Buletin Fisika Vol. 19 No. 1 Februari 2018 : 23 – 27

Penentuan Model Formula Empiris Percepatan Getaran Tanah Daerah Denpasar

Determination of Empirical Formula Model of Soil Vibration Acceleration of Denpasar Area

Dwi Karyadi Priyanto1,2, K.N. Suarbawa3, Ardhianto Septiadhi4

  • 1,    3Department of Physics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Udayana University, Kampus Bukit Jimbaran, Badung, Bali, Indonesia 80361

  • 2,    4Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Jl. Raya Tuban, Badung, Bali, Indonesia

3[email protected]

Abstrak – Pada penelitian ini, telah dilakukan penentuan model rumus empiris Percepatan Getaran Tanah/Peak Ground Acceleration (PGA) di daerah Denpasar berdasarkan rumus umum Lin dan Wu dengan menggunakan 62 data PGA observasi yang bersesuaian dengan data parameter gempa bumi tahun 2008-2013 untuk wilayah Bali dan sekitarnya. Berdasarkan analisis regresi diperoleh koefisien geometrical spreading yaitu a=-2,019, koefisien magnitudo b=0,894, konstanta model rumus empiris c=0,551, dan model rumus empiris PGA untuk daerah Denpasar adalah log PGA=(-2,019) log (r)+(0,894) M +0,551. Hasil verifikasi statistik dihasilkan korelasi linier positif kuat 0,853 dengan tingkat residual error 0,035.

Kata kunci: koefisien geometrical spreading, koefisien magnitudo, konstanta model empiris, PGA, model empiris

Abstract – In this research, we have determined the model of empirical formula of Peak Ground Acceleration (PGA) based on general formula of Lin and Wu using 62 observational PGA data which corresponds to earthquake parameter data of Bali and its surroundings for year 2008-2013. Based on the regression analysis, the geometrical spreading coefficient is a = -2.019, the magnitude coefficient b = 0.894, the empirical model formula constant c = 0.551, and the empirical model of PGA model for Denpasar islog PGA=(-2.019) log (r)+(0.894) M +0.551. The results of statistical verification yielded a strong positive linear correlation of 0.853 with the residual error of 0.035.

Key words: geometrical spreading coefficient, magnitude coefficient, empirical model constants, PGA, empirical model

  • I.    PENDAHULUAN

Daerah Bali merupakan daerah yang rawan terjadi gempa bumi besar dan merusak. Percepatan getaran tanah merupakan salah satu parameter yang sangat berperan dalam menentukan tingkat kerusakan tanah dan bangunan yang terjadi di permukaan bumi akibat guncangan gempa bumi. Nilai percepatan getaran tanah dapat diukur dengan sensor accelerometer dan perhitungan menggunakan rumusan empiris pendekatan dari magnitudo dan jarak hiposenter gempa bumi. Ketersediaan jaringan accelerograph yang terbatas dan belum adanya rumus empiris yang di kembangkan untuk wilayah Denpasar serta kekhawatiran akan dampak gempa bumi besar dan merusak, mendorong peneliti untuk mengembangkan suatu rumusan untuk menentukan fungsi atenuasi percepatan getaran tanah maksimum khusus untuk wilayah Denpasar. Pada penelitian ini nilai Percepatan Getaran Tanah Maksimum / Peak Ground Acceleration (PGA) dihitung menggunakan nilai amplitudo maksimum dari alat accelerograph dan di hitung dari komponen horizontal, PGA

dipengaruhi oleh magnitudo dan jarak, dengan menggunakan analisis regresi dapat di tentukan formula empiris PGA model, data-data yang di gunakan berdasarkan tahun 2008-2013 yaitu PGA observasi dan katalog gempa bumi dengan wilayah penelitian (7° - 12 °LS dan 113° - 117°BT) dengan magnitudo ≥ 4,5Mb. kemudian akan di validasi menggunakan data PGA observasi dan katalog gempa bumi tahun 2014.

Manfaat penelitian adalah untuk mengantisipasi kejadian gempa bumi besar dan merusak dengan memaksimalkan rumus empiris sebagai pengganti peralatan accelerograph yang di khawatirkan ikut mengalami kerusakan akibat gempa bumi.

  • II.    LANDASAN TEORI

    • 2.1    Magnitudo Gempa bumi

Magnitudo gempa bumi adalah skala logaritmik kekuatan gempa bumi berdasarkan pengukuran instrumental [1]. Berdasarkan beberapa asumsi sederhana terkait magnitudo kita dapat membagi magnitudo menjadi beberapa jenis, yaitu:

  • 1.    Magnitudo Lokal (ML)

  • 2.    Magnitudo Gelombang Badan (Mb)

  • 3.    Magnitudo Gelombang Permukaan (MS)

  • 4.    Magnitudo Moment (MW).

  • 2.2    Percepatan Getaran Tanah Maksimmum

PGA merupakan salah satu parameter yang sangat penting dalam seismologi teknik. Faktor yang mempengaruhi nilai PGA antara lain magnitudo, kedalaman, jarak epicenter, kondisi tanah / geologi. Nilai percepatan getaran tanah dalam perencanaan bangunan tahan gempa bumi menunjukkan tingkat risiko yang perlu diperhitungkan. Terdapat dua cara untuk menentukan nilai PGA yaitu dengan alat pendeteksi / sensor accelerometer dan perhitungan empiris menggunakan rumus pendekatan magnitudo dan jarak sumber gempa bumi terhadap suatu titik perhitungan serta nilai periode dominan tanah tersebut[2]. Getaran gempa bumi menyebabkan bangunan mengalami pergerakan secara vertikal dan horisontal, dan nilai amplitude maksimum (PGA) pada penelitian ini dihitung berdasarkan pergerakan horisontal (komponen N-S dan E-W).

  • 2.3    Rumus Empiris Percepatan Tanah

Penentuan  model rumus empiris PGA pada

penelitian  ini menggunakan rumusan  umum

berdasarkan penelitian Lin dan Wu (2010) [3] yaitu, log10 PGA=alog10 (r)+bM +c              (1)

PGA adalah nilai percepatan getaran tanah (gal), r adalah jarak hiposenter (Km) dan M adalah magnitudo, nilai a merupakan koefisien geometrical spreading, nilai b adalah koefisien empiris magnitudo dan c adalah konstanta.

  • 2.4    Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat serta memprediksi nilai variabel terikat dengan menggunakan variabel bebas. Pada dasarnya regresi linier merupakan masalah inversi [4]. Jika data (d) dan model (m) masing-masing dinyatakan oleh vector, maka persamaan untuk mendapatkan model parameter menjadi

G(m) = d                           (2)

m = [GTG]-1 GT d                     (3)

  • III.    METODA EKSPERIMEN

Data parameter gempa bumi dan data PGA observasi di sekitar wilayah Bali kurun waktu 20082013 untuk menghitung jarak hiposenter dan diolah menggunakan    analisis    regresi    sehingga

mendapatkan rumus empiris model baru. Kemudian

dengan menggunakan data parameter gempa bumi dan data PGA observasi di sekitar wilayah Bali kurun waktu 2014 dapat dilakukan validasi untuk mencari tingkat kecocokan/korelasi antara nilai PGA hasil rumus empiris dengan nilai PGA observasi.

  • IV.    HASIL DAN PEMBAHASAN

    • 4.1    Menentukan Rumus Empiris Percepatan Getaran Tanah

Dalam menentukan rumusan empiris percepatan tanah data yang diperlukan adalah nilai PGA observasi, magnitudo dan jarak hiposenter terhadap sensor accelerometer. Magnitudo didapatkan melalui katalog gempa bumi 2008-2013, data PGA observasi didapatkan melalui hasil pengamatan dari peralatan accelerograph tahun 2008-2013, sedangkan data jarak hiposenter didapatkan melalui perhitungan rumus segitigabola. Menghitung jarak hiposenter terhadap sensor accelerometer memerlukan beberapa point penting yaitu koordinat lintang dan bujur stasiun / sensor accelerometer, koordinat lintang dan bujur hiposenter gempa bumi, kedalaman gempa bumi dan jari-jari bumi [5].

Untuk mendapatkan rumus empiris percepatan tanah, dalam penelitian ini menggunakan data observasi accelerometer BMKG di wilayah Denpasar selama tahun 2008-2013 beserta dengan parameter gempa yang diperoleh dari katalog gempa BMKG tahun 2008-2013. Tercatat sebanyak 62 rekaman accelerometer dari event gempa bumi di daerah Bali dan sekitarnya. Melalui perhitungan analisis regresi, maka diperoleh koefisien a=-2,019, b=0,894, c=0,551 dan model rumusan empiris PGA di daerah Denpasar berdasarkan data penelitian tahun 2008-2013, adalah sebagai berikut:

log10PGA=(-2,019) log10 (r)+(0,894) Mb+0,551

(4)

Dimana Mb adalah Magnitudo Body/Magnitudo gelombang badan, r adalah jarak hiposenter dan c adalah konstanta.

  • 4.2    Validasi

Setelah mengetahui tingkat ketepatan antara nilai PGA hasil model rumusan empiris dengan nilai PGA observasi, selanjutnya adalah membandingkan hasil PGA model tersebut dengan data obervasi acceleromometer BMKG dan hasil metode percepatan getaran tanah lainnya, dengan menggunakan data observasi acceleromometer pada tahun 2014.

Gambar 4.1. Grafik perbandingan nilai PGA hasil observasi dengan nilai PGA model (rumusan empiris) menggunakan data tahun 2008-2013.

Gambar 4.2. Grafik perbandingan nilai PGA hasil observasi dengan nilai PGA model (rumusan empiris) menggunakan data tahun 2014.

Gambar 4.3. Grafik perbandingan nilai PGA hasil observasi dengan nilai PGA model (rumusan empiris) dan metode percepatan getaran tanah lainnya menggunakan data tahun 2014.

Gambar 4.4. Grafik hasil fungsi atenuasi PGA observasi dan fungsi atenuasi dari rumusan empiris lainnya, terhadap jarak accelerometer <150 km untuk magnitude 4,0 – 4,5 Mb.


Gambar 4.5. Grafik hasil fungsi atenuasi PGA observasi dan fungsi atenuasi dari rumusan empiris lainnya, terhadap jarak accelerometer >150 km untuk magnitude 4,6-5,2 Mb.


Dari hasil Gambar 4.1, terlihat bahwa trend hasil PGA model relatif mendekati hasil PGA observasi. Hanya ada 3 data yang tampak kurang bersesuaian, kemungkinan hal tersebut dipengaruhi oleh kualitas data observasi yang diperoleh. Dari hasil Gambar 4.2, terlihat bahwa trend hasil PGA model relatif mendekati hasil PGA observasi. Dari hasil Gambar 4.3 terlihat bahwa trend hasil PGA model baru, rumusan empiris Fukushima Tanaka, Mc Verry, Widiatmoko dan Setiawan Y.A., relatif mendekati hasil PGA observasi. Beda halnya dengan fungsi Mc Guire, yang relatif jauh dengan hasil observasi. Hal ini, kemungkinan dipengaruhi oleh faktor tektonik area penelitian tiap model, dimana model yang digunakan oleh Mc Guire dilakukan di Amerika Barat, yaitu terhadap Patahan San Andreas. Sementara untuk PGA model baru, rumus empiris Fukushima Tanaka, Mc Verry, Widiatmoko dan Setiawan Y.A. [5, 6], mempunyai kemiripan tektonik area penelitian, dimana terdapat zona

subduksi dan patahan lokal di area penelitiannya. Dibandingkan dengan hasil obsservasi, terlihat data observasi magnitudo 4,0-4,5 Mb dan magnitudo 4,65,2 Mb. menyebar di bawah dan di atas trendline model. Dengan demikian secara kualitatif menunjukkan tingkat kecocokan yang relatif tinggi antara model dengn data.

  • 4.3    Verifikasi Statistik

Verifikasi statistik dilakukan antara hasil PGA berdasarkan rumus empiris baru (model) dan metode percepatan tanah lainnya dengan PGA hasil observasi accelerometer dengan menggunakan beberapa pendekatan, antara lain koefisien korelasi (correlation coefficient) dan nilai tengah ralat kuadrat (Root Mean Square (RMS) error).

Dari hasil metode verifikasi, dapat terlihat bahwa nilai koefisien korelasi (r) mempunyai korelasi yang hampir sama untuk semua model PGA yaitu sekitar 0,8 (mendekati +1), namun korelasi PGA model (rumus empiris baru) lebih tinggi, yaitu 0,853034

atau memiliki korelasi linier positif paling kuat/erat.     menunjukkan hasil yang relatif baik dibandingkan

Jika melihat nilai RMS error, PGA model (rumus    dengan fungsi atenuasi lainnya.

empiris) mempunyai nilai yang paling kecil yaitu

0,035. Secara statistik, PGA model (rumus empiris)

Tabel 4.1. Hasil Verifikasi Tiap Fungsi Atenuasi terhadap Hasil Observasi

Fungsi Atenuasi

Model

Mc Guire

Fukushima Tanaka

McVerry

Widiatmoko

Setiawan Y.

A.

R (Korelasi)

0,853

0,796

0,768

0,785

0,721

0,850

RMS Error

0,035

0,441

0,078

0,151

0,240

0,288

  • V.    KESIMPULAN

Model rumus empiris percepatan getaran tanah (PGA) dari penelitian ini memiliki tingkat kecocokan yang cukup tinggi dengan hasil PGA observasi berdasarkan grafik perbandingan dan verifikasi statistik. Dibandingkan dengan motode fungsi atenuasi atau model rumus empiris yang sudah ada sebelumnya, model rumus empiris PGA baru relatif lebih baik dan mendekati hasil PGA observasi. Berdasarkan analisis regresi dengan menggunakan data gempa bumi dan data PGA kurun waktu tahun 2008-2013, maka diperoleh koefisien a=-2,019, b=0,894, c=0,551 dan model rumus empiris percepatan getaran tanah di daerah Denpasar sebagai berikut:

log PGA=(-2.019) log  (r)+(0.894) M +0.551

Saran

Untuk meningkatkan akurasi model atenuasi percepatan tanah ini diperlukan jumlah data yang banyak dan variasi data yang lebih beragam. Perlu untuk memperhitungkan kondisi geologi lokal dalam penentuan model rumusan percepatan getaran tanah yang lebih akurat.

PUSTAKA

  • [1]    Bormann, Peter., Chapter 1: History, Aim and Scope of the 1st and 2nd Edition of the IASPEI, New Manual of Seismologi Observatory

  • [2]    Fauzi, dkk, Aplikasi Sistem Informasi Geografi Untuk Peta Bencana Alam Di Indonesia, BMKG, 2005.

  • [3]    Lin and Wu., Magnitude Determination Using Strong Ground Motion Attenuation in Earthquake Early Warning, Geophysical Research Letters, vol. 37, 2010, L07304.

  • [4]    Grandis, H., Pengantar Pemodelan Inversi Geofisika, Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), 2009.

  • [5]    Setiawan, Y. A., Kajian Fungsi Atenuasi Percepatan Tanah Di Daerah Bali Dan Sekitarnya,    Skripsi    Program    Studi

Meteorologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, ITB, 2012.

  • [6]    Widiyatmoko, Kajian Fungsi Atenuasi Percepatan Tanah Daerah Sumatera Bagian Tengah, Tesis Program Studi Magister Sains Kebumian, Bandung, 2011.

Practice, GFZ, 2002.

27