Community of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

PENGARUH PEMBELAJARAN TELENURSING TERHADAP PENGETAHUAN PENCEGAHAN KANKER SERVIKS PADA SISWI SMA NEGERI 1 SERIRIT

Ni Putu Putri Cahya Permadani1, Putu Oka Yuli Nurhesti2, Made Suindrayasa3

1 Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, 2, 3 Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Alamat korespondensi: [email protected]

Abstrak

Kanker serviks adalah tumbuhnya sel secara tidak normal di dalam serviks yang di seluruh dunia menjadi kasus kematian nomor dua terbesar pada wanita. Pengenalan mengenai kanker serviks sangat diperlukan untuk menghindari dampak yang dapat ditimbulkan. Telenursing dapat dimanfaatkan untuk penyebaaran informasi terkait pencegahan kanker serviks. Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat bagaimana pengaruh pembelajaran telenursing terhadap pengetauan pencegahan kaner serviks pada siswi SMA Negeri 1 Seririt. Penelitian ini berbentuk quasi experiment dengan one group pre-post test design. Penelitian dilakukan pada tanggal 4 Mei sampai 18 Mei 2020 dengan sampel sebanyak 45 subjek penelitian. Kuesioner pengetahuan kanker serviks dan pencegahan kanker serviks digunakan sebagai instrumen penelitian dalam penelitian ini yang hasilnya dianalisis menggunakan uji wilcoxon. Hasil yang di dapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa 34 orang memiliki tingkat pengetahuan kurang sebelum pembelajaran telenursing. Setelah pembelajaran telenursing tingkat pengetahuan subjek penelitian meningkat menjadi 40 orang dengan pengetahuan baik. Skor rata-rata pengetahuan pencegahan kanker serviks untuk pre test 8.33 dan 16.31 untuk post test. Hasil dari uji wilcoxon p-value 0.000 (p<0.05) yang menunjukkan terdapat pengaruh pembelajaran telenursing terhadap peningkatan pengetahuan pencegahan kanker serviks pada siswi SMA Negeri 1 Seririt. Tenaga kesehatan dapat memanfaatkan telenursing sebagai media dalam meningkatkan pengetahuan kanker serviks pada remaja.

Kata kunci: Telenursing, Pencegahan Kanker Serviks, Pengetahuan

Abstract

Cervical cancer is an abnormal growth of cells in the cervix which is the second largest cause of death in women in the world. Introduction to cervical cancer is very necessary to avoid the effects that can occur. Telenursing can be used to disseminate information regarding cervical cancer prevention. The purpose of this study was to determine the effect of telenursing learning on the prevention of cervical cancer prevention in female students of Senior High Scool 1 Seririt. This type of research was a quasi experiment with one group pre-post test design. This research was conducted from 4th May to 18th May 2020 with a total of 45 samples. The research instrument used was a cervical cancer knowledge and cervical cancer prevention questionnaire, the results have been analyzed by Wilcoxon test. The results show that there are 34 people who have less knowledge before learning telenursing. After learning telenursing the level of knowledge of research subjects increased with 40 people with good knowledge. The average score of cervical cancer prevention knowledge respectively for pre-test 8.33 and post-test 16.31. Wilcoxon test results p-value 0,000 (p <0.05) which shows there is an effect of telenursing learning on increasing knowledge of cervical cancer prevention in female students of Senior High Scool 1 Seririt. Health workers can use telenursing as a medium to improve knowledge of cervical cancer in adolescents.

Keywords: Telenursing, Prevention of cervical cancer, Knowledge

421

PENDAHULUAN

Kanker serviks ialah tumbuhnya sel secara tidak normal dan ganas di dalam serviks yang disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV) (Yuanyue et al., 2018). Infeksi virus ini sering terjadi ketika perempuan berusia 18-28 tahun. Kanker serviks cenderung terjadi ketika perempuan berusia 35-55 tahun, akan tetapi dapat juga muncul pada usia yang lebih muda. Penyakit atau kecacatan selama masa dewasa tengah atau akhir dapat meningkat risikonya yang dipengaruhi oleh gaya hidup pada masa dewasa muda (Potter & Perry, 2005).

Data dari World Health Organization (WHO) 2016 menyebutkan bahwa penyebab kematian terbesar kedua setelah kanker payudara pada perempua usia 15-44 tahun di dunia adalah kanker serviks. Tahun 2012 diperkirakan prevalensi kanker serviks mencapai 1,4 juta dengan 528.000 kasus serta 266.000 kematian di dunia. Menurut Globocan, pada tahun 2018 sebesar 23,4 per 100.000 penduduk indonesia mengalami kanker serviks dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk. Data dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI tahun 2015, prevalensi penderita kanker serviks di Bali mengalami peningkatan sebesar 0,7% atau sekitar 1.438 orang. Tabanan menempati urutan pertama kasus tertinggi dengan jumlah penderita terbanyak yaitu 478 orang, Buleleng menempati urutan kedua sebanyak 361 wanita, dan Jembrana urutan ketiga sebanyak 251 wanita yang memperoleh hasil IVA positif (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2017).

Kejadian kanker serviks dapat dipengaruhi oleh faktor sosio

demografi, status sosial ekonomi, serta faktor seksual. Kanker serviks dapat menimbulkan berbagai dampak mulai dampak fisik, psikologis hingga sosial ekonomi bagi penderitanya (Wijayakusuma, 2008; Fitriana & Tri, 2012). Pengenalan kanker serviks perlu untuk dilakukan agar dapat meminimalisasi faktor risiko serta mengindari dampak yang dapat ditimbulkan. Terdapat tiga cara pencegahan kanker serviks. Pencegahan sekunder dan tersier tidak mampu untuk mencegah terinfeksi HPV, sehingga pemerintah mulai menggalakkan pencegahan primer (Kemenkes RI, 2015)

Pencegahan kanker serviks sejak dini dapat dilakukan sejak usia remaja. Hal tersebut terjadi karena karakteristik remaja yang memiliki sifat yang antusias, mengerti akan kebutuhannya sendiri, berada dalam tahap mudah belajar, terbuka dengan pemikiran baru, sangat peka serta mudah untuk dipengaruhi (Dewi, 2012). Kurangnya informasi atau pengetahuan mengenai pencegahan kanker serviks pada remaja akan menyebabkan kurangnya kesadaran akan pentingnya pencegahan kanker serviks, dimana kesadaran yang kurang juga akan mempengaruhi perilaku serta sikap remaja dalam melakukan pencegahan kanker serviks (Mulyati, 2015). Seperti teori oleh Lawrence Green dalam Harahap (2014) menyebutkan bahwa pengetahuan menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku manusia dalam hal kesehatan.

Pendidikan kesehatan menjadi upaya yang bisa digunakan dalam mengubah pengetahuan menjadi lebih baik. Pendidikan kesehatan merupakan suatu cara penyampaian pesan

kesehatan mulai dari individu, kelompok, hingga masyarakat agar dapat memiliki pengetahuan yang baik terkait dengan kesehatan (Notoatmodjo, 2010). Kemajuan teknologi dengan penggunaan android yang luas dapat dijadikan sebagai salah satu sarana pendidikan mengenai pencegahan kanker serviks. Aplikasi berbasis android memungkinkan untuk dapat digunakan dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada remaja (Johnson, 2012).

Telenursing adalah salah satu metode yang dipertimbangkan oleh American Nursing Association yang berfokus pada pengiriman, manajemen, koordinasi serta pemberian layanan perawatan pada pasien dengan mengggunakan teknologi telekomunikasi yang digunakan dalam bidang keperawatan. Telenursing dapat digunakan untuk memantau pasien, pemberian intervensi keperawatan, sebagai sarana pemberian pendidikan kesehatan melalui teknologi tanpa ada batasan waktu dan jarak (Javanmardifard et al., 2017). Dengan sumber daya yang kesehatan yang terbatas yang tidak sesuai dengan rasio populasi di indonesia, Telenursing dapat menjadi aplikasi yang efektif dalam situasi seperti ini (Kemenkes RI, 2017).

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan dengan mewawancarai 15 siswi di SMA Negeri 1 Seririt, didapatkan bahwa semua siswi mengatakan mereka belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan terkait dengan cara pencegahan kanker serviks serta mereka juga mengatakan belum mengetahui bagaimana cara pencegahan kanker serviks. Selain itu pihak sekolah juga memberikan kebijakan kepada siswanya untuk penggunaan smartphone di sekolah dan memberikan fasilitas internet berupa

wifi yang terpasang di sekolah yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang penggunaan Telenursing sebagai media pendidikan kesehatan. Berdasarkan hal tersebut peneliti menjadikan SMA Negeri 1 Seririt sebagai tempat penelitian untuk mengetahui pengaruh pembelajaran telenursing terhadap pengetahuan pencegahan kanker serviks.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan metode quasi experiment dengan rancangan one group pre-post test design. Seluruh siswi kelas X SMA Negeri 1 Seririt yang berjumlah 131 siswi menjadi populasi dalam penelitian ini. Sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 45 orang didapatkan dengan menggunakan teknik probability sampling dengan kriteria inklusi siswi kelas X yang menggunakan media sosial Whatsapp, serta dengan kriteria eksklusi siswi yang pernah mendapatkan pendidikan kesehatan pencegahan kanker serviks serta siswi yang sakit pada saat pengambilan data.

Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner pengetahuan kanker serviks dan kuesioner pengetahuan pencegahan kanker serviks. yang sudah dilakukan uji validitas (0,521-0,829) dan reliabilitasnya (0,913).

Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian kuesioner pre-test dengan menggunakan Google Form. Kemudian subjek penelitian penelitian diberikan intervensi pendidikan kesehatan pencegahan kanker serviks melalui media Whatsapp selama dua minggu. Setelah itu subjek penelitian kembali dberikan kuesioner post-test melalui Google Form

Skor dari kuesioner dijumlahkan kemudian

ditransformasikan tingkat pengetahuan dari pengetahuan kurang, cukup, hingga pengetahuan baik.

Analisis data menggunakan uji Wilcoxon dikarenakan dari hasil uji normalitas yang dilakukan didapatkan data yang tidak terdistribusi normal,

dimana 95% (p≤0,05) adalah tingakat kepercayaan yang digunakan.

HASIL PENELITIAN

Berikut merupakan hasil penelitian mengenai karakteristik subjek penelitian.

Tabel 1.

Karakteristik Subjek Penelitian

No  Karakteristik Subjek Penelitian

(n)

(%)

1   Usia Subjek Penelitian

15 Tahun

21

46,7

16 Tahun

24

53,3

Total

36

100,0

Hasil penelitian menunjukkan usia subjek penelitian adalah 15 dan 16 tahun. Subjek penelitian yang memiliki usia 15 tahun sebanyak 21

orang (46,7%) serta subjek penelitian dengan usia 16 tahun sebanyak 24 orang (53.3%).

Tabel 2.

Hasil Skor Pengetahuan Pencegahan Kanker Serviks (pre-test)

Kuesioner

Tingkat Pengetahuan

Frekuensi Persentase

Mean

Median

Pengetahuan

Pengetahuan kurang

34

75,6%

Pencegahan Serviks

Kanker  Pengetahuan Cukup

11

24,4 %

8,33

8,00

Total

45

100,0%


Tabel 3.

Hasil Skor Pengetahuan Pencegahan Kanker Serviks (post-test)

Kuesioner

Tingkat

Pengetahuan

Frekuensi

Presentase

Mean

Median

Pengetahuan

Pengetahuan

5

11,1 %

Pencegahan

Cukup

Kanker Serviks

Pengetahuan Baik

40

88,9%

16,31

16,00

Total

45

100,0 %


Tabel 4.

Hasil Uji Statistik

Pengetahuan

p-value

Z

Pengetahuan Pencegahan Kanker Serviks

Pre test

Post test

0.000

-5.863


Hasil      penelitian      ini analisa data dengan uji Wilcoxon

mendapatkan bahwa p value dari hasil dengan α = 0.05 adalah 0,000. Nilai p


value yang didapat lebih kecil dari nilai α sehingga menunjukkan bahwa pada siswi SMA Negeri 1 Seririt terdapat pengaruh pembelajaran telenursing terhadap peningkatan pengetahuan pencegahan kanker serviks. Dilihat juga dari tingkat pengetahuan subjek penelitian, dimana sebelum pembelajaran telenursing terdapat 34 orang (75,6%) subjek penelitian memiliki tingkat pengetahuan yang kurang terkait pencegahan kanker serviks, serta terdapat 11 orang (24,4%) subjek penelitian memiliki tingkat pengetahuan cukup terkait pencegahan kanker serviks. Setelah dilakukan pembelajaran terjadi peningkatan tingkat pengetahuan dari subjek penelitian. Terjadi peningkatan dimana 40 orang (88,9%) subjek penelitian memiliki tingkat pengetahuan yang baik terkait pencegahan kanker serviks, serta 5 orang (11,1%) subjek penelitian yang masih memiliki tingkat pengetahuan cukup.

Peningkatan rata-rata hasil kuesioner sebelum dan setelah pembelajaran telenursing dilakukan juga dapat digunakan untuk melihat adanya pengaruh pembelajaran telenursing. Skor rata-rata hasil kuesioner sebelum pembelajaran telenursing adalah sebesar 8,33, dimana skor rata-rata setelah pembelajaran telenursing meningkat menjadi 16,31.

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, bahwa pembelajaran telenursing berpengaruh terhadap pengetahuan siswi SMA Negeri 1 Seririt. Pengaruh dari pembelajaran telenursing ini dapat dilihat dari melalui data pre dan post test. Terjadi perubahan nilai rata-rata sebelum dan setelah diberikan pembelajaran telenursing, dimana nilai rata-rata meningkat dari 8.33 sebelum

pembelajaran telenursing menjadi 16.31 setelah pembelajaran telenursing. Data tersebut menunjukkan adanya perubahan pengetahuan setelah subjek penelitian diberikan pembelajaran telenursing terkait pencegahan kanker serviks. Perubahan pengetahuan yang terjadi karena subjek penelitian dapat memahami informasi terkait pencegahan kanker serviks yang disampaikan oleh peneliti. Terjadinya peningkatan pengetahuan disebabkan karena pemberian pendidikan atau edukasi. Edukasi dapat memperjelas informasi atau pesan pengajaran (Slameto, 2015).

Hayat (2017) dalam penelitiannya menyebutkan jika dibandingkan dengan metode tatap muka, pemberian pendidikan kesehatan melalui media sosial lebih efektif karena informasi menjadi mudah dan cepat didapat serta pemanfaatan media internet sebagai sumber informasi yang luas dapat memudahkan subjek penelitian untuk mencari refrensi mengenai kesehatan. Wibisono (2017) menyebutkan dalam penelitiannya nilai atau skor tentang penanganan pertama cedera sebelum pemberian pendidikan kesehatan dengan menggunakan aplikasi Whatsapp adalah 6.5 dan meningkat menjadi 7.83 setelah pemberian pendidikan kesehatan dengan menggunakan aplikasi Whatsapp.

Pemberian motivasi dalam penelitian ini juga dapat mempengaruhi peningkatan pengetahuan pada subjek penelitian. Subjek penelitian akan lebih berminat terkait dengan materi yang diberikan. Motivasi adalah usaha yang disadari yang dapat menggerak atau mengerahkan, serta menjaga tingkah laku agar seseorang mau melakukan sesuatu sehingga dapat mencapai hasil

atau tujuan yang diinginkan (Purwanto, 1990). Penelitian oleh Rambe & Samosir (2018) diperoleh bahwa terjadi peningkatan minat belajar siswa PonPes Muhammadiyah KHA Dahlan Sipirok setelah dilakukan pembelajaran yang disertai pemberian motivasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa dengan pemberian motivasi akan meningkatkan minat subjek penelitian dalam mengikuti pembelajaran telenursing terkait pencegahan kanker serviks.

Faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran telenursing pada penelitian ini dari pemberian materi yang lebih lama dan diselingi pemberian poster dan video mengenai pecegahan kanker serviks agar subjek penelitian dapat lebih memahami materi yang disampaikan oleh peneliti. Selain pembelajaran telenursing yang peneliti lakukan dengan menggunakan aplikasi whatsapp, siswi SMA Negeri 1 Seririt sudah menggunakan aplikasi whatsapp dalam kehidupannya sehari-hari. Siswi SMA Negeri 1 Seririt telah memiliki grup whatsapp kelas yang sering digunakan untuk menyebarluaskan informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang ada disekolahnya. Selain itu di masa corona ini, grup whatsapp tersebut juga digunakan untuk menyebarkan materi pembelajaran, tugas sekolah dan yang lainnya. Sehingga pembelajaran telenursing disimpulkan dapat menjadi media dalam penyebaran informasi kepada siswi SMA Negeri 1 Seririt.

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu terdapat pengaruh pembelajaran telenursing terhadap pengetahuan pencegahan kanker serviks pada siswi SMA Negeri 1 Seririt. Pembelajaran telenursing dapat meningkatkan pengetahuan siswi SMA

Negeri 1 Seririt terkait dengan pencegahan kanker serviks.

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan dengan memperhatikan faktor-faktor yang bisa mempengaruhi pengetahuan. Bagi institusi kesehatan dapat menjadikan pembelajaran telenursing menjadi salah satu metode dalam penyebaran informasi mengenai pencegahan kanker serviks. Bagi siswi SMA atau remaja diharapkan terus menambah pengetahuan terkait dengan pencegahan kanker serviks, tidak hanya berdasarkan informasi yang diberikan tenaga kesehatan tapi juga dapat bersumber dari informasi yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, A., P. (2012). Hubungan Karakteritik

Remaja, Peran Teman Sebaya dan Paparan Pornografi dengan Perilaku Seksual Remaja di Kelurahan Pasir Gunung Selatan Depok. Tesis. Depok: Program Magister Ilmu Keperawatan Fakultas     Ilmu     Keperawatan

Universitas Indonesia.

Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2017). Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Denpasar.

Harahap, S. (2014). Analisis Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah Tangga Terhadap Pelaksanaan Pap Smear untuk Deteksi Kanker Serviks di Puskesmas Petisah Medan. Sumatera: USU.

Hayat, A., K., Huriati, Hidayah, N. (2017).

Perbedaan Efektifitas Pendidikan Kesehatan Tatap Muka dengan Media Sosial     terhadap     Peningkatan

Pengetahuan Keluarga dengan Skizofrenia. Journal of Islamic Nursing,         2(2),         11-19.

https://doi.org/10.24252/join.v2i2.39 76.

Javanmardifard, S., Ghodsbin, F., Kaviani, M.

J., & Jahanbin, I. (2017). The Effect of Telenursing on Self-Efficacy in Patients with Non-Alcoholic Fatty Liver Disease:  A Randomized

Controlled       Clinical       trial.

Gastroenterology and Hepatology From Bed to Bench, 10(4), 263–271.

Johnson, E.,B.   (2012). CTL:Contextual

Teaching and Learning. Bandung: Kaifa.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Buletin Kanker. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI 2015.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Profil Kesehatan Indonesia. diakses                           dari:

http://www.depkes.go.id/resources/do wnload/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-2016.pdf.

Mulyati, S. (2015). Pengaruh Media Film terhadap Sikap Ibu pada Deteksi Dini Kanker Serviks. Jurnal Kesehatan Masyarakat 11(1), 16-24.

Notoadmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, cetakan kedua. Jakarta: Rineka Cipta.

Potter, P.,A., & Perry, A.,G. (2005). Buku Ajar: Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik (Edisi 4). Jakarta: EGC.

Rambe, Z. & Samosir, B., S. (2018). Penerapan Metode Pembelajaran Peringatan dan Pemberian    Motivasi terhadap

Peningkatan Minat Belajar Bidang Studi Ekonomi pada Materi Pokok Konsumsi, Tabungan dan Investasi Peserta Didik Kelas X Pon-Pes Muhammadiyah KHA Dahlan Sipirok Tahun     Pelajaran     2016/2017.

Nusantara (Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial) 4, 43-49.

Slameto. (2015). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Wibisono, B., K. (2017). Efektivitas Penggunaan Grup Sosial Media Whatsapp sebagai Media Edukasi Penanganan    Pertama    Cedera

Muskuloskeletal pada Pelatih Sepakbola. Skripsi, Universitas Negeri  Yogyakarta. Diakses dari

https://eprints.uny.ac.id/53575/

Wijayakusuma,  H.,M.,H.  (2008). Ramuan

Lengkap Herbal Taklukan Penyakit. Jakarta: Pustaka Bunda

World Health Organization (WHO). (2012). Estimated cancer incidence, mortality, and prevalence word wide in 2012. diakses                           dari:

https://publications.iarc.fr/Databases/ Iarc-Cancerbases/GLOBOCAN-2012-Estimated-Cancer-Incidence-Mortality-And-Prevalence-Worldwide-In-2012-V1.0-2012

World Health Organization (WHO). (2016). Human Papillomavirus (HPV) And Cervical Cancer. Diakses dari: http://www. who.int/mediacentre/factsheets/fs380/ en/.

Yuliawati Fitri. (2012). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pendidik Profesional. Yogyakarta: Pedagogia.

427

Volume 9, Nomor 4, Agustus 2021