Community of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

GAMBARAN KEPATUHAN MASYARAKAT MAWANG KELOD DALAM MENERAPKAN PROTOKOL PENCEGAHAN COVID-19 DI TEMPAT UMUM BULAN SEPTEMBER 2020

I Wayan Sukawana¹, I Made Sukarja²

1,2 Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Denpasar

Alamat korespodensi: [email protected]

Abstrak

Covid-19 merupakan penyakit yang sangat mudah menular melalui droplet dan aerosol yang mengandung virus SARS-CoV-2. Penularan Covid-19 dapat dicegah dengan mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol pencegahan Covid-19. Responden dalam penelitian ini adalah 60 masyarakat desa Adat Mawang Kelod yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Data dikumpulkan dengan melakukan observasi terhadap perilaku masyarakat dalam menerapkan protokol pencegahan Covid-19. Hasil penelitian menemukan bahwa 30,0% responden menggunakan masker sesuai standar, 5% yang melakukan cuci tangan saat tiba di tempat yang diamati, dan 16,7% yang melakukan jaga jarak lebih dari 1 meter. Responden yang patuh terhadap ketiga jenis protokol pencegahan Covid-19 hanya 1,7%.

Kata kunci: pencegahan Covid-19, menggunakan masker, jaga jarak, cuci tangan

Abstract

Covid-19 is a disease that is very easily transmitted through droplets and aerosols containing the SARS-CoV-2 virus. Covid-19 transmission can be prevented by complying with the Covid-19 preventive health protocol. This study aims to obtain an overview of community compliance in implementing the Covid-19 prevention protocol. Respondents in this study were 60 people from Mawang Kelod Adat village who were taken by consecutive sampling technique. Data were collected by observing people's behavior in implementing the Covid-19 prevention protocol. The results of the study found that 30.0% of respondents used masks according to the standard, 5% washed their hands when they arrived at the place observed, and 16.7% kept a distance of more than 1 meter. Only 1.7% of respondents adhere to the three types of COVID-19 prevention protocols.

Keywords: Covid-19 prevention, wearing a mask, keeping your distance, washing your hands

204

PENDAHULUAN

SARS-CoV-2 adalah patogen zoonosis yang ada atau pindah pada manusia. Virus ini dapat ditularkan dengan mudah akibat paparan droplet dari manusia ke manusia. Awalnya COVID-19 menyebar secara luas di China dan dalam waktu singkat telah meluas lebih dari 190 negara. Tanggal 11 Maret 2020 WHO mengumumkan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) sebagai pandemi (WHO, 2020b). Walaupun berbagai upaya pencegahan telah dilakukan, namun kasus ini terus meningkat. Tanggal 29 maret 2020 jumlah kasus COVID-19 telah mencapai 634.835 kasus dan 33.106 jumlah kematian diseluruh dunia (Fahmi, 2020).

Pesatnya lalu lintas Internasional mengakibatkan Indonesia tidak mampu mencegah masuknya COVID-19. Tanggal 2 Maret 2020 Pemerintah Indonesia secara resmi mengumumkan kasus pertama setelah ditemukan 2 orang terkonfirmasi positif terinfeksi COVID-19 (Nuraini, 2020). Setelah kasus pertama, kasus Covid-19 di Indonesia terus mengalami pertambahan yang pesat. Pada pertengahan Juli 2020 jumlah kasus Covid-10 di Indonesia telah mencapai 78.572 kasus (Farisa, Purnamasari, & Nugraheny, 2020). Jumlah kasus tersebut mengakibatkan Indonesia menduduki peringkat ke-26 dunia kasus Covid-19 terbanyak (Farisa, Purnamasari, & Nugraheny, 2020).

Peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia terus bertambah. Juru bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 menyampaikan bahwa pada pekan awal September 2020 peningkatan Covid-19 di Indonesia mencapai 18,6%. Peningkatan tertinggi pada awal pekan September 2020 terjadi di Bali. Hanya dalam 1 minggu peningkatan kasus Covid-19 di bali melebihi 100 persen (Anwar, 2020). Peningkatan kasus ini mengakibatkan tingkat hunian rumah sakit rujukan Covid-19 di Bali mencapai 90% (Windri, 2020).

Tingginya kasus Covid-19 akibat virus ini sangat mudah menular. Penularan

Covid-19 dapat melalui beberapa cara, yaitu: melalui kontak langsung, tidak langsung, atau dekat dengan orang yang terinfeksi melalui sekresi yang terinfeksi. Sekresi terinfeksi sebagai bahan penularan seperti air liur dan sekresi pernapasan atau tetesan pernapasan mereka, yang dikeluarkan ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, berbicara atau bernyanyi. Penularan terjadi karena adanya droplet dan aerosol yang mengandung virus dari kasus Covid-19. Droplet jika tetesan pernapasan berdiameter 5-10 μm sedangkan jika tetesan <5μm disebut aerosol (WHO, 2020a).

Permasalahan utama yang dihadapi dalam pencegahan penularan Covid-19 adalah tidak semua kasus yang dalam tubuhnya terdapat virus Covid-19 menunjukan gejala. Studi awal di Amerika Serikat dan Cina melaporkan bahwa proporsi kasus yang benar-benar tanpa gejala dapat mencapai 41%. Studi terakhir di Cina menemukan bahwa proporsi orang yang terinfeksi yang tidak pernah mengembangkan gejala adalah 23%. Disamping itu hasil penelitian membuktikan bahwa banyak kasus telah menginfeksi orang lain sebelum kasus tersebut mengalami gejala sakit. Studi di Singapura melaporkan bahwa 6,4% kasus sekunder terjadi akibat penularan pra-gejala. Studi pemodelan memprakirakan 25-69% penularan terjadi tepat sebelum gejala muncul (WHO, 2020a).

Proses penularan tesebut mengakibatkan jumlah penularan setempat yang terjadi dari penderita ke orang lain dalam satu wilayah (transmisi lokal) terus bertambah. Data pada tanggal 7 Juli 2020 menunjukan bahwa transmisi lokal Covid-19 di Bali mencapai 80,61% (Sugiari, 2020). Disamping proses penularan yang cepat, angka kematian Covid-19 tergolong tinggi. Persentase kematian covid -19 di Bali mencapai 1,58% (Kurniati, 2020).

Cepatnya penularan dan tingginya angka kematian Covid-19 membutuhkan langkah-langkah pengendalian untuk

205


memutus rantai penularan. Pemerintah telah berupaya melakukan pencegahan dengan menyusun berbagai protokol. Walaupun protokol sudah disusun dengan optimal, jika pelaksana protokol tidak patuh maka penularan Covid-19 akan tetap tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol pencegahan Covid-19.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental, dengan rancangan penelitian deskriptif,

menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah masyarakat desa Adat Mawang Kelod, Kecamatan Ubud. Teknik sampling yang digunakan adalah consecutive sampling, dengan jumlah sampel 60 orang. Variabel yang diidentifikasi pada penelitian ini adalah kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol pencegahan Covid-19 pada bulan September 2020. Data dikumpulkan melalui observasi terhadap perilaku masyarakat di tempat umum dalam menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Analisis data menggunakan statistik deskriptif.

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian disajikan sebagai berikut:

Tabel 1

Tempat Pengamatan terhadap Penerapan Protokol Covid-19

Tempat

Frekuensi

Persentase (%)

Warung

41

68,3

Depan rumah yang diamati

12

20,0

Balai bajar/ balai desa/ balai adat

1

1,7

Tempat upacara

2

3,3

Lingkungan di depan rumah

3

5,0

Pasar

1

1,7

Jumlah

60

100

Pada tabel 1 tampak bahwa sebagian besar (68,3%) aktivitas masyarakat yang diamati berada di warung.

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur disajikan pada tabel 2.

Tabel 2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelompok Umur

Tempat

Frekuensi

Persentase (%)

Jenis kelamin

Laki-laki

28

46,7

Perempuan

32

53,3

60

100

Kelompok Umur

Anak-anak

10

16,7

Dewasa

43

71,7

Usia lanjut

7

11,7

Jumlah

60

100

Pada tabel 2 tampak bahwa responden berjenis kelamin perempuan lebih banyak yang terobservasi. Berdasarkan kelompok

usia, sebagian besar (71,7%) adalah kelompok dewasa.

206


Tabel 3

Penggunaan Masker oleh Responden

Tempat

Frekuensi

Persentase (%)

Tidak menggunakan masker

25

41,7

Menggunakan masker kain 1 lapis/ scuba

17

28,3

Menggunakan masker kain dua lapis atau lebih

10

16,7

Menggunakan masker bedah

8

13,3

Jumlah

60

100


Pada tabel 3 tampak bahwa proporsi tertinggi (41,7%) adalah responden yang tidak menggunakan masker. Pada penelitian ditemukan hanya

30,0% responden menggunakan masker sesuai standar. Distribusi penggunaan masker disajikan pada tabel 3.

Tabel 4

Jarak Responden dengan Lainnya di Tempat Pengamatan

Jarak

Frekuensi

Persentase (%)

Lebih dari 2 meter

8

13,3%

1,5 - 2 meter

1

1,7%

1 - 1,5 meter

1

1,7%

0,5 - 1 meter

39

65,0%

kurang dari 0,5 meter

11

18,3%

Jumlah

60

100

Distribusi jarak responden dengan yang lainnya disajikan pada tabel 4. Sebagian besar (83,3%) responden tidak melakukan jaga jarak sesuai dengan protokol pencegahan covid-19 yaitu kurang

dari 1 meter. Pada tabel 4 tampak bahwa hanya 16,7% yang melakukan jaga jarak sesuai dengan protokol pencegahan covid-19.

Tabel 5

Kepatuhan Responden dalam Menerapkan Kompone Protokol Pencegahan Covid-19

Komponen Protokol Pencegahan Covid-19

Frekuensi

Persentase (%)

Menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak lebih dari 1 meter

1

1,7

Menggunakan masker dan mencuci tangan

2

3,3

Menggunakan masker dan menjaga jarak lebih dari 1 meter

1

1,7

Menggunakan masker atau mencuci tangan atau dan menjaga jarak lebih dari 1 meter

21

35,0

Tidak menggunakan Masker, tidak mencuci tangan, dan tidak menjaga jarak lebih dari 1 meter

35

58,3

Jumlah

60

100

Kepatuhan responden dalam menerapkan komponen protokol pencegahan covid-19 disajikan pada tabel 5. Pada penelitian ini ditemukan hanya 1 responden (1,7%) yang patuh dengan ketiga protokol pencegahan covid-19 yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan

sabun pada air mengalir, dan menjaga jarak minimal 1 meter.

Pada penelitian ini ditemukan hanya 3 responden (5%) yang melakukan cuci tangan saat tiba di tempat yang diamati. Seluruh responden yang mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Pada

207


tabel 5 tampak bahwa sebagian besar (58,3%) tidak menggunakan masker, tidak mencuci tangan, dan tidak menjaga jarak lebih dari 1 meter.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, ditemukan bahwa sebagian besar (68,3%) aktivitas masyarakat yang diamati berada di warung. Hal ini sejalan dengan penerapan tatanan normal baru, masyarakat Indonesia kembali harus menyesuaikan gaya hidup dan rutinitas sehari-hari. Salah satu perubahan perilaku yang terjadi adalah bagaimana masyarakat mulai kembali ke masakan rumah (Andriani, 2020). Pembatasan mobilisasi mengakibatkan masyarakat pergi ke warung untuk mendukung aktifitas memasaknya.

Bedasarkan kelompok umur, sebagian besar (71,7%) responden adalah kelompok dewasa. Kelompok umur dewasa merupakan kelompok produktif yang memiliki mobilitas sangat tinggi. Tingginya mobilitas pada kelompok umur dewasa mengakibatkan kelompok ini sangan rentan terhadap penularan Covid-19. Penelitian di Amerika Serikat menemukan bahwa 65% infeksi Covid-19 terjadi pada kelompok dewasa (Monod et al., 2021). Hal tersebut tidak berbeda jauh dengan Indonesia. Kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia didominasi oleh kelompok dewasa yaitu sebesar 55%.

Penggunaan masker yang sesuai standar merupakan salah satu cara untuk menghindari penularan Covid-19. Namun demikian pada penelitian ini ditemukan hanya 30,0% responden menggunakan masker sesuai standar. Temuan ini lebih rendah dibandingkan dengan pernyataan Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 yang menyatakan bahwa persentase kepatuhan masyarkat dalam memakai masker hanya 59,32% (Farisa, 2020). Kementerian Kesehatan menyatakan ada tiga jenis masker standar yang dapat digunakan untuk mencegah penularan Covid-19. Pertama masker N95 yang memang memiliki standar tinggi dan

dipakai petugas-petugas kesehatan yang langsung berhadapan dengan virus. Kedua masker bedah yang biasa dipakai tenaga medis, dan yang ketiga masker kain. Masker kain harus memperhatikan tingkat kerapatan pori-pori. Masyarakat tidak boleh sembarangan dengan kain tipis seperti masker scuba dan buff (Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, 2020).

Mencuci tangan merupakan salah satu protokol pencegahan penularan Covid-19 yang sangat penting, karena tangan merupakan perantara yang efektif untuk menularkan Covid-19. Harapan tersebut berbanding terbalik dengan temuan pada penelitian ini. Hasil penelitian menemukan hanya 3 responden (5%) yang melakukan cuci tangan saat tiba di tempat yang diamati. Temuan ini sejalan dengan pernyataan Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (Prof Dr dr Syamsul Arifin MPd) yang menyatakan hanya 5 persen orang benar-benar memahami mencuci tangan yang baik dan benar (Aminah, 2020). Hal senada juga disampaikan oleh juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 (Achmad Yurianto) yang menyatakan penularan Covid-19 paling banyak melalui tangan (Mashabi, 2020). Cuci tangan yang benar dapat menurunkan risiko penularan Covid-19 sekitar 35 persen. Rendahnya persentase mencuci tangan kemungkinan akibat responden memandang remeh pentingnya mencuci tangan.

Sebagian besar (83,3%) responden tidak melakukan jaga jarak sesuai dengan protokol pencegahan covid-19 yaitu kurang dari 1 meter. Temuan penelitian ini berbeda dengan temuan penelitian terhadap mahasiswa yang tinggal di asrama, ditemukan bahwa sebagian besar (84,8%) mahasiswa patuh dalam menjaga jarak (Saputra & Simbolon, 2020). Perbedaan ini dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan responden. Orang yang memiliki pendidikan yang tinggi cenderung memiliki perilaku yang otomatis positif Orang dengan Pendidikan tinggi mampu berpikir secara matang sehingga dapat

208


mempertimbangkan risiko yang akan ditimbulkan (Notoatmodjo, 2012).

Kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 sangat rendah. Hanya 1,7% responden yang patuh dengan ketiga protokol pencegahan covid-19 yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir, dan menjaga jarak minimal 1 meter. Kepatuhan responden menggunakan masker dan mencuci tangan sebesar 3,3%, 1,7% patuh menggunakan masker dan menjaga jarak lebih dari 1 meter, dan 35% responden patuh hanya pada salah satu protokol pencegahan Covid-19. Sebagian besar (58,3%) responden tidak menerapkan protokol pencegahan Covid-19. Temuan ini sejalan dengan pernyataan juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 yang menyatakan bahwa tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan masih belum memuaskan. Sangat memprihatinkan bahwa trennya terus memperlihatkan penurunan. Hal tersebut mengakibatkan angka penularan Covid-19 mengalami tren yang meningkat (Tim Komunikasi Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional, 2020)

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 sangat rendah. Hanya 1,7% responden yang patuh dengan ketiga protokol pencegahan covid-19 yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir, dan menjaga jarak minimal 1 meter. Kepatuhan responden menggunakan masker dan mencuci tangan sebesar 3,3%, 1,7% patuh menggunakan masker dan menjaga jarak lebih dari 1 meter, dan 35% responden patuh hanya pada salah satu protokol pencegahan Covid-19. Sebagian besar (58,3%) responden tidak menerapkan protokol pencegahan Covid-19.

Mengingat rendahnya kepatuhan masyarakat dalam mematuhi protokol pencegahan Covid-19, maka disarankan kepada Satgas Gotong Royong Desa Adat Mawang Kelod untuk meningkatkan penyuluhan dan pengawasan secara periodik.

DAFTAR PUSTAKA

Aminah, A. N. (2020). Penyebaran Covid-19 Paling Sering Terjadi Melalui Tangan.            Republika.Co.Id.

Banjarmasin.

Andriani, D. (2020). Ini 5 Kebiasaan Baru Masyarakat yang Menjadi Tren Selama Pandemi. Bisnis.com. Jakarta. Retrieved                     from

https://lifestyle.bisnis.com/read/2020 0707/220/1262801/ini-5-kebiasaan-baru-masyarakat-yang-menjadi-tren-selama-pandemi

Anwar, F. (2020, September). Pertumbuhan Kasus Corona di RI Naik 18,6 Persen, Bali di Atas 100 Persen. detikHealth. Jakarta.       Retrieved       from

https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5164611/pertumbuhan-kasus-corona-di-ri-naik-186-persen-bali-di-atas-100-persen

Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat. (2020). Kemenkes Sarankan 3 Jenis Masker untuk Dipakai. Jakarta: Biro Komunikasi dan     Pelayanan     Masyarakat,

Kementerian Kesehatan RI. Retrieved from https://www.kemkes.go.id/article/vie w/20092200001/kemenkes-sarankan-3-jenis-masker-untuk-dipakai.html

Fahmi, I. (2020). Covid19 Coronavirus Disease 2019 Situation Report-70. DroneEmprit (Vol. 2019).

Farisa, F. C. (2020). Tingkat Kepatuhan Masyarakat Pakai Masker 59,3 Persen, Satgas:   Trennya Turun Terus.

Kompas.com. Jakarta.

Farisa, F. C., Purnamasari, D. M., &

Nugraheny, D. E. (2020). UPDATE: Kini Ada 78.572 Kasus Covid-19 di Indonesia, Bertambah 1.591 Artikel 209

ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “UPDATE: Kini Ada 78.572 Kasus Covid-19 di Indonesia, Bertambah                  1.591”,

https://nasional.kompas.com/read/202 0/07/14/15494931/update-ki. Jakarta: KOMPAS.com. Retrieved from https://nasional.kompas.com/read/202 0/07/14/15494931/update-kini-ada-78572-kasus-covid-19-di-indonesia-bertambah-1591?page=all

Kurniati, P. (2020). UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTT, NTB, Kalbar dan Kalsel 20 Juli 2020 Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTT, NTB, Kalbar dan Kalsel 20 Juli 2020 .” KOMPAS.com. Retrieved                     from

http://kompas.com/corona

Mashabi, S. (2020). Pemerintah: Penularan Covid-19 Paling Banyak Lewat Tangan. Kompas.com. Jakarta.

Monod, M., Blenkinsop, A., Xi, X., Hebert, D., Bershan, S., Tietze, S.,  …

Ratmann, O. (2021). Age groups that sustain    resurging    COVID-19

epidemics in the United States. Science, 8372(February), eabe8372.

http://doi.org/10.1126/science.abe837 2

Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nuraini, R. (2020). Kasus Covid-19 Pertama, Masyarakat Jangan Panik. Jakarta:  indonesia.go.id. Retrieved

from

https://indonesia.go.id/narasi/indonesi

a-dalam-angka/ekonomi/kasus-covid-19-pertama-masyarakat-jangan-panik

Saputra, A. W., & Simbolon, I. (2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang    COVID-19    terhadap

Kepatuhan Program Lockdown untuk Mengurangi Penyebaran COVID-19 di Kalangan Mahasiswa Berasrama Universitas Advent Indonesia. Nutrix Jurnal, 4(No. 2), 1–7.

Tim Komunikasi Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional. (2020).   Kepatuhan   Masyarakat

Terhadap Protokol Kesehatan Harus Ditingkatkan. Jakarta. Retrieved from https://covid19.go.id/p/berita/kepatuh an-masyarakat-terhadap-protokol-kesehatan-harus-ditingkatkan

WHO. (2020a). Transmission of SARS-CoV-2:  implications for infection

prevention              precautions.

https://www.who.int/news-room/commentaries/detail/transmissi on-of-sars-cov-2-implications-for-infection-prevention-precautions.

WHO. (2020b). WHO Director-General’s opening remarks at the media brefing on COVID-19 - 11 March 2020.

Windri, N. (2020, September). Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di Bali Hampir Penuh, 90 Persen Tempat Tidur Sudah Terpakai. Tribun-Bali.com. Denpasar. Retrieved from https://bali.tribunnews.com/2020/09/1 0/rumah-sakit-rujukan-covid-19-di-bali-hampir-penuh-90-persen-tempat-tidur-sudah-terpakai

210


Volume 9, Nomor 2, April 2021