Community of Publishing In Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

HUBUNGAN PENGETAHUAN BEACH SAFETY DENGAN TINDAKAN KESELAMATAN PADA WISATAWAN DI PANTAI KUTA BALI

Gusti Ayu Made Sri Sunari1, Ni Luh Putu Eva Yanti2, Kadek Cahya Utami3

1Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners Fakultas Kedokteran Universitas

Udayana, 2,3Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Alamat korespondensi: [email protected]

Abstrak

Pantai Kuta merupakan tempat wisata di provinsi Bali yang sering dikunjungi wisatawan untuk berenang dan berselancar, namun aktivitas ini sering menimbulkan kecelakaan bagi wisatawan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan beach safety dengan tindakan keselamatan pada wisatawan di Pantai Kuta. Jenis penelitian ini adalah cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 96 wisatawan yang pernah berenang dan berselancar di pantai Kuta. Pengumpulan data pengetahuan beach safety dan tindakan keselamatan menggunakan kuesioner. Analisis bivariat yang digunakan adalah uji Gamma dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05). Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan beach safety dengan tindakan keselamatan pada wisatawan dengan nilai signifikansi 0,000 (p value<0,05). Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan beach safety yang cukup pada responden, hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pengetahuan responden mengenai tanda peringatan bahaya dan bendera. Tindakan keselamatan pada responden penelitian tergolong cukup, hal ini dimungkinkan dipengaruhi beberapa faktor antara lain pengetahuan, motivasi, sikap, nilai dan keyakinan. Peneliti merekomendasikan kepada balawista memberikan edukasi beach safety kepada pengunjung pantai dengan media poster dan leaflet. Balawista diharapkan melakukan patroli secara rutin memantau aktifitas wisatawan selama di pantai kuta.

Kata Kunci : Beach Safety, Pengetahuan, Tindakan Keselamatan, Wisatawan

Abstract

Kuta beach is one of the tourist places in the province of Bali that is often visited by tourists for swimming and surfing, but this activity often causes accidents for tourists. This study aims to determine the correlation between beach safety knowledge with the safety action of tourists in Kuta Beach. This type of research is crosssectional. The research sample of 96 tourists who had swum and surfed in Kuta Beach. Data collection of beach safety knowledge and safety action using a questionnaire. The bivariate analysis used the Gamma test with a confidence level of 95% (α = 0.05). Statistical test results show that there is a significant correlation between beach safety knowledge with the safety action of tourists with a significance value of 0,000 (p-value<0.05). Respondents lack knowledge of noticing the warning signs and beach flags. The safety action among respondents was on the medium level as it may be caused by their knowledge, motivation, attitude, values, and beliefs were not strong enough to drive their beach safety act. The researcher recommends that lifeguards can provide adequate education about beach safety to every tourist using posters or any other learning media, for those who are willing to do beach activities including surfing and swimming needs to make further notice to the lifeguard.

Keywords : Beach Safety, Knowledge, Safety Action, Tourists

507

PENDAHULUAN

Bali menjadi salah satu pulau tujuan destinasi wisatawan domestik maupun mancanegara di Indonesia. Pernyataan tersebut sejalan bersama kenaikan kunjungan tahun 2019 sebanyak 7,48% dibandingkan tahun 2018 (BPS, 2019). Kenaikan tersebut terjadi karena Bali memiliki daya tarik berupa keindahan alam dan budayanya yaitu pantai. Pantai yang sampai saat ini masih menjadi ikon dari pulau Bali serta sering dikunjungi oleh wisatawan adalah Pantai Kuta (Putra & Mustika, 2014).

Kegiatan wisata yang biasanya dilakukan wisatawan saat berkunjung ke Pantai Kuta adalah melihat matahari terbenam (sunset), berjemur (sun bathing), berenang (swimming), berselancar (surfing) atau sekedar menikmati fasilitas yang ada seperti jasa pijat, dan naik dokar (Andayani & Yulianthini, 2014). Kegiatan berenang dan berselancar inilah berpotensi menyebabkan kecelakaan yang dapat mengancam keselamatan wisatawan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Balawista Kabupaten Badung, jumlah wisatawan yang mengalami kecelakaan di sepanjang Pantai Kuta dari bulan Januari sampai bulan September tahun 2019 adalah 56 orang. Penyebab terbanyaknya adalah terseret arus saat berenang 40 orang, dan saat berselancar (surfing) enam orang.

Pemerintah Daerah Kabupaten Badung telah menempatkan badan penyelamat wisata tirta (balawista) di sepanjang pantai dan balawista telah meletakkan bendera dan tanda-tanda peringatan di area-area yang dianggap berbahaya. Bendera dan tanda-tanda peringatan ini merupakan salah satu bentuk penerapan dari beach safety (Short, 2007).

Beach safety merupakan suatu upaya pencegahan dan pengurangan

kejadian kecelakaan di Pantai (Health Direct, 2018). Upaya ini terdiri dari pemasangan bendera dan tanda-tanda peringatan, keselamatan berenang, keselamatan berselancar, dan perlindungan terhadap sinar matahari.

Adanya balawista yang berjaga di sepanjang Pantai Kuta dan telah diletakkannya bendera dan tanda-tanda peringatan pada area yang dianggap berbahaya menunjukkan kondisi keamanan dan penjagaan di Pantai Kuta sudah bagus, namun masih terus ditemukan wisatawan yang terseret arus hingga tenggelam. Fenomena ini akan berdampak pada jumlah kunjungan wisatawan ke Pantai Kuta (Wibawa, 2014).

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti yang dilakukan tanggal 8 dan 23 September 2019 di Pantai Kuta, masih ditemukan wisatawan berenang di area bendera merah. Kondisi ini tidak sesuai dengan tujuan dari pemasangan bendera tersebut yaitu dilarang melakukan aktivitas air seperti berenang (Surf Life Saving Queensland, 2019). Hasil wawancara yang dilakukan tanggal 23 September 2019 dengan dua wisatawan mancanegara dan dua wisatawan domestik yang berkunjung ke Pantai Kuta, menyatakan bahwa tidak mengetahui tujuan dari pemasangan bendera merah dan kuning pada area tertentu di sepanjang Pantai Kuta. Ada juga wisatawan yang mengetahui tujuan pemasangan bendera tersebut namun tidak menaatinya.

Pengetahuan dan perhatian wisatawan yang kurang sesuai dengan yang disampaikan dalam penelitian Wibawa tahun 2014 bahwa permasalahan dalam keselamatan wisatawan adalah kurangnya pengetahuan dan perhatian wisatawan terhadap rambu-rambu dan sinyal keselamatan (Wibawa, 2014).

508

Ketidaktahuan dan kesadaran yang rendah mengenai larangan-larangan yang ada dipengaruhi oleh pengetahuan (Llopis, Echeverria, Triamble, Brannstrom, & Houser, 2018). Berdasarkan penjelasan tersebut, dilakukan penelitian terkait hubungan pengetahuan beach safety dengan tindakan keselamatan pada wisatawan di Pantai Kuta, Bali.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini berjenis deskriptif korelatif cross sectional. Populasinya merupakan wisatawan yang pernah berkunjung ke Pantai Kuta. Sampel sebanyak 96 wisatawan diperoleh dengan teknik consecutive sampling. Kriteria inklusi yakni wisatawan domestik dan mancanegara yang pernah berenang dan berselancar di Pantai Kuta, khusus wisatawan mancanegara harus bisa berbahasa inggris, dan mau mengisi kuesioner penelitian. Kriteria eksklusi ialah wisatawan yang tidak mampu membaca.

Data dikumpulkan menggunakan kuesioner berupa kuesioner pengetahuan beach safety dan tindakan keselamatan yang terdiri dari dua jenis bahasa berupa bahasa indonesia dan bahasa inggris. Pengumpulan data dilakukan hanya satu kali pada responden dengan mengisi kuesioner online dalam bentuk google form. Informed consent diisi oleh wisatawan sebelum mengisi kuesioner.

Skor dari kuesioner pengetahuan beach safety dan tindakan

keselamatan dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah skor tertinggi dan dikalikan 100% kemudian ditransformasikan menjadi baik, cukup dan kurang.

Analisis data menggunakan uji korelasi Gamma dikarenakan data menggunakan skala kategorik. Analisis data dengan bantuan program komputer menggunakan kepercayaan 95% (p≤0,05).

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan karakteristik responden didapatkan mayoritas wisatawan yang melakukan aktivitas berenang dan berselancar di Pantai Kuta merupakan Warga Negara Asing (WNA) yaitu sebanyak 60 orang (62,5%), Warga Negara Indonesia (WNI) sebanyak 36 orang (37,5%). WNA mayoritas berasal dari Australia sebanyak 14 orang (23,3%), Brazillia 3 orang (5%), Jerman 11 orang (18,3%), Jepang 7 orang (11,7%), Belanda 3 orang (5%), Rusia 10 orang (16,7%), Singapura 3 orang (5%), Spanyol 2 orang (3,3%), Swedia 4 orang (6,7%), dan USA 3 orang (5%). Wisatawan mayoritas berjenis kelamin laki-laki yaitu 56 orang (58,3%), perempuan 40 orang (41,7%) dan mayoritas termasuk kategori usia dewasa awal (26-35 tahun) yaitu 43 orang (44,8%), remaja akhir (17-25 tahun) 10 orang (10,4%), dewasa akhir (36-45 tahun) 30 orang (31,3%), lansia awal (46-55 tahun) 13 orang (13,5%).

Tabel 1. Gambaran Pengetahuan Beach Safety dan Tindakan Keselamatan pada Wisatawan di Pantai Kuta Bali pada Bulan Maret-April 2020 (n=96)

No

Kategori

Frekuensi (n)

Persentase (%)

1

Pengetahuan Beach Safety

Baik

41

42,7%

Cukup

45

46,9%

Kurang

10

10,4%

509


2

Tindakan Keselamatan

Baik                                   35                   36,5%

Cukup                               48                  50,0%

Kurang                                 13                    13,5%


Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa pengetahuan mengenai beach safety pada wisatawan di Pantai Kuta Bali mayoritas berada pada tingkat

pengetahuan cukup yaitu 45 orang (46,9%). Tindakan keselamatan pada wisatawan berada pada tingkat cukup yaitu sebanyak 48 orang (50%).

Tabel 2. Hasil Uji Korelasi Pengetahuan Beach Safety dengan Tindakan Keselamatan pada Wisatawan di Pantai Kuta Bali pada Bulan Maret-April 2020 (n=96)

Tindakan Keselamatan

Total   r

p value

Baik

Cukup

Kurang

n

%

N

%

n

%

Pengetahuan

Baik

24

58,5

14

34,1

3

7,3

41   0,587

0,000

Beach Safety

Cukup

11

24,4

26

57,8

8

17,8

45

Kurang

0

0

8

80,0

2

20,0

10

Total

35

36,5

48

50

13

13,5

96

Tingkat kepercayaan 95%, α = 0,05

Tabel 2 memperlihatkan wisatawan yang berpengetahuan baik mengenai beach safety mayoritas memiliki tindakan baik sebanyak 24 orang (58,5%), tindakan cukup 14 orang (34,1%), dan tindakan kurang 3 orang (7,3%). Wisatawan yang berpengetahuan cukup mengenai beach safety mayoritas memiliki tindakan cukup sebanyak 26 orang (57,8%), tindakan baik 11 orang (24,4%), dan tindakan kurang 8 orang (17,8%). Wisatawan yang berpengetahuan kurang mengenai beach safety mayoritas memiliki tindakan cukup sebanyak 8 orang (80%), tidak ada yang memiliki tindakan baik (0%), dan tindakan kurang sebanyak 2 orang (20%). Hasil uji korelasi diperoleh hubungan sedang berpola positif pengetahuan beach safety dengan tindakan keselamatan pada wisatawan di Pantai Kuta Bali (r = 0,587 , p value = 0,000 , α = 0,05).

PEMBAHASAN

Mayoritas responden dalam penelitian ini berpengetahuan beach safety cukup (46,9%). Hal ini mungkin disebabkan oleh masih ada wisatawan yang tidak memperhatikan tanda peringatan bahaya dan bendera. Kurangnya perhatian tersebut didukung oleh penelitian Matthews, Andronaco, dan Adams (2014) yang menyebutkan bahwa tanda peringatan bahaya kurang efektif mengedukasi pengunjung     pantai     karena

pengunjung cenderung hanya melihat simbol bahaya daripada membaca peraturan atau informasi lainnya. Kurangnya pemberian informasi melalui media yang lebih menarik dan interaktif juga dapat memengaruhi hasil penelitian dan diperkuat oleh penelitian Brander dan Warton, (2017) yang menyebutkan bahwa pengetahuan wisatawan mengenai beach safety meningkat setelah menonton video mengenai keselamatan di Pantai Bondi,

510

Australia. Mayoritas wisatawan (44,8%) termasuk usia dewasa awal (26-35 tahun) sehingga pertumbuhan serta perkembangan secara fisiologis telah mencapai puncak (Putri, 2018) yang akan berdampak pada informasi yang diperoleh lebih maksimal. Wisatawan yang mayoritas berjenis kelamin laki-laki (58,4%) dapat memengaruhi hasil penelitian ini karena laki-laki cenderung lebih menyukai aktivitas diluar rumah dibandingkan perempuan sehingga lebih banyak memiliki pengalaman (Fridari & Malini, 2019). Pengalaman yang tidak dimbangi dengan teori mengenai keselamatan menyebabkan pengetahuan yang dimiliki menjadi cukup. Kewarganegaraan yang dapat memengaruhi hasil penelitian ini berkaitan dengan kemampuan responden dalam memahami dan menjawab kuesioner yang hanya ditampilkan dalam Bahasa Inggris, dimana beberapa responden berasal dari negara yang bukan berbahasa inggris.

Mayoritas wisatawan juga tergolong dalam tindakan keselamatan cukup (50%). Hal ini dimungkinkan karena pengetahuan juga termasuk kategori cukup sehingga berpengaruh pada kesadaran wisatawan untuk berespon atau bertindak. Pernyataan tersebut diperkuat oleh penelitian Clifford, Brander, Trimble dan Houser (2018) mendapatkan bahwa pengetahuan mendasar mengenai arus ombak meningkatkan kemampuan untuk menghindari kemungkinan terseret arus dipantai, sehingga makin baik pengetahuan maka makin baik tindakan seseorang. Ditinjau dari tingkatan pengetahuan penyebab tindakan cukup adalah tidak sampainya pengetahuan pada tahap aplikasi, analisis, sintesis, dan

evaluasi (Nasrullah & Suwandi, 2014) sehingga wisatawan masih belum bisa menggunakan pengetahuannya untuk diaplikasikan dalam kondisi atau situasi sebenarnya. Faktor lain berupa motivasi, sikap, nilai dan keyakinan juga kemungkinan memengaruhi hasil penelitian ini karena motivasi, sikap, nilai dan keyakinan yang rendah akan membuat seseorang yang sudah memiliki pengetahuan mengenai sesuatu merasa hal tersebut tidak terlalu berpengaruh kepada dirinya dan tentunya akan cenderung enggan untuk melakukan tindakan sesuai pengetahuan yang dimiliki. Penelitian yang dilakukan oleh Winarti (2018) juga mendapatkan hasil responden berpengetahuan baik namun praktik kurang serta hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa sikap dan motivasi dapat memengaruhi praktik berupa penggunaan alat pelindung diri pada perawat.

Pengetahuan beach safety memiliki hubungan signifikan yang sedang dan berpola positif dikarenakan pengetahuan dan tindakan keselamatan responden sama-sama termasuk kategori cukup. Hasil tersebut menunjukkan kesesuaian dengan hasil penelitian Dewi et al., (2016) yaitu adanya hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan dengan tindakan pekerja dalam bekerja sesuai safety sign board serta penelitian Taroreh, Pinontoan dan Suoth (2019) yang memperoleh hasil pengetahuan berhubungan dengan tindakan safety riding pada komunitas motor. Menurut teori Lawrence Green, diketahui pengetahuan maupun tindakan saling berhubungan yaitu pengetahuan adalah salah satu faktor predisposisi dari perilaku, dan

511

pengetahuan ini akan membentuk tindakan dengan bantuan fasilitas berupa sarana dan prasarana (faktor pendukung), sehingga keduanya dapat membentuk perilaku. Hal ini berarti bahwa untuk meningkatkan tindakan keselamatan, maka perlu juga meningkatkan pengetahuan mengenai beach safety .

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan penelitian ini yaitu mayoritas pengetahuan beach safety pada wisatawan termasuk kategori cukup sebanyak 45 orang (46,9%). Kondisi ini menunjukkan bahwa pengetahuan wisatawan mengenai beach safety belum maksimal. Tindakan keselamatan pada wisatawan mayoritas tergolong cukup sebanyak 48 orang (50%) yang juga menunjukkan bahwa tindakan keselamatan belum dilakukan secara maksimal. Hasil penelitian didapatkan hubungan sedang dan berpola positif antara pengetahuan beach safety dengan tindakan keselamatan. Hal ini menunjukkan bahwa wisatawan dengan pengetahuan beach safety yang baik cenderung memiliki tindakan keselamatan yang baik. Perawat diharapkan dapat bekerjasama dengan balawista untuk memberikan informasi beach safety melalui media yang lebih interaktif seperti poster dan leaflet. Balawista diharapkan membuat peraturan berupa setiap wisatawan yang memasuki Pantai Kuta harus menuliskan data diri ke balawista kemudian diberikan informasi mengenai beach safety melalui poster dan leaflet serta lebih rutin melakukan patroli. Wisatawan yang akan melakukan aktivitas berenang dan berselancar lebih memperhatikan dan membaca dan

mematuhi larangan-larangan di pantai. Penyedia jasa penyewaan selancar      diharapkan      dapat

memberikan informasi terkait pentingnya   memperhatikan dan

membaca larangan-larangan sebelum berenang dan berselancar. Peneliti berikutnya bisa membuat penelitian tentang analisis faktor yang memengaruhi pengetahuan beach safety dan tindakan keselamatan serta menggunakan metode pengambilan data yang bersifat lebih objektif yaitu melalui observasi secara langsung.

DAFTAR PUSTAKA

Andayani, N. L. H., & Yulianthini, N. N.

(2014). Pengembangan Selancar (Surfing) Melalui Pemberdayaan Masyarakat (Community Based Development) Di Kawasan Wisata Pantai Kuta, Kabupaten Badung. Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 3(1),                     351–359.

Https://Doi.Org/10.23887/Jish-Undiksha.V3i1.2925

Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. (2019). Perkembangan Pariwisata Provinsi Bali Agustus 2019. Retrieved December 23,   2019, From

Https://Bali.Bps.Go.Id/Pressrelease /2019/10/01/717189/Perkembangan -Pariwisata-Provinsi-Bali-Agustus-2019.Html

Brander, R. W., & Warton, N. M. (2017). Improving Tourist Beach Safety Awareness:  The Benefits Of

Watching Bondi Rescue. Tourism Management,    63,    187–200.

Https://Doi.Org/10.1016/J.Tourman .2017.06.017

Clifford, K. M., Brander, R. W., Trimble, S., & Houser, C. (2018). Beach Safety Knowledge      Of     Visiting

International    Study    Abroad

Students To Australia. Tourism Management,    69,    487–497.

Https://Doi.Org/10.1016/J.Tourman .2018.06.032

Dewi, A., Afianto, S. N., & Isa, M. (2016).

The     Correlation     Between

Knowledge And Attitude With Action Of Workers In Working Accordance To Safety Sign Boards 512

Installed. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2016, 1–6.

Fridari, I. G. A. D., & Malini, G. A. N. D. (2019). Perbedaan Motivasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Jenis Kelamin Dan Urutan Kelahiran Di Sman 1 Tabanan Dengan Sistem Full Day School. Jurnal Psikologi Udayana, 145–155.

Health Direct. (2018). Beach Safety | Healthdirect. Retrieved December 23,         2019,         From

Https://Www.Healthdirect.Gov.Au/ Beach-Safety

Llopis, I. A., Echeverria, A. G., Trimble, S., Brannstrom, C.,  &  Houser, C.

(2018). Determining Beach User Knowledge Of Rip Currents In Costa Rica. Journal Of Coastal Research,    345,    1105–1115.

Https://Doi.Org/10.2112/Jcoastres-D-17-00131.1

Matthews, B., Andronaco, R., & Adams, A. (2014). Warning Signs At Beaches: Do They Work? Safety Science, 62, 312–318.

Https://Doi.Org/10.1016/J.Ssci.201 3.09.003

Nasrullah, M.,  & Suwandi, T. (2014).

Hubungan Antara Knowledge, Attitude, Practice Safe Behavior Pekerja Dalam Upaya Untuk Menegakkan Keselamatan Dan Kesehatan      Kerja.      Jurnal

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Indonesia, 3(1), 12.

Putra, I. G. S. A., & Mustika, M. D. S. (2014). Analisis Perbedaan Rata-Rata Pendapatan Pedagang Acung Pinggir Pantai Di Kecamatan Kuta Kabupaten Badung. 3(7), 8.

Putri, A. F. (2018). Pentingnya Orang Dewasa Awal Menyelesaikan Tugas Perkembangannya.      Schoulid:

Indonesian Journal Of School Counseling,                   3(2).

Https://Doi.Org/10.23916/0843001 1

Short, A. D. (2007). Beaches Of The New South Wales Coast: A Guide To Their Nature, Characteristics, Surf And Safety. Sydney University Press.

Surf Life Saving Queensland. (2019). Fact Sheets Beach Safety, Sting Stab Strike, Marine Stringers. 34.

Taroreh, Y. V., Pinontoan, O. R., & Suoth, L.

F. (2019). Hubungan  Antara

Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan Safety Riding Pada Komunitas Motor Honda Cbr Manado Community. Kesmas, 8(4). Retrieved                  From

Https://Ejournal.Unsrat.Ac.Id/Index .Php/Kesmas/Article/View/23963

Wibawa, I. M. F. (2014). Pengetahuan Wisatawan Terhadap Rambu-Rambu Dan Sinyal Keselamatan Di Pantai Kuta. 16.

Winarti, R. (2018). Hubungan Pengetahuan Sikap Motivasi Dengan Praktek Perawat Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri Di Rsud Soewondo Kendal. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kesehatan,                   9(2).

Https://Doi.Org/10.33666/Jitk.V9i2 .193

513


Volume 9, Nomor 5, Oktober 2021