Community of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU FOOD HANDLERS TENTANG TRAVELER’S DIARRHEA DI DAERAH WISATA KECAMATAN RENDANG, KARANGASEM

Ni Kadek Rima Pebrianti1, Putu Ayu Asri Damayanti2, Desak Made Widyanthari3 1,2,3Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Alamat korespondensi : [email protected]

ABSTRAK

Traveler’s diarrhea adalah diare yang umum diderita wisatawan akibat mengkonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi. Proses penyiapan, pengolahan, dan penyajian makanan oleh food handlers harus terjaga kebersihannya untuk menurunkan kasus terjadinya traveler’s diarrhea. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap terhadap perilaku food handlers tentang traveler’s diarrhea di daerah wisata Kecamatan Rendang, Karangasem. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian cross sectional analitik dengan melibatkan 55 food handlers sebagai responden. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan teknik total sampling. Hasil penelitian tentang pengetahua traveler’s diarrhea yaitu 12,73% cukup dan 87,27% kurang; sikap tentang traveler’s diarrhea 56,36% bersikap positif dan 43,64% bersikap negatif; perilaku tentang traveler,s diarrhea 72,73% perilaku baik dan 27,27% perilaku kurang baik. Analisis hubungan diperoleh bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dan perilaku food handlers tentang traveler’s diarrhea di daerah wisata Kecamatan Rendang, Karangasem (p value 0,001; r= 0,449). Sebaliknya tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan perilaku food handlers tentang traveler’s diarrhea di daerah wisata Kecamatan Rendang, Karangasem (p value 0,059; r= -0,256). Program pendidikan dan pelatihan tentang traveler’s diarrhea pada food handlers untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku tentang traveler’s diarrhea perlu dilakukan untuk membantu menurunkan kasus traveler’s diarrhea.

Kata Kunci: Food Handlers, Traveler’s Diarrhea, Pengetahuan, Perilaku, Sikap

ABSTRACT

Traveler's diarrhea is a diarrhea commonly suffered by tourists due to consuming contaminated food and drink. The process of preparing, processing and serving food by food handlers must be kept clean to reduce cases of traveler’s diarrhea. This study aims to determine the relationship between knowledge and attitudes towards food handlers behavior regarding traveler’s diarrhea in the tourism area of Rendang District, Karangasem. The research method was cross sectional analytic study involving all 55 food handlers as respondents. The sample in this study was selected using a total sampling technique. The results of the study on the knowledge of traveler's diarrhea found that the knowledge was 12.73% sufficient and 87.27% poor knowledge; attitudes about traveler's diarrhea was 56.36% positive and 43.64% negative attitudes; behavior about traveler's diarrhea was 72.73% good behavior and 27.27% bad behavior. Analysis of the relationship found that there was a significant relationship between attitudes and behavior of food handlers about traveler's diarrhea in the tourist area of Rendang District, Karangasem (p value 0.001; r= 0.449). On the other hand, there was no relationship between knowledge and behavior of food handlers about traveler's diarrhea in the tourist area of Rendang District, Karangasem (p value 0.059; r= -0.256). Education and training programs on traveler’s diarrhea in food handlers to increase knowledge, attitudes and behavior about traveler’s diarrhea are necessary to help reduce cases of traveler’s diarrhea.

Keywords: Food Handlers, Traveler’s Diarrhea, Knowledge, Behavior, Attitude

PENDAHULUAN

Traveler’s diarrhea merupakan salah satu penyakit yang paling umum di kalangan wisatawan asing yang diakibatkan oleh makan makanan dan air yang terkontaminasi selama perjalanan (Keystone, 2019). Traveler’s diarrhea adalah buang air besar dalam konsistensi encer sebanyak tiga kali atau lebih dalam 24 jam atau peningkatan dua kali lipat dari kebiasaan buang air besar awal yang dialami wisatawan saat berwisata (Leung et al., 2019).

Traveler’s diarrhea merupakan penyakit yang paling banyak diderita wisatawan yang berkunjung ke negara berkembang. Bali adalah salah satu pulau di Indonesia yang menjadi tujuan favorit wisata terutama bagi wisatawan internasional. Traveler’s diarrhea ditemukan pada wisatawan asing di Bali yang berasal dari negara maju (Ani & Suwiyoga, 2016).

Prevalensi tertinggi traveler’s diarrhea di negara Asia Tenggara diduduki oleh Vietnam dan Indonesia sebesar 19% kemudian diikuti oleh Laos PDR dan Filipina (Kittitrakul et al., 2015). Selama tahun 2016 laporan dari rumah sakit rujukan utama Dinas Kesehatan Pelabuhan Denpasar menunjukkan bahwa jumlah kasus diare pada wisatawan sebanyak 1.571 kasus (42,5 %) dari total 3.698 kasus, baik rawat jalan maupun rawat inap. Jumlah kasus travelers’s diarrhea pada wisatawan yang dirawat di Poliklinik Kantor Kesehatan Pelabuhan selama satu bulan yaitu bulan Januari 2018, dilaporkan sebanyak 36 orang dari 177 pasien (Wahyuni, Wirawan, & Hendrayana, 2019). Insiden traveler’s diarrhea di Bali kebanyakan dialami oleh wisatawan dari Eropa 37,6%, Australia 31,9%, Asia 22,6%, dan Benua Amerika 2,8% (Ani & Suwiyoga, 2016).

Tingginya kejadian traveler’s diarrhea pada wisatawan asing akan mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan internasional. Hal ini

berpengaruh secara tidak langsung terhadap perekonomian masyarakat Bali. Pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan, telah melaksanakan upaya pencegahan melalui penerapan pencegahan penyakit menular dan pengawasan sanitasi tempat umum termasuk restoran dan hotel, namun hasilnya belum maksimal. Programnya hanya mampu menekan kejadian diare sebesar 50,7% (Ani & Suwiyoga, 2016).

Dilihat dari angka kejadian dan dampak travelers’s diarrhea penting untuk mengidentifikasi pengetahuan, sikap dan perilaku food handlers terkait travelers’s diarrhea. Food handlers adalah karyawan yang bekerja langsung mengolah dan menyajikan makanan serta membersihkan peralatan memasak (Al-Kandari, Al-abdeen & Sidhu, 2019). Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan adalah hasil penginderaan atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (Notoadmodjo, 2012). Sikap merupakan suatu reaksi atau respon dari seorang individu terhadap objek (Azwar, 2011). Menurut Notoatmodjo (2012) perilaku merupakan kegiatan yang dapat diamati yang dilakukan seseorang berdasarkan pemikiran dan penilaian terhadap suatu objek (Notoadmodjo, 2012).

Rendang adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Karangasem, Bali, yang terdiri dari enam desa dan memiliki beberapa tempat wisata. Tempat wisata yang terdapat di Kecamatan Rendang seperti taman bermain, rafting, tempat pemandian, dan restoran. Daerah wisata Kecamatan Rendang banyak terdapat restoran dan warung makan di dekat tempat wisata. Sampai saat ini belum ada data mengenai hubungan pengetahuan dan sikap terhadap perilaku food handlers tentang traveler’s diarrhea di daerah wisata Kecamatan Rendang, Karangasem. Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai “Hubungan Pengetahuan dan Sikap terhadap Perilaku 481

Volume 9, Nomor 4, Agustus 2021

Food Handlers tentang Traveler’s Diarrhea di Daerah Wisata Kecamatan Rendang, Karangasem”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah food handlers di daerah wisata Kecamatan Rendang, Karangasem. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 55 food handlers yang dipilih dengan teknik total sampling. Pengetahuan, sikap dan perilaku food handlers menjadi variabel dalam penelitian ini. Tempat penelitian di daerah wisata Kecamatan Rendang, Karangasem, proses penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2021. Pengambilan data penelitian dilaksanakan selama 2 minggu.

Pengumpulan data dilakukan hanya satu kali pada responden dengan langsung datang ke tempat penelitian dengan memperhatikan protokol kesehatan. Peneliti membatasi

Hasil analisis data mengenai gambaran karakteristik food handlers di

pengambilan data dengan cara setiap satu hari peneliti hanya mengambil 5 responden. Informed consent diisi oleh responden sebelum mengisi kuesioner.

Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner pengetahuan, sikap dan perilaku tentang traveler’s diarrhea. Kuesioner pengetahuan tentang traveler’s diarrhea dengan hasil uji validitas 0,476-0,879 dan hasil reliabilitas senilai 0,868. Kuesioner sikap tentang traveler’s diarrhea dengan hasil uji validitas 0,296-0,789 dan hasil reliabilitas senilai 0.661. Kuesioner perilaku tentang traveler’s diarrhea dengan hasil uji validitas 0,273-0,880 dan hasil reliabilitas senilai 0,886. Uji korelasi Spearman Rank digunakan untuk menganalisis data peneliti.

HASIL PENELITIAN

Daerah Wisata Kecamatan Rendang, Karangasem disajikan pada tabel.1

Tabel 1 Gambaran Karakteristik Food Handlers di Daerah Wisata Kecamatan Rendang tahun 2021 (n=55)

Variabel

Kategori

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Jenis Kelamin

Laki-laki

24

43,6

Perempuan

31

56,4

Total

55

100

Usia

<21 Tahun

8

14,5

21-41 Tahun

39

70,9

>41 Tahun

8

14,5

Total

55

100

Pendidikan Terakhir

SD

1

1,8

SMP

4

7,3

SMA

46

83,6

Perguruan Tinggi

4

7,3

Total

55

100

Tempat Bekerja

Pedagang Kaki Lima

8

14,5

Restoran

47

85,5

Total

55

100

Pekerjaan

Pedagang Kaki Lima

8

14,5

Karyawan      yang

1

1,8

Bertugas    Mencuci

Peralatan Masak

Waitress

23

41,8

Waiter

10

18,2

Koki

13

23,6

Total

55

100

Lama Bekerja

<2 Tahun

7

12,7

2-4 Tahun

24

43,6

5-6 Tahun

8

14,5

>6 Tahun

16

29,1

Total

55

100

Menghadiri   Kursus

Tidak

50

90,9

Penanganan Makanan

Ya

5

9,1

yang Aman

Total

55

100

Waktu   Menghadiri

Tidak        Pernah

50

90,9

Kursus   Penanganan

Menghadiri

Makanan yang Aman

<3 Tahun

3

60

>3 Tahun

2

40

Total

5

100

Hasil pengukuran gambaran karakteristik food handlers di Daerah Wisata Kecamatan Rendang, Karangasem, menunjukkan bahwa mayoritas food handlers berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 31 orang (56,4%). Usia food handlers sebagain besar berada di rentang usia 21-41 tahun yaitu sebanyak 39 orang (70,9%). Food handlers sebanyak 46 orang (83,6%) berpendidikan terakhir SMA. Food handlers yang berjumlah 55 orang sebanyak 47 orang (85,5%) bekerja di

restoran sedangkan sebanyak 8 orang (14,5%) merupakan pedagang kaki lima. Food handlers mayoritas sudah bekerja selama 2-4 tahun (43,6%). Food handlers yang mengikuti kursus penanganan makanan yang aman masih sangat sedikit yaitu hanya sebanyak 5 orang (9,1%). Food handlers melaporkan mengenai waktu mengikuti kursus penanganan makanan yang aman yaitu <3 tahun yang lalu sebanyak 3 orang (60%) dan >3 tahun lalu sebanyak 2 orang (40%).

Gambar 1 Gambaran Pengetahuan tentang Traveler’s Diarrhea di Kalangan Food Handlers di Daerah Wisata Kecamatan Rendang tahun 2021 (n=55)


Hasil pengukuran pengetahuan tentang travelers diarrhea di kalangan food handlers didapatkan bahwa sebagian

besar food handlers memiliki pengetahuan yang kurang tentang traveler’s diarrhea (87,27%).

Gambar 2 Gambaran Sikap tentang Traveler’s Diarrhea di Kalangan Food Handlers di Daerah Wisata Kecamatan Rendang tahun 2021 (n=55)


Hasil pengukuran sikap tentang traveler’s diarrhea di kalangan food handlers didapatkan bahwa sebagian

besar food handlers memiliki sikap yang positif tentang traveler’s diarrhea (56,36%).


∏ Perilaku Baik

DPeriIaku Kurang Baik

Gambar 3 Gambaran Perilaku tentang Traveler’s Diarrhea di Kalangan Food Handlers di Daerah Wisata Kecamatan Rendang tahun 2021 (n=55)

Hasil pengukuran perilaku tentang traveler’s diarrhea di kalangan food handlers didapatkan bahwa sebagian

besar food handlers memiliki perilaku yang baik tentang traveler’s diarrhea (72,73%).

Tabel 2 Hubungan antara Pengetahuan dan Perilaku Food Handlers tentang Traveler’s Diarrhea di Daerah Wisata Kecamatan Rendang tahun 2021

Uji Korelasi Spearman Rank

Variabel

N                p-value                R

Pengetahuan Perilaku

55                   0,059                  -0,256

Hasil analisis korelasi didapatkan nilai p value lebih dari 0,05 yaitu 0,059. Nilai p value menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan

perilaku food handlers tentang traveler’s diarrhea di daerah wisata Kecamatan Rendang, Karangasem.

Tabel 3 Hubungan antara Sikap dan Perilaku Food Handlers tentang Traveler’s Diarrhea di Daerah Wisata Kecamatan Rendang tahun 2021

Uji Korelasi Spearman Rank

Variabel

N

p-value

R

Sikap

55

0,001

0,449

Perilaku

Hasil analisis korelasi didapatkan nilai p value 0,001 dan nilai korelasi (r)= 0,449. Hasil analisis korelasi ini menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dan perilaku food handlers tentang traveler’s diarrhea di daerah wisata Kecamatan Rendang, Karangasem. Hasil analisis korelasi juga berpola positif. Berpola positif memiliki

PEMBAHASAN

Penelitian ini menunjukkan mayoritas food handlers berjenis kelamin perempuan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lee (2017) bahwa food handlers mayoritas berjenis kelamin perempuan. Suryani, Sutomo dan Aman (2019) menyatakan meskipun jenis kelamin tidak memiliki keterkaitan namun berdasarkan rasio prevalensi dapat diketahui bahwa food handlers laki-laki memiliki risiko praktik keamanan makanan yang tidak

arti semakin positif sikap food handlers terhadap traveler’s diarrhea maka semakin baik perilaku food handlers terhadap traveler’s diarrhea, begitu juga sebaliknya. Berdasarkan nilai r hitung yaitu 0,449 kekuatan hubungan antara sikap dan perilaku food handlers tentang traveler’s diarrhea adalah hubungan yang cukup erat.

aman sebesar 2,228 kali lebih tinggi daripada food handlers perempuan.

Food handlers pada penelitian ini mayoritas berusia di rentang 21-41 tahun. Food handlers dengan usia masa remaja akhir dan masa dewasa akhir merupakan masa-masa produktif, sesuai dengan kategori umur menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014, usia produktif adalah usia 15-64 tahun (Amelia dan Adi, 2019). Masa dewasa juga merupakan masa matur yaitu individu dapat membedakan hal yang benar dan salah

maupun baik dan buruk sehingga mampu membuat keputusan sesuai dengan nilai-nilai kehidupan (Hurlock, 2011). Penelitian Lusiyana dan Mujiyanto (2021) mendapatkan hasil bahwa usia tidak berhubungan dengan tingkat pengetahuan dan perilaku kebersihan diri dan pengolahan jajanan sehat pada pedagang asongan di Ngaglik Sleman Yogyakarta. Penelitian oleh Suryani, Sutomo dan Aman (2019) juga mendapatkan hasil bahwa nilai rasio prevalensi menunjukkan food handlers yang berusia muda memiliki risiko praktik keamanan makanan yang buruk sebesar 2,025 kali lebih tinggi dibandingkan food handlers yang lebih dewasa.

Pendidikan food handlers pada penelitian ini mayoritas berpendidikan SMA. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hardiah, Nabawiyah dan Pibriyanti (2020) bahwa food handlers yang bekerja di Instalasi Gizi Rumah Sakit UNS Surakarta mayoritas berpendidikan SMA. Penelitian Swamilaksita dan Pakpahan (2018) juga mendapatkan hasil bahwa setiap kantin yang memiliki food handlers yang berpendidikan terakhir SMA akan memiliki kecenderungan penerapan kebersihan sanitasi yang lebih besar 2,269 kali dari food handlers yang tidak berpendidikan terakhir SMA.

Food handlers di daerah wisata Kecamatan Rendang mayoritas sudah bekerja selama 2-4 tahun. Penelitian Cahyaningsih, Nurjazuli dan Dangiran (2018) mendapatkan hasil adanya hubungan antara lama bekerja dengan praktik food handlers dalam penerapan kebersihan pengelolaan makanan. Cahyaningsih, Nurjazuli dan Dangiran juga menyatakan bahwa lama masa kerja merupakan pengalaman tersendiri bagi individu yang dapat menentukan perkembangan dalam bekerja. Food handlers pada penelitian ini hanya 9,1% yang menghadiri kursus penanganan makanan yang aman. Food handlers yang

menghadiri kursus penanganan makanan melaporkan bahwa sebanyak 60% menghadiri kursus <3 tahun yang lalu dan sebanyak 40% menghadiri kursus >3 tahun yang lalu. Peningkatan pengetahuan dengan mengikuti berbagai pelatihan sangat penting untuk dilakukan pada pada food handlers di daerah wisata Kecamatan Rendang, Karangasem. Mengingat mayoritas food handlers masih muda dan memiliki pendidikan terakhir SMA sehingga mudah untuk menerima informasi dan menerapkannya dalam praktek sehari-hari.

Berdasarkan hasil penelitian nilai pengetahuan tentang travelers diarrhea di kalangan food handlers didapatkan bahwa sebagian besar food handlers memiliki pengetahuan kurang. Food handlers memiliki pengetahuan yang masih kurang tentang traveler;s diarrhea, hal ini mungkin disebabkan karena minimnya pelatihan, literasi yang rendah, dan minimnya informasi dari dinas terkait seperti dinas kesehatan maupun puskesmas. Pada peneltian yang dilakukan oleh Gruenfeldova, Domijan, dan Walsh (2019) mendapatkan hasil bahwa tingkat pelatihan keamanan pangan yang diperoleh food handlers memiliki pengaruh yang signifikan (nilai p <0,01) pada skor pengetahuannya.

Food handlers kurang mengetahui faktor risiko traveler’s diarrhea khususnya pengetahuan material apa saja yang dapat menularkan diare, hanya 1,8% food handlers yang bisa menjawab dengan benar. Sebaliknya food handlers mayoritas mengetahui waktu yang tepat untuk mencuci tangan. Pengetahuan mengenai waktu yang tepat untuk mencuci tangan merupakan pertanyaan yang paling tinggi skor nilainya diantara pertanyaan cara pencegahan diare lainnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hamed dan Mohammed (2020) didapatkan bahwa hampir semua food handlers (98,7%) mengetahui peran

penting dari praktik sanitasi umum di tempat kerja seperti mencuci tangan.

Sebagian besar food handlers di daerah wisata Kecamatan Rendang memiliki sikap positif terhadap traveler’s diarrhea. Sikap positif food handlers seakan dibentuk oleh pengelola restoran. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu responden yang bekerja di restoran bahwa walaupun bekerja tidak ada standar operasional yang tertulis namun kinerja pegawai dimonitor dan evaluasinya diumumkan pada rapat evaluasi kerja yang dilakukan setiap satu bulan sekali yaitu setiap tanggal 1. Rapat tersebut akan membahas lebih lanjut mengenai kinerja pegawai yang kurang dalam satu bulan terakhir. Rapat evaluasi kerja ini, mungkin menjadi salah satu faktor yang menyebabkan sikap positif pada responden. Selain itu hasil dari penelitian ini, food handlers memiliki sikap positif khususnya pada aspek afektif yaitu food handlers mempunyai persepsi setuju dalam pemeriksaan medis setiap enam bulan sekali.

Sebanyak 43,64% food handlers di daerah wisata Kecamatan Rendang memiliki sikap yang negatif, khususnya pada aspek psikomotor. Food handlers mempunyai persepsi bahwa memakai tutup kepala dapat mencemari makanan. Persepsi ini berkaitan dengan tidak disediakannya penutup kepala oleh pengelola restoran. Selain itu food handlers juga memiliki persepsi negatif mengenai pemakaian talenan dan pisau yang berbeda untuk memotong daging mentah dan sayuran. Persepsi ini berkaitan dengan pengetahuan dan juga pengalaman bekerja dari food handlers. Hal ini menunjukkan sebagian besar food handlers memiliki sikap ingin bekerja lebih efisien dengan menggunakan talenan yang sama. Selain itu juga karena kurang pengetahuan mengenai faktor risiko traveler’s diarrhea yang dapat diakibatkan karena penggunaan talenan

yang sama saat memotong daging mentah dan sayuran.

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar food handlers memiliki perilaku yang baik tentang traveler’s diarrhea. Berdasarkan observasi dan wawancara, pengelola restoran berperan dalam evaluai dan monitoring kinerja pegawainya melalui evaluasi kerja setiap satu bulan sekali. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa food handlers memiliki perilaku baik pada aspek kebersihan makanan seperti menutup makanan yang sudah selesai dimasak, menggunakan piring yang bersih, menyajikan makanan yang masih hangat, dan mencuci alat masak dengan air mengalir. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa food handlers memiliki perilaku kurang baik pada aspek personal hygiene. Perilaku food handlers yang kurang baik seperti tidak menggunakan sarung tangan disposable, tidak menggunakan penutup kepala dan tidak memakai celemek saat menyentuh atau mendistribusikan makanan. Perilaku food handlers yang kurang baik tersebut dapat disebabkan karena dari pihak restoran tidak menyediakan penutup kepala, sarung tangan disposable, dan juga celemek untuk dipakai oleh karyawannya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Reuboca, et al. (2017) yang mendapatkan hasil bahwa ditemukan beberapa kesalahan food handlers salah satunya tidak menggunakan sarung tangan sekali pakai saat memegang atau membagikan makanan (39,6%).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan perilaku food handlers tentang traveler’s diarrhea di daerah wisata Kecamatan Rendang, Karangasem (p value 0,059; r= -0,256). Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa hasil penelitian lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh Astuti dan Suryani (2018) kepada pedagang angkringan di kawasan

Malioboro, mendapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dan perilaku responden terhadap hidup bersih dan sehat. Food handlers di daerah wisata Kecamatan Rendang dinyatakan memiliki pengetahuan yang kurang tentang traveler’s diarrhea namun perilaku food handlers dalam memproses makanan tergolong baik.    Ini

mencerminkan tingginya pengetahuan tentang hygiene tidak diikuti oleh perilaku hygiene yang baik. Hal ini sesuai dengan penelitian Sulistiawati & Zohrah, 2018) menunjukkan bahwa tindakan seseorang tidak selalu konsisten dengan pengetahuan seseorang.

Hasil analisis korelasi ini menyatakan bahwa terdapat hubungan

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan perilaku food handlers tentang traveler’s diarrhea di daerah wisata Kecamatan Rendang, Karangasem.    Terdapat

hubungan yang signifikan antara sikap dan perilaku food handlers tentang traveler’s diarrhea di daerah wisata Kecamatan Rendang, Karangasem. Hasil analisis korelasi berpola positif. Kekuatan hubungan antara sikap dan perilaku food handlers tentang traveler’s diarrhea adalah hubungan yang cukup erat.

Instansi kesehatan seperti puskesmas diharapkan dapat memberikan

DAFTAR PUSTAKA

Al-Kandari, D., Al-abdeen, J., & Sidhu,      J.

  • (2019) . Food safety knowledge, attitudes and     practices   of food

handlers in restaurants in Kuwait. Food

Control,         103,         103-110.

https://doi.org/10.1016/j.food cont.2019.03.040

Amelia, M., & Adi, A. (2019).    Hubungan

sikap penjamah     makanan dengan cara

produksi pangan yang baik       pada

industri rumah tangga        pangan    di

yang signifikan antara sikap dan perilaku food handlers tentang traveler’s diarrhea di daerah wisata Kecamatan Rendang, Karangasem. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Iwu, et al (2017) bahwa ada hubungan antara sikap dengan perilaku food handlers terhadap tingkat praktik kebersihan makanan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ncube, et al (2020) yang meneliti pengetahuan, sikap, dan praktik keamanan makanan pada food handlers di 22 restoran perkotaan Zimbabwe dan didapatkan hasil bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara sikap dan perilaku food handlers.

program pendidikan dan pelatihan tentang traveler’s diarrhea pada food handlers yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku tentang traveler’s diarrhea. Food handlers diharapkan dapat mencari informasi yang benar mengenai traveler’s diarrhea sehingga dapat mengetahui, bersikap maupun bertindak dalam mencegah faktor risiko terjadinya traveler’s diarrhea. Pengelola restoran diharapkan dapat menyediakan perlengkapan untuk karyawannya dalam menjaga kebersihan makanan seperti penutup kepala, sarung tangan disposable, dan juga celemek.

Kampung Kue  Surabaya. Media Gizi

Indonesia,       14(2),       140-146.

https://doi.org/10.204736/mgi .v14i2.140–146

Ani, L., & Suwiyoga, K. (2016). Traveler’s diarrhea risk        factors on foreign

tourists in denpasar bali-indonesia may and august 2013. Bali       Medical

Journal, 5(1),    152-156.            E-

ISSN.2302-2914

Astuti, F. D.,   & Suryani, D. (2018).

Faktor-Faktor yang      Berhubungan

dengan    Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat pada Pedagang    Angkringan

di Kawasan Malioboro        Yogyakarta.

Jurnal Kesehatan        Masyarakat,

3(3), 79-86.

Azwar, S. (2011). Sikap dan perilaku: Sikap manusia teori dan pengukurannya (edisi 2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Cahyaningsih, T., Nurjazuli, N., & Dangiran, H.

L. (2018). Hubungan lama bekerja,

pengawasan dan    ketersediaan fasilitas

sanitasi     dengan praktik  higiene

sanitasi penjamah makanan di     PT.

Bandeng Juwana Elrina     Kota

Semarang. Jurnal       Kesehatan

Masyarakat (Undip),    6(6),    363-368.

ISSN:  2356-3346

Gruenfeldova, J., Domijan, K., & Walsh,    C.

  • (2019) . A study of  food           safety

knowledge,     practice and training

among     food handlers in Ireland.

Food   Control, 105, 131-        140.

https://doi.org/10.1016/j.food

cont.2019.05.023

Hamed, A., & Mohammed, N.    (2020). Food

safety      knowledge, attitudes and self

reported practices among food handlers in Sohag Governorate,           Egypt.

Eastern Mediterranean   Health

Journal, 26(4), 374- 38.

https://doi.org/10.26719/emhj .19.047

Hardiah, M., Nabawiyah, H., & Pibriyanti, K.

  • (2020) .     Correlation           between

knowledge and attitudes to        the

behavior of personal hygiene food handlers in Nutrient Department. Sport     and

Nutrition Journal, 2(1),       17-24

Hurlock, Elizabeth B. (2011).      Psikologi

Perkembangan:Suatu    Pendekatan

Sepanjang      Rentang  Kehidupan.

Jakarta :    Erlangga.

Iwu, A.C., Uwakwe, K.A., Duru, C.B., Diwe,

K.C., Chineke,      H.N., Merenu, I.A.,

Oluoha,      U.R.,      Madubueze,

U.C., Ndukwu, E. and Ohale,      I.

  • (2017) .     Knowledge,     Attitude and

Practices of Food Hygiene  among Food

Vendors        in Owerri, Imo

State,      Nigeria.       Occupational

Diseases      and     Environmental

Medicine,            5,            11-25.

https://doi.org/10.4236/odem. 2017.51002

Keystone, J. S., Kozarsky, P. E., Connor, B.

A., Nothdurft, H. D., Mandelson,  M.,

&      Leder, K. (2019). Travel

medicine. Fourth edition. Elsevier

Kittitrakul, C., Lawpoolsri, S.,     Kusolsuk, T.,

Olanwijitwong,     J., Tangkanakul, W.,

&      Piyaphanee,    W.    (2015).

Traveler's diarrhea in foreign travelers in      Southeast

Asia: A cross-sectional survey study in Bangkok,        Thailand.         The

American       Journal of  Tropical

Medicine and Hygiene, 93(3), 485-490. Doi:10.4269/ajtmh.15-0157

Lee, H. K., Abdul Halim, H., Thong,       K.

L., & Chai, L. C. (2017).     Assessment

of food safety       knowledge, attitude,

self-        reported     practices,     and

microbiological hand hygiene     of

food handlers.      International Journal

of Environmental     Research     and

Public          Health,          14(1).

https://doi.org/10.3390/ijerph 14010055

Leung, A. K., Leung, A. A., Wong,A.

H., & Hon, K. L. (2019).     Travelers’

diarrhea: A      clinical review. Recent

Patents    on    Inflammation&

Allergy Drug   Discovery, 13(1), 3848.

10.2174/1872213X13666190 514105054

Lusiyana, N.,    & Mujiyanto. (2021).

Pengetahuan, perilaku kebersihan diri dan pengolahan jajanan sehat: sebuah    studi    pada pedagang

asongan di Ngaglik      Sleman

Yogyakarta. Jurnal      Education

and Development,   9(1),           77-77.

E.ISSN.2614-   6061

Ncube, F., Kanda, A., Chijokwe, M., Mabaya, G., & Nyamugure,      T.

  • (2020) . Food       safety knowledge,

attitudes and         practices of restaurant

food       handlers in a    lower

middleincome     country. Food science

  • &    nutrition,       8(3),       1677-1687.

DOI: 10.1002/fsn3.1454

Notoatmodjo, S. (2012). Konsep perilaku dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Reboucas, L. T., Santiago, L. B., Martins, L. S., Menezes, A.        C. R., Araújo, M. D.

P. N.,   & de Castro Almeida, R. C.

  • (2017) . Food safety      knowledge

and        practices of food handlers,

head chefs and managers in hotels' restaurants         of

Salvador, Brazil. Food    Control,  73,

372-381.   http://dx.doi.org/10.1016/j.fo

odcont.2016.08.026

Sulistiawati, F., & Zohrah, M.     (2018).

Perilaku Higiene Penjamah Makanan Berdasarkan Pengetahuan Tentang

Higiene Di Kantin Sdn     3     Kekait

Kecamatan     Gunungsari Kabupaten

Lombok Barat. JUPE:   Jurnal

Pendidikan Mandala, 3(3),        317

320. ISSN 2548-5555.

Suryani, D., Sutomo, A. H., &    Aman, A. T.

(2019). The factors associated with food safety practices on food      handlers in

primary school      canteens.       Unnes

Journal of Public Health, 8(1),  1-9.

eISSN 2584-7604

Swamilaksita, P. D., & Pakpahan, S.       R.

(2018).        Faktor–faktor        yang

mempengaruhi penerapan higiene

sanitasi di Kantin Universitas        Esa

Unggul Tahun 2016. Nutrire Dianita, 8(2), 71-79.

Pratadina, A., Darundiati, Y. H., & Dangiran, H. L. (2017). Hubungan    higiene    dan

sanitasi      dengan      kontaminasi

escherichia coli pada jajanan pedagang kaki   lima di Sekolah

Dasar Kelurahan    PendrikanLor,

Semarang. Jurnal Kesehatan

Masyarakat (e-Journal), 5(5),502

513. ISSN: 2356-3346

Wahyuni, N. W. M. S., Wirawan, I.M.

A., & Hendrayana, M. A.    (2019). Risks

factors for       diarrhea       among

travellers   visiting Bali. Public Health

and    Preventive          Medicine

Archive (PHPMA) 2019,  7(2),    121126. E-ISSN:       2503-2356

490

Volume 9, Nomor 4, Agustus 2021