Community of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PERAWATAN ORGAN REPRODUKSI DENGAN METODE JIGSAW TERHADAP PERILAKU PERSONAL HYGIENE REMAJA

I Gusti Ayu Pramitaresthi1, Ida Arimurti Sanjiwani2

1 2 Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Alamat korespondensi: [email protected]

ABSTRAK

Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak sampai dewasa, termasuk perkembangan (fisik, psikologis) yang dialami dalam persiapan untuk masa dewasa. Salah satu masalah kesehatan yang sering timbul pada remaja disebabkan oleh kebersihan diri yang buruk. Pendidikan kesehatan merupakan upaya atau kegiatan untuk menciptakan tingkah laku masyarakat yang kondusif bagi kesehatan. Salah satu bentuk pendidikan kesehatan adalah pendidikan kesehatan reproduksi dengan menggunakan metode Jigsaw. Jigsaw juga mengambil pola kerja jigsaw, siswa melakukan kegiatan belajar dengan bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang perawatan organ reproduksi dengan metode Jigsaw terhadap perilaku personal hygiene remaja. Rancangan penelitian ini adalah quasi eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah one group pre-test post-test design. Analisis bivariat dilakukan dengan uji non parametrik karena data terdistribusi tidak normal diuji dengan uji Wilcoxon untuk menganalisis tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku sebelum (pretest) dan setelah (posttest). Hasil yang didapatkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang perawatan organ reproduksi dengan metode Jigsaw terhadap perilaku personal hygiene remaja (p <0,05). Kesimpulannya pendidikan kesehatan tentang perawatan organ reproduksi dengan metode Jigsaw memperbaiki perilaku personal hygiene remaja

Kata kunci: Jigsaw, Perawatan Organ Reproduksi, Personal Hygiene, Remaja

ABSTRACT

Adolescence is a period of transition from childhood to adulthood, including development (physical, psychological) experienced in preparation for adulthood. One of the health problems that often arise in adolescents is due to poor personal hygiene. Health education is an effort or activity to create community behavior that is conducive to health. One of health education is reproductive health using the Jigsaw method. Jigsaw also takes the jigsaw work pattern, students carry out learning activities by working together with other students to achieve common goals. This study aims to determine the effect of health education on reproductive organ care using the Jigsaw method on adolescent personal hygiene behavior. The design of this study was a quasi-experiment. The research design used was one group pre-test post-test design. Bivariate analysis was performed using non-parametric tests because the data were not normally distributed and tested by the Wilcoxon test to analyze the level of knowledge, attitudes and behavior before (pretest) and after (posttest). The results showed that there was an effect of health education on reproductive organ care using the Jigsaw method on adolescent personal hygiene behavior (p <0.05). The conclusion is that health education about the care of reproductive organs using the Jigsaw method improves the personal hygiene behavior of adolescents.

Keywords: Jigsaw, Reproductive Organs Care, Personal Hygiene, Adolescents

PENDAHULUAN

Masa remaja merupakan masa yang sangat penting, karena masa remaja merupakan masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi, dan psikis. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, meliputi perkembangan (fisik, psikologis) yang dialami dalam persiapan memasuki masa dewasa. Salah satu masalah kesehatan yang sering timbul pada remaja disebabkan oleh personal hygiene yang buruk (Kusmiran, 2013).

Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Hidayat, 2009).

Personal hygiene sangat penting dilakukan karena jika tidak diterapkan dengan baik maka akan berdampak negatif terhadap kesehatan reproduksi. Berdasarkan data WHO (2016), angka prevalensi tahun 2016 di dunia, 25%-50% candidiasis, 20%-40% bacterial vaginosis dan 5%-15% trichomoniasis.

Melihat banyaknya masalah yang terjadi pada remaja, seharusnya remaja diberikan pendidikan kesehatan reproduksi. Pendidikan kesehatan merupakan suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Salah satu bentuk pendidikan kesehatan adalah pendidikan kesehatan reproduksi. Menurut Kholid (2012), pendidikan kesehatan adalah upaya yang bersifat promotif sebagai gabungan dari upaya preventif, kuratif, dan rehabilitatif dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.

Model pembelajaran jigsaw merupakan salah satu variasi model collaborative learning yaitu proses belajar kelompok dimana setiap anggota menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan

keterampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota (Slavin, 2005).

Model pembelajaran jigsaw dalam pendidikan kesehatan akan lebih banyak melakukan diskusi yang akan membuat penyerapan materi menjadi lebih maksimal. Hal ini juga didukung oleh tugas-tugas perkembangan remaja sesuai yang dikemukakan Kay ( dalam Yusuf, 2008) yaitu mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman atau orang lain, baik secara individu maupun kelompok dan menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan, di SMA Negeri 1 Petang tersebut belum memberikan pendidikan kesehatan terkait pemeliharaan organ reproduksi. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang perawatan organ reproduksi dengan metode jigsaw terhadap perilaku personal hygiene remaja.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian quasi eksperiment. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah one group pre-test dan post-test design yaitu melihat tingkat pengetahuan dan sikap remaja serta perubahan perilaku remaja terhadap perawatan organ reproduksinya sebelum diberikan pendidikan kesehatan (pre test) dan setelah (post test) .

Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Petang, Kabupaten Badung, Provinsi Bali pada bulan November 2017. Populasi penelitian adalah seluruh remaja yang bersekolah di di SMA Negeri 1

Petang. Pengambilan sampel menggunakan teknik “stratified random sampling” pada 73 siswa yang dibagi menjadi 10 proporsi (kelas X1-X10). Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Petang dan remaja yang belum mendapatkan pendidikan kesehatan mengenai perawatan organ reproduksi. Kriteria eksklusi pada penelitian ini yaitu remaja yang menolak berpartisipasi dan tidak hadir saat pelaksanaan penelitian .

Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner terstruktur yang memuat beberapa pertanyaan yang mengacu pada kerangka konsep. Lembar kuesioner terdiri dari dua bagian yaitu bagian pertama terdiri dari 10 pertanyaan tentang pengetahuan mengenai perawatan organ reproduksi, bagian kedua terdiri dari 10 pernyataan tentang sikap perawatan organ reproduksi dan bagian ketiga terdiri dari 9 item observasi perilaku remaja dalam melakukan perawatan organ reproduksi. Kuesioner merupakan hasil adaptasi dari penelitian sebelumnya dan telah diuji validitas dan reliabilitas terpakai.

Pengumpulan data dilakukan dua kali pada responden yaitu pretest, kemudian diberikannya pendidikan kesehatan reproduksi dengan metode jigsaw selama 2x70 menit dan postest. Informed consent

diisi oleh orangtua siswa/wali sebelum mengikuti kegiatan penelitian.

Data demografi responden dianalisis secara deskriptif yaitu umur, agama dan status ekonomi keluarga. Data primer yang didapatkan melalui kuesioner diuji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Data karakteristik responden dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan uji Chi-Square. Oleh karena data tidak berdistribusi normal maka analisis bivariat dilakukan dengan uji non parametrik yaitu dengan Wilxocon. Nilai kemaknaan yang digunakan adalah α=0,05 dan CI= 95%. Semua analisis dilakukan dengan menggunakan paket program komputer (Sugiyono, 2018).

HASIL PENELITIAN

Berikut ini merupakan hasil penelitian mengenai karakteristik responden.

Tabel 1. Karakteristik Responden

Karakteristik subjek

Perlakuan

n

%

Umur:

• 15 tahun

60

82

• 16 tahun

13

18

Total

73

100

Agama: • Hindu

71

97

• Islam

2

3

Total

73

100

Tingkat ekonomi keluarga: • >Rp. 1.000.000,-

73

100

• Rp.500.000-Rp.

0

0

1.000.000,-

• <Rp. 500.000,-

0

0

Total

73

100


Berdasarkan data diatas maka didapatkan bahwa umur terbanyak responden adalah 15 tahun (82%) , agama terbanyak adalah Hindu (97%) dan tingkat ekonomi keluarga terbanyak adalah >Rp. 1.000.000,(100%).

Berdasarkan tabel 2 maka didapatkan bahwa tingkat pengetahuan sebelum perlakuan terbanyak pada pengetahuan kurang (43 orang) dan setelah perlakuan terbanyak pada pengetahuan baik (73 orang).

Tabel 2.

Tingkat Pengetahuan Sebelum dan Setelah Perlakuan

Variabel

Baik

Cukup

Kurang

Pengetahuan sebelum

10

20

43

Pengetahuan sesudah

73

0

0

Tabel 3.

Nilai Sikap Sebelum dan Setelah Perlakuan

Variabel

Baik

Cukup

Kurang

Sikap sebelum

3

30

40

Sikap sesudah

67

6

0

Berdasarkan tabel 3 maka didapatkan bahwa nilai sikap sebelum perlakuan terbanyak pada

sikap kurang (40 orang) dan setelah perlakuan terbanyak pada sikap baik (67 orang).

Tabel 4

Analisis pengaruh tingkat Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Remaja SMA Negeri 1 Petang Sebelum dan Setelah Perlakuan

Variabel

p-value

Pengetahuan

0.000

Sikap

0.000

Berdasarkan tabel 4 diatas

Perilaku

0.000


maka didapatkan bahwa nilai perilaku sebelum perlakuan terbanyak pada perilaku kurang (48 orang) dan setelah perlakuan terbanyak pada perilaku baik (62 orang).

PEMBAHASAN

Pendidikan kesehatan mengenai personal hygiene dengan model pembelajaran jigsaw di SMA Negeri 1 Petang ditemukan mampu meningkatkan pengetahuan siswa mengenai personal hygiene organ reproduksi. Pendidikan kesehatan dengan model pembelajaran jigsaw juga mampu meningkatkan sikap dan tindakan siswa.. Hasil yang didapatkan bahwa ada pengaruh

pendidikan kesehatan tentang perawatan organ reproduksi dengan metode Jigsaw terhadap perilaku personal hygiene remaja (p <0,05). Kesimpulannya pendidikan kesehatan tentang perawatan organ reproduksi dengan metode jigsaw merubah perilaku personal hygiene organ reproduksi remaja. Berdasarkan fenomena tersebut, terlihat bahwa pendidikan kesehatan mengenai personal hygiene organ reproduksi dengan model pembelajaran jigsaw mampu meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan siswa-siswi. Informasi yang disampaikan dengan


model pembelajaran jigsaw lebih dapat diterima siswa-siswi dan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan siswa-siswi secara signifikan. Hasil ini didukung oleh penelitian yang menyatakan bahwa pendidikan kesehatan dengan model pembelajaran jigsaw mampu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa lebih efektif dibandingkan dengan pendidikan kesehatan dengan metode konvensional 2012).

Pendidikan kesehatan personal hygiene organ reproduksi dengan model pembelajaran jigsaw merupakan model pembelajaran yang tepat untuk siswa-siswi. Penerapan model pembelajaran jigsaw pada siswa SMA Negeri 1 Petang memberikan suasana belajar yang berbeda dengan kebiasaan siswa-siswi di SMA Negeri 1 Petang yang biasa menggunakan metode ceramah tanya jawab. Pada model pembelajaran jigsaw, proses diskusi dengan melibatkan fasilitator mampu membantu siswa untuk tetap dalam materi diskusi yang benar sehingga informasi yang diterima oleh siswa merupakan informasi yang benar dan tidak keluar dari konteks diskusi. Kelebihan model pembelajaran jigsaw sebagai bagian dari cooperative learning mampu meningkatkan interaksi antara pengajar dan peneliti sebagai dengan siswa melalui beberapa sesi diskusi yang mendorong komunikasi antar anggota, ketergantungan yang positif, tanggungjawab perseorangan, tatap muka serta evaluasi kelompok (Gintings, 2008).

Fenomena ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Satria, Masyhud dan Yuliati (2014), yang menemukan bahwa pendidikan dengan model jigsaw pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa Sekolah Dasar dibandingkan dengan metode ceramah tanya jawab.

Berdasarkan pemaparan diatas, terlihat bahwa jika pendidikan kesehatan dengan model pembelajaran jigsaw terbukti lebih mampu meningkatkan perilaku personal hygiene organ reproduksi siswa-siswi yang terdiri dari pengetahuan, sikap dan tindakan.

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan siswa terkait personal hygiene organ reproduksi setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan model pembelajaran jigsaw, sejalan dengan teori PRECEDE-PROCEED       yang

dikemukakan oleh Green pada tahun 1991. Green mengemukakan bahwa pemberian health education atau pendidikan kesehatan yang sesuai dapat memanipulasi faktor (pengetahuan, sikap) sehingga terwujud tindakan kesehatan yang diinginkan (Notoadmodjo, 2010).

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data didapatkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan perawatan organ reproduksi dengan metode Jigsaw terhadap perilaku personal hygiene remaja.

Adapun saran dari penelitian ini yaitu Institusi sekolah dapat mempertimbangkan metode Jigsaw dalam pemberian pendidikan kesehatan tentang perawatan organ reproduksi, dapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan terkait metode dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja serta untuk peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih lanjut mengenai efektifitas metode Jigsaw dalam pemberian pendidikan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Ginting, Abdurrahman. 2008. Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran.    Bandung:

Humaniora.

Hidayat, Aziz Alimun. 2009. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Salemba Medika.

Kholid, Ahmad. 2012. Promosi Kesehatan. Jakarta : Rajawali Pers.


Kusmiran, Eny. 2013. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta : Salemba Medika.

M Satria, MS Masyhud, N Yuliati.2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Mendeskripsikan Panca Indera dan Fungsinya Kelas IV SDN Padomasan 1 Jember. ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, Vol I (1): 1-4.

Notoatmodjo,s. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Oka, Dewa Nyoman. 2012. Implementasi Strategi Pembelajaran Jigsaw dan Peningkatan         Pemahaman

Pencegahan Demam Berdarah Dengue. Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 18 No. 2 .

Slavin, Robert E. 2005 .Cooperative Learning : Teori, Aplikasi dan Praktek. Cetakan kedelapan. Bandung: Nusa Media.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Yusuf, S.L.N. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT. Remaja Rosdakary.

206

Volume 8, Nomor 2, Agustus 2020