HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN TINDAKAN PAP SMEAR PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
on
HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN TINDAKAN PAP SMEAR PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II DENPASAR BARAT
Sri Widiani, N.K., Nengah Runiari,S.Kp,M.Kep,Sp.Mat (1)., Ns.Ni Ketut Guru Prapti, S.Kep, MNS(2)
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Abstract. Cervical cancer is stated as the second cause of death of woman worldwide. An increased risk of cervical cancer every year is a serious threat for woman which highly related to their reproduction health. Short of awareness and less motivation to follow "pap smear" examination caused by several factors. This research aims to find out the relation between motivation and "pap smear" examination to woman of childbearing age. This research uses corelational with cross sectional approaching technique. Specimen election in purposive sampling with 108 respondents involved. Data collection by using questionnaire.The result of this research shows that among 108 childbearing age woman (CAW), there is 1 (4,7 %) who have high motivation and have done "pap smear" examination. 20 of respondents (16,3 %) CAW has high motivation but havent done any "pap smears " examination. Another 23 respondents (19,3%) CAW have average motivation and have done "pap smears" examination. The rest 64 respondents (67,7%)CAW have average motivation and have not done any "pap smear" examination. And none od CAW with low motivation and ever or never do "pap smear" examination.The result of chi-square significantly shows P value 0.032 with (alfa = 0.5), so there is relation between motivation and "pap smear" examination to woman of childbearing age.In accordance to the result of this research, it is highly suggested to medical person to promote any programs that encourage and motivate childbearing age woman to do a 'pap smear" examination and increasing woman of childbearing age's knowledge who actively doing sexual intercourse to so "pap smear" examination.
Key words : Motivation, Pap Smear Examination, Childbearing Age Woman.
PENDAHULUAN
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan kesehatan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta bukan hanya terbatas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya (BKKBN, 2009). Masalah kesehatan reproduksi yang dihadapi oleh wanita pada saat ini adalah meningkatnya infeksi pada organ reproduksi, yang pada
akhirnya menyebabkan kanker. Salah satu kanker yang menyebabkan kematian nomor dua pada wanita adalah kanker serviks (Wijaya & Delia, 2010). Rendahnya tentang deteksi dini atau screening kanker serviks merupakan salah satu alasan semakin berkembangnya kanker serviks. Masih banyak wanita di Indonesia yang kurang mendapat informasi dan pelayanan terhadap penyakit kanker serviks karena tingkat ekonomi rendah dan tingkat
pengetahuan wanita yang kurang tentang pap smear (Meutia, 2008).
Cara pendeteksian kanker leher rahim dengan metode pap smear memang sangat dianjurkan sebab dengan metode ini seorang wanita dapat mengetahui bagaimana keadaan kesehatan organ reproduksinya. Pap smear juga salah satu media untuk mendeteksi adanya kanker serviks yaitu tumor ganas yang tumbuh di dalam serviks yang menempel pada puncak vagina. Rendahnya kesadaran dan kurangnya motivasi wanita untuk melakukan pemeriksaan Pap smear akan menyebabkan terjadinya peningkatan kejadian kanker serviks yang merupakan ancaman yang serius bagi kaum wanita terkait dengan masalah kesehatan reproduksi, sehingga penelitian ini menjadi penting untuk hubungan motivasi dengan tindakan wanita usia subur yang melakukan pap smear.
Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menuaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dari berbagai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya (Siagian, 2008). Hal ini menunjukan setiap tindakan seseorang mempunyai tujuan yang akan dicapai. Makin jelas tujuan yang diharapkan atau akan dicapai, maka semakin jelas pula bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan Taufik, (2007). Tindakan akan lebih dapat berhasil apabila tujuannya jelas dan didasari oleh yang dimotivasi. Pengetahuan dapat memberikan informasi atau fakta yang benar mengenai perilaku seseorang.
Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti melalui wawancara terhadap 10 orang WUS di wilayah kerja Puskesmas Denpasar Barat II, diperoleh hasil 9 responden yang tidak melakukan pap smear yang di sebabkan oleh ketakutan untuk naik ke meja ginekologi, takut dengan hasil pemeriksaan,malu untuk melepaskan pakian dalam, serta malu di periksa oleh dokter laki-laki dan sisanya yaitu 1 responden yang melakukan pemeriksaan pap smear yang disebabkan oleh keinginan diri sendiri untuk mengetahui kesehatan dalam dirinya serta melihat dari kasus tetangganya yang terdiagnosa kanker serviks.
Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan motivasi dengan tindakan pap smear pada wanita usia subur di Banjar Munang-Maning Desa Pemecutan Kelod Tahun 2014. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dan rancangan penelitian menggunakan korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini dilakukan terhadap Wanita Usia Subur. Pengukuran motivasi menggunakan kuesioner motivasi dan pengukuran tindakan menggunakan kuisioner tindakan pap smear. Dalam penelitian ini ditetapkan jumlah responden sebanyak 108 WUS.
METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan Cross Sectional.
Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh WUS di wilayah kerja
Puskesmas Denpasar barat II Banjar Munang-Maning, Desa Pemecutan Kelod yang berjumlah 151 orang. sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 108 sampel. Pengambilan sampel disini dilakukan dengan teknik Purposive Sampling.
INSTRUMEN PENELITIAN
Pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner, yang sebelumnya sudah diuji validitas dan reliabilitas oleh peneliti Pengumpulan data untuk mengukur motivasi dilakukan dengan memberikan kuisioner motivasi sedangkan tindakan pap smear di lakukan dengan memberikan kuisioner tindakan pap smear.
PROSEDUR PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS DATA
Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian kuisioner kepada WUS. Tekhnik pelaksanaan pengumpulan data yaitu : Saat pengumpulan data peneliti dibantu oleh 3 orang Enumerator yaitu petugas Puskesmas II Denpasar Barat. Sebelum melaksanakan penelitian telah dilaksanakan pelatihan terhadap Enumerator, untuk menyamakan persepsi mengenai cara pengumpulan data dan alat ukur. Setelah mendapatkan ijin untuk melaksanakan penelitian, langkah pertama pengumpulan data adalah menyeleksi calon responden dengan berpedoman pada kriteri inklusi. Setelah mendapatkan responden yang dikehendaki maka langkah selanjutnya peneliti meminta persetujuan dari responden penelitian dengan memberikan surat persetujuan dan meminta tanda tangan responden apabila bersedia
untuk diteliti, setelah responden setuju untuk diteliti, enumerator dan peneliti memberikan kuisioner. Pengisian kuisioner oleh responden dibimbing oleh peneliti untuk mencegah ketidakpahaman dari pertanyaan dan bias, dengan memilih satu dari beberapa pilihan jawaban dari masing-masing pertanyaan sesuai dengan apa yang dialami oleh responden. Selanjutnya peneliti melakukan pengumpulan data kuisioner dan melakukan penghitungan skor. Data yang telah terkumpul kemudian ditabulasi ke dalam matriks pengumpulan data yang telah dibuat sebelumnya oleh peneliti dan kemudian dilakukan analisis data. Hasil yang didapat kemudian dianalisis secara bivariat dengan uji statistik Chi Square (p ≤ 0,05).
HASIL PENELITIAN
a) Karakteristik Motivasi
melakukan Pap Smear
Gambar 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi Melakukan Pap Smear di Banjar Munang-Maning, Desa Pemecutan Kelod.
Gambar 5.1 menunjukan dari 108 responden penelitian, sebagian besar responden yang memiliki nilai motivasi sedang sebanyak 80,6% (87 orang) dan dari seluruh responden tidak ada yang memiliki nilai motivasi rendah.
-
a) Tindakan WUS untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear
Gambar 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan WUS Untuk Melakukan Pap Smear di Banjar Munang-Maning, Desa Pemecutan Kelod
Gambar 5.2 menunjukan sebagian besar responden yang tidak pernah melakukan pap smear sebanyak 77,8% (84 orang) dari jumlah 108 responden.
-
b) Hubungan Motivasi Dengan Tindakan Pap Smear Pada Wanita Usia Subur Di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat
Data yang sudah terkumpul selanjutnya dianalisis menggunakan metode analisis statistic non parametrik Chi-Square untuk menganalisis hubungan motivasi dengan tindakan pap smear pada wanita usia subur di wilayah kerja puskesmas II denpasar barat. Hasil analisis data dapat ditampilkan dengan menggunakan tabel distribusi sebagai berikut : dari 108 responden terdapat 1 (4,7%) WUS yang memiliki motivasi tinggi dan pernah melakukan pap smear, terdapat 20 (16,3%) WUS memiliki motivasi tinggi dan tidak pernah melakukan pap smear, terdapat 23 (19,3%) WUS memiliki motivasi sedang dan pernah melakukan pap smear, terdapat 64 (67,7%) WUS memiliki motivasi sedang dan tidak pernah melakukan pap smear dan tidak terdapat WUS
yang memiliki motivasi rendah dan pernah atau tidaknya melakukan pap smear. Hasil uji Chi-Square di dapatkan nilai signifikansi p value 0,032 dengan nilai (α = 0,05). Ini berarti Ha diterima yang menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan tindakan pap smear pada wanita usia subur di wilayah kerja puskesmas II denpasar barat.
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan penelitian terhadap 108 WUS di Banjar Munang-Maning Desa Pemecutan Kelod. Maka dapat diperoleh data yaitu sebagian sebesar 80,6% (87 orang) yang memiliki motivasi sedang dan dari seluruh responden tidak ada yang memiliki nilai motivasi rendah. Dari hasil wawancara yang dilakukan,sebagian responden menyatakan bahwa mendapat dukungan dan izin dari suami dan keluarga, namun keinginan dari diri ibu dalam melakukan pap smear masih kurang . Hal tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan Bakheit dan Haron bahwa alasan wanita menolak melakukan Pap smear adalah karena tidak diizinkan oleh suami dan tidak mendapat dukungan dari keluarga (Nurhasanah, 2008).Setelah dilakukan penelitian terhadap
Wanita Usia Subur di Banjar Munang-Maning Desa Pemecutan Kelod diperoleh data yaitu terdapat 77,8% (84 orang) yang tidak pernah melakukan pap smear dan sebanyak 22,2 % (24 orang). Menurut Notoatmodjo (2007) Tindakan adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang setelah menentukan sikap,
tindakan dalam perilaku disebut psikomotor. Beberapa faktor hambatan pemeriksaan Pap smear, diantaranya adalah perilaku wanita usia subur yang enggan untuk diperiksa karena tidak pernah mengetahui tentang Pap smear.Berdasarkan hasil uji statistik non parametrik Chi-Square dengan menggunakan bantuan komputer dengan tingkat kemaknaan p < 0,05 didapatkan hasil nilai p = 0,032. Jika dibandingkan dengan tingkat kemaknaan, maka 0,032 < 0,05, berarti HO ditolak. Berdasarakan statistik, maka hipotesa kerja diterima yang berarti ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan tindakan pap smear pada wanita usia subur.
Menurut Siagian (2008) Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menuaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dari berbagai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini menunjukan setiap tindakan seseorang mempunyai tujuan yang akan dicapai. Makin jelas tujuan yang diharapkan atau akan dicapai, maka semakin jelas pula bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan Taufik, (2007). Tindakan akan lebih dapat berhasil apabila tujuannya jelas dan didasari oleh yang dimotivasi. Pengetahuan dapat memberikan informasi atau fakta yang benar mengenai perilaku seseorang. Hasil penelitian yang didapatkan sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2006) yang meneliti tentang gambaran karakteristik wanita yang melakukan pemeriksaan pap smear. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian yang motivasi wanita melakukan papsmear karena mendapat informasi (40,0%), penyuluhan tenaga kesehatan (34,0%), gejala (26,0%). Informasi pap smear diperoleh dari petugas kesehatan (44,0%), tetangga/teman/keluarga (32,0%), televisi (12,0%), buku (12,0%).Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan motivasi dengan tindakan pap smear pada WUS. Hal ini menunjukan bahwa WUS yang memiliki motivasi sedang tetapi tidak mau melakukan pap smear karena masih tingginya rasa malu, cemas, takut akan hasil yang masih menghambat WUS untuk melakukan pap smear. Sehingga, hal ini harus dijadikan gambaran dan alasan untuk lebih digalakkan lagi dengan kegiatan sosialisasi/penyuluhan tentang pap smear.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari 108 responden penelitian, sebagian besar responden yang memiliki nilai motivasi sedang sebanyak 80,6% (87 orang) dan dari seluruh responden tidak ada yang memiliki nilai motivasi rendah.Sebagian besar responden yang tidak pernah melakukan pap smear sebanyak 77,8% (84 orang) dari jumlah 108 responden.hasil uji statistik Chi-Square menunjukan ada hubungan antara motivasi dengan tindakan pap smear pada wanita usia subur dengan p value = 0,032
(p<0,05). Bagi perawat/bidan di Puskesmas II Denpasar Barat : Perlunya peningkatan pengetahuan tentang wanita usia subur yang aktif melakukan hubungan seksual tentang pemeriksaan pap smear, yang dapat dilakukan melalui pemberian informasi secara lengkap tentang pemeriksaan pap smear dan membangun informasi positif tentang pemeriksaan pap smear dengan melibatkan peran kader kesehatan melalui kegiatan penyuluhan dan penyebaran informasi tentang manfaat pemeriksaan pap smear. Diharapkan dapat menggalakkan program-program yang dapat mendorong dan memotivasi WUS melakukan pemeriksaan pap smear, seperti program pemeriksaan pap smear secara rutin dan gratis. Bagi Peneliti Selanjutnya : Agar dapat dilakukan yang lebih luas dan mendalam pada kajian tindakan WUS melakukan pap smear dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan ibu melakukan pemeriksaan pap smear.Agar peneliti selanjutnya dapat mengembangkan lebih lanjut mengenai motivasi dan berbagai faktor yang mempengaruhi keengganan wanita usia subur untuk melakukan pemeriksaan pap smear sehingga mendapatkan hasil yang optimal.Perlunya dilakukan penelitian lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dan tindakan ibu melakukan pemeriksaan Pap Smear dengan melihat pemberi pelayanan.Agar peneliti selanjutnya dapat meneliti dengan menggunakan metode observasi untuk mengetahui ibu dalam melakukan pemeriksaan pap smear.
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN. (2008). Penanggulangan Masalah Kesehatan
Reproduksi. Jakarta :
BKKBN.
Darnindro, Nikko, dkk. 2006,
Pengetahuan Sikap Perilaku Perempuanyang Sudah Menikah Mengenai Pap Smear dan Faktor-Faktor yang
Berhubungan Di Rumah Susun Klender Jakarta 2006. Jakarta,FKUI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan. (online), available: http//Depkes RI/ (20 Maret 2011).
Diananda, R. (2009). Panduan Lengkap Mengenal Kanker, Cetakan I, Jogjakarta: Harapan.
Fransiska, O. (2012). Karakteristik, Hambatan Wanita Usia Subur Melakukan Pap Smear Di Puskesmas Kedai Durian, Medan Johor, Fakultas Keperawatan Sumatra Utara.
Hapsari. 2006. Gambaran Karakteristik Wanita yang Melakukan Pemeriksaan Pap Smear. (Online) available :
http://library.usu.ac.id/ keperawatan.pdf. 5
Desember 2012.
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
Siagian. 2008. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya.
Taufik. 2007. Faktor Risiko Kanker Serviks Uteri. (Online)
available :
http://library.usu.ac.id/ keperawatan.pdf. 5 Desember 2012
Widyasari. 2010. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Motivasi Wanita Pasangan Usia Subur (PUS) Dalam Melakukan Pemeriksaan Pap Smear di Desa Mander Kecamatan Tambakboyo Kabupaten Tuban. (Online)
available :
http://library.usu.ac.id/ keperawatan.pdf. 5 Desember 2012
Yantini. (2011). Hubungan Dukungan Suami dengan Pengetahuan tentang Pencegahan Kanker Leher Rahim Pada Wanita Pasangan usia Subur di Puskesmas Peganda. Semarang. KTI diterbitkan. Kebidanan. Universitas Muhadiyah.
Discussion and feedback