksi dini kanker serviks. Berdasarkan penghasilan suami/bulan, suami yang berpenghasilan ≥UMK Badung memiliki persentase lebih tinggi yaitu (85,4%) dibandingkan suami yang berpenghasilan kurang dari UMK Badung (62,7%) dalam memberikan dukungan baik terhadap deteksi dini kanker serviks.
Tabel 3. Tabel Silang Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks berdasarkan Dukungan Suami (n=100)
Kategori Dukungan Suami |
Tidak Pernah |
Pernah |
Total Dukungan Suami | |
Rutin |
Tidak rutin | |||
Baik |
8 (28,6%) |
30 (100%) |
34 (81%) |
72 |
Kurang |
20 (71,4%) |
0 (0%) |
8 (19%) |
28 |
Total |
28 |
30 |
42 |
100 (100%) |
Data pada Tabel 3 menunjukkan melakukan deteksi dini sebagian besar mendapat
bahwa responden yang tidak pernah dukungan kurang dari suami (71,4%),
68
sedangkan responden yang rutin melakukan deteksi dini 3-5 tahun sekali
PEMBAHASAN
Gambaran Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks
Pedoman penatalaksanaan kanker serviks dari Kemenkes RI (2017) merekomendasikan uji cytology (pap smear) dan IVA tes diulang setiap 3-5 tahun sekali apabila hasil pemeriksaan awal negatif selama tiga kali pemeriksaan (tiga tahun berturut-turut). Target pemeriksaan pap smear dan IVA ini adalah wanita yang sudah aktif melakukan hubungan seksual termasuk pasangan usia subur (American Cancer Society, 2018). Namun, masih banyak wanita usia subur belum menerapkan hal tersebut, seperti halnya hasil penelitian ini. Hanya 30% responden yang melakukan deteksi dini secara rutin 3-5 tahun sekali.
Berdasarkan karakteristik usia, responden yang berusia 40-60 tahun (dewasa madya) memiliki perilaku deteksi dini lebih baik dari responden usia dewasa awal. Periode dewasa madya juga disebut sebagai usia yang membahayakan. Pada masa ini akan timbul gejala-gejala yang disebut dengan “middle age revolt” atau pemberontakan usia tengah baya yang datangnya bersama dengan peristiwa menopause (Jannah, Yacob, dan Julianto, 2017). Penyakit degeneratif seperti kanker serviks mulai menghantui pada periode ini, sehingga tingkat kewaspadaan pada periode ini semakin meningkat, sehingga perilaku deteksi dini responden lebih baik pada masa ini.
Berdasarkan tingkat pendidikan, penelitian ini menemukan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan wanita, maka semakin rutin melakukan deteksi dini kanker serviks. Hal ini didukung oleh penelitian Inayah dan Fitriahadi (2019) bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
sepenuhnya (100%) mendapat dukungan baik dari suami.
seseorang, maka semakin baik pula cara berpikir orang tersebut. Ibu (PUS) yang memiliki latar pendidikan tinggi, dalam dirinya sudah memiliki dasar untuk dapat berpikir logis menyikapi mengenai hal yang dapat meningkatkan derajat kesehatannya, termasuk melakukan deteksi dini kanker serviks.
Berdasarkan jenis pekerjaan, penelitian ini menemukan perilaku deteksi dini responden ASN/TNI/POLRI lebih baik dari pada responden IRT, pegawai swasta, maupun wiraswasta. Hal itu mungkin disebabkan karena tingkat pendidikan dan kedisiplinan yang diterapkan selama bekerja, juga diterapkan untuk meningkatkan status kesehatannya. Berdasarkan penghasilan keluarga, keluarga dengan status ekonomi tinggi memungkinkan anggota keluarganya memperoleh kebutuhan yang lebih baik seperti pemenuhan gizi, pendidikan, dan skrining kesehatan. Sebaliknya, keluarga dengan status ekonomi rendah akan sangat kesulitan memenuhi kebutuhan anggota keluarganya (Rayhana & Izzati, 2017).
Penelitian ini juga menemukan bahwa perilaku deteksi dini kanker serviks responden yang telah memiliki anak lebih baik dari pada responden yang belum mempunyai anak. Secara teori, salah satu faktor risiko kanker serviks adalah wanita multipara (Kashyap, Krishnan, Kaur, & Ghai, 2019). Pernyataan ini juga didukung oleh penelitian Mayrita dan Handayani (2014) yang menemukan bahwa adanya hubungan antara paritas dengan kejadian kanker serviks. Penelitiannya menemukan bahwa tidak ada satupun nulipara dan primipara yang menderita kanker serviks. Hal ini mungkin yang menjadi salah satu penyebab nulipara pada penelitian ini tidak pernah melakukan deteksi dini kanker serviks. Semakin tinggi paritas, maka semakin besar risiko terkena kanker serviks (Yuliani, Lusia, & Widianti, 2020).
69
Dukungan Suami Terhadap Deteksi Dini Kanker Serviks
Gambaran dukungan suami di Desa Tumbak Bayuh sebagian besar dalam kategori baik (72%). Implementasi dari keempat sub bagian dukungan suami adalah memberikan informasi tentang deteksi dini kanker serviks, memberikan respon positif jika istri mengajak diskusi mengenai masalah kesehatan reproduksi salah satunya kanker serviks. Suami yang merespon baik biasanya akan diikuti oleh pemberian dukungan berupa uang untuk biaya pemeriksaan, jaminan kesehatan, dan menyatakan tidak keberatan apabila istri meminta untuk diantar ke tempat pemeriksaan (Anggraeni & Benedikta, 2019). Penelitian ini menemukan bahwa dukungan informasional adalah satu-satunya sub bagian dukungan suami yang berada di kategori kurang yaitu sebanyak 77%. Ketiga dukungan sisanya seperti dukungan penilaian (65%), emosional (81%) dan instrumental (83%) masih dalam kategori baik.
Dukungan informasional dapat menambah informasi untuk memecahkan suatu permasalahan dan mencari jalan keluar. Suami yang memberikan informasi kepada istri menyebabkan istri terpapar informasi tentang deteksi dini kanker serviks (Sundari & Setiawati, 2018). Berdasarkan analisis karakteristik suami, sebagian besar suami berlatar pendidikan perguruan tinggi. Secara teori, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mudah menerima informasi, sehingga semakin banyak pengetahuan yang dimilikinya (Inayah & Fitrihadi, 2019). Tingkat pendidikan berbeda dengan tingkat pengetahuan seseorang terhadap fenomena tertentu. Oleh karena itu, tingkat pendidikan tinggi saja belum cukup bagi suami untuk dapat memberikan dukungan yang maksimal terhadap deteksi dini kanker serviks, tetapi juga
membutuhkan pengetahuan yang mumpuni mengenai kanker serviks dan cara pencegahannya.
Dukungan penilaian suami terhadap deteksi dini kanker serviks sebagian besar dalam kategori baik. Berdasarkan analisis kuesioner, dukungan penilaian yang jarang diberikan adalah memberikan pujian setelah istri melakukan deteksi dini kanker serviks serta memberikan respon positif apabila istri membahas tentang deteksi dini. Wujud dukungan penilaian adalah suami memberikan penghargaan atas usaha yang telah dilakukan istri, memberikan respon atas hasil atau prestasi yang dilakukan istri dan memberikan penilaian positif ataupun negatif yang pengaruhnya sangat berarti bagi istri (Friedman, 2010).
Dukungan emosional suami sebagian besar dalam kategori baik. Berdasarkan analisis kuesioner, sebagian besar suami peduli dan memberikan kepercayaan kepada istri untuk melakukan deteksi dini, selalu memperhatikan kesehatan istri, dan istri merasakan kenyamanan ketika suami mendampingi saat melakukan deteksi dini kanker serviks. Wujud dari dukungan emosional ini berupa ungkapan rasa empati, perhatian, dan kepedulian. Dukungan emosional membuat individu merasa aman, nyaman, merasa berharga dan dicintai (Widayanti, 2018). Berdasarkan analisis karakteristik suami, sebagian besar suami responden bekerja sebagai pegawai swasta, namun dukungan berupa perhatian dan kepedulian terhadap istrinya termasuk dalam kategori baik. Hal ini bertentangan dengan penelitian Asih, Rahayuni, dan Kurniasih (2020) yang menyatakan bahwa karyawan swasta memiliki jam kerja sangat padat sehingga kurang dapat memberikan dukungan dan perhatian kepada istrinya.
Dukungan instrumental suami sebagian besar dalam kategori baik. Berdasarkan analisis kuesioner, suami telah memberikan dukungan material seperti uang, menyiapkan jaminan kesehatan, dan mempersiapkan kendaraan untuk istri melakukan deteksi dini kanker serviks.
70
Dukungan instrumental ini bertujuan untuk mempermudah seseorang
melakukan aktivitasnya (Friedman, 2010). Suami yang berpenghasilan rendah akan sangat kesulitan mengatur keuangan untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti kebutuhan pangan, sandang, papan, dan juga pemeliharaan kesehatan (Widayanti, 2018).
Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Berdasarkan Dukungan Suami
Hasil penelitian ini menunjukan responden yang rutin melakukan deteksi dini kanker serviks 3-5 tahun sekali sepenuhnya mendapatkan dukungan baik dari suami. Hal ini didukung oleh penelitian Wulandari, Astuti, dan Fadhilah (2019) di Yogyakarta yang mendapatkan
SIMPULAN
Sebagian besar responden di Desa Tumbak Bayuh sudah pernah melakukan deteksi dini kanker serviks, namun sebagian besar melakukannya tidak rutin. Dukungan suami terhadap deteksi dini kanker serviks secara keseluruhan sebagian besar dalam kategori baik. Dukungan suami terdiri dari empat sub bagian yaitu dukungan informasional yang sebagian besar berada dalam kategori kurang, dan sisanya dukungan penilaian, emosional, dan instrumental dalam kategori baik. Responden yang melakukan deteksi dini secara rutin 3-5 tahun sekali, sepenuhnya mendapatkan dukungan baik dari suami.
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society. (2018). The American Cancer Society Guidelines for the Prevention and Early Detection of Cervical Cancer. Tersedia pada:
https//:amp.cancer.org/cancer/cervical-cancer/prevention-and-early-detection/cervical-cancer-screening-guidelines.html [diakses tanggal 8 Januari 2021]
bahwa ibu yang mendapatkan dukungan baik dari suami senantiasa melakukan deteksi dini kanker serviks secara teratur.
Dalam penelitian ini terdapat 28 responden yang mendapatkan dukungan kurang dari suami terhadap deteksi dini kanker serviks, dan 20 (71%) diantaranya tidak pernah melakukan deteksi dini kanker serviks. Kondisi ini sesuai dengan penelitian Aminah dan Kodiyah (2018) yang menyebutkan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku deteksi dini adalah dukungan suami. Semakin besar suami memberikan dukungan, maka semakin besar pula partisipasi istri melakukan deteksi dini kanker serviks. Wanita yang tidak mendapatkan dukungan dari keluarga terutama suami, cenderung enggan dan tidak melakukan deteksi dini kanker serviks, terlebih pada ibu rumah tangga yang tidak berpenghasilan.
Petugas kesehatan hendaknya rutin memberikan penyuluhan mengenai bahaya kanker serviks dan pentingnya melakukan deteksi dini pada pasangan usia subur yang tidak hanya menyasar kaum ibu-ibu saja, tetapi juga mengikutsertakan suami, sehingga suami dapat memberikan dukungan kepada istri untuk selalu melakukan deteksi dini kanker serviks secara rutin, baik dukungan informasional, penilaian, emosional, dan instrumental. Namun, bagi suami dengan keterbatasan ekonomi, tenaga kesehatan dapat mempromosikan tentang pelayanan pap smear/ IVA gratis yang dilakukan di desa-desa, rutin melakukan pelayanan gratis, dan menyebarkan informasinya sampai ke pelosok desa baik melalui kepala desa atau kepala dusun.
Aminah, M., & Kodiyah, N. (2018). Pengaruh Dukungan Suami Terhadap Pelaksanaan Deteksi Dini Kanker Serviks Di Wilayah Puskesmas Purwodadi 1. The Shine Cahaya Dunia Kebidanan, 2(2)
Anggraeni, F., D., & Benedikta, K. (2019). Dukungan Suami Terhadap Deteksi Dini Kanker Serviks Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Di Dusun Ngasem Desa Timbulharjo Sewon Bantul Tahun 2016.
71
Media Ilmu Kesehatan, 5. 184-192.
10.30989/mik.v5i3.163
Asih, N., K., D., A., Rahayuni, N., K.,Y., & Surniasih, N., Y. (2020). Gambaran Dukungan Sosial Suami Dalam Rangka Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat di UPT. Puskesmas Dawan I. Jurnal Ilmiah Kebidanan (JIK), 8(1)
Ayuningtyas, I., & Ropitasari, R. (2018).
Hubungan Antara Dukungan Suami Dengan Sikap Istri Pada Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Menggunakan Tes IVA Di Puskesmas Jaten II Kabupaten
Karanganyar. PLACENTUM: Jurnal Ilmiah Kesehatan Dan Aplikasinya. Tersdia di: https://doi.org/10.20961/placentum.v6i2.22 854
Centers of Disease Control and Prevention (CDC). (2020). Cervical Cancer Basics. Tersedia pada: https://www.cdc.gov/cervicalcancer/basics. html [diakses tanggal 10 Januari 2021]
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. (2019). Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2018.
Pemerintah Kabupaten Badung Dinas
Kesehatan Tahun 2019.
Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2018. Dinas Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2019.
Evriarti, P. R., & Yasmon, A. (2019). Patogenesis Human Papillomavirus (HPV) pada Kanker Serviks. Jurnal Biotek Medisiana Indonesia, 8(1), 23–32.
https://doi.org/10.22435/jbmi.v8i1.2580
Friedman. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, dan Praktik. Edisi 5. Jakarta: EGC
Inayah, N., Fitriahadi, E. (2019). Hubungan pendidikan, pekerjaan, dan dukungan suami terhadap keteraturan kunjungan ANC pada ibu hamil trimester III. Journal of Health studies, 3(1), 64-70
Jannah, M., Yacob, F., Julianto. (2017). Tentang Kehidupan Manusia (Life Span Development) dalam Islam. Gender Equality: International Journal of Child and Gender Studies, 3(1)
Jawarni, S., Nasution, M. (2017). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap
Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Pencegahan Kanker Serviks dengan
Pemeriksaan IVA Pada WUS Di Wilayah Kerja Puskesmas Sayur Matinggi Kecamatan Sayur Matinggi Tahun 2017. Jurnal Maternal dan Neonatal, 12(12), 54-62
Kashyap, N., Krishnan, N., Kaur, S., & Ghai, S. (2019). Risk Factors of Cervical Cancer: A Case ‑ Control Study. https://doi.org/10.4103/apjon.apjon
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: Kanker Serviks. Tersedia pada:
https://kanker.kemkes.go.id/guidelines/backup/PN PKServiks.pdf [diakses tanggal 10 Januari 2021]
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Data dan Informasi Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan. Tersedia pada: www.kemkes.go.id [diakses tanggal 8 Januari 2021]
Mayrita, S., N., Handayani, N. (2014). Hubungan Antara Paritas dengan Kejadian Kanker Serviks di Yayasan Kanker Wisnuwardana Surabaya. Jurnal of Health Sciences, 7(1)
Rayhana & Izzati, H. (2017). Hubungan Motivasi dengan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Wanita Usia Subur dalam Melakukan Pap Smear di Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang Tahun 2016. Jurnal Unimus Vol.1No.4Agustus 2017 Jakarta: FKK-UMJ. https://jurnal.unimus.ac.id/
Riksani, R. (2016). Kenali Kanker Serviks Sejak Dini. Edited by Maya. Yogyakarta: Andi Offset
Sundari, Setiawati, E. (2018). Pengetahuan dan Dukungan Sosial Mempengaruhi Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA. Indonesian Journal of Midwivery (IJM), 1(1), e-ISSN 2615-5095
Widayanti, P., I. (2018). Hubungan Dukungan Suami, Motivasi, Dan Sikap Dengan Perilaku Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Di Wilayah Kerja Puskesmas Wirobrajan Kota Yogyakarta Tahun 2017. Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta.
Wulandari, N., Astuti, T., & Fadhilah, S. (2019).
Hubungan Dukungan Suami Dengan Perilaku Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) Tes Di Wilayah Kerja Puskesmas Cangkringan Sleman Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Karya Husada, 4(1), 57-65. P-ISSN 2337-649X/e-ISSN 2655-8874
Yuliani, I., Lusia, B., A., Widianti, E., N. (2020). Deteksi Dini Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) dengan Metode IVA. Jurnal Pengabdian Dharma Bakti, 3(2), hal.8-14.
72
Volume 10, Nomor 1, Februari 2022
Discussion and feedback