Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

KEPATUHAN PENGGUNAAN MASKER PADA ANAK USIA SEKOLAH DI MASA PANDEMI COVID-19

Setianingsih*1, Novi Indrayati1

1Program Studi Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal *korespondensi penulis, email: [email protected]

ABSTRAK

Peningkatan angka kejadian kasus Covid-19 dapat disebabkan oleh ketidakdisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan secara benar. Protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19 meliputi cuci tangan, memakai masker, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas. Penggunaan masker di era pandemi Covid-19 merupakan salah satu bagian protokol kesehatan yang sangat penting, hal ini dikarenakan penularan Covid-19 dapat terjadi melalui percikan dari hidung atau dari orang yang terinfeksi Covid-19 saat bersin, batuk, atau berbicara. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kepatuhan penggunaan masker di era pandemi Covid-19 pada anak usia sekolah. Metode penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study, untuk menggambarkan bagaimana kepatuhan penggunaan masker pada anak usia sekolah di era pandemi Covid-19. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dalam bentuk google formulir. Sampel penelitian berjumlah 266 orangtua yang anaknya bersekolah di SDN wilayah kecamatan Kota Kendal. Purposive sampling digunakan sebagai cara pengambilan sample penelitian ini. Data penelitian dianalis secara univariat dengan tendensi central dan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh anak menggunakan masker diluar rumah sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19 (100%) namun, terdapat 1,5% menjawab masker yang digunakan pada orang yang sehat tidak dapat menurunkan risiko paparan dari orang yang terinfeksi Covid-19. Anak tidak selalu menggunakan masker saat sakit yaitu 32 responden (12,03%) dan anak diperbolehkan berinteraksi dengan orang lain yang sedang terkonfirmasi positif Covid-19 tanpa menggunakan masker 8 responden (3%). Diharapkan anak selalu menggunakan masker saat sakit dengan pengawasan orang tua, pada kondisi tertentu penggunaan masker bisa digantikan dengan faceshield.

Kata kunci: anak usia sekolah, Covid-19, penggunaan masker

ABSTRACT

The increase of cases of Covid-19 can be caused by the community's indiscipline in implementing health protocols correctly. The use of masks in the Covid-19 pandemic era is a very important part of the health protocol, this is because the transmission of Covid-19 can occur through splashes from the nose or from people infected with Covid-19 when sneezing, coughing, or talking. This study aims to identify compliance with the use of masks in the era of the Covid-19 pandemic in school-age children. The research method uses descriptive quantitative with cross-sectional study approach, to describe how the compliance of the use of masks in school-age children in the Covid-19 pandemic era. The research instrument used a questionnaire in the form of a google form. The research sample amounted to 266 parents who have children in public elementary schools in the district of Kendal city with purposive sampling technique. The results showed that all children used masks outside the home as an effort to prevent Covid-19 transmission (100%), however, there were 1,5% answered that use of masks in healthy people could not reduce the risk of exposure from infected people. Children do not always use masks when they are sick, namely, 32 respondents (12,03%) and children are allowed to interact with other people who are confirmed positive for Covid-19 without using masks 8 respondents (3%). It is expected that children always use masks when sick with parental supervision, under certain conditions the use of masks can be replaced with a face shield.

Keywords: Covid-19, school-age children, using mask

11

Volume 10, Nomor 1, Februari 2022

PENDAHULUAN

Covid-19 berawal dari wabah lokal pneumonia yang penyebab awalnya tidak diketahui di Wuhan (Hubei, Cina) pada bulan Desember 2019, namun dengan cepat penyebab dari wabah tersebut segera terdeteksi yaitu disebabkan oleh virus corona baru, sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (Covid-19). Epidemi Covid-19 menyebar ke seluruh provinsi daratan China serta 58 negara dan wilayah lain, dengan lebih dari 87.137 kasus yang dikonfirmasi di seluruh dunia, termasuk 79.968 dari China, 7169 dari negara lain per 1 Maret 2020, sebagaimana dinyatakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia dalam situasi Covid-19 (Muthusami & Saritha, 2020).

Corona disease dinyatakan sebagai pandemi, tertanggal 15 Maret 2020 kasus corona disease mencapai 153.157 pada 144 negara. Mortality rate mencapai 5.735 dengan kasus fatal sebesar 3.74%, dari 117 kejadian dengan 5 kejadian kematian di Indonesia. Kejadian corona disease pada anak-anak rentang umur 10-19 tahun terdapat 549/72.314 atau sebesar satu persen, sedangkan anak yang berumur <10 tahun terdapat 416/72.314 atau sebanyak 0,9 %. Kasus Covid-19 di Indonesia ditemukan di beberapa wilayah yaitu Jakarta dan Jawa Barat (Cirebon, Bandung, Kabupaten Bekasi, Purwakarta, Depok), Banten (Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang serta Tangerang Selatan), Jawa Tengah (Semarang, Solo dan Magelang), Daerah Istimewa Yogyakarta, Bali, Sulawesi Utara (Manado), serta Kalimantan Barat (Pontianak) (IDAI, 2020).

Kasus Covid-19 di Indonesia hingga tanggal 27 Oktober 2020 mencapai 396.454 dengan kejadian kematian 13.512 (Satgas Covid-19, 2020). Kabupaten Kendal menjadi salah satu kota di Jawa Tengah yang memiliki kejadian Covid tinggi sebanyak 1447 kasus positif dan meninggal sebanyak 63 kasus (Kendal, 2020).

Pemerintah memberlakukan adaptasi kebiasaan baru di masa pandemi Covid-19, oleh sebab itu orang tua dituntut untuk dapat

menyiapkan anak aman dari paparan corona disease dengan cara menerapkan prokes di keseharian hidupnya. Upaya yang telah disepakati secara global adalah penggunaan masker oleh seluruh masyarakat tidak terkecuali anak-anak. Penggunaan masker pada anak-anak harus dibawah pengawasan, berbagai studi melaporkan adanya potensi gangguan pernafasan pada anak bila menggunakan masker. Penggunaan masker pada anak-anak dibawah 2 tahun dapat digantian face shield dalam upaya mencegah gangguan pernafasan, kondisi tertentu penggunaan masker pada anak dapat dilakukan dalam pengawasan orang dewasa (Atmojo et al, 2020). Penggunaan masker pada anak-anak merupakan salah satu upaya pemutusan rantai penyebaran Covid-19 (IDAI, 2020).

Hasil survei dengan wawancara, dan observasi awal yang dilakukan para mahasiswa KKN di beberapa lokasi Kuningan, Cirebon, Jakarta, Tangerang, Bekasi, Karawang, Bogor, Serang, Bandung, Cimahi, Sumedang, Pangandaran, Magelang, Pekanbaru, dan Banda Aceh pada tanggal 12-20 Januari 2021, ditemukan bahwa sekitar 50% anak-anak masih beraktivitas di luar rumah tanpa memakai masker, serta orang tua masih membawa anak-anak ke tempat-tempat umum seperti tempat arena bermain, dan pusat perbelanjaan tanpa memakai masker sehingga hal ini dapat beresiko terpapar Covid-19 (Kusuma, 2021).

Anak usia sekolah mempunyai mobilisasi yang tinggi. Hasil interview dengan orangtua yang mempunyai anak di SDN wilayah Kendal terdapat 7 dari 10 orangtua menyatakan bahwa belum menerapkan prokes secara maksimal terutama saat mengajak anak keluar rumah, hal ini dikarenakan kejadian virus corona hanya di anggap menyerang orang dewasa. Kabupaten Kendal merupakan daerah red zone dengan kecamatan yang padat penduduknya. Salah satu hasil penelitian di Manado menunjukkan bahwa kepadatan penduduk dapat mempengaruhi angka 12

kejadian Covid-19, semakin tinggi kepadatan penduduk di suatu tempat makan, terlihat semakin tinggi kejadian Covid-19 (Nelwan, 2020). Berdasarkan hal diatas

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional study, instrumen penelitian menggunakan kuesioner dalam bentuk google formulir. Sampel penelitian berjumlah 266 orangtua yang mempunyai anak di SDN kecamatan Kota Kendal menggunakan purposive sampling sebagai

HASIL PENELITIAN

Data penelitian sesudah dilakukan analisis univariat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Kepatuhan Penggunaan Masker pada Anak Usia Sekolah di Era Pandemi Covid-19”.

teknik pengambilan sampel penelitian ini. Data penelitian dianalis secara univariat dengan tendensi central dan distribusi frekuensi. Penelitian ini telah dinyatakan layak etik oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan STIKES Kendal dengan no. 007/EC/KEPK-STIKES_Kendal/VIII/2021.

Karakteristik Responden

Tabel 1. Sebaran Umur Anak di SDN Kecamatan Kota Kendal (n=266)

Variabel       Median       Minimum    Maximum

Umur            9             6           12

Analisis statistik umur anak pada penelitian ini dengan menggunakan tendensi sentral berdasarkan Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa umur termuda pada

penelitian ini adalah 6 tahun, sedangkan umur tertua adalah 12 tahun dan median umur anak adalah 9 tahun.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Anak berdasarkan Jenis Kelamin di SDN Kecamatan Kota Kendal (n=266)

Variabel

Frekuensi (f)

Persentase (%)

Jenis kelamin anak

Laki-laki

122

45,9 %

Perempuan

144

54,1 %

Total

266

100 %

Tabel 2 memperlihatkan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan sebanyak 144 orang atau 54,1 %.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Orangtua berdasarkan Pendidikan Terakhir dan Pekerjaan di SDN Kecamatan Kota Kendal (n=266)

Variabel                     Frekuensi (f)

Persentase (%)

Pendidikan

SD                               52

SMP                           4

19,5 %

1,6 %

SMA                           86

PT                                  124

Pekerjaan

Swasta                                 127

PNS                              85

Buruh                                10

Petani                                       2

Lainnya                                25

32,3 % 46,6 %

47,7 % 32 %

27,2 % 0,8 %

9,4 %

Total                                        266

100 %

Tabel 3 memperlihatkan pendidikan terakhir orangtua adalah perguruan tinggi sebesar 46,6% dan sebagian besar pekerjaan orangtua adalah swasta sebanyak 127 atau 47,7%.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Penerapan Protokol Kesehatan: Penggunaan Masker di Era Pandemi Covid-19

Pada Anak Usia Sekolah di SDN Kecamatan Kota Kendal (n=266)

Penerapan Penggunaan Masker

Ya

Tidak

n

%

n

%

Anak menggunakan masker sebagai upaya pencegahan penularan

266

100

0

0

Covid-19

Menggunakan masker selama masa pandemi Covid-19

266

100

0

0

Penggunaan masker bedah atau masker medis dianggap hanya untuk

78

29,32

188

70,68

tenaga kesehatan

Orangtua dan anak menggunakan masker saat keluar rumah

266

100

0

0

Menggunakan masker pada orang sehat dapat mengurangi risiko

262

98,49

4

1,50

paparan dari orang yang terinfeksi Covid-19

Anak selalu menggunakan masker, menutupi hidung dan mulut hingga

264

99,24

2

0,75

dagu

Orangtua menganggap, sebaiknya mengggunakan masker kain 3 lapis

214

80,45

52

19,55

Anak selalu menggunakan masker saat sakit

234

87,96

32

12,03

Anak selalu menghindari percikan ludah dari orang yang bicara,

264

99,24

2

0,75

batuk, atau bersin

Anak diperbolehkan berinteraksi dengan orang lain yang sedang

258

96,99

8

3,00

terkonfirmasi positif Covid-19 tanpa menggunakan masker Anak wajib menggunakan masker

265

99,62

1

0,37

Anak wajib menggunakan masker medis saat sakit misalnya batuk.

248

93,23

18

6,76

Anak diajari cara menggunakan, melepas dan membuang masker

260

97,74

6

2,25

medis

Memasang masker dengan seluruh hidung dan mulut tertutup serta

250

93,98

16

6,01

memastikan tidak ada celah

Orangtua dan anak tetap menggunakan masker saat di rumah

71

26,69

195

73,30

Tabel 4 menunjukkan bahwa seluruh anak memakai masker sebagai bentuk pencegahan penularan corona disease, menggunakan masker selama masa pandemi Covid-19 dan orangtua serta anak menggunakan masker saat keluar rumah yaitu sebanyak 266 responden (100%). Mayoritas responden menjawab tidak untuk pertanyaan penggunaan masker bedah atau masker medis tidak hanya untuk tenaga

kesehatan yaitu sebanyak 188 responden (70,68%), terdapat 262 responden (98,49%) menjawab ya untuk pertanyaan menggunakan masker pada orang sehat dapat mengurangi risiko paparan dari orang yang terinfeksi Covid-19, sebagian besar anak selalu menggunakan masker dan anak selalu menghindari percikan ludah dari orang yang bicara, batuk, atau bersin yaitu 264 responden (99,24%), menutupi hidung 14

dan mulut hingga dagu yaitu 264 (99,24%), orangtua menganggap, mayoritas responden menjawab tidak untuk pertanyaan sebaiknya mengggunakan masker kain 3 lapis yaitu 214 responden (80,45%), sebagian besar anak selalu menggunakan masker saat sakit yaitu sebanyak 234 responden (87,96), anak selalu menghindari percikan ludah dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, sebagian besar orangtua tidak memperbolehkan anak berinteraksi dengan orang lain yang sedang terkonfirmasi positif Covid-19 tanpa menggunakan masker yaitu sebanyak 258 responden (96,99%), anak

PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Umur

Hasil analisis statistik memperlihatkan bahwa median umur anak 9 tahun dengan umur termuda 6 tahun dan umur tertua 12 tahun. Perubahan aspek psikis dan fisik dipengaruhi oleh usia, secara psikis kemampuan kognitif akan makin matang dan dewasa. Umur menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan (knowledge) sehingga tingkat pengetahuan yang tinggi akan mempengaruhi kepatuhan diri seseorang, sehingga dapat disimpulkan umur seseorang dapat mempengaruhi kepatuhan terhadap suatu aturan (Muhith, Ekawati, Rosalina, & Zaman, 2021).

Umur tidak menjadi satu-satunya faktor seseorang mematuhi protokol kesehatan. Penelitian ini memperlihatkan bahwa terdapat lima faktor yang memiliki hubungan bermakna kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan yaitu usia, pendidikan, pengetahuan, sikap dan motivasi (Afrianti & Rahmiati, 2021).

Jenis Kelamin

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas anak berjenis kelamin perempuan (54,1%). Lawrence Green dalam Notoatmodjo menjelaskan faktor yang berpengaruh terhadap kepatuhan adalah predisposing salah satunya jenis kelamin (Notoadmodjo, 2019).

wajib menggunakan masker 265 responden (99,62%), anak wajib menggunakan masker medis saat sakit misalnya batuk sebanyak 248 responden (93,23%), anak diajari cara menggunakan, melepas dan membuang masker medis sebanyak 260 responden (97,74%), memasang masker dengan seluruh hidung dan mulut tertutup serta memastikan tidak ada celah sebanyak 250 responden (93,98%) dan responden sebagian besar menjawab tidak untuk pertanyaan Orangtua dan anak tetap menggunakan masker saat di rumah yaitu sebanyak 195 (73,30%).

Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak ada hubungannya dengan penerapan prokes. Contohnya Muhith, mayoritas responden memiliki jenis kelamin perempuan, namun ketika situasi dan kondisi mengancam dan menyadari pentingnya hidup sehat untuk menghindari penyakit muncul, maka setiap penduduk dengan jenis kelamin laki-laki maupun perempuan akan termotivasi untuk patuh terhadap penerapan prokes yang ada (Muhith et al, 2021). Hal ini sependapat dengan Budury dalam penelitiannya yang mengungkapkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan penerapan prokes pengendalian Covid-19 pada mahasiswa keperawatan (Budury et al, 2020).

Tingkat Pendidikan

Hasil penelitian sebagian besar tingkat pendidikan orangtua adalah perguruan tinggi yaitu sebanyak 124 orang atau 46,6%. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah mendapatkan informasi. Seseorang yang berpendidikan tinggi, akan makin luas pengetahuannya dalam menerima informasi tentang Covid-19. Hal ini sependapat dengan penelitian Wiranti, yang menunjukkan bahwa salah satu faktor yang memiliki hubungan dengan kepatuhan masyarakat terhadap kebijakan Pembatasan 15

Sosial Berskala Besar di Kota Depok adalah tingkat pendidikan (Wiranti et al, 2020).

Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh terhadap cara berpikir, kemampuan menerima arahan, proses belajar, motivasi, sikap, dan kemampuan beradaptasi. Responden penelitian mayoritas berpendidikan tinggi, sehingga memiliki kecenderungan untuk patuh terhadap aturan. Kesadaran akan pentingnya hidup sehat menjadi fondasi yang utama dalam menjalankan prokes Covid-19, dampaknya orang tua dapat menerapkan prokes kepada anaknya dengan baik.

Penerapan Prokes: Penggunaan Masker di Masa Pandemi Covid-19 Pada Anak Usia Sekolah

Hasil penelitian didapatkan bahwa anak menggunakan masker diluar rumah sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19, yaitu sebanyak 266 responden (100%), namun masih terdapat 8 atau 3% orangtua yang memperbolehkan anaknya berinteraksi dengan orang lain yang sedang terkonfirmasi positif Covid-19 tanpa menggunakan masker anak tidak selalu menggunakan masker saat sakit yaitu sebanyak 13 responden atau 12%, terdapat 1,5 % menjawab menggunakan masker pada orang sehat dapat mengurangi risiko paparan dari orang yang terinfeksi. Anak tidak selalu menggunakan masker saat sakit yaitu 32 responden (12,03%) dan anak diperbolehkan berinteraksi dengan orang lain yang sedang terkonfirmasi positif Covid-19 tanpa menggunakan masker 8 responden (3%) selain itu terdapat 16 responden atau 6,01% menjawab tidak untuk pernyataan memasang masker dengan seluruh hidung dan mulut tertutup serta memastikan tidak ada celah.

Hasil penelitian sebelumnya pada 86 remaja di SMAN Aceh Jaya menunjukkan bahwa terdapat 47 (54,7%) responden dikategorikan patuh, dan 39 (45,3%) lainnya masuk dalam kategori kurang patuh terhadap penerapan protokol kesehatan meskipun terdapat pemantauan dari guru

(Yuliza & Alam, 2021). Perkembangan Covid-19 di Indonesia sangat cepat menyebar, hal ini dapat disebabkan beberapa faktor, salah satunya adalah kurangnya kepatuhan sebagian besar masyarakat akan himbauan pemerintah untuk selalu menerapkan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir. Rantai penyebaran Covid-19 terutama di kalangan anak-anak harus segera diputus. Bentuk upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah memberikan pemahaman dan mendampingi orangtua dan anak-anak untuk menyadari pentingnya memakai masker (Kusuma, 2021).

Sebagian besar masyarakat belum memahami bagaimana penularan dan pencegahan corona disease sehingga banyak masyarakat yang mengesampingkan protokol kesehatan. Kondisi sekarang membutuhkan kesadaran dari masyarakat dalam memakai masker ketika keluar rumah, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak. Kebiasaan menerapkan PHBS bukan hal mudah bagi sebagian masyarakat karena membutuhkan pemahaman dan motivasi untuk disiplin, berkomitmen dalam menerapkannya. Informasi tentang cara penularan dan bagaimana cara mencegah Covid-19 dapat diberikan melalui pendekatan secara door to door kepada masyarakat untuk memberikan edukasi/ pendidikan kesehatan tentang penularan dan pencegahan Covid-19 dalam bentuk membagikan masker. Pendidikan dan promosi kesehatan dengan menggunakan metode penyuluuhan serta membagikan leaflet dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat, sehingga masyarakat menjadi lebih sadar dan semakin disiplin dalam menjalankan prokes seperti menggunakan masker, mencuci tangan pakai sabun dan selalu menjaga jarak (Dalimunthe et al, 2021) .

Masker bedah dapat digunakan anak-anak dari usia 3 sampai 12 tahun, namun masker sering tidak muat dan tidak pas di 16

wajah sehingga berisiko terkontaminasi udara (Esposito, 2020). Anak-anak dapat mengalami ketidaknyamanan saat menggunakan masker dan kemungkinan anak akan melepas bahkan membuang masker sehingga anak akan sering menyentuh wajah. Mempersiapkan dan mengajari anak yang sehat untuk menggunakan masker sangat dibutuhkan agar terwujud kepatuhan yang optimal (Atmojo et al, 2020).

SIMPULAN

Hasil analisis menunjukkan bahwa median dalam penelitian ini adalah anak berumur 9 tahun dengan umur termuda 6 tahun dan umur tertua 12 tahun. Mayoritas berjenis kelamin perempuan yaitu 144 orang atau 54,1%, tingkat pendidikan orangtua adalah perguruan tinggi sebanyak 124 orang (46,6%) dan sebagian besar pekerjaan orangtua adalah swasta sebanyak 127 (47,7%), seluruh anak menggunakan masker di luar rumah sebagai bentuk pencegahan penularan Covid-19 (100%). Namun, terdapat 1,5% responden menjawab penggunaan masker pada orang yang sehat tidak dapat menurunkan risiko paparan dari orang yang terinfeksi. Anak tidak selalu menggunakan masker saat sakit yaitu 32 responden (12,03%) dan anak diperbolehkan berinteraksi dengan orang lain yang sedang terkonfirmasi positif Covid-19 tanpa menggunakan masker 8 responden (3%). Selain itu terdapat 16 responden atau 6,01% menjawab tidak untuk pernyataan memasang masker dengan hidung dan mulut tertutup serta memastikan tidak ada celah.

Pengawasan dalam penggunaan masker pada anak-anak harus harus dilakukan oleh orangtua. Berbagai studi melaporkan terdapat potensi gangguan pernafasan pada anak saat menggunakan masker (Atmojo et al, 2020).

DAFTAR PUSTAKA

Afrianti, N., & Rahmiati, C. (2021). Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan covid-19. Jurnal

Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 11(1), 113-124.

Atmojo, J. T., Iswahyuni, S., Rejo, R., Setyorini, C., Puspitasary, K., Ernawati, H., ... & Mubarok, A. S. (2020). Penggunaan masker dalam pencegahan dan penanganan covid-19: rasionalitas, efektivitas, dan isu terkini. Avicenna:    Journal of Health

Research, 3(2).

Budury, S., Keperawatan, F., & Kebidanan, D. (2020). Faktor Yang Berhubungan Dengan Penerapan Protokol Pengendalian Covid-19 Pada Mahasiswa Keperawatan. Jurnal Keperawatan.

Dalimunthe, K. T., Athaillah, A., & Hutasuhut, V. A. (2021). EDUKASI TENTANG PENULARAN DAN PENCEGAHAN COVID-19 SERTA PEMBAGIAN MASKER KEPADA MASYARAKAT DUSUN III DESA SEI ROTAN. JUKESHUM: Jurnal Pengabdian Masyarakat,          1(2),          86–89.

https://doi.org/10.51771/jukeshum.v1i2.148

Esposito, S. (2020). To mask or not to mask children to overcome COVID-19. 27, 1267–1270.

IDAI. (2020). Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 Pada Anak. Indonesian Pediatric Society.

Kendal, P. (2020). Monitoring Data Covid-19 di Kabupaten                        Kendal.

https://corona.kendalkab.go.id/

Kusuma, D. A. (2021). Penerapan Program Darmasan (Sadar Masker Pada Anak-Anak) Dalam Upaya Mengurangi Penyebaran Covid-19. Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(1), 87.

https://doi.org/10.24198/kumawula.v4i1.3201 9

Muhith, S., Ekawati, D., Rosalina, S., & Zaman, C. (2021). Analisis Kepatuhan Penerapan Protokol Kesehatan Covid-19. Jurnal’Aisyiyah Medika,                                 6(2).

https://doi.org/https://doi.org/10.36729/jam.v6 i2.651

Muthusami, R., & Saritha, K. (2020). Statistical analysis and visualization of the potential cases of pandemic coronavirus. VirusDisease, 31(2). https://doi.org/10.1007/s13337-020-00610-1

Nelwan, J. E. (2020). Kejadian Corona Virus Disease 2019 berdasarkan Kepadatan Penduduk dan Ketinggian Tempat per Wilayah Kecamatan. Journal of Public Health and Community Medicine, 1(April).

Notoadmodjo. (2019). Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan. In Jakarta: Rineka Cipta.

Satgas Covid-19. (2020). Sebaran Data Covid-19 di Indonesia. https://covid19.go.id/

Wiranti, Sriatmi, A., & Kusumastuti, W. (2020). Determinan kepatuhan masyarakat Kota Depok terhadap kebijakan pembatasan sosial berskala besar dalam pencegahan COVID-19. Jurnal 17

Kebijakan Kesehatan Indonesia.

Yuliza, R., & Alam, T. S. (2021). An Overview o f Teenagers ’ Complian ce With The Covid-19 Procedure. V(2).

18

Volume 10, Nomor 1, Februari 2022