. HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK PRASEKOLAH (3-5 TAHUN) DI TK IV SARASWATI DENPASAR TAHUN 2012

Ayu Puspita S, Ni Made., Pembimbing (1) Ns. Ni Luh Putu Yunianti Suntari C., S.Kep., M.Pd, (2) Ns. Luh Putu Ninik Astriani, S.Kep.

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar.

Abstract. Early childhood (preschool) is a golden age for child's development. During the preschool, children learn to become more independent, and children must have confidence to become more independent. Based on an early survey result which is done at TK Saraswati IV Denpasar, has got 25% of children have less confidence. Parenting patterns for educating children were important for shaping some of the basic attitude that will determine the development of the child's self confidence in the future. This research aims to determine the correlation of parenting parents with confidence in preschool children (3-5 years). This study using Descriptive Correlational method with Cross Sectional approach. Sample consisted of 55 preschool children (3-5 years) in group A TK IV Saraswati and taken by using a total sampling technique. The data was collected by answer the questionnaire. The results showed that most parents with good parenting (democratic) have children with high confidence that 17 people (50%), whereas parents with more authoritarian parenting had a child with average confidence is that 5 people (45.5%), and parents with more permissive parenting had a child with low confidence that 5 people (50%). Based on the correlation test results of coefficient contingency, it was found that p value is 0.004 (p <0.05) which means that Ha is accepted, it means there is a significant correlation between parenting parents with confidence in preschool children (3-5 years). It is suggested to parents to better provide a more democratic parenting by continually to build self-confidence of children. Caregivers of children should give an education to the parents for implement democratic parenting.

Keywords: Parenting Pattern, Self Confidence, Children's Preschool

PENDAHULUAN

Masa

balita   (0-5   tahun)

menjadi lebih mandiri, dan untuk

adalah masa emas atau the golden

menjadi seorang yang mandiri anak

age untuk membentuk dasar-dasar

harus memiliki kepercayaan diri

kepribadian,

kecerdasan,

(Santrock, 2003:25). Kepercayaan

keterampilan

dan   kemampuan

diri yang rendah pada anak akan

bersosialisasi (BKKBN, 2011). Masa

membawa dampak baik  secara

kanak-kanak

awal   (prasekolah)

langsung maupun tidak langsung. Di

termasuk ke

dalam masa emas

saat   anak   memasuki   tahap

perkembangan.

Selama   masa

prasekolah anak yang pemalu akan

prasekolah  anak  belajar  untuk

memiliki  kemampuan  sosialisasi

yang buruk sehingga anak tidak memiliki teman, selain itu potensi anak tidak bisa tergali seluruhnya (Imam, 2008:3).

Faktanya dari beberapa penelitian terdapat perbedaan tingkat kepercayaan diri pada anak-anak TK dan masih terdapat anak yang tingkat kepercayaan dirinya rendah. Seharusnya pada usia prasekolah kepercayaan diri pada anak sudah terbentuk. Mira D. Amir, Psi berpendapat anak yang tidak memiliki kepercayaan diri yang baik pada usia prasekolah sering dianggap hal yang wajar, padahal secara tidak langsung hal tersebut akan berdampak di saat anak berusia sekolah, remaja atau dewasa (Imam, 2008:3). Peran orang tua menjadi sangat penting dalam membentuk beberapa sikap dasar yang akan menentukan perkembangan kepribadian anak di masa depan. Terkadang dijumpai orang tua yang menaruh harapan terlalu besar terhadap anaknya, tanpa disesuaikan dengan kemampuan anak itu sendiri. Akibatnya, anak dipaksa memenuhi harapan orang tua yang tidak sesuai dengan potensi yang dimiliki anak, sehingga anak sering menerima kritikan, mengalami rasa takut, dan merasakan kekecewaan. Hal ini dapat menyebabkan anak kehilangan rasa percaya diri. (Adywibowo, 2010:37-38).

Studi awal yang dilakukan peneliti mengenai kepercayaan diri anak di TK IV Saraswati Denpasar pada bulan April 2012, melalui wawancara kepala TK didapatkan data bahwa pada kelompok A yaitu usia dibawah lima tahun, 85% anak didiknya sudah memiliki kepercayaan diri yang baik dan 15%

anak didiknya memiliki kepercayaan diri yang kurang.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada anak kelompok A dari 59 anak terdapat 10 anak yang masih dibantu saat mengerjakan tugas di sekolah dan tampak anak-anak tersebut malu-malu dalam berinteraksi dengan guru maupun temannya. Oleh karena itu terdapat perbedaan kepercayaan diri pada anak-anak kelompok A di TK IV Saraswati dan salah satu faktor yang mempengaruhi adalah perbedaan dari pola asuh orang tua yang diterapkan pada anak.

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional, yang menekankan waktu pengukuran hanya satu kali pada suatu saat, jadi tidak ada tindak lanjut.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah anak prasekolah (3-5 tahun) yang merupakan siswa dan siswi kelompok A di TK IV Saraswati Denpasar berjumlah 59 anak. Peneliti mengambil sampel berjumlah 55 anak sesuai kriteria sampel. Pengambilan sampel disini dilakukan dengan cara Nonprobability Sampling dengan teknik Total Sampling.

Instrumen Penelitian

Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner pada pola asuh orang tua dan kepercayaan diri anak. Kuesioner

disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan teori.

Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data

Setelah mendapatkan ijin dari pihak TK untuk melakukan penelitian, kemudian peneliti melakukan pendekatan secara informal kepada orang tua dari siswa dan siswi di TK IV Saraswati Denpasar dengan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian serta memberikan pengantar kuesioner dan lembar persetujuan menjadi responden.

Setelah responden menandatangani lembar persetujuan kemudian peneliti memberikan dan menjelaskan pengisian kuesioner kepada responden. Data yang telah terkumpul kemudian ditabulasi ke dalam matriks pengumpulan data yang telah dibuat sebelumnya oleh peneliti dan kemudian dilakukan analisis data.

Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh dua orang peneliti pendamping yaitu dari mahasiswa PSIK Udayana dimana sebelumnya dilakukan penyamaan persepsi antara peneliti dan peneliti pendamping.

Untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan kepercayaan diri anak prasekolah dianalisis dengan menggunakan uji statistik nonparametris yaitu uji korelasi koefisien kontingensi dengan derajat kesalahan mencapai 5% dan menggunakan bantuan komputer.

HASIL PENELITIAN

Dari 55 sampel didapatkan data bahwa pada anak prasekolah (35 tahun) di TK IV Saraswati Denpasar yang mendapatkan pola

asuh otoriter dari orang tuanya sebanyak 11 orang (20%), pola asuh demokratis sebanyak 34 orang (61,8%), dan pola asuh permisif sebanyak 10 orang (18,2%). Kepercayaan diri pada anak prasekolah (3-5 tahun) di TK IV Saraswati Denpasar yang berada pada kategori rendah sebanyak sembilan anak (16,4%), kategori sedang sebanyak 22 anak (40%) dan kategori tinggi sebanyak 24 anak (43,6%).

Menurut hasil analisis uji statistik hubungan antara pola asuh orang tua dengan kepercayaan diri pada anak prasekolah (3-5 tahun) di TK IV Saraswati Denpasar memiliki nilai p value (0,004) < α (0,05), dan nilai koefisien kontingensi (C) yaitu sebesar 0,466, yang berarti ada hubungan yang sedang antara pola asuh orang tua dengan kepercayaan diri anak.

PEMBAHASAN

Data pola asuh orang tua didapatkan bahwa sebanyak 61,8 % orang tua dari anak prasekolah di TK IV Saraswati Denpasar menerapkan pola asuh demokratis dalam mengasuh anaknya. Hal tersebut menunjukkan bahwa orang tua yang memiliki anak prasekolah lebih banyak yang menerapkan pola asuh demokratis. Orang tua lebih bersikap terbuka, dan memberikan kebebasan pada anak untuk dapat mengeksplorasi kemampuan yang dimiliki dengan adanya pertimbangan-pertimbangan dari orang tua. Orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis kepada anaknya akan membawa dampak yang positif terhadap perkembangan anak, anak akan

merasa nyaman dan dapat melalui tahap demi tahap perkembangannya secara sempurna (Achmad dkk, 2010:50). Gaya pengasuhan orang tua dalam pembentukan awal perkembangan penting untuk penyesuaian sosial dan kesuksesan anak. Dalam banyak situasi, adopsi gaya pengasuhan fleksibel dan otoritatif atau demokratis yang paling bermanfaat bagi pertumbuhan sosial, intelektual, moral dan emosional anak (Bornstein, 2007:3).

Hasil penelitian menunjukan sebanyak 20% orang tua dari anak prasekolah di TK IV Saraswati menerapkan pola asuh otoriter. Teori yang dikemukakan Wong dkk (2008:52) menyatakan bahwa orang tua dengan pola asuh otoriter mencoba untuk mengontrol perilaku dan sikap melalui perintah yang tidak boleh dibantah. Mereka menerapkan aturan dan standar perilaku yang dituntut untuk diikuti secara kaku dan tidak boleh dipertanyakan. Otoritas orang tua dengan penjelasan yang sedikit dan keterlibatkan anak yang sedikit dalam mengambil keputusan. Hal tersebut mengakibatkan perilaku anak menjadi penurut, anak cenderung menjadi sensitif, dan pemalu.

Pola asuh yang paling sedikit diterapkan orang tua pada anak prasekolah di TK IV Saraswati yaitu pola asuh permisif sebesar 18,2%. Orang tua yang menerapkan pola asuh permisif memiliki ciri yaitu cenderung memberikan kebebasan kepada anaknya dalam melakukan sesuatu, tidak pernah memberi aturan dan pengarahan kepada anak, semua keputusan diserahkan kepada anak tanpa pertimbangan dari orang tua. Menurut teori yang dikemukakan

Wong dkk (2008:52) pola asuh ini dapat mengakibatkan anak tidak mematuhi, tidak menghormati, tidak bertanggung jawab, dan secara umum tidak mematuhi kekuasaan. Selain itu menurut Seefeldt dan Wasik (2008:89), orang tua dengan pola asuh permisif yang menunjukan sikap liberal (bebas) memiliki pandangan bahwa anak dianggap sebagai orang dewasa yang dapat mengambil tindakan atau keputusan sendiri menurut kehendaknya tanpa bimbingan, dan tidak diikuti dengan tindakan mengontrol atau menuntut anak untuk menampilkan perilaku tertentu, kadang-kadang anak merasa cemas mereka melakukan sesuatu yang salah atau benar sehingga keyakinan akan kemampuan dalam diri anak tidak berkembang.

Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa sebanyak 43,6% anak prasekolah (35 tahun) di TK IV Saraswati Denpasar memiliki kepercayaan diri yang tinggi, dan hanya 16,4% anak yang memiliki kepercayaan diri yang rendah. Pada usia prasekolah anak mengalami lompatan kemajuan yang cepat. Beberapa aspek perkembangan fisik terus menjadi stabil dalam usia prasekolah. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Masruroh (2009:107) didapatkan hasil bahwa dari 40 anak sebagian besar anak telah memiliki kepercayaan diri yang baik, dimana sebanyak 62,5% anak memiliki kepercayaan diri dengan kategori sedang dan hanya 17,5% anak yang memiliki kepercayaan diri dengan kategori rendah.

Teori Piaget dalam Wong dkk (2008:494) mengemukakan bahwa perkembangan kognitif masa awal

anak-anak berfokus pada tahap pemikiran praoperasional, yaitu kemampuan anak untuk berpikir simbolis dan intuitif. Anak-anak sering memikirkan diri mereka dari sudut pandang fisik atau suatu yang aktif dalam memahami diri dan lingkungannya secara konseptual sehingga anak akan mampu memahami kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Hal tersebut merupakan proses dari terbentuknya kepercayaan diri pada anak. Selain itu Price dan Gwin (2003:210) berpendapat bahwa pada masa prasekolah anak memiliki kepercayaan diri yang lebih dibandingkan pada masa toddler (1-3 tahun).

Setelah dilakukan uji statistik (koefisien kontingensi) didapatkan nilai pvalue yaitu 0,004 (p<0,05), maka Ha diterima yang berarti ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan kepercayaan diri pada anak prasekolah (3-5 tahun) di TK IV Saraswati Denpasar tahun 2012. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Braumrind dalam Yusuf (2005:174) bahwa anak yang orang tuanya memberikan pengasuhan atau perawatan yang penuh kehangatan, dan pemahaman serta memberikan arahan atau tuntunan (pemberian tugas sesuai dengan usianya), maka anak akan memiliki rasa percaya diri. Sementara anak yang dikembangkan dalam keluarga yang menuruti semua keinginan anak dan bersikap permisif, cenderung mengembangkan pribadi anak yang kurang memiliki arah hidup yang jelas dan kurang percaya diri. Pola asuh orang tua berhubungan erat dengan kepercayaan diri anak. Ada

kecenderungan bahwa anak yang mendapatkan pola asuh yang baik dari orang tua memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

Hasil penelitian ini didukung oleh beberapa penelitian terkait yaitu penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2010) mengenai pola asuh orang tua dengan kepercayaan diri anak di TK Tabiyatul Athfal Penanggulan Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal yang menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan kepercayaan diri anak (pvalue = 0.012). Penelitian Kiswanti (2005:54) mengenai pola asuh orang tua dengan kemandirian anak TK Pangudi Luhur Bernadus Semarang menunjukkan bahwa terdapat nilai korelasi yang cukup tinggi antara pola asuh orang tua dengan kemandirian anak. Penelitian tersebut berkaitan dengan penilitian ini dimana salah satu indikator kepercayaan diri anak adalah kemandirian, jika anak memiliki kepercayaan diri maka anak akan mampu melakukan sesuatu secara mandiri.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian Utami (2008) yang menunjukkan bahwa ada pengaruh antara tipe pola asuh orang tua dengan perkembangan psikososial anak prasekolah dimana didapatkan nilai ρ (0,000) < α (0,05). Hasil penelitian tersebut menunjukan tipe pola asuh yang diterapkan dalam mengasuh anak prasekolah sangat berpengaruh terhadap perkembangan psikososialnya, dimana penerapan tipe pola asuh yang tidak sesuai dengan kondisi anak akan mempengaruhi perkembangan psikososialnya. Perkembangan sosial

berkaitan dengan kepercayaan diri, yang merupakan proses individualisasi anak prasekolah yang berhubungan dengan orang asing dan ketakutan akan perpisahan. Anak dapat berhubungan dengan orang yang tidak dikenal dengan mudah dan mentoleransi perpisahan dengan orang tua.

KESIMPULAN DAN SARAN

Pola asuh orang tua memiliki hubungan yang signifikan dengan kepercayaan diri pada anak prasekolah di TK IV Saraswati Denpasar, dimana orang tua dengan pola asuh yang baik (demokratis) akan menghasilkan anak dengan kepercayaan diri yang tinggi. Menurut analisis hubungan antara pola asuh orang tua dengan kepercayaan diri dengan uji statistik koefisien kontingensi didapatkan nilai p value (0,004) < α (0,05), dan nilai koefisien kontingensi (C) yaitu sebesar 0,466, yang berarti Ha diterima yaitu ada hubungan yang sihgnifikan antara pola asuh orang tua dengan kepercayaan diri anak.

Pola asuh orang tua memiliki hubungan dengan pembentukan kepercayaan diri anak, sehingga bagi orang tua diharapkan tetap menerapkan pola asuh yang demokratis secara konsisten dengan menjalin hubungan dan komunikasi yang baik dengan anak, memberi kebebasan kepada anak untuk mengambil keputusan dengan berbagai pandangan dari orangtua, sehingga dapat terbentuk keyakinan dalam diri anak bahwa anak mampu melakukan sesuatu yang diinginkan dengan baik. Selain itu bagi sekolah untuk menjalankan kegiatan pengembangan diri anak khususnya

dalam meningkatkan kepercayaan diri anak seperti mengadakan perlombaan-perlombaan yang diikuti oleh seluruh anak sehingga memberikan kesempatan pada semua anak dalam mengembangkan potensi diri yang dimiliki. Bagi peneliti lain perlu langsung melibatkan anak dalam mengetahui kepercayaan diri yang dimiliki dengan menggunakan teknik observasi atau kombinasi dari observasi dan kuesioner. Dalam pengumpulan data pola asuh orang tua peneliti berikutnya diharapkan untuk lebih menekan faktor perancu dalam pola asuh orang tua seperti kelas sosial, pengalaman, dan kepribadian orang tua. Dalam kepercayaan diri anak seperti dukungan sosial dari lingkungan masyarakat, pengalaman anak, harga diri, dan prestasi.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Fadhilah dkk. 2010. Hubungan Tipe Pola Asuh Orang Tua Dengan Emotional Quotient (EQ) Pada Anak Usia Prasekolah (3-5 Tahun) Di TK Islam Al-Fattaah Sumampir Purwokerto Utara. Jurnal        Keperawatan

Soedirman, 5 (1):47-57

Adywibowo, Inge P. 2010. Memperkuat   Kepercayaan

Diri     Anak     Melalui

Percakapan      Referensial.

Pendidikan Penabur, 9(15):

39-40.

Ario, Polan. 2002. Pola Asuh, Status Gizi, dan Perkembangan Sosial Anak Balita di Provinsi Kalimantan Barat. Skripsi

tidak diterbitkan. Bogor: Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya       Keluarga

Fakultas Pertanian Institut Petanian Bogor.

Astuti, Mila A. 2010. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kepercayaan Diri Anak di TK Tabiyatul Athfal Penanggulan Kecamatan       Pegandon

Kabupaten Kendal. Skripsi. Semarang:  Program Studi

Ilmu          Keperawatan

Universitas Muhammadiyah. (Online).

(http://digilib.unimus.ac.id, Diakses: 10 Juni 2012)

BKKBN, 2011. Masa Balita Masa Emas The Golden  Age,

(online), (http://www.bkkbn.go.id/siara npers/Pages/Masa-Balita-Masa-Emas-The-Golden-Age.aspx, diakses 20 Maret 2012).

Bornstein L, Bornstein MH. 2007. Parenting Styles And Child Social Development. In: Tremblay RE, Barr RG, Peters      RDeV,      eds.

Encyclopedia on Early Childhood     Development

(online), (http://www.child-encyclopedia.com/documents/ BornsteinANGxp.pdf, diakses 8 Maret 2012).

Fitriyanti, Dwi. dkk. 2011. Hubungan antara Pola Asuh Ibu dengan Perkembangan Bahasa Anak Toddler di Ngentak Sumberdadi Mlati Sleman         Yogyakarta.

Penelitian Kesehatan Suara Forikes, 2(1): 16-25.

Galih, 2009. Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Pola Asuh Anak Pada Masyarakat Desa Campurejo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. (Online), (http://one.indoskripsi.com/ju dulskripsi/pendidikan kewarganegaraan/pengaruh-tingkat-pendidikanorang-tua-terhadappola-asuh-an, diakses 30 Mei 2012).

Hakim, Thursan. 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Torren Books.

Imam, Saeful. 12 Oktober 2008. Bayi Pemalu Perlu Diajak Gaul, (online).

(http://nasional.kompas.com/r ead/2008/10/12/17493879/ba yi.pemalu.perlu.diajak.gaul diakses 20 April 2012).

Iswidarmanjaya, Derry dkk. 2004.

Satu Hari Menjadi Lebih Percaya Diri. Jakarta: PT Elex Media komputindo.

Masruroh, Ani. 2009. Hubungan Antara Pola Asuh Demokratis Orang Tua dengan Rasa Percaya Diri Siswa-Siswi di Taman       Kanak-Kanak

Primagama Kota Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Nuraeni. 2006. Pengaruh Pola Asuh Orang    Tua    Terhadap

Pembentukan Kepribadian Anak Taman Kanak-Kanak. Tugas Akhir. Universitas Negeri

Semarang.(Online),(http://digi lib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skr ipsi.1/tmp/2383.html, Diakses 30 Mei 2012).

Sugiarto, Eko. 2009. How confident are you?. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukaesih, Acih. 2001. Peran Ayah dalam Pengasuhan serta Hubungannya dengan Tingkat Perkembangan Kemandirian dan Sosial Anak Prasekolah di Taman Kanak-kanak. Skripsi tidak diterbitkan. Bogor:     Jurusan     Gizi

Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga, Fakultas Pertanian, Intitut Pertanian Bogor.

Talib, Johari. et al. 2011. Effects of Parenting Style on Children Development. World Journal of Social Sciences,1(2):14-35.

Utami, Rahayu. 2008. Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Tipe Pola Asuh Orang Tua Terhadap    Perkembangan

Psikososial Anak Prasekolah Di Taman Kanak – Kanak Aisyiyah II Nganjuk. Thesis. Surakarta:   Program Studi

Kedokteran        Keluarga

Program       Pascasarjana,

Universitas Sebelas Maret. (online), (http://digilib.uns.ac.id/, diakses 6 Juni 2012).

Wong, Donna L. dkk. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Volume 1. Edisi Keenam. Jakarta: EGC.