DERMATOGLYPHIC PATTERNS OF LONG-TAILED MACAQUE POPULATIONS IN BALURAN NATIONAL PARK, SITUBONDO, EAST JAVA
on
Buletin Veteriner Udayana Volume 15 No. 6: 1333-1344
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Desember 2023
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/bulvet https://doi.org/10.24843/bulvet.2023.v15.i06.p33
Terakreditasi Nasional Sinta 4, berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi No. 158/E/KPT/2021
Pola Dermatoglifi Populasi Monyet Ekor Panjang di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur
(DERMATOGLYPHIC PATTERNS OF LONG-TAILED MACAQUE POPULATIONS IN BALURAN NATIONAL PARK, SITUBONDO, EAST JAVA)
Luvi Indah Ratna Desy1*, I Nengah Wandia2,3, I Gede Soma3
-
1Mahasiswa Pendidikan Sarjana Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, Jl. P.B. Sudirman, Denpasar, Bali, Indonesia, 80234;
-
2Laboratorium Anatomi dan Embriologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, Jl. P.B. Sudirman, Denpasar, Bali, Indonesia, 80234;
-
3Pusat Penelitian Satwa Primata LPPM Unud, Kampus Bukit Jimbaran Bali, Badung, Bali, Indonesia, 704622
*Corresponding author email: [email protected]
Abstrak
Variasi dermatoglifi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di suatu pulau dan hubungan genetik antarpopulasi masih banyak yang belum terungkap. Sampai saat ini, belum ada laporan atau kajian ilmiah yang mengungkapkan data tersebut di Taman Nasional Baluran. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan variasi pola dermatoglifi populasi monyet ekor panjang di Taman Nasional Baluran mengingat populasi Macaca fascicularis di daerah Jawa Timur memiliki peranan penting dalam sejarah penyebaran di Kepulauan Selatan Indonesia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 14 ekor Macaca fascicularis yang terdiri dari 10 jantan dan 4 betina yang diambil secara acak di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Pengambilan cetakan dermatoglifi dengan menggunakan metode plastik perekat transparan. Hasil analisis, menemukan 3 pola dasar dermatoglifi yaitu open field, whorl, dan loop. Tipe pola dikedua belah ujung jari tangan dan kaki Macaca fascicularis semuanya seragam berpola whorl. Pola open field merupakan pola dengan frekuensi tertinggi diseluruh daerah pola pada kedua belah telapak tangan dan kaki dengan presentase 43,3 %. Frekuensi pola open field tertinggi ditemukan pada daerah pola thenar dan hypothenar distal telapak tangan dan pada daerah pola thenar distal, thenar proximal, hypothenar distal, hypothenar proximal dan calcar pada telapak kaki. Frekuensi pola whorl dominan ditemukan pada daerah pola interdigital II, III, dan IV telapak tangan. Frekuensi subtipe pola loop proximal ditemukan diseluruh daerah pola interdigital II telapak kaki. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang jumlah total rigi dan tingkat bilateral asimetri pola dermatoglifi monyet ekor panjang di Taman Nasional Baluran.
Kata kunci: Dermatoglifi; Macaca fascicularis; monyet ekor panjang; Taman Nasional Baluran
Abstract
Variation on long-tailed macaque (Macaca fascicularis) dermatoglyphics in an island and genetic relationships interpopulations are still mainly unrevealed. Until now, there is no reports or scientific studies that reveal the data in Baluran National Park. This study aims to describe the variations of dermatoglyphic patterns of the long-tailed macaque population in Baluran National Park considering that the population of this macaque in the East Java Region has played an important role in the history of its distribution in the Southern Archipelago of Indonesia. The samples were 14 individual consisting of 10 male and 4 female captured randomly from Baluran National Park, Situbondo, East Java. Dermatoglyphic prints were collected using the transparent adhesive tape method. Analysis, found that there were 3 basic patterns of dermatoglyphics namely open field, whorl, and loop. The pattern types on both of the tips of the fingers and toes were are all uniform in whorl pattern. The open field pattern was the highest frequency pattern throughout the pattern area on both of the palms and soles with a percentage of 43.3%. The highest frequency of the open field pattern was found in the thenar and
hypothenar distal pattern areas of the palms and in the thenar distal, thenar proximal, hypothenar distal, hypothenar proximal and calcar patterns areas of the soles. The frequency of the dominant whorl pattern was found in the interdigital pattern area II, III, and IV of the palms. The frequency of the proximal loop pattern subtype was found throughout the second interdigital pattern area of the sole. Further research is needed on the total number of ridges and the level of bilateral asymmetry of dermatoglyphic patterns of long-tailed macaques in Baluran National Park.
Keywords: Baluran National Park; dermatoglyphics; long-tailed macaque; Macaca fascicularis;
PENDAHULUAN
Taman Nasional Baluran merupakan salah satu taman nasional di Indonesia yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Taman Nasional Baluran merupakan rumah dari berbagai jenis satwa liar, salah satunya adalah monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Sejarah penyebaran monyet ekor panjang di Kepulauan Selatan Indonesia masih belum jelas. Ahli primata menyatakan bahwa penyebaran monyet ekor panjang bergerak dari barat ke timur dengan Jawa sebagai sumber awal populasi (Wandia, 2007). Populasi M. Fascicularis di daerah Jawa Timur memiliki peranan penting dalam sejarah penyebaran di Kepulauan Selatan Indonesia karena letak populasi berada di ujung timur Pulau Jawa, yang berpotensi besar bermigrasi ke Pulau Bali (Wandia, et al. 2015).
Monyet ekor panjang dan jenis primata lain memiliki kekerabatan yang dekat dengan manusia. Sama halnya dengan manusia, monyet ekor panjang juga memiliki pola sidik jari. Sidik jari adalah sistem anatomi yang menarik berupa garis atau sulur-sulur yang terdapat pada permukaan kulit telapak tangan dan kaki pada manusia maupun primata lainnya. Dermatoglifi merupakan sebuah metode untuk mendeteksi sejumlah penyakit yang memiliki dasar pewarisan sifat yang kuat dan juga digunakan untuk mendeteksi abnormalitas (Bhat et al., 2014). Selain itu, pola dermatoglifi yang kuat dan stabil serta fakta bahwa setiap individu memiliki detail pola yang berbeda membuatnya memungkinkan digunakan sebagai metode untuk mengidentifikasi suatu individu (Penrose, 1973).
Struktur genetik populasi dapat diungkapkan dengan menerapkan berbagai
sumber marka molekuler (Wandia et al. 2015). Penelitian tersebut menyatakan bahwa data biodiversitas pada tingkat genetik suatu spesies atau populasi bukan saja dapat menerangkan sejarahnya, tetapi juga dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan strategi konservasi dan bahan referensi sehubungan dengan molekuler forensik. Data variasi pola dermatoglifi monyet ekor panjang di dalam suatu pulau dan hubungan genetik antarpopulasi masih banyak yang belum terungkap. Sampai saat ini, belum ada laporan ataupun kajian ilmiah yang mengungkapkan data tersebut di Taman Nasional Baluran. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian tentang masalah tersebut.
METODE PENELITIAN
Objek penelitian
Objek dalam penelitian ini terdiri dari 14 cetakan dermatoglifi tangan dan kaki monyet ekor panjang yang diambil secara acak di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Pengumpulan data sidik jari telah dilakukan pada tahun 2007 dan seluruh sampel sidik jari disimpan di Laboratorium Genetika dan Kultur Jaringan - Pusat Penelitian Satwa Primata, LPPM Universitas Udayana Kampus Bukit-Jimbaran. Sampel sidik jari didapat setelah monyet ekor panjang diberikan anestesi dengan Ketamine (dosis 10 mg/kg berat badan) yang dikombinasikan dengan Xylazine perbandingan 5:1 menggunakan tulup.
Rancangan penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendiskripsikan data yang diperoleh dari hasil pengamatan.
Variabel penelitian
Ada 2 variabel yang diamati dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu monyet ekor panjang yang berada di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Sedangkan variabel terikat yaitu pola dermatoglifi monyet ekor panjang.
Rancangan penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan observasional dengan metode cross sectional. Obyek penelitian adalah cetakan dermatoglifi monyet ekor panjang yang diambil di kawasan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur.
Prosedur penelitian
Penelitian diawali dengan
pengambilan sampel sidik jari pada 14 ekor monyet ekor panjang di Taman Nasional Baluran. Sampel terdiri dari 10 ekor jantan dan 4 ekor betina. Sampel sidik jari didapat setelah monyet ekor panjang diberikan anestesi dengan Ketamine (dosis 10 mg/kg berat badan) yang dikombinasikan dengan Xylazine perbandingan 5:1 menggunakan tulup. Kemudian setiap sampel diberi kode BLM1, BLF2, BLF3, BLM4, BLM5, BLM6, BLM7, BLM8, BLM9, BLM10, BLM11, BLM12, BLF13 dan BLF14. BL menunjukkan lokasi sampel yang diambil yaitu Baluran, F dan M menunjukkan jenis kelamin, F untuk female (betina) dan M untuk male (jantan). Sedangkan nomor di belakangnya menunjukkan nomor urut sampel. Langkah selanjutnya yaitu mengambil sidik jari tangan dengan cara menempelkan telapak tangan pada stempad/bak tempat tangan dan
meletakkannya pada kertas F4 70 gr. Kemudian dilapisi dengan plastik laminasi dan ditempel pada buku gambar A3 dan diberi kode. Sampel kemudian dianalisa dengan menentukan pola dermatoglifi dan arah sulur dengan menggunakan metode yang telah dilakukan oleh Iwamoto, (1964b).
Analisis data
Analisis data dilakukan dengan mengunakan statistik deskriptif.
Pengamatan pola dermatoglifi monyet ekor panjang kemudian dianalisis dengan metode persentase. Kemudian persentase tersebut dideskripsikan sesuai dengan tujuan penelitian.
Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Desember 2022 di Laboratorium Anatomi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian mengenai pola dermatoglifi populasi monyet ekor panjang di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur telah selesai pada bulan Maret 2023. Sampel berjumlah 14 cetakan dermatoglifi tangan dan kaki monyet ekor panjang yang terdiri dari 10 ekor monyet jantan dan 4 ekor monyet betina. Dari 14 sampel cetakan dermatoglifi didapatkan sebanyak 448 pola dari 16 daerah pola dermatoglifi tangan dan kaki.
Hasil
Pola dermatoglifi pada seluruh daerah pola tangan dan kaki monyet ekor panjang di kawasan Taman Nasional Baluran menunjukkan pola open field sebagai pola yang dominan dengan frekuensi sebesar 194 pola (43,3 %) diikuti pola whorl
sebesar 156 pola (34,8 %) kemudian pola loop 98 (21,9 %) dengan jumlah total 448 pola pada tangan dan kaki. Presentase pola dasar dermatoglifi monyet ekor panjang di kawasan Taman Nasional Baluran bisa dilihat pada (Gambar 1).
Dermatoglifi Telapak Tangan
Terdapat 3 pola dasar dermatoglifi pada telapak tangan yaitu pola loop, whorl, dan open field. Pola whorl yang terdapat pada telapak tangan monyet ekor panjang di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur kemudian dibagi lagi ke dalam 3 subtipe yaitu whorl ulnar (Wu), whorl
radial (Wr), dan whorl yang tidak memiliki arah tertentu/whorl concentric (Wo). Tabel pola dermatoglifi pada tangan monyet ekor panjang di Taman Nasional Baluran bisa dilihat pada Tabel 1 dan 2 dibawah ini.
Dermatoglifi Telapak Kaki
Pola dermatoglifi pada telapak kaki monyet ekor panjang di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur ditemukan 3 pola dasar dermatoglifi yaitu whorl, loop, dan open field. Terdapat 4 subtipe pola loop pada telapak kaki monyet ekor panjang di kawasan Taman Nasional Baluran yaitu loop proksimal (Lp), loop distal (Ld), loop fibular (Lf), dan loop tibial (Lt). Tabel pola dermatoglifi pada kaki monyet ekor panjang di Taman Nasional Baluran bisa dilihat pada Tabel 3 dan 4 dibawah ini.
Pembahasan
Pola open field
Pola open field adalah pola dermatoglifi berupa garis-garis sejajar lurus atau sedikit melengkung. Open field sering dianggap sebagai rigi epidermis yang tidak mempunyai pola (Penrose, 1973). Pola open field lebih dikenal pada dermatoglifi monyet daripada dermatoglifi manusia (Iwamoto dan Suryobroto, 1990). Frekuensi pola open field tertinggi ditemukan pada daerah pola thenar dan hypothenar distal telapak tangan dan pada daerah pola thenar distal, thenar proximal, hypothenar distal, hypothenar proximal dan calcar pada telapak kaki.
Pola whorl
Whorl adalah pola yang terbentuk dari beberapa sulur yang membentuk suatu putaran hingga melalui satu sirkuit (Bhat et al., 2014). Tipe pola whorl ditemukan dikedua belah ujung jari tangan dan jari kaki monyet ekor panjang di Taman Nasional Baluran. Pola whorl yang terdapat pada telapak tangan monyet ekor panjang di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur kemudian dibagi lagi ke dalam 3 subtipe yaitu whorl ulnar (Wu), whorl radial (Wr), dan whorl yang tidak memiliki arah tertentu/whorl concentric (Wo). Pada telapak tangan pola whorl dominan ditemukan pada daerah pola interdigial II,
III, dan IV. Frekuensi pola whorl pada seluruh sampel ditemukan sebesar 156 pola (34,8 %).
Pola loop
Loop adalah pola yang terbentuk dari satu atau lebih sulur yang melengkung dari salah satu sisi, berbalik arah, hingga menyentuh atau melewati batas triradius. Loop sendiri merupakan pola yang memiliki hanya 1 triradius (Bhat et al., 2014). Pola loop yang ditemukan di Taman Nasional Baluran sebesar 98 (21,9 %). Pada daerah pola interdigital II telapak kaki monyet ekor panjang di Taman Nasional Baluran seluruh sampel memiliki pola yang sama yaitu subtipe pola loop proximal.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan terdapat 3 pola dasar dermatoglifi monyet ekor panjang di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur yaitu open field, loop, dan whorl. Tipe pola dikedua belah ujung jari tangan dan jari kaki M. fascicularis semuanya seragam berpola whorl. Pola open field merupakan pola dengan frekuensi tertinggi diseluruh daerah pola pada kedua belah telapak tangan dan kaki monyet ekor panjang di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur dengan presentase 43,3 %. Frekuensi pola open field tertinggi ditemukan pada daerah pola thenar dan hypothenar distal telapak tangan dan pada daerah pola thenar distal, thenar proximal, hypothenar distal, hypothenar proximal dan calcar pada telapak kaki. Frekuensi pola whorl dominan ditemukan pada daerah pola interdigital II, III, dan IV telapak tangan. Frekuensi subtipe pola loop proximal ditemukan diseluruh daerah pola interdigital II telapak kaki.
Saran
Berdasarkan temuan dari penelitian serta berbagai kekurangan maupun keterbatasan yang ada, maka penulis memberikan saran perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang jumlah total
rigi dan tingkat bilateral asimetri pola dermatoglifi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Taman Nasional Baluran.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih kepada Ketua Pusat Studi Satwa Primata dan Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana yang telah memfasilitasi penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arrieta MI, Salazar L, Criado B, Martinez B, Lostao CM. 1991. Twin study of digital dermatoglyphic traits:
Investigation of heritability. Am. J. Human Biol. 3(1):11-15.
Bhat GM, Mukhdoomi MA, Shah BA, Ittoo MS. 2014. Dermatoglyphics: in health and disease – a review. Int. J. Res. Med. Sci. 2(1): 31-37.
Hopkins WD, Russell JL, Hostetter A, Pilcher D, Dahl JF. 2005. Grip preference, dermatoghlypics, and hand use in captive chimpanzees (pan
troglodytes). Am. J. Phys. Anthropol. 128: 57-62.
Iwamoto M, Suryabroto B. 1990. Palmar and plantar dermatoglyphics in macaques: a revised method for their description. Primates. 31(3): 431-438.
Iwamoto M. 1964. Morphological studies Macaca fuscata I. Dermatoglyphics of the Hand. Primates. 5(1-2): 53-73.
Jamison CS, Paul LJ, Robert JM. 1994. Effect prenatal testosterone
administration on palmar
dermatoghlyphic intercore ridge counts of rhesus monkey (Macaca mulatta). Bloomington. Indiana.
Penrose LS. 1973. Fingerprints and palmistry. The Lancet.
Soma IG. 2001. Variasi pola dermatoglifik, jumlah rigi total, dan tingkat bilateral asimetri dermatoglifik monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang hidup di beberapa tempat di Bali. Tesis. Surabaya: Universitas
Airlangga.
Wandia IN. 2007. Struktur dan keragaman genetik populasi lokal monyet ekor panjang(Macaca fascicularis) di Jawa Timur, Bali dan Lombok. Disertasi. PRM. IPB. Bogor.
Wandia IN, Putra IGAA, Soma IG. 2015. Genetic structure in long tailed macaque population in the region of East Java: diversity of mithocondrial DNA in Alas Purwo and baluran population. J. Ilmu Kes. Hewan. 3(1): 35-40.
Wandia IN, Putra IGAA, Soma IG. 2015. Polimorfisme gen sry pada populasi monyet ekor panjang di kawasan Jawa Timur. Proc. Seminar Nasional Sain dan Teknologi.
■ Open field
■ Whorl
■ Loop
Gambar 1. Presentase Pola Dasar Dermatoglifi Monyet Ekor Panjang Kawasan Taman Nasional Baluran.
Gambar 2. Pola Open Field Pada Daerah Pola Hypothenar Distal Sampel BLF2
Gambar 3. Pola Whorl Pada Daerah Pola Interdigital II, III, Dan IV Telapak Tangan Individu BLF2
Gambar 4. Gambar Subtipe Pola Loop Proximal Pada Daerah Pola Interdigital II Telapak Kaki Kanan Individu BLM12
Tabel 1. Pola Dermatoglifi Tangan Kanan Tiap Individu Pada Setiap Daerah Pola.
Kode |
Interdigi tal I |
Interdigit al II |
Interdigi tal III |
Interdigi tal IV |
Then ar |
Hp |
Hd |
BLM |
L |
Wo |
Wu |
Wo |
O |
L |
O |
1 | |||||||
BLF2 |
L |
Wu |
Wo |
Wo |
O |
L |
O |
BLF3 |
W |
Wu |
Wo |
Wo |
O |
L |
O |
BLM |
L |
Wu |
Wo |
Wu |
O |
L |
O |
4 | |||||||
BLM |
L |
Wu |
Wu |
Wr |
O |
L |
O |
5 | |||||||
BLM |
L |
Wr |
Wo |
Wo |
O |
L |
Wu |
6 | |||||||
BLM |
L |
Wu |
Wo |
Wo |
O |
W |
O |
7 | |||||||
BLM |
W |
Wu |
Wo |
Wo |
O |
L |
O |
8 | |||||||
BLM |
W |
Wo |
Wo |
Wo |
O |
L |
O |
9 | |||||||
BLM |
W |
Wo |
Wo |
Wo |
O |
L |
O |
10 | |||||||
BLM |
W |
Wu |
Wo |
Wo |
O |
L |
O |
11 | |||||||
BLM |
L |
Wu |
Wu |
Wo |
O |
L |
O |
12 | |||||||
BLF1 |
O |
Wo |
Wo |
Wo |
O |
L |
O |
3 | |||||||
BLF1 |
W |
Wu |
Wo |
Wo |
O |
L |
O |
4 | |||||||
Total |
L = 7 |
Wu = 9 |
Wu =3 |
Wo = 12 |
O = |
L = |
Wu = |
O = 1 |
Wr = 1 |
Wo = 11 |
Wr = 1 |
14 |
13 |
1 | |
W = 6 |
Wo = 4 |
Wu = 1 |
W = |
O = | |||
1 |
13 |
Keterangan : | |
L |
: Loop |
O |
: Open field |
W |
: Whorl |
Wr |
: Whorl radial |
Wu |
: Whorl ulnar |
Wo |
: Whorl concentric |
Hp |
: Hypothenar proximal |
Hd |
: Hypothenar distal |
Tabel 2. Pola Dermatoglifi Tangan Kiri Tiap Individu Pada Setiap Daerah Pola
Kode |
Interdigi tal I |
Interdigi tal II |
Interdigi tal III |
Interdigi tal IV |
Then ar |
Hp |
Hd |
BLM |
L |
Wo |
Wr |
Wr |
O |
L |
O |
1 | |||||||
BLF2 |
W |
Wr |
Wo |
Wr |
O |
L |
O |
BLF3 |
W |
Wr |
Wr |
Wo |
O |
L |
O |
BLM |
L |
Wo |
Wo |
Wr |
O |
L |
O |
4 | |||||||
BLM |
L |
Wr |
Wo |
Wr |
O |
L |
O |
5 | |||||||
BLM |
L |
Wo |
Wo |
Wr |
O |
L |
Wr |
6 | |||||||
BLM |
L |
Wr |
Wr |
Wr |
O |
W |
O |
7 | |||||||
BLM |
W |
Wo |
Wr |
Wr |
O |
L |
O |
8 | |||||||
BLM |
W |
Wo |
Wo |
Wo |
O |
L |
O |
9 | |||||||
BLM |
W |
Wo |
Wo |
Wo |
O |
L |
O |
10 | |||||||
BLM |
W |
Wo |
Wo |
Wo |
O |
L |
O |
11 | |||||||
BLM |
L |
Wr |
Wr |
Wo |
O |
L |
O |
12 | |||||||
BLF1 |
L |
Wo |
Wr |
Wo |
O |
L |
O |
3 | |||||||
BLF1 |
W |
Wo |
Wr |
Wo |
O |
L |
O |
4 | |||||||
Total |
L = 7 |
Wo = 9 |
Wo = 7 |
Wo = 7 |
O = |
L = |
O = |
W = 7 |
Wr = 5 |
Wr =7 |
Wr = 7 |
14 |
13 |
13 | |
W = |
Wr = | ||||||
1 |
1 |
Keterangan :
L : Loop
O : Open field
W : Whorl
Wr : Whorl radial
Wu : Whorl ulnar
Wo : Whorl concentric
Hp : Hypothenar proximal
Hd : Hypothenar distal
Tabel 3. Pola Dermatoglifi Kaki Kanan Tiap Individu Pada Setiap Daerah Pola
Kode |
Interdigital I |
Interdigital II |
Interdigital III |
Interdigital IV |
Thd |
Thp |
C |
Hp |
Hd |
BLM1 |
O |
Lp |
W |
W |
O |
O |
O |
O |
O |
BLF2 |
Ld |
Lp |
W |
O |
Lt |
O |
O |
O |
O |
BLF3 |
W |
Lp |
W |
W |
O |
O |
O |
O |
O |
BLM4 |
Ld |
Lp |
W |
Lf |
O |
Lt |
O |
O |
O |
BLM5 |
Ld |
Lp |
W |
W |
O |
O |
O |
O |
O |
BLM6 |
Ld |
Lp |
W |
Lf |
O |
O |
O |
O |
O |
BLM7 |
Ld |
Lp |
Lp |
W |
O |
O |
O |
O |
O |
BLM8 |
O |
Lp |
W |
W |
O |
O |
O |
O |
O |
BLM9 |
W |
Lp |
Lp |
W |
O |
O |
O |
O |
O |
BLM10 |
W |
Lp |
W |
Lf |
O |
O |
O |
O |
O |
BLM11 |
W |
Lp |
W |
Lf |
O |
O |
O |
O |
O |
BLM12 |
W |
Lp |
W |
W |
O |
O |
O |
O |
O |
BLF13 |
W |
Lp |
W |
Lf |
O |
O |
O |
O |
O |
BLF14 |
Ld |
Lp |
W |
W |
O |
O |
O |
O |
O |
Total |
O = 2 |
Lp = 14 |
W = 12 |
W = 8 |
O = |
O |
O |
O |
O |
Ld = 6 |
Lp = 2 |
O = 1 |
13 |
13 |
= |
= |
= | ||
W = 6 |
Lf = 5 |
Lt = |
Lt |
14 |
14 |
14 | |||
1 |
= 1 |
Keterangan : | |
L |
: Loop |
Lp |
: Loop proximal |
Ld |
: Loop distal |
Lf |
: Loop fibular |
Lt |
: Loop tibial |
C |
: Calcar |
Thp |
: Thenar proximal |
Thd |
: Thenar distal |
O |
: Open field |
W |
: Whorl |
Hp |
: Hypothenar proximal |
Hd |
: Hypothenar distal |
Tabel 4. Pola Dermatoglifi Kaki Kiri Tiap Individu Pada Setiap Daerah Pola
Kode |
Interdigita l I |
Interdigita l II |
Interdigita l III |
Interdigita l IV |
Th d |
Th p |
C |
H p |
H d |
BLM1 |
O |
Lp |
W |
W |
O |
O |
O |
O |
O |
BLF2 |
Ld |
Lp |
W |
W |
Lt |
O |
O |
O |
O |
BLF3 |
W |
Lp |
W |
W |
O |
O |
O |
O |
O |
BLM4 |
Ld |
Lp |
W |
Lf |
O |
Lt |
O |
Lt |
O |
BLM5 |
W |
Lp |
W |
W |
O |
O |
O |
O |
O |
BLM6 |
Ld |
Lp |
W |
Lf |
O |
O |
O |
O |
W |
BLM7 |
Ld |
Lp |
Lp |
W |
O |
O |
O |
O |
O |
BLM8 |
O |
Lp |
W |
W |
O |
O |
O |
O |
O |
BLM9 |
W |
Lp |
Lp |
W |
O |
O |
O |
O |
O |
BLM1 0 |
W |
Lp |
W |
Lf |
O |
O |
O |
O |
O |
BLM1 1 |
W |
Lp |
W |
Lf |
O |
O |
O |
O |
O |
BLM1 2 |
W |
Lp |
W |
W |
O |
O |
O |
O |
O |
BLF13 |
W |
Lp |
W |
Lf |
O |
O |
O |
O |
O |
BLF14 |
Ld |
Lp |
W |
W |
O |
O |
O |
O |
O |
Total |
O = 2 |
Lp = 14 |
W = 12 |
Lf = 5 |
Lt |
Lt |
O |
Lt |
W |
Ld = 5 |
Lp = 2 |
W = 9 |
= 1 |
= 1 |
= |
= |
= | ||
W = 7 |
O = |
O = |
1 |
1 |
1 | ||||
13 |
13 |
4 |
O |
O | |||||
13 |
13 |
Keterangan : | |
L |
: Loop |
Lp |
: Loop proximal |
Ld |
: Loop distal |
Lf |
: Loop fibular |
Lt |
: Loop tibial |
C |
: Calcar |
Thp |
: Thenar proximal |
Thd |
: Thenar distal |
O |
: Open field |
W |
: Whorl |
Hp |
: Hypothenar proximal |
Hd |
: Hypothenar distal |
1343
Discussion and feedback