Community of Publishing in Nursing (COPING), p-ISSN 2303-1298, e-ISSN 2715-1980

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELOMPOK ODHA LSL DENGAN PERSEPSI ODHA LSL TENTANG HIV/AIDS

Elisabeth Dyah Yulianti, Cucu Rokayah*, Siti Sugih Hartiningsih Program Studi Sarjana Keperawatan, STIKes Dharma Husada Bandung *[email protected]

ABSTRAK

WHO menyebutkan bahwa di akhir tahun 2017 sebanyak 36,9 juta orang hidup dengan HIV. Sebanyak 3.5 juta jiwa diantaranya ada di Asia tenggara. Seseorang yang menderita HIV AIDS sering mengalami masalah-masalah psikologis terutama kecemasan, depresi, rasa bersalah (akibat perilaku seks dan penyalahgunaan obat), sehingga menimbulkan dorongan untuk bunuh diri. Tergambar bahwa persepsi ODHA terhadap penyakit yang diderita cenderung negatif dan berpotensi menimpulkan sikap yang negatif pula. Sarafino menyatakan bahwa adanya dukungan sosial berarti adanya penerimaan dari orang tua atau sekelompok orang terhadap individu yang menimbulkan persepsi dalam dirinya bahwa ia disayangi, diperhatikan, dihargai dan ditolong. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial kelompok ODHA terhadap persepsi ODHA LSL tentang HIV/AIDS di LSM Puzzle Indonesia Kiara Condong Kota Bandung. Jenis penelitian berupa deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian sebanyak 119, dengan metode pengumpulan data accidental sampling sehingga diperoleh 46 responden. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dukungan sosial dan keusioner persepsi. Analisa univariate menggunakan distribusi frekuensi, dan analisa bivariate menggunakan Spearman Range. Hasil penelitian menunjukan, ODHA LSL menyatakan mendapat dukungan dari LSM puzzle Indonesia sebanyak 71.7% dan sebanyak 76.1% ODHA LSL memiliki persepsi positif. Hubungan dukungan sosial kelompok dengan persepsi memiliki p-value 0.026. Kesimpulannya adalah terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial kelompok ODHA LSL dengan persepsi ODHA LSL tentang HIV/AIDS di LSM Puzzle Indonesia Kota Bandung.

Kata kunci: dukungan sosial, HIV/AIDS, ODHA LSL, persepsi

ABSTRACT

WHO states that at the end of 2017 as many as 36.9 million people lived with HIV. 3.5 million of them are in southeast Asia. Someone who suffers from HIV AIDS often experiences psychological problems, especially anxiety, depression, guilt (due to sexual behavior and drug abuse), giving rise to suicidal ideation. It is illustrated that their perception of the illness suffered tends to be negative and has the potential to lead to negative attitudes. Sarafino states that the existence of social support means the acceptance of a parent or group of people towards an individual who gives rise to a perception in him that he is loved, cared for, valued and helped. This study aims to determine the relationship between social support for PLWHA MSM (People Living With HIV/AIDS, Men sex to Men) groups towards the perceptions of PLWHA MSM about HIV / AIDS in the NGO (Non-Governmental Organizations) Puzzle Indonesia Kiara Condong, Bandung. This type of research is descriptive correlation with cross sectional approach. The study population was 119, with accidental sampling data collection methods so that 46 respondents were obtained. The instruments in this study used a social support questionnaire and perceptual questionnaire. This research uses a frequency distribution as univariate analysis, and uses a Spearman Range as bivariate analysis. The results showed that PLWHA MSM stated that they received support from the Indonesian puzzle NGO as many as 71.7% and as many as 76.1% of PLWHA MSM had positive perceptions. The relationship of the social support group with perception has a p-value of 0.026. The conclusion is that there is a significant relationship between the social support of PLWHA MSM groups with the perception of PLWHA MSM about HIV / AIDS in the Puzzle Indonesia NGO, Bandung City.

Keywords: HIV/AIDS, perception, PLWHA MSM, social support

PENDAHULUAN

Human Immunodeficiency Virus atau HIV, menurut Departemen Kesehatan RI (2014) adalah sejenis virus yang menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV. Penderita HIV disebut dengan ODHA atau Orang Dengan HIV/AIDS.

WHO (World Health Organitation) menyebutkan bahwa di akhir tahun 2017 sebanyak 36,9 juta orang hidup dengan HIV. Sebanyak 3.5 juta jiwa diantaranya ada di Asia tenggara. Kementrian Kesehatan RI menyebutkan bahwa sejak pertama kali ditemukan sampai dengan Juni 2018, HIV/ AIDS telah dilaporkan keberadaannya oleh 433 (84,2%) dari 514 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia.

Menurut Hutapea (dalam Hermawati 2011), seseorang yang menderita HIV AIDS sering mengalami masalah-masalah psikologis terutama kecemasan, depresi, rasa bersalah (akibat perilaku seks dan penyalahgunaan obat), sehingga menimbulkan dorongan untuk bunuh diri. Tergambar bahwa persepsi ODHA terhadap penyakit yang diderita cenderung negatif dan berpotensi menimpulkan sikap yang negatif pula. Persepsi memiliki peranan penting dalam setiap individu termasuk juga ODHA sebagai manusia.

Chatib (dalam Khalid 2011) mengungkapkan bahwa pada subyek tahap AIDS, meningkatnya distress fisik berkorelasi dengan merendahnya persepsi mengenai ketersediaan dukungan sosial.

Menurut King yang dikutip oleh Avisinna (2017), dukungan Sosial adalah informasi atau umpan balik dari orang lain yang menunjukkan bahwa seseorang dicintai dan diperhatikan, dihargai, dan dihormati, dan dilibatkan dalam jaringan komunikasi dan kewajiban yang timbal balik. Dikutip oleh Khalid (2011), Sarafino menyatakan bahwa adanya dukungan sosial

berarti adanya penerimaan dari orang tua atau sekelompok orang terhadap individu yang menimbulkan persepsi dalam dirinya bahwa ia disayangi, diperhatikan, dihargai dan ditolong.

Fatmala (2016) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa akses LSL terhadap VCT dinilai masih cukup rendah dikarenakan stigma dan stereotype terhadap LSL, HIV dan AIDS. Fatmala juga menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan VCT oleh LSL meliputi pengetahuan, persepsi, informasi, ketersediaan fasilitas dan sarana, dukungan teman dan sikap atau perilaku petugas kesehatan. Dukungan sosial menjadi penting bagi ODHA LSL, baik dari keluarga, teman dan juga komunitas.

Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial kelompok ODHA terhadap persepsi ODHA tentang HIV/AIDS di LSM Puzzle Indonesia Kiara Condong Kota Bandung.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan di LSM Puzzle Indonesia Kiaracondong Kota Bandung pada tanggal 11 Juni – 11 Juli 2019. Populasi pada penelitian ini adalah ODHA LSL binaan LSM Puzzle Indonesia Kiaracondong Kota Bandung dengan menggunakan Accidental sampling. Sempel dalam penelitian ini yaitu ODHA LSL binaan LSM Puzzle Indonesia yang memenuhi kriteria inklusi dalam penelitian ini.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner dukungan sosial sebanyak 30 pernyataan dan persepsi sebanyak 24 pernyataan. Kegiatan ini dilakukan atas persetujuan dari partisipan.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan cara memberikan kuesioner kepada responden. Responden terlebih dahulu memberikan persetujuan inform consent, kemudian responden mengisi kuesioner dan setelah selesai, peneliti mengecek kelengkapan data

kuesioner yang sudah diisi oleh responden, lalu melakukan pengolahan data.

Teknik analisa data yang digunakan yaitu analisa univariat dan bivariat. Dengan langkah – langkah: 1. Mengumpulkan data hasil penelitian pada program komputer, 2. Selanjutnya dilakukan pengkodingan, 3. Dianalisis menggunakan program komputer. Untuk analisa univariat hanya menggambarkan setiap variabel yang

digunakan dan karakteristik responden diantaranya umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, lama mengetahui status HIV dan lama mengenal LSM Puzzle Indonesia. Analisa Bivariat untuk menghubungkan dukungan sosial dan persepsi ODHA LSL di LSM Puzzle Indonesia.

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian sebagai berikut ini.

Tabel 1.

Pendapat ODHA terkait dukungan sosial kelompok yang diterima ODHA LSL (n=46)

Dukungan Sosial

f                     %

Kurang Mendapat Dukungan

13                           28.3

Mendapat Dukungan

33                         71.7

Tabel 1 didapatkan data sebanyak 33 subjek penelitian mengatakan (71.7%) mendapat dukungan sosial yang baik dari LSM Puzzle Indonesia. Data tersebut

menunjukan bahwa LSM Puzzle Indonesia sudah berusaha memberikan dukungan kepada ODHA LSL dan dukungan tersebut dirasakan oleh ODHA LSL binaan

Tabel 3.

Persepsi ODHA LSL tentang HIV/AIDS (n=46)

Persepsi

f                       %

Persepsi Negatif                         11                            23.9

Persepsi Positif                           35                             76.1

Berdasarkan tabel 3 didapatkan data sebanyak 35 subjek penelitian (76.1%) memiliki persepsi yang positif. ODHA LSL

tentang HIV/AIDS yang diidapnya, meskipun masih menerima stigma dari masyarakat.

di LSM Puzzle Indonesia sebagian besar

sudah memiliki persepsi yang positif

Tabel 4.

Hubungan dukungan sosial kelompok ODHA LSL terhadap persepsi ODHA tentang stigma HIV/AIDS(n=46)

Hubungan                          R hitung p-      Koefisien     Keputusan

value    Korelasi

Hubungan dukungan sosial kelompok 0.005     0.026   0.327        Ho ditolak

dengan persepsi

Tabel 4 hasil penelitian menunjukan

PEMBAHASAN

P value =0.026 lebih kecil dari (0.05), maka Ho ditolak, sehingga ada hubungan signifikan antara dukungan sosial kelompok ODHA LSL terhadap persepsi ODHA LSL tentang stigma HIV/AIDS. Koefisien korelasi 0.327 berarti ada hubungan signifikan namun lemah.

Hasil penelitian tentang hubungan dukungan sosial kelompok ODHA LSL terhadap persepsi ODHA LSL tentang HIV/AIDS di LSM Puzzle Indonesia Kiaracondong kota Bandung menunjukan P value =0.026 lebih kecil dari (0.05), maka Ho ditolak, sehingga ada hubungan signifikan antara dukungan sosial kelompok ODHA LSL terhadap persepsi

ODHA LSL tentang stigma HIV/AIDS. Koefisien korelasi 0.327 berarti ada hubungan signifikan namun lemah.

Berdasarkan data yang didapat dalam penelitian ini, dari 46 total sampel, sebanyak 33 subjek penelitian merasa mendapatkan dukungan dari LSM Puzzle Indonesia. ODHA LSL yang tergabung dalam LSM Puzzle Indonesia terbanyak pada rentang usia 18-35 tahun berjumlah 39 orang dengan presentase 84,8 %. Sesuai dengan teori dari Ericson yang menyebutkan bahwa usia 18-35 tahun merupakan tahapan dewasa muda dimana pada tahapan ini seseorang merasa siap untuk membangun hubungan yang dekat dan intim dengan orang lain. Ericson juga menambahkan jika sukses membangun hubungan yang erat, seseorang akan mampu merasakan cinta dan kasih sayang.

Berdasarkan data yang didapatkan dari penelitian ini, sebanyak 35 subjek penelitian (76.1%) memiliki persepsi positif terhadap HIV/AIDS dan 11 subjek penelitian (23.9%) memiliki persepsi negatif. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal. Tingkat pendidikan responden terbanyak ada pada tingkat pendidikan sedang. Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Semakin banyak pengetahuan dan informasi yang diterima oleh seseorang, maka persepsi dapat menjadi positif karna lebih memahami apa yang dipersepsikan.

Lama ODHA mengetahui status HIV juga dapat berpengaruh pada persepsi ODHA. Data menunjukan, lama ODHA mengetahui status HIV terbanyak pada kurun waktu 1-5 tahun. Pada tahapan ini ODHA dikategorikan sudah mengenal status HIV dengan baik, rasa ingin tahu tentang penyakit yang diidap oleh ODHA menggerakan ODHA untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan, dengan berjalannya waktu bertambah pula informasi yang ODHA dapatkan. Pada tahapan ini pengetahuan ODHA semakin bertambah, pengalaman semakin bertambah, dan semakin mengenal HIV

AIDS, maka persepsi ODHA semakin positif.

Persepsi menjadi pintu utama dalam menentukan sikap selanjutnya dari seseorang, termasuk juga yang dialami ODHA LSL dalam menyikapi stigma di masyarakat dan bagaimana ODHA mempersepsikan status HIV/AIDS yang diidapnya. Walgito (2010) menjelasakan proses terjadinya persepsi berawal dari lingkungan yang memberikan stimulus, kemudian individu sebagai organisme akan memberikan respon atau reaksi. Lingkungan ODHA dalam hal ini bisa keluarga, masyarakat dan juga komunitas. Ketika stimulus yang diterima ODHA dalam bentuk stimulus postif tentang status HIV/AIDS yang diidapnya, maka ODHA mampu mempersepsikannya secara positif pula.

Hasil uji korelasi dukungan sosial terhadap persepsi didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan sosial kelompok ODHA LSL terhadap persepsi tentang HIV/AIDS, nilai p value =0.026 kurang dari 0.05 dengan koeefisi korelasi 0.327, menunjukan hubungan signifikan lemah. Hal ini tergambar dari data 7 responden (15.2%) kurang mendapat dukungan, namun memiliki persepsi positif. Presentase ODHA yang kurang mendapat dukungan namun memiliki persepsi positif lebih tinggi dari presentase ODHA yang tidak mendapatkan dukungan dan memiliki persepsi negatif. Namun demikian ODHA yang mendapat dukungan dan miliki persepsi positif lebih tinggi presentasinya dari jumlah ODHA yang mendapat dukungan tapi memiliki persepsi negatif.Berdasarkan pada teori tentang persepsi, memang tidak ada yang menyebutkan bahwa dukungan sosial mempengaruhi secara langsung terhadap persepsi seseorang.

Data hasil penelitian menunjukan gambaran lama ODHA mengenal LSM Puzzle juga bervariatif namun terbanyak pada rentang 1-5 tahun. Seringnya interaksi yang dilakukan ODHA dengan kelompok

atau komunitas, semakin sering ODHA mendapat informasi, semakin positif pula persepsi yang dimiliki ODHA, seperti yang dikemukakan Hermawati (2010) bahwa terhadap hubungan antara interaksi sosial dengan persepsi.

Sejalan dengan Utami (2018) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang negatif signifikan antara persepsi stigma sosial terhadap kesejahteraan psikologis dan terdapat pengaruh yang positif signifikant dukungan sosial terhadap kesejahteraan psikologis. Semakin tinggi persepsi stigma sosial yang dimiliki individu maka akan semakin rendah kesejahteraan psikologis, begitu juga sebaliknya, persepsi stigma sosial yang rendah secara signifikan semakin tinggi kesejahteraan psikologis. Begitu juga dukungan sosial memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan psikologis, semakin tinggi dukungan sosial akan semakin tinggi kesejahteraan psikologis begitu juga sebaliknya bahwa rendahnya dukungan sosial secara signifikan semakin rendah kesejahteraan psikologis.

SIMPULAN

ODHA LSL di LSM Puzzle Indonesia sebagian   besar   sudah mendapatkan

dukungan sosial    dari LSM Puzzle

Indonesia, dengan persentase 71.7%. Persepsi ODHA LSL di LSM Puzzle Indonesia sebagian besar memiliki persepsi positif terhadap HIV/AIDS dengan persentase 76.1%. Adanya hubungan yang siginifika antara dukungan sosial kelompok ODHA LSL terhadap persepsi ODHA tentang HIV/AIDS, dengan nilai p-value = 0.026 kurang dari 0.05 dengan koefisien korelasi 0.327, menunjukan hubungan signifikan lemah

DAFTAR PUSTAKA

Avisinna. 2017. Dukungan Sosial Orang Dengan Hiv/Aids (Odha) Oleh Victory Plus Di Yogyakarta. Diunduh dari                   http://digilib.uin-

suka.ac.id/24628/1 /12250107_BAB-

I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf pada 28 Agustus 2018.

Depkes, 2014. Situasi Dan Anlisis HIV AIDS.        Diunduh        dari

http://www.depkes.

go.id/resourcesdownload/pusdatin/inf odatin/Infodatin%20AIDS.pdf. Pada 28 november 2018.

Depkes, 2017. Sistem Informasi HIV-AIDS dan    IMS.     Diunduh     dari

http://sihaDepkes go.id/portal/files_upload/Laporan_HI V_AIDS_TW_4_2017_rev.pdf pada 20 September 2018.

Depkes, 2018. Hari Aids Sedunia Momen Stop Penularan Hiv Saya Berani Saya Sehat.         Diunduh        dari

http://www.depkes.go.id/article/view/ 18120300001/hari-aids-sedunia-momen-stop-penularan-hiv-saya-berani-saya-sehat-.html. Pada 2 Januari 2019.

Dharma. 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.

Fatmala. 2016. Faktor Predisposing, Enabling Dan Reinforcing Dalam Pemanfaatan Vct Oleh Laki-Laki Seks Dengan Laki-Laki (LSL). Surabaya: Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.       Diunduh      dari:

https://media.neliti.com/media/public ations/76394-ID-none.pdf.      Pada

tanggal 20 juli 2019.

Hermawati. 2011. Hubungan Persepsi Odha Terhadap Stigmahiv/Aids masyarakatdengan Interaksi Sosial Pada Odha. Diunduh dari http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bi tstream/123456789/4864/1/PIAN%20 HERMAWATI- FPS.PDF. Pada 12 Oktober 2018

Khalid. 2011. Pengaruh Self Esteem Dan Dukungan     Sosial     Terhadap

Optimisme     Hidup     penderita

HIV/AIDS.      Diunduh     dari

http://repositoryuinjkt.ac.id /dspace/bitstream/123456789/486/1/I DHAM%20KHALID-FPS.pdf. Pada 15 okteober 2018

King. 2012. Psikologi Umum (Sebuah Pandangan Apresiatif). Jakarta: Salemba Humanika.

Walgito. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: ANDI.

WHO. 2018. HIV Data And Statistics. Diunduh dari https://www.who.int/hiv/data/en/ Pada 2 Januari 2019.

Volume 8, Nomor 1, April 2020

96