HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEMESTER VIII PROGRAM A UNIVERSITAS UDAYANA

Jayanti, L.D., Anom,D.G. (1), Gandasari, N.M.A. (2)

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Abstract. Motivation is the change of person’s energy that is characterized by presence of "feeling" and preceded by the response to the presence of the goal. Learning motivation is encouragement that exists and emerges in student to learn. In order to fulfill the terms of the right quality of learning, there are three aspects that need to be considered, such as students, faculty, and the environment. The quality of lecturers has the strongest relationship with learning motivation compared to intrinsic factors, methods of lectures, and material from college. A method of this research is descriptive correlation with cross-sectional design. The sample is consisted of 75 respondents who met the inclusion criteria and were selected by purposive sampling technique. Data collection was conducted by giving questionnaire to both variables. The results showed that the perception of students about lecturer’s teaching method is the most in medium category as many as 47 respondents (62.7 %) and 55 respondents in high category of learning motivation (73.3 %). This research used Rank Spearman statistic test and is obtained p value 0.000 < 0.05 means H0 is rejected which means there is a relationship between students' perceptions of lecturer’s teaching methods toward learning motivation on Nursing Student in 8th Semester A Program. The value of r is 0.662 which means there is a strong relationship between students' perceptions of lecturer’s teaching methods toward learning motivation. For further research, the researcher is expected to examine other variables that can affect the learning motivation.

Keywords: Perception, Lecturer’s Teaching Method, Motivation

PENDAHULUAN

Sektor pendidikan adalah salah satu faktor yang cukup berperan besar dalam rangka pengelolaan sumber daya manusia, guna menghasilkan sumber daya yang bermutu dan berkualitas baik, agar nantinya siap menghadapi berbagai macam tantangan dalam persaingan global. Sumber daya manusia yang baik tentu akan

berpengaruh terhadap kemampuan kognitif dan keterampilan (Suyabrata, 2010:8).

Dalam sistem pendidikan, perguruan tinggi merupakan ujung tombak dan paling menentukan untuk mencapai keberhasilan tujuan yang diharapkan. Salah satu bidang keilmuan pada jenjang perguruan tinggi yang setiap tahunnya semakin diminati mahasiswa, yaitu bidang

keperawatan. Dalam bidang keperawatan tentunya diperlukan sumber daya manusia yang memiliki wawasan mengenai kesehatan dan siap mengabdikan dirinya kepada masyarakat.

Salah satu kemajuan dalam bidang keperawatan di Indonesia adalah dengan diselenggarakannya program pendidikan tinggi ilmu keperawatan yang bertujuan untuk mendidik dan menghasilkan tenaga-tenaga perawat yang berkompeten dan profesional, yaitu perawat yang memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan yang baik serta memiliki motivasi dan dedikasi yang dapat diandalkan (Damayanthi, 2011).

Pendidikan keperawatan merupakan pendidikan profesi dimana polanya harus dikembangkan sesuai dengan kaidah ilmu dan profesi yang dilandaskan oleh akademik dan keprofesian. Pada pengembangan pendidikan keperawatan pola pembagian kelompok ilmu keperawatan terdiri dari ilmu keperawatan dasar, ilmu keperawatan komunitas, ilmu keperawatann klinik, ilmu penunjang. Salah satu ilmu pada pola pembagian kelompok ilmu keperawatan dasar, yaitu pendidikan keperawatan (Kusnanto, 2004).

Menurut Sudjana (2010), keberhasilan proses pengajaran banyak dipengaruhi oleh variabel-variabel yang datang dari pribadi mahasiswa, usaha dosen dalam

menyediakan dan menciptakan kondisi pengajaran, dan variabel lingkungan terutama sarana dan iklim yang memadai untuk tumbuhnya proses pengajaran (Sudjana, 2010).

Menurut Sobur (2009:296) motif yang paling baik dalam hal belajar adalah motif intrinsik. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Pujiadi (2007:50) menemukan bahwa kualitas dosen memiliki hubungan yang paling kuat dengan motivasi belajar dibandingkan dengan faktor intrinsik, metode perkuliahan, dan materi kuliah.

Menurut Mc. Donald yang dikutip oleh Sardiman (2011) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Jadi dalam penelitian ini motivasi belajar diartikan sebagai dorongan yang ada dan timbul dalam diri mahasiswa untuk belajar atau meningkatkan pengetahuan serta pemahamannya (Sardiman, 2011).

Pada mahasiswa keperawatan semester VIII Program A Fakultas Kedokteran Universitas Udayana sejumlah 88 orang dan didapatkan data 20 mahasiswa yang memiliki rata-rata nilai IPK 3,19 mengatakan bahwa motivasi belajar mengalami penurunan karena mengalami kejenuhan dan 25 mahasiswa mengatakan faktor pengajar mempengaruhi motivasi untuk

mengikuti perkuliahan tergantung dari faktor pengajar saat menerangkan materi. Jika pengajar dinilai mahasiswa tampak luwes dan interaktif saat menerangkan materi maka motivasi mahasiswa mengikuti perkuliahan dapat meningkat.

Untuk dapat mewujudkan keberhasilan dalam proses pembelajaran, tentunya para mahasiswa harus memiliki motivasi belajar yang tinggi. Peran dosen dalam mengajar dan institusi untuk menyediakan sarana dan prasarana belajar yang dibutuhkan. Hal tersebut dapat membantu menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar para mahasiswa. Berkaitan dengan uraian latar belakang diatas, maka

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa keperawatan semester VIII program A Universitas Udayana yang berjumlah 88 orang selama periode waktu pengumpulan data. Peneliti mengambil sampel sejumlah 75 orang sesuai dengan kriteria inklusi. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling.

Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data

Setelah mendapat surat izin dan melakukan pengkajian di tempat penelitian, seluruh sampel yang berjumlah 75 sampel dikumpulkan dalam satu ruang kelas. Mahasiswa diberikan penjelasan mengenai

diperlukan suatu penelitian mengenai hubungan antara persepsi mahasiswa tentang metode pengajaran dosen dengan motivasi belajar pada mahasiswa keperawatan semester VIII program A Universitas Udayana.

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan metode cross sectional, yang melakukan observasi atau pengukuran variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat.

Instrumen Penelitian

Pengumpulan data dilakukan dengan metode angket (kuesioner) dengan menggunakan skala Likert yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan karakteristik populasi dan hal-hal yang ingin diteliti. Kuesioner tersebut telah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.

penelitian yang dilakukan. Peneliti membagikan lembar persetujuan dan bagi mahasiswa yang besedia menjadi responden diberikan dua kuesioner, yaitu kuesioner persepsi mahasiswa tentang metode pengajaran dosen dan kuesioner motivasi belajar mahasiswa. Setelah kuesioner diisi dengan lengkap,

kuesioner dikumpulkan kembali pada peneliti.

Data yang telah terkumpul kemudian dilakukan skoring. Untuk kuesioner persepsi mahasiswa tentang metode pengajaran dosen dengan pilihan jawaban sangat kurang (SK) diberi skor 1, kurang (K) diberi skor 2, cukup (C) diberi skor 3, baik (B) diberi skor 4 dan untuk jawaban sangat baik (SB) diberi skor 5. Kuesioner ini terdiri dari 20 item pertanyaan, yang dibagi menjadi 3 kategori yaitu: kategori kurang (0-33), cukup (34-67), dan kategori baik (68-100).

Untuk kuesioner motivasi belajar mahasiswa dengan pernyataan positif pilihan jawaban sangat setuju (SS) diberi skor 5, setuju (S) diberikan skor 4, ragu-ragu (R) diberi skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor 2 dan untuk jawaban sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1. Pernyataan negatif untuk jawaban sangat setuju (SS) diberi skor 1, setuju (S) diberikan skor 2, ragu-ragu (R) diberi skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor 4, dan untuk sangat tidak setuju (STS) diberi skor 5. Kuesioner ini terdiri dari 20 item pertanyaan, yang dibagi menjadi 3 kategori yaitu: kategori rendah (0-33), sedang (3467), dan kategori tinggi (68-100).

Untuk menguji adanya hubungan antara persepsi mahasiswa tentang metode pengajaran dosen dengan motivasi belajar pada mahasiswa keperawatan semester VIII program A Univesrsitas

Udayana dengan masing-masing berupa skala ordinal dipergunakan uji Korelasi Rank Spearman dengan bantuan program komputer (tingkat kepercayaan 95%, p ≤ 0,05).

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian menemukan bahwa responden terbanyak memiliki persepsi tentang metode pengajaran dosen dalam kategori cukup sejumlah 47 responden (62,7%), 28 responden (37,3%) yang termasuk kategori baik dan tidak ada responden yang termasuk kategori kurang. Sedangkan untuk tingkat motivasi, didapatkan hasil bahwa responden terbanyak memiliki motivasi belajar tinggi sejumlah 55 responden (73,3%), 20 responden (26,7%) dengan motivasi belajar sedang dan tidak ada responden yang memiliki motivasi belajar rendah. Untuk hasil tabulasi silang penelitian menunjukkan bahwa dari 75 responden, persepsi mahasiswa terbanyak tentang metode pengajaran dosen termasuk dalam kategori cukup dan memiliki motivasi belajar tinggi sejumlah 27 responden.

Berdasarkan uji statistik menggunakan uji Korelasi Rank Spearman dengan bantuan program komputer (tingkat kepercayaan 95%, p ≤ 0,05), ditemukan nilai p = 0,000 dan r = 0,662 artinya hipotesis penelitian diterima (p < α).

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan responden terbanyak memiliki persepsi tentang metode pengajaran dosen kategori cukup yaitu sebanyak 47 responden (62,7%).

Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Elliot et al. (2000:6), terdapat beberapa karakter yang efektif dalam mengajar, yaitu: (a) mampu menggunakan bahasa sebagai media penyampaian materi yang menarik, (b) mampu menguasai materi pembelajaran, (c) mampu menghubungkan antara pengetahuan yang dikuasai dengan kepentingan peserta didiknya untuk menguasai materi. Disini peran pengajar dianggap penting dan jika pengajar mampu menarik perhatian dalam menyampaikan ide-ide mereka, akan menggugah motivasi belajar para anak didiknya.

Hal ini juga diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanik Mudayati (2008) bahwa persepsi mahasiswa terhadap penguasaan materi dosen dalam melakukan pembelajaran memiliki pengaruh terhadap nilai indeks prestasi mahasiswa. Ketika persepsi mahasiswa mengenai penguasaan materi oleh dosen dianggap baik, maka daya tangkap mahasiswa mengenai materi yang diajarkan dosen juga baik sehingga prestasinya juga meningkat.

Hasil penelitian mengenai motivasi belajar menunjukkan responden terbanyak memiliki

motivasi belajar tinggi sejumlah 55 responden (73,3%).

Gambaran ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Sardiman (2011), menyebutkan bahwa dalam kegiatan belajar-mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi bagi anak didik dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.

Hasil penelitian menunjukkan persepsi mahasiswa tentang metode pengajaran dosen terbanyak adalah persepsi dalam kategori cukup dengan motivasi belajar tinggi yaitu berjumlah 27 responden (36%). Hasil statistik juga menunjukkan ada hubungan antara persepsi mahasiswa tentang metode pengajaran dosen dengan motivasi belajar pada mahasiswa keperawatan semester VIII program A Universitas Udayana dengan p value 0,000 dan nilai koefisiensi korelasinya yaitu 0,662 yang artinya terdapat hubungan kuat antara kedua variabel penelitian tersebut.

Menurut penelitian Hermawati (2010), keberhasilan seorang dosen dalam proses belajar-mengajar harus didukung oleh kemampuan pribadinya yang salah satunya adalah sikap yang simpatik dan menarik, luwes, bijaksana dan sederhana dalam bertindak. Dosen harus simpatik dan menarik dalam

menerangkan materi perkuliahan agar disenangi oleh para mahasiswa.

Berdasarkan hasil penelitian Hanu Rahmantyo (2006), dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara persepsi mahasiswa terhadap kemampuan dosen dalam mengajar dengan motivasi belajar mahasiswa. Namun tingkat signifikansinya kurang yang disebabkan adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi. Semakin baik persepsi mahasiswa tentang metode pengajaran dosen maka semakin tinggi motivasi belajar mahasiswa, begitu pula sebaliknya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Persepsi mahasiswa tentang metode pengajaran dosen pada mahasiswa keperawatan semester VIII Program A Universitas Udayana tahun 2014 terbanyak kedalam kategori cukup sejumlah 47 responden (62,7%) dan untuk motivasi belajar terbanyak memiliki motivasi belajar tinggi sejumlah 55 responden (73,3%). Berdasarkan hasil penelitian pada mahasiswa keperawatan semester VIII program

A Universitas Udayana diperoleh hasil p value 0,000 yang berarti nilai p≤0,05, dengan koefisiensi korelasinya yaitu 0,662 berarti terdapat korelasi positif diantara kedua variabel dengan nilai kuat. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan kuat antara persepsi mahasiswa tentang metode pengajaran dosen dengan motivasi belajar pada mahasiswa keperawatan semester VIII program A Universitas Udayana.

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti kepada institusi dan staff pengajar sesuai dengan hasil penelitian ini, yaitu diharapkan para pengajar dapat lebih mengoptimalkan metode pengajaran yang diberikan bagi para mahasiswa dalam proses belajar-mengajar guna meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan dapat meneliti faktor atau variabel lain yang mempengaruhi motivasi belajar pada mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Damayanthi, M. (2011). Hubungan


Antara Motivasi Belajar Mahasiswa dengan Prestasi Belajar pada Mata Kuliah Anatomi Fisiologi Mahasiswa


Semester II di Akper Kesdam IX/Udayana. Skripsi tidak diterbitkan. Denpasar: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Elliot, et al. (2000). Educational Psychology: Effective Teaching, Effective learning. America: The Mc. Graw Hill Companies.

Hamzah B. Uno. (2008). Model Pembelajaran:    Menciptakan

Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Asksara.

Hermawati. (2010). Hubungan Persepsi Mahasiswa Tentang Kepribadian dan Kemampuan Dosen Dalam Mengajar dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Akademi Kebidanan Kutai Husada Tenggarong. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Kusnanto. (2004). Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC.

Mudayati, H. (2008). Hubungan Persepsi Mahasiswa Tentang Metode Pembelajaran dan Penguasaan Materi Dosen dengan Prestasi Belajar

Mahasiswa Prodi D III Kebidanan         Universitas

Tulungagung. Thesis tidak diterbitkan. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Pujiadi, A. (2007). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa: Studi Kasus Pada Fakultas Ekonomi Universitas Bunda Mulia. Business and Management Journal Bunda Mulia, 3 (2): 4051.

Rahmantyo, Hanu. (2006). Hubungan Antara Persepsi Mahasiswa           Tentang

Kemampuan Dosen Dalam Mengajar dengan Motivasi Belajar. Naskah Publikasi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia.

Sardiman, (2011). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Cetakan Kedua puluh. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Sobur A. 2009. Psikologi Umum.

Bandung: Pustaka Setia.

Sudjana. (2010). Stretegi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.